BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Akreditasi Puskesmas merupakan upaya peningkatan mutu dan kinerja pelayanan
yang dilakukan melalui membangun sistem manajemen mutu, penyelenggaraan Upaya
Kesehatan, dan sistem pelayanan klinis untuk memenuhi standar akreditasi yang
ditetapkan dan peraturan perundangan serta pedoman yang berlaku.
Salah satu unsur penting dan sangat vital yang menentukan keberhasilan akreditasi
Puskesmas Karang Mukti adalah bagaimana mengatur sistem pendokumentasian
dokumen. Pengaturan sistem dokumentasi dalam satu proses implementasi akreditasi
Puskesmas Karang Mukti dianggap penting karena dokumen merupakan acuan kerja,
bukti pelaksanaan dan penerapan kebijakan, program, dan kegiatan, serta bagian dari
salah satu persyaratan akreditasi Puskesmas Karang Mukti. Dengan adanya sistem
dokumentasi yang baik dalam suatu institusi/ organisasi diharapkan fungsi-fungsi setiap
personil maupun bagian-bagian dari organisasi dapat berjalan sesuai dengan perencanaan
bersama dalam upaya mewujudkan kinerja yang optimal.
Dokumen yang dimaksud dalam akreditasi Puskesmas Karang Muktisecara garis
besar dibagi atas dua bagian yaitu dokumen internal dan eksternal. Dokumen tersebut
digunakan untuk membangun dan membakukan sistem manajemen mutu, sistem
pelayanan, perlu disusun pengaturan-pengaturan (regulasi) internal yang menjadi dasar
dalam pelaksanaan upaya kesehatan di Puskesmas, baik upaya kesehatan masyarakat
maupun upaya kesehatan perorangan. Regulasi internal tersebut berupa Kebijakan,
Pedoman, Standar Prosedur Operasional (SOP) dan dokumen lain disusun berdasarkan
peraturan perundangan dan pedoman-pedoman eksternal yang berlaku. Untuk
memudahkan dalam mempersiapkan regulasi internal tersbut, maka perlu disusun
pedoman penyusunan dokumen akreditasi PuskesmasKarang Mukti.
1
Puskesmas Karang Mukti
PEDOMAN TATA NASKAH
2. Tujuan
a. Tersedianya pedoman bagi Kepala Puskesmas, penanggung jawab dan pelaksana
Upaya Kesehatan di Puskesmas, dan tim mutu dalam menyusun dokumen-
dokumen yang dipersyaratkan dalam standar akreditasi.
b. Tersedia pedoman sebagai bahan bagi Puskesmas untuk menyusun kelengkapan
pedoman tata naskah terkait dengan dokumen-dokumen yang dipersyaratkan oleh
standar akreditasi. Dalam pedoman tata naskah perlu dimasukkan bagaimana
penyusunan kebijakan, standar prosedur operasional, dengan tata penomorannya.
c. Tersedianya Pedoman bagi pendamping akreditasi di Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota untuk melakukan pendamping pada Puskesmas Karang Mukti,
d. Tersedianya pedoman bagi Surveior dalam melakukan penilaian akreditasi
Puskesmas Karang Mukti.
e. Tersedianya pedoman penyusunan dokumen untuk pelatihan akreditasi
Puskesmas Karang Mukti.
C. Sasaran
1. KepalaPuskesmas Karang Mukti, penanggung jawab,pelaksana dan Tim
Mutu/Akreditasi Puskesmas Karang Mukti
2. Pemerhati akreditasi Puskesmas Karang Mukti
D. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik
Kedokteran, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116;
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan,
Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144;
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009 tetang Pelayanan
Publik, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112;
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga
Kesehatan;
5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah;
6. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2012 tentang Sistem
Kesehatan Nasional;
2
Puskesmas Karang Mukti
PEDOMAN TATA NASKAH
3
Puskesmas Karang Mukti
PEDOMAN TATA NASKAH
BAB II
DOKUMENTASI AKREDITASI YANG DIPERSYARATKAN
DI PUSKESMAS
6
Puskesmas Karang Mukti
PEDOMAN TATA NASKAH
BAB III
PENYUSUNAN DOKUMEN AKREDITASI
A. Kebijakan
Kebijakan adalah Peraturan/Keputusan yang ditetapkan oleh Kepala Puskesmas
Karang Muktiyang merupakan garis besaryang bersifat mengikat dan wajib dilaksanakan
olehpenanggung jawabmaupun pelaksana.Berdasarkan kebijakan tersebut, disusun
pedoman/panduan dan standar prosedur operasional (SOP) yang memberikan kejelasan
langkah-langkah dalam pelaksanaan kegiatan di Puskesmas/Klinik/Praktik Mandiri.
Penyusunan Peraturan/Surat Keputusan tersebut harus didasarkan pada peraturan
perundangan, baik Undang-undang, Peraturan Pemerintah, Peraturan Presiden, Peraturan
Daerah, Peraturan Kepala Daerah, Peraturan Menteri dan pedoman-pedoman teknis yang
berlaku seperti yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan, Kementerian Dalam
Negeri, Dinas Kesehatan Provinsi, dan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
Peraturan/Surat Keputusan Kepala Puskesmas Karang Muktidapat dituangkan dalam
pasal-pasal dalam keputusan tersebut, atau merupakan lampiran dari
peraturan/keputusan.
Format Peraturan/ surat keputusan dapat disusun sebagai berikut:
1. Pembukaan ditulis dengan huruf kapital:
a. Kebijakan: Peraturan/Keputusan Kepala Puskesmas Karang Mukti
b. Nomor :Ditulis sesuai sistem penomoran di Puskesmas Karang Mukti,
Contoh : 800/ /SK/PKM-KM/ /2018
c. Judul : ditulis judul Peraturan/ Keputusan tentang
d. Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa
e. Jabatan pembuat keputusan ditulis simetris, diletakkan di tengah margin serta
diakhiri dengan tanda koma (,)
2. Konsideran, meliputi:
a. Menimbang:
1) Memuat uraian singkat tentang pokok-pokok pikiran yang menjadi latar
belakang dan alasan pembuatan keputusan,
2) Huruf awal kata menimbang ditulis dengan huruf kapital diakhiri dengan
tanda baca titik dua (:), dan diletakkan di bagian kiri,
7
Puskesmas Karang Mukti
PEDOMAN TATA NASKAH
3. Diktum :
a. Diktum “MEMUTUSKAN” ditulis simetris di tengah, seluruhnya dengan huruf
kapital;
b. Diktum Menetapkan dicantumkan setelah kata memutuskansejajar dengan kata
menimbang dan mengingat, huruf awal kata menetapkan ditulis dengan huruf
kapital, dan diakhiri dengan tanda baca titik dua ( : );
c. Nama keputusan sesuai dengan judul keputusan (kepala), seluruhnya ditulis
dengan huruf capital dan diakhiri dengan tanda baca titik ( . ).
4. Batang Tubuh.
a. Batang tubuh memuat semua substansi Peraturan/ Surat keputusan yang
dirumuskan dalam diktum-diktum, misalnya:
Kesatu :
Kedua :
Dst
b. Dicantumkan saat berlakunya peraturan/Surat keputusan, perubahan,
pembatalan, pencabutan ketentuan, dan peraturan lainnya, dan
c. Materi kebijakan dapat dibuat sebagai lampiran peraturan/ Surat keputusan, dan
pada halaman terakhir ditandatangani oleh pejabat yang menetapkan peraturan/
Surat keputusan.
8
Puskesmas Karang Mukti
PEDOMAN TATA NASKAH
5. Kaki:
Kaki peraturan/keputusan merupakan bagian akhir substansi yang memuat penanda
tangan penerapan peraturan/ Surat Keputusan, pengundangan peraturan/keputusan
yang teridiri dari :
a. Tempat dan tanggal penetapan,
b. Nama jabatan diakhiri dengan tanda koma (,),
c. Tanda tangan pejabat, dan
d. Nama lengkap pejabat yang menanda tangani.
6. Penandatanganan:
Peraturan/ Surat Keputusan Kepala Puskesmas Karang Muktiditandatangani oleh
Kepala Puskesmas Karang Mukti, dituliskan nama tanpa gelar.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk dokumen Peraturan / Surat Keputusan
yaitu:
1. Kebijakan yang telah ditetapkan Kepala Puskesmas Karang Muktitetap berlaku
meskipun terjadi penggantian Kepala Puskesmas Karang Muktihingga adanya
kebutuhan revisi atau pembatalan.
2. Untuk Kebijakan berupa Peraturan, pada Batang Tubuh tidak ditulis sebagai
diktum tetapi dalam bentuk Bab-bab dan Pasal-pasal.
1. PENDAHULUAN:
a. Latar Belakang Profil organisasi
1) Gambaran umum organisasi
2) Visi organisasi
9
Puskesmas Karang Mukti
PEDOMAN TATA NASKAH
3) Misi organisasi
4) Struktur organisasi
5) Motto
6) Tata nilai
b. Tujuan: menjadi acuan dalam upaya peningkatan mutu puskesmas dan keselamatan
pasien
c. Pengertian: (jelaskan pengertian-pengertian yang digunakan dalam pedoman ini)
d. Ruang Lingkup: Pedoman ini disusun berdasarkan standar akreditasi Puskesmas
yang meliputi pedoman dalam upaya peningkatan mutu dan kinerja pelayanan
UKM, UKP, dan Administrasi manajemen, dan Keselamatan Pasien
2. KEBIJAKAN MUTU:
Kebijakan mutu :
SK Kepala Puskesmas Karang Mukti Tentang Tim Mutu Puskesmas Karang Mukti
3. PENGORGANISASIAN:
Pelindung:
Kepala Puskesmas
PJ Mutu
Koordinator Koordinator
Koordinator Koordinator
Pencegahan Keselamatan Koordinator Audit Koordinator
Keselamatan Manajemen
Penyakit Infeksi Kesehatan Internal Akreditasi
Pasien Resiko
(PPI) Kerja(K3)
10
Puskesmas Karang Mukti
PEDOMAN TATA NASKAH
URAIAN TUGAS :
PJ MUTU PUSKESMAS
1. Bertanggung jawab atas pelaksanaan Mutu di Puskesmas
2. Melakukan koordinasi dengan lintas program dalam memberikan pelayanan yang
bermutu
3. Melaksanakan kinerja Mutu
4. Melaporkan hasil audit dan rencana
SEKRETARIS MUTU
1. Bertanggung jawab atas dokumen tim Mutu
2. Melakukan administrasi dan surat menyurat Tim Mutu
3. Bertanggung jawab pada PJ Mutu
4. Menyusun jadwal dan agenda rapat
11
Puskesmas Karang Mukti
PEDOMAN TATA NASKAH
12
Puskesmas Karang Mukti
PEDOMAN TATA NASKAH
KOORDINATOR AKREDITASI
1. Melakukan identifikasi assessment sesuai jadwal yang ada
2. Melakukan sosialisasi dan koordinasi terkait elemen akreditasi
3. Melakukan perencanaan, melaksanakan, dan evaluasi terkait elemen penilaian
akreditasi
4. Melakukan koordinasi dengan lintas program dan sektor terkait pencapaian elemen
akreditasi
5. Melakukan dokumentasi dokumen penilaian akreditasi
6. Mendampingi Puskesmas dalam kegiatan akreditasi
13
Puskesmas Karang Mukti
PEDOMAN TATA NASKAH
14
Puskesmas Karang Mukti
PEDOMAN TATA NASKAH
8. PENUTUP
(Lampiran-lampiran kalau ada)
17
Puskesmas Karang Mukti
PEDOMAN TATA NASKAH
18
Puskesmas Karang Mukti
PEDOMAN TATA NASKAH
19
Puskesmas Karang Mukti
PEDOMAN TATA NASKAH
5. Penutup.
Panduan ini disusun dengan harapan akan membantu Kepala Puskesmas dalam
menyusun rencana kinerja lima tahunan, yang kemudian diuraikan dalam rencana
tahunan dalam bentuk Rencana Usulan Kegiatan dan Rencana Pencapaian Kegiatan.
Lampiran:
Lampiran 1. Matriks Rencana Kinerja Lima Tahunan Puskesmas
20
Puskesmas Karang Mukti
PEDOMAN TATA NASKAH
22
Puskesmas Karang Mukti
PEDOMAN TATA NASKAH
E. PEDOMAN/ PANDUAN
Pedoman/ panduan adalah kumpulan ketentuan dasar yang memberi arah langkah-
langkah yang harus dilakukan. Pedoman merupakan dasar untuk menentukan dan
melaksanakan kegiatan.
Panduan adalah petunjuk dalam melakukan kegiatan, sehingga dapat diartikan
pedoman mengatur beberapa hal, sedangkan panduan hanya mengatur 1 (satu) kegiatan.
Pedoman/ panduan dapat diterapkan dengan baik dan benar melalui penerapan SOP.
Mengingat sangat bervariasinya bentuk dan isi pedoman/panduan maka
Puskesmenyusun/membuat sistematika buku pedoman/ panduan sesuai kebutuhan.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk dokumen pedoman atau panduan yaitu :
1. Setiap pedoman atau panduan harus dilengkapi dengan peraturan atau keputusan
Kepala Puskesmas untuk pemberlakuan pedoman/ panduan tersebut.
2. Peraturan Kepala Puskesmas tetap berlaku meskipun terjadi penggantian Kepala
Puskesmas.
3. Setiap pedoman/ panduan sebaiknya dilakukan evaluasi minimal setiap 2-3 tahun
sekali.
4. Bila Kementerian Kesehatan telah menerbitkan Pedoman/ Panduan untuk suatu
kegiatan/ pelayanan tertentu, maka Puskesmasdalam membuat pedoman/ panduan
wajib mengacu pada pedoman/ panduan yang diterbitkan oleh Kementerian
Kesehatan.
5. Format baku sistematika pedoman panduan yang lazim digunakan sebagai berikut :
a. FORMAT PEDOMAN PENGORGANISASIAN UNIT KERJA
BAB I Pendahuluan
BAB II Gambaran Umum Puskesmas
BAB III Visi, Misi, Falsafah, Nilai dan Tujuan Puskesmas
BAB IV Struktur Organisasi Puskesmas
BAB V Struktur Organisasi Unit Kerja
BAB VI Uraian Jabatan
BAB VII Tata Hubungan Kerja
BAB VIII Pola Ketenagaan dan Kualifikasi Personil
BAB IX Kegiatan Orientasi
BAB X Pertemuan/ Rapat
BAB XI Pelaporan
1. Laporan Harian
23
Puskesmas Karang Mukti
PEDOMAN TATA NASKAH
2. Laporan Bulanan
3. Laporan Tahunan
F. PENYUSUNAN NOTULEN
Notulen kegiatan adalah sebuah catatan tentang perjalanan suatu kegiatan baik
rapat, seminar, diskusi, atau sidang yang dimulai dari awal sampai akhir acara yang
ditulis oleh seorang notulis yang akan dilaporkan oleh ketua kegiatan dan akan
dipertanggungjawabkan suatu saat pada seluruh anggota atau peserta acara. Notulen
adalah naskah dinas yang membuat catatan jalannya acara (kegiatan) mulai dari
pembukaan, pembahasan masalah, sampai dengan pengambilan keputusan serta
penutupan.
Isi notulen diantaranya berisi tentang :
- Tujuan kegiatan
25
Puskesmas Karang Mukti
PEDOMAN TATA NASKAH
Susunan notulen
a. Kepala Notulen
Merupakan bagian-bagian yang pertama kali harus diingat dalam penulisan
tanpa tertinggal. Adapun kepala notulen terdiri atas :
1) Nama atau tema yang akan dibahas
2) Hari dan tanggal acara dilaksanakan
3) Waktu (jam) pelaksanaan acara
4) Tempat pelaksanaan acara
5) Acara saat berlangsung
6) Unsur-unsur yang terlibat dalam rapat yaitu : Ketua dan wakil ketua, sekretaris,
notulis, peserta
b. Isi Notulen
Merupakan suatu bagian dari susunan notulen yang isinya berupa hal-hal yang
dianggap penting dalam kegiatan tersebut tanpa ada yang tertinggal. Maksud dari
pembuatan isi notulen adalah agar dapat membedakan dari susunan matematis dalam
notulen tersebut. Adapun susunan sistematika dalam penulisan notulen adalah :
1) Kata Pembukaaan
2) Pembahasan
3) Pembacaan keputusan dari hasil
4) Waktu/ jam penutupan
c. Bagian akhir notulen
Merupakan penulisan atau penjelasan tentang hal-hal yang berada pada akhir
penulisan notulen. Namun walau letaknya diakhir pengartian dan kedudukannya
sangat penting dalam penulisan notulen. Susunan sistematika dari bagian akhir
notulen adalah :
1) Nama jabatan
2) Tanda tangan
26
Puskesmas Karang Mukti
PEDOMAN TATA NASKAH
G. ABSENSI KEGIATAN
Absensi kegiatan formulir yang berisi data identitas dan validasi dengan paraf atau
tandatangan seseorang yang digunakan sebagai bukti kehadiran/ keikutsertaan seseorang
tersebut dalam suatu acara/ kegiatan. Dari sisi manjemen, absensi/ daftar hadir digunakan
sebagai alat bukti terlaksananya suatu kegiatan/ acara untuk bahan laporan
pertanggungjawaban.
Daftar hadir biasanya menampilkan data kegiatan, waktu kegiatan, jumlah peserta,
nama-nama peserta, asal entitas/ instansi dan penanggungjawab kegiatan.
Sistematika panduan pelayanan Puskesmas dapat dibuat sesuai dengan materi/isi
panduan.Pedoman/panduan yang harus dibuat adalah pedoman/panduan minimal yang
harus ada di Puskesmas yang dipersyaratkan sebagai regulasi yang diminta dalam elemen
penilaian.
Bagi Puskesmas yang telah menggunakan e-file tetap harus mempunyai hardcopy
pedoman/panduan yang dikelola oleh tim akreditasi Puskesmas atau bagian Tata Usaha
Puskesmas.
PETUNJUK PENULISAN
a. Pendahuluan
Yang ditulis dalam pendahuluan adalah hal-hal yang bersifat umum yang masih
terkait dengan upaya/ kegiatan
b. Latar belakang
Latar belakang adalah merupakan justifikasi atau alasan mengapa program tersebut
disusun. Sebaiknya dilengkapi dengan data-data sehingga alasan diperlukan
program tersebut dapat lebih kuat.
c. Tata Nilai
Tata nilai Puskesmas Karang Mukti
d. Tujuan umum dan tujuan khusus
Tujuan ini adalah merupakan tujuan Program/kegiatan. Tujuan umum adalah
tujuan secara garis besarnya, sedangkan tujuan khusus adalah tujuan secara rinci
e. Kegiatan pokok dan rincian kegiatan
Kegiatan pokok dan rincian kegiatan adalah langkah-langkah kegiatan yang harus
dilakukan sehingga tercapainya tujuan Program/kegiatan. Oleh karena itu antara
tujuan dan kegiatan harus berkaitan dan sejalan.
f. Cara melaksanakan kegiatan dan Sasaran
1. Cara Melaksanakan Kegiatan
28
Puskesmas Karang Mukti
PEDOMAN TATA NASKAH
29
Puskesmas Karang Mukti
PEDOMAN TATA NASKAH
Skedul atau jadwal adalah merupakan perencanaan waktu untuk tiap-tiap rincian
kegiatan yang akan dilaksanakan, yang digambarkan dalam bentuk bagan Gantt.
h.Evaluasi pelaksanaan kegiatan dan pelaporan
Yang dimaksud dengan evaluasi pelaksanaan kegiatan adalah evaluasi pelaksanaan
kegiatan terhadap jadual yang direncanakan. Jadual tersebut akan dievaluasi setiap
berapa bulan sekali (kurun waktu tertentu), sehingga apabila dari evaluasi diketahui
ada pergeseran jadwal atau penyimpangan jadwal, maka dapat segera diperbaiki
sehingga tidak mengganggu Program/kegiatan secara keseluruhan. Karena itu yang
ditulis dalam kerangka acuan adalah kapan (setiap kurun waktu berapa lama)
evaluasi pelaksanaan kegiatan dilakukan dan siapa yang melakukan.
Yang dimaksud dengan pelaporannya adalah bagaimana membuat laporan evaluasi
pelaksanaan kegiatan tersebut dan kapan laporan tersebut harus dibuat. Jadi yang
harus ditulis di dalam kerangka acuan adalah cara bagaimana membuat laporan
evaluasi dan kapan laporan tersebut harus dibuat dan ditujukan kepada siapa.
i. Pencatatan, Pelaporan dan evaluasi kegiatan
Pencatatan adalah catatan kegiatan dan yang ditulis dalam kerangka acuan adalah
bagaimana melakukan pencatatan kegiatan atau membuat dokumentasi kegiatan.
Pelaporan adalah bagaimana membuat laporan program dan kapan laporan harus
diserahkan dan kepada siapa saja laporan tersebut harus diserahkan.
Evaluasi kegiatan adalah evaluasi pelaksanaan Program/kegiatan secara
menyeluruh. Jadi yang di tulis didalam kerangka acuan, bagaimana melakukan
evaluasi dan kapan evaluasi harus dilakukan.
Format kerangka acuan sesuai yang diterapkan di Dinas Kesehatan Kabupaten/
Kota masing- masing.
I. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
Istilah prosedur ada beberapa pengertian, diantaranya:
1) Standard Operating Procedures (SOP) adalah serangkaian instruksi tertulis yang
dibakukan mengenai berbagai proses penyelenggaraan administrasi pemerintah,
(Kepmenpan No.021 tahun 2008).
2) Instruksi kerja adalah petunjuk kerja terdokumentasi yang dibuat secara rinci, spesifik
dan bersifat instruktif, yang dipergunakan oleh pekerja sebagai acuan dalam
melaksanakan suatu pekerjaan spesifik agar dapat mencapai hasil kerja sesuai
persyaratan yang telah ditetapkan (Susilo, 2003).
30
Puskesmas Karang Mukti
PEDOMAN TATA NASKAH
31
Puskesmas Karang Mukti
PEDOMAN TATA NASKAH
SOP Pemberian informasi, SOP Pemasangan infus, SOP Pemindahan pasien dari
tempat tidur ke kereta dorong.
8) Format SOP.
1) Format SOP dibakukan agar tidak terjadi banyak format yang digunakan, contoh
pada lampiran, dan diberlakukan sesuai dengan akreditasi Puskesmas ini
diberlakukan,
2) Prinsipnya adalah “Format” SOP yang digunakan dalam satu institusi harus
“SERAGAM”, diantaranya :
3) Format merupakan format minimal, oleh karena itu format ini dapat diberi
tambahan materi/ kolom misalnya, nama penyusun SOP, unit yang memeriksa
SOP. Untuk SOP tindakan agar memudahkan didalam melihat langkah-
langkahnya dengan bagan alir, persiapan alat dan bahan dan lain- lain, namun tidak
boleh mengurangi item-tem yang ada di SOP.
32
Puskesmas Karang Mukti
PEDOMAN TATA NASKAH
JUDUL SOP
Height 2,9 cm
No. Dokumen : Height 2,9 cm
---------------------------------------
Isi ukuran 10
33
Puskesmas Karang Mukti
PEDOMAN TATA NASKAH
Penjelasan :
- Jika SOP disusun lebih dari satu halaman, pada halaman kedua atau lebih kop SOP
cukup pada halaman pertama.
- Penulisan SOP yang harus tetap didalam tabel/kotak adalah : nama Puskesmas dan
logo, judul SOP, nomor dokumen, tanggal terbit dan tandatangan Kepala
Puskesmas, sedangkan untuk pengertian, tujuan, kebijakan, prosedur/ langkah-
langkah, dan unit terkait boleh tidak diberi kotak/ tabel.
34
Puskesmas Karang Mukti
PEDOMAN TATA NASKAH
Judul SOP : diberi Judul /nama SOP sesuai proses kerjanya, dengan Huruf
Times New Roman Ukuran 14.
No. Dokumen: diisi sesuai dengan ketentuan penomeran yang berlaku di
PuskesmasKarang Mukti, dibuat sistematis agar ada keseragaman.
Contoh : 800/ /SOP/PKM-KM/ /2018
No. Revisi : diisi dengan status revisi, dapat menggunakan huruf. Contoh :
dokumen baru diberi huruf A, dokumen revisi pertama diberi huruf B dan
seterusnya. Tetapi dapat juga dengan angka, misalnya untuk dokumen baru
dapat diberi nomor 0, sedangkan dokumen revisi pertama diberi nomor 1, dan
seterusnya.
Halaman : diisi nomor halaman dengan mencantumkan juga total halaman untuk
SOP tersebut. misalnya : halaman pertama : 1/5, halaman kedua: 2/5, halaman
terakhir : 5/5.
SOP diberi penamaan sesuai ketentuan (istilah) yang digunakan
PuskesmasKarang Mukti, misalnya :SOP, Prosedur, prosedur tetap, petunjuk
pelaksanaan, prosedur kerja dan sebagainya, namun didalam akreditasi
Puskesmas Karang Muktimemakai istilah SOP.
Tanggal terbit : diberi tanggal sesuai tanggal terbitnya atau tanggal
diberlakukannya SOP tersebut
Ditetapkan Kepala PusksmasKarang Mukti: diberi tandatangan Kepala
PuskesmasKarang Muktidan nama jelasnya tanpa gelar.
35
Puskesmas Karang Mukti
PEDOMAN TATA NASKAH
(1) Diagram alir makro, menunjukkan kegiatan-kegiatan secara garis besar dari
proses yang ingin kita tingkatkan, hanya mengenal satu simbol, yaitu
simbol balok:
36
Puskesmas Karang Mukti
PEDOMAN TATA NASKAH
o Awal kegiatan:
37
Puskesmas Karang Mukti
PEDOMAN TATA NASKAH
38
Puskesmas Karang Mukti
PEDOMAN TATA NASKAH
39
Puskesmas Karang Mukti
PEDOMAN TATA NASKAH
b)Nomor urut SOP adalah urutan nomor SOP di dalam unit kerja upaya
Puskesmas/FKTP.
c)Satu SOP dipergunakan oleh lebih dari satu unit yang berbeda misalnya
SOP rujukan pasien maka diberi kolom unit terkait/unit pemakai SOP.
7) Tata Cara Penyimpanan SOP
a) Penyimpanan adalah bagaimana SOP tersebut disimpan.
b) SOP asli (master dokumen/ SOP yang sudah dinomori dan sudah
ditandatangani) agar disimpan di sekretariat Tim Akreditasi
Puskesmas/FKTP atau Bagian Tata Usaha Puskesmas/FKTP, sesuai
dengan ketentuan yang berlaku di organisasi tersebut tentang tata cara
pengarsipan dokumen yang diatur dalam tata nasakh. Penyimpanan
SOP yang asli harus rapi, sesuai metode pengarsipan sehingga mudah
dicari kembali bila diperlukan.
c) SOPfotocopy disimpan di masing-masing unit upaya
Puskesmas/FKTP, dimana SOP tersebut dipergunakan. Bila SOP
tersebut tidak berlaku lagi atau tidak dipergunakan maka unit kerja
wajib mengembalikan SOP yang sudah tidak berlaku tersebut ke
sekretariat Tim mutu atau Bagian Tata Usaha sehingga di unit kerja
hanya ada SOP yang masih berlaku saja. Sekretariat Tim Mutu atau
Bagian Tata Usaha organisasi dapat memusnahkan fotocopy SOP yang
tidak berlaku tersebut, namun untuk SOP yang asli agar tetap disimpan,
dengan lama penyimpanan sesuai ketentuan dalam ketentuan retensi
dokumen yang berlaku di Puskesmas/FKTP.
d) SOP di unit upaya Puskesmas/FKTP harus diletakkan ditempat yang
mudah dilihat, mudah diambil, dan mudah dibaca oleh pelaksana.
41
Puskesmas Karang Mukti
PEDOMAN TATA NASKAH
c) Distribusi SOP bisa hanya untuk unit kerja tertentu tetapi bisa juga
untuk seluruh unit kerja lainnya.
d) Bagi Puskesmas/Klinik yang sudah menggunakan e-file maka distribusi
SOP bisa melalui jejaring area local, dan diatur kewenangan otorisasi
disetiap unit kerja, sehingga unit kerja dapat mengetahui batas
kewenangan dalam membuka SOP.
9) Evaluasi SOP.
Evaluasi SOP dilakukan terhadap isi maupun penerapan SOP.
a. Evaluasi penerapan/kepatuhan terhadap SOP dapat dilakukan dengan
meniai tingkat kepatuhan terhadap langkah-langkah dalam SOP. Untuk
evaluasi ini dapat dilakukan dengan menggunakan daftar tilik/check
list
Daftar tilik adalah daftar urutan kerja (actions) yang dikerjakan
secara konsisten, diikuti dalam pelaksanaan suatu rangkaian
kegiatan, untuk diingat, dikerjakan, dan diberi tanda (check-mark).
Daftar tilik merupakan bagian dari sistem manajemen mutu untuk
mendukung standarisasi suatu proses pelayanan.
Daftar tilik tidak dapat digunakan untuk SOP yang kompleks.
Daftar tilik digunakan untuk mendukung, mempermudah
pelaksanaan dan memonitor SOP, bukan untuk menggantikan SOP
itu sendiri.
42
Puskesmas Karang Mukti
PEDOMAN TATA NASKAH
43
Puskesmas Karang Mukti
PEDOMAN TATA NASKAH
A. KEBIJAKAN
1. Ukuran kertas cetak : A470 gram
44
Puskesmas Karang Mukti
PEDOMAN TATA NASKAH
B. PEDOMAN MUTU
1. Cover Pedoman menggunakan huruf Times New Roman Ukuran huruf 22, Contoh
terlampir
2. Ukuran Logo Puskesmas T : 8,15 cm,
3. Ukuran Kertas A4 70 gram,
4. Menggunakan Huruf Times New Roman dengan ukuran huruf judul ditebalkan dan
ukuran 14, Isi ukuran huruf 12,
DINAS KESEHATAN.........dst ( ukuran huruf 18)
PUSKESMAS KARANG MUKTI......... (ukuran huruf 28)
Jln. Raya............dst (ukuran huruf 11)
Tahun 2017.......... (ukuran huruf 14, miring),
5. Spasi Paragraf 1,5,
6. Batas margin kiri 3, atas 2,54, kanan 2,54, bawah 2,54,
45
Puskesmas Karang Mukti
PEDOMAN TATA NASKAH
E. PEDOMAN/ PANDUAN
1. Cover Pedoman menggunakan huruf Times New Roman Ukuran Huruf 22, Contoh
terlampir
2. Ukuran Kertas A4 70 gram,
3. Menggunakan Huruf Times New Roman dengan ukuran huruf judul ditebalkan dan
ukuran 14, Isi ukuran huruf 12,
4. Spasi Paragraf 1,5,
5. Batas margin kiri 3, atas 2,5, kanan 2,5, bawah 2,5,
F. NOTULEN
1. Ukuran Kertas A4 70 gram,
2. Menggunakan Huruf Times New Roman dengan ukuran huruf judul ditebalkan dan
ukuran 14, Isi ukuran huruf 12,
3. Spasi Paragraf 1,5,
4. Ukuran logo sama dengan ukuran logo kebijakan
5. Batas margin kiri 2,54, atas 2,54, kanan 2,54, bawah 2,54,
G. ABSENSI KEGIATAN
1. Ukuran Kertas A4 70 gram,
46
Puskesmas Karang Mukti
PEDOMAN TATA NASKAH
2. Menggunakan Huruf Times New Roman dengan ukuran huruf judul ditebalkan dan
ukuran 14, Isi ukuran huruf 12,
3. Spasi Paragraf 1,5,
4. Ukuran logo sama dengan ukuran logo kebijakan
5. Batas margin kiri 2,54, atas 2,54, kanan 2,54, bawah 2,54,
I. SOP
1. KOP Lambang Musi Banyuasin disebelah kiri, dan KOP Lambang Puskesmas
berwarna hijau disebelah kanan
2. Ukuran Logo Muba Height = 2,9 cm
3. Ukuran Logo PuskesmasHeight = 2,9 cm
47
Puskesmas Karang Mukti
PEDOMAN TATA NASKAH
BAB.V
PENUTUP
48
Puskesmas Karang Mukti
PEDOMAN TATA NASKAH
BAB VI
LAMPIRAN
49
Puskesmas Karang Mukti
PEDOMAN TATA NASKAH
CONTOH SK
TENTANG
50
Puskesmas Karang Mukti
PEDOMAN TATA NASKAH
KEPALA
PUSKESMAS KARANG MUKTI,
53
Puskesmas Karang Mukti
PEDOMAN TATA NASKAH
CONTOH SOP
54
Puskesmas Karang Mukti
PEDOMAN TATA NASKAH
PENYULUHAN KESPRO
55
Puskesmas Karang Mukti
PEDOMAN TATA NASKAH
56
Puskesmas Karang Mukti
PEDOMAN TATA NASKAH
KERANGKA ACUAN
KEGIATAN MUSYAWARAH MASYARAKAT DESA
I. PENDAHULUAN
Dalam upaya mencapai Visi dan Misi Kementrian Kesehatan, ditetapkan strategi
untuk mencapainya yaitu dengan peberdayaan masyarakat,swasta dan masyarakat
dalam pembangunan kesehatan melalui kerjasama nasional dan global. Kegiatan ini
dilakukan adalah dengan strategi yang berbasis model pendekatan dan kebersamaan
yaitu berupaya memfasilitasi percepatan peningkatan derajat kesehatan bagi seluruh
penduduk dengan mengembangakan kesiapsiagaan di tingkat kelurahan.
Undang-Undang Dasar 1945 pasal 28 ayat 1, memberikan jaminan bahwa setiap
orang berhak memperoleh pelayanan kesehatan. Oleh karenanya dalam rangka
mewujudkan amanat tersebut, Pemerintah terus melakukan berbagai kegiatan inovatif,
pengadaan sarana dan prasarana penunjang termasuk tersedianya biaya operasional.
Dukungan pemerintah dalam bentuk dana seperti Bantuan Operasional Puskesmas
melalui APBDbagi Puskesmas sebagai kegiatan inovatif di samping kegiatan lainnya
seperti Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dan Bantuan Operasional Kesehatan
(BOK).
58
Puskesmas Karang Mukti
PEDOMAN TATA NASKAH
dilaksanakan setiap bulan melalui berbagai media musyawarah dari tingkat kelurahan
maupun kecamatan.
Untuk memenuhipersyaratan akreditasi dimana harus tercakup hal hal yang
membutuhkan waktu khusus karena dengan pertemuan yang ada masih kurang, baik
masalah waktu maupun peserta yang diharapkan hadir maka dilaksanakanlah
musyawarah masyarakat
desa secara tersendiri dengan harapan akan diperoleh komitmen beberapa pihak
untukmendukung tercapainya akreditasi puskesmas Karang Mukti.
MMD
60
Puskesmas Karang Mukti
PEDOMAN TATA NASKAH
Contoh Notulen
PEMERINTAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS KARANG MUKTI P.3 K.A.T
Desa Karang Mukti Rt 09 Rw 01 Kecamatan Lalan
Pembahasan :
Kesimpulan :
61
Puskesmas Karang Mukti
PEDOMAN TATA NASKAH
62
Puskesmas Karang Mukti
PEDOMAN TATA NASKAH
DAFTAR HADIR
KAJI BANDING KE PUSKESMAS KARANG MUKTI
No Nama Jabatan(sesuaikan) Tanda- tangan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
63