NOMOR : ………………………………
A. LATAR BELAKANG
Salah satu unsur penting dan sangat vital yang menentukan
keberhasilan Akreditasi UPTD Puskesmas adalah bagaimana mengatur
sistem pendokumentasian dokumen.
Pengaturan sistem dalam satu proses impelementasi akreditasi UPTD
Puskesmas dianggap penting karena dokumen merupakan acuan kerja,
bukti pelaksanaan dan penerepan kebijakan, program dan kegiatan,
serta bagian dari salah satu persyaratan akreditasi. Dengan adanya
dokumentasi yang baik dalam suatu institusi/organisasi diharapkan
fungsi-fungsi setiap personil maupun bagian-bagian dari organisasi
dapat berjalan sesuai dengan perencanaan bersama dalam upaya
mewujudkan kinerja yang optimal. Dokumen yang dimaksud dalam
akreditasi dalam garis besar dibagi atas 2 bagian yaitu dokumen internal
dan dokumen eksternal. Dokumen tersebut digunakan untuk
membangun dan membakukan sistem mutu dan sistem manajemen
pelayanan. Dokumen internal tersebut berupa kebijakan,
pedemoan/panduan, standar operasional prosedur (SOP) dan dokumen
lain disusun berdasarkan peraturan perundangan dan pedoman-
pedoman (regulasi) ekternal yang berlaku. Agar para pemangku
kepentingan akreditasi UPTD puskesmas memiliki acuan dan
memudahkan dalam melakukan dokumenasi perlu disusun pedoman
penyusunan dokumen akreditasi UPTD Puskesmas Waiwadan.
B. MAKSUD DAN TUJUAN
1. MAKSUD
Pedoman ini dimaksudkan agar semua pemangku kepentingan
memiliki acuan dalam melakukan standarisasi tata naskah seluruh
dokumen terkait akreditasi UPTD Puskesmas.
2. TUJUAN
a. Tersedianya pedoman bagi Kepala, Penanggungjawab dan
Pelaksana upaya kesehatan di UPTD Puskesmas dalam menyusun
dokumen-dokumen yang dipersyaratkan dalam standar akreditasi.
b. Tersedianya pedoman bagi pendamping akreditasi di Dinas
Kesehatan Kabupaten Flores Timur untuk melakukan
pendampingan pada UPTD Puskesmas.
c. Tersedianya pedoman bagi Surveior dalam melakukan penilain
akreditasi Puskesmas Waiwadan.
C. SASARAN
a. Pendamping dan Surveior akreditasi UPTD Puskesmas.
b. Kepala UPTD Puskesmas, Tim Mutu, Pelaksana dan Tim Akreditasi
UPTD Puskesmas
D. DASAR HUKUM
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan;
2. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2012 Tentang
Pedoman Penyusunan Standar Operasional Prosedur Administrasi
Pemerintahan;
3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 14 Tahun 2017 tentang Tata
Naskah Dinas di Lingkungan Kementerian Kesehatan;
4. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 1 Tahun
2023 Tentang Tata Naskah Dinas di Lingkungan Pemerintah Daerah;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun
2022 Tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik Pratama, Tempat Praktik
Mandiri Dokter Gigi;
6. Peraturan Presiden Indonesia nomor 72 Tahun 2012 tentang Sistem
Kesehatan Nasional
7. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Republik Indonesia nomor 80 tahun 2012 tentang Pedoman
Tata Naskah Dinas Instansi Pemerintah
BAB II
DOKUMENTASI AKREDITASI
A. TATA NASKAH
Untuk ketentuan tata naskah UPTD Puskesmas memberlakukan terhadap
semua dokumen yang akan disusun dalam akreditasi dengan mengacu
pada peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 1 Tahun
2023tentang Tata Naskah Dinas di Lingkungan Pemerintah Daerah;
Pedoman Penyusunan Dokumen akreditasi FKTP Direktorat Jendral Bina
Upaya Kesehatan Direktorat Bina Upaya Kesehatan Dasar tahun 2015;
Peraturan Bupati Kabupaten Flores Timur Nomor 19 Tahun 2013 Tentang
Pedoman Tata Naskah Dinas Di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Flores
Timur
Adapun ketentuan yang dipergunakan oleh UPTD Puskesmas adalah
sebagai berikut:
1. Pengertian
a. Tata Naskah Dinas adalah pengaturan tentang jenis, susunan dan
bentuk, pembuatan, pengamanan, pejabat penandatanganan, dan
pengendalian yang digunakan dalam komunikasi kedinasan.
b. Naskah Dinas adalah informasi tertulis sebagai alat komunikasi
kedinasan yang dibuat dan/atau dikeluarkan oleh pejabat yang
berwenang di lingkungan Pemerintah Daerah.
c. Format adalah Naskah Dinas yang mengambarkan tata letak dan
redaksional, serta penggunaan lambang/logo dan cap dinas.
d. Stempel/cap dinas adalah tanda indentitas dari suatu jabatan
e. Kop naskah dinas adalah kop surat yang menunjukan nama
f. Kewenangan adalah kekuasaan yang melekat pada suatu jabatan
g. Delegasi adalah pelimpahan wewenang dan tanggung jawab dari
pejabat ke pejabat atau pejabat dibawahnya.
h. Mandat adalah pelimpahan wewenang yang diberikan oleh atasan
kepada bawahan untuk melakukan suatu tugas tertentu atas
nama yang memberi mandat.
i. Penandatangan naskah dinas adalah hak, kewajiban dan
tanggungjawab yang ada pada seorang pejabat untuk
menandatangani naskah dinas sesuai dengan tugas dan
kewenangan pada jabatannya
j. Keputusan Kepala adalah naskah dinas dalam bentuk dan
susunan produk hukum yang bersifat penetapan, individual,
konkrit dan final.
k. Logo adalah gambar atau huruf sebagai identitas instansi
l. Surat biasa adalah naskah dinas yang berisi pemberitahuan,
pertanyaan, permintaan jawaban atau saran dan sebagainya.
m. Surat keterangan berisi penjelasan subjek dan objek untuk
kepentingan kedinasan/tertentu.
n. Surat ijin berisi persetujuan terhadap suatu permohonan yang
dikeluarkan oleh pejabat berwenang sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
o. Surat perintah berisi perintah dari atasan kepada bawahan untuk
melakukan perintah pekerjaan sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
p. Surat tugas berisi tugas dari atasan kepada bawahan untuk
melaksanakan perintah pekerjaan sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
q. Surat perintah perjalanan dinas merupakan dokumen yang
diterbitkan oleh pejabat pembuat komitmen dalam rangkah
pelaksanaan perjalanan dinas pejabat negara, pegawai negeri,
pegawai tidak tetap dan pihak lain.
r. Surat undangan adalah naskah dinas dari pejabat yang
berwenang berisi undangan kepada pejabat/pegawai yang tersebut
pada alamat tujuan untuk menghadiri suatu acara kedinasan.
s. Nota dinas merupakan sarana komunikasi kedinasan antar
pejabat atau dari atasan kepada bawahan atau dari bawahan
kepada atasan di lingkungan internal perangkat daerah.
t. Lembar disposisi adalah naskah dinas dari pejabat yang
berwenang berisi petunjuk tertulis kepada bawahan.
u. Surat pengantar berisi informasi yang digunakan untuk
menyampaikan barang atau naskah.
v. Notulen merupakan catatan yang berisi proses sidang atau rapat.
w. Daftar hadir adalah naskah dinas dari pejabat berwenang yang
berisi keterangan atas kehadiran seorang
2. Asas Naskah Dinas, terdiri dari :
a. Asas efisien dan efektif
b. Asas pembakuan
c. Asas akuntabilitas
d. Asas keterkaitan
e. Asas kecepatan dan ketepatan
f. Asas keamanan
3. Prinsip Naskah Dinas :
a. Ketelitian
b. Kejelasan
c. Singkat dan Padat
d. Logis dan meyakinkan
4. Penyelenggaraan naskah dinas
a. Pengelolaan surat masuk dan keluar
b. Tingkat keamanan
c. Kecepatan proses
d. Penggunaan kertas surat
e. Pengertian saran administrasi dan komunikasi perkantoran
f. Warna dan kualitas kertas
5. Kecepatan proses surat
a. Kilat (batas waktu 1x24 jam setelah surat diterima)
b. Segera (batas waktu 2x24 jam setelah surat diterima)
c. Penting (batas waktu 3x24 jam setelah surat diterima) dan
d. Biasa (batas waktu maksimum 5 hari kerja setelah surat
duterima)
6. Format Kepala Naskah
Format Kepala Naskah diperuntukkan terhadap dokumen surat
keputusan saja, sedangkan format kepala naskah Standar
Operasional Prosedur (SOP) mengikuti aturan pedoman penyusunan
akreditasi UPTD Puskesmas.
CONTOH FORMAT KEPALA NASKAH YAITU KOP SURAT KEPUTUSAN KEPALA
UPTD PUSKESMAS BESERTA CARA PEMBUATAN ISINYA, SUSUNANNYA.
Keterangan:
Keterangan :
I : Menunjukkan Bab I
SOP : SOP
06 Bulan pembuatan SOP
03 : Nomor SOP
4.) Penulisan
a.) Dokumen menggunakan kertas HVS 70gram ukuran F4 (21,5cm x 70
cm) dengan penulisan SK menggunakan margin atas 3 cm, margin kiri
3 cm, dan margin kanan 4 cm, margin bawah 3cm serta spasi 1,5.
b.) Penulisan SOP menggunakan margin atas 3 cm, margin kiri 3 cm,
margin kanan 4 cm, margin bawah 3cm serta spasi 1,5.
c.) Penulisan judul SK dan SOP ditulis dengan huruf kapital tebal dengan
jenis huruf Bookman Old Sty dengan ukuran font 14
d.) Pembukaan Kebijakan ditulis dengan huruf kapital
e.) Naskah kebijakan ditulis dengan jenis huruf Bookman Old Sty dengan
ukuran font 12.
f.) Naskah lainnya selain naskah kebijakan ditulis dengan jenis huruf
Bookman Old Sty dengan ukuran font 12.
B. KEBIJAKAN
Kebijakan adalah peraturan / surat keputusan yang ditetapkan oleh
Kepala UPTD Puskesmas yang merupakan garis besar yang bersifat
mengikat dan wajib dilaksanakan oleh penanggung jawab maupun
pelaksana. Berdasarkan kebijakan tersebut, disusun pedoman /
panduan dan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang memberikan
kejelasan langkah – langkah dalam pelaksanaan kegiatan di UPTD
Puskesmas.
Penyusunan Peraturan / Surat Keputusan tersebut harus didasarkan
pada peraturan perundangan, baik Undang – Undang, Peraturan
Pemerintah, Peraturan Presiden,peraturan Mentri,Peraturan Daerah,
Peraturan Kepala Daerahdan pedoman – pedoman teknis yang berlaku
seperti yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan, Kementerian
Dalam Negeri, Dinas Kesehatan Provinsi, dan Dinas Kesehatan
Kabupaten.
Peraturan / surat keputusan Kepala UPTD Puskesmas dapat dituangkan
dalam lampiran dari peraturan / keputusan tersebut.
Format Surat Keputusan disesuaikan dengan Peraturan daerah yang
berlaku atau dapat disusun sebagai berikut :
1. Pembukaan ditulis dengan huruf kapital :
a. Kebijakan : KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS
b. Nomor : ditulis sesuai sistem penomoran di FKTP
c. Judul : ditulis judul Peraturan / Keputusan tentang
d. Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa
e. Jabatan pembuat keputusan ditulis simetris, diletakkan di tengah
margin.
2. Konsideran, meliputi :
a. Menimbang
1.) Memuat uraian singkat tentang pokok – pokok pikiran yang
menjadi latar belakang dan alasan pembuatan keputusan,
2.) Huruf awal kata ‘menimbang’ ditulis dengan huruf kapital
diakhiri dengan tanda baca titik dua (:), dan diletakkan di
bagian kiri,
3.) Konsideran menimbang diawali dengan penomoran
menggunakan huruf kecil dan dimulai dengan kata “bahwa”
dengan “b” huruf kecil dan diakhiri dengan tanda baca (;).
b. Mengingat
1.) Memuat dasar kewenangan dan peraturan perundangan yang
memerintahkan pembuat peraturan / surat keputusan
tersebut,
2.) Peraturan perundangan yang menjadi dasar hukum adalah
peraturan yang tingkatannya sederajat atau lebih tinggi,
3.) Kata “mengingat” diletakkan di bagian kiri sejajar kata
menimbang,
4.) Konsideran yang berupa peraturan perundangan diurutkan
sesuai dengan hirarki tata perundangan dengan tahun yang
lebih awal disebut lebih dulu, diawali dengan nomor 1,2,dst,
dan diakhiri dengan tanda baca (;).
3. Diktum
a. Diktum “MEMUTUSKAN” ditulis simetris di tengah, seluruhnya
dengan huruf kapital;
b. Diktum Menetapkan dicantumkan setelah kata memutuskan
sejajar dengan kata menimbang dan mengingat, huruf awal
kata menetapkan ditulis dengan huruf kapital, dan diakhiri
dengan tanda baca titik dua (:);
c. Nama Keputusan sesuai dengan judul keputusan (kepala),
seluruhnya ditulis dengan huruf kapital dan diakhiri dengan
tanda baca titik (.).
4. Batang Tubuh :
a. Batang tubuh memuat semua substansi Peraturan / Surat
Keputusan yang dirumuskan dalam diktum – diktum,
b. Dicantumkan saat belakunya Peraturan / Surat Keputusan
yang dirumuskan alam diktum – diktum,
c. Materi Kebijakan dapat dibuat sebagai lampiran peraturan /
surat keputusan, dan pada halaman terakhir ditandatangani
oleh pejabat yang meetapkan Peraturan / Surat Keputusan.
5. Kaki :
Kaki Peraturan / Surat Keputusan merupakan bagian akhir
substansi yang memuat penandatangan penerapan Peraturan / Surat
Keputusan, Pengundangan peraturan / keputusan yang terdiri dari :
a. Tempat dan tanggal penetapan,
b. Nama jabatan
c. Tanda tangan pejabat, dan
d. Nama lengkap pejabat yang menanda tangani
6. Penandatangani :
Peraturan / Surat Keputusan Kepala UPTD Puskesmas
ditandatangani oleh Kepala UPTD Puskesmas menggunakan tinta
warna biru tua, dituliskan nama tanpa gelar.
7. Lampiran Peraturan / Surat Keputusan:
a. Halaman pertama harus dicantumkan nomor dan judul
Peraturan / Surat Keputusan.
Hal yang perlu diperhatikan untuk dokumen Peraturan / Surat
Keputusan :
Kebijakan yang telah ditetapkan Kepala UPTD Puskesmas tetap
berlaku meskipun penggantian Kepala UPTD Puskesmas hingga
adanya kebutuhan revisi atau pembatalan.
Kata Pengantar
BAB 1 PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
1. Gambaran Umum UPTD Puskesmas
2. Visi UPTD Puskesmas
3. Misi UPTD Puskesmas
4. Struktur UPTD Puskesmas
5. Motto UPTD Puskesmas
6. Tata Nilai UPTD Puskesmas
B. Tujuan
C. Pengertian / Istilah
D. Ruang Lingkup
E. Landasan Hukum
F. Kebijakan
A. Komitmen Manajemen
B. Metode
C. Pencatatan dan Pelaporan
BAB V. PENUTUP
Rencana lima tahunan tersebut harus sesuai dengan visi, misi, tugas
pokok dan fungsi Puskesmas berdasarkan pada analisis kebutuhan akan
pelayanan kesehatan sebagai upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat secara optimal.
Kata Pengantar
BAB 1. Pendahuluan
A. Keadaan Umum Puskesmas
B. Tujuan Penyusunan Rencana Lima Tahunan
BAB III. Indikator dan standar untuk tiap jenis pelayanan dan upaya
puskesmas
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Visi dan Misi
C. Tujuan
D. Manfaat
BAB II DATA-DATA PUSKESMAS
1. Data Umum
A. Peta Wilayah
Format atau Gambar Peta Wilayah Kerja Puskesmas
Data fasilitas pelayanan kesehatan yang ada di Puskesmas ( di
Dalam dan Luar Gedung)
B. Data Sumber Daya
1) Ketenagaan Puskesmas (Format 2a)
2) Keadaan Obat dan Bahan Habis Pakai (Format 2b)
3) Keadaan Alat Kesehatan (Format 2c)
4) Pembiayaan Kesehatan (Format 2d)
5) Keadaan Sarana dan Prasarana (Format 2e)
C. Data Peran Serta Masyarakat (Format 3)
D. Data Penduduk dan Sasaran Program (Format 4)
E. Data Sekolah (Format 5)
F. Data Kesehatan Lingkungan (Format 6)
2. Data Khusus
A. Status Kesehatan
1) Data Kematian (Format 7)
2) Kunjungan Kesakitan (Format 8)
3) Data Sepuluh Penyakit Terbesar (Format 9)
B. Kejadian Luar Biasa (Format 10)
C. Cakupan Program Pelayanan Kesehatan 1 Tahun (Format 11)
D. Hasil Survey (Bila Ada) – (Format 12)
BAB III ANALSIS MASALAH
A. Identifikasi Masalah dan Prioritas Masalah
B. Menetapkan Urutan Prioritas Masalah (Tabel Skoring USG)
C. Merumuskan Masalah
D. Mencari Akar Masalah (Fish bone/diagram tulang ikan atau pohon
masalah)
E. Menetapkan Cara Pemecahan Masalah
RUK PUSKESMAS TAHUN………..
RPK PUSKESMAS TAHUN………..
F. PEDOMAN PANDUAN
Pedoman panduan adalah kumpulan ketentuan dasar yang memberi
arah langkah-langkah yang harus dilakukan. Pedoman merupakan dasar
untuk menentukan dan melaksanakan kegiatan.
Panduan adalah petunjuk dalam melakukan kegiatan, sehingga dapat
diartikan pedoman mengatur beberapa hal, sedangkan panduan hanya
mengatur 1 (satu) kegiatan. Pedoman/ panduan dapat diterapkan dengan
baik dan benar melalui penerapan SOP.
Mengingat sangat bervariasinya bentuk dan isi pedoman/panduan maka
UPTD Puskesmas menyusun/membuat sistematika buku
pedoman/panduan sesuai kebutuhan.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan unutk dokumen pedoman/panduan
yaitu :
1. Setiap pedoman atau panduan harus dilengkapi dengan peraturan
keputusan Kepala UPTD Puskesmas untuk pemberlakuan
pedoman/panduan tersebut.
2. Peraturan Kepala UPTD Puskesmas tetap berlaku meskipun terjadi
penggantian UPTD Puskesmas.
3. Setiap pedoman/panduan sebaiknya dilakukan evaluasi minimal 2-3
tahun sekali
4. Bila Kementrian Kesehatan telah menerbitkan pedoman/panduan
untuk suatu kegiatan/pelayanan tertentu, maka UPTD Puskesmas
dalam membuat pedoman/panduan yang diterbitkan oleh
Kementrian Kesehatan.
5. Format buku sistematika pedoman/panduan yang lazim digunakan
sebagai berikut :
a. Format Pedoman Pengorganisasian Unit Kerja
Kata Pengantar
BAB I Pendahuluan
BAB II Gambaran Umum
BAB III Visi, Misi, Falsafah, Nilai dan Tujuan
BAB IV Struktur Organisasi
BAB V Struntur Organisasi Unit Kerja
BAB VI Uraian Jabatan
BAB VII Tata Hubungan Kerja
BAB VIII Pola Ketenagaan dan Kualifikasi Personil
BAB IX Kegiatan Orientasi
BAB X Pertemuan/Rapat
BAB XI Pelaporan
1. Laporan Harian
2. Laporan Bulanan
3. Laporan Tahunan
b. Format Pedoman Pengorganisasian Unit Kerja
Kata Pengantar
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Pedoman
C. Sasaran Pedoman
D. Ruang Lingkup Pedoman
E. Batasan Operasional
A. Denah Ruang
B. Standar Fasilitas
A. Lingkup Kegiatan
B. Metode
C. Langkah kegiatan
BAB V LOGISTIK
BAB VI KESELAMATAN SASARAN KEGIATAN/PROGRAM
BAB VII KESELAMATAN KERJA
BAB VIII PENGENDALIAN MUTU
BAB IX PENUTUP
c. Format Pedoman Penyusunan Akreditasi
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Maksud dan Tujuan
C. Sasaran
D. Dasar Hukum
A. Tata Naskah
B. Kebijakan
C. Manual Mutu
D. Rencana Lima Tahunan
E. Perencanaan Tingkat Puskesmas
F. Pedoman/Panduan
G. Penyusunan Kerangka Acuan
H. SOP
I. Rekam Implementasi
J. Naskah Dinas Khusus
1. Surat Perjanjian
2. Surat Kuasa/Pendelegasian Wewenang
3. Berita Acara
4. Surat Keterangan
5. Surat Pengantar
6. Pengumuman
7. Laporan
8. Telaahan Staf
9. Notulen
10. Formulir
11. Naskah Dinas Elektrik
BAB IV PENUTUP
A. Identifikasi Penyusunan
B. Proses Penyusunan Dokumen
BAB III Pengesahan dan Pemberlakuan Dokumen
A. Alur Pengesahan
B. Tabel Pengesahan
C. Pemberlakuan Dokumen
A. Pencatatan Dokumen
B. Penomoran Dokumen
C. Sosialisasi Dokumen
D. Distribusi Dokumen
E. Penarikan Dokumen
A. Dokumen Asli
B. Dokumen Foto Copy
A. Penataan Dokumen
B. Pencarian Kembali
C. Perubahan/Revisi Dokumen
I. Pendahuluan
Yang ditulis dalam pendahuluan adalah hal-hal bersifat umum yang
masih terkait dengan upaya/kegiatan.
II. Latar Belakang
Latar Belakang adalah merupakan justifikasi atau alasan mengapa
program tersebut disusun. Sebaiknya dilengkapi dengan data-data
sehingga alasan diperlukan program tersebut dapat lebih kuat.
III. Tujuan
Tujuan ini adalah merupakan tujuan program/kegiatan. Tujuan umum
adalah tujuan secara garis besarnya, sedangkan tujuan khusus adalah
tujuan secara rinci.
IV. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan
Kegiatan pokok dan rincian kegiatan adalah langkah-langkah kegiatan
yang harus dilakukan sehingga tercapainya tujuan program/kegiatan.
Oleh karena itu antara tujuan dan kegiatan harus berkaitan dan
sejalan.
V. Cara Melaksanakan Kegiatan
Cara melaksanakan kegiatan adalah metode untuk melaksanakan
kegiatan pokok dan rincian kegiatan. Metode tersebut bisa antara lain
dengan membentuk Tim, melakukan rapat, melakukan audit dan lain-
lain.
VI. Sasaran
Sasaran program adalah target pertahun yang spesifik dan terukur
untuk mencapai tujuan-tujuan upaya kegiatan.
Sasaran program/kegiatan menunjukan hasil antara yang diperlukan
untuk merealisir tujuan tertentu.
VII. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
Jadwal adalah merupakan perencanaan waktu untuk tiap-tiap rincian
kegiatan yang akan dilaksanakan, yang digambarkan dalam bentuk
bagan.
VIII. Monitoring Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan dan Pelaporan
Yang dimaksud dengan evaluasi pelaksanaan kegiatan adalah evaluasi
pelaksanaan kegiatan terhadap jadwal yang direncanakan. Jadwal
tersebut di evaluasi berapa bulan sekali (kurun waktu tertentu),
sehingga apabila dari evaluasi diketahui ada pergeseran jadwal atau
penyimpangan jadwal, maka dapat segera diperbaiki sehingga tidak
mengganggu program atau kegiatan secara keseluruhan. Karena itu
ditulis dalam kerangka acuan adalah kapan (setiap kurun waktu berapa
lama) evaluasi pelaksanaan kegiatan dilakukan dan siapa yang
melakukan. Yang dimaskud dengan pelaporannya adalah bagaimana
membuat laporan evaluasi kegiatan tersebut dan kapan laporan tersebut
dibuat. Jadi yang harus ditulis di dalam kerangka acuan, bagaimana
melakukan evaluasi dan kapan evaluasi harus dilakukan. Jika
diperlukan, dapat ditambah butir-butir lain sesuai kebutuhan, tapi tidak
diperbolehkan mengurangi, misalnya rencana pembiayaan dan anggran.
JUDUL SOP
No. Dokumen :
Logo No. Revisi : Lambang Puskesmas
SOP
Kabupaten
Tanggal Terbit :
Halaman :
Nama
Puskesmas Nama dan gelar Kepala
(ttd Ka. UPTD)
NIP
Jika SOP disusun lebih dari satu halaman, pada halaman kedua dan
seterusnya SOP dibuat tanpa menyertakan Kop/Heading.
8. Format SOP (Standar Operasional Prosedur) yang dibakukan oleh UPTD
Puskesmas adalah dengan contoh sebagai berikut :
JUDUL SOP
No. Dokumen :
Nama
Puskesmas Nama Kepala Puskesmas
(ttd Ka. UPTD)
(tanpa gelar) dan
NIP
1.Pengertian
2.Tujuan .
3.Kebijakan
4.Referensi
5.Alat
6.Prosedur/Langkah-
langkah
7.Bagan Alir/ Diagram
Alir
(Jika Perlu)
8.Hal-hal yang perlu
diperhatikan(Jika
Perlu)
9. Unit terkait
10 . Dokumen
Terkait
11 Rekaman Historis No Yang Isi Tanggal mulai
Perubahan diubah Perubahan diberlakukan
Penjelasan
a) Penulisan SOP harus tetap di dalam kotak adalah : nama
Puskesmas dan logo, judul SOP, nomor dokumen, tanggal terbit
dan tanda tangan Kepala Puskesmas
b) Logo Kabupaten dan Lambang Puskesmas
c) Tulisan judul SOP
d) Kotak logo kabupaten dan logo puskesmas
e) Nomor dokumen, nomor revisi, tanggal terbit, halaman
f) Tulisan SOP
g) Penulisan UPTD Puskesmas
h) Penulisan Kepala UPTD Puskesmas
i) Kop SOP dan komponen SOP formatnya jadi satu, untuk garis
tengah di komponen SOP sejajar dengan garis kanan kop logo
kabupaten.
j) Untuk pengertian, tujuan, kebijakan, referensi, prosedur, diagram
alir (bila perlu), unit terkait, rekaman historis perubahan, lebar
kotak menyesuaikan isi materi.
9. Petunjuk Pengisian SOP
a. Logo
Logo yang dipakai adalah logo Pemerintah Kabupaten dan Lambang
Puskesmas
b. Kotak Kop/Heading diisi sebagai berikut :
a) Heading hanya dicetak halaman pertama
b) kotak kop kanan kiri diberi logo pemerintah daerah dan
lambang puskesmas
c) kotak judul diberi judul/nama SOP sesuai proses kerjanya
d) nomor Dokumen : diisi dengan ketentuan penomoran yang
berlaku di UPTD Puskesmas
e) No Revisi : diisi dengan status revisi
f) Tanggal terbit : diberi tanggal sesuai dengan terbitnya atau
tanggal diberlakukannya SOP tersebut
g) Halaman : diisi nomor halaman dengan mencantumkan juga
total halaman untu SOP tersebut (misal : 1/5)
h) Ditetapkan Kepala UPTD Puskesmas : diberi tandatangan
Kepala Puskesmas nama tanpa gelar dan NIP.
Simbol keputusan :
Ya
Tidak
Penghubung :
Dokumen :
Arsip :
CONTOH FORMAT
PERJANJIAN ANTAR INSTANSI DALAM NEGERI
………………………………………………………………………………
………………
Pasal 5
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………
Pasal 6
LAIN-LAIN
………………………………………………………………………………
………..
………………………………………………………………………………
………
(1) Apabila terjadi hal-hal yang diluar kekuasaan kedua belah
pihak atauforce majeure, dapat dipertimbangkan
kemungkinan perubahan tempat dan waktu pelaksanaan
tugas pekerjaan dengan persetujuan kedua belah pihak.
(2) Yang termasuk force majeure adalah :
a. Bencana alam ;
b. Tindakan pemerintah di bidang fisikal dan moneter;
c. Keadaan keamanan yang tidak mengijinkan
(3) Segala perubahan dan/ atau pembatalan terhadap
piagam diatur bersama kemudian kedua oleh Pihak
Pertama dan Pihak Kedua.
Pasal 7
PENUTUP
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
……………………….
a. Pengertian
Surat kuasa / pendelegasian wewenang adalah naskah dinas yang berisi
pemberian wewenang kepada badan hukum / kelompok orang /
perseorangan atau pihak lain dengan atas namanya untuk melakukan
suatu tindakan tertentu dalam rangkah kedinasan.
b. Susunan
1) Kepala
Bagian kepala surat kuasa terdiri dari
a) Kop naskah dinas yang berisi logo dan nama instansi, yang
diletakan secara simetris dan ditulis dengan huruf kapital
b) Judul surat kuasa
c) Nomor surat kuasa
2) Batang Tubuh
Bagian batang tubuh surat kuasa memuat materi yang dikuasakan
3) Kaki
Bagian kaki surat kuasa memuat keterangan tempat, tanggal, bulan,
dan tahun pembuatan serta nama dan tanda tangan para pihak yang
berkepentingan, dan dibubuhi materai.
3. Berita Acara
a. Pengertian
Berita acara adalah naskah dinas yang berisi uraian tentang proses
pelaksanaan suatu kegiatan yang harus ditantatangani oleh para pihak
dan para saksi apabila diperlukan.
b. Susunan
1) Kepala
Bagian kepala berita acara terdiri dari :
a) Kop naskah dinas, yang berisi logo dan nama istansi diletakan
secara simetris dan ditulis dengan huruf kapital;
b) Judul berita acara;
c) Nomor berita acara;
2) Batang Tubuh
Bagian batang tubuh berita acara terdiri dari
a) Tulisan hari, tanggal, tahun, serta nama dan jabatan, para pihak
yang membuat berita acara;
b) Substansi berita acara.
3) Kaki
Bagian kaki berita acara memuat tempat pelaksanaan
penandatanganan nama jabatan / pejabat dan tanda tangan para
pihak dan para saksi apabila diperlukan.
CONTAH FORMAT
BERITA ACARA
Pada hari ini … tanggal …. Bulan …. Tahun …. Kami masing- Memuat identitas
masing : para pihak yang
melaksanakan
1. …… (nama pejabat) ….. (NIP dan jabatan), selanjutnya kegiatan
disebut PIHAK PERTAMA
2. ….. (pihak lain) ……………………, selanjutnya disebut PIHAK
KEDUA telah melaksanakan :
1. …………………………………………………………………………… Memuat kegiatan
yang dilaksnakan
2. Dan seterusnya
Berita acara ini dibuat dengan sesungguhnya berdasarkan
……………………..
…………………………………………………………………………………
Dibuat di……………….. Kota sesuai dengan
alamat instansi
Mengetahui / Mengesahkan
Nama jabatan,
Tanda Tangan
Nama Lengkap
L. NASKAH DINAS KHUSUS
1. Surat Perjanjian
Surat perjanjian adalah naskah dinas yang berisi kesepakatan
bersama tentang objek yang mengikat antar kedua belah pihak atau
lebih untuk melaksanakan tindakan atau perbuatan hukum yang
disepakati bersama.
1) Pengertian
Kerjasama perjanjian dalam negeri antara instansi baik di pusat
maupun di daerah dibuat dalam bentuk kesepahaman bersama
perjanjian kerja sama.
2) Wewenang pembuatan dan Penandatanganan
Perjanjian yang dilakukan antara instansi pemerintah dalam
negeri, baik di pusat maupun di daerah dibuat dan ditandatangani
oleh pejabat sesuai dengan tugas, fungsi, wewenang, dan
tanggung jawabnya.
3) Susunan
a) Kepala
Bagian kepala surat perjanjian kerja sama dalam negeri terdiri
dari :
(1) Lambang negara (untuk pejabat negara) diletakkan secara
simetris, atau logo (untuk non pejabat negara) yang
diletakkan disebelah kanan dan kiri atas, disesuaikan
dengan penyebutan nama instansi;
(2) Nama instansi;
(3) Judul perjanjian; dan
(4) Nomor.
b) Batang Tubuh
Bagian batang tubuh surat perjanjian kerja sama memuat
perjanjian, yang dituangkan dalam bentuk pasal-pasal.
c) Kaki
Bagian kaki surat perjanjian kerja sama terdiri dari nama
penanda tangan para pihak yang mengadakan perjanjian dan
para saksi (jika dipandang perlu), dibubuhi materai sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
CONTOH FORMAT
PERJANJIAN ANTAR INSTANSI DALAM NEGERI
TENTANG
……………………………………………
Pasal 3
PELAKSANAAN KEGIATAN
………...
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………..
Pasal 4
PEMBIAYAAN
………………..
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………..
Pasal 5
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
Pasal 6
LAIN-LAIN
(1) Apabila terjadi hal-hal yang diluar kekuasaan kedua belah
pihak atau Force Majeure, dapat dipertimbangkan
kemungkinan perubahan tempat dan waktu pelaksanaan Memuat materi
tugas pekerjaan dengan persetujuan kedua belah pihak. perjanjian, yang ditulis
dalam bentuk pasal-
(2) Yang termasuk Force Majeure adalah :
a. Bencana alam;
b. Tindakan pemerintah di bidang fiskal dan moneter;
c. Keadaan keamanan yang tidak mengijinkan.
(3) Segala perubahan dan/ atau pembatal terhadap piagam
kerja sama ini akan diatur bersama kemudian oleh Pihak
Pertama dan Pihak Kedua.
Pasal 7
PENUTUP
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
Nama jabatan & nama
Nama Institusi Nama Institusi lengkap yang ditulis
Nama dengam huruf kapital
dicetak tebal
Jabatan Nama Jabatan Tanda mencantumkan gelar dan
Tangan
Tanda Tangan Nama Nama
a. Pengertian
Surat kuasa / Pendelegasian wewenang adalah naskah dinas yang berisi
pemberian wewenang kepada badan hukum / kelompok
orang/perorangan atau pihak lain dengan atas namanya untuk suatu
tindakan tertentu dalam rangka kedinasan.
b. Susunan
1) Kepala
Bagian kepala surat kuasa terdiri dari :
a) Kop Naskah dinas yang berisi logo dan nama instansi, yang diletakan
secara simetris dan ditulis dengan huruf kapital;
b) Judul surat kuasa;
c) Nomor surat kuasa.
2) Batang
Bagian batang tubuh surat kuasa memuat materi yang akan
dikuasakan.
3) Kaki
Bagian kaki surat kuasa memuat keterangan tempat, tanggal, bulan,
dam tahun pembuatan serta nama dan tanda tangan para pihak yang
berkepentingan, dan dibubuhi materai.
3. Berita Acara
a. Pengertian
Berita acara adalah naskah dinas yang berisi uraian tentang proses
pelaksanaan suatu kegiatan yang harus ditandatangani oleh para pihak
dan para saksi apabila diperlukan.
b. Susunan
1. Kepala
Bagian kepala berita acara terdiri dari :
a) Kop naskah dinas, yang berisi logo dan nama instansi diletakkan
secata simetris dan ditulis dengan huruf kapital;
b) Judul berita acara;
c) Nomor berita acara.
2. Batang Tubuh
Bagian batang tubuh berita acara terdiri dari :
a) Tulisan hari, tanggal, bulan dan tahun serta nama dan jabatan
para pihak yang membuat berita acara;
b) Substansi berita acara
3. Kaki
Bagian kaki berita acara memuat tempat pelaksanaan
penandatanganan nama jabatan pejabat dan tanda tangan para pihak
dan para saksi apabila diperlukan.
CONTOH FORMAT
BERITA ACARA
Penomoran mengacu
BERITA ACARA pada pola klasifikasi
NOMOR : … / … / … / … /… arsp
Pada hari ini, …. Tanggal …., bulan …., tahun …., kami masing –
masing :
1. …….. (nama pejabat) …. (NIP dan jabatan), selanjutnya disebut
Memuat identitas
PIHAK PERTAMA para pihak yang
melaksanakan
kegiatan
dan
2. …….(pihak lain) …………………………., selanjutnya disebut PIHAK
KEDUA, telah melaksanakan :
1.
………………………………………………………………………………………….
2. dan seterusnya Memuat kegiatan
yang dilaksanakan
Berita acara ini dibuat dengan sesungguhnya berdasarkan
………………………………
…………………………………………………………………………………………….
Tanda tangan
para pihak dan
Mengetahui / Mengesahkan para saksi
Nama Jabatan
Tanda Tangan
Nama Lengkap
4. Surat Keterangan
a. Pengertian
Surat keterangan adalah naskah dinas uang berisi informasi hal atau
seseorang untuk kepentingan kedinasan.
b. Wewenang Pembuatan dan Penandatanganan
Surat keterangan dibuat dan ditandatangani oleh pihak sesuai dengan
tugas, wewenang dan tanggung jawabnya.
c. Susunan
1) Kepala
Bagian kepala surat keterangan terdiri dari :
a) Kop surat keterangan, yang berisi logo dan nama instansi
diletakkan secara simetris dan ditulis dengan huruf kapital;
b) Judul surat keterangan;
c) Nomor surat keterangan.
2) Batang Tubuh
Batang tubuh surat keterangan memuat pejabat yang menerangkan
dan pegawai yang diterangkan serta maksud dan tujuan
diterbitkannya surat keterangan.
3) Kaki
Bagian kaki surat keterangan memuat keterangan tempat, tanggal,
bulan, tahun, nama jabatan, tanda tangan dan nama pejabat yang
membuat surat keterangan tersebut. Posisi bagian kaki terletak pada
bagian kanan bawah.
CONTOH FORMAT
SURAT KETERANGAN
SURAT KETERANGAN
NOMOR : … / … / … / … / …
Kisaran, ……..
Pejabat pembuat keterangan
Tanda tangan dan cap
instansi
Nama Lengkap
5. Surat Pengantar
a. Pengertian
c. Susunan
1) Kepala
b) nomor;
c) tanggal;
2) Batang Tubuh
a) nomor urut;
d) keterangan.
3) Kaki
e. Penomoran
Penomoran surat pengantar sama dengan penomoran surat dinas.
CONTOH FORMAT
SURAT PENGANTAR
Logo Kabupaten
UPTD PUSKESMAS WAIWADAN Logo Puskesmas
nama instansi
yang telah
KECAMATAN ADONARA BARAT dicetak
Penerima Pengirim
nama jabatan
Nama jabatan Nama jabatan dan nama
Tanda tangan Tanda tangan lengkap ditulis
dengan huruf
awal kapital
Nama Lengkap Nama Lengkap, G
NIP NIP
No. Telepon ……
6. Pengumuman
a. Pengertian
c. Susunan
1) Kepala
a) kop naskah dinas yang memuat logo dan nama instansi, yang ditulis
dengan huruf kapital secara simetris.
2) Batang Tubuh
3) Kaki
CONTOH FORMAT
SURAT PENGUMUMAN
PENGUMUMAN
NOMOR : … / … / … / …
TENTANG
…………………………..
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
Ditetapkan di ………………..
Pada tanggal …………………
Nama lengkap
7. Laporan
a. Pengertian
Laporan adalah naskah dinas yang memuat pemberitahuan tentang
pelaksanaan suatu kegiatan kejadian.
b. Wewenang Pembuatan dan Penandatanganan
Laporan ditandatangani oleh pejabat yang diserahi tugas.
c. Susunan
a) Kepala
Bagian kepala laporan memuat judul laporan yang ditulis dalam
huruf kapital dan diletakkan secara simetris.
b) Batang Tubuh
Bagian tubuh laporan dari :
1) Pendahuluan, memuat penjelasan umum, maksud dan tujuan
serta ruang lingkup dan sistematika laporan ;
2) Materi laporan, terdiri atas kegiatan yang dilaksanakan, faktor
yang mempengaruhi, hasil pelaksanaan kegiatan, hambatan yang
dihadapi, dan hal lain yang perlu dilaporkan.
3) Simpulan dan saran, sebagai bahan pertimbangan.
c) Kaki
Bagian Kaki laporan terdiri dari :
1) tempat dan tanggal pembuatan dan laporan
2) nama jabatan pejabat pembuat laporan, ditulis dengan huruf
awal kapital
3) tanda tangan
4) nama lengkap, ditulis dengan huruf awal kapital
LAPORAN
TENTANG
…………………………
A. Pendahuluan
1. Umum
2. Masalah dan Tujuan
3. Ruang Lingkup
4. Dasar
Dibuat di …………………
Pada tanggal ……………..
Nama lengkap
NIP
9. Notulen
a. Pengertian
b. Fungsi Notulen
Notula/Notulen merupakan catatan ringkas, padat, sistematis, dari suatu
kegiatan sidang. Fungsi notula/notulen sangatlah penting terhadap
kegiatan rapat tersebut. Karena didalam notula/notulen semua kegiatan
rapat akan dibuktikan secara tertulis, berikut fungsi notula/notulen :
c. Susunan
a) Kepala
Kepala notulen merupakan bagian awal dari penulisan notulen, adapun
kepala notulen berisi tentang :
1) Nama atau tema yang akan dibahas
2) Hari dan tanggal acara dilaksanakan
3) Waktu (jam) pelaksanaan acara
4) Tempat pelaksanaan acara
5) Unsur-unsur yang terlibat dalam acara (Ketua dan wakil ketua,
sekertaris, notulis, peserta)
b) Batang Tubuh
Bagian batang tubuh atau isi dari notulen adalah bagian dari notulen
yang berupa hal-hal yang dibahas dan hasil keputusan rapat. Isi notulen
ditulis agar dapat membedakan dari susunan sistematis. Susunan
sistematika dalam isi notulen dapat dibagi menjadi 4 yaitu :
1) Kata pembuka
2) Pembukaan
3) Pembacaan keputusan
4) Waktu (jam) penutupan
c) Kaki
Bagian kaki dari notulen terdiri dari :
1) Nama jabatan
2) Tanda tangan
3) Nama pejabat, pangkat atau NIP
…………..…………. ……….…………………..
NIP. NIP.
BAB IV
PENUTUP
Ditetapkan di : Waiwadan
Pada tanggal : 05 Januari 2023