PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Salah satu unsur penting dan sangat vital yang menentukan keberhasilan
akreditasi FKTP adalah bagaimana mengatur sistem pendokumentasian dokumen.
Pengaturan sistem dokumentasi dalam satu proses implementasi akreditasi
FKTP dianggap penting karena dokumen merupakan acuan kerja, bukti pelaksanaan dan
penerapan kebijakan, program dan kegiatan, serta bagian dari salah satu persyaratan
Akreditasi FKTP. Dengan adanya sistem dokumentasi yang baik dalam suatu
institusi/organisasi diharapkan fungsi-fungsi setiap personil maupun bagian-bagian dari
organisasi dapat berjalan sesuai dengan perencanaan bersama dalam upaya mewujudkan
kinerja yang optimal.
Dokumen yang dimaksud dalam Akreditasi FKTP secara garis besar dibagi atas
dua bagian yaitu dokumen internal dan eksternal. Dokumen tersebut digunakan untuk
membangun dan membakukan sistem manajemen mutu dan sistem manajemen
pelayanan. Regulasi internal tersebut berupa Kebijakan, Pedoman, Standar Oprasional
Prosedur (SOP) dan dokumen lain disusun berdasarkan peraturan perundangan dan
pedoman-pedoman (regulasi) eksternal yang berlaku.
Agar para pemangku kepentingan Akreditasi FKTP memiliki acuan dan
memudahkan dalam melakukan dokumentasi perlu disusun Pedoman Penyusunan
Dokumen Akreditasi FKTP.
1
c. Tersedianya pedoman bagi Surveior dalam melakukan penilaian
akreditasi UPTD Puskesmas PImping
d. Tersedianya pedoman penyusunan dokumen untuk pelatihan akreditasi
UPTD Puskesmas Pimping.
C. SASARAN
Sasaran dalam penyusunan dokumentasi adalah Kepala UPTD Puskesmas
Pimping, penanggung jawab, pelaksana, dan Tim Mutu/ Akreditasi UPTD
Puskesmas Pimping , pendamping, Surveior akreditasi UPTD Puskesmas
Pimping.
D. DASAR HUKUM
1. Undang – Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan.
2. Undang – Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah Daerah.
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007 Tentang
Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah Daerah Propinsi dan
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota.
4. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 Tentang Perangkat Daerah.
5. Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 35 Tahun 2012 tentang Pedoman
Penyusunan Standar Operasional Prosedur Administrasi Pemerintahan.
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 71 Tahun 2013 Tentang Pelayanan
Kesehatan pada Jaminan Kesehatan Nasional.
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 44 Tahun 2016 Tentang Manajemen
Puskesmas.
8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019 tentang Puskesmas.
9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 34 Tahun 2022 tentang Akreditasi
Puskesmas, Klinik Pratama, Tempat Praktek Mandiri Dokter dan Tempat
Praktik Mandiri Dokter.
10. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/165/2023
tentang Standar Akreditasi Puskesmas.
11. Keputusan Dirjen Pelayanan Kesehatan Nomor HK. 02.02/D/4871/2023
Tentang Instrumen Survei Akreditasi Pusat Kesehatan Masyarakat.
2
12. Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bulungan Nomor 03
Tahun 2022 tentang Penetapan Indikator Prioritas Dalam Pelayanan
Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Bulungan Tahun 2022
3
BAB II
DOKUMENTASI AKREDITASI FKTP
4
4. Dokumen Kadaluwarsa
Dokumen yang dinyatakan sudah tidak berlaku oleh karena telah mengalami
perubahan/ revisi sehingga tidak dapat lagi menjadi acuan dalam melaksanakan
pekerjaan. Dokumen ini harus ada tanda/ stempel “KADALUWARSA”. Dokumen
induk diindentifikasi dan dokumen sisanya dimusnahkan.
BAB III
5
PENYUSUNAN DOKUMEN AKREDITASI
A. Kebijakan
Kebijakan adalah Peraturan/Surat Keputusan yang ditetapkan oleh Kepala UPTD
Puskesmas Pimping yang merupakan garis besar yang bersifat mengikat dan wajib
dilaksanakan oleh penanggung jawab maupun pelaksana. Berdasarkan kebijakan tersebut,
disusun pedoman/panduan dan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang memberikan
kejelasan langkah-langkah dalam pelaksanaan kegiatan di Puskesmas.
Penyusunan Peraturan/Surat Keputusan tersebut harus didasarkan pada peraturan,
baik Undang-undang, Peraturan Pemerintah, Peraturan Presiden, Peraturan Menteri,
Peraturan Daerah, Peraturan Kepala Daerah, dan pedoman-pedoman teknis yang berlaku,
seperti yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan, Kementerian Dalam Negeri, Dinas
Kesehatan Provinsi, dan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
Peraturan/Surat Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Pimping dapat dituangkan
dalam pasal-pasal keputusan tersebut, atau merupakan lampiran dari peraturan/
keputusan.
Format Peraturan/Surat Keputusan disesuaikan dengan Peraturan Daerah yang
berlaku atau dapat disusun sebagai berikut :
1. Kop Surat
a. Tulisan “PEMERINTAH KABUPATEN BULUNGAN” menggunakan font
Times New Roman size 12, spasi antar baris 1 pt, menggunakan huruf
besar.
b. Tulisan “DINAS KESEHATAN” menggunakan font Times New Roman
size 12, spasi antar baris 1 pt, menggunakan huruf besar.
c. Tulisan “UPTD PUSKESMAS PIMPING” menggunakan font Times New
Roman size 13, spasi antar baris 1 pt, menggunakan huruf besar.
d. Tulisan alamat menggunakan font Times New Roman Size 9, Italic
Jl. H.M Ardans RT 20 ds. Karang Agung kec. Tanjung Palas Utara, Kab. Bulungan
Kalimantan Utara 77253
e. Tulisan Email menggunakan font Times New Roman Size 9, Italic
Email : puskesmaspimping@gmail.com (contoh)
f. Dibawah Kop diberi garis horizontal tebal tipis dari batas margin kiri
sampai batas margin kanan ketebalan 1,5
g. Logo sebelah kiri adalah Logo Kabupaten Bulungan dan Logo sebelah
kanan adalah Logo Puskesmas.
2. Jarak antara kop surat dengan baris berikutnya 2 enter spasi 1
6
3. Memakai kertas dengan Kop Surat UPTD Puskesmas Pimping dengan
menggunakan kertas ukuran F4 (21,50x33 cm) dengan penulisan menggunakan
margin atas 2 cm, margin kiri 3 cm, margin kanan 2,5 cm dan margin bawah 2,5
cm.
4. Pembukaan ditulis dengan huruf kapital :
a. Kebijakan ditulis menggunakan huruf kapital font Times New Roman size 12
bold dengan spasi 1,15
Contoh : KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS PIMPING
b. Nomor ditulis sesuai sistem penomoran UPTD Puskesmas Pimping,
menggunakan huruf Times New Roman size 12 dengan spasi 1.
SK : Nomor Urut/SK/ PKM-PPG/Bulan/Tahun.
SOP : Nomor Urut/SOP/PKM-PPG/Bulan/Tahun.
Contoh : 001/SK/PKM-PPG/VI/2023
c. Judul dengan huruf kapital Times New Roman size 12 spasi 1,15
Contoh : PEDOMAN TATA NASKAH
Jabatan pembuat keputusan ditulis simetris dan diletakkan ditengah margin
menggunakan huruf kapital Times New Roman bold.
Contoh : KEPALA UPTD PUSKESMAS PIMPING
5. Konsideran meliputi :
a. Menimbang
1) Memuat uraian singkat temtang pokok pikiran yang menjadi latar belakang dan
alasan pembuatan keputusan ;
2) Huruf awal kata “Menimbang” ditulis dengan huruf kapital dan diakhiri dengan
tanda baca titik (:), menggunakan font Times New Roman 12 dan diletakkan di
bagian kiri ;
3) Konsideran “Menimbang” diawali dengan penomoran menggunakan huruf kecil
“a,b,c dst..” dan dimulai dengan .kata “bahwa” dengan “b” huruf kecil, dan
diakhiri dengan tanda baca titik koma (;)
b. Mengingat
1) Kata “mengingat” diletakkan di bagian kiri sejajar kata menimbang,
2) Memuat dasar kewenangan dan peraturan perundangan yang
memerintahkan pembuat Peraturan/ Surat Keputusan tersebut,
3) Peraturan perundangan yang menjadi dasar hukum adalah peraturan yang
tingkatannya sederajat atau lebih tinggi,
4) Konsideran yang berupa peraturan diurutkan sesuai dengan hirarki tata
perundangan dengan tahun yang lebih awal disebut lebih dulu, diawali
dengan nomor 1, 2, dst, dan diakhiri tanda baca titik koma (;)
7
2. Diktum
a. Diktum “MEMUTUSKAN” ditulis simetris di tengah, seluruhnya dengan
huruf kapital;
b. Diktum Menetapkan dicantumkan setelah kata memutuskan sejajar
dengan kata menimbang dan mengingat, huruf awal kata menetapkan
ditulis dengan huruf kapital, dan diakhiri dengan tanda baca titik dua (:);
c. Nama keputusan sesuai dengan judul keputusan (kepala), seluruhnya
ditulis dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda baca titik (.).
3. Batang Tubuh
a. Batang tubuh memuat semua substansi Peraturan/Surat Keputusan yang
dirumuskan dalam diktum-diktum dan ditulis dengan menggunakan huruf
kapital, misalnya :
Kesatu :
Kedua :
dst
b. Dicantumkan saat berlakunya Peraturan/Surat Keputusan, perubahan,
pembatalan, pencabutan ketentuan, dan peraturan lainnya,
c. Isi dari materi kebijakan ditulis dengan awalan huruf kapital dan
dilanjutkan dengan huruf kecil yang diakhiri tanda titik (.),
b. Materi kebijakan dapat dibuat sebagai lampiran Peraturan/Surat Keputusan,
dan pada halaman terakhir ditandatangani oleh pejabat yang menetapkan
Peraturan/Surat Keputusan.
4. Kaki
Kaki Peraturan/Surat Keputusan merupakan bagian akhir substansi yang
memuat penanda tangan penerapan Peraturan/Surat Keputusan, pengundangan
peraturan/keputusan yang terdiri dari :
a. tempat dan tanggal penetapan,
b. nama jabatan
c. tanda tangan pejabat,
d. nama lengkap pejabat yang menandatangani, dan di stempel UPTD
Puskesmas Pimping
5. Penandatanganan
8
Peraturan/Surat Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Pimping di tandatangani
oleh Kepala UPTD Puskesmas pimping dan dituliskan tanpa gelar.
6. Lampiran
a. Halaman pertama harus dicantumkan nomor dan judul Peraturan/ Surat
keputusan dan diletakkan di kanan atas,
b. Halaman terakhir harus ditanda tangani oleh Kepala UPTD Puskesmas
Pimping.
B. Manual Mutu
9
Manual mutu adalah dokumen yang memberi informasi yang konsisten ke dalam
maupun ke luar tentang sistem manajemen mutu. Manual mutu disusun, ditetapkan, dan
dipelihara oleh organisasi. Manual mutu tersebut meliputi :
Kata Pengantar
I. Pendahuluan
A. Latar belakang
1. Profil Organisasi
2. Kebijakan Mutu
3. Proses Pelayanan (Proses Bisnis)
B. Ruang Lingkup
C. Tujuan
D. Landasan hukum dan acuan
E. Istilah dan definisi
II. Sistem Manajemen Mutu dan Sistem Penyelenggaraan Pelayanan :
A. Persyaratan umum
B. Pengendalian dokumen
C. Pengendalian rekaman
III. Tanggung Jawab Manajemen:
A. Komitmen manajemen
B. Fokus pada sasaran/pasien
C. Kebijakan mutu
D. Perencanaan Sistem Manajemen Mutu dan dan Pencapaian Sasaran
Kinerja/Mutu
E. Tanggung jawab, wewenang, dan komunikasi
F. Wakil Manajemen Mutu/Penanggung Jawab Manajemen Mutu
G. Komunikasi internal
10
VI. Penyelenggaraan Pelayanan:
A. Upaya Kesehatan Masyarakat Puskesmas:
1. Perencanaan Upaya Kesehatan Masyarakat, akses dan pengukuran kinerja
2. Proses yang berhubungan dengan sasaran:
a. Penetapan persyaratan sasaran
b. Tinjauan terhadap persyaratan sasaran
c. Komunikasi dengan sasaran
3. Pembelian (jika ada)
4. Penyelenggaraan UKM:
a. Pengendalian proses penyelenggaraan upaya
b. Validasi proses penyelenggaraan upaya
c. Identifikasi dan mampu telusur
d. Hak dan kewajiban sasaran
e. Pemeliharaan barang milik pelanggan (jika ada)
f. Manajemen risiko dan keselamatan
5. Pengukuran, analisis, dan penyempuirnaan sasaran kinerja UKM:
a. Umum
b. Pemantauan dan pengukuran:
1) Kepuasan pelanggan
2) Audit internal
3) Pemantauan dan pengukuran proses
4) Pemantauan dan pengukuran hasil layanan
c. Pengendalian jika ada hasil yang tidak sesuai
d. Analisis data
e. Peningkatan berkelanjutan
f. Tindakan korektif
g. Tindakan preventif
B. Pelayanan Klinis (Upaya Kesehatan Perseorangan)
1. Perencanaan Pelayanan Klinis
2. Proses yang berhubungan dengan pelanggan
3. Pembelian/pengadaan barang terkait dengan pelayanan klinis:
a. Proses pembelian
b. Verifikasi barang yang dibeli
c. Kontrak dengan pihak ketiga
4. Penyelenggaraan pelayanan klinis:
a. Pengendalian proses pelayanan klinis
b. Validasi proses pelayanan
11
c. Identifikasi dan ketelusuran
d. Hak dan kewajiban pasien
e. Pemeliharaan barang milik pelanggan (spesismen, rekam medis, dsb)
f. Manajemen risiko dan keselamatan pasien
5. Peningkatan Mutu Pelayanan Klinis dan Keselamatan Pasien:
a. Penilaian indikator kinerja klinis
b. Pengukuran pencapaian sasaran keselamatan pasien
c. Pelaporan insiden keselamatan pasien
d. Analisis dan tindak lanjut
e. Penerapan manajemen risiko
6. Pengukuran, analisis, dan penyempurnaan:
a. Umum
b. Pemantauan dan pengukuran:
1) Kepuasan pelanggan
2) Audit internal
3) Pemantauan dan pengukuran proses kinerja
4) Pemantauan dan pengukuran hasil layanan
c. Pengendalian jika ada hasil yang tidak sesuai
d. Analisis data
e. Peningkatan berkelanjutan
f. Tindakan korektif
g. Tindakan preventif
VII. Penutup
Lampiran (jika ada)
Format manual mutu disesuaikan dengan pedoman tata naskah yang ada di
UPTD. Puskesmas Pimping yaitu:
1. Kertas menggunakan ukuran F4. Ukuran Widht 21,5 cm Height 33 cm.
2. Orientation portrait.
3. Semua huruf menggunakan font Arial.
4. Semua huruf menggunakan font size 11.
5. Line spacing 1,5
6. Margin : Top = 2 cm Right = 2,5 cm
Left = 3 cm Bottom = 2,5 cm
7. Align Text pada isi dokumen menggunakan justify (rata kanan kiri).
8. Tata cara penulisan manual mutu
12
I. …..
A. …..
1. …..
a. …..
1) …..
a) …..
3. Penutup
Panduan disusun dengan harapan akan membantu Kepala Puskesmas dalam
menyusun rencana kinerja lima tahunan, yang kemudian diuraikan dalam rencana
tahunan dalam bentuk Rencana Usulan Kegiatan dan Rencana Pencapaian Kegiatan.
Format manual mutu disesuaikan dengan pedoman tata naskah yang ada di
Puskesmas Tanah Kuning, yaitu:
1. Kertas menggunakan ukuran F4. Ukuran Widht 21,5 cm Height 33 cm.
2. Orientation portrait.
3. Semua huruf menggunakan font Arial.
4. Semua huruf menggunakan font size 11.
5. Line spacing 1,5
6. Margin : Top = 2 cm Right = 2,5 cm
Left = 3 cm Bottom = 2,5 cm
7. Align Text pada isi dokumen menggunakan justify (rata kanan kiri).
8. Tata cara penulisan Rencana Lima Tahunan Puskesmas :
I. …..
A. …..
1. …..
a. …..
1) …..
a) …..
E. Pedoman/ Panduan
Pedoman/Panduan adalah: kumpulan ketentuan dasar yang memberi arah langkah-
langkah yang harus dilakukan. Pedoman merupakan dasar untuk menentukan dan
melaksanakan kegiatan. Panduan adalah petunjuk dalam melakukan kegiatan, sehingga
dapat diartikan pedoman mengatur beberapa hal, sedangkan panduan hanya mengatur 1
(satu) kegiatan. Pedoman/panduan dapat diterapkan dengan baik dan benar melalui
penerapan SOP. Mengingat sangat bervariasinya bentuk dan isi pedoman/panduan maka
19
UPTD Puskesmas Pimping menyusun/membuat sistematika buku pedoman/panduan
sesuai kebutuhan.
Beberapa hal yang perlu di perhatikan untuk dokumen pedoman atau panduan
yaitu:
1. Setiap pedoman atau panduan harus dilengkapi dengan peraturan atau keputusan
Kepala FKTP untuk memberlakukan pedoman/panduan tersebut.
2. Peraturan kepala FKTP tetap berlaku meskipun terjadi pergantian kepala FKTP.
3. Setiap pedoman /panduan sebaiknya dilakukan evaluasi minimal setiap 2-3 tahun
sekali.
4. Bila Kementerian Kesehatan telah menerbitkan pedoman/panduan untuk suatu
kegiatan/pelayanan tertentu, maka FKTP dalam membuat pedoman/panduan wajib
mengacu pada pedoman/panduan yang diterbitkan oleh Kementerian Kesehatan.
5. Format buku sistematika pedoman/panduan yang lazim digunakan sebagai berikut:
a. Format Pedoman Pengorganisasian Unit Kerja
Kata Pengantar
BAB I Pendahuluan
BAB II Gambaran Umum FKTP
BAB III Visi, Misi, Falsafah, Nilai, dan tujuan FKTP
BAB IV Struktur Organisasi FKTP
BAB V Struktur Organisasi Unit Kerja
BAB VI Uraian Jabatan
BAB VII Tata Hubungan Kerja
BAB VIII Pola Ketenagaan dan kualifikasi personil
BAB IX Kegiatan Orientasi
BAB X Pertemuan/ Rapat
BAB XI Pelaporan
A. Laporan Harian
B. Laporan Bulanan
C. Laporan Tahunan
23
harus ditulis di dalam kerangka acuan adalah cara bagaimana membuat laporan
evaluasi dan kapan laporan tersebut harus dibuat dan ditujukan kepada siapa.
25
Operasional (SPO)” yang dipergunakan dalam undang-undang Praktik Kedokteran
maupun dalam undang-undang kesehatan lebih bersifat perorangan sebagai profesi.
Jika SOP disusun lebih dari satu halaman, pada halaman kedua dan seterusnya SOP
dibuat tanpa menyertakan kop/heading.
2) Komponen SOP
1.Pengertian
2.Tujuan
3.Kebijakan
4.Referensi
5.Prosedur/ Langkah-langkah
6.Unit Terkait
7.Rekaman historis perubahan
Penjelasan:
Penulisan SOP yang harus tetap di dalam tabel/kotak adalah: nama
Puskesmas dan logo, judul SOP, nomor dokumen, tanggal terbit dan tanda tangan
Kepala Puskesmas, sedangkan untuk pengertian, tuj uan, kebijakan, refrensi,
prosedur/ langkah-langkah, bagan alir, unit terkait, hal-hal yang perlu diperhatikan,
dokumen terkait dan rekaman historis perubahan tidak diberi tabel/kotak.
Petunjuk Pengisian SOP
1) Logo:
27
Bagi Puskesmas, logo yang dipakai adalah logo Pemerintah Kabupaten/Kota, dan
lambang Puskesmas.
2) Kotak Kop/ Heading diisi sebagai berikut :
a) Heading hanya dicetak halaman pertama.
b) Kotak Puskesmas diberi Logo pemerintah daerah, dan nama Puskesmas.
c) Kotak Judul diberi Judul/nama SOP sesuai proses kerjanya.
d) Nomor Dokumen: diisi dengan ketentuan penomoran yang berlaku di UPTD
Puskesmas Pimping yang bersangkutan, dibuat sistematis agar ada
keseragaman.
NOMOR : nomor urut/SOP/PKM-PP/(Bulan)/(Tahun).
Untuk penomoran tanpa spasi, bulan sesuai bulan pembuatan SOP
(menggunakan huruf romawi (I-XII), tahun sesuai dengan tahun
pembuatan SOP.
Penomoran Surat Keputusan harus terdaftar dahulu di buku register SK
Tata Usaha sebelum di print out.
Evaluasi SOP
Evaluasi SOP dilakukan terhadap isi maupun penerapan SOP.
29
1) Evaluasi penerapan/kepatuhan terhadap SOP dapat dilakukan dengan menilai
tingkat kepatuhan terhadap langkah-langkah dalam SOP. Untuk evaluasi ini
dapat dilakukan dengan menggunakan daftar tilik/check list:
a) Daftar tilik adalah daftar urutan kerja (actions) yang dikerjakan secara
konsisten, diikuti dalam pelaksanaan suatu rangkaian kegiatan, untuk diingat,
dikerjakan, dan diberi tanda (checkmark).
b) Daftar tilik merupakan bagian dari sistem manajemen mutu untuk
mendukung standarisasi suatu proses pelayanan.
c) Daftar tilik tidak dapat digunakan untuk SOP yang kompleks.
d) Daftar tilik digunakan untuk mendukung, mempermudah pelaksanaan dan
memonitor SOP, bukan untuk menggantikan SOP itu sendiri.
e) Langkah-langkah menyusun daftar tilik: Langkah awal menyusun daftar tilik
dengan melakukan identifikasi prosedur yang membutuhkan daftar tilik
untuk mempermudah pelaksanaan dan monitoringnnya,
1) Buat daftar kerja yang harus dilakukan,
2) Susun urutan kerja yang harys dilakukan,
3) Masukan dalam daftar tilik sesuai dengan from tertentu,
4) Lakukan uji coba,
5) Lakukan perbaikan daftar tilik,
6) Standarisasi daftar tilik.
f) Daftar tilik untuk mengecek kepatuhan terhadap SOP dalam langkah-langkah
kegiatan, dengan umur sebagai berikut.
30
d) Peraturan Kepala FKTP tetap berlaku meskipun terjadi perggantian Kepala
FKTP.
I. Rekam Implementasi
1. Rekam implementasi adalah: dokumen yang menjadi bukti obyektif dari kegiatan
yang dilakukan atau hasil yang dicapai didalam kegiatan UPTD Puskesmas Pimping
dalam melaksanakan regulasi internal atau kegiatan yang direncanakan.
2. Catatan/ rekam implementasi sebagai bukti pelaksanaan kegiatan juga harus
dikendalikan. Organisasi harus menetapkan SOP terdokumentasi untuk
mendefinisikan pengendalian yang diperlukan untuk identifikasi, penyimpanan,
perlindungan, pengambilan, lama simpan dan pemusnahan. Catatan/ rekam
implementasi harus dapat terbaca, segera dapat teridentifikasi dan dapat diakses
kembali untuk memperjelas, buku Pedoman Penyusunan Dokumen Akreditasi di
33
Puskesmas Pimping ini dilengkapi dengan contoh-contoh dokumen sebagai lampiran
dari pedoman ini.
J. Resep / Peresepan
Resep/ Peresepan merupak salah satu komponen penting dalam
kegiatan pelayanan. Resep adalah keterangan dokter tentang obat serta
takarannya, yang harus dipakai oleh pelanggan/ pelanggan dan dapat
ditukar dengan obat di apotek. Sedangkan peresepan adalah proses
pemesanan/ permintaan tertulis dari dokter, dokter gigi, dan praktisi
lainnya yang berijin kepada pengelola obat di UPTD Puskesmas Pimping
untuk menyediakan/ membuatkan obat dan menyerahkannya kepada
pelanggan. Resep merupakan sarana komunikasi professional bagi dokter,
penyedia obat (Apoteker) dan Pelanggan/pelanggan (pengguna obat). Isi
resep merupakan refleksi dari pengobatan. Untuk itu agar obat obat
berhasil harus resep harus rasional.
4. Tepat dosis
6. Tepat pelanggan
34
perubahan (statis), sehingga resep obat yang ditulis dalam bahasa latin
tidak terjadi salah tafsir.
Penulisan resep yang baik harus lengkap dan jelas. Dalam resep untuk
pelanggan rawat jalan dan rawat inap di UPTD Puskesmas Pimping harus
tercantum:
Dalam lebar persetujuan medis berisi KOP UPTD Puskesmas Pimping, nama,
umur dan alamat pelanggan/pelanggan dan informasi yang jelas tentang
keadaan pelanggan, ttd petugas, ttd saksi dan ttd yang membuat pernyataan/
yang diberi penjelasan.
Contoh lembar persetujuan Medis terlampir
37
f. No. Telepon
g. No.RM
h. Status Bayar :Umum/BPJS
i. No.BPJS/KIS/ASKES
j. Riwayat Alergi Obat
3. Tanggal periksa
4. Anamnesa (S)
5. Pemeriksaan (O)
6. Diagnosa (A)
7. Penatalaksanaan (P)+ konseling
8. Kunjungan
a. Baru
b. Lama
9. Kasus
a. Baru
b. Lama
10. Paraf/ttd pelanggan
Contoh : status pelanggan UGD terlampir.
P. Kartu Berobat
Kartu berobat merupakan salah satu sarana komunikasi dari puskesmas
kepada pelanggan untuk memudahkan mereka maupun petugas pelayanan UPTD
Puskesmas Pimping ketika ingin mendaftar melalui loket. Kartu berobat ini diberikan
1 buah ke setiap kepala keluarga yang datang. Kartu loket digunakan untuk seluruh
anggota keluarga karena di UPTD Puskesmas Pimping menggunakan status individu.
Adapun format dalam kartu berobat yaitu;
2. Nama Pelanggan
3. Alamat
4. No Rekam Medis
5. Jenis Kelamin
38
6. Tanggal Lahir / Umur
7. Keterangan
Q. Rujukan Laboratorium
Merupakan sebuah media yang digunakan petugas untuk mengetahui apa saja
diagnosa penyakit yang akan diperiksa di laboratorium.
BAB IV
PENUTUP
39
LAMPIRAN
40
Lampiran 1. Contoh surat Keputusan (SK)
NOMOR : 01/SK/PKM-PP/I/2023
TENTANG
Menimbang : a. bahwa Pusat Kesehatan Masyarakat sebagai salah satu jenis fasilitas
pelayanan kesehatan tingkat pertama merupakan salah satu instansi
pemerintah;
b. bahwa dalam Penyelenggaraan Pelayanan Pusat Kesehatan
Masyarakat perlu ditata untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan
administrasi di Puskesmas;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam
huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Surat Keputusan tentang
Ketersediaan Data dan Informasi Puskesmas Pimping;
41
MEMUTUSKAN
Ketiga : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan dengan ketentuan
akan dibetulkan sebagaimana mestinya apabila dikemudian hari ternyata
terdapat kekeliruan.
42
Lampiran I Surat Keputusan Kepala UPTD. Puskesmas Pimping
Nomor :…. /SK/PKM-…./I/2023
Tentang : Pengelola Data dan Informasi di Puskesmas
43
Lampiran 2. Contoh Template Pedoman/Manual Mutu
PEDOMAN/MANUAL MUTU
B. Ruang Lingkup :
Lingkup pedoman mutu ini disusun berdasarkan persyaratan ISO
9001:2008,standar akreditasi Puskesmas dan dokumen tata kelola mutu yang
dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan, yang meliputi : persyaratan umum sistem
manajemen mutu, tanggung jawab manajemen sumber daya, proses pelayanan yang
terdiri dari penyelenggaraan Upaya Kesehatan Masyarakat, yang meliputi :
upaya………dst, dan pelayanan klinis.
Dalam penyelenggaraan UKM dan pelayanan klinis memperhatikan
keselamatan sasaran/pasien dengan menerapkan manajemen risiko.
C. Tujuan :
Pedoman mutu ini disusun sebagai acuan bagi Puskesmas dalam membangun
sistem manajemen mutu baik untuk penyelenggaraan UKM maupun untuk
penyelenggaraan Pelayanan Klinis.
44
Landasan hukum yang digunakan dalam menyusun pedoman mutu ini adalah:
(sebutkan peraturan yang terkait dengan Puskesmas). Acuan yang digunakan dalam
menyusun pedoman mutu ini adalah : standar akreditasi Puskesmas.
B. Pengendalian dokumen:
Secara umum dokumen-dokumen dalam sistem manajemen mutu yang disusun
meliputi :
Dokumen level 1: Kebijakan, dokumen level 2: pedoman/manual, dokumen level 3:
standar prosedur operasional, dan dokumen level 4: rekaman-rekaman sebagai
catatan sebagai akibat pelaksanaan kebijakan, pedoman, dan prosedur. (Jelaskan
bagaimana pengendalian dokumen di Puskesmas: proses penyusunan dokumen,
pencarian kembali, proses penarikan dokumen yang kadaluwarsa, dsb).
E. Tanggung jawab, wewenang (jelaskan tanggung jawab dan wewenang mulai dari
kepala, wakil manajemen mutu/penanggung jawab mutu, penanggung jawab UKM,
tanggung jawab pelayanan klinis, dan seluruh karyawan dalam peningkatan mutu.
F. Wakil manajemen mutu/penanggung jawab manajemen mutu
Kepala Puskesmas menunjuk seorang wakil manajemen mutu yang
bertanggung jawab untuk mengkoordinir seluruh kegiatan mutu di Puskesmas:
1. Memastikan sistem manajemen mutu ditetapkan, diimplementasikan, dan
diterapkan secara berkesinambungan.
2. Melaporkan kepada Tim manajemen dari sistem manajemen mutu dan kinerja
pelayanan
3. Memastikan kesadaran seluruh karyawan terhadap kebutuhan dan harapan
sasaran/pasien.
46
G. Komunikasi internal
Komunikasi internal dilakukan dengan cara melalui lokakarya mini,
pertemuan, diskusi, email, sms, whatsapp, memo dan media sosial lainya yang tepat
untuk melakukan komunikasi.
48
VII. Penutup
Lampiran (jika ada)
I. PENDAHULUAN
Penyehatan lingkungan adalah upaya untuk meningkatkan kualitas lingkungan
dan pencegahan terhadap penurunan kualitas lingkungan melalui upaya promotif,
preventif, penyelidikan, pemantauan terhadap tempat umum, lingkungan pemukiman,
lingkungan kerja dan lingkungan lainnya terhadap substansi yaitu air, udara, tanah,
limbah padat, limbah cair, gas, kebisingan, pencahayaan, habitat vektor penyakit, radiasi,
kecelakaan, makanan, minuman, dan bahan berbahaya.
III. TUJUAN
A. Tujuan Umum
Mewujudkan lingkungan yang sehat
B. Tujuan Khusus
1. Kesehatan lingkungan dilaksanakan terhadap tempat umum lingkungan
pemukiman dan lingkungan lainnya.
2. Kesehatan lingkungan meliputi kesehatan air dan udara
3. Setiap tempat dan sarana pelayanan umum wajib memelihara dan meningkatkan
lingkungan yang sehat
49
IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
No Kegiatan Pokok Rincian Kegiatan
50
dan sanitasi dasar rencana kegiatan ─ Menyusun (PEMDES) Pembiayaan
─ Koordinasi jadwal ─ Mengkoordinasikan BOK
dengan LP pembinaan kegiatan dengan (Promkes)
─ menyiapkan keluarga sehat RT/RW setempat
intrumen IS
rumah sehat
─ Melakukan IS
rumah sehat
─ Membuat
laporan hasil
kegiatan
No. Kegiatan Pokok Pelaksana Lintas Program Lintas Sektor Terkait Ket
Program Terkait
Penyehatan
Lingkungan
─ Melakukan IS
TTU
─ Membuat
laporan hasil
kegiatan
51
kegiatan
52
kegiatan
VI. SASARAN
A. Penyehatan Air
Sarana Air Bersih yang dibangun melalui program PAMSIMAS
B. Penyehatan Perumahan dan Sanitasi Dasar
Rumah-rumah yang berpenghuni di wilayah kerja puskesmas
C. Pembinaan Tempat-Tempat Umum
Tempat-tempat umum yang memiliki potensi dampak besar terhadap kesehatan
masyarakat. Misal : Puskesmas dan Sekolah
D. Klinik Sanitasi
Penderita (pasien) yang menderita penyakit berbasis lingkungan
E. Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)
KK yang memiliki akses terhadap jamban
F. Pengawasan Depot Air Minum Isi Ulang
Seluruh depot air minum yang ada di wilayah kerja puskesmas
G. Penyehatan Makanan dan Minuman
Tempat Pengolahan Makanan (TPM) yang ada di wilayah kerja puskesmas
53
Ulang
(DAMIU)
7 Penyehatan
makanan dan √ √
minuman
54
P : 3,33 cm, L : 2,78 cm p: 3,33 cm, L : 2,75 cm
4 cm
55
4 cm 3 cm
kepentingan.
4. Penanggung jawab program/upaya dan pelayanan puskesmas
melakukan analisa data dengan cara membandingkan cakupan
dengan target yang ditentukan.
5. Penanggung jawab program/upaya dan pelayanan puskesmas
menginterpretasikan hasil analisa dan melaporkan data hasil
analisa kepada Kepala Puskesmas.
6. Penanggung jawab data mengarsipakan hasil analisa data.
6. Unit Terkait 1. Penanggung jawab program / upaya puskesmas
2. Penanggung jawab pelayanan puskesmas
m
c
3
2/3
56
3/3
“ NOTULEN ”
Rapat :
Hari / Tanggal :
Waktu Rapat :
Tempat :
Acara :
Pimpinan Rapat :
Notulen :
Kata Pembukaan :
…………………………………………………………..
Pembahasan : (pemaparan materi, pertanyaan, tanggapan)
Pembacaan Kesimpulan : (pembacaan hasil rapat/kesepakatan oleh
notulen rapat)
Rapat ditutup : (waktu penutupan rapat harus di tulis)
Nama ………………..
NIP. ………………
DISPOSISI
58
NIP. ……………………
No. Kode :
Terbitan :
DAFTAR No. Revisi :
UPTD. TILIK
Tgl. Mulai Berlaku :
PUSKESMAS
PIMPING Halaman : 1/2
Unit : ………………………………………………………
Nama Petugas : ………………………………………………………
Tanggal Pelaksanaan : ……………………………………………………...
59
7 Apakah Petugas memilih area penusukan yang
bebas dari lesi dan peradangan
60
21 Apakah Petugas mencuci tangan setelah selesai
menangani pasien
CR: ……………%.
Karang Agung,........................
Pelaksana / Auditor
……………..
61