PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu unsur penting dan sangat vital yang menentukan keberhasilan
akreditasi BLUD Puskesmas Ukui adalah bagaimana mengatur sistem
perdokumentasian dokumen. Pengaturan sistem dokumentasi dalam satu proses
implementasi akreditasi BLUD Puskesmas Ukui dianggap penting karena
dokumen merupakan acuan kerja, bukti pelaksanaan dan penerapan kebijakan,
program dan kegiatan, serta bagian dari salah satu persyaratan Akreditasi BLUD
Puskesmas Ukui. Dengan adanya sistem dokumentasi yang baik dalam suatu
institusi/organisasi diharapkan fungsi-fungsi setiap personil maupun bagian-bagian
dari organisasi dapat berjalan sesuai dengan perencanaan bersama dalam upaya
mewujudkan kinerja yang optimal.
Dokumen yang dimaksud dalam Akreditasi BLUD Puskesmas Ukui secara
garis besar dibagi atas dua bagian yaitu dokumen internal dan eksternal. Dokumen
tersebut digunakan untuk membangun dan membakukan sistem manajemen mutu
dan sistem manajemen pelayanan. Dokumen internal tersebut adalah kebijakan,
Pedoman, Standar operasional prosedur (SOP) dan dokumen lain disusun
berdasarkan peraturan perundangan dan pedoman-pedoman eskternal yang
berlaku.
Agar para pemangku kepentingan Akreditasi BLUD Puskesmas Ukui
memiliki acuan dan memudahkan dalam melakukan dokumentasi perlu disusun
pedoman penyusunan dokumen akreditasi BLUD Puskesmas Ukui.
2. Tujuan
a. Tersedianya pedoman bagi kepala, penanggung jawab dan pelaksanan upaya
di BLUD Puskesmas Ukui dalam menyusun dokumen dokumen yang
berpedoman pada pedoman penyusunan dokumen Akreditasi | Fasilitas
tingkat pertama cetakan 2017
b. Tersedianya pedoman bagi pendamping akreditasi di dinas kabupaten/kota
untuk melakukan pendamping pada BLUD Puskesmas Ukui
c. Tersedianya pedoman bagi surveior dalam melakukan penilaian akreditasi
BLUD Puskesmas Ukui
Tersedianya pedoman penyusunan dokumen untuk pelatihan akreditasi BLUD
Puskesmas Ukui.
C. Sasaran
1. Pelatih akreditasi
2. Pendamping dan surveior akreditasi BLUD Puskesmas Ukui
3. Kepala BLUD Puskesmas Ukui, penanggung jawab, pelaksana dan tim
mutu/akreditasi BLUD Puskesmas Ukui
4. Pemerhati akreditasi BLUD Puskesmas Ukui
D. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 No 144; Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5063);
2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang pemerintah daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5587); sebagaimana telah diubah beberapa
kali, terahir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan
Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
3. Peraturan Presiden Nomor 35 Tahun 2015 tentang Kementrian Kesehatan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 59);
4. Permenkes Nomor 46 Tahun 2015 tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik
Pratama, Tempat Praktik Mandiri Dokter dan Tempat Praktik Mandiri Dokter
Gigi;
5. Permenkes Nomor 64 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementrian Kesehatan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor
1508) sebagaimana telah diubah dengan dengan Peraturan Mentri Kesehatan
Nomor 30 tahun 2018 tentang Perubahan atas Peraturan Mentri Kesehatan
Nomor 64 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementrian Kesehatan
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 945);
6. Permenkes Nomor 39 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Indonesia Sehat
dengan Pendekatan Keluarga;
7. Permenkes Nomor 43 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan;
8. Permenkes Nomor 44 Tahun 2016 tentang Pedoman Manajemen Puskesmas;
9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat;
10. Keputusan Kepala BLUD Puskesmas Ukui Nomor:
445/PKM-U/SK/KMP/I/2018/
BAB II
DOKUMENTASI AKREDITASI BLUD PUSKESMAS UKUI
A. Definisi Operasional
1. Surat perintah tugas adalah naskah dinas dari atasan yang ditujukan kepada
bawahan yang berisi perintah untuk melaksanakan pekerjaan sesuai dengan tugas
dan fungsinya.
2. Surat perintah perjalanan dinas adalah naskah dinas dari pejabat yang berwenang
kepada bawahan atau pejabat tertentu untuk melaksanakan perjalanan dinas yang
disertai pemberian fasilitas perjalanan dan pembiayaan.
3. Surat perjanjian adalah naskah dinas yang berisi kesepakatan bersama antara dua
belah pihak atau lebih untuk melaksanakan tindakan atau perbuatan hukum yang
telah disepakati bersama.
4. Surat kuasa adalah naskah dinas dari pejabat yang berwenang kepada bawahan
berisi pemberian wewenang dengan atas namanya untuk melakukan suatu tindakan
tertentu dalam rangka kedinasan.
5. Surat undangan adalah naskah dinas dari pejabat yang berwenang berisi undangan
kepada yang bersangkutan untuk hadir pada waktu, tempat dan acara yang
ditentukan.
6. Notulen adalah naskah dinas yang memuat catatan proses sidang atau rapat.
7. Daftar hadir adalah naskah dinas dari pejabat berwenang yang berisi keterangan
atas kehadiran seseorang.
1. Dokumen Internal
Sistem manajemen mutu, sistem penyelenggara pelayanan upaya perorangan,
dan sistem penyelenggara upaya masyarakat (untuk Puskesmas) perlu dibakukan
berdasarkan dokumen internal yang ditetapkan oleh Kepala BLUD Puskesmas
Ukui. Dokumen internal tersebut disusun dan ditetapkan dalam bentuk dokumen
yang harus disediakan oleh BLUD Puskesmas Ukui untuk memenuhi standar
akreditasi.
2. Dokumen Ekstenal
Dokumen Eksternal yang berupa peraturan perundangan dan pedoman-
pedoman yang diberlakukan oleh Kementrian, Dinas Provinsi/Kabupaten/Kota dan
organisasi profesi, yang merupakan acuan bagi BLUD Puskesmas Ukui dalam
menyelenggarakan administrasi manajemen dan upaya perorangan serta khusus
bagi Puskesmas untuk penyelenggaraan upaya masyarakat.
A. Kebijakan
Kebijakan adalah Peraturan/ Surat Keputusan yang ditetapkan oleh Kepala
BLUD Puskesmas Ukui yang merupakan garis besar yang bersifat mengikat dan
wajib dilaksanakan oleh penanggung jawab maupun pelaksana. Berdasarkan
kebijakan tersebut, disusun pedoman/ panduan dan standar operasional prosedur
(SOP) yang memberikan kejelasan langkah-langkah dalam pelaksanaan kegiatan
di Puskesmas , Klinik Pratama, Tempat Praktik Mandiri Dokter dan Tempat
Praktik Mandiri Dokter Gigi.
Penyusunan Peraturan/Surat Keputusan tersebut harus didasarkan pada
peraturan perundangan, baik Undang-undang, Peraturan Pemerintah, Peraturan
Presiden, Peraturan Daerah, Peraturan Menteri dan pedoman-pedoman teknis yang
berlaku seperti yang ditetapkan oleh Kementrian, Kementrian Dalam Negeri,
Dinas Provinsi, dan Dinas Kabupaten/ Kota.
Peraturan/ Surat Keputusan Kepala BLUD Puskesmas Ukui dapat dituangkan
dalam pasal-pasal dalam keputusan tersebut, atau merupakan lampiran dari
peraturan/ keputusan.
Format Peraturan/ Surat Keputusan disesuaikan dengan Peraturan Daerah yang
berlaku atau dapat disusun sebagai berikut :
1. Pembukaan ditulis dengan huruf kapital:
a. Kebijakan : Peraturan/Keputusan Kepala (sebutkan nama BLUD
Puskesmas Ukui).
b. Nomor : ditulis sesuai sistem penomoran di BLUD Puskesmas Ukui
c. Judul : ditulis judul Peraturan/Keputusan tentang ...
2. Konsideran, Meliputi:
a. Menimbang:
1) Memuat uraian singkat tentang pokok-pokok pikiran yang menjadi latar
belakang dan alasan pembuatan keputusan
2) Huruf awal kata “Menimbang” ditulis dengan huruf kapital diakhiri dengan
tanda baca titik dua ( : ), dan diletakkan di bagian kiri
3) Konsideran menimbang diawali dengan penomoran menggunakan huruf
kecil dan dimulai dengan kata “bahwa” dengan “b” huruf kecil, dan diakhiri
dengan tanda baca (;)
b. Mengingat:
1) Memuat dasar kewenangan dan peraturan perundangan yang memerintahkan
pembuat Peraturan/Surat Keputusan tersebut
2) Peraturan perundangan yang menjadi dasar hukum adalah peraturan yang
tingkatannya sederajat atau lebih tinggi
3) Kata “Mengingat” diletakkan di bagian kiri sejajar kata menimbang
4) Konsideran yang berupa peraturan perundangan diurutkan sesuai dengan
hirarki tata perundangan dengan tahun yang lebih awal disebut lebih dulu,
diawali dengan nomor 1,2, dst, dan diakhiri dengan tanda baca (;)
3. Diktum:
a. Diktum “MEMUTUSKAN” ditulis simetris di tengah, seluruhnya dengan huruf
kapital;
b. Diktum “MENETAPKAN” dicantumkan setelah kata memutuskan sejajar dengan
kata menimbang dan mengingat, huruf awal kata menetapkan ditulis dengan huruf
kapital, dan diakhiri dengan tanda baca titik dua ( : ) ;
c. Nama keputusan sesuai dengan judul keputusan (kepala), seluruhnya ditulis dengan
huruf kapital.
4. Batang Tubuh:
a. Batang tubuh memuat semua subtansi Peraturan/Surat Keputusan yang dirumuskan
dalam diktum-diktum dengan huruf kapital, misalnya:
KESATU :
KEDUA : dst
b. Dicantumkan saat berlakunya Peraturan/Surat Keputusan, perubahan, pembatalan,
pencabutan ketentuan, dan peraturan lainnya
c. Materi kebijakan dapat dibuat sebagai lampiran Peraturan/ Surat Keputusan, dan
pada halaman terakhir ditandai tangani oleh pejabat yang menetapkan
peraturan/Surat Keputusan.
5. Kaki:
Kaki Peraturan/Surat Keputusan merupakan bagian akhir subtansi yang memuat
penanda tangan penerapan Peraturan/Surat Keputusan, pengundangan
peraturan/keputusan yang terdiri dari :
a. Tempat dan tanggal penetapan
b. Nama jabatan
c. Tanda tangan pejabat, dan
d. Nama lengkap pejabat yang menanda tangani
e. Mencantumkan gelar, Nomor induk pegawai
6. Lampiran Peraturan/Surat Keputusan:
a. Halaman pertama harus dicantumkan nomor dan judul Peraturan/surat keputusan,
sebelah kanan atas halaman
b. Halaman terakhir harus ditanda tangani oleh kepala BLUD Puskesmas Ukui.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk dokumen peraturan/ surat keputusan yaitu:
1. Kebijakan yang telah ditetapkan Kepala BLUD Puskesmas Ukui tetap berlaku
meskipun terjadi penggantian Kepala BLUD Pusekesmas Ukui hingga adanya
kebutuhan revisi atau pembatalan.
2. Pembaharuan, revisi atau pembatalan kebijakan di tuangkan ke dalam diktum terakhir,
setelah diktum penetapan Kebijakan tersebut contoh :
KE EMPAT : dengan terbitnya Surat Keputusan ini, maka Surat Keputusan
Nomor : ............... dinyatakan tidak berlaku lagi.
3. Untuk kebijakan berupa Peraturan, pada Batang Tubuh tidak ditulis sebagai diktum
tetapi dalam bentuk Bab-bab dan Pasal-pasal.
B. Manual Mutu
Manual mutu adalah dokumen yang memberi informasi yang konsisten ke dalam
maupun ke luar tentang sistem manajemen mutu. Manual mutu disusun, ditetapkan,
dan dipelihara oleh organisasi. Manual mutu tersebut meliputi:
Kata Pengantar
I. Pendahuluan
A. Latar belakang
1. Profil Organisasi
2. Kebijakan Mutu
3. Proses Pelayanan (Proses Bisnis)
B. Ruang Lingkup
C. Tujuan
D. Landasan hukum dan acuan
E. Istilah dan definisi
II. Sistem Manajemen Mutu dan Sistem Penyelenggaraan Pelayanan:
A. Persyaratan umum
B. Pengendalian dokumen
C. Pengendalian rekaman
III. Sistem Manajemen Mutu dan Sistem Penyelenggaraan Pelayanan:
A. Persyaratan umum
B. Pengendalian dokumen
C. Pengendalian rekaman
IV. Tinjauan Manajemen:
A. Umum
B. Masukan Tinjauan Manajemen
C. Luaran Tinjauan
V. Manajemen Sumber Daya:
A. Penyediaan sumber daya
B. Manajemen sumber daya manusia
C. Infrastruktur
D. Lingkungan kerja
VI. Penyelenggara Pelayanan
A. Upaya Masyarakat Puskesmas:
1. Perencanaan Upaya Masyarakat, akses dan pengukuran kinerja
(Penilaian Kinerja Puskesmas (PKP))
2. Proses yang berhubungan dengan sasaran:
a. Penetapan persyaratan sasaran
b. Tinjauan terhadap persyaratan sasaran
c. Komunikasi dengan sasaran
3. Pembelian (jika ada)
4. Penyelenggaraan UKM:
a. Pengendalian proses penyelenggaran upaya
b. Validasi proses penyelenggaraan upaya
c. Identifikasi dan mampu telusur
d. Hak dan kewajiban sasaran
e. Pemeliharaan barang milik pelanggan (jika ada)
f. Manajemen risiko dan keselamatan
5. Pengukuran, analisis, dan penyempurnaan sasaran kinerja UKM:
a. Umum
b. Pemantauan dan pengukuran:
1) Kepuasan pelanggan
2) Audit internal
3) Penilaian Kinerja Puskesmas:
a) Pemantauan dan pengukuran proses
b) Pemantauan dan pengukuran hasil layanan
c. Pengendalian jika ada hasil yang tidak sesuai
d. Analisis data
e. Peningkatan berkelanjutan
f. Tindakan korektif
g. Tindakan preventif
B. Pelayanan klinis (Upaya Perseorangan):
1. Perencanaan pelayanan klinis
2. Proses yang berhubungan dengan pelanggan
3. Pembelian/pengadaan barang terkait dengan pelayanan klinis:
a. Proses pembelian
b. Verifikasi barang yang dibeli
c. Kontrak dengan pihak ketiga
4. Penyelenggaraan pelayanan klinis
a. Pengendalian proses pelayanan klinis
b. Validasi proses pelayanan
c. Identifikasi dan ketelusuran
d. Hak dan kewajiban pasien
e. Pemeliharaan barang milik pelanggan (spesiemen, rekam medis,
dsb)
f. Manajemen risiko dan keselamatan pasien
5. Peningkatan Mutu Pelayanan Klinis dan Keselamatan Pasien:
a. Penilaian indikator kinerja klinis
b. Pengukuran pencapaian sasaran keselamatan pasien
c. Pelaporan insiden keselamatan pasien
d. Analisis dan tindak lanjut
e. Penerapan manajemen risiko
6. Pengukuran, analisis, dan penyempurnaan:
a. Umum
b. Pemantauan dan pengukuran:
1) Kepuasan pelanggan
2) Audit internal
3) Pemantauan dan pengukuran proses, kinerja
4) Pemantauan dan pengukuran hasil layanan
c. Pengendalian jika ada hasil yang tidak sesuai
d. Analisis data
e. Peningkatan berkelanjutan
f. Tindakan korektif
g. Tindakan preventif
VII. Penutup
Lampiran (jika ada)
Kata Pengantar
Bab I. Pendahuluan
Bab III. Indikator dan standar kinerja untuk tiap upaya dan jenis
pelayanan Puskesmas.
E. Pedoman / panduan
Pedoman/panduan adalah : kumpulan ketentuan dasar yang memberi arah
langkah-langkah yang harus dilakukan. Pedoman merupakan dasar untuk
menentukan dan melaksanakan kegiatan. Panduan adalah petunjuk dalam
melakukan kegiatan, sehingga dapat diartikan pedoman mengatur beberapa hal,
sedangkan panduan hanya mengatur 1 (satu) kegiatan. Pedoman/panduan dapat
diterapkan dengan baik dan benar melalui penerapan SOP.
Mengingat sangat bervariasinya bentuk dan isi pedoman/pandauan maka
BLUD Puskesmas Ukui menyusun/membuat sistematika buku pedoman/
panduan sesuai kebutuhan.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk dokumen pedoman atau panduan
yaitu:
1. Setiap pedoman atau panduan harus dilengkapi dengan peraturan atau
keputusan kepala BLUD Puskesmas Ukui untuk pemberlakukan pedoman/
panduan tersebut
2. Peraturan Kepala BLUD Puskesmas Ukui tetap berlaku meskipun terjadi
penggantian Kepala BLUD Puskesmas Ukui
3. Setiap pedoman/ panduan sebaiknya dilakukan evaluasi minimal setiap 2-3
tahun sekali
4. Bila kementrian telah menerbitkan Pedoman/ panduan untuk suatu
kegiatan/ pelayanan tertentu, maka BLUD Puskesmas Ukui dalam membuat
pedoman/ panduan wajib mengacu pada pedoman/ panduan yang
diterbitkan oleh Kementrian
5. Format baku sistematika pedoman panduan yang lazim digunakan sebagai
berikut :
a. Format Pedoman Pengorganisasian Unit Kerja Kata pengantar
1) BAB I Pendahuluan
2) BAB II Gambaran Umum BLUD Puskesmas Ukui
3) BAB III Visi, Misi, Falsalah, Nilai dan Tujuan BLUD Puskesmas
Ukui
4) BAB IV Struktur Organisasi BLUD Puskesmas Ukui
5) BAB V Struktur Organisasi Unit Kerja
6) BAB VI Uraian Jabatan
7) BAB VII Tata Hubungan Kerja
8) BAB VIII Pola Ketenagaan dan Kualifikasi Personil
9) BAB IX Kegiatan Orientasi BAB X Pertemuan/ Rapat
10) BAB XI Pelaporan
a) Laporan Harian
b) Laporan Bulanan
c) Laporan Tahunan
b. Format Pedoman Pelayanan Unit Kerja Kata Pengantar
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Pedoman
C. Sasaran Pedoman
D. Ruang Lingkup Pedoman
E. Batasan Operasional
BAB II STANDAR KETENAGAAN
A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia
B. Distribusi Ketenagaan
C. Jadwal Kegiatan
BAB III STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruang
B. Standar Fasilitas
BAB IV TATA LAKSANA PELAYANAN
A. Lingkup Kegiatan
B. Metode
C. Langkah Kegiatan
BAB V LOGISTIK
BAB IX PENUTUP
2. Komponen SOP
Pengertian
Tujuan
Kebijakan (Dibunyikan Tentang dan Nomor SK)
Referensi
Prosedur
Diagram Alir
Unit Terkait
Dokumen Terkait
Historis
Penjelasan:
Penulisan SOP yang harus tetap di dalam tabel/kotak adalah : nama Puskesmas
dan logo, judul SOP, nomor dokumen, tanggal terbit dan tanda tangan Kepala
Puskesmas, sedangkan untuk pengertian, tujuan, kebijakan, prosedur/langkah-
langkah, dan unit terkait boleh tidak diberi tabel/kotak.
f. Petunjuk Pengisian SOP
1) Logo : logo yang dipakai adalah logo Pemerintah kabupaten/kota,
dan lambang Puskesmas.
2) Kotak Kop/Heading diisi sebagai berikut :
a) Heading hanya dicetak halaman pertama.
b) Kotak BLUD Puskesmas Ukui diberi Logo pemerintah daerah,
dan nama Puskesmas.
c) Kotak Judul diberi Judul /nama SOP sesuai proses kerjanya.
d) Nomor Dokumen: diisi sesuai dengan ketentuan penomeran yang
berlaku di Puskesmas/BLUD Puskesmas Ukui yang
bersangkutan, dibuat sistematis agar ada keseragaman.
e) No. Revisi: diisi dengan status revisi, dapat menggunakan angka.
Contoh: dokumen baru diberi angka jumlah revisi ke berapa.
f) Tanggal terbit: diberi tanggal sesuai tanggal terbitnya atau
tanggal diberlakukannya SOP tersebut.
g) Halaman: diisi nomor halaman dengan mencantumkan juga total
halaman untuk SOP tersebut (misal 1/5). Namun, di tiap halaman
selanjutnya dibuat footer misalnya pada halaman kedua: 2/5,
halaman terakhir: 5/5.
h) Ditetapkan Kepala BLUD Puskesmas Ukui: diberi tanda tangan
Kepala BLUD Puskesmas Ukui dan nama jelasnya.
3) Isi SOP Isi dari SOP setidaknya adalah sebagai berikut:
a) Pengertian: diisi definisi judul SOP, dan berisi penjelasan dan
atau definisi tentang istilah yang mungkin sulit dipahami atau
menyebabkan salah pengertian/menimbulkan multi persepsi.
b) Tujuan: berisi tujuan pelaksanaan SOP secara spesifik. Kata
kunci: “Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk...”
c) Kebijakan: berisi kebijakan Kepala BLUD Puskesmas Ukui yang
menjadi dasar dibuatnya SOP tersebut, misalnya untuk SOP
imunisasi pada bayi, pada kebijakan dituliskan: Keputusan
Kepala BLUD Puskesmas No 445/PKM-U/SK/KMP/I/2020/
tentang Penerapan Manajemen Risiko Dalam Pelaksanaan
Program Maupun Pelayanan di Puskesmas Ukui.
d) Referensi: berisi dokumen eksternal sebagai acuan penyusunan
SOP, bisa berbentuk buku, peraturan perundangan-undangan,
ataupun bentuk lain sebagai bahan pustaka.
e) Langkah-langkah prosedur: bagian ini merupakan bagian utama
yang menguraikan langkah-langkah kegiatan untuk
menyelesaikan proses kerja tertentu.
f) Unit terkait: berisi unit-unit yang terkait dan atau prosedur terkait
dalam proses kerja tersebut. Dari keenam isi SOP sebagaimana
diuraikan di atas, dapat ditambahkan antara lain : bagan alir,
dokumen terkait.
g) Diagram Alir/ bagan alir (Flow Chart): Di dalam penyusunan
prosedur maupun intruksi kerja sebaiknya dalama langkah-
langkah kegiatan dilengkapi dengan diagram alir/ bagan alir
untuk memudahkan dalam pemahaman langkah-langkahnya.
Adapun bagan alir secara garis besar dibagi menjadi dua macam,
yaitu diagram alir makro dan diagram alir mikro.
1) Diagram alir makro, menunjukkan kegiatan-kegiatan secara
garis besar dari proses yang ingin kita tingkatkan, hanya
mengenal satu simbol, yaitu simbol balok:
(d) Penghubung:
(e) Dokumen:
(f) Arsip:
I. Rekam Implementasi
1. Rekam implementasi adalah dokumen yang menjadi bukti obyektif dari
kegiatan yang diakukan atau hasil yang dicapai sesuai kegiatan yang
direncanakan.
2. Catatan/ rekam implementasi sebagai bukti pelaksanaan kegiatan juga harus
dikendalikan. Organisasi harus menetapkan SOP terdokumentasi untuk
mendefinisikan pengendalian yang diperlukan untuk identifikasi,
penyimpanan, perlindungan, pengembalian, lama simpan dan permusnahan.
Catatan/ rekam implementasi harus dapat terbaca, segara dapat
teridentifikasi dan dapat diakses kembali.
BAB IV
PENUTUP
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................................
B. Maksud dan tujuan...........................................................................................
C. Sasaran............................................................................................................
D. Dasar Hukum...................................................................................................
BAB IV PENUTUP
No. Dokumen : 01
Status Revisi : 1
Tgl. Berlaku : 20 Januari 2020
05
PEDOMAN TATA NASKAH DOKUMEN