PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Salah satu unsur penting dan sangat vital yang menentukan keberhasilan akreditasi
UPT Puskesmas Batua adalah bagaimana mengatur sistem pedokumentasian dokumen.
Pengaturan sistem dokumentasi dalam satu dalam proses implementasi akreditasi
UPT Puskesmas Batua dianggap penting karena dokumen merupakan acuan kerja, bukti
pelaksanaan dan penerapan kebijakan, program dan kegiatan, serta bagian dari salah satu
persyaratan Akreditasi UPT Puskesmas Batua. Dengan adanya sistem dokumentasi yang
baik dalam suatu institusi/organisasi diharapkan fungsi-fungsi setiap personil maupun
bagian-bagian dari organisasi dapat berjalan sesuai dengan perencanaan bersama dalam
upaya mewujudkan kinerja yang optimal.
Dokumen yang dimaksud dalam Akreditasi UPT Puskesmas Batua secara garis besar
dibagi atas dua bagian yaitu dokumen internal dan eksternal. Dokumen tersebut digunakan
untuk membangun dan membakukan sistem manajemen mutu dan sistem manajemen
pelayanan. Dokumen internal tersebut berupa Kebijakan, Pedoman/Panduan, Standar
operasional prosedur (SOP) dan dokumen lain disusun berdasarkan peraturan perundangan
dan pedoman-pedoman (regulasi) eksternal yang berlaku.
Agar para pemangku kepentingan Akreditasi UPT Puskesmas Batua memiliki acuan
dan memudahkan dalam melakukan dokumentasi perlu disusun Pedoman Penyusunan
Dokumen Akreditasi UPT Puskesmas Batua.
A. Tata Naskah
Untuk ketentuan tata naskah UPT Puskesmas Batua memberlakukan terhadap semua
dokumen yang akan disusun dalam akreditasi dengan mengacu pada Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara no. 80 Tahun 2012 tentang Pedoman Tata naskah Dinas
Instansi Pemerintah dan Permenkes 1538 tahun 2011 tentang Pedoman Tata Naskah Dinas
Kementrian Kesehatan, Adapun ketentuan yang dipergunakan oleh UPT Puskesmas Batua
adalah sebagai berikut :
1. Pengertian
a. Tata Naskah dinas adalah pengelolaan informasi tertulis yang meliputi pengaturan
jenis, format, penyiapan, pengamanan, pengabsahan, distribusi dan penyimpanan
naskah dinas serta media yang digunakan dalam komunikasi kedinasan.
b. Naskah Dinas adalah Informasi tertulis sebagai alat komunikasi kedinasan yang
dibuat dan atau dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang di UPT Puskesmas Batua.
c. Format adalah naskah dinas yang menggambarkan tata letak dan redaksional, serta
penggunaan lambang/logo dan cap dinas.
d. Stempel/cap dinas adalah tanda identitas dari suatu jabatan atau Instansi
e. Kop naskah dinas adalah kop surat yang menunjukan nama Instansi.
f. Kewenangan adalah kekuasaan yang melekat pada suatu jabatan.
g. Delegasi adalah pelimpahan wewenang dan tanggung jawab dari pejabat ke pejabat
atau pejabat dibawahnya.
h. Mandat adalah pelimpahan wewenang yang diberikan oleh atasan kepada bawahan
untuk melakukan suatu tugas tertentu atas nama yang memberi mandat.
i. Penandatanganan naskah dinas adalah hak, kewajiban dan tanggungjawab yang
ada pada seorang pejabat untuk menandatangani naskah dinas sesuai dengan
tugas dan kewenangan pada jabatannya.
j. Keputusan kepala Instansi adalah naskah dinas dalam bentuk dan susunan produk
hukum yang bersifat penetapan, individual, konkrit dan final.
k. Logo adalah gambar atau huruf sebagai identitas instansi.
l. Surat biasa adalah naskah dinas yang berisi pemberitahuan, pertanyaan, permintaan
jawaban atau saran dan sebagainya.
m. Surat keterangan adalah naskah dinas yang berisi pemberitahuan, pertanyaan,
permintaan jawaban atau saran dan sebagainya.
n. Surat izin adalah naskah dinas yang berisi persetujuan terhadap suatu permohonan
yang dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang.
o. Surat perintah tugas adalah naskah dinas dari atasan yang ditujukan kepada
bawahan yang berisi perintah untuk melaksanakan pekerjaan sesuai tugas dan
fungsinya.
p. Surat perintah perjalanan dinas adalah naskah dinas dari pejabat yang berwenang
kepada bawahan atau pejabat tertentu untuk melaksanakan perjalanan dinas.
q. Surat undangan adalah naskah dinas dari pejabat yang berwenang berisi undangan
kepada pejabat/pegawai yang tersebut pada alamat tujuan untuk menghadiri suatu
acara kedinasan.
r. Nota dinas adalah naskah dinas yang bersifat internal berisi komunikasi kedinasan
antar pejabat atau dari atasan kepada bawahan dan dari bawahan kepada atasan.
s. Lembar disposisi adalah naskah dinas dari pejabat yang berwenang berisi petunjuk
tertulis kepada bawahan.
t. Surat pengantar adalah naskah dinas beisi jenis dan jumlah barang yang berfungsi
sebagai tanda terima.
u. Notulen adalah naskah dinas dari pejabat yang berwenang berisi catatan tertentu.
v. Daftar hadir adalah naskah dinas dari pejabat berwenang yang berisi keterangan
atas kehadiran seseorang.
2. Asas Naskah Dinas, terdiri atas :
Asas efisien dan efektif, Asas pembakuan, Asas akuntabilitas, Asas keterkaitan, Asas
kecepatan dan ketepatan, Asas keamanan.
3. Prinsip Naskah dinas : ketelitian, kejelasan, singkat dan padat, logis dan meyakinkan.
4. Penyelenggaraan naskah dinas : pengelolaan surat masuk dan keluar, tingkat
keamanan, kecepatan proses, penggunaan kertas surat, pengetikan sarana administrasi
dan komunikasi perkantoran, warna dan kualitas kertas.
5. Kecepatan proses surat : kilat (batas waktu 1 x 24 jam setelah surat diterima), segera
(batas waktu 2 x 24 jam setelah surat diterima), penting (batas waktu 3 x 24 jam setelah
surat diterima), dan biasa (batas waktu maksmum 5 hari kerja setelah surat diterima).
6. Pengetikan :
a. Bentuk Huruf (fonts)
1) Setiap tulisan naskah dinas menggunakan bentuk huruf Arial Ukuran 12 spasi
1,5 dan Arial Ukuran 11
2) Untuk tulisan cover judul depan menggunakan bentuk huruf kapital Arial Narrow
ukuran 22 bold spasi 1,5 dan logo puskesmas yang berdiameter 5 cm.
3) Nomor halaman berada di tepi kanan bawah
b. RuangTepi (Margin)
Demi keserasian dan kerapian (estetika) dalam penyusunan naskah dinas,
diatur supaya tidak seluruh permukaan kertas digunakan secara penuh. Oleh karena
itu, perlu ditetapkan batas antara tepi kertas dan naskah, baik pada tepi atas, kanan,
bawah, maupun pada tepi kiri sehingga terdapat ruang yang dibiarkan kosong.
Penentuan ruang tepi dilakukan berdasarkan ukuran yang terdapat pada peralatan
yang digunakan untuk membuat naskah dinas,yaitu:
1) Ruang tepi atas : 2 cm dari tepi atas kertas;
2) Ruang tepi bawah : 2,5 cm dari tepi bawah kertas;
3) Ruang tepi kiri : 3 cm dari tepi kiri kertas;
4) Ruang tepi kanan : 2 cm dari tepi kanan kertas.
Catatan:
Dalam pelaksanaannya, penentuan ruang tepi seperti tersebut di atas bersifat
fleksibel, disesuaikan dengan banyak atau tidaknya isi suatu naskah dinas.
c. Format kepala naskah
Format kepala naskah diperuntukkan terhadap dokumen surat keputusan
saja, sedangkan format kepala naskah Standar Operasional Prosedur (SOP)
mengikuti aturan pedoman penyusunan akreditasi UPT Puskesmas Batua.
Catatan:
Dalam pelaksanaannya, penggunaan format kepala naskah seperti tersebut
di atas bersifat fleksibel, sesuai keperluan dokumennya.
Untuk contoh format kepala naskah yaitu kop surat keputusan UPT
Puskesmas Batua beserta cara pembuatan isinya, susunannya adalah sebagai
berikut :
d. Penggunaan kertas surat : kertas yang digunakan untuk naskah dinas adalah HVS
70 gram, ukuran kertas untuk semua naskah dinas yang digunakan adalah Folio/ F4
(215 x 330 mm).
e. Tinta yang digunakan untuk penandatanganan dan paraf naskah dinas berwarna
hitam atau biru.
f. Metode Penomoran
Metode penomoran dokumen ditetapkan sebagai berikut:
a) Pedoman menggunakan formasi : 445.C/PDM/BB/DD/XX/YYYY
Keterangan : C : Nomor Urut
PDM : Kode Pedoman
B : Jenis pedoman (Standar Kepemimpinan dan
Manajemen Puskesmas) ditulis KMP, (Upaya
Kesehatan Masyarakat) ditulis UKM, (Upaya
Kesehatan Perseorangan dan Penunjang ditulis
UKPP), (Program Prioritas Nasiona)l ditulis PPN,
(Peningkatan Mutu Puskesmas) ditulis PMP
D : Inisial Puskesmas di tulis PKM-BT
X : Bulan
Y : Tahun
b) Panduan menggunakan formasi : 445.C/PD/BB/DD/XX/YYYY
Keterangan : C : Nomor Urut
PD : Kode Panduan
B : Jenis pedoman (Standar Kepemimpinan dan
Manajemen Puskesmas) ditulis KMP, (Upaya
Kesehatan Masyarakat) ditulis UKM, (Upaya
Kesehatan Perseorangan dan Penunjang ditulis
UKPP), (Program Prioritas Nasiona)l ditulis PPN,
(Peningkatan Mutu Puskesmas) ditulis PMP
D : Inisial Puskesmas di tulis PKM-BT
X : Bulan
Y : Tahun
c) Surat Keputusan (SK) menggunakan formasi : 445.C/SK/BB/DD/XX/YYYY
Keterangan C : Nomor Urut
SK : Nama Dokumen
B : Jenis pedoman (Standar Kepemimpinan dan
Manajemen Puskesmas) ditulis KMP, (Upaya
Kesehatan Masyarakat) ditulis UKM, (Upaya
Kesehatan Perseorangan dan Penunjang ditulis
UKPP), (Program Prioritas Nasiona)l ditulis PPN,
(Peningkatan Mutu Puskesmas) ditulis PMP
D : Inisial Puskesmas di tulis PKM-BT
X : Bulan
Y : Tahun
e) Penerbitan Dokumen
a) Dokumen SOP & SK, Pedoman, Panduan internal diberlakukan mulai tanggal 02
Januari 2023
b) Dokumen-dokumen lain yang sudah terbit di atas 5 tahun maka dibuatkan SK
pemberlakuan kembali.
f) Pengkodean Surat (Kode klasifikasi Arsip)
a) 440 : Kesehatan Umum
b) 800 : Kepegawaian
c) 900 : Keuangan
d) 445 : Puskesmas
Contoh :
Nomor : 445.01/PKM-BT/I/2023
Tahun Terbit
Perencanaan adalah: suatu proses kegiatan secara urut yang harus dilakukan untuk
mengatasi permasalahan dalam rangkamencapai tujuan yang telah ditentukan dengan
memanfaatkan sumberdaya yang tersedia secara berhasil guna dan berdaya guna.
Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP) diartikan sebagai proses penyusunan
rencana kegiatan Puskesmas pada tahun yang akan datang, dilakukan secara sistematis
untuk mengatasi masalah atau sebagian masalah kesehatan masyarakat diwilayah kerjanya.
Perencanaan Puskesmas mencakup semua kegiatan upayaPuskesmas yang
dilakukan di Puskesmas baik dalam menjalankan fungsi penyelenggaraan Upaya Kesehatan
Masyarakat (UKM) maupun Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP) tingkat pertama, UKM
baik esensial, maupun pengembangan sebagai rencana Tahunan Puskesmas yang dibiayai
oleh pemerintah, baik pemerintah pusat maupun daerah serta sumber dana lain.
1. Mekanisme Perencanaan Tingkat Puskesmas.
Langkah pertama dalam mekanisme Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP)
adalah dengan menyusun Rencana Usulan Kegiatan yang meliputi usulan mencakup
seluruh kegiatan Puskesmas.
Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan (RUK) memperhatikan berbagai kebijakan
yang berlaku, baik secara global, nasional maupun daerah sesuai dengan hasil kajian
data dan informasi yang tersedia di Puskesmas. Puskesmas perlu mempertimbangkan
masukan dari masyarakat melalui kajian maupun asupan dari lintas sektoral Puskesmas.
Rencana Usulan Kegiatan harus dilengkapi usulan pembiayaan untuk kebutuhan
rutin, sarana, prasarana dan operasional Puskesmas. RUK yang disusun merupakan
RUK tahun mendatang (H+1). Penyusunan RUK tersebut dilakukan pada bulan Januari
tahun berjalan (H) berdasarkan hasil kajian pencapaian kegiatan tahun sebelumnya (H-
1) dan diharapkan proses penyusunan RUK telah selesai dilaksanakan di Puskesmas
pada akhir bulan Januari tahun berjalan (H). RUK kemudian dibahas di Dinas Kesehatan
Kabupaten/ Kota selanjutnya terangkum dalam usulan Dinas Kesehatan Kabupaten/
Kota akan diajukan ke DPRD untuk memperoleh persetujuan pembiayaan dan dukungan
politis.
Setelah mendapatkan persetujuan, selanjutnya diserahkan ke Puskesmas melalui
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Berdasarkan alokasi biaya yang telah disetujui
tersebut,secara rinci RUK dijabarkan ke dalam rencana pelaksanaan kegiatan (RPK).
Penyusunan RPK dilaksanakan pada bulan Januari tahun berjalan dalam forum
Lokakarya Mini yang pertama.
2. Tahap Penyusunan Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP).
a. Tahap persiapan.
Tahap ini mempersiapkan staf Puskesmas yang terlibat dalam proses
penyusunan RUK agar memperoleh kesamaan pandangan dan pengetahuan untuk
melaksanakan tahap-tahap perencanaan. Kepala Puskesmas membentuk Tim
Penyusun PTP yang anggotanya terdiri dari staf Puskesmas.
b. Tahap analisis situasi.
Tahap ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai keadaan dan
permasalahan yang dihadapi Puskesmas melalui proses analisis terhadap data
yang dikumpulkan tim yang telah ditunjuk oleh Kepala Puskesmas. Data-data
tersebut mencakup data umum, dan data khusus (hasil penilaian kinerja
Puskesmas).
3. Tahap penyusunan RUK.
Penyusunan RUK memperhatikan hal-hal untuk mempertahankan kegiatan yang
sudah dicapai pada periode sebelumnya dan memperhatikan program/ upaya yang
masih bermasalah, menyusun rencana kegiatan baru yang disesuaikan dengan kondisi
kesehatan di wilayah tersebut dan kemampuan Puskesmas.
Penyusunan RUK terdiri dua tahap, yaitu:
h. Analisis Masalah dan Kebutuhan Masyarakat.
Analisis masalah dan kebutuhan masyarakat dilakukan melalui kesepakatan
Tim Penyusun PTP dan lintas sektoral Puskesmas melalui:
i. Identifikasi masalah dan kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan,
melalui analisis kesehatan masyarakat (community healthanalysis),
ii. Menetapkan urutan prioritas masalah,
iii. Merumuskan masalah,
iv. Mencari akar penyebab, dapat mempergunakan diagram sebab akibat, pohon
masalah, curah pendapat, dan alat lain yang dapat digunakan.
i. Penyusunan RUK.
Penyusunan RUK meliputi Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Upaya
Kesehatan Perseorangan (UKP) tingkat pertama, UKM esensial dan
pengembanganyang meliputi :
i. Kegiatan tahun yang akan datang,
ii. Kebutuhan sumber daya,
iii. Rekapitulasi rencana usulan kegiatan.
3. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan.
Rencana Pelaksanaan Kegiatan baik Upaya KesehatanMasyarakat (UKM) dan
Upaya Kesehatan Perorangan dan Penunjang(UKPP) tingkat pertama, UKM esensial
dan pengembangan secara bersama-sama, terpadu dan terintegrasi, dengan langkah-
langkah:
JUDUL SOP
No. Dokumen :
Logo Kabupaten/kota Lambang Puskesmas
No. Revisi :
Tanggal Terbit :
SOP
Halaman :
2. Jika SOP disusun lebih dari satu halaman, pada halaman kedua dan seterusnya
SOP dibuat dengan menyertakan kop/heading.
1) Contoh Komponen SOP
1. Pengertian
2. Tujuan
3. Kebijakan
4. Referensi
6. Langkah Langkah
7. Bagan alir
9. Unit terkait
Format SOP (Standar Operasional Prosedur) yang dibakukan oleh UPT Puskesmas Batua
adalah dengan contoh sebagai berikut :
JUDUL SOP
No. Dokumen :
SOP
No. Revisi :
Tanggal Terbit:
Halaman :
1. Pengertian
2. Tujuan
3. Kebijakan
4. Referensi
9. Unit terkait
2) Penjelasan :
a. Penulisan SOP harus tetap di dalam kotak adalah : nama puskesmas
dan logo, judul SOP, nomor dokumen, tanggal terbit dan tanda tangan
kepala puskesmas
b. Logo kabupaten dan lambang puskesmas baik surat keputusan
maupun SOP berdiameter 2 cm.
c. Tulisan judul SOP Arial Narrow 14 bold, spasi judul 1,5 cm, panjang
kotak 7 cm
d. Kotak logo kabupaten/kota lebar menyesuaikan, logo puskesmas
menyesuaikan
e. Nomor dokumen, nomor revisi, tanggal terbit, halaman spasi 1,5 lebar
6 cm, Arial Narrow 12 cm.
f. Tulisan SOP pada kotak samping menggunakan Arial Narrow 12 bold,
lebar kotak 1 cm.
g. Penulisan UPT Puskesmas Batua lebar 3,5 cm, panjang 2 cm,
penulisannya Arial Narrow 12 (center)
h. Penulisan Kepala Puskesmas Arial Narrow 12, dan penulisan NIP
Arial Narrow 12.
i. Kop SOP dan komponen SOP formatnya jadi satu, untuk garis tengah
di komponen SOP sejajar dengan garis kanan kop logo kabupaten.
j. Untuk pengertian, tujuan, kebijakan, referensi, prosedur, diagram alir
(bila perlu), unit terkait, rekaman historis perubahan, lebar kotak
menyesuaikan isi materi.
3. Petunjuk Pengisian SOP
a. Logo:
Bagi Puskesmas, logo yang dipakai adalah logo Pemerintah
kabupaten/kota, dan lambang Puskesmas.
b. Kotak Kop/Heading diisi sebagai berikut:
1) Heading dicetak halaman pertama dan Halaman selanjutnya
2) Kotak Kop kanan kiri diberi Logo pemerintah daerah, dan
lambang Puskesmas.
3) Kotak Judul diberi Judul /nama SOP sesuai proses kerjanya.
4) Nomor Dokumen: diisi sesuai dengan ketentuan penomoran
yang berlaku di UPT Puskesmas Batua.
5) No. Revisi: diisi dengan status revisi, dapat menggunakan huruf.
Contoh: dokumen baru diberi huruf A, dokumen revisi pertama diberi huruf B dan
seterusnya. Tetapi dapat juga dengan angka, misalnya untuk dokumen baru dapat
diberi nomor 00, sedangkan dokumen revisi pertama diberi nomor 01, dan
seterusnya.
6) Tanggal terbit: diberi tanggal sesuai tanggal terbitnya atau tanggal
diberlakukannya SOP tersebut.
7) Halaman: diisi nomor halaman dengan mencantumkan juga total
halaman untuk SOP tersebut (misal 1/5). Namun, di tiap
Halaman selanjutnya dibuat footer misalnya pada halaman
kedua: 2/5, halaman terakhir:5/5.
8) Ditetapkan Kepala Puskesmas: diberi tanda tangan Kepala dan
nama dan gelarnya serta Nomer Induk Pegawai (NIP).
4. Isi SOP
Isi dari SOP setidaknya adalah sebagai berikut:
1) Pengertian: diisi definisi judul SOP, danberisi penjelasan dan atau
definisi tentang istilah yang mungkin sulit dipahami atau
menyebabkan salah pengertian/ menimbulkan multi persepsi.
2) Tujuan: berisi tujuan pelaksanaan SOP secara spesifik. Kata
kunci: “ Sebagai acuanpenerapan langkah-langkah untuk
……”.
3) Kebijakan: berisi kebijakan Kepala UPT Puskesmas Batua yang menjadi dasar
dibuatnya SOP tersebut, misalnya untuk SOP imunisasi pada bayi,pada kebijakan
dituliskan: Keputusan Kepala UPT Puskesmas Batua No 005/2014 tentang
Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak.
4) Referensi: berisi dokumen eksternal sebagai acuan penyusunan SOP,bisa
berbentuk buku, peraturan perundang-undangan, ataupun
bentuk lain sebagai bahan pustaka.
5) Alat dan bahan
6) Langkah-langkah: bagian ini merupakan bagian utama yang menguraikan
langkah-langkah kegiatan untuk menyelesaikan
proses kerja tertentu.
7) bagan alir :
Di dalam penyusunan prosedur maupun instruksi kerja sebaiknya dalam
langkah-langkah kegiatan dilengkapi dengan diagram alir/ bagan alir untuk
memudahkan dalam pemahaman langkah-langkahnya. Adapun bagan alir
secara garis besar dibagi menjadi dua macam, yaitu diagram alir makro dan
diagram alir mikro.
(1) Diagram alir makro, menunjukkan kegiatan-kegiatan secara garis besar
dari proses yang ingin kita tingkatkan, hanya mengenal satu simbol, yaitu
simbol balok:
- Akhir kegiatan:
- Simbol keputusan Ya
Tidak
- Penghubung:
- Dokumen :
- Arsip :
6. Evaluasi SOP
Evaluasi SOP dilakukan terhadap isi maupun penerapan SOP.
1) Evaluasi penerapan/ kepatuhan terhadapSOP dapat dilakukan dengan
menilai tingkat kepatuhan terhadap langkah-langkah dalam SOP. Untuk
evaluasi ini dapat dilakukandengan menggunakan daftar tilik/check list:
a. Daftar tilik adalah daftar urutan kerja (actions) yang dikerjakan secara
konsisten, diikuti dalam pelaksanaan suatu rangkaian kegiatan, untuk
diingat,dikerjakan, dan diberi tanda (checkmark).
b. Daftar tilik merupakan bagian dari sistem manajemen mutu untuk
mendukung standarisasi suatu proses pelayanan.
c. Daftar tilik tidak dapat digunakan untuk SOP yang kompleks.
d. Daftar tilik digunakan untuk mendukung, mempermudah pelaksanaan
dan memonitor SOP, bukan untuk menggantikan SOP itu sendiri.
e. Langkah-langkah menyusun daftar tilik:
Langkah awal menyusun daftar tilik dengan melakukan Identifikasi
prosedur yang membutuhkan daftar tilik untuk mempermudah
pelaksanaan danmonitoringnya.
1. Gambarkan flow-chart dari prosedur tersebut,
2. Buat daftar kerja yang harus dilakukan,
3. Susun urutan kerja yang harus dilakukan,
4. Masukkan dalam daftar tilik sesuai dengan format tertentu,
5. Lakukan uji-coba,
6. Lakukan perbaikan daftar tilik,
7. Standarisasi daftar tilik.
f. Daftar tilik untuk mengecek kepatuhan terhadap SOP dalam langkah-
langkah kegiatan, dengan rumus sebagai berikut.
1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 44 tahun 2016 tentang manajemen
Puskesmas
2. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik
Indonesia No. 35 Tahun 2012 Tentang Pedoman Penusunan standar Operasional Prosedur
Administrasi Pemerintahan
3. Pedoman Perencanaan Tingkat Puskesmas, Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat
Departemen Kesehatan RI 2006;
PEDOMAN PENYUSUNAN
DOKUMEN AKREDITASI
PEDOMAN PENYUSUNAN
DOKUMEN AKREDITASI
UPT Puskesmas Batua
drg Nurwahidah
Pedoman penyusunan dokumen akreditasi ini menguraikan Sistem penyusunan dokumen UPT
Puskesmas Batua Makassar dan merupakan pedoman dalam melaksanakan tugas bagi seluruh
staf. Perubahan terhadap Sistem Manajemen Mutu tidak diperbolehkan tanpa persetujuan
Kepala UPT Puskesmas Batua dan Wakil Manajemen Mutu (WMM) dan harus ditetapkan dengan
mengacu pada prosedur mutu yang terkandung di dalam dokumen ini.
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan
hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan Pedoman Penyusunan Dokumen Akreditasi UPT
Puskesmas Batua. Pedoman ini kami susun sebagai salah satu upaya untuk memberikan acuan
dan kemudahan dalam pelaksanaan persiapan re akreditasi baik oleh pendamping maupun staf
UPT Puskesmas Batua.
Akreditasi mempersyaratkan adanya pembuktian pelaksanaan seluruh kegiatan pelayanan
melalui dokumentasi dan penelusuran, karena pada prinsip akreditasi, seluruh kegiatan harus
tertulis dan apa yang tertulis harus dikerjakan dengan sesuai. Pedoman ini berisi acuan yang
dapat digunakan dalam menyusun dokumen akreditasi UPT Puskesmas Batua.
Pada kesempatan ini perkenankan saya untuk menyampaikan ucapan terima kasih dan
apresiasi kepada semua karyawan yang telah terlibat dalam proses penyusunan Pedoman
Penyusunan Dokumen Akreditasi di UPT Puskesmas Batua.
Semoga dengan digunakannya buku ini dapat mempermudah karyawan dalam
menyiapkan dokumen akreditasi UPT Puskesmas Batua.
drg. Nurwahidah
Nip. 19711007 200604 2 016
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL...........................................................................................................................
i
HALAMAN PENGESAHAN ………………………………………………………………………………...
ii
KATA PENGANTAR..........................................................................................................................
iii
DAFTAR ISI......................................................................................................................................
iv
Bab I. Pendahuluan......................................................................................................................
1
A. Latar Belakang........................................................................................................
1
B. Maksud dan Tujuan ................................................................................................
1
C. Sasaran...................................................................................................................
2
D. Dasar Hukum..........................................................................................................
2
Bab II. Dokumentasi Akreditasi UPT Puskesmas Batua..................................................................
4
A. Jenis Dokumen Berdasarkan Sumber.....................................................................
4
B. Jenis Dokumen Akreditasi FKTP.............................................................................
4
C. Jenis Dokumen yang Perlu Disediakan...................................................................
5
Bab III. Penyusunan Dokumen Akreditasi Puskemas Batua............................................................
7
A. Tata Naskah............................................................................................................
7
B. Kebijakan.................................................................................................................
12
C. Manual Mutu............................................................................................................
15
D. Rencana Lima Tahunan UPT Puskesmas Batua....................................................
18
E. Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP) Tahunan.................................................
21
F. Pedoman/ Panduan.................................................................................................
24
G. Penyusunan Kerangka Acuan Program/Kegiatan...................................................
28
H. Standar Operasional Prosedur (SOP).....................................................................
31
I. Rekam Implementasi...............................................................................................
44
Bab IV. Penutup................................................................................................................................
45
Daftar Pustaka..................................................................................................................................
46