MAKALAH
Makalah Ini Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Hukum
Pidana Islam Fakultas Syariah dan Hukum Islam
Institusi Agama Islam Negeri (IAIN) Bone
Oleh :
MUH. RESKY
ANDI FIKRAN
ANDI REENDHY ARTHA
(20 HTN-3)
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang Maha Pengasih
dan Maha Penyayang atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan penulisan Makalah dengan judul : “Asas Legalitas (Dalam
Hukum Pidana Islam) dan Sember Hukum Pidana Islam”. Penulisan Makalah ini
bertujuan untuk melengkapi tugas Mata Kuliah Hukum Pidana Islam.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan .......................................................................................... 8
B. Saran ..................................................................................................... 8
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kegunaan asas adalah sebagai landasan dasar tentang apa-apa yang menjadi
aturan. Maksudnya adalah bahwa aturan-aturan atau segala sesuatu yang disusun
itu dapat diterapkan dan diperluas pengertiannya asal dalam hal ini tidak
bertentangan dengan asasnya. Jadi dapat diibaratkan bahwa asas adalah pondasi
dari segala aturan hukum.
1
menentukan apakah suatu peraturan hukum pidana dapat diberlakukan terhadap
tindak pidana yang terjadi. Jadi, apabila terjadi suatu tindak pidana, maka akan
dilihat apakah telah ada ketentuan hukum yang mengaturnya dan apakah aturan
yang telah ada tersebut dapat diperlakukan terhadap tindak pidana yang terjadi.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud Asas Legalitas (Dalam Hukum Pidana Islam)?
2. Bagaimana Dasar Hukum Pidana Islam?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apakah itu Asas Legalitas (Dalam Hukum Pidana Islam.
2. Untuk mengetahui Bagaimana Dasar Hukum Pidana Islam.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Asas legalitas adalah asas yang menyatakan bahwa tidak ada pelanggaran
dan tidak ada hukuman sebelum ada undang-undang yang mengaturnya. Asas ini
berdasarkan Al-Qur’an Surah Al-Israa’ (17) ayat 15 dan Surah Al-An’aam (6) ayat
19. hal itu diungkapkan sebagai berikut, yang artinya:
Kedua ayat yang diungkapkan dia atas, mengandung makna bahwa Al-
Qur’an diturunkan oleh Allah kepada Nabi Muhammad supaya menjadi peringatan
(dalam bentuk aturan dan ancaman hukuman) kepadamu. Asas legalitas ini telah
ada dalam hukum Islam sejak Al-Qur’an diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi
Muhammad SAW (Zainuddin Ali, 2007 : 5- 6).
3
Dalam Hukum Pidana Islam terdapat dua ayat yang menunjukkan asas
legalitas, dalam surat Al Israa’. ayat 15 yang menunjukkan asas legalitas dapat
diambil intinya yaitu : “Kami tidak akan mengazab sebelum Kami mengutus
seorang rasul.”
Hukun pidana Islam, ketentuan hukum biasa disebut dengan nash, yang
mencakup hukum tertulis yaitu Al Quran, Al Hadis, Al Qonun/perundang-
undangan yang dibuat oleh penguasa, dan termasuk hukum tidak tertulisyaitu
prinsip pokok yang disyariatkan yang bertujuan mencegah kerusakan (Tongat, 2009
: 62).
4
Sumber hukum ialah segala apa saja yang menimbulkan aturan-aturan yang
mempunyai kekuatan yang bersifat memaksa, yakni aturan-aturan yang kalau
dilanggar mengakibatkan sanksi yang tegas dan nyata (C.S.T. Kansil, 1989: 46).
Zainuddin Ali menyebutkan membicarakan sumber hukum pidana Islam bertujuan
untuk memahami ajaran agama Islam yang dijadikan petunjuk kehidupan manusia
yang harus ditaatinya (Zainuddin Ali, 2007: 15). Jadi sumber hukum pidana Islam
sama dengan sumber hukum Islam yang meliputi :
1) Al Quran
Al Quran adalah wahyu dari Allah SW'I', yang diturunkan kepada
Nabi Muhammad SAW dengan perantaraan malaikat Jibril AS. Secara
garis besar hukum dalam Al Quran dibagi menjadi dua macam, yaitu
pertama mengenai hukum - hukum yang berhubungan dengan
kepercayaan dan peribadatan kepada Allah SWT (Ibadah). Kedua
mengenai hukum yang berhubungan, masyarakat dan hubungan antar
sesama masyarakat/perdata (muamalah) (70 ayat), seperti pidana
(jinayat) (30 ayat), tata negara (10 ayat), hubungan kekeluargaan
(Muhammad Daud Ali, 1999 : 80) .
2) Hadist
Sunnah atau hadist ialah ucapan (sunnah qauliyah), perbuatan
(sunnah fi’liyah) atau penetapan (sunnah taqririyah) dari Nabi
Muhammad SAW (Ahmad Hanafi, 1970: 58). Hadist merupakan
sumber hukum Islam kedua setelah A1 Quran. Adapun fungsinya adalah
sebagai berikut :
a) Menguatkan hukum yang telah disebutkan dalam Al Quran.
b) Menafsirkan ketentuan-ketentuan Al Quran yang belum jelas.
c) Menetapkan hukum yang belum ada dalam Al Quran.
Kedudukan Sunnah atau Hadist sebagai sumber ajaran Islam
selain didasarkan pada keterangan ayat-ayat Al Quran dan Hadist juga
didasarkan kepada pendapat kesepakatan para sahabat, yakni seluruh
sahabat sepakat untuk menetapkan tentang wajib mengikuti Hadist, baik
5
pada masa Rasulullah masih hidup maupun setelah beliau meninggal
(Abuddin Nata, 2001 : 72).
Allah SWT telah mewajibkan kaum muslimin untuk mengikuti
sunnah Nabi Muhammad SAW, seperti yang dijelaskan dalam Al
Quran, yang artinya “Hai orang-orang yang beriman taatilah Allah,
taatilah Rasul, dan taatilah penguasa dari kamu. Jika kamu berselisih
mengenai sesuatu maka kembalikanlah kepada Allah dan Rasul”
(Departemen Agama RI, 2002 : 114)
3) Ar-Ra’yu
Ar-Ra’yu atau penalaran adalah sumber ajaran Islam yang ketiga.
Penggunaan akal (penalaran) manusia dalam menginterpretasi ayat-ayat
Al Quran dan sunnah/hadis yang bersifat umum (Zainuddin Ali, 2007 :
16), dimana akal pikir tersebut harus memenuhi syarat untuk berijtihad,
dimana metode ijtihad meliputi ijmak, qiyas, istidal, al-masalih al
mursalah, istihsan, istihab, dan urf (Mohammad Daud Ali, 1999 : 72),
keterangannya sebagai berikut :
a) Ijma
b) Qiyas
c) Istihsan
6
karena ada dasar yang kuat. Sebagai contoh, wanita itu sejak dari
kepalanya sampai kakinya aurat. Kemudian diberikan oleh Allah dan
Rasul keizinan kepada manusia melihat beberapa bagian badannya bila
dianggap perlu.
d) Mashlahat Mursalah
e) Urf
f) Istishab
g) Istidal (baca:istidal)
7
BAB II
PENUTUP
A. Kesimpulan
Asas legalitas adalah asas yang menyatakan bahwa tidak ada pelanggaran
dan tidak ada hukuman sebelum ada undang-undang yang mengaturnya
B. Saran
8
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Wardi Muslich. 2006. Pengantar dan Asas Hukum Pidana Islam. Jakarta :
Sinar Grafika