Anda di halaman 1dari 3

1.

Mengenal Pemerintah Indonesia


Parlemen di Indonesia terdiri dari dua lembaga, yaitu: Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
Dewan Perwakilan Daerah (DPD). Baca juga: Pemerintah Klaim Ujaran Kebencian Turun 80
Persen Anggota DPR dan DPD dipilih secara langsung oleh rakyat melalui pemilihan umum.
Pemilihan umum untuk memilih anggota DPR dan DPD diselenggarakan oleh Komisi
Pemilihan Umum (KPU). Mekanisme kontestasi pemilu untuk DPR adalah multi partai.
Mekanisme kontestasi pemilu DPD adalah calon perseorangan dengan syarat-syarat
dukungan tertentu. Calon perseorangan itu mewakili wilayah administrasi tingkat 1 atau
provinsi. Anggota-anggota DPR dan DPD merupakan anggota MPR yang bersidang sedikitnya
satu kali dalam lima tahun. MPR (Majelis Permusyawaratan dan Perwakilan) adalah lembaga
tinggi negara yang melantik Presiden dan Wakil Presiden. MPR hanya dapat memberhentikan
Presiden dan atau Wakil Presiden dalam masa jabatannya menurut undang-undang dasar.

Sebut dan jelaskan fungsi parlemen dalam tatanan kelembagaan negara.

Terkait dengan fungsi legislasi, DPR memiliki tugas dan wewenang:


 Menyusun Program Legislasi Nasional (Prolegnas)
 Menyusun dan membahas Rancangan Undang-Undang (RUU)
 Menerima RUU yang diajukan oleh DPD (terkait otonomi daerah; hubungan pusat dan
daerah; pembentukan, pemekaran dan penggabungan daerah; pengelolaan SDA dan SDE
lainnya; serta perimbangan keuangan pusat dan daerah)
 Membahas RUU yang diusulkan oleh Presiden ataupun DPD
 Menetapkan UU bersama dengan Presiden
 Menyetujui atau tidak menyetujui peraturan pemerintah pengganti UU (yang diajukan
Presiden) untuk ditetapkan menjadi UU

Terkait dengan fungsi anggaran, DPR memiliki tugas dan wewenang:


 Memberikan persetujuan atas RUU tentang APBN (yang diajukan Presiden)
 Memperhatikan pertimbangan DPD atas RUU tentang APBN dan RUU terkait pajak,
pendidikan dan agama
 Menindaklanjuti hasil pemeriksaan atas pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara
yang disampaikan oleh BPK
 Memberikan persetujuan terhadap pemindahtanganan aset negara maupun terhadap
perjanjian yang berdampak luas bagi kehidupan rakyat yang terkait dengan beban
keuangan negara

Terkait dengan fungsi pengawasan, DPR memiliki tugas dan wewenang:


 Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan UU, APBN dan kebijakan pemerintah
 Membahas dan menindaklanjuti hasil pengawasan yang disampaikan oleh DPD (terkait
pelaksanaan UU mengenai otonomi daerah, pembentukan, pemekaran dan penggabungan
daerah, pengelolaan SDA dan SDE lainnya, pelaksanaan APBN, pajak, pendidikan dan
agama)

Tugas dan wewenang DPR lainnya, antara lain:


 Menyerap, menghimpun, menampung dan menindaklanjuti aspirasi rakyat
 Memberikan persetujuan kepada Presiden untuk: (1) menyatakan perang ataupun
membuat perdamaian dengan Negara lain; (2) mengangkat dan memberhentikan anggota
Komisi Yudisial.
 Memberikan pertimbangan kepada Presiden dalam hal: (1) pemberian amnesti dan abolisi;
(2) mengangkat duta besar dan menerima penempatan duta besar lain
 Memilih Anggota BPK dengan memperhatikan pertimbangan DPD
 Memberikan persetujuan kepada Komisi Yudisial terkait calon hakim agung yang akan
ditetapkan menjadi hakim agung oleh Presiden
 Memilih 3 (tiga) orang hakim konstitusi untuk selanjutnya diajukan ke Presiden
2. Sistem pemerintahan yang dianut oleh Negara Republik Indonesia adalah sistem
pemerintahan presidensial. Dalam sistem presidensial, kedudukan presiden cukup kuat.
Hal ini karena presiden merupakan kepala negara sekaligus kepala pemerintahan.
Dilansir dari buku Hukum Tata Negara Suatu Pengantar (2016) karya Johan Jasin, tugas dan
tanggung jawab sebagai kepala negara meliputi hal-hal yang bersifat seremonial dan
protokoler kenegaraan.

jelaskan kekuasaan yang dilaksanakan oleh presiden dan berikanlah contoh bagaimana
presiden melaksanakan kekuasaan tersebut.

Berikut kewenangan Presiden Republik Indonesia Menurut UUD Negara Republik


Indonesia Tahun 1945.

Kewenangan Presiden Republik Indonesia sebagai Kepala Negara.

- Memegang kekuasaan yang tertinggi atas Angkatan Darat, Angakatan Laut, dan
Angkatan Udara (Pasal 10).
- Menyatakan perang, membuat perdamaian dan perjanjian dengan negara lain dengan
persetujuan DPR (Pasal 11 Ayat 1).
- Membuat perjanjian internasional lainnya dengan persetujuan DPR (Pasal 11 Ayat 2)..
- Menyatakan keadaan bahaya (Pasal 12).
- Mengangkat duta dan konsul. Dalam mengangkat duta, Presiden memperhatikan
pertimbangan DPR (Pasal 13 Ayat 1 dan 2).
- Menerima penempatan duta negara lain dengan memperhatikan pertimbangan DPR
(Pasal 13 Ayat 3).
- Memberi grasi, rehabilitasi dengan memperhatikan pertimbangan Mahkamah Agung
(Pasal 14 Ayat 1)..
- Memberi amnesti dan abolisi dengan memperhatikan pertimbangan DPR (Pasal 4 ayat
2)..
- Memberi gelar, tanda jasa, dan lain-lain tanda kehormatan yang diatur dengan undang-
undang (Pasal 15).

Kewenangan Presiden Republik Indonesia sebagai Kepala Pemerintahan

- Memegang kekuasaan pemerintahan (Pasal 4 Ayat 1).


- Mengajukan Rancangan Undang-Undang kepada DPR (Pasal 5 Ayat 1).
- Menetapkan Peraturan Pemerintah (Pasal 5 Ayat 2).
- Membentuk suatu dewan pertimbangan yang bertugas memberikan nasihat dan
pertimbangan kepada presiden (Pasal 16).
- Mengangkat dan memberhentikan menteri-menteri (Pasal 17 Ayat 2).
- Membahas dan memberi persetujuan atas RUU bersama DPR serta mengesahkan RUU
(Pasal 20 Ayat 2 dan 4).
- Menetapkan peraturan pemerintah sebagai pengganti undang-undang dalam
kegentingan yang memaksa (Pasal 22 Ayat 1).
- Mengajukan RUU APBN untuk dibahas bersama DPR dengan memperhatikan
pertimbangan DPD (Pasal 23 Ayat 2).
- Meresmikan keanggotaan BPK yang dipilih DPR dengan memperhatikan pertimbangan
DPD (Pasal 23F Ayat 1)
- Menetapkan hakim agung dari calon yang diusulkan Komisi Yudisial dan disetujui DPR
(Pasal 24A Ayat 3).
- Mengangkat dan memberhentikan anggota Komisi Yudisial dengan persetujuan DPR
(Pasal 24B Ayat 3).
- Mengajukan tiga orang calon hakim konstitusi dan menetapkan sembilan orang hakim
konstitusi (Pasal 24C Ayat 3).
Dalam melaksanakan tugasnya, Presiden Republik Indonesia dibantu wakil presiden,
serta beberapa kementerian negara yang dipimpin oleh menteri-menteri negara.
Keberadaan Kementerian Negara Republik Indonesia diatur secara tegas dalam Pasal
17 UUD 1945 yang menyatakan:

- Presiden dibantu oleh menteri-menteri negara.


- Menteri-menteri itu diangkat dan diberhentikan oleh presiden.
- Setiap menteri membidangi urusan tertentu dalam pemerintahan.
- Pembentukan, pengubahan, dan pembubaran kementerian negara diatur dalam
undang-undang.

Selain diatur UUD 1945, keberadaan kementerian negara juga diatur dalam sebuah
undang-undang organik, yaitu Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun
2015 tentang Organisasi Kementerian Negara.

Undang-undang tersebut mengatur semua hal tentang kementerian negara, seperti :


- Kedudukan
- Tugas pokok
- Fungsi
- Susunan organisasi
- Pembentukan
- Pengubahan
- Penggabungan
- Pemisahan atau penggantian
- Pembubaran atau penghapusan kementrian
- Hubungan fungsional kementerian dengan lembaga pemerintah non-kementerian dan
pemerintah daerah
- Pengangakatan dan pemberhentian menteri

3. Contoh kasus
MA versus MK, Mana Derajatnya Lebih Tinggi?

Mahkamah Konstitusi (MK) dan Mahkamah Agung (MA) menjadi perbincangan publik seusai
penetapan hasil Pemilu (pemilihan Umum) 2019. Peserta Pemilu, baik pilpres dan pileg,
beramai-ramai mengajukan gugatan hasil kontestasi politik itu kepada dua lembaga peradilan
tinggi negara tersebut.
Tidak jarang, persidangan penyelesaian gugatan itu diikuti dengan aksi massa pendukung
yang berharap majelis hakim dapat mengabulkan gugatan kandidat yang mereka dukung.
Menarik untuk ditelisik apa sebenarnya fungsi, tujuan, dan kedudukan dari kedua mahkamah
tersebut.
https://www.tagar.id/ma-versus-mk-mana-derajatnya-lebih-tinggi

Jelaskan hak untuk menguji peraturan perundang-undangan oleh Mahkamah Agung dan
Mahkamah Konstitusi!

mendasar dari amandemen Undang-Undang Dasar Tahun 1945 adalah diaturnya


kewenangan judicial review yang dijalankan oleh lembaga pemengang kekuasaan kehakiman,
yaitu Mahkamah Agung dan Mahkamah Konstitusi. Mahkamah Agung berwenang menguji
peraturan perundang-undangan di bawah undang-undang terhadap undang-undang,
sedangkan Mahkamah Konstitusi menguji undang-undang terhadap Undang-Undang Dasar
1945

Anda mungkin juga menyukai