PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Secara garis besar dokumen akreditasi dibagi atas dua bagian yaitu dokumen
internal dan eksternal. Dokumen tersebut digunakan untuk membangun dan
membakukan sistem manajemen mutu dan sistem manajemen pelayanan. Dokumen
internal tersebut adalah Kebijakan, Pedoman, Standar operasional prosedur (SOP)
dan dokumen lain disusun berdasarkan peraturan perundangan dan pedoman-
pedoman eksternal yang berlaku.
Oleh karena itu dalam melakukan dokumentasi perlu disusun Tata Naskah
Puskesmas sebagai wadah optimalisasi pelaksanaan perbaikan kualitas layanan di
wilayah kerjanya masing-masing.
1. Maksud
-1-
2. Tujuan
C. SASARAN
D. DASAR HUKUM
-2-
BAB II
JENIS DOKUMENTASI AKREDITASI PUSKESMAS
1. Dokumen Internal
2. Dokumen Eksternal
1. Dokumen Induk
2. Dokumen terkendali
-3-
TERKENDALI”. Yang berhak mengeluarkan dokumen ini adalah Penanggung
jawab Manajemen Mutu dan tercatat pada Daftar Distribusi Dokumen Tidak
Terkendali.
4. Dokumen Kedaluwarsa
Dokumen yang dinyatakan sudah tidak berlaku oleh karena telah mengalami
perubahan/revisi sehingga tidak dapat lagi menjadi acuan dalam melaksanakan
pekerjaan. Dokumen ini harus ada tanda/stempel “KEDALUWARSA”. Dokumen
induk diidentifikasi dan dokumen sisanya dimusnahkan.
-4-
Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama perlu menyiapkan rekam implementasi
(bukti tertulis kegiatan yang dilaksanakan) dan dokumen-dokumen
pendukung lain, seperti foto copy ijazah, sertifikat pelatihan, sertifikat
kalibrasi, dan sebagainya.
-5-
BAB III
A. Kebijakan
1. PENGERTIAN
Kebijakan adalah Peraturan/Surat Keputusan yang ditetapkan oleh Kepala
Puskesmas yang merupakan garis besar yang bersifat mengikat dan wajib
dilaksanakan oleh penanggung jawab maupun pelaksana. Berdasarkan Kebijakan
tersebut, disusun pedoman / Panduan dan standar operasional prosedur (SOP)
yang memberikan kejelasan langkah-langkah dalam pelaksanaaan kegiatan di
UPTD Puskesmas Karamat.
Peraturan/ Surat Keputusan Kepala FKTP dapat dituangkan dalam pasal- pasal
dalam keputusan tersebut, atau merupakan lampiran dari peraturan/ keputusan.
2. Wewenang
Pejabat yang berwenang menetapkan dan menandatangani Keputusan dii
UPTD Puskesmas Karamat adalah Kepala UPTD Puskesmas Karamat.
3. Susunan
a. Pembukaan ditulis dengan huruf kapital:
1) Kebijakan : Peraturan/Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Karamat,
2) Nomor : ditulis sesuai sistem penomoran,
3) Judul : ditulis judul Peraturan/Keputusan tentang ...
4) Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa
5) Jabatan pembuat keputusan ditulis simetris, diletakkan di tengah margin
diakhiri dengan tanda koma (,)
b. Konsideran, meliputi:
1) Menimbang:
a) Memuat uraian singkat tentang pokok-pokok pikiran yang menjadi latar
belakang dan alasan pembuatan keputusan,
b) Huruf awal kata “menimbang” ditulis dengan huruf kapital diakhiri
dengan tanda baca titik dua ( : ), dan diletakkan di bagian kiri,
c) Konsideran menimbang diawali dengan penomoran menggunakan
huruf kecil dan dimulai dengan kata “bahwa” dengan “b” huruf kecil, dan
diakhiri dengan tanda baca (;).
2) Mengingat:
a) Memuat dasar kewenangan dan peraturan perundangan yang
memerintahkan pembuat Peraturan/Surat Keputusan tersebut,
b) Peraturan perundangan yang menjadi dasar hukum adalah peraturan
-6-
yang tingkatannya sederajat atau lebih tinggi,
c) Kata “mengingat” diletakkan di bagian kiri sejajar kata menimbang,
d) Konsideran yang berupa peraturan perundangan diurutkan sesuai
dengan hirarki tata perundangan dengan tahun yang lebih awal
disebut lebih dulu, diawali dengan nomor 1, 2, dst, dan diakhiri dengan
tanda baca (;).
c. Diktum:
1) Diktum “MEMUTUSKAN” ditulis simetris di tengah, seluruhnya dengan
huruf kapital;
2) Diktum Menetapkan dicantumkan setelah kata memutuskan sejajar dengan
kata menimbang dan mengingat, huruf awal kata menetapkan ditulis
dengan huruf kapital, dan diakhiri dengan tanda baca titik dua (:);
3) Nama keputusan sesuai dengan judul keputusan (kepala), seluruhnya
ditulis dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda baca titik ( . ).
d. Batang Tubuh.
1) Batang tubuh memuat semua substansi Peraturan/Surat Keputusan yang
dirumuskan dalam diktum-diktum, misalnya:
Kesatu :
Kedua :
dst
2) Dicantumkan saat berlakunya Peraturan/Surat Keputusan, perubahan,
pembatalan, pencabutan ketentuan, dan peraturan lainnya, dan
3) Materi kebijakan dapat dibuat sebagai lampiran Peraturan/ Surat
Keputusan, dan pada halaman terakhir ditandatangani oleh pejabat yang
menetapkan Peraturan/Surat Keputusan.
e. Kaki:
Kaki Peraturan/Surat Keputusan merupakan bagian akhir substansi yang
memuat penanda tangan penerapan Peraturan/Surat Keputusan,
pengundangan peraturan/keputusan yang terdiri dari:
1) tempat dan tanggal penetapan,
2) nama jabatan diakhiri dengan tanda koma (,),
3) tanda tangan pejabat, dan
4) nama lengkap pejabat yang menanda tangani.
f. Penandatanganan:
Peraturan/Surat Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Karamat
ditandatangani oleh Kepala UPTD Puskemas Karamat, dituliskan nama tanpa
gelar.
-7-
g. Lampiran Peraturan/Surat Keputusan:
1) Halaman pertama harus dicantumkan nomor dan Judul Peraturan/ Surat
Keputusan,
2) Halaman terakhir harus ditandatangani oleh Kepala FKTP.
4. Distribusi
Keputusan yang telah ditetapkan didistribusikan kepada yang berkepentingan
5. Hal yang Perlu Diperhatikan
Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk dokumen Peraturan / Surat
Keputusan yaitu:
a. Kebijakan yang telah ditetapkan Kepala UPTD Puskesmas Karamat tetap
berlaku meskipun terjadi penggantian Kepala UPTD Puskesmas Karamat
hingga adanya kebutuhan revisi atau pembatalan.
b. Untuk Kebijakan berupa Peraturan, pada Batang Tubuh tidak ditulis sebagai
diktum tetapi dalam bentuk Bab-bab dan Pasal-pasal.
8
CONTOH FORMAT KEPUTUSAN
DENGAN RAHMAT
TUHAN YANG MAHA ESA
9
B. Manual Mutu
1. Pengertian
Adalah dokumen yang memberi informasi yang konsisten ke dalam maupun ke
luar tentang sistem manajemen mutu. Manual mutu disusun, ditetapkan, dan
dipelihara oleh organisasi.
2. Wewenang
3. Susunan
Kata Pengantar
Daftar isi
Daftar lampiran (jika ada)
Daftar Tabel (jika ada)
Daftar Gambar (Jika ada)
I. Pendahuluan
A. Latar belakang
1. Profil Organisasi
2. Kebijakan Mutu
B. Ruang Lingkup
C. Tujuan
A. Persyaratan umum
B. Pengendalian dokumen
C. Pengendalian rekaman
A. Komitmen manajemen
C. Kebijakan mutu
10
Kinerja/Mutu
G. Komunikasi internal
A. Umum
C. Luaran tinjauan
C. Infrastruktur
D. Lingkungan kerja
4. Penyelenggaraan UKM:
11
5. Pengukuran, analisis, dan penyempurnaan sasaran kinerja UKM:
a. Umum
1) Kepuasan pelanggan
2) Audit internal
d. Analisis data
e. Peningkatan berkelanjutan
f. Tindakan korektif
g. Tindakan preventif
a. Proses pembelian
12
a. Penilaian indikator kinerja klinis
a. Umum
1) Kepuasan pelanggan
2) Audit internal
d. Analisis data
e. Peningkatan berkelanjutan
f. Tindakan korektif
g. Tindakan preventif
VII. Penutup
13
C. Rencana Lima Tahunan Puskesmas
1. Pengertian
Sejalan dengan rencana strategis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota,
Puskesmas perlu menyusun rencana kinerja lima tahunan dalam memberikan
pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan target kinerja yang ditetapkan oleh
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
Rencana lima tahunan tersebut harus sesuai dengan visi, misi, tugas pokok dan
fungsi Puskesmas bedasarkan pada analisis kebutuhan masyarakat akan
pelayanan kesehatan sebagai upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat secara optimal.
Dalam menyusun rencana lima tahunan, Kepala Puskesmas bersama seluruh
jajaran karyawan yang bertugas di Puskesmas melakukan analisis situasi yang
meliputi analisis pencapaian kinerja, mencari faktor-faktor yang menjadi pendorong
maupun penghambat kinerja, sehingga dapat menyusun program kerja lima
tahunan yang dijabarkan dalam kegiatan dan rencana
2. Wewenang
Rencana Lima tahun disusun oleh TIM Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP)
3. Susunan
Rencana Kerja Lima Tahun Puskesmas dapat disusun sebagai berikut
Kata Pengantar
Daftar isi
Daftar Lampiran (jika ada)
Daftar Tabel (jika ada)
Daftar Gambar (Jika ada)
Bab I. Pendahuluan
14
harus dicapai oleh Puskesmas.
2. Tim mengumpulkan data:
a. Data umum
b. Data wilayah
c. Data penduduk sasaran
d. Data cakupan
e. Data sumber daya
3. Tim melakukan analisis data
4. Alternatif pemecahan masalah
B. Penyusunan rencana
1. Penjadwalan
2. Pengalokasian sumber daya
3. Pelaksanaan kegiatan
4. Penggerak pelaksanaan
15
Bab V. Rencana Pencapaian Kinerja Lima Tahun
A. Program Kerja dan kegiatan: berisi program-program kerja yang akan
dilakukan yang meliputi antara lain:
1. Program Kerja Pengembangan SDM
Dijabarkan dalam kegiatan-kegiatan, misalnya: pelatihan, pengusulan
penambahan SDM, seminar, workshop, dsb.
2. Program Kerja Pengembangan sarana,
Dijabarkan dalam kegiatan-kegiatan, misalnya: pemeliharaan sarana,
pengadaan alat-alat kesehatan, dsb.
3. Program Kerja Pengembangan Manajemen
4. Program Kerja Pengembangan UKM dan UKP dan seterusnya.
B. Rencana anggaran: yang merupakan rencana biaya untuk tiap- tiap program
kerja dan kegiatan-kegiatan yang direncanakan secara garis besar.
Bab VI. Pemantauan dan Penilaian
Bab VII. Penutup
Lampiran: Matriks rencana kinerja lima tahunan Puskesmas/ Klinik.
16
Panduan dalam mengisi matriks rencana kinerja lima tahunan:
1) Nomor :
diisi dengan nomor urut.
2) Pelayanan/Upaya Puskesmas:
Diisi dengan Pelayanan Klinis (Upaya Kesehatan Perseorangan), dan
Upaya Kesehatan Masyarakat yang dilaksanakan di Puskesmas
tersebut, misalnya Upaya KIA, Upaya KB, Upaya PKM, dan
seterusnya.
3) Indikator:
Diisi dengan indikator-indikator yang menjadi tolok ukur
kinerja Upaya/Pelayanan.
4) Standar:
Diisi dengan standar kinerja untuk tiap indikator.
5) Pencapaian:
Diisi dengan pencapaian kinerja tahun terakhir.
6) Target pencapaian:
Diisi dengan target-target yang akan dicapai pada tiap tahap tahunan.
7) Program Kerja:
Diisi dengan Program Kerja yang akan dilakukan untuk mencapai
target pada tiap tahun berdasarkan hasil analisis kinerja, misalnya
program kerja pengembangan SDM, program kerja peningkatan mutu,
program kerja pengembangan SDM, program kerja pengembangan
sarana, dsb.
8) Kegiatan:
Merupakan rincian kegiatan untuk tiap program yang direncanakan,
misalnya untuk program pengembangan SDM, kegiatan Pelatihan
Perawat, Pelatihan Tenaga PKM, dan sebagainya.
9) Volume:
Diisi dengan volume kegiatan yang direncanakan untuk tiap tahapan
tahunan.
10) Harga Satuan:
Harga satuan untuk tiap kegiatan.
11) Perkiraan Biaya:
Diisi dengan perkalian antara volume dengan harga satuan.
17
D. Pedoman
1. Pengertian
2. Wewenang
3. Susunan
BAB I Pendahuluan
BAB III Visi, Misi, Falsafah, Nilai dan Tujuan UPTD Puskesmas Karamat
18
b. Format Pedoman Pelayanan Unit Kerja
Kata Pengantar
Daftar isi
Daftar Lampiran (Jika ada)
Daftar tabel (jika ada)
Daftar gambar (jika ada)
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Pedoman
C. Sasaran Pedoman
D. Ruang Lingkup Pedoman
E. Batasan Operasional
F. Dasar Hukum
BAB II STANDAR KETENAGAAN
A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia
B. Distribusi Ketenagaan
C. Jadwal Kegiatan
BAB III STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruang
B. Standar Fasilitas
BAB IV TATA LAKSANA PELAYANAN
C. Lingkup Kegiatan
D. Metode
E. Langkah Kegiatan
BAB V LOGISTIK
BAB VI KESELAMATAN SASARAN KEGIATAN/PROGRAM
BAB VII KESELAMATAN KERJA
BAB VIII PENGENDALIAN MUTU
BAB IX PENUTUP
4. HAL- HAL YANG Perlu diperhatikan
Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk dokumen pedoman atau panduan
yaitu:
19
a. Setiap pedoman harus dilengkapi dengan peraturan atau keputusan
Kepala FKTP untuk pemberlakuan pedoman tersebut.
b. Peraturan Kepala FKTP tetap berlaku meskipun terjadi penggantian
Kepala FKTP.
c. Setiap pedoman sebaiknya dilakukan evaluasi minimal setiap 2-3 tahun
sekali.
d. Bila Kementerian Kesehatan telah menerbitkan Pedoman untuk suatu
kegiatan/ pelayanan tertentu, maka dalam membuat pedoman wajib
mengacu pada pedoman yang diterbitkan oleh Kementerian Kesehatan.
E. Panduan
1. Pengertian
2. Susunan
BAB I DEFINISI
BAB IV DOKUMENTASI
Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk dokumen pedoman atau panduan
yaitu:
a. Setiap panduan harus dilengkapi dengan peraturan atau keputusan
Kepala FKTP untuk pemberlakuan panduan tersebut.
b. Peraturan Kepala FKTP tetap berlaku meskipun terjadi penggantian
Kepala FKTP.
c. Setiap panduan sebaiknya dilakukan evaluasi minimal setiap 2-3 tahun
sekali.
20
d. Bila Kementerian Kesehatan telah menerbitkan Panduan untuk suatu
kegiatan/ pelayanan tertentu, maka FKTP dalam membuat panduan wajib
mengacu pada panduan yang diterbitkan oleh Kementerian Kesehatan.
1. Pengertian
Kerangka acuan disusun untuk program atau kegiatan yang akan dilakukan
oleh FKTP. Program/kegiatan yang dibuat kerangka acuan adalah sesuai
dengan Standar Akreditasi, antara lain: Program Pengembangan SDM, Program
Peningkatan Mutu Puskesmas Dan Keselamatan Pasien, Program Pencegahan
Bencana, Program Pencegahan Kebakaran, kegiatan pelatihan triase gawat
darurat dan sebagainya.
2. Susunan
a. Pendahuluan
b. Latar belakang
21
e. Cara melaksanakan kegiatan
f. Sasaran
22
evaluasi pelaksanaan kegiatan terhadap jadwal yang direncanakan.
23
G. Standar operasional prosedur (SOP)
1. Pengertian SOP
3. Manfaat SOP
24
4. Susunan
a. Kop/heading SOP
1) Puskesmas:
Judul
No. Dokumen:
Logo Pemda Lambang
SOP No. Revisi:
Puskesma
Tanggal Terbit:
s
Halaman:
Nama Nama Kepala
Puskesma Tanda Tangan Kepala Puskesmas Puskesma
s s NIP
25
Diisi nomor halaman dengan mencantumkan juga total
halaman untuk SOP tersebut (misal 1/5). Namun, di tiap
halaman selanjutnya dibuat footer misalnya pada halaman
kedua: 2/5, halaman terakhir: 5/5.
(8) Ditetapkan Kepala FKTP:
Diberi tandatangan Kepala FKTP dan nama jelasnya.
(9) Jika SOP disusun lebih dari satu halaman, pada halaman
kedua dan seterusnya SOP dibuat tanpa menyertakan
kop/heading.
b. Komponen SOP
1. Pengertian
2. Tujuan
3. Kebijakan
4. Referensi
5. Langkah-langkah
6. Bagan Alir
7. Hal-hal yang perlu diperhatikan
8. Unit terkait
9. Dokumen terkait
10. Rekam Historis Perubahan
Penjelasan :
1) Pengertian :
Yang paling awal diisi judul SOP adalah, dan berisi penjelasan dan
atau definisi tentang istilah yang mungkin sulit dipahami atau
menyebabkan salah pengertian/menimbulkan multi persepsi.
2) Tujuan :
Berisi tujuan pelaksanaan SOP secara spesifik. Kata kunci : “
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk ……”
3) Kebijakan :
Berisi kebijakan Kepala Puskesmas yang menjadi dasar dibuatnya
26
SOP tersebut. Dicantumkan kebijakan yang mendasari SOP
tersebut, contoh untuk SOP imunisasi pada bayi, pada kebijakan
dituliskan: Keputusan Kepala Puskesmas No 005/2014 tentang
Pelayanan Imunisasi.
4) Referensi:
Dokumen ekternal sebagai acuan penyusunan SOP, bisa
berbentuk buku, peraturan perundang- undangan, ataupun bentuk
lain sebagai bahan pustaka,
5) Alat dan Bahan :
a) Alat adalah benda yang digunakan untuk mempermudah pekerjaan
dan sifatnya dapat digunakan berulang-ulang
b) Bahan adalah benda yang digunakan untuk menunjang pekerjaan
yang sifatnya sekali pakai atau tidak berulang-ulang
6) Langkah- langkah :
Bagian ini merupakan bagian utama yang menguraikan langkah-
langkah kegiatan untuk menyelesaikan proses kerja tertentu.
7) Diagram Alir :
Adalah simbol-simbol grafis yang menyatakan/menampilkan
langkah- langkah yang disimbolkan dalam bentuk kotak, lingkaran
ataupun lainya yang merupakan gambaran dari langkah-langkah
pelaksanaan kegiatan di SKPD.
8) Unit terkait :
Berisi unit-unit yang terkait dan atau prosedur terkait dalam proses
kerja tersebut.
9) Dokumen Terkait :
Berisi tentang hubungan antara lini atau bagian yang terkait
dengan penggunaan dokumen ini
10) Rekam Historis Perubahan :
Berisi tentang perubahan-perubahan yang dilakukan pada SOP
yang telah ditetapkan.
27
Diagram alir makro, menunjukkan kegiatan-kegiatan secara garis
besar dari proses yang ingin kita tingkatkan, hanya mengenal satu simbul
yaitu balok:
1) Awal kegiatan :
2) Akhir kegiatan :
ya
?
3) Simbol Keputusan :
Tidak
4) Penghubung :
5) Dokumen :
6) Arsip :
a. Perlu ditekankan bahwa SOP harus ditulis oleh mereka yang melakukan
pekerjaan tersebut atau oleh unit kerja tersebut. Tim atau panitia yang
ditunjuk oleh Kepala Puskesmas hanya untuk menanggapi dan
mengkoreksi SOP tersebut.
28
Hal tersebut sangatlah penting, karena komitmen terhadap
pelaksanaan SOP hanya diperoleh dengan adanya keterlibatan
personel/unit kerja dalam penyusunan SOP.
b. SOP harus merupakan flow charting dari suatu kegiatan. Pelaksana atau
unit kerja agar mencatat proses kegiatan dan membuat alurnya kemudian
Tim Mutu diminta memberikan tanggapan.
c. Di dalam SOP harus dapat dikenali dengan jelas siapa melakukan apa,
dimana, kapan, dan mengapa.
6. Evaluasi SOP
a. Evaluasi penerapan/
Daftar tilik adalah daftar urutan kerja (actions) yang dikerjakan secara
konsisten, diikuti dalam pelaksanaan suatu rangkaian kegiatan, untuk
diingat, dikerjakan, dan diberi tanda (check-mark).
29
1) Daftar tilik merupakan bagian dari sistem manajemen mutu untuk
mendukung standarisasi suatu proses pelayanan.
2) Daftar tilik tidak dapat digunakan untuk SOP yang kompleks.
3) Daftar tilik digunakan untuk mendukung, mempermudah
pelaksanaan dan memonitor SOP, bukan untuk menggantikan SOP
itu sendiri.
4) Langkah-langkah menyusun daftar tilik:
Langkah awal menyusun daftar tilik dengan melakukan
Identifikasi prosedur yang membutuhkan daftar tilik untuk
mempermudah pelaksanaan dan monitoringnya.
a) Gambarkan flow-chart dari prosedur tersebut,
b) Buat daftar kerja yang harus dilakukan,
c) Susun urutan kerja yang harus dilakukan,
d) Masukkan dalam daftar tilik sesuai dengan format tertentu,
e) Lakukan uji-coba,
f) Lakukan perbaikan daftar tilik,
g) Standarisasi daftar tilik.
CR = Σ Ya x 100 %
Σ Ya+Tidak
30
• Adanya perkembangan Ilmu dan Teknologi (IPTEK)
pelayanan kesehatan,
31
H. Notulen Rapat/Lokakarya Mini
1. Pengertian
Notulen rapat adalah ringkasan tentang jalannya rapat, seminar, diskusi atau
siding dan hal yang dibicarakan serta diputuskan dalam rapat tersebut dari awal
acara sampai akhir acara.
2. Fungsi
3. Susunan
a. Susunan Acara
b. Notulen Sebelumnya
c. Pembahasan
d. Kesimpulan
e. Rekomendasi
32
CONTOH FORMAT NOTULEN
33
I. Berita Acara
1. Pengertian
2. Susunan
a. Kepala
b. Batang Tubuh
c. Kaki
34
3. Hal yang perlu diperhatikan
35
J. Surat Keterangan
1. Pengertian
3. Susunan
a. Kepala
b. Batang Tubuh
c. Kaki
36
CONTOH FORMAT SURAT KETERANGAN TENTANG SESEORANG
37
CONTOH SURAT KETERANGAN TENTANG HAL /PERISTIWA
38
K. Surat Tugas
1. Pengertian
Surat Tugas adalah naskah dinas yang dibuat oleh atasan atau
pejabat yang berwenang kepada bawahan atau pejabat lain yang
diberi tugas, yang memuat apa yang harus dilakukan.
Contoh:
Selviyanti,SKM
NIP 198509292009032001
3. Susunan
a. Kepala
39
b. Batang Tubuh
c. Kaki
40
CONTOH FORMAT SURAT TUGAS PERORANGAN
41
CONTOH FORMAT SURAT TUGAS KELOMPOK
42
43
L. Surat Undangan
1. Pengertian
2. Kewenangan
3. Susunan
a. Kepala
b. Batang Tubuh
c. Kaki
44
pada alamat tujuan untuk menghadiri suatu acara kedinasan
tertentu, seperti rapat, upacara, dan pertemuan.
45
CONTOH FORMAT SURAT UNDANGAN
46
47
M. Surat pengantar
1. Pengertian
3. Susunan
a. Kepala
b. Batang Tubuh
c. Kaki
48
d) Cap dinas.
49
CONTOH FORMAT SURAT PENGANTAR
50
N. Pengumuman
1. Pengertian
3. Susunan
a. Kepala
b. Batang Tubuh
c. Kaki
51
2) Nama jabatan pejabat yang menetapkan, ditulis dengan
huruf awal kapital, diakhiri dengan tanda baca koma;
3) Tanda tangan pejabat yang menetapkan;
4) Nama lengkap yang menandatangani, ditulis dengan huruf
awal kapital; dan
5) Cap dinas.
52
O. Laporan
1. Pengertian
3. Susunan
a. Kepala
b. Batang Tubuh
Bagian batang tubuh laporan terdiri dari:
1) Pendahuluan, yang memuat penjelasan umum, maksud, dan
tujuan serta ruang lingkup dan sistematika laporan;
2) Materi Laporan, yang terdiri dari kegiatan yang dilaksanakan,
faktor yang mempengaruhinya, hasil pelaksanaan kegiatan,
hambatan yang dihadapi, dan hal lain yang perlu dilaporkan;
3) Simpulan dan saran, sebagai bahan masukan dan
pertimbangan; dan
4) Penutup, yang merupakan akhir laporan, memuat
harapan/permintaan arahan/ucapan terima kasih.
c. Kaki
Bagian kaki Laporan terdiri dari:
1) Tempat dan tanggal pembuatan laporan;
2) Nama jabatan pejabat pembuat laporan, ditulis dengan huruf
awal kapital;
3) Tanda tangan; dan
4) Nama lengkap, ditulis dengan huruf awal kapital.
53
CONTOH FORMAT LAPORAN
54
P. Uraian Tugas
1. Pengertian
3. Susunan
a. Keterangan Penandatangan
b. Tugas Pokok
c. Tugas Integrasi
Tugas integrasi diisi dengan tugas lain yang berkaitan dengan profesi
/kompetensinya.
d. Tugas tambahan
e. Wewenang
f. Tanggung jawab
g. Uraian tugas
55
CONTOH FORMAT URAIAN TUGAS
56
Q. Telaahan Staf
1. Pengertian
Telaahan Staf adalah bentuk uraian yang disampaikan oleh pejabat atau
staf yang memuat analisis singkat dan jelas mengenai suatu persoalan
dengan memberikan jalan keluar/pemecahan yang disarankan.
2. Susunan
a) Kepala
b) Batang Tubuh
57
c) Kaki
2) Tanda tangan;
58
BAB IV
4. Sosialisasi Dokumen Agar dokumen dapat dikenali oleh seluruh pelaksana maka
perlu dilakukan sosialisasi dokumen tersebut, khusus bagi SOP, bila rumit maka
untuk melaksanakan SOP tersebut perlu dilakukan pelatihan.
59
5. Pencatatan Dokumen, Distribusi dan Penarikan Dokumen Kepala FKTP menunjuk
salah satu anggota Tim Mutu/ Tim Akreditasi sebagai Petugas Pengendali
Dokumen. Petugas tersebut bertanggung jawab atas:
a. Penomoran dokumen
Tata cara penomoran Dokumen Penomoran diatur pada kebijakan
pengendalian dokumen, dengan ketentuan:
1) Semua dokumen harus diberi nomor,
2) Pemberian nomor mengikuti tata naskah Puskesmas
3) Pemberian nomor dilakukan secara terpusat yaitu di bagian Tata
Usaha.
b. Pencatatan dalam Daftar Dokumen Eksternal atau Internal
c. Menyerahkan dokumen kepada pengusul untuk menggandakan
d. Mendistribusikan dokumen yang sudah diberi stempel terkendali
Tata Cara Pendistribusian dokumen adalah:
1) Distribusi adalah kegiatan atau usaha menyampaikan dokumen
kepada unit upaya atau pelaksana yang memerlukan dokumen
tersebut agar dapat digunakan sebagai panduan dalam
melaksanakan kegiatannya. Kegiatan ini dilakukan oleh tim mutu atau
bagian Tata Usaha Puskesmas sesuai pedoman tata naskah.
2) Distribusi harus memakai ekspedisi dan/atau formulir tanda terima.
3) Distribusi dokumen bisa hanya untuk unit kerja tertentu tetapi bisa
juga untuk seluruh unit kerja lainnya.
e. Menarik dokumen lama apabila dokumen ini adalah dokumen pengganti
serta mengisi format usulan penambahan/ penarikan dokumen.
f. Mengarsipkan dokumen induk yang sudah tidak berlaku dengan
membubuhkan stempel “Kedaluwarsa” dan kemudian menyimpan dokumen
tersebut selama 2 tahun.
g. Memusnahkan dokumen sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan
60
6. Tata Cara Penyimpanan dokumen
a. Dokumen asli (master dokumen yang sudah dinomori dan sudah
ditandatangani) agar disimpan di sekretariat Tim Akreditasi Puskesmas/ atau
Bagian Tata Usaha Puskesmas, sesuai dengan ketentuan yang berlaku di
organisasi tersebut tentang tata cara pengarsipan dokumen yang diatur
dalam pedoman/tata naskah. Penyimpanan dokumen yang asli harus rapi,
sesuai metode pengarsipan sehingga mudah dicari kembali bila diperlukan.
b. Dokumen fotocopy disimpan di masing-masing unit upaya Puskesmas,
dimana dokumen tersebut dipergunakan. Bila tidak berlaku lagi atau tidak
dipergunakan maka unit kerja wajib mengembalikan dokumen yang sudah
tidak berlaku tersebut ke sekretariat Tim mutu atau Bagian Tata Usaha
sehingga di unit kerja hanya ada dokumen yang masih berlaku saja.
Sekretariat Tim Mutu atau Bagian Tata Usaha organisasi dapat
memusnahkan fotocopy dokumen yang tidak berlaku tersebut, namun untuk
dokumen yang asli agar tetap disimpan, dengan lama penyimpanan sesuai
ketentuan dalam ketentuan retensi dokumen yang berlaku di Puskesmas.
c. Dokumen di unit upaya Puskesmas harus diletakkan di tempat yang mudah
dilihat, mudah diambil, dan mudah dibaca oleh pelaksana.
7. Penataan Dokumen Untuk memudahkan di dalam pencarian dokumen akreditasi
Puskesmas dikelompokan masing-masing bab/ kelompok pelayanan/ UKM dengan
diurutkan setiap urutan kriteria dan elemen penilaian, dan diberikan daftar secara
berurutan.
8. Revisi atau perubahan dokumen
a. Dilakukan setelah proses pengkajian serta harus mendapat pengesahan
sesuai pejabat yang berwenang
b. Setiap kali revisi seluruh halaman akan mengalami perubahan Isi revisi atau
perubahan harus tercatat pada Riwayat
B. Rekam implementasi
1. Rekam implementasi adalah dokumen yang menjadi bukti obyektif dari kegiatan
yang dilakukan atau hasil yang dicapai sesuai kegiatan yang direncanakan
2. Catatan/ rekam implementasi sebagai bukti pelaksanaan kegiatan juga harus
dikendallikan. Organisasi harus menetapkan SOP terdokumentasi untuk
mendefinisikan pengendalian yang diperlukan untuk identifikasi, penyimpanan,
perlindungan, pengambilan, lama simpan dan permusnahan. Catatan/ rekam
implementasi harus dapat terbaca, segera dapat teridentifikasi dan dapat diakses
kembali.
61
BAB V
A. Persyaratan Penyusunan
Setiap naskah dinas harus merupakan kebulatan pikiran yang jelas, padat, dan
meyakinkan dalam susunan yang sistematis. Dalam penyusunannya perlu
memperhatikan syarat-syarat sebagai berikut.
1. Ketelitian
Dalam menyusun Naskah Dinas harus tercermin ketelitian dan kecermatan,
dilihat dari bentuk, susunan pengetikan, isi, struktur, kaidah bahasa, dan
penerapan kaidah ejaan di dalam pengetikan. Kecermatan dan ketelitian sangat
membantu pimpinan dalam mengurangi kesalahan pengambilan
putusan/kebijakan.
2. Kejelasan
Naskah Dinas harus memperlihatkan kejelasan, aspek fisik, dan materi.
3. Singkat dan Padat
Naskah Dinas harus menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar
(bahasa formal, efektif, singkat, padat, dan lengkap).
4. Logis dan Meyakinkan
Naskah dinas harus runtut dan logis yang berarti bahwa penuangan gagasan
ke dalam naskah dinas dilakukan menurut urutan yang logis dan meyakinkan.
Struktur kalimat harus lengkap dan efektif sehingga memudahkan pemahaman
penalaran bagi penerima naskah dinas.
5. Pembakuan
Naskah dinas harus taat mengikuti aturan yang baku yang berlaku sesuai
dengan tujuan pembuatan, baik dilihat dari sudut format maupun dari
penggunaan bahasanya agar memudahkan dan memperlancar pemahaman isi
Naskah Dinas
Nomor pada Naskah Dinas merupakan segmen penting dalam kearsipan. Oleh
karena itu susunannya harus dapat memberikan kemudahan penyimpanan, temu
balik, dan penilaian arsip.
- 62 -
1. Penomoran Naskah Dinas Umum
Untuk naskah dinas selain SK dan SOP penomoran dengan ketentuan sebagai
berikut:
445/10.01/PKM.K/2019
Kode Pokok
Kode Arsip
Tahun pembuatan
C. Pengetikan
- 63 -
5) Telaahan staf menggunakan kertas A4 yang berukuran 210 x 297 mm (8¼
x 11¾ inci).
b. Jenis Kertas
1) Untuk naskah dinas, digunakan jenis kertas HVS putih 70 gram.
2) Naskah dinas yang mempunyai nilai kegunaan dalam waktu lama
menggunakan kertas jenis HVS lebih dari 80 gram atau kertas jenis lain
yang memiliki nilai keasaman tertentu serendah-rendahnya harus
menggunakan kertas dengan nilai keasaman (PH) 7.
3) Surat Dinas menggunakan kertas berwarna putih dengan kualitas terbaik
white bond
2. Bentuk Huruf (fonts)
Setiap tulisan naskah dinas menggunakan bentuk huruf Arial ukuran 11
(sebelas) atau 12 (dua belas) dan spasi 1 (satu) sampai dengan 1,5 (satu
setengah).
3. Warna Tinta
Tinta yang digunakan untuk penulisan surat berwarna hitam, sedangkan untuk
warna tinta yang digunakan dalam penomoran, pembubuhan paraf dan tanda
tangan berwarna biru tua.
- 64 -
5. Penomoran
Penomoran ditulis secara konsisten dari awal sampai akhir naskah dengan
contoh berikut:
I
A
1.
a.
1)
a)
(1)
(a)
Catatan:
Dalam pelaksanaannya, penentuan ruang tepi seperti tersebut di atas bersifat fleksibel,
disesuaikan dengan banyak atau tidaknya isi suatu naskah dinas. Penentuan ruang tepi
(termasuk juga jarak spasi dalam paragraf) hendaknya memperhatikan aspek keserasian
dan estetika
D. Nomor Halaman
Nomor halaman naskah ditulis dengan menggunakan nomor urut angka dan
dicantumkan secara simetris di tengah bawah dengan membubuhkan tanda hubung (-
) sebelum dan setelah nomor, kecuali halaman pertama naskah dinas yang
menggunakan kop naskah dinas tidak perlu mencantumkan nomor halaman.
- 65 -
F. Lampiran
Jika naskah dinas memiliki beberapa lampiran, setiap lampiran harus diberi nomor
urut dengan angka . Nomor halaman lampiran merupakan nomor lanjutan dari
halaman sebelumnya.
G. Daftar Distribusi
Daftar Distribusi adalah susunan pejabat yang dibuat oleh pejabat sekretariat dan
digunakan sebagai pedoman pendistribusian naskah. Setiap distribusi menunjukkan
pejabat yang berhak menerima naskah.
H. Rujukan
Rujukan adalah naskah atau dokumen lain yang digunakan sebagai dasar acuan
atau dasar penyusunan naskah. Penulisan rujukan dilakukan sebagai berikut.
1. Naskah dinas yang berbentuk Surat Perintah, Surat Tugas, Surat Edaran, dan
Pengumuman, rujukan ditulis di dalam konsiderans dasar.
2. Surat Dinas memerlukan rujukan; naskah yang menjadi rujukan ditulis pada
alinea pembuka diikuti substansi materi surat yang bersangkutan. Dalam hal
lebih dari satu naskah, rujukan harus ditulis secara kronologis.
a. Dalam hal Surat Dinas memerlukan Rujukan, naskah Rujukan ditulis pada
alinea pembuka, diikuti substansi materi surat yang bersangkutan rujukan
lebih dari satu naskah, Rujukan itu harus ditulis secara kronologis.
b. Cara menulis Rujukan adalah sebagai berikut.
1) Rujukan Berupa Naskah
Penulisan Rujukan berupa naskah mencakupi informasi singkat
tentang naskah yang menjadi rujukan, dengan urutan sebagai berikut:
jenis naskah dinas, jabatan penandatangan naskah dinas, nomor naskah
dinas, tanggal penetapan, dan subjek naskah dinas.
2) Rujukan Berupa Surat Dinas
Penulisan Rujukan berupa Surat Dinas mencakupi informasi singkat
tentang Surat Dinas yang menjadi Rujukan, dengan urutan sebagai
- 66 -
berikut: jenis surat, jabatan penandatangan, nomor surat, tanggal
penandatanganan surat, dan hal.
3) Rujukan Berupa Surat Dinas Elektronik
Penulisan rujukan berupa Surat Dinas Elektronik (surat yang
dikirimkan melalui sarana elektronik) diatur tersendiri.
c. Rujukan Surat kepada Instansi Non pemerintah
Rujukan tidak harus dicantumkan pada Surat Dinas yang ditujukan
kepada instansi non pemerintah.
Ruang tanda tangan merupakan tempat pada bagian kaki naskah dinas yang
memuat nama jabatan (misalnya, Kepala UPTD) yang dirangkaikan dengan nama
instansi.
1. Ruang tanda tangan ditempatkan di sebelah kanan bawah setelah baris kalimat
terakhir.
2. Nama jabatan diletakkan pada baris pertama tidak disingkat.
3. Ruang tanda tangan sekurang-kurangnya empat paragraf.
4. Nama pejabat yang menandatangani naskah dinas yang bersifat mengatur,
ditulis dengan huruf kapital, dan nama pejabat yang menandatangani naskah
dinas yang bersifat tidak mengatur ditulis dengan huruf awal kapital.
5. Jarak ruang antara tanda tangan dan tepi kanan kertas adalah + 3 cm,
sedangkan untuk tepi kiri disesuaikan dengan baris terpanjang.
J. Penggunaan Bahasa
Bahasa yang digunakan di dalam naskah dinas harus jelas, tepat, dan menguraikan
maksud, tujuan, serta isi naskah. Untuk itu, perlu diperhatikan pemakaian kata dan
kalimat dalam susunan yang baik dan benar, sesuai dengan kaidah tata bahasa yang
berlaku, yaitu Tata Bahasa Baku Indonesia dan Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Ejaan yang digunakan di dalam naskah dinas adalah Ejaan Bahasa Indonesia sesuai
dengan ketentuan peraturan peruandang-undangan
K. Pembubuhan paraf
Naskah akhir (net) terlebih dahulu diteliti dan diparaf oleh Kepala tata usaha untuk
surat umum dan diparaf oleh ketua tim mutu puskesmas untuk dokumen akreditasi.
Pembubuhan paraf diletakkan sebelum nama jabatan menggunakan tinta basah
warna biru.
- 67 -
BAB VI
PENUTUP
Pedoman Tata Naskah Dinas ini merupakan acuan Puskesmas dalam menyusun
Petunjuk Pelaksanaan Tata Naskah Dinas sesuai dengan keperluan instansi masing-
masing.
- 68 -
Lampiran 1 :Contoh Kerangka Acuan Program
KERANGKA ACUAN PROGRAM USAHA KESEHATAN GIGI MASYARAKAT UPTD PUSKESMAS
KARAMAT
I. Pendahuluan
Pelayanan kesehatan gigi dan mulut di Puskesmas terdiri dari pelayanan di dalam gedung
yaitu di poli gigi dan pelayanan luar gedung yaitu program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah
(UKGS) dan Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat (UKGM). Masalah kesehatan gigi yang paling
banyak ditemukan adalah karies gigi, hal ini terjadi karena kurangnya tingkat pengetahuan
masyarakat terhadap pentingnya kesehatan gigi dan mulut dari mulai bayi dalam kandungan
sampai tua (life sicle).
Program UKGM merupakan program kesehatan gigi dan mulut yang ditujukan untuk
masyarakat terutama pada kelompok rawan/resiko tinggi, yang termasuk kelompok rawan
tersebut adalah : Ibu Hamil, Balita, Anak Pra Sekolah dan Lansia.
Pelaksanaan kegiatan program UKGM dilaksanakan sesuai visi Puskesmas x yaitu
memberikan pelayanan kesehatan paripurna melalui pemberdayaan masyarakat dalam
pelayanan kesehatan, pemberian pelayanan yang cepat dan tepat sasaran sesuai dengan tata
nilai UPT Puskesmas X yang telah ditetapkan yaitu Cekatan, Informatif, Profesional, Akurat,
Handal, Optimal, Responsif, Efisien.
- 69 -
IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
- 70 -
alat pemeriksaan
kes. Gigi & Mulut
- Membuat laporan
kegiatan
- Menyiapkan - Menyusun
- 71 -
- Menyiapkan form Lansia pada
laporan & saat
Rujukan pelaksanaan
- Menyiapkan Posbindu
bahan Lansia
penyuluhan
- Menyiapkan
alat pemeriksaan
kes. Gigi & Mulut
- Membuat laporan
kegiatan
VI. SASARAN
2. Ibu Hamil
2016 2017
No Kegiata No De Ja Feb Ma Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
n v s n r
1 Pemeriksaan X x x X X x x x x x x x X
Kesehatan gigi
dan mulut Ibu
2 Pemeriksaan Kesehatan X x x X X x x x x x x x X
gigi dan mulut anak pra
sekolah
3 Pemeriksaan Kesehatan X x x X X x x x x x x x X
gigi dan mulut Lansia
- 72 -
IX. Pencatatan, pelaporan dan evaluasi kegiatan
Pencatatan dengan menggunakan register dan format laporan yang telah ditetapkan dan
dilaporkan ke Dinas Kesehatan Kab/Kota setiap tanggal 5 bulan berikutnya, evaluasi kegiatan
dilakukan setiap tiga bulan sekali sesuai dengan jadwal monitoring dan evaluasi Puskesmas X.
- 73 -
Lampiran 2 :Contoh Keputusan Kepala Puskesmas
PEMERINTAH KABUPATEN BUOL
DINAS KESEHATAN PENGENDALIAN
PENDUDUK DAN KB
UPTD PUSKESMAS KARAMAT
Jln. Trans Sulawesi No.12 Desa Busak I Kecamatan Karamat Kode POS 94563
Email .PKMKaramat.buol@gmail.com
KEPUTUSAN
KEPALA UPTD PUSKESMAS KARAMAT
Nomor :
TENTANG
JENIS PELAYANAN YANG DISEDIAKAN
DI UPTD PUSKESMAS KARAMAT
MEMUTUSKAN
- 74 -
KARAMAT.
Jenis pelayanan yang disediakan sebagaimana tersebut dalam
Ditetapkan di : Karamat
Pada tanggal : 09 Agustus 2018
KEPALA UPTD PUSKESMAS
KARAMAT,
Said O Raat
- 75 -
LAMPIRAN : KEPUTUSAN KEPALA UPTD
PUSKESMAS KARAMAT
NOMOR : SK/02/ADM/PKM.K/2019
TENTANG : JENIS PELAYANAN YANG
DISEDIAKAN DI UPTD
PUSKESMAS KARAMAT
- 76 -
4. Pelayanan KIA dan KB,
5. Pelayanan Gizi,
6. Pelayanan Gawat Darurat,
7. Pelayanan Persalinan,
8. Pelayanan Laboratorium.
Said O Raat
- 77 -
Lampiran 3 :Contoh Pedoman PROMKES
KATA PENGANTAR
Puji Syukur yang tak terhingga kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat dan nikmatnya yaitu berupa nikmat Kesehatan, Kesempatan dan
Kemampuan sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan Pedoman Promosi
Kesehatan Puskesmas Karamat
Busak I, 2019
Kepala UPTD Puskesmas Karamat
78
DAFTAR ISI
Halaman
A. Kualifikasi SDM
B. Distribusi Ketenagaan Unit Pelayanan ...............................................
C. Jadwal Pelaksanaan .............................................................................
A. Denah Ruangan.....................................................................................
B. Standar Fasilitas ...................................................................................
79
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan pada periode 2015-2019 adalah Program Indonesia
Sehat dengan sasaran meningkatkan derajat kesehatan dan status gizi masyarakat
melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan masyarakat yang didukung dengan
perlindungan finansial dan pemerataan pelayanan kesehatan.
Program Indonesia Sehat dilaksanakan dengan 3 pilar utama yaitu paradigma
sehat, penguatan pelayanan kesehatan dan jaminan kesehatan nasional; 1) pilar
paradigma sehat dilakukan dengan strategi pengarusutamaan kesehatan dalam
pembangunan, penguatan promotif preventif dan pemberdayaan masyarakat; 2)
penguatan pelayanan kesehatan dilakukan dengan strategi peningkatan akses
pelayanan kesehatan, optimalisasi sistem rujukan dan peningkatan mutu pelayanan
kesehatan, menggunakan pendektatan continuum of care dan intervensi berbasis
risiko kesehatan; 3) sementara itu jaminan kesehatan nasional dilakukan dengan
stratgei perluasan sasaran dan benefit serta kendali mutu dan kendali biaya.
Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah fasilitas
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan
upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya
promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya di wilayah kerjanya.
Pelayanan Kesehatan adalah upaya yang diberikan oleh Puskesmas kepada
masyarakat, mencakup perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, pencatatan, pelaporan,
dan dituangkan dalam suatu sistem. Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan
kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah
kerjanya dalam rangka mendukung terwujudnya kecamatan sehat.
80
a. melaksanakan perencanaan berdasarkan analisis masalah kesehatan
masyarakat dan analisis kebutuhan pelayanan yang diperlukan;
b. melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan;
B. Tujuan
Tujuan disusunnya pedoman ini sebagai acuan bagi petugas kesehatan di
UPTD Puskesmas Karamat dalam menyelenggarakan kegiatan promosi kesehatan di
wilayah kerja UPTD Puskesmas Karamat. Sehingga pelayanan promosi kesehatan
dapat dilaksanaan sesuai dengan rencana serta memperoleh hasil sesuai yang
diharapkan.
81
C. Sasaran
Sasaran pedoman pelayanan promosi kesehatan UPTD Puskesmas Karamat
meliputi :
1. Sasaran Primer yakni individu, keluarga dan masyarakat;
2. Sasaran Sekunder yakni tokoh masyarakat
3. Sasaran Tertier yakni stake holder/pengambil kebijakan
E. Batasan Operasional
82
1. Pemberdayaan
Pemberdayaan masyarakat adalah upaya untuk menumbuhkan dan meningkatkan
pengetahuan, kemauan dan kemampuan individu, keluarga dan masyarakat untuk
mencegah penyakit, meningkatkan kesehatan, menciptakan lingkungan sehat serta
berperan aktif dalam penyelenggaraan setiap upaya kesehatan.
2. Bina Suasana
Bina suasana adalah upaya menciptakan suasana atau lingkungan sosial yang
mendorong individu, keluarga dan masyarakat untuk mencegah penyakit, meningkatkan
kesehatan, menciptakan lingkungan sehat serta berperan aktif dalam penyelenggaraan
setiap upaya kesehatan.
3. Advokasi
Merupakan upaya atau proses terencana untuk mendapatkan komitmen dan dukungan
dari pihak-pihak terkait (tokoh-tokoh masyarakat informal dan formal) agar masyarakat
dilingkungan puskesmas berdaya untuk mencegah serta meningkatkan kesehatannya
serta menciptakan lingkungan sehat.
4. Kemitraan
Dalam pemberdayaan, bina suasana dan advokasi, prinsip-prinsip kemitraan harus
ditegakkan. Kemitraan dikembangkan antara petugas-kesehatan puskesmas dengan
sasarannya dalam pelaksanaan pemberdayaan, bina suasana dan advokasi. Di
samping itu, kemitraan juga kembangkan karena kesadaran bahwa untuk meningkatkan
efektivitas promosi kesehatan, petugas kesehatan UPTD Puskesmas Paleleh harus
bekerja sama dengan berbagai pihak terkait.
F. Dasar Hukum
83
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
Kualifikasi
No Nama Jumlah
Status Pendidikan Pelatihan
Pelatihan Petugas
1 Promosi Kesehatan PNS S1 Promosi kesehatan di 1
puskesmas
84
B. Distribusi Ketenagaan Unit Pelayanan Promosi Kesehatan
Puskesmas
No Jenis Tenaga
wajib ada kekurangan
Sarjana Kesehatan
1 1 0 0
Masyarakat
85
BAB III
STANDAR FASILITAS
Lemari P
i
n
t
u
Meja
86
12 Boneka/Phantom Bayi Baru Lahir
13 Cetakan Jamban √
14 Phantom Gigi Anak √
15 Phantom Gigi Dewasa √
16 Phantom Mata Ukuran Asli √
17 Phantom Panggul Wanita
18 Alat Permainan Edukatif ( APE ) √
19 Food Model
A. Perlengkapan
Kendaraan roda dua
Laptop
Printer
Jam
Kabel tambahan
Tempat sampah tertutup
B. Meubelair
Kursi kerja
Meja kerja ½ biro
Lemari alat
87
BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN PROMOSI KESEHATAN
88
pasien/keluarga yang memiliki masalah kesehatan cukup berat (pasien TB, pasien
gizi buruk). Kunjungan rumah juga dilakukan berupa pembinaan PHBS di rumah
tangga.
3. Pembinaan Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) posyandu,
UKS, UKK). Kegiatan pembinaan meliputi kegiatan pendampingan pelaksanaan
kegiatan UKBM, pembinaan administrasi kegiatan UKBM dan peningkatan
kapasitas kader UKBM melalui orientasi/pelatihan kader kesehatan, selain itu
dilakukan pulah Pembinaan PHBS di institusi pendidikan yaitu sekolah TK, SD dan
SMA di wilayah Kecamatan Karamat.
4. Fasilitasi Pengorganisasian masyarakat, petugas promosi kesehatan membantu
masyarakat melakukan pengenalan masalah-masalah kesehatan yang sering
dialami masyarakat dalam bentuk Survey Mawas Diri (SMD). Membantu
masyarakat membahas hasil SMD dalam musyawarah kecil diantara mereka yaitu
Musyawarah Masyarakat Desa (MMD), untuk dirumuskan dan direncanakan jalan
keluarnya.
89
BAB V
LOGISTIK
Manajemen Logistik adalah suatu pengetahuan atau seni serta proses mengenai
perencanaan, penentuan kebutuhan, pengadaan, penyimpanan, pemeliharaan serta
penghapusan material. Tujuan dari manajemen logistik adalah tersedianya bahan setiap
saat dibutuhkan, baik mengenai jenis, jumlah maupun kualitas yang dibutuhkan secara
efisien. Manajemen logistik unit pelayanan promosi kesehatan UPTD Puskesmas Karamat
adalah sebagai berikut :
A. Perencanaan Kebutuhan
Perencanaan unit pelayanan promosi kesehatan menghitung dan
merencanakan kebutuhan media promosi kesehatan berupa leaflet, booklet, buku
saku, poster, spanduk, makalah penyuluhan, modul pelatihan, ATK penunjang
administrasi dan dokumentasi kegiatan pelayanan promosi kesehatan yang sudah
direncanakan. Analisa kebutuhan penunjang pelaksanaan kegiatan pada periode
waktu tertentu berorientasi kepada program pelayanan, pola penyakit dan target
kinerja pelayanan. Menyesuaikan perencanaan kebutuhan dengan memperhatikan
persediaan awal materi promosi kesehatan yang sudah ada.
B. Penganggaran
Fungsi berikutnya adalah menghitung kebutuhan pengadaan materi promosi
kesehatan untuk menunjang kegiatan pelayanan promosi kesehatan diatas dengan
harga satuan berdasar indeks harga yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Kabupaten
Buol sehingga akan diketahui kebutuhan anggaran tersebut. Penganggaran kebutuhan
unit pelayanan promosi kesehatan UPTD Puskesmas Paleleh memanfaatkan dana
JKN, dan dana BOK.
C. Pengadaan
Fungsi berikutnya adalah pengadaan, yaitu semua kegiatan yang dilakukan
untuk mengadakan bahan logistik yang telah direncanakan, baik melalui prosedur :
1. Pembelian
2. Produksi sendiri, maupun dengan
3. Sumbangan dari pihak lain yang tidak mengikat
Untuk pengadaan materi pelayanan promosi kesehatan di Puskesmas Karamat
dilakukan dengan pembelian materi yang sudah siap pakai, pengadaan sendiri leaflet,
Poster, maupun Benner kesehatan sesuai kebutuhan perencanaan unit pelayanan dan
menerima dropping dari Dinas Kesehatan Kabupaten Buol.
D. Penyimpanan
Material media promosi kesehatan yang diperoleh dicatat dan disimpan di ruang
Unit Pelayanan Promosi Kesehatan UPTD Puskesmas Karamat untuk didistribusikan
90
sesuai kebutuhan pelayanan promosi kesehatan. Fungsi penyimpanan ini sangat
menentukan kelancaran distribusi, diantaranya untuk mengantisipasi kekosongan
material, menghemat biaya, mengantisipasi fluktuasi kenaikan harga material, serta
mempercepat pendistribusian karena materi sudah siap pakai. Prinsip FIFO (First In
First Out) diberlakukan di penyimpanan materi pelayanan promosi kesehatan UPTD
Puskesmas Karamat.
E. Pendistribusian
Pendistribusian materi promosi kesehatan di UPTD Puskesmas Karamat
dilakukan pada saat pelaksanaan kegiatan pelayanan promosi kesehatan. Efisiensi
pelaksanaan pendistribusian akan mempengaruhi kecepatan penyediaan material
baru. Penanggung jawab pendistribusian adalah penanggung jawab Unit Pelayanan
Promosi Kesehatan UPTD Puskesmas Karamat. Prosedur baku pendistribusian
material promosi kesehatan, meliputi :
1. Pendistribusian langsung kepada sasaran pelayanan
2. Pendistribusian melalui mitra kerja lintas program, jejaring dan jaringan UPTD
Puskesmas Karamat
F. Penghapusan
Penghapusan adalah proses penghapusan tanggungjawab pengurus barang
atas bahan atau barang tertentu sekaligus mengeluarkan dari catatan/pembukuan yang
berlaku, penghapusan barang diperlukan karena :
1. Bahan/barang rusak tidak dapat dipakai kembali
2. Bahan/barang tidak dapat didaur ulang atau tidak ekonomis untuk didaur ulang.
3. Bahan/barang sudah melewati masa kadaluarsa (expired date)
4. Bahan/barang hilang karena pencurian atau sebab lain.
Penghapusan material promosi kesehatan di UPTD Puskesmas Karamat
dilakukan dengan pemusnahan, yaitu dibakar atau dipendam/ditana
91
BAB VI
KESELAMATAN SASARAN KEGIATAN
Keselamatan sasaran adalah reduksi dan meminimalkan tindakan yang tidak aman
dalam sistem pelayanan kesehatan sebisa mungkin melalui pratik yang terbaik untuk
mencapai luaran yang optimum. (The Canadian Patient Safety Dictionary, October 2003).
Keselamatan sasaran menghindarkan sasaran dari potensi masalah dalam pelayanan
promosi kesehatan yang sebenarnya bertujuan untuk membantu sasaran.
Tujuan keselamatan sasaran adalah terciptanya budaya keselamatan sasaran pelayanan
promosi kesehatan UPTD Puskesmas Karamat, meningkatnya akuntabilitas (tanggung
jawab) petugas promosi kesehatan terhadap sasaran, menurunnya KTD (kejadian tidak
diharapkan), serta terlaksananya program - program pencegahan, sehingga tidak terjadi
pengulangan KTD (kejadian tidak diharapkan).
Sasaran keselamatan sasaran pelayanan promosi kesehatan sebagaimana dimaksud
meliputi tercapainya hal-hal sebagai berikut :
1. Ketepatan identifikasi sasaran;
Identifikasi sasaran kegiatan yang akan menerima pelayanan promosi kesehatan
sesuai rencana kegiatan unit pelayanan promosi kesehatan yang telah disusun.
2. Peningkatan komunikasi yang efektif
Komunikasi yang efektif, akurat, lengkap, jelas dan dipahami oleh sasaran promosi
kesehatan akan mengurangi kesalahan dan menghasilkan peningkatan keselamatan
sasaran. Evaluasi di akhir pelayanan promosi kesehatan dilakukan untuk memastikan
sasaran tidak salah memahami informasi yang diberikan.
3. Peningkatan keamanan sarana promosi kesehatan
Memantau lokasi, bangunan dan material promosi kesehatan yang dapat
membahayakan keselamatan sasaran promosi kesehatan.
4. Kepastian tepat-lokasi, tepat-metoda, tepat-sasaran
menyusun dan menerapkan standar operasional prosedur (SOP) pelayanan promosi
kesehatan untuk menghindari kesalahan lokasi, metoda dan sasaran pelayanan
promosi kesehatan
5. Pengurangan risiko psikososial terkait pelayanan promosi kesehatan
Resiko psikososial seperti bosan, mengantuk, lelah dan pusing dapat terjadi selama
pelayanan promosi kesehatan berlangsung. Untuk meminimalisir bahkan menghindari
hal tersebut diperlukan komitmen bersama sasaran, memilih metoda yang tepat dan
memberikan reward.
92
6. Pengurangan risiko sasaran jatuh/terluka
Memilih dan memantau lokasi pelayanan promosi kesehatan untuk menghindari
sasaran mengalami cedera baik dalam perjalanan maupun selama dalam ruangan
menerima pelayanan promosi kesehatan
Luar
Psikososial Mengantuk Membangun
2
Gedung Pusing komitmen bersama
Lelah Penyampaian
bosan materi efektif dan
efisien
Pemilihan metoda
promosi kesehatan
yang tepat
93
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
94
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
95
Tahap Kegiatan Unit Pelayanan Promosi Kesehatan UPTD Puskesmas Karamat
96
BAB IX
PENUTUP
97