Anda di halaman 1dari 25

TRIAGE

DEFINISI

Triase adalah suatu sistem


pembagian/klasifikasi
prioritas klien berdasarkan
berat ringannya kondisi
klien atau kegawatanya
yang memerlukan tindakan
segera.
KLASIFIKASI TRIAGE
1. Multiple Casualty Triage Simple Triage and Rapid
Treatment (START)

Ideal untuk Incident korban massal tetapi tidak terjadi


functional collapse rumah sakit (Hospital Preparedness for
Emergencies & Disasters, 2016)

Memungkinkan memilah pasien mana yang perlu


dievakuasi lebih dulu ke rumah sakit.

Prinsip dari START adalah untuk mengatasi ancaman


nyawa, jalan nafas yang tersumbat dan perdarahan masif
arteri.

TIDAK BOLEH LEBIH DARI 60 DETIK


PERPASIEN
Klasifikasi Triage START

Prioritas Pertama ( MERAH )


Gangguan ABC

Prioritas Sedang ( KUNING )


Tanpa gangguan AB tapi bisa
memburuk perlahan ( patah
tulang paha )

Prioritas Rendah
( HIJAU )
Luka ringan/histeris

Bukan Prioritas
( HITAM ) MENINGGAL
Metode Triage START

(Simple, Triage, And,


Rapid, Treatment)
0 -> Awal
1 -> Air Way
2 -> Breathing
3 -> Sirkulasi
4 -> Kesadaran
0. Awal

 Panggil semua korban yang


dapat berjalan, dan
perintahkan pergi kesuatu
tempat.

 Semua korban ditempat ini


dapat kartu hijau
1. Airway

Penderita terdekat ->Masih


bernafas ??

Tidak bernafas buka airway

Tetap tidak bernafas : Hitam

Bila kembali bernafas : Merah

Bernafas spontan  Tahap berikutnya


2. Breathing

Napas spontan

> 30 x / menit : Merah

< 30 x / menit : Tahap Berikut


3. Sirkulasi

Capillary refill:

> 2 detik : Merah

< 2 detik : Tahap berikut


4. Kesadaran

Tidak dapat mengikuti perintah-> Merah

Dapat Mengikuti Perintah -> Kuning


ALGORITMA START
Triage In Hospital

Sistem triase IGD


memiliki banyak variasi
dan modifikasi yang
sesuai dengan kondisi
masing-masing rumah
sakit.
EMERGENCY SEVERITY INDEX
(ESI)

 Emergency severity index (ESI)


sangat mudah untuk diaplikasikan
dalam dunia pelayanan kesehatan.

 Didalamnya terdapat lima level


kategori kegawat-daruratan
dengan mempertimbangkan
tingkat keakutan kondisi pasien
dan jumlah penolong.
ALGORITMA ESI

 Mempertimbangkan aspek
penting yang meliputi :
 Apakah pasien membutuhkan
tindakan life saving sesegera
mungkin?
 Berapa lama pasien dapat
menunggu?
 Berapa estimasi jumlah penolong
yang dibutuhkan?
 Bagaimana kondisi tanda-tanda
vital pasien?
Gambar
Algoritma Triage ESI
Prioritas 1:

Merupakan pasien-pasien dengan kondisi yang


mengancam jiwa atau kerusakan organ (Impending
Life/Limb Threatening Problem) sehingga membutuhkan
tindakan penyelematan jiwa yang segera.
Berikut ini merupakan contoh kondisi
yang masuk dalam ategori ESI Level I

1. Cardiac arrest (henti jantung)


2. Respiratory Arrest (henti nafas)
3. Distress pernafasan yang berat
4. Sp.O2 < 90%
5. Pasien trauma dengan penurunan
kesadaran
6. Overdosis dengan frekuensi nafas
6 x/menit
7. Pasien dengan pernafasan
Agonal / gasping
8. Dll.
Prioritas 2:

1. Kondisi yang BERPOTENSI mengancam jiwa atau


organ dan Membutuhkan pertolongan yang sifatnya
segera dan tidak dapat ditunda.

2. Parameter prioritas 2 : ABCD stabil dengan


penurunan kesadaran tapi tidak sampai koma (GCS
8-12).
Contoh Kasus Prioritas 2

1. Serangan asma
2. Abdomen akut
3. Luka sengatan listrik
4. Dll
Prioritas 3:

Merupakan pasien-pasien yang membutuhkan evaluasi


yang mendalam dan pemeriksaan klinis yang
menyeluruh (perlu kolaborasi dengan beberapa SDM
lintas profesi )
1. Sebelum menetapkan pasien
untuk ESI tingkat 3, perawat
perlu melihat tanda-tanda vital
pasien dan memutuskan apakah
pasien berada pada kriteria usia
yang sesuai.

2. Jika tanda-tanda vital berada di


luar kriteria, perawat triase
harus mempertimbangkan
upgrade tingkat triase untuk ESI
tingkat 2.
Parameter TTV yang perlu
dipertimbangkan pada Prioritas 3

1. Serangan asma
2. Abdomen akut
3. Luka sengatan listrik
4. Dll
Contoh prioritas 3

Sepsis yang memerlukan pemeriksaan


laboratorium, radiologis dan EKG,
demam tifoid dengan komplikasi dan
lain-lain
Prioritas 4

1. Merupakan pasien-pasien yang


memerlukan satu macam sumber
daya perawatan IGD.

2. Contoh prioritas 4 antara lain :


Pasien BPH yang memerlukan
kateter urine, vulnus laceratum
yang membutuhkan hecting
sederhana dan lain-lain.
DAFTAR PUSTAKA
1. An International Consensus on Science The American Heart Association in
collaboration with the International Laison Committee on Resuscitation
(ILCOR). 2010.
2. Fildes, J. (2008). Advanced Trauma Life Support for Doctors eight edition.
Amerika : American College of Surgeons Committe on Trauma.
3. Health Association. (2000). Guide Line 2015 for Cardiopulmonary
Resuscitation and Emergency Cardiovascular Care.Supplement to
Circulation, 102,
4. Indonesia Kementrian Kesehatan (2012). Pedoman Rujukan Nasional.
Jakarta : Kementrian Kesehatan
5. International Trauma-Life Support for Trauma Care Providers, 7th edition
6. Pro Emergency (2020). Triage Course. Bogor : PT. Pro Em
7. Scott, H. R., Blyth, K.G., Jones, J. B. (2009). Davidson's Foundations of
Clinical Practice, 1st Edition. England: Churchill Livingstone. eBook ISBN:
9780702048135
8. Subing, D.M. & Ariffatin, F. (2015). Kurikulum PTBMMKI 2015/2016.
Jakarta : PTBMMKI
9. YAGD. (2010). Basic Trauma Life Support dan Basic Cardiac Life Support
ed. III.Jakarta: Yayasan ambulans Gawat Darurat 118

Anda mungkin juga menyukai