Anda di halaman 1dari 6

Nama : Nur Ayisah Hutabarat

Nim : 102020011

Prodi : Manajemen Informasi Kesehatan tk2

MK : Etika Profesi

Perekam Medis dan Informasi Kesehatan adalah Seseorang yang telah menyelesaikan
pendidikan formal Rekam Medis dan Informasi Kesehatan atau Manajemen Informasi
Kesehatan sehingga memiliki kompetensi yang diakui oleh pemerintah dan profesi serta
mempunyai tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh untuk melakukan
kegiatan pelayanan Rekam Medis dan Informasi Kesehatan pada unit fasilitas pelayanan
kesehatan.

Kode etik merupakan ciri profesi yang bersumber dari nilai-nilai internal dan
eksternal suatu disiplin ilmu dan merupakan pernyataan komprehensif suatu profesi yang
memberikan tuntutan bagi anggota dalam melaksanakan pengabdian profesi.

Kode etik perekam medis dan informasi kesehatan adalah Pedoman sikap dan prilaku
Perekam Medis dan Informasi Kesehatan dalam menjalankan serta
mempertanggungjawabkan segala tindakan profesinya baik kepada profesi, pasien, maupun
masyarakat luas.

Menurut PERMENKES 2008 Kode etik ciri profesi yang bersumber dari nilai- nilai
internal dan eksternal suatu disiplin ilmu dan merupakan pernyataan komprehensif suatu
proses yang memberikan tuntutan bagi anggota dalam melaksanakan pengabdian profesi.

Menurut Rustiyanto 2009 Kode etik perekam medis yaitu pedoman untuk sikap dan
perilaku perekam medis dalam menjalankan tugas serta mempertanggung jawabkan segala
tindakan profesi baik kepada profesi ,pasien, maupun masyarakat luas. Kode etik memegang
peranan penting dari suatu profesi untuk menjamin suatu moral profesi di mata masyarakat.

Dari pengertian pengertian yang diutarakan diatas,dapat disimpulkan bahwa Kode


Etik adalah pedoman atau ketentuan moral yang harus dimiliki oleh setiap profesi dalam
melakukan sebuah tindakan.Karena apabila seseorang profesi melanggar kode etiknya maka
akan diberikan sanksi.Karena setiap kode etik itu memiliki sanksi sanksi nya sendiri,apabila
dilanggar maka akan ditindak oleh suatu dewan kehormatan,hal tersebut diutarakan oleh
Rustiyanto 2009.
Tidak jauh dari pengertian kode etik secara umum,kode etik perekam medis juga
merupakan sebuah pedoman yang dimiliki oleh setiap perekam medis dlam melkaukan
pekerjannya.Hal tersebut bertujuan agar setiap petugas rekam medis bertanggung jawab atas
tindakan tindakan yang dilakukannya.

Kewajiban profesi PMIK terdiri dari :

1. Perekam Medis dan Informasi Kesehatan wajib mencegah terjadinya tindakan yang
menyimpang dari Kode Etik Profesi.
2. Perekam Medis dan Informasi Kesehatan wajib meningkatkan mutu rekam medis dan
informasi kesehatan.
3. Perekam Medis dan Informasi Kesehatan wajib berpartisipasi aktif dan berupaya
mengembangkan serta meningkatkan citra profesi.
4. Perekam Medis dan Informasi Kesehatan wajib menghormati dan mentaati peraturan dan
kebijakan organisasi profesi.
Selain memiliki kewajiban yang harus dilakukan atau yang wajib untuk dilakukan
seorang PMIK juga memiliki beberapa larangan larangan atau tindakan tindakan yang
tidak boleh dilakukan sebagai seorang PMIK,antara lain:
a. Menerima ajakan kerjasaama seseorang atau orang untuk melakukan hal
buruk,contohnya membeberkan isi berkas rekam medis kepada publik
b. Menyebarluaskankan informasi yang terkandung dalam berkas rekam medis seperti nam
pasien,nama penyakit pasien,tindakan yang diterima pasien,dan sebagainya.Hal tersebut
akan merusak citra perekam medis
c. Mengubah data pasien atau diagnose penyakit pasien
d. Memberikan berkas rekam medis kepda orang lain
e. Memperbolehkan yang bukan petuga rekam medis masuk keruangan rekam medis
f. Menceritakan isi rkam medis kepada teman sejawat atau kepda orang lain
g. Menerima imbalan jasa untuk tindakan a,b,c,d,e,f
Jika seorang PMIK melakukan larangan larangan tersebut,maka PMIK tersebut
telah melanggar kode etiknya sebagai seorang PMIK.Tentunya hal tersebut akan ditindak
lanjuti oleh pihak pihak yang bertanggung jawab akan hal tersebut.Hal yang sangat
mungkin terjadi apabila seorang PMIK melanggar kode etik nya antara lain:
a) Dipecat dari tempatnya bekerja
b) SIK nya ditarik
c) STR nya ditarik
d) Mendapatkan sanksi denda

Undang-Undang RI No.29/2004: Praktik Kedokteran

Dalam UU 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran, praktik kedokteran diaur untuk
memberikan perlindungan kepada pasien; mempertahankan dan meningkatkan mutu
pelayanan medis yang diberikan oleh dokter dan dokter gigi; dan memberikan kepastian
hukum kepada masyarakat, dokter dan dokter gigi.

Undang-Undang RI No.36/2009: Kesehatan

UU 36 tahun 2009 tentang Kesehatan menyatakan bahwa kesehatan adalah keadaan


sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang
untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Setiap orang berhak atas kesehatan.

Undang-Undang RI No.44/2009: Rumah Sakit

UU RI No 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit membahas tentang Rumah Sakit


adalah institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan karateristik tersendiri yang
dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan kesehatan, kemajuan teknologi, dan
kehidupan sosial ekonomi masyarakat yang harus tetap mampu meningkatkan pelayanan
yang lebih bermutu dan terjangkau oleh masyarakat agar terwujud derajat kesehatan yang
setinggi-tingginya.Dalam rangka peningkatan mutu dan jangkauan pelayanan Rumah Sakit
serta pengaturan hak dan kewajiban masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan,
perlu mengatur Rumah Sakit dengan Undang-Undang.Pengaturan mengenai rumah sakit
belum cukup memadai untuk dijadikan landasan hukum dalam penyelenggaraan rumah sakit
sebagai institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat.

Kode Etik PMIK, PORMIKI 2015 (SK KONGRES VIII PORMIKI NO.
03/K.VIII/PORMIKI/II/2015: pengesahan kongres atas kode etik pengkode)

Pedoman sikap dan perilaku Perekam Medis dan Informasi Kesehatan ini dirumuskan
dalam rangka meningkatkan daya guna dan hasil guna partisipasi kelompok Perekam Medis
dan Informasi Kesehatan dalam pembangunan nasional khususnya pembangunan kesehatan.
Maka berdasarkan pemikiran di atas, Kongres IX PORMIKI menyepakati Kode Etik Perekam
Medis dan Informasi Kesehatan sebagai berikut:
KODE ETIK PEREKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN

Pedoman sikap dan prilaku Perekam Medis dan Informasi Kesehatan dalam menjalankan
serta mempertanggungjawabkan segala tindakan profesinya baik kepada profesi, pasien,
maupun masyarakat luas

PerMenKes RI No.36/2012: Rahasia Kedokteran

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2012 tentang


Rahasia Kedokteran merupakan peraturan yang secara Lex Specialis mengatur mengenai
rahasia kedokteran. Pasal 1 angka (1) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 36 Tahun 2012 tentang Rahasia Kedokteran memberikan definisi mengenai rahasia
kedokteran, yaitu data dan informasi tentang kesehatan seseorang yang diperoleh tenaga
kesehatan pada waktu menjalankan pekerjaan atau profesinya. Ruang lingkup rahasia
kedokteran dijelaskan di dalam Pasal 3 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 36 Tahun 2012 tentang Rahasia Kedokteran yang menyatakan bahwa ruang lingkup
rahasia kedokteran meliputi data dan informasi mengenai identitas pasien, kesehatan pasien
(hasil anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang, penegakan diagnosis,
pengobatan dan/atau tindakan kedokteran), hal lain yang berkenaan dengan pasien. Rahasia
kedokteran dapat bersumber dari pasien, keluarga pasien, pengantar pasien, surat keterangan
konsultasi atau rujukan, atau sumber lainnya.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2012 tentang


Rahasia Kedokteran memperluas kewajiban untuk menyimpan rahasia kedokteran kepada
pimpinan fasilitas pelayanan kesehatan, tenaga yang berkaitan dengan pembiayaan pelayanan
kesehatan, tenaga lainnya yang memiliki akses terhadap data dan informasi kesehatan pasien
di fasilitas pelayanan kesehatan, badan hukum/korporasi dan/atau fasilitas pelayanan
kesehatan.

MANAJEMEN INFORMASI KESEHATAN IV:ETIKA PROFESI DAN HUKUM


KESEHATAN

Era global menuntut profesionalisme setiap tenaga kesehatan, anggota profesi,


termasuk didalamnya perekam medis dan informasi kesehatan dalam memberikan pelayanan
kesehatan dalam upaya menegakkan diagnose dan terapi kepada pasien, dimana kebutuhan
akan salah satu bentuk pelayanan kesehatan tersebut meningkat baik kualitas maupun
keterjangkauannya. Kondisi masyarakat yang makin kritis serta sadar akan hukum
mendorong tenaga kesehatan harus mampu memberikan pelayanan yang dapat
dipertanggungjawabkan secara profesional.

Etika adalah aturan perilaku, adat kebiasaan manusia dalam pergaulan antara
sesamanya dan menegaskan mana yang benar dan mana yang buruk. Etika juga berarti
ukuran dari sebuah tingkah laku individu yang berlaku di masyarakat, yang biasa digunakan
dalam pergaulan dan menunjukan hal hal atau perilaku yang baik dalam suatu pergaulan di
dalam masyarakat.

Moral adalah nilai yang berlaku sehingga menimbulkan baik dan buruk suatu
tindakan dengan tidak merugikan orang lain berdasarkan nurani. Nilai moral dipengaruhi oleh
3 hal yaitu ajaran agama, adat istiadat dan ideologi. Moral adalah suatu hal baik atau nilai
positif yang ada dalam diri tiap individu.

Hukum adalah peraturan berupa norma dan sangsi yang dibuat oleh penguasa yaitu
lembaga legislatif dengan tujuan untuk mengatur tingkah laku manusia, menjaga ketertiban,
keadilan, mencegah terjadinya kekacauan. Hukum diperlukan untuk ketertiban masyarakat.

Perbedaan hukum, moral, etika adalah hukum dibuat oleh penguasa atau negara dalam
rangka mengatur hubungan antar masyarakat dan individu dalam rangka mengatur ketertiban
masyarakat. Sedangkan etika muncul dari kebiasaan tingkah laku manusia yang dianggap
baik di masyarakat, dan moral berasal dari hati nurani tiap manusia yang dilatar belakangi
agama, adat istiadat dan ideologi. Dalam melakukan pekerjaannya manusia dibekali etika
moral dan hukum. Hukum adalah aturan yang tertulis sedangkan etika dan moral lebih
banyak yang tidak tertulis.

Hukum kesehatan adalah semua aturan atau ketentuan yang mengatur tentang
kesehatan yang berkaitan dengan hak dan kewajiban, baik dari tenaga kesehatan dalam
melaksanakan upaya kesehatan maupun dari individu masyarakat yang menerima upaya
kesehatan dalam segala aspeknya, yakni aspek promotif, prefentif, kuratif, rehabilitative yang
berdasarkan peraturan perundang-undangan dalam bidang kesehatan.

Sumber hukum dibedakan menjadi sumber hukum materiil dan formil. Fungsi hukum
kesehatan yaitu menjaga ketertiban di dalam masyarakat, menyelesaikan sengketa yang
timbul di dalam masyarakat (khususnya bidang kesehatan) dan merekayasa masyarakat.

Asas-asas hukum kesehatan mengacu pada asas-asas pelayanan kesehatan yang telah
diatur dalam Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, Undang-undang
Nomor 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran, dan Undang-undang Nomor 44 tahun
2009 tentang Rumah Sakit.

Ruang lingkup hukum kesehatan meliputi : hukum medis (medical law), hukum
keperawatan (nurse law), hukum rumah sakit (hospital law), hukum pencemaran lingkungan
(environmental law), hukum limbah (dari industri, rumah tangga, dan sebagainya), hukum
peralatan yang memakai X-ray (cobalt, nuclear), hukum keselamatan kerja,
peraturanperaturan lainnya yang ada kaitan langsung yang dapat mempengaruhi kesehatan
manusia. Aspek-aspek hukum kesehatan meliputi: hukum pidana, hukum perdata dan hukum
administrasi.

Anda mungkin juga menyukai