Anda di halaman 1dari 4

NAMA : MARDIYA

NIM : 0120020

RESUME HUKUM KESEHATAN

RUANG LINGKUP HUKUM KESEHATAN

Dalam kurun waktu dua dekade ini dunia kesehatan sering dikaitkan dengan disiplin
ilmu hukum yang pada awalnya dua disiplin ini berkembang sendiri-sendiri. Hukum
mengatur tentang ketertiban dan ketentraman hidup bermasyarakat,sedangkan dunia
kedokteran dan kesehatan mengatasi masalah-masalah kesehatan masyarakat. Seiring denga
perkembangan zaman dua disiplin ilmu ini saling membutuhkan satu sama lain. Dalam suatu
perkara hukum tidak jarang proses penegakan hukumnya membutuhkan ilmu kedokteran
yang biasa disebut kedokteran forensik, begitu pula sebaliknya dalam meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat diperlukan aturan hukum yang merupakan bagian dari ilmu hukum
yang kemudian berkembang sebagai hukum kesehatan.

Leenen, Hukum Kesehatan sebagai keseluruhan aktivitas yuridis dan peraturan hukum
dibidang kesehatan serta studi ilmiahnya, dan penerapannya pada hukum perdata,hukum
administrasi dan hukum pidana.

Adapun unsur-unsur hukum kesehatan berdasarkan beberapa defenisi diatas yakni :

a. Serangkaian ketentuan hukum yang berkaitan secara langsung maupun tidak


langsung dengan kesehatan .

b. Hubungan antara pasien dengan tenaga kesehatan.

c. Upaya pelaksanaan kesehatan.

Etika dan hukum secara umum merupakan alat untuk mengatur tertibnya hidup dalam
masyarakat karena keduanya sama–sama mengajak untuk bersikap dan berprilaku manusiawi
dan juga sama-sama mengatur hak dan kewajiban individu dalam interaksi sosial.

Secara etimologis kata etika berasal dari yunani yaitu ethos yang berarti watak
kesusilaan atau adat yang baik menurut ukuran orang banyak.istilah ini identik dengan moral
yang berasal dari bahasa latin mores yang juga berarti adat atau cara hidup. Meskipun moral
dan etika artinya sama namun penggunannya dalam sehari-hari tetap berbeda. Moral
digunakan untuk perbuatan yang sedang dinilai sedangkan etika digunakan untuk mengkaji
sistem nilai yang ada.

HUKUM KESEHATAN

Pentingnya peranan tenaga kesehatan dalam meningkatkan derajat kesehatan


masyarakat, maka kita perlu mengetahui apa dan siapa yang dimaksud dengan tenaga
kesehatan. Adapun pengertian tenaga kesehatan berdasarkan undang-undang Kesehatan :
Pengertian tenaga kesehatan menurut pasal I angka 6 UU No. 36 tahun 2009 tentang
Kesehatan, adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta
memiliki pengetahuan dan/atau ketrampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang
untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.

Undang-Undang Kesehatan Selanjutnya dalam Pasal 15 Undang Undang Kesehatan


menyebutkan bahwa menteri dalam menyusun perencanaan tenaga kesehatan harus
memperhatikan faktor-faktor:

1. Jenis, kualifikasi, jumlah, pengadaan, dan distribusi tenaga kesehatan.

2. Penyelenggaraan upaya kesehatan.

3. Ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan.

4. Kemampuan pembiayaan.

5. Kondisi geografis dan sosial budaya.

6. Kebutuhan Masyarakat.

Pasal 57: Tenaga kesehatan dalam menjalankan praktik berhak


1. meperoleh perlindungan hukum sepanjang menjalankan tugas sesuai dengan Standar
Profesi, Standar Pelayanan Profesi, dan Standar Prosedur Oprasional;
2. memperoleh informasi yang lengkap dan benar dari penerima Pelayanan Kesehatan
atau keluarganya;
3. menerima imbalan jasa;
4. memperoleh perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja, perlakuan yang
sesuai dengan harkat dan martabat manusia, moral, kesusilaan, serta nilai-nilai agama;
5. mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan profesinya;
6. menolak keinginan Penerima Pelayanan Kesehatan atau pihak- lain yang bertentangan
dengan Standar Profesi, kode etik, standar pelayanan, Standar Prosedur Oprasional,
atau ketentuan Peraturan Perundang-undangan; dan
7. memperoleh hak lain sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan
Pasal 58 ayat (1): Tenaga Kesehatan dalam menjalankan praktik wajib:
1. memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan Standar Profesi, Standar Pelayanan
Profesi, Standar Prosedur Oprasional, dan etika profesi serta kebutuhan kesehatan
Penerima Pelayanan Kesehatan;
2. memperoleh persetujuan dari Penerima Pelayanan Kesehatan atau keluarganya atas
tindakan yang akan diberikan;
3. menjaga kerahasiaan kesehatan Penerima Pelayanan Kesehatan
4. membuat dan menyimpan catatan dan/atau dokumen tentang pemeriksaan, asuhan dan
tindakan yang dilakukan; dan
5. merujuk Penerima Pelayanan Kesehatan ke Tenaga Kesehatan lain yang mempunyai
Kompetensi dan kewenangan yang sesuai

HUKUM KEBIDANAN

Pembangunan kesehatan pada hakikatnya diarahkan tercapainya


kesadaran,kemampuan dan kemajuan hidup sehat bagi setiap orang, menyangkut fisik, mental
maupun sosial budaya dan ekonomi. Dalam globalisasi ekonomi kita dihadapkan pada
persaingan global yang semakin ketat yang menuntut agar kita menyiapkan manusia
Indonesia yang berkualitas tinggi sebagai generasi penerus bangsa yang harus disiapkan
sebaik mungkin secara terencana, terpadu dan berkesinambungan secara konsisten dilakukan
sejak dini yaitu sejak bayi dalam kandungan. Bidan merupakan salah satu tenaga kesehatan
yang memiliki posisi penting dan strategis dalam penurunan angka kematian, kesakitan ibu
dan bayi.
Perikatan bidan dengan rumah sakit adalah dalam hubungan ketenagakerjaan yaitu
terbentuk hubungan antar rumah sakit sebagai pemberi kerja dan bidan sebagai penerima
kerja.
Adapun hak bidan yang bekerja dirumah sakit yakni:
1. Mendapat Kepastian dan Perlindungan Hukum
2. Mendapat Imbalan Jasa Sesuai Keahlian
3. Mendapatkan Kenyamanan dan Keamanan Kerja

Adapun Kewajiban Bidan adalah :

1. Bekerja sesuai standar profesi bidan


2. Mematuhi seluruh ketentuan rumah sakit
3. Bekerja sama dengan dokter atau sejawat lainnya

Wewenang Umum Kebidanan:

1. Memberikan penerangan dan penyuluhan tentang kehamilan, persalinan, Nifas, menyusui


dan perawatan buah dada, keluarga berencana, perawatan bayi, perawatan anak pra
sekolah dan gizi

2. Melayani kasus ibu contohnya pengawasan kehamilan, pertolongan persalinan normal,


letak sungsang

3. Melayani bayi pra sekolah dalam hal tumbuh kembang, pemberian pengebalan, petunjuk
pemberian makan

4. Memberikan obat-obatan

Wewenang Khusus kebidanan:


1. Pengawasan kehamilan (versi luar, pengeluaran dengan jari secara digital sisa jaringan
konsepsi pada keguguran)
2. Pertolongan persalinan
3. Pertolongan masa nifas (pemberian antibiotika pada infeksi, pemasangan alat
kontrasepsi,pemberian kontrasepsi suntikan)
4. Pertolongan darurat (pencegahan keadaan syok pendarahan, pengatasan pendarahan pasca
persalinan, pengatasan kedaruratan eklampsi, pengatasan infeksi bayi baru lahir).

Anda mungkin juga menyukai