Anda di halaman 1dari 4

UJIAN TENGAH SEMESTER GANJIL HUKUM KESEHATAN

TAHUN AJARAN 2022 / 2023

Nama : Rikkot Gumarang Sinaga


Npm : 19600389
Mata Kuliah : Hukum Kesehatan
Hari / Tanggal : Kamis / 01 Desember 2022
Dosen Pengasuh : Edison Perangin angin.S.H.Mkes.M.H

JAWABAN :

1. Fungsi Dari Hukum Kesehatan

• Menjaga ketertiban di dalam masyarakat


• Menyelesaikan sengketa yang timbul di dalam masyarakat (khususnya di
bidang kesehatan
• Merekayasa masyarakat (social engineering).
2. Upaya Pelayanan kesehatan Promotif yaitu bersifat serangkaian kegiatan pelayanan
kesehatan yang lebih mengutamakan kegiatan promosi kesehatan. Sedangkan
pelayanan kesehatan preventif yaitu kegiatan pencegahan terhadap suatu kegitan
terhadap masalah Kesehatan atau Penyakit.
Upaya Pelayan Kesehatan Preventif secara umum adalah tindakan pencegahan suatu
hal negatif agar hal buruk tersebut tidak terjadi.
Upaya Pelayanan Kesehataan Kuratif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1)
huruf c merupakan kegiatan pemberian pelayanan kesehatan terhadap ODGJ yang
mencakup proses diagnosis dan penatalaksanaan yang tepat sehingga ODGJ dapat
berfungsi kembali secara wajar di lingkungan keluarga, lembaga, dan masyarakat.
Upaya Pelayanan Kesehatan Rehabilitatif adalah kegiatan dan/ atau serangkaian
kegiatan untuk mengembalikan bekas penderita ke dalam masyarakat sehingga dapat
berfungsi lagi sebagai anggota masyarakat yang berguna untuk dirinya
masyarakat semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuannya.

3. 1. Prinsip nonmaleficence (tidak merugikan) berarti tidak menimbulkan


bahaya/cedera fisik dan psikologis pada pasien. Prinsip nonmaleficence berarti
bahwa tenaga kesehatan dalam memberikan upaya pelayanan kesehatan harus
senantiasa dengan niat untuk membantu pasien mengatasi masalah kesehatannya.
2. Beneficience berarti, hanya melakukan sesuatu yang baik. Kebaikan, memerlukan
pencegahan dari kesalahan atau kejahatan, penghapusan kesalahan atau kejahatan
dan peningkatan kebaikan oleh diri dan orang lain. Terkadang, dalam situasi
pelayanan kesehatan, terjadi konflik antara prinsip ini dengan otonomi.
3. Confidentiality berarti kerahasiaan. Aturan dalam prinsip kerahasiaan adalah
informasi tentang pasien harus dijaga privasi pasien. Segala sesuatu yang terdapat
dalam dokumen catatan kesehatan pasien hanya boleh dibaca dalam rangka
pengobatan pasien. Tidak ada seorangpun dapat memperoleh informasi tersebut
kecuali jika diizinkan oleh pasien dengan bukti persetujuan
4. Justice berarti keadilan. Prinsip keadilan dibutuhkan untuk perlakuan yang sama
dan adil terhadap orang lainyang menjungjung prinsip-prinsip moral, legal dan
kemanusiaan. Nilai ini direfleksikan dalam praktek profesional ketika tenaga
kesehatan bekerja untuk terapi yang benar sesuai hokum, standar praktek dan
keyakinan yang benar untuk memperoleh kualitas pelayanan kesehatan. Prinsip
justice berarti bahwa setiap orang berhak atas perlakuan yang sama dalam upaya
pelayanan kesehatan tanpa mempertimbangkan suku, agama, ras, golongan, dan
kedudukan sosial ekonomi. Idealnya perbedaan yang mungkin adalah dalam
fasilitas, tetapi bukan dalam hal pengobatan dan atau perawatan.
5. Prinsip fidelity dibutuhkan individu untuk menghargai janji dan komitmennya
terhadap orang lain. Tenaga kesehatan setia pada komitmennya dan menepati janji
serta menyimpan rahasia pasien. Ketaatan dan kesetiaan adalah kewajiban seseorang
untuk mempertahankan komitmen yang dibuatnya.

4. Manfaat kegunaan rekam medis secara umum yaitu sebagai pemeliharaan kesehatan
dan pengobatan pasien, alat bukti dalam proses penegakan hukum, disiplin
kedokteran gigi, penegakan etika kedokteran, keperluan pendidikan, penelitian,
sebagai dasar pembiayaan kesehatan dan data statistik kesehatan.

5. Dasar hukum penyelenggaraan rekam medis atau biasa juga disebut dasar hukum
rekam medis di Indonesia secara hierarki bersumber kepada undang-undang dasar
1945, undang-undang baik yang non kesehatan maupun undang-undang tentang
kesehatan, peraturan pemerintah, peraturan presiden, peraturan menteri atau instruksi
menteri atau keputusan menteri non kesehatan maupun keputusan menteri kesehatan,
dan peraturan lain yang ada di bawahnya sesuai dengan kebijakan daerah setempat.

Landasan hukum yang mendasari penyelenggaraan rekam medis di Indonesia:

a.UU Kesehatan No. 23 tahun 1992 pada pasal 53, disebutkan bahwa setiap tenaga
kesehatan berhak memperoleh perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas
sesuai dengan profesinya, untuk itu maka setiap tenaga kesehatan dalam
melakukan tugasnya berkewajiban untuk memenuhi standar profesi dan
menghormati hak pasien. Yang dimaksud standar profesi adalah pedoman yang
harus dipergunakan sebagai petunjuk dalam menjalankan profesi secara baik
terhadap informasi, hak untuk memberikan persetujuan, hak atas rahasia kedokteran
dan hak atas pendapat kedua (second opinion).
b. Keputusan Menteri Kesehatan no.034/Birhup/1972 tentang Perencanaan dan
Pemeliharaan Rumah Sakit disebutkan bahwa guna menunjang terselenggaranya
Rencana Induk yang baik, maka setiap rumah sakit diwajibkan :
(a) mempunyai dan merawat statistik yang up-to-date(terkini) dan
(b) membina medical record yang berdasarkan ketentuan-ketentuan yang telah
ditetapkan.
c. Permenkes No.749a/Menkes/Per/XII tahun 1989 tentang Rekam Medis/Medical
Records. dalam peraturan tersebut telah ditetapkan pasal demi pasal yang mengatur
penyelenggaraan rekam medis (baca lampiran).
d. Surat Keputusan Direktorat Jendral Pelayanan Medik No. 78 tahun 1991
tentang penyelenggaraan rekam medik. Surat keputusan ini menjelaskan rincian
penyelenggaraan rekam medis di rumah sakit (baca lampiran).
e. PP No. 10 Tahun 1966 tentang Wajib Simpan Rahasia Kedokteran. Peraturan
Pemerintah ini mengatur kewajiban menyimpan kerahasiaan ini rekam medis (baca
lampiran).
f. Permenkes No. 585 tahun 1989 tentang Persetujuan Tindakan Medik. Peraturan ini
mengatur keharusan meminta persetujuan pasien terhadap tindakan medis yang akan
diterimanya dengan memberi penjelasan secara lengkap terhadap akibat dan risiko
yang ditimbulkannnya (baca lampiran).
g. SE Dirrektorat Jendral Pelayanan Medik No: HK.00.06.1.5.01160 tentang Petunjuk
Teknis Pengadaan Formulir Rekam Medis Dasar dan Pemusnahan Arsip Rekam
Medis.

Anda mungkin juga menyukai