Anda di halaman 1dari 5

SIRKUMSISI

No. Dokumen : 09/SOP/Pol.Bedah-NP I/2016


SOP No. Revisi
Tgl. Terbit
: 00
: 01 April 2016
Halaman :1-5
UPT PUSKESMAS
Kepala UPT
UKUI Puskesmas Nusa Penida I

dr. I Ketut Rai Sutapa


NIP. 197904012006041012

1. Pengertian
Sirkumsisi adalah tindakan pengangkatan sebagian/seluruh
prepusium penis dengan tujuan tertentu
Indikasi untuk dilakukan sirkumsisi adalah :
 Fimosis
 Parafimosis.
 Balanitis recurrent
 Kondiloma akuminata

1. Sebagai acuan bagi tenaga medis dalam melakukan tindakan


2. Tujuan
Sirkumsisi
2. Menjaga hygiene penis dari smegma dan sisa-sisa urine
3. Menjaga terjadinya infeksi pada glands atau preputium penis
(balanoposthitis)
4. Mencegah terjadinya kanker penis

1. SK Kepala Puskesmas Nusa Penida I No 1 Tahun 2016 tentang


3. Kebijakan
Jenis- jenis Pelayanan
2. SK Kepala Puskesmas Nusa Penida I No 62 Tahun 2016 tentang
Standar Layanan Klinis SK Kepala Puskesmas Nusa Penida I No
62 Tahun 2016 tentang Standar Layanan Klinis

4. Referensi
Buku Ajar Ilmu Bedah FKUI
Persiapan
5. Prosedur
Peralatan Sirkumsisi
 Gunting jaringan 1 buah
 Klem arteri lurus 3 buah
 Klem arteri bengkok 1 buah
 Pinset anatomis 1 buah
 Pemegang jarum (needle holder) 1 buah
 Jarum jahit kulit 1 buah

Perlengkapan Sirkumsisi

1/5
 Kapas
 Kassa steril
 Plester
 Kain penutup steril yang berlubang di tengahnya (duk)
 Spuit 3 ml atau 5 ml
 Benang plain cat gut ukuran 3.0
 Sarung tangan steril
 Larutan NaCl 0,9 % atau aqua destilata

Obat-obatan Sirkumsisi
 Lidokain HCL 2% (tanpa campuran adrenalin)
 Larutan antiseptik: larutan sublimate, povidon iodin 10%, dan
alkohol 70%.
 Salep antibiotik (kloramfenikol 2% atau tetrasiklin 2%)
 Analgesik oral (antalgin atau parasetamol)
 Antibiotik oral (ampisilin/amoksisilin/eritromisin)
 Adrenalin 1 : 1000

Langkah-langkah :
1. Persiapan pasien Pasien telah mandi dengan membersihkan alat
kelamin (genetaliannya) dengan sabun
2. Operator cuci tangan
3. Operator memakai sarung tangan
4. Asepsis dan antisepsis : Bersihkan daerah genetalia dengan
alkohol 70% untuk menghilangkan lapisan lemak. Bersikan
daerah genetalia dengan povidon iodin 10% dengan kapas dari
sentral ke perifer membentuk lingkaran ke arah luar (sentrifigal)
dengan batas atas tepi pusar dan batas bawah meliputi seluruh
skrotum.
5. Letakkan kain penutup stril yang berlubang
6. Anestesi local : Digunakan anestesi local dengan menggunakan
lidokain 2%.
a. Lakukan anastesi blok pada n. dorsalis penis dengan
memasukkan jarum pada garis medial di bawah simpisis
pubis sampai menembus fascia Buck (seperti menembus
kertas) suntikkan 1,5 ml, tarik jarum sedikit, tusukkan
kembali miring kanan/kiri menenbus fascia dan suntikkan
masing-masing 0,5 ml; lakukan aspirasi dahulu sebelum
menyuntik untuk mengetahui apakah ujung jarum berada
dalam pembuluh darah atau tidak. Jika darah yang

2/5
teraspirasi maka pindahkan posisi ujung jarum, aspirasi
kembali. Bila tidak ada yang teraspirasi, masukanlah zat
anastesi.
b. Lakukan anastesi infiltrasi di lapisan subkutis ventral penis
0,5-0,75 ml untuk kedua sisi.
7. Pembersihan glans penis : Buka glans penis sampai sampai
sulkus korona penis terpapar. Bila ada perlengketan, bebaskan
dengan klem arteri atau dengan kassa steril. Bila ada smegma,
bersihkan dengan kassa mengandung larutan sublimat.
8. Periksa apa anestesi sudah efektif: Caranya dengan melakukan
penjepitan pada daerah frenulum dengan klem.
9. Pasang klem pada prepusium di arah jam 6, 11, dan 1 dengan
ujung klem mencapai ± 1,5 cm dari sulkus korona penis.
Tujuannya sebagai pemandu tindakan dorsumsisi dan sarana
hemostasis.
10. Lakukan dorsomsisi dengan menggunting kulit dorsum penis
pada jam 12 menyusur dari distal ke proksimal sampai dengan
0,3-0,5 cm dari korona.
11. Pasang jahitan kendali dengan menjahit batas ujung dorsomsisi
kulit agar pemotongan kulit selanjutnya lebih mudah dan
simetris.
12. Gunting secara melingkar (tindakan sirkumsisi) dimulai dari
dorsal pada titik jahitan jam 12 melingkari penis, sisakan
mukosa sekitar 0,5 cm. Pada sisi frenulum, pengguntingan
membentuk huruf V di kiri dan kanan klem. Pemotongan harus
simetris, dan sama panjang antara kulit dan mukosa.
13. Atasi perdarahan yang timbul ada jepitan klem, kemudian
lakukan penjahitan hemostasis dengan benang cutgut.
14. Lakukan penjahitan aproksimasi kulit dengan mukosa jahit kiri
dan kanan glans biasanya masing-masing 2-3 simpul. Prinsipnya
adalah mempertemukan pinggir kulit dan pinggir mukosa.
15. Jahit mukosa distal frenulum (jam 6) dengan jahitan angka 8
atau 0.
16. Setelah penjahitan selesai, gunting mukosa frenulum di sebelah
distal dari jahitan sebelumnya, dan bersihkan dengan iodine 10%
lalu beri salep kloramfenikol 2%
17. Pembalutan. Gunakan kassa yang telah diolesi salep antibiotic,
Jangan sampai penis terpuntir saat membalut.
18. Pemberian obat-obatan. Analgasik oral (antalgin atau
parasetamol), Antibiotik oral (ampisilin, amoksisilin, eritromisin).
Pemberian obat-obatan ini dapat dimulai 2-3 jam sebelum

3/5
sirkumsisi
19. Anjuran pasca operasi.Penjelasan pada pasien atau orang tua.
Balutan dibuka 4-5 hari kemudian membasahi perban dengan
rivanol. Bila ada infeksi, pemberian antibiotik diteruskan hingga
hari ke 6-7

6. Diagram/

Bagan Alir

7. Unit Terkait
1. Poliklinik Bedah

4/5
I Nyoman Purna
Dibuat oleh
Perawat

Dr. Agus Putu Agung


Penanggung Jawab UKP

Disetujui oleh Dr. I Ketut Apriantara


WMM

5/5

Anda mungkin juga menyukai