Anda di halaman 1dari 15

NAMA : Agung Sudarmiko

NIM : 742352020170

PRODI : 20 HTN - 7

MATA KULIAH : Hukum Tata Negara

TUGAS, WEWENANG, FUNGSI, DAN KEDUDUKAN LEMBAGA - LEMBAGA


NEGARA YANG ADA DALAM KONSTITUSI

1. Presiden dan Wakil Presiden

Tugas dan Wewenang Presiden sebagai Kepala Negara

1. Presiden memegang kekuasaan tertinggi atas Angkatan Udara, Laut dan Darat.
2. Membuat perjanjian internasional yang dibutuhkan dengan persetujuan DPR.
3. Menerima penempatan duta untuk negara lain dengan mempertimbangkan keputusan
DPR.
4. Perdamaian dan pembuatan perjanjian dengan negara lain harus disetujui oleh
Presiden dan DPR.
5. Mengangkat konsul dan duta. Saat mengangkat duta, Presiden perlu memperhatikan
pertimbangan yang diberikan oleh DPR.
6. Memberikan gelar, tanda jasa maupun tanda kehormatan lain bagi pihak yang berhak
sesuai dengan undang-undang yang telah ditetapkan.
7. Memberikan grasi dan rehabilitasi dengan memperhatikan keputusan Mahkamah
Agung.
8. Menyatakan kondisi bahaya pada waktu tertentu.
9. Memberi abolisi dan amnesti dengan memperhatikan keputusan yang disampaikan
oleh DPR.
10. Membuat kebijakan baru terkait masalah atau bidang tertentu.
11. Menjalankan rencana hubungan internasional dengan negara lain.
12. Menunjuk serta membentuk lembaga khusus guna membantu Presiden menjalankan
tugasnya.
13. Mengesahkan aturan pada sistem pemerintahan agar bisa berjalan dengan lebih baik
dan efektif.

Tugas dan Wewenang Presiden sebagai Kepala Pemerintahan

1. Mengajukan rancangan undang-undang yang baru kepada DPR.


2. Pelaksanaan sistem pemerintahan dipimpin oleh Presiden.
3. Membuat serta menetapkan peraturan pemerintah.
4. Mengangkat serta memberhentikan menteri.
5. Memiliki wewenang untuk memberikan masukan dan saran dalam penerapan sistem
pemerintahan.
6. Membentuk dewan pertimbangan yang akan bertugas sebagai penasehat Presiden.
7. Membahas dan memberi persetujuan terkait RUU bersama dengan DPR.
8. Mengesahkan rancangan undang-undang yang telah selesai dibuat dan telah
disepakati oleh seluruh pihak terkait.
9. Menetapkan peraturan pemerintah sebagai pengganti undang-undang jika diperlukan
dalam kondisi genting yang memaksa.
10. Berpedoman terhadap Pancasila dan UUD 1945 dalam setiap pengambilan keputusan.
11. Mengajukan rancangan undang-undang APBN untuk dapat dibahas bersama dengan
DPR dengan mempertimbangkan masukan yang akan diberikan.
12. Meresmikan keanggotaan BPK yang dipilih secara langsung oleh DPR dengan
mempertimbangkan masukan dari DPD.
13. Menetapkan pemilihan hakim agung dari calon yang diusulkan oleh Komisi Yudisial
dan telah disetujui oleh DPR.
14. Mengangkat dan memberhentikan anggota Komisi Yudisial dengan persetujuan yang
telah dilakukan bersama DPR.
15. Mengajukan 3 orang calon hakim konstitusi serta menetapkan 9 orang hakim
konstitusi.
16. Merevisi dan memperbaiki isi undang-undang sesuai dengan kebijakan baru. 
17. Menetapkan aturan dan ketentuan yang dapat berlaku secara nasional tanpa adanya
perbedaan golongan atau urusan tertentu.

Beberapa fungsi presiden dalam pemerintahan ini tidak lepas dari tugas
menjalankan undang-undang, wewenang untuk mengatur, serta menjalankan berbagai
urusan publik yang bersifat administratif. Beberapa fungsi presiden ini dilakukan
demi menciptakan kehidupan bermasyarakat dan bernegara yang baik dan sejahtera.

Dikutip dari buku Tafsir Konstitusi Berbagai Aspek Hukum (2011) oleh


Taufiqurrohman Syahuri, kedudukan presiden menurut UUD 1945 ialah sebagai
pemegang kekuasaan pemerintahan. Ini disebutkan dalam Pasal 4 ayat (1) UUD 1945
yang berbunyi: "Presiden Republik Indonesia memegang kekuasaan pemerintahan
menurut Undang-Undang Dasar."

Dalam Pasal 4 ayat (2) dijelaskan bahwa dalam melaksanakan kewajibannya,


presiden dibantu seorang wakil presiden. Menurut Hanta Yuda AR dalam
buku Presidensialisme Setengah Hati: Dari Dilema ke Kompromi (2010), sebagai
pemegang kekuasaan pemerintah, ini berarti presiden memiliki dua kedudukan, yakni
sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan. Kedudukan presiden sebagai kepala
negara ditegaskan dari sejumlah wewenang yang dimilikinya, yakni memberi grasi,
amnesti, abolisi, serta rehabilitasi. Kewenangan untuk memberi gelar serta tanda jasa dan
kehormatan, turut menguatkan kedudukan presiden sebagai kepala negara.

2. Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)

Tugas dan Wewenang MPR Menurut UUD 1945

Pasal 2

1. Majelis Permusyawaratan Rakyat terdiri atas anggota DewanPerwakilan  Rakyat 
dan anggota  Dewan  Perwakilan 
Daerah yang dipilih melalui pemilihan umum dan diatur lebih lanjut dengan undang-
undang.
2. Majelis  Permusyawaratan  Rakyat  bersidang  sedikitnya  sekali  dalam 
lima tahun di ibu kota negara.
3. Segala putusan Majelis Permusyawaratan Rakyat ditetapkan
dengan suara yang terbanyak.

Pasal 3 
1. Majelis  Permusyawaratan  Rakyat  berwenang  mengubah  dan  menetapkan Undang-
Undang Dasar.
2. Majelis  Permusyawaratan  Rakyat  melantik  Presiden  dan/atau  Wakil Presiden.
3. MPR  hanya  dapat memberhentikan  Presiden dan/atau Wakil Presiden dalam masa 
jabatannya menurut UndangUndang Dasar.

Tugas MPR (Ketentuan dalam UU Nomor 27  Tahun 2009, Pasal 4)

1. Mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar;


2. Melantik Presiden dan Wakil Presiden berdasarkan hasil pemilihan umum dalam
sidang Paripurna Majelis;
3. Memutuskan usul Dewan Perwakilan Rakyat berdasarkan putusan Mahkamah
Konstitusi untuk memberhentikan Presiden dan Wakil Presiden dalam masa
jabatannya setelah Presiden dan/atau Wakil Presiden diberi kesempatan untuk
menyampaikan penjelasan untuk menyampaikan penjelasan dalam Sidang Paripurna
Majelis;
4. Melantik Wakil Presiden menjadi Presiden apabila Presiden mangkat, berhenti,
diberhentikan, atau tidak dapat melaksanakan kewajibannya dalam masa jabatannya;
5. Memilih dan melantik Wakil Presiden dari dua calon yang diajukan Presiden apabila
terjadi kekosongan jabatan Wakil Presiden dalam masa jabatanya selambat-lambatnya
dalam waktu enam puluh hari;
6. Memilih dan melantik Presiden dan Wakil Presiden apabila keduanya berhenti secara
bersamaan dalam masa jabatannya, dari dua paket calon Presiden dan Wakil Presiden
yang diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik yang paket calon
Presiden dan Wakil Presidennya meraih suara terbanyak pertama dan kedua dalam
pemilihan umum sebelumnya sampai habis masa jabatanya.

Fungsi MPR yang diatur dalam UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945
adalah:

1. Mengubah dan menetapkan UUD. Fungsi ini diatur di dalam Pasal 3 ayat (1).
2. Melantik Presiden dan/atau Wakil Presiden. Fungsi ini diatur di dalam Pasal 3 ayat (2)
3. Memberhentikan Presiden dan/atau Wakil Presiden dalam masa jabatannya menurut
UUD. Fungsi ini diatur di dalam Pasal 3 ayat (3).
4. Memilih Wakil Presiden dari dua calon yang diusulkan oleh Presiden dalam hal
terjadi kekosongan Wakil Presiden. Fungsi ini diatur di dalam Pasal 8 ayat (2).
5. Memilih Presiden dan Wakil Presiden dari dua pasangan calon Presiden dan Wakil
Presiden yang diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik yang
pasangan calon Presiden dan Wakil Presidennya meraih suara terbanyak pertama dan
kedua dalam pemilihan umum sebelumnya sampai berakhir masa jabatannya, jika
Presiden dan Wakil Presiden mangkat, berhenti, diberhentikan, atau tidak dapat
melakukan kewajibannya dalam masa jabatannya secara bersamaan. Fungsi ini diatur
dalam Pasal 8 ayat (3).

Kedudukan MPR :

1. Lembaga tinggi negara sejajar kedudukannya dengan lembaga tinggi negara lainnya
seperti Presiden, DPR, DPD, MA, MK, BPK.
2. Menghilangkan supremasi kewenangannya.
3. Menghilangkan kewenangannya menetapkan GBHN.
4. Dapat Menghilangkan kewenangannya mengangkat Presiden (karena presiden dipilih
secara langsung melalui pemilu).
5. Tetap berwenang menetapkan dan mengubah UUD.
6. Susunan keanggotaanya berubah, yaitu terdiri dari anggota Dewan Perwakilan Rakyat
dan angota Dewan Perwakilan Daerah yang dipilih secara langsung melalui pemilu.

3. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)

Adapun tugas dan wewenang dpr diantaranya yaitu:

 Menyusun Program Legislasi Nasional atau Prolegnas.


 Menyusun dan membahas Rancangan Undang-Undang
 Menerima RUU yang diajukan oleh DPD terkait dengan otonomi daerah; hubungan
pusat dan daerah; pembentukan, pemekaran dan penggabungan daerah; pengelolaan
SDA dan SDE lainnya; serta perimbangan keuangan pusat dan daerah.
 Membahas RUU yang diusulkan oleh Presiden maupun DPD
 Menetapkan UU bersama dengan Presiden
 Menyetujui atau tidak menyetujui peraturan pemerintah pengganti UU yang diajukan
Presiden untuk ditetapkan menjadi UU
 Memberikan persetujuan atas RUU tentang APBN yang diajukan Presiden.
 Memperhatikan pertimbangan DPD atas RUU tentang APBN dan RUU terkait pajak,
pendidikan dan agama
 Menindaklanjuti hasil pemeriksaan atas pengelolaan dan tanggung jawab keuangan
negara yang disampaikan oleh BPK.

 Memberikan persetujuan terhadap pemindahtanganan aset negara maupun terhadap


perjanjian yang berdampak luas bagi kehidupan rakyat yang terkait dengan beban
keuangan negara
 Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan UU, APBN dan kebijakan pemerintah
 Membahas dan menindaklanjuti hasil pengawasan yang disampaikan oleh DPD
terkait dengan pelaksanaan UU mengenai otonomi daerah, pembentukan, pemekaran
dan penggabungan daerah, pengelolaan SDA dan SDE lainnya, pelaksanaan APBN,
pajak, pendidikan dan agama.
 Menyerap, menghimpun, menampung dan menindaklanjuti aspirasi rakyat
 Memberikan persetujuan kepada Presiden untuk:

(1) menyatakan perang ataupun membuat perdamaian dengan Negara lain

(2) mengangkat dan memberhentikan anggota Komisi Yudisial.

 Memberikan pertimbangan kepada Presiden dalam hal:

(1) pemberian amnesti dan abolisi.

(2) mengangkat duta besar dan menerima penempatan duta besar lain.

 Memilih Anggota BPK dengan memperhatikan pertimbangan DPD.


 Memberikan persetujuan kepada Komisi Yudisial terkait calon hakim agung yang
akan ditetapkan menjadi hakim agung oleh Presiden.
 Memilih 3 orang hakim konstitusi untuk selanjutnya diajukan ke Presiden.

Fungsi dewan perwakilan rakyat, diantaranya yaitu:

Fungsi Legislasi :Fungsi legislasi dpr yaitu fungsi untuk membentuk Undang-Undang
bersama Presiden.
Fungsi Anggaran : Fungsi anggaran dpr yaitu fungsi untuk membahas dan memberi
persetujuan atau tidak memeberi persetujuan terhadap rancanganh APBN( Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara) yang diajukan Presiden.

Fungsi Pengawasan :Fungsi pengawasan dpr yaitu fungsi untuk melakukan pengawasan
atas pelaksanaan Undang-Undang dan APBN.

Kedudukan DPR : Seperti yang tertulis dalam Pusat Perancangan Undang-Undang Badan
Keahlian DPR RI, disebutkan bahwa UUD 1945 telah menjelaskan DPR RI memiliki
kedudukan sebagai lembaga negara. Lembaga ini berperan untuk melengkapi tiga fungsi
utama, mulai dari menjalankan fungsi legislasi, anggaran, dan pengawasan.

4. Dewan Perwakilan Daerah (DPD)

Tugas dan Wewenang DPD :

a. Mengajukan rancangan undang-undang yang berkaitan dengan otonomi daerah,


hubungan pusat dan daerah, pembentukan dan pemekaran serta penggabungan
daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, serta
yang berkaitan dengan perimbangan keuangan pusat dan daerah kepada DPR;
b. Ikut membahas Rancangan Undang-undang (RUU) yang berkaitan dengan poin
pertama;
c. Menyusun dan menyampaikan daftar inventaris masalah Rancangan Undang-undang
yang berasal dari DPR atau Presiden;
d. Memberikan pertimbangan kepada DPR atas Rancangan Undang-undang tentang
APBN dan Rancangan Undang-undang yang berkaitan dengan pajak, pendidikan
dan agama;
e. Dapat melakukan pengawasan atas pelaksanaan Undang-undang mengenai otonomi
daerah, pembentukan, pemekaran, dan penggabungan daerah, hubungan pusat dan
daerah, pengelolaan sumber daya alam, dan sumber daya ekonomi lainnya,
pelaksanaan APBN, pajak, pendidikan dan agama;
f. Menyampaikan hasil pengawasan atas pelaksanaan Undang-undang mengenai
otonomi daerah, pembentukan, pemekaran dan penggabungan daerah, hubungan
pusat dan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya,
pelaksanaan Undang-undang APBN, pajak, pendidikan, dan agama kepada DPR
sebagai bahan pertimbangan untuk ditindaklanjuti. Menerima hasil pemeriksaan atas
keuangan negara dari BPK sebagai bahan membuat pertimbangan kepada DPR
tentang Rancangan Undang-undang yang berkaitan dengan APBN;
g. Memberikan pertimbangan kepada DPR dalam pemilihan anggota BPK;
h. Menyusun program legislasi nasional yang berkaitan dengan otonomi daerah,
hubungan pusat dan daerah, pembentukan dan pemekaran serta penggabungan
daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, serta
yang berkaitan dengan perimbangan keuangan pusat dan daerah; dan Melakukan
pemantauan dan evaluasi atas rancangan peraturan daerah.

Fungsi DPD

Secara garis besar, ada tiga fungsi DPD yaitu legislasi, perimbangan dan pengawasan.
Lebih jelasnya, fungsi DPD yang tercantum di dalam UUD 1945 adalah sebagai berikut:

a. Pengajuan Rancangan Undang-undang yang berkaitan dengan otonomi daerah,


hubungan pusat dan daerah, pembentukan dan pemekaran serta penggabungan
daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, serta
yang berkaitan dengan perimbangan keuangan pusat dan daerah kepada DPR;
b. Ikut dalam pembahasan Rancangan Undang-undang yang berkaitan dengan otonomi
daerah, hubungan pusat dan daerah, pembentukan, pemekaran dan penggabungan
daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnnya, serta
perimbangan keuangan pusat dan daerah;
c. Pemberian pertimbangan kepada DPR atas Rancangan Undang-undang tentang
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan Rancangan Undang-undang
yang berkaitan dengan pajak, penndidikan, dan agama;
d. Pengawasan atas pelaksanaan undang-undang mengenai otonomi daerah,
pembentukan, pemekaran dan penggabungan daerah, hubungan pusat dan daerah,
pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lain, pelaksanaan APBN,
pajak, pendidikan dan agama.

Kedudukan DPD : merupakan lembaga perwakilan yang bertugas memperjuangkan


aspirasi dan kepentingan daerah dalam wadah Negara Kesatuan RI.

5. Mahkamah Agung (MA)


Tugas MA :
1. Tugas kasasi

Mahkamah agung merupakan sebuah lembaga peradilan negara paling tinggi, serta
merupakan lembaga kasasi. Mengenai tugas pelaksanaannya akan di atur di dalam pasal
20 yang berbunyi: “Bahwa segala keputusan dari peadilan tingkat banding di dalam
lingkungan peradilan umum bisa dimantakan kasasi kepada mahmah agung oleh pihak
yang berkepentingan”

2. Tugas melakukan peninjauan kembali

Melakukan peninjauan kembali atas hasil keputusan yang diberikan oleh peradilan yang
memiliki kukuatan di dalam hukum terhadap perkara perdata, ataupun perkara pidana
yang bisa diajukan untuk pihak yang memiliki kepentingam.

3. Tugas untuk memutuskan sengketa

Tugas MA atau Mahkamah agung yaitu untuk memutuskan perkara dengan cara
melakukan aju banding di dalam putusan wasit dengan pertimbangan tetentu.

4. Tugas untuk melakukan pengujian

Sesuai dengan pasal 26 undang-undang No.14 tahun 1970, mahkamah agung memiliki
hak untuk melakukan pengujian terhadap peraturan yang lebih rendah dibandingkan
dengn undan-undang, terhadap sah, atau tidaknya sebuah perkara undang-undang yang
memiliki tingkat lebih tinggi yang dapat dilakukan dengan jalan putusan kasasi oleh
Mahkamah Agung.

Wewenang MA :

Menurut Undang-Undang Dasar 1945, Pasal 24A dalam Redaksi Interaksara,


Amandemen Undang-Undang Dasar 1945, Perubahan pertama, kedua, ketiga dan
keempat, (Tangerang: Interaksara: hlm 37) bahwa kewajiban dan wewenang MA adalah: 

1. Memiliki kewenangan dalam mengadili pada tingkat kasasi,


2. Menguji peraturan perundang-undangan di bawah Undang-Undang, dan memiliki
wewenang lainnya yang diberikan dan diatur oleh Undang-Undang.
3. Memiliki kewenangan dalam mengajukan 3 orang anggota Hakim Konstitusi.
4. Memiliki kewajiban dalam memberikan pertimbangan kepada Presiden dalam
memberi grasi dan rehabilitasi.

Fungsi MA :
1. Fungsi Peradilan
2. Fungsi Mengatur
3. Fungsi Pengawasan
4. Fungsi Nasihat
5. Fungsi Administratif

Kedudukan MA : MA sebagai lembaga negara yang menjalankan kekuasaan kehakiman.


Oleh karena itu, sebagai salah satu pelaksana kekuasaan kehakiman, MA memiliki peran
yang esensial dalam pelaksana proses peradilan di Indonesia.

6. Mahkamah Konstitusi (MK)

Tugas MK

Menurut UUD 1945 Pasal 24C Ayat 1 dan 2:

1. Mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya bersifat final
untuk menguji undang-undang terhadap undang-undang dasar.
2. Memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya diberikan
oleh undang-undang dasar.
3. Memutus pembubaran partai politik.
4. Memutus perselisihan tentang hasil pemilu.
5. Memberikan putusan atas pendapat DPR mengenai dugaan pelanggaran oleh
presiden dan atau wakil presiden menurut undang-undang dasar.

Wewenang MK
Berdasarkan Pasal 24C ayat (1) UUD 1945 yang ditegaskan kembali dalam Pasal
10 ayat (1) huruf a sampai dengan d UU 24/2003, ada 4 wewenang Mahkamah
Konstitusi, yakni:

1. Menguji undang-undang terhadap undang-undang dasar


2. Memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang wewenangnya diberikan
oleh UUD 1945
3. Memberikan putusan terkait pembubaran partai politik
4. Memberikan putusan terkait perselisihan mengenai hasil pemilihan umum.

Fungsi MK ( Mahkamah Konstitusi ) yaitu:

1. Sebagai penafsir konstitusi


2. Sebagai penjaga hak asasi manusia
3. Sebagai pengawal konstitusi
4. Sebagai penegak demokrasi

Mahkamah Konstitusi (MK) merupakan lembaga yang berkedudukan


sebagai lembaga tinggi negara. Dengan demikian, kedudukan Mahkamah Konstitusi
sejajar dengan MPR, DPR, DPD, Presiden, BPK dan Mahkamah Agung (MA).
Sebagai lembaga baru, MK merupakan salah satu pelaksana kekuasaan kehakiman,
disamping MA.

7. Komisi Yudisal (KY)

Tugas KY :
Berdasarkan Pasal 14 Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2011, dalam melaksanakan
wewenang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 huruf a, yaitu mengusulkan
pengangkatan hakim agung dan hakim ad hoc di Mahkamah Agung kepada DPR untuk
mendapatkan persetujuan, maka Komisi Yudisial mempunyai tugas:
a. Melakukan pendaftaran calon hakim agung;
b. Melakukan seleksi terhadap calon hakim agung;
c. Menetapkan calon hakim agung; dan
d. Mengajukan calon hakim agung ke DPR.

Wewenang KY:
Sesuai Pasal 13 Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas
Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2004 tentang Komisi Yudisial, Komisi Yudisial
mempunyai wewenang:
1. Mengusulkan pengangkatan hakim agung dan hakim ad hoc di Mahkamah Agung
kepada DPR untuk mendapatkan persetujuan;
2. Menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran martabat, serta perilaku hakim;
3. Menetapkan Kode Etik dan/atau Pedoman Perilaku Hakim (KEPPH) bersama-sama
dengan Mahkamah Agung;
4. Menjaga dan menegakkan pelaksanaan Kode Etik dan/atau Pedoman Perilaku Hakim
(KEPPH).

Fungsi KY :

1. Komisi Yudisial berfungsi menjadi perantara atau penghubung antara kekuasaan


pemerintah (executive power) dan kekuasaan kehakiman (judicial power) untuk
menjamin kemandirian kekuasaan kehakiman dari pengaruh kekuasaan apapun juga
khususnya kekuasaan pemerintah.
2. Komisi Yudisial berfungsi menjadi pengawas eksternal tugas hakim yang
berhubungan dengan kode etik dan penegakkan keluhuran dan martabat peradilan.
3. Komisi Yudisial berfungsi mengawasi perilaku hakim dan mengusulkan nama calon
hakim agung. 
4. Komisi Yudisial berfungsi melakukan checks and balances bagi fungsi lembaga
peradilan dalam rangka mewujudkan kekuasaan kehakiman yang merdeka untuk
menegakkan hukum dan keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia.

Kedudukan Komisi Yudisial (KY) Awalnya ketentuan mengenai KY di dalam UUD 1945


sebelum perubahan belumlah dikenal. Namun, setelah amandemen ketiga UUD 1945,
yang ditetapkan tanggal 9 November 2001, KY telah secara rinci diatur dan menjadi
rumusan pasal tersendiri di dalam Bab Kekuasaan Kehakiman.

8. Komisi Pemilihan Umum

KPU bertugas:
1. merencanakan program dan anggaran serta menetapkan jadwal;
2. menyusun tata kerja KPU, KPU Provinsi, KPU Kabupaten/Kota, PPK, PPS, KPPS,
PPLN, dan KPPSLN;
3. menyusun Peraturan KPU untuk setiap tahapan pemilu;
4. mengoordinasikan, menyelenggarakan, mengendalikan, dan memantau semua
tahapan pemilu;
5. menerima daftar pemilih dari KPU provinsi;
6. memutakhirkan data pemilih berdasarkan data pemilu terakhir dengan
memperhatikan data kependudukan yang disiapkan dan diserahkan oleh
pemerintah dan menetapkannya sebagai daftar pemilih;
7. membuat berita acara dan sertifikat rekapitulasi  hasil penghitungan suara serta
wajib menyerahkannya kepada saksi Peserta pemilu dan Bawaslu;
8. mengumumkan calon anggota DPR, calon anggota DPD, dan Pasangan Calon
terpilih serta membuat berita acaranya;
9. menindaklanjuti dengan segera putusan Bawaslu atas temuan dan laporan adanya
dugaan pelanggaran atau sengketa Pemilu;
10. menyosialisasikan penyelenggaraan Pemilu dan/atau yang berkaitan dengan tugas
dan wewenang KPU kepada masyarakat;
11. melakukan evaluasi dan membuat laporan setiap tahapan Penyelenggaraan Pemilu;
dan
12. melaksanakan tugas lain dalam penyelenggaraan pemilu sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang–undangan.

KPU berwenang:
1. menetapkan tata kerja KPU, KPU provinsi, KPU Kabupaten/Kota, PPK, PPS,
KPPS, PPLN, dan KPPSLN;
2. menetapkan Peraturan KPU untuk setiap tahapan Pemilu;
3. menetapkan peserta Pemilu;
4. menetapkan dan mengumumkan hasil rekapitulasi penghitungan suara tingkat
nasional berdasarkan hasil rekapitulasi penghitungan suara di KPU Provinsi untuk
Pemilu Presiden dan Wakil presiden dan untuk pemilu anggota DPR serta hasil
rekapitulasi penghitungan suara di setiap KPU Provinsi untuk pemilu anggota DPD
dengan membuat berita acara penghitungan suara dan sertifikat hasil penghitungan
suara;
5. menerbitkan keputusan KPU untuk mengesahkan hasil Pemilu dan
mengumumkannya;
6. menetapkan dan mengumumkan perolehan jumlah kursi anggota DPR, anggota
DPRD provinsi, dan anggota DPRD kabupaten/kota untuk setiap Partai Politik
Peserta Pemilu anggota DPR, anggota DPRD provinsi, dan anggota DPRD
kabupaten/kota;
7. menetapkan standar serta kebutuhan pengadaan dan pendistribusian perlengkapan ;
8. membentuk KPU Provinsi, KPU Kabupaten/Kota, dan PPLN;
9. mengangkat, membina, dan memberhentikan anggota KPU Provinsi, anggota KPU
Kabupaten/Kota, dan anggota PPLN;
10. menjatuhkan sanksi administratif dan/atau menonaktifkan sementara anggota KPU
provinsi, anggota KPU Kabupaten/Kota, anggota PPLN, anggota KPPSLN, dan
Sekretaris Jenderal KPU yang terbukti melakukan tindakan yang mengakibatkan
terganggunya tahapan penyelenggaraan Pemilu yang sedang berlangsung
berdasarkan putusan Bawaslu dan/atau ketentuan peraturan perundang-undangan;
11. menetapkan kantor akuntan publik untuk mengaudit dana Kampanye Pemilu dan
mengumumkan laporan sumbangan dana Kampanye Pemilu; dan
12. melaksanakan wewenang lain dalam penyelenggaraan Pemilu sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

Adapun fungsi dari KPU yaitu : Merencanakan dan mempersiapkan pelaksanaan


Pemilihan Umum Menerima, meneliti dan menetapkan Partai-Partai Politik yang
berhak sebagai pesera Pemilihan Umum Membentuk Panitia Pemilihan Indonesia (PPI)
dan mengkoordinasikan kegiatan Pemilihan Umum mulai dari tingkat pusat sampai di
Tempat Pemungutan Suara (TPS).
KPU berkedudukan untuk membentuk produk hukum berupa Peraturan Komisi
Pemilihan Umum (PKPU) dan Keputusan KPU. Khusus untuk PKPU, masih banyak
pihak yang belum memahami kedudukan PKPU dalam hierarki atau tata urutan
peraturan perundang-undangan.

REFERENSI
Ni’matul Huda, Hukum Tata Negara Indonesia, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2012.
Budiardjo, Miriam, 2010. Dasar-Dasar Ilmu Politik, Edisi Revisi, PT Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta.
Hanta Yuda AR. 2010. Presidensialisme Setengah Hati (Dari Dilema ke Kompromi).
PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai