PRAKTIK KEDOKTERAN
Rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh Dokter dan Dokter Gigi terhadap pasien dalam melaksanakan upaya kesehatan.
(UUPK 2004)
Pengobatan dapat dilakukan dengan menggunakan : 1. Ilmu kedokteran atau 2. Cara lain (diluar ilmu kedokteran) yang dapat dipertanggungjawabkan. Pengobatan dengan menggunakan ilmu kedokteran harus memenuhi syarat, yaitu memiliki : 1. Keahlian (Kompetensi) dan 2. Kewenangan (Lisensi, yang pada hakekatnya merupakan personal privilege sehingga memiliki legitimasi melakukan amalan perobatan).
Mahasiswa kedokteran yang praktek di RS belum memiliki kompetensi dan kewenangan !!! Oleh sebab itu beberapa negara memberlakukan lisensi khusus untuk mahasiswa !!!
KOMPETENSI
Maknanya : The condition of being capable. The capacity to perform task or role. Aspek kompetensi yg perlu dikuasai menurut NSWMB (1997): 1. Clinical judgment. 2. Medical knowledge. 3. Clinical skill. 4. Humanistic quality. 5. Communication skill. Dengan menguasai aspek kompetensi tsb diharapkan mampu melaksanakan tugas (task) & peran (role) sebagai: Medical expert. Professional. Communicator. Health advocate. Scholar. Collaborator. Manager.
SERTIFIKAT KOMPETENSI
Lembaga yang berhak menerbitkan Setifikat Kompetensi :
KOLEGIUM. (yaitu badan yang dibentuk oleh organisasi profesi untuk masing-masing cabang disiplin ilmu yang bertugas mengampu cabang disiplin ilmu tersebut).
Memiliki Ijasah dan Lulus uji kompetensi oleh Kolegium.
Membuat instrumen uji kompetensi. Menyelenggarakan ujian kompetensi. Menerbitkan Sertifikat Kompetensi bagi yang lulus.
KEWENANGAN
Kewenangan melakukan amalan perobatan :
Sebutan Lisensi menurut UUPK : Surat Tanda Registrasi (STR). Lembaga yang berhak memberikan Lisensi : Konsil Kedokteran Indonesia. Syarat mendapatkan Surat Tanda Registrasi :
Memiliki Ijasah, Memiliki Sertifikat Kompetensi, Surat pernyataan telah mengucapkan sumpah / janji, Surat keterangan sehat fisik dan mental dan Surat pernyataan akan mematuhi dan melaksanakan ketentuan Etika Profesi.
PENGERTIAN LISENSI
1. Merupakan permit from government to do some act, diberikan oleh Pemerintah atau Lembaga Independen yg diberi kewenangan, misal Konsil Kedokteran Indonesia.
Lisensi dokter di negeri jiran disebut Perakuan Amalan Perubatan, yg diberikan oleh Majelis Kesihatan Malaysia. 2. Diberikan kepada siapa saja yang memiliki kompetensi yg diperlukan, sebagaimana disyaratkan oleh UU. 3. Pada hakekatnya merupakan dokumen yang merubah status hukum orang biasa yg tak punya privilege menjadi seseorang yang memiliki privilege, yaitu boleh melakukan amalan tertentu (yang biasanya dapat membahayakan jika dilakukan oleh orang yang tak berkompeten). Jadi lisensi bukan surat tugas yang berkonotasi perintah yang dapat dikenai sanksi jika tidak dilaksanakan. 4. Untuk setiap orang yang memenuhi kriteria bisa diberikan lisensi yang keberlakuannya untuk seluruh wilayah negara.
KONSEP SIP
Suatu kesalahan dalam hal konsep jika UUPK masih saja mensyaratkan SIP (disamping STR) bagi dokter yang ingin melakukan pelayanan kesehatan di RS atau Puskesmas saja. ALASANNYA : 1. SIP merupakan Surat Izin Sarana Kesehatan Swasta tak berbadan hukum yg diselenggarakan dokter. (UU Kes) 2. Pada hakekatnya merupakan dokumen yg merubah status hukum Rumah Biasa menjadi Sarana Kesehatan. 3. Hubungan antara RS dan Dokter yang bekerja di RS tsb merupakan subject matter dari hukum privat shg yang berhak memberi ijin ya Direktur RS tersebut, bukan otoritas kesehatan dalam bentuk SIP. 4. Konsep UUPK tidak sejalan dengan UU Kesehatan yang hanya mensyaratkan KEAHLIAN dan KEWENANGAN, yang sebetulnya telah terpenuhi dengan adanya STR.
UU KESEHATAN
PASAL 56 Sarana Kesehatan meliputi : 1. Balai pengobatan. 2. Puskesmas. 3. Rumah sakit umum & rumah sakit khusus. 4. Praktik dokter, praktik dokter gigi, praktik dokter spesialis dan praktik dokter gigi spesialis. 5. Praktik bidan. 6. Toko obat, apotik, PBF, pabrik obat dan bahan obat. 7. Laboratorium dan lain-lain. PASAL 59
(1) Semua penyelenggaraan sarana kesehatan harus memiliki izin. Jadi, Surat Izin Praktik harus diartikan sebagai Surat Izin Sarana Kesehatan milik dokter, bukan lisensi !!!
Licensing SIRS
RS I
STR
SIRS
Non licenced doctor (belum punya STR) Licenced doctor (punya STR)
RS II
SIRS
RS III
sarana kesehatan milik dokter
Belum berwenang Sudah berwenang melakukan melakukan amalan perobatan amalan perobatan
Disebut Medical Doctor (MD) Disebut General Practitioner (GP)
NB : SIRS = surat izin RS. SIP = surat izin praktik swasta perorangan.
Jadi dokter diatas menggunakan STR nya untuk kerja di 4 sarana kesehatan !!!
KEWENANGAN
TANGGUNGJAWAB
PEMBIMBING
TANGGUNGGUGAT
RUMAH SAKIT
RUMAH SAKIT
PERUBAHAN MASYARAKAT
1. Semakin materialistis & hedonistis.
2. Semakin memahami haknya, namun celakanya, tidak diimbangi oleh peningkatan pemahaman mereka tentang logika medik dan logika hukum. 3. Semakin litigious (gemar menuntut dokter dan RS).
4. Semakin melihat dokter bukan sebagai partnership dalam mengatasi masalah kesehatannya. 5. Semakin menerima konsep HAM sebagai acuan bagi penentuan kebijakan sosial dan hukum. 6. Semakin tinggi penghargaannya terhadap prinsip-prinsip konsumerisme, antara lain he who pays the piper calls the tune.
PERUBAHAN PASIEN
Patients more educated. Easy access to information through internet. Lifestyle change. Looking for value. Demands and expectations different.
(Timothy Low, 2004)
ICEBERG PHENOMENON
1. Seorang bayi mati terpanggang di meja operasi. 2. Sebuah RS di Jakarta digugat 50 M oleh seorang Lawyer karena diduga memberikan obat melebihi dosis sehingga isterinya mengalami gagal ginjal. 3. Sebuah rumah sakit di Jakarta digugat oleh bekas pasiennya membayar ganti rugi 1 Milyard serta membiayai pengobatan di Singapore karena bayi yg dilahirkan lewat Cesar mengalami patah tulang. 4. Seorang dokter RS dilaporkan ke Polisi karena anak yg ditolong kelahirannya 3 tahun sebelumnya dengan vakum, menderita kelumpuhan otot leher. 5. Dokter B (ahli THT) dibacok pasiennya karena kecewa atas hasil 2 kali operasi yang dilakukannya.
MEMBUAT BAHAGIA?
MEMERPANJANG HIDUP? MEMELIHARA DAN MEMPERBAIKI KESEHATAN?
MEMPERPANJANG HIDUP ?
Keberatannya, apa artinya hidup diperpanjang lebih lama jika hanya bisa terbaring di ICU dg biaya mahal.
CARING :
- Melakukan perawatan (bukan upaya penyembuhan).
- Upaya tersebut harus diberikan terus sampai pasien meninggal dunia (hospice care).
WHAT IS
ADVERSE EVENT ?
ADVERSE EVENT:
Kejadian yang berlawanan dengan harapan pasien dan bersifat injury yang lebih disebabkan oleh intervensi medik daripada oleh penyakitnya sendiri.
ERROR
The failure of a planed action to be completed as intended (i.e., error of execution) or the use of a wrong plan to achieve an aim (i.e., error of planning).
(Institute of Medicine)
MEDICAL ERROR
Kesalahan dlm menetapkan kebijakan medis (wrong planning / decision) atau kesalahan dalam menindaklanjuti kebijakan medis yang ditetapkan (wrong execution).
SEBERAPA SERING
ADVERSE EVENT
TERJADI DI RUMAH SAKIT DI AMERIKA
Adverse Event
2,9 3,7 %
Adverse Event karena Error yang 0,56 0,71 % dapat dikatagorikan Negligence
TYPE of ERRORS
DIAGNOSTIC ERROR:
Kesalahan atau keterlambatan membuat diagnosis. Tidak menggunakan tes yang diindikasikan. Menggunakan tes yang sudah ketinggalan zaman. Tidak bertindak terhadap hasil atau monitoring tes.
TREATMENT ERROR:
Kesalahan dalam proses kerja, prosedur atau tes. Kesalahan memberikan terapi. Kesalahan dosis atau cara memberikan obat. Keterlambatan (yang dapat dicegah) utk memberikan terapi atau merespon hasil abnormal suatu tes. Melakukan perawatan yang tak benar atau tak diindikasikan.
PREVENTIVE ERROR:
Tidak menyediakan prophylactic treatment. Tidak cukup melakukan monitoring atau follow-up
terhadap terapi / tindakan yang telah diberikan. OTHERS :
Kegagalan komunikasi. Kegagalan peralatan (equipment failure). Kegagalan dari sistem-sistem lainnya.
Leape et al, Quality Review Bulletin, 1993
Kejadian bersifat merusak (injury) yang disebabkan oleh intervensi medik yang berkaitan dengan obat. Tidak semua Adverse Drug Events disebabkan error. Dikenal 2 macam error, yaitu error of commission (memberikan obat yang salah) dan error of omission (tidak memberikan obat yang mestinya diberikan). Menurunkan error rate secara signifikan memerlukan multiple interventions.
(Lesar, Briceland and Stein, 1997)
PROSES MEDICATION
A. PRESCRIBING (PERESEPAN) : - Menilai kebutuhan dan menseleksi obat yang tepat. - Memperhatikan aspek individu dari therapeutic regimen. - Memperhitungkan agar tercapai respon positif. B. DISPENSING (PENYEDIAAN) : - Mereview resep atau permintaan. - Memproses resep atau permintaan. - Meramu dan menyiapkan obat. - Menyediakan obat dalam cara dan waktu yang tepat. C. ADMINISTERING (PEMBERIAN KPD PASIEN) : - Memberikan obat yang benar kepada pasien yg benar. - Memberikan obat manakala dibutuhkan / diindikasikan. - Menjelaskan kepada pasien tentang obat yg diberikan. - Mengikutsertakan pasien dalam pemberian obat.
Transcribing
a. Salah mengkopi b. Dibaca keliru c. Ada instruksi yang terlewatkan d. Instruksi tidak dikerjakan e. Instruksi verbal diterjemahkan salah
Dispensing
a. Incompatible b. Extra dose c. Gagal mencek instruksi d. Sediaan obat buruk e. Instruksi penggunaan obat tak jelas f. Salah hitung dosis g. Salah memberi label h. Salah menuliskan instruksi i. Dosis keliru j. Pemberian obat di luar instruksi k. Instruksi verbal dijalankan keliru.
Administration
a. Administration error b. Kontraindikasi c. Obat tertinggal di samping bed d. Extra dose e. Kegagalan mencek instruksi f. Tidak mencek identitas g. Dosis keliru h. Salah menulis instruksi i. Patient off j. Pemberian obat di luar instruksi k. Instruksi verbal dijalankan keliru
berhubungan dengan pengetahuan dan aplikasi pengetahuan tentang penggunaan obat. 29,2 % berhubungan dengan pengetahuan dan aplikasi pengetahuan tentang faktor-faktor pasien yang mempengaruhi. 17,5 % penggunaan kalkulasi, desimal, unit dan rate expression factors. 13,4 % salah nama obat, dosis atau singkatan.
WHAT IS
MEDICAL MALPRACTICE ?
MALPRAKTEK (1)
Merupakan istilah yang:
Sifatnya umum. Tidak selalu berkonotasi hukum (bisa juga etik). Hanya digunakan di bidang profesi. Berasal dari kata mal (yang berarti salah) dan kata praktek (yang berarti pelaksanaan atau tindakan).
Makna terminologik = tindakan yang salah dalam rangka melaksanakan suatu profesi.
Oleh sebab itu sering disebut PROFESSIONAL MISCONDUCT.
MALPRAKTEK (2)
Di negara Common Law, malpraktek masuk wilayah
hukum tort (civil wrong made against a person or properties) yang bersifat negligence (alpa) shg dokter tidak dipidana, melainkan hanya membayar ganti rugi. Pidana diterapkan hanya jika ada unsur intensional.
ADVERSE EVENT
DAMAGES
UNFORESEEN RISK
BUKAN MAL PRAKTEK
FORESEEN RISK
MALPRAKTEK
DAMAGES
Dilakukan ANTISIPASI
Tanpa ANTISIPASI
DIRECT CAUSATION
Silahkan dokter ditangkap jika benar-benar telah melakukan tindakan medis yang memenuhi rumusan delik pidana, yaitu: a. actus reus (adanya perbuatan tercela). b. mens rea (adanya sikap batin yang salah).
Silahkan dokter digugat membayar ganti rugi apabila pasien mengalami kerugian krn karena dokter ingkarjanji atau melakukan tindakan melawan hukum yang dibuktikan dengan adanya Res Ipsa Loqoitur atau adanya empat unsur D (Duty, Dereliction of duty, Damage, Direct causation between damage and dereliction).
SEBELUM TERBUKTI MASALAH YANG MUNCUL DALAM HUBUNGAN DOKTER - PASIEN LEBIH TEPAT DISEBUT
2. KONFLIK :
Keadaan dimana para pihak menyadari adanya perasaan tidak puas.
3. SENGKETA :
Keadaan dimana konflik dinyatakan dimuka umum atau dilibatkannya pihak ketiga.
ALTERNATIF PENYELESAIAN
1. Lumping it: membiarkannya dan menganggap tidak perlu diperpanjang. 2. Avoidance: memilih untuk tak mau lagi berhubungan dengan pihak yang pernah merugikan. 3. Coercion: salah satu pihak memaksakan pemecahan kpd pihak lain (misalnya menggunakan debt collector). 4. Negotiation: berunding, dimana kedua belah merupakan pengambil keputusan. 5. Mediation: menggunakan pihak ketiga untuk membantu menemukan kompromi.
6. Arbitration: kedua pihak sepakat meminta pihak ketiga untuk menyelesaikan sengketa dan menerima keputusan.
7. Adjudication: ada pihak ketiga yang berwenang untuk mencampuri masalah melalui vonis dan eksekusi.
LOGIKA PASIEN
LOGIKA HUKUM
LOGIKA DOKTER
LOGIKA HUKUM bisa bergeser (berpihak) pada logika pasien atau pada logika dokter atau tidak pada keduanya
MENGAPA
DOKTER ATAU RUMAH SAKIT HANYA DIWAJIBKAN
UNTUK
MEMBERIKAN UPAYA MEDIK YANG MUTUNYA SESUAI STANDAR, BUKAN MEMBERIKAN KESEMBUHAN ?
kualitas obat
daya tahan
k o n d i s i
stadium penyakit virulensi
s a k i t
kepatuhan pasien
Jika kita terbang dengan domestic flight, kecelakaan pasti terjadi setelah terbang terus menerus selama 400 tahun tanpa berhenti. Jadi lebih aman naik pesawat daripada masuk RS.
UNDERSTANDING SAFETY
PERROW s NORMAL ACCIDENT THEORY :
Dalam industri yg komplek & berteknologi tinggi maka kecelakaan merupakan hal yang normal.
Kecelakaan dapat dicegah dengan desain organisasi dan manajemen yang baik.
THE NATIONAL PATIENT SAFETY FOUNDATION : Mendefinisikan patient safety sbg upaya menghindari dan mencegah adverse outcome yang disebabkan oleh proses layanan serta meningkatkan outcome. Keselamatan (keamanan) pasien tidak hanya tertumpu pada person, peralatan atau departemen, tetapi juga pada interaksi komponen dan sistem.
PRINSIP-PRINSIP MERANCANG SISTEM YANG AMAN (SAFETY SYSTEM IN HEALTH CARE ORGANIZATIONS) 1. Provide Leadership. 2. Respect Human Limits in Process Design.
PROVIDE LEADERSHIP :
- Perlu pemimpin yg mampu menjadikan patient safety sebagai prioritas tujuan organisasi (rumah sakit). - Mampu menjadikan patient safety sbg tanggungjawab setiap orang yang terlibat dalam organisasi. - Mampu merumuskan tugas-tugas dan ekspektasi yang jelas menyangkut patient safety. - Mampu menyediakan human and financial resources guna menganalisis error dan mendisain ulang sistem. - Mampu mengembangkan mekanisme yang efektif untuk mengidentifikasi dan mengatasi para profesional yang bekerja secara sembrono.
(Institute of Medicine)
(Institute of Medicine)
(Institute of Medicine)