BAB I PENDAHULUAN
Untuk membangun dan membakukan sistem manajemen mutu, sistem pelayanan, perlu
disusun pengaturan-pengaturan (regulasi) internal yang menjadi dasar dalam pelaksanaan
upaya kesehatan di Puskesmas, baik upaya kesehatan masyarakat maupun upaya
kesehatan perorangan. Regulasi internal tersebut berupa Kebijakan, Pedoman,
Standar Prosedur Operasional / Standar Operasional Prosedur (SPO/ SOP) dan dokumen
lain disusun berdasarkan peraturan perundangan dan pedoman-pedoman eksternal yang
berlaku. Untuk memudahkan dalam mempersiapkan regulasi internal tersebut, maka perlu
disusun panduan tata naskah penyusunan dokumen akreditasi Puskesmas UPTD
Puskesmas Balongsari.
Pedoman penyusunan dokumen ini disusun untuk dapat digunakan sebagai acuan dalam
penyusunan dokumen yang dipersyaratkan dalam standar akreditasi bagi Kepala
Puskesmas UPTD Puskesmas Balongsari, Penanggung jawab dan pelaksana Upaya
Kesehatan di Puskesmas, baik upaya kesehatan masyarakat maupun upaya kesehatan
perorangan, tim mutu dan seluruh pegawai Puskesmas UPTD Puskesmas Balongsari.
A. LATAR BELAKANG
Pengaturan sistem pendokumentasian dokumen adalah unsur penting dan sangat vital
dalam keberhasilan akreditasi Puskesmas. Pengaturan sistem dokumentasi dalam
proses implementasi akreditasi Puskesmas dianggap penting karena dokumen merupakan
acuan kerja, bukti pelaksanaan dan penerapan kebijakan, program dan kegiatan, serta
bagian dari salah satu persyaratan akreditasi Puskesmas. Dengan adanya sistem dokumen
yang baik dalam suatu institusi/ organisasi diharapkan fungsi- fungsi setiap personil maupun
bagian- bagian dari organisasi dapat berjalan sesuai dengan perencanaan bersama dalam
upaya mewujudkan kinerja yang optimal.
Dokumen yang dimaksud secara garis bersar dibagi atas dua bagian, yaitu dokumen internal
dan eksternal.Dokumen tersebut digunakan untuk membangun dan membakukan sistem
manajemen mutu dan sistem manajemen pelayanan. Regulasi internal tersebut berupa
Surat Keputusan, Pedoman, Kerangka Acuan Kegiatan (KAK), panduan, Standar
Operasional Prosedur (SOP) dan dokumen lain disusun berdasarkan peraturan
perundangan dan pedoman- pedoman (regulasi) eksternal yang berlaku.
Agar para pemangku kepentingan akreditasi memiliki acuan dan memudahkan dalam
melakukan dokumentasi perlu disusun Pedoman Penyusunan Dokumen Puskesmas
1
Kecamatan Akreditasi.
1. Maksud
Pedoman ini dimaksudkan agar semua pemangku kepentingan memiliki acuan dalam
melakukan standarisasi tata naskah seluruh dokumen terkait akreditasi Puskesmas UPTD
Puskesmas Balongsari.
2. Tujuan
Tersedianya pedoman bagi Kepala Puskesmas, penanggung jawab dan pelaksana upaya
kesehatan di FKTP dalam menyusun dokumen- dokumen yang dipersyaratkan Puskesmas
UPTD Puskesmas Balongsari.
B. SASARAN
C. DASAR HUKUM
3) Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;
4) Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Tenaga Kesehatan;
Kesehatan;
10) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan;
11) Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2016 tentang Fasilitas Pelayanan Kesehatan;
12) Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2012 tentang Sistem
Kesehatan Nasional, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 193;
13) Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2015 tentang RPJMN Tahun
2015 – 2019;
2
14) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 148 Tahun 2010 tentang Izin
dan Penyelenggaraan PraktikPerawat;
15) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1464 Tahun 2010 tentang
Izin dan Penyelenggaran Praktik Bidan;
16) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 2052 Tahun 2011 tentang
Izin Praktik dan Pelaksanaan Praktik Kedokteran;
17) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2013 tentang
Perubahan atas Peraturan Menteri Kesehatan Nomor HK.02.02/
19) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 001 Tahun 2012 tentang
Sistem Rujukan Pelayanan Kesehatan Perorangan;
20) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2014 tentang Klinik;
21) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 45 Tahun 2014 tentang
Penyelenggaraan Surveilans Kesehatan;
22) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2015 tentang
Akreditasi Puskesmas, Klinik Pratama, Tempat Praktik Mandiri Dokter, dan Tempat Praktik
Mandiri Dokter Gigi;
23) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2016 tentang
Pedoman Manajemen Puskesmas
24) Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 52 Tahun 2015 tentang Renstra Kementerian
Kesehatan Tahun 2015 – 2019;
25) Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 432 Tahun 2016 tentang Komisi Akreditasi
Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama.
3
BAB II
2. Dokumen Eksternal
Penyusunan regulasi internal, perlu didukung regulasi eksternal yang berupa peraturan
perundangan dan pedoman-pedoman yang diberlakukan oleh Kementerian Kesehatan, Dinas
Kesehatan Kabupaten Karawang Provinsi, Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang
Kabupaten/Kota dan organisasi profesi, yang merupakan acuan bagi Puskesmas UPTD
Puskesmas Balongsaridalam menyelenggarakan manajemen Puskesmas, upaya kesehatan
masyarakat, dan upaya kesehatan perorangan. Dokumen-dokumen tersebut sebaiknya ada di
Puskesmas, dan merupakan dokumen eksternal yang dikendalikan, meskipun dokumen
eksternal tersebut tidak merupakan persyaratan dalam penilaian akreditasi.
1. Dokumen Induk
Dokumen asli dan telah disahkan oleh Kepala Puskesmas. Dokumen Asli di beri tanda/ stempel
“MASTER” di halaman belakang lembar kosong dokumen.
2. Dokumen terkendali
Dokumen yang didistribusikan kepada sekretariat/ tiap unit/ pelaksana, terdaftar dalam Daftar
Distribusi Dokumen Terkendali, dan menjadi acuan dalam melaksanakan pekerjaan dan dapat
ditarik bila ada perubahan (revisi). Dokumen ini harus ada tanda/ stempel “TERKENDALI”.
Dokumen yang didistribusikan untuk kebutuhan eksternal atau atas permintaan pihak di luar
FKTP digunakan untuk keperluan insidentil, tidak dapat digunakan sebagai acuan dalam
melaksanakan pekerjaan dan memiliki tanda/stempel “EKSTERNAL”. Yang berhak
mengeluarkan dokumen ini adalah Penanggung Jawab Manajemen Mutu dan tercatat pada
Daftar Distribusi Dokumen Tidak Terkendali.
4
4. Dokumen Kadaluwarsa
Dokumen yang dinyatakan sudah tidak berlaku oleh karena telah mengalami perubahan/ revisi
sehingga tidak dapat lagi menjadi acuan dalam melaksanakan pekerjaan. Dokumen ini harus
ada tanda/ stempel “DOKUMEN TIDAK BERLAKU’. Dokumen induk.
d. Kerangka Acuan terkait dengan Program/ Kegiatan Pelayanan Klinis dan Peningkatan
Mutu Keselamatan Pasien.
Sebagai bukti pelaksanaan kegiatan dan pelayanan, Puskesmas perlu menyiapkan catatan mutu
(bukti tertulis kegiatan yang dilaksanakan) dan dokumen- dokumen pendukung lain, seperti soft
copy ijazah, sertifikat pelatihan, sertifikat kalibrasi, dan sebagainya.
5
BAB III
PENYUSUNAN DOKUMEN AKREDITASI
A. Kebijakan
Puskesmas UPTD Puskesmas Balongsari yang merupakan garis besar yang bersifat
mengikat dan wajib dilaksanakan oleh penanggung jawab maupun pelaksana.
Berdasarkan kebijakan tersebut, disusun pedoman/panduan dan standar operasional
prosedur (SOP) yang memberikan kejelasan langkah-langkah dalam pelaksanaan kegiatan di
Puskesmas UPTD Puskesmas Balongsari.
1. Logo Jaya Raya diletakkan di tengah dengan ukuran lebar 1.18 inci (3 cm) x tinggi 1.18
inci (3 cm)
2. Nama Puskesmas ditulis dengan huruf kapital , Font Arial, ukuran 12 dan di bold :
6
KEPALA PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT UPTD PUSKESMAS BALONGSARI
DINAS KESEHATAN KABUPATEN KARAWANG
PROVINSI JAWA BARAT
g. Konsideran, meliputi:
1) Menimbang: memuat uraian singkat tentang pokok-pokok pikiran yang menjadi latar belakang
dan alasan pembuatan keputusan. Huruf awal kata menimbang ditulis dengan huruf kapital
diakhiri dengan tanda baca titik dua ( : ), dan diletakkan di bagian kiri, konsideran menimbang
diawali dengan penomoran menggunakan huruf kecil abjad dan dimulai dengan kata
bahwa dengan “b”huruf kecil dan diakhiri dengan tanda baca (;)
2) Mengingat: memuat dasar kewenangan dan peraturan perundangan yang
memerintahkan pembuat keputusan tersebut. Perturan perundangnan yang menjadi dasar
hukum adalah peraturan yang tingkatannya sederajat atau lebih tinggi. Kata “Mengingat :”
diletakkan di bagian kiri tegak lurus dengan kata menimbang. Konsideran yang berupa
peraturan perundangan diurutkan sesuai dengan hirarki tata perundangan diawali dengan
nomor dengan huruf angka 1, 2, dst. Dan diakhiri tanda baca (;).
2.Diktum:
a. Batang tubuh memuat semua substansi keputusan yang dirumuskan dalam diktum-diktum,
misalnya:
Kesatu :
Kedua :
Dst
b. Dicantumkan saat berlakunya peraturan/keputusan, perubahan, pembatalan, pencabutan
ketentuan, dan peraturan lainnya, dan
c. Materi kebijakan dapat dibuat sebagai lampiran peraturan/keputusan, dan pada halaman
terakhir ditandatangani oleh pejabat yang menetapkan peraturan/keputusan.
7
4. Kaki:
2. Untuk Kebijakan berupa Peraturan pada Batang Tubuh tidak ditulis dalam diktum tetapi
dalam Bab-bab dan Pasal-pasal.
B. Rencana Lima Tahunan Puskesmas
1. Pendahuluan
Sejalan dengan rencana stratejik Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, Puskesmas perlu
menyusun rencana kinerja lima tahunan dalam memberikan pelayanan kepada
masyarakat sesuai dengan target kinerja yang ditetapkan oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten Karawang Kabupaten/Kota.
Rencana lima tahunan tersebut harus sesuai dengan Visi Misi Tugas Pokok dan Fungsi
Kesehatan sebagai Puskesmas Berdasarkan pada Analisis Kebutuhan Masyarakat akan
Pelayanan kesehatan sebagai upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
secara optimal.
Dalam menyusun rencana lima tahunan, Kepala Puskesmas bersama seluruh jajaran
karyawan yang bertugas di Puskesmas melakukan analisis situasi yang meliputi
analisis pencapaian kinerja, mencari factor-faktor yang menjadi pendorong maupun
penghambat kinerja, sehingga dapat menyusun program kerja lima tahunan yang
dijabatkan dalam kegiatan dan rencana anggaran.
2. Sistematika Rencana Kinerja Lima Tahunan Puskesmas.
8
Sistematika Rencana kinerja lima tahunan Puskesmas dapat disusun dengan
sistematika sebagai berikut:
Bab I. Pendahuluan
A. Keadaan Umum Puskesmas
B. Tujuan penyusunan rencana lima tahunan
C. Indikator dan standar kinerja untuk tiap jenis pelayanan dan upaya Puskesmas
A. Program Kerja dan kegiatan: berisi program-program kerja yang akan dilakukan yang
meliputi antara lain:
1. Program Kerja Pengembangan SDM, yang dijabarkan dalam kegiatan- kegiatan,
misalnya: pelatihan, pengusulan penambahan SDM, seminar, workshop, dsb
9
Puskesmas dengan penjabaran pencapaian untuk tiap tahun
f. Tim menyusun program kerja dan kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai
target pada tiap-tiap indicator kinerja
g. Tim menyusun dokumen rencana kinerja lima tahunan untuk disahkan oleh Kepala
Puskesmas
4. Matriks Rencana Kinerja Lima Tahunan (lihat form excel) Panduan dalam mengisi
matriks rencana kinerja lima tahunan:
i. Volume : diisi dengan volume kegiatan yang direncanakan untuk tiap tahapan
tahunan
j. Harga Satuan: harga satuan untuk tiap kegiatan,
k. Perkiraan Biaya : diisi dengan perkalian antara volume dengan harga satuan.
5. Penutup.
Panduan ini disusun dengan harapan akan membantu Kepala Puskesmas dalam
menyusun rencana kinerja lima tahunan, yang kemudian diuraikan dalam rencana
tahunan dalam bentuk Rencana Usulan Kegiatan dan Rencana Pencapaian Kegiatan.
Lampiran:
Perencanaan adalah: suatu proses kegiatan secara urut yang harus dilakukan untuk
mengatasi permasalahan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan
dengan memanfaatkan sumberdaya yang tersedia secara berhasil guna dan berdaya
10
guna.
a. Tahap persiapan.
Tahap ini mempersiapkan staf Puskesmas yang terlibat dalam proses penyusunan
RUK agar memperoleh kesamaan pandangan dan pengetahuan untuk
melaksanakan tahap- tahap perencanaan.
12
Penyusunan RUK terdiri dua tahap, yaitu:
3) Merumuskan masalah,
b. Penyusunan RUK.
13
Adapun format-format untuk dilihat didalam lampiran buku panduan penyusunan dokumen ini.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk dokumen pedoman atau panduan
yaitu:
BAB III Visi, Mis, Falsafah, Nilai dan Tujuan Puskesmas BAB IV Struktur
Organisasi Puskesmas
BAB V Struktur Organisasi Unit Kerja BAB VI Uraian Jabatan
BAB VII Tata Hubungan Kerja
BAB VIII Pola Ketenagaan dan Kualifikasi Personil BAB IX Kegiatan Orientasi
BAB X Pertemuan/ Rapat BAB XI Pelaporan
1. Laporan Harian
2. Laporan Bulanan
14
3. Laporan Tahunan
c. BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Pedoman
D.Batasan Operasional
E. Landasan Hukum
B. Distribusi Ketenagaan
B.Standar Fasilitas
15
Program pencegahan kebakaran, Program Imunisasi, dsb. Dalam
menyusun kerangka acuan harus jelas tujuan dan kegiatan-kegiatan
yang akan dilakukan dalam mencapai tujuan. Tujuan dibedakan atas
tujuan umum yang merupakan tujuan secara garis besar dari keseluruhan
program/kegiatan, dan tujuan khusus yang merupakan tujuan dari tiap-
tiap kegiatan yang akan dilakukan. Dalam kerangka acuan harus
dijelaskan bagaimana
I. Pendahuluan
V. Pelaksanaan Kegiatan
B. Pelaksana Kegiatan
C. Tempat Kegiatan
D. Pembiayaan
VI. Sasaran
2. Petunjuk Penulisan
a. Pendahuluan
e. Pelaksanaan kegiatan
Cara melaksanakan kegiatan adalah metode untuk melaksanakan
kegiatan pokok dan rincian kegiatan, yang terdiri dari cara melaksanakan
kegiatan, pelaksana kegiatan, tempat kegiatan, dan pembiayaan. Metode
tersebut bisa antara lain dengan membentuk tim, melakukan rapat,
melakukan audit, dan lain-lain.
f. Sasaran
➢ Prosedur Penatalaksanaan
Agar berbagai proses kerja rutin terlaksana dengan efisien, efektif, konsisten/
seragam dan aman, dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan melalui
pemenuhan standar yang berlaku.
7. Manfaat SOP
8. Format SOP.
1) Format SOP dibakukan agar tidak terjadi banyak format yang
digunakan, contoh pada lampiran, dan diberlakukan sesuai dengan
Pedoman Penyusunan Dokumen Akreditasi Puskesmas UPTD
PUSKESMAS BALONGSARI.
2) Format merupakan format minimal, oleh karena itu format ini dapat diberi
tambahan materi/ kolom misalnya, nama penyusun SOP, unit yang
memeriksa SOP. Untuk SOP tindakan agar memudahkan didalam melihat
langkah- langkahnya dengan bagan alir, persiapan alat dan bahan dan
lain- lain, namun tidak boleh mengurangi item-tem yang ada di SOP.
4) SOP dibuat dengan setting size A4 dan dicetak pada kertas ukuran A4,
dengan ketentuan :
JUDUL SOP
19
No. Dokumen : SOP-000/KL/XX/XXX
No. Revisi : 03
SOP
Tanggal Terbit : 2 Januari 2023
Halaman : 1/5
Nama Kepala Instansi
Nama Instansi
NIP Kepala Instansi
1. Pengertian
2. Tujuan
3. Kebijakan
4. Referensi
20
5. Alat dan
Bahan
6. Prosedur/ Langkah-
21
langkah
7. Diagram Alir
(jika
dibutuhkan)
8. Hal-hal yang
perlu
diperhatikan
9. Unit Terkait
10. Dokumen
Terkait
22
11. Rekaman Historis Perubahan
23
Tanggal Mulai
No Yang di Isi P erubahan
ubah diberlakukan
1.
2.
3.
• Penjelasan :
Penulisan SOP yang harus tetap didalam tabel/kotak adalah : nama Puskesmas dan logo,
judul SOP, nomor dokumen, tanggal terbit dan tandatangan Kepala Puskesmas,
sedangkan untuk pengertian, tujuan, kebijakan, prosedur/ langkah- langkah, dan unit
terkait boleh tidak diberi kotak/ tabel.
a. Logo
b. Kotak Kop/ Heading : masing-masing kotak (Puskesmas, judul SOP, No. dokumen,
No.revisi, Halaman, SOP, tanggal terbit, ditetapkan Kepala Puskesmas ) diisi sebagai
berikut :
24
• No. Dokumen: diisi sesuai dengan ketentuan penomeran yang berlaku di Puskesmas
yang bersangkutan, dibuat sistematis agar ada keseragaman.
• No. Revisi : diisi dengan status revisi, dengan menggunakan angka, misalnya untuk
dokumen baru dapat diberi nomor 00, sedangkan dokumen revisi pertama diberi nomor
01, dan seterusnya.
• Tanggal terbit : diberi tanggal sesuai tanggal terbitnya atau tanggal diberlakukannya
SOP tersebut
• Halaman : diisi nomor halaman dengan mencantumkan juga total halaman untuk SPO
tersebut. misalnya : halaman pertama : 1/5. Namun, di tiap halaman selanjutnya dibuat
footer misalnya pada halaman kedua : 2/5, halaman terakhir : 5/5.
c. Isi SOP
1. Pengertian : diisi definisi judul SOP,dan berisi penjelasan dan atau definisi tentang
istilah yang mungkin sulit dipahami atau menyebabkan salah pengertian/menimbulkan
multi persepsi.
2. Tujuan : berisi tujuan pelaksanaan SPO secara spesifik. Kata kunci : “ Sebagai
acuan penerapan langkah-langkah untuk ……”
5. Alat dan Bahan : bagian ini berisi alat dan bahan yang dipergunakan dalam
melakukan prosedur dalam SOP.
25
26
7. Diagram Alir :
Diagram Alir/ bagan alir (Flow Chart):
(1) Diagram alir makro, menunjukkan kegiatan-kegiatan secara garis besar dari
proses yang ingin kita tingkatkan, hanya mengenal satu simbol, yaitu simbol
balok:
(2) Diagram alir mikro, menunjukkan rincian kegiatan- kegiatan dari tiap tahapan
diagram makro, bentuk simbol sebagai berikut
27
8. Hal- hal yang perlu diperhatikan : berisi hal- hal yang memerlukan perhatian khusus
yang tidak termasuk dalam langkah- langkah namun harus diperhatikan.
9. Unit terkait : berisi unit-unit yang terkait dan atau prosedur terkait dalam proses
kerja tersebut.
11. Riwayat perubahan dokumen : berisikan bagian dari SOP yang dirubah, isi dari
perubahan tersebut, dan tanggal mulai diberlakukan SOP yang telah dirubah atau di
revisi.
1.) SOP ditulis oleh mereka yang melakukan pekerjaan tersebut, 2.) SOP merupakan flow charting dari suatu
kegiatan,
3.) Di dalam SOP harus dapat dikenali dengan jelas siapa melakukan apa, dimana, kapan dan mengapa,
28
• Identifikasi kebutuhan, yakni mengidentifikasi apakah kegiatan yang dilakukan
saat ini sudah memiliki SOP atau belum, dan bila sudah agar diidentifikasi apakah SOP masih efektif atau
tidak, jika belum apakah kegiatan tersebut perlu disusun prosedurnya.
• Perlu ditekankan bahwa SOP harus ditulis oleh mereka yang melakukan
pekerjaan tersebut atau oleh unit kerja tersebut. Tim atau panitia yang ditunjuk oleh Kepala Puskesmas
hanya untuk menanggapi dan mengkoreksi SOP tersebut. Hal tersebut sangatlah penting, karena komitmen
terhadap pelaksanaan SOP hanya diperoleh dengan adanya keterlibatan personel/unit kerja dalam
penyusunan SOP.
• SOP harus merupakan flow charting dari suatu kegiatan. Pelaksana atau unit
kerja agar mencatat proses kegiatan dan membuat alurnya kemudian Tim Mutu diminta memberikan
tanggapan.
• Di dalam SOP harus dapat dikenali dengan jelas siapa melakukan apa, dimana,
kapan, dan mengapa.
• SOP jangan menggunakan kalimat majemuk, subjek, predikat dan objek harus
jelas. Contoh : Petugas mencuci tangan.
• SOP harus menggunakan kalimat perintah/instruksi dengan bahasa yang dikenal
pemakai.
• SOP harus jelas, ringkas, dan mudah dilaksanakan. Untuk SOP pelayanan
pasien maka harus memperhatikan aspek keselamatan, keamanan dan kenyamanan pasien. Untuk SOP
profesi harus mengacu kepada standar profesi, standar pelayanan, mengikuti perkembangan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) kesehatan, dan memperhatikan aspek keselamatan pasien.
a) Pelaksana atau unit kerja/ upaya menyusun SOP dengan melibatkan unit terkait.
b) SOP yang telah disusun oleh pelaksana atau unit kerja disampaikan ke tim
29
mutu/tim akreditasi/sekretariat,
c) Fungsi tim mutu/ tim akreditasi Puskesmas didalam penyusunan SOP adalah :
30
(1) Memberikan tanggapan, mengkoreksi dan memperbaiki SOP yang telah
disusun oleh pelaksana atau unit kerja baik dari segi bahasa maupun penulisan,
(3) Melakukan cek ulang terhadap SOP-SOP yang akan ditandatangani oleh
Kepala Puskesmas.
(5) Mengingat SOP merupakan flow charting dari proses kegiatan maka untuk
memperoleh pengertian yang jelas bagi subyek, penulisan SOP
adalah dimulai dengan membuat flow chart dari kegiatan yang
dilaksanakan. Caranya adalah membuat diagram kotak sederhana yang menggambarkan langkah penting
dari seluruh proses.
Setelah dibuatkan diagram kotak maka diuraikan kegiatan di masing- masing kotak dan dibuat alurnya.
(7) Agar SOP dapat dikenali oleh pelaksana maka perlu dilakukan sosialisasi
SOP-SOP tersebut dan bila SOP tersebut rumit maka untuk melaksanakan SOP tersebut perlu dilakukan
pelatihan.
31
menyusun SOP.
3) Ada target waktu yaitu ada target dan jadwal yang disusun dan disepakati
32
5) Tata cara penomoran SOP.
Penomoran SOP maupun dokumen lainnya diatur pada kebijakan pengendalian dokumen, dengan ketentuan:
112/KL-UKP/KB
b) Nomor urut SOP adalah urutan nomor SOP di dalam unit kerja upaya
Puskesmas.
c) Satu SOP dipergunakan oleh lebih dari satu unit yang berbeda misalnya
SOP rujukan pasien maka diberi kolom unit terkait/unit pemakai SOP. Contoh seperti SOP Cuci Tangan
Medis. SOP tersebut bernomor SOP-103/KL-UKP/YANKES
b) SOP asli (master dokumen/ SOP yang sudah dinomori dan sudah
ditandatangani) agar disimpan di sekretariat Tim Akreditasi Puskesmas
atau Sekretariat sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Puskesmas Kecamatan Kebayoan Lama.
Penyimpanan SOP yang asli harus rapi,
33
SOP tersebut dipergunakan. Bila SOP tersebut tidak berlaku lagi atau tidak dipergunakan maka unit kerja
wajib mengembalikan SOP yang sudah tidak berlaku tersebut ke sekretariat Tim mutu atau Bagian Tata
Usaha sehingga di unit kerja hanya ada SOP yang masih berlaku saja. Sekretariat Tim Mutu atau Bagian
Tata Usaha organisasi dapat memusnahkan fotocopy SOP yang tidak berlaku tersebut, namun untuk SOP
yang asli agar tetap disimpan, dengan lama penyimpanan sesuai ketentuan dalam ketentuan retensi
dokumen yang berlaku di Puskesmas.
34
d) SOP di unit upaya Puskesmas harus diletakkan ditempat yang mudah
dilihat, mudah diambil, dan mudah dibaca oleh pelaksana.
unit upaya atau pelaksana yang memerlukan SOP tersebut agar dapat digunakan sebagai panduan dalam
melaksanakan kegiatannya.
Kegiatan ini dilakukan oleh tim mutu atau bagian Tata Usaha
Puskesmas sesuai pedoman tata naskah.
c) Distribusi SOP bisa hanya untuk unit kerja tertentu tetapi bisa juga untuk
seluruh unit kerja lainnya.
d) Bagi Puskesmas yang sudah menggunakan e-file maka distribusi SOP bisa
melalui jejaring area local, dan diatur kewenangan otorisasi disetiap unit kerja, sehingga unit kerja dapat
mengetahui batas kewenangan dalam membuka SOP.
9) Evaluasi SOP.
Evaluasi SOP dilakukan terhadap isi maupun penerapan SOP.
□ Daftar tilik adalah daftar urutan kerja (actions) yang dikerjakan secara
konsisten, diikuti dalam pelaksanaan suatu rangkaian kegiatan, untuk diingat, dikerjakan, dan diberi tanda
(check-mark) .
□ Daftar tilik merupakan bagian dari sistem manajemen mutu untuk mendukung
standarisasi suatu proses pelayanan.
35
(1) Langkah-langkah menyusun daftar tilik
Langkah awal menyusun daftar tilik dengan melakukan Identifikasi prsedur yang membutuhkan daftar tilik
untuk mempermudah pelaksanaan dan monitoringnya
36
• Lakukan uji-coba,
Daftar tilik untuk mengecek kepatuhan terhadap SOP dalam langkah- langkah kegiatan, dengan rumus
sebagai berikut.
(a) Evaluasi SOP dilaksanakan sesuai kebutuhan dan minimal dua tahun
sekali yang dilakukan oleh masing-masing unit kerja.
(b) Hasil evaluasi : SOP masih tetap bisa dipergunakan, atau SOP tersebut
perlu diperbaiki/direvisi. Perbaikan/revisi isi SOP bisa
37
G. Pengendalian Dokumen dan Rekam implementasi.
Tujuan pengendalian dokumen adalah terkendalinya kerahasiaan dokumen, proses perubahan, penerbitan,
distribusi dan sirkulasi dokumen.
Identifikasi kebutuhan dilakukan oleh masing- masing unit dan kemudian diidentifikasi sesuai standar yang
sudah ada. Bila dokumen sudah ada, dapat diidentifikasi dokumen tersebut masih efektif atau tidak.
Pelaksana/penanggung
38
jawab program/Poli/Unit/Admen mengidentifikasi kebutuhan pembuatan /perubahan dokumen di unit/
poli/program masing-masing
a.) Dokumen yang telah disusun oleh pelaksana atau unit kerja disampaikan ke tim mutu/ tim akreditasi
1. Memberikan tanggapan, mengoreksi dan memperbaiki dokumen yang telah disusun oleh pelaksana atau
unit kerja baik dari segi bahasa maupun penulisan,
3. Melakukan cek ulang terhadap dokumen yang akan ditandatangani oleh Kepala
Puskesmas UPTD PUSKESMAS BALONGSARI.
f.) Sekretariat mutu memberikan nomor dan memeriksa kembali kesesuaian dokumen
dengan format tata naskah.
1. Jenis Dokumen
a. Standar Prosedur Operasional / Standar Operasional Prosedur dengan kode :
39
SOP,
b. Daftar tilik disingkat: DT,
c. Surat Keputusan disingkat: SK,
d. Dokumen ekternal disingkat: Ext,
e. Formulir disingkat : F
40
b. Upaya Kesehatan Masyarakat disingkat : UKM
c. Upaya Kesehatan Peorangan disingkat : UKP
5. Urutan terbit
Ket :
* Nomor ditulis 3 digit
** terdapat Pokja Admen atau UKP atau UKM
*** terdapat di EP atau di Unit
41
PELAYANAN KODE UNIT KODE
Pelayanan 24 P24
Loket LOKET
Jam
Gizi GIZI
BPJS BPJS
Layanan
Keluarga KB YANKES
Kesehatan
Berencana
42
jiwa, Napza
Promosi
Skrining ISPA ISPA PROMKES
Kesehatan
Kesehatan
Akupunktur AKPTR lingkungan KESLING
Peran Serta
Pemeliharaan PSM
TUP Masyarakat
barang/alkes
Ambulance AMB
HIV HIV
Pelayanan PAL PA Dapur DAP
L
Poli P PTM Poli TB/ TB MDR DOTSTB
TM
Pelayanan Lansia LANSIA Penyakit Menular PM
Diklit DIKLIT
Rujukan RUJ
Penyakit Tidak Upaya Kes.
PTM UKP
Menular Perorangan
Admen ADMEN Akupresur AKPSR
Kusta KUSTA
Khusus untuk ADMEN, UKP dan UKM, adalah dokumen yang ada diminta di dalam instrument akreditasi,
untuk memudahkan membedakan anatara dokumen yg diminta di instrument dengan dokumen yang ada di
unit terkait
43
3.) Pengesahan Dokumen
Dokumen disahkan oleh Kepala Puskesmas Kecamatan Kebayoran Lama dan dilakukan pemindaian
dokumen (scan document) berbentuk soft file oleh unit
44
4.) Sosialisasi Dokumen
Agar dokumen dapat dikenali oleh seluruh pelaksana maka dilakukan sosialisasi dokumen tersebut, khusus
bagi SOP, bila rumit maka untuk melaksanakan SOP tersebut perlu dilakukan pelatihan.
b) Distribusi dokumen bisa hanya untuk unit kerja tertentu tetapi bisa juga untuk seluruh
unit kerja lainnya.
c) Menarik dokumen lama apabila dokumen ini adalah dokumen pengganti serta mengisi
format usulan penambahan/penarikan dokumen.
d) Mengarsipkan dokumen induk yang sudah tidak berlaku dengan pemindaian dokumen
(scan document)
e) Memusnahkan dokumen yang waktu simpannya sudah 1 tahun dari tanggal terbit.
a. Dokumen asli (SK dan SOP) yang sudah dinomori dan sudah ditandatangani agar
disimpan di Sekretariat Tim Akreditasi Puskesmas, sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Penyimpanan
dokumen yang asli harus rapih, sesuai metode pengarsipan sehingga mudah dicari kembali bila diperlukan.
dokumen tersebut dipergunakan. Bila tidak berlaku lagi atau tidak dipergunakan maka unit kerja wajib
mengisi Lembar Berita Acara Pemusnahan Dokumen dan
menyerahkan lembar tersebut ke Sekretariat tim Mutu. Masing-masing unit memusnahkan dokumen yang
tidak berlaku.
c. Dokumen
45
7. ) Penataan Dokumen
Untuk memudahkan di dalam pencarian dokumen akreditasi Puskesmas dikelompokkan masing- masing bab/
kelompok pelayanan/ UKM dengan diurutkan setiap urutan kriteria dan elemen penilaian dan diberikan daftar
secara berurutan.
46
b. Setiap kali revisi seluruh halaman akan mengalami perubahan
d. Tanggal terbit pada sudut kanan atas cover merupakan tanggal terbit dokumen
terkini (untuk dokumen selain kebijakan dan SOP)
e. Dokumen yang telah direvisi harus segera dilaporkan ke bagian Sekretariat Mutu
H. Rekam Implementasi
Rekam Implementasi adalah dokumen yang menjadi bukti objektif dari kegiatan yang dilakukan atau hasil
yang dicapai sesuai kegiatan yang direncanakan.
Catatan Mutu/ rekam implementasi sebagai bukti pelaksanaan kegiatan juga harus dikendalikan. Organisasi
Organisasi menetapkan SOP terdokumentasi untuk mendefinisikan pengendalian yang diperlukan untuk
identifikasi, penyimpanan, perlindungan, pengambilan, lama simpan dan pemusnahan. Catatan/ rekam
implementasi harus dapat terbaca, segera dapat teridentifikasi dan dapat diakses kembali.
merupakan regulasi internal yang berlaku di Puskesmas. Dokumen tersebut disusun disesuaikan dengan
persyaratan yang diminta oleh standar Akreditasi.
2. Rekam implementasi adalah: dokumen yang menjadi bukti obyektif dari kegiatan yang
dilakukan atau hasil yang dicapai didalam kegiatan Puskesmas dalam melaksanakan regulasi internal atau
kegiatan yang direncanakan.
3. Pengendalian dokumen dan rekam implementasi adalah: sistem penomoran dan sistem
penyimpanan dokumen dan rekam implementasi. Pengendalian dokumen sebagaimana dipersyaratkan oleh
standar akreditasi meliputi:
c. Memastikan bahwa perubahan dan status revisi terkini dari dokumen teridentifikasi,
d. Memastikan bahwa versi yang relevan dari dokumen yang dapat diterapkan tersedia
ditempat pengguna,
e. Memastikan bahwa dokumen tetap dapat terbaca dan segera dapat teridentifikasi,
47
f. Memastikan bahwa dokumen yang berasal dari luar organisasi yang ditetapkan
oleh organisasi yang penting untuk perencanaan dan operasional sistem manajemen mutu diidentifikasi dan
distribusinya dikendalikan,
48
Catatan/rekam implementasi sebagai bukti pelaksanaan kegiatan juga harus dikendallikan. Organisasi harus
menetapkan SOP terdokumentasi untuk mendefinikan pengendalian yang diperlukan untuk identifikasi,
penyimpanan, perlindungan, pengambilan, lama simpan dan permusnahan. Catatan/rekam implementasi
harus dapat terbaca, segera dapat teridentifikasi dan dapat diakses
kembali.
I. Tambahan Keterangan
49
BAB IV PENUTUP
dan mau menyusun dokumen akreditasi tersebut. Dengan tersusunnya Buku Panduan Penyusunan Dokumen
Akreditasi diharapkan dapat membantu seluruh pegawai Puskesmas
dalam menyusun dokumen-dokumen yang dipersyaratkan oleh standar akreditasi.
50
51
52