PEMERINTAHAN PUSAT
PEMERINTAHAN PUSAT
Undang-Undang Dasar 1945 mengatur secara tegas pemerintahan Indonesia, baik pemerintahan
yang ada di pusat maupun yang ada di daerah.
Pemerintah pusat adalah presiden Republik Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan
negara Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam UUD 1945.
PENGERTIAN PEMERINTAHAN PUSAT
Pemerintahan pusat adalah pemerintah yang ada di pusat / gabungan dari beberapa lembaga
yang ada pada tingkat pusat, yaitu lembaga legislatif (MPR yang terdiri atas DPR dan DPD),
lembaga eksekutif (presiden, wakil presiden dan menteri), lembaga kekuasaan kehakiman (MA,
KY dan MK), dan BPK.
LEMBAGA EKSEKUTIF
Kekuasaan eksekutif adalah kekuasaan untuk menjalankan undang-undang.
dipegang oleh presiden dan dibantu oleh wakil presiden bersama dengan para menteri yang
biasa disebut sebagai pemerintah.
Sejak Undang-Undang Dasar1945 diamendemen, presiden dan wakil presiden dipilih langsung
oleh rakyat dalam satu pasangan melalui pemilihan umum.
PRESIDEN
Masa jabatan Presiden (juga Wakil Presiden) adalah lima tahun, dan sesudahnya dapat dipilih
kembali untuk jabatan yang sama dalam satu masa jabatan saja (pasal 7 UUD 1945 hasil
amendemen).
Kedudukan presiden meliputi dua macam, yakni:
- Presiden sebagai Kepala Negara
- Presiden sebagai Kepala Pemerintahan.
TUGAS DAN WEWENANG PRESIDEN
Kepala Negara
Memegang kekuasaan tertinggi atas Angkatan
Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan
Udara (pasal 10 UUD 1945).
Menyatakan perang, membuat perjanjian dan
perdamaian dengan negara lain dengan
persetujuan DPR (pasal 11 UUD 1945).
Menyatakan
negara
dalam
keadaan
bahaya (pasal 12 UUD 1945).
Mengangkat duta dan konsul serta menerima
penempatan
duta
negara
dengan
memperhatikan pertimbangan DPR pasal 13
Memberi grasi, amnesti, dan rehabilitasi,
abolisi, gelar, tanda jasa, dan lain-lain tanda
kehormatan yang diatur dengan undangundang. (pasal 14, 15)
Kepala Pemerintahan
Memegang
kekuasaan
pemerintahan
menurut UUD Pasal 4
Mengajukan RUU (Rancangan UndangUndang) kepada DPR pasal 20
Menetapkan PP (Peraturan Pemerintah)
untuk menjalankan undang-undang. ( pasal
17)
Mengangkat dan memberhentikan menterimenteri Pasal 17
WAKIL PRESIDEN
Tugas Wakil presiden
mendampingi sang presiden jika presiden
menjalankan tugas-tugas kenegaraan di
negara lain
membantu dan/ atau mewakili tugas presiden
di bidang kenegaraan dan pemerintahan.
LEMBAGA LEGISLATIF
Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)
Sesuai dengan Pasal 3 Ayat 1 UUD 1945 MPR amandemen mempunyai tugas dan wewenang
sebagai berikut:
1.
Mengubah dan menetapkan undang-undang dasar
2.
Melantik presiden dan wakil presiden;
3.
Memberhentikan presiden dan wakil presiden dalam masa jabatannya menurut undangundang dasar.
KEWAJIBAN DAN WEWENANG ANGGOTA MPR
WEWENANG MPR
KEWAJIBAN MPR
MPR bersidang sedikitnya sekali dalam Anggota MPR mempunyai kewajiban
lima tahun di ibu kota negara. Dalam
sebagai berikut:
o mengamalkan Pancasila;
menjalankan tugas dan wewenangnya,
anggota MPR mempunyai hak berikut ini:
o melaksanakan UUD 1945 dan
o mengajukan usul perubahan pasalperaturan perundang-undangan;
pasal undang-undang dasar;
o menjaga keutuhan Negara Kesatuan
o menentukan sikap dan pilihan dalam
Republik Indonesia dan kerukunan
pengambilan keputusan;
nasional;
o memilih dan dipilih;
o mendahulukan kepentingan negara di
o membela diri;
atas kepentingan pribadi, kelompok,
dan golongan;
o imunitas;
o
melaksanakan peranan sebagi wakil
o protokoler;
rakyat dan wakil daerah.
o keuangan dan administratif.
DPR (dewan perwakilan rakyat)
HAK DPR
FUNGSI MPR
DPR memiliki beberapa hak.
Anggota DPR memiliki beberapa fungsi.
terdapat dalam Pasal 20A ayat (2), antara lain Hal ini tercantum dalam Pasal 20A ayat (1)
sebagai berikut.
Undang-Undang Dasar 1945, antara lain :
1) Hak interpelasi => berhak meminta
1) Fungsi legislasi => membentuk undangketerangan kepada pemerintah atas
undang.
kebijakan-kebijakan yang dibuatnya.
2) Fungsi anggaran => menyusun dan
2) Hak angket => melakukan penyelidikan
menetapkan anggaran
pendapatan
-penyelidikan
terhadap
kebijakanbelanja negara (APBN)
kebijakan pemerintah yang bertentangan
3) Fungsi pengawasan => pengawasan
dengan undang-undang.
terhadap pelaksanaan Undang-Undang
3) Hak menyatakan pendapat => berhak
Dasar 1945
menyatakan
pendapat
terhadap
kebijakan-kebijakan pemerintah.
Kewenangan DPR
1.
pemegang kekuasaan membentuk undang-undang Pasal 20
2.
memberikan persetujuan kepada Presiden sehubungan dengan peraturan pemerintah yang
ditetapkan Presiden sebagai pengganti undang-undang Pasal 22
3.
(2) Setiap rancangan undang-undang dibahas oleh Dewan Perwakilan Rakyat dan Presiden
untuk mendapat persetujuan bersama.
(3) Jika rancangan undang-undang itu tidak mendapat persetujuan bersama, rancangan
undang-undang itu tidak boleh diajukan lagi dalam persidangan Dewan Perwakilan
Rakyat masa itu.
Pasal 22
(2) Peraturan pemerintah itu harus mendapat persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat dalam
persidangan yang berikut.
(3) Jika tidak mendapat persetujuan, maka peraturan pemerintah itu harus dicabut
DPD
Pasal 22D
(1) Dewan Perwakilan Daerah dapat mengajukan kepada Dewan Perwakilan Rakyat
rancangan undang-undang yang berkaitan dengan otonomi daerah, hubungan pusat dan
daerah, pembentukan dan pemekaran serta penggabungan daerah, pengelolaan sumber
daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, serta perimbangan keuangan pusat dan
daerah, serta yang berkaitan dengan perimbangan keuangan pusat dan daerah.***)
(2) Dewan Perwakilan Daerah ikut membahas rancangan undang-undang yang berkaitan
dengan otonomi daerah; hubungan pusat dan daerah; pembentukan, pemekaran, dan
penggabungan daerah; pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi
lainnya, serta perimbangan keuangan pusat dan daerah; serta memberikan
pertimbangan kepada Dewan Perwakilan Rakyat atas rancangan undang-undang yang
berkaitan dengan pajak, pendidikan dan agama.*** )
(3) Dewan Perwakilan Daerah dapat melakukan pengawasan atas pelaksanaan undangundang mengenai : otonomi daerah, pembentukan, pemekaran dan penggabungan
daerah, hubungan pusat dan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya
ekonomi lainnya, pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja negara, pajak,
pendidikan, dan agama serta menyampaikan hasil pengawasannya itu kepada Dewan
Perwakilan Rakyat sebagai bahan pertimbangan untuk ditindaklanjuti.*** )
LEMBAGA EKSAMINATIF
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)
Dipilih oleh DPR dengan memperhatikan pertimbangan DPD dan peresmiannya Pasal
23F
BPK sebagai badan inspeksi bertugas memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab
tentang keuangan negara.
1.
2.
3.
Lembaga Yudikatif
Mahkamah Agung (MA)
TUGAS DAN WEWENANG MA
mengadili pada tingkat kasasi dan menguji peraturan perundang-undangan ( Pasal 24C
ayat 1 )
memberikan pertimbangan kepada Presiden terkait dengan pemberian grasi dan
rehabilitas( Pasal 14 ayat 5)
mengajukan tiga anggota hakim konstitusi ( Pasal 24C ayat 3)
Mahkamah Konstitusi (MK)
salah satu lembaga negara yang melakukan kekuasaan kehakiman yang merdeka
untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan.
mempunyai 9 orang anggota hakim konstitusi yang ditetapkan dengan Keputusan Presiden.
Susunan Mahkamah Konstitusi terdiri atas seorang ketua merangkap anggota, seorang wakil
ketua merangkap anggota, dan 7 orang anggota hakim konstitusi.
Ketua dan wakil ketua dipilih dari dan oleh hakim konstitusi untuk masa jabatan 3 tahun.
Hakim konstitusi selama 5 tahun dan dapat dipilih kembali untuk satu kali masa jabatan
berikutnya.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
WEWENANG KY
1.
wewenang KY mengusulkan
calon Hakim Agung Pasal 24A
ayat 3
2.
(1) Mahkamah Agung berwenang mengadili pada tingkat kasasi, menguji peraturan
perundang-undangan di bawah undang-undang terhadap undang-undang, dan mempunyai
wewenang lainnya yang diberikan oleh undang-undang.
Pasal 14
(5) Presiden memberi grasi dan rehabilitasi dengan memperhatikan pertimbangan Mahkamah
agung.
Pasal 24C
(3) Mahkamah Konstitusi mempunyai sembilan orang anggota hakim konstitusi yang
ditetapkan oleh Presiden, yang diajukan masing-masing tiga orang oleh Mahkamah
Agung, tiga orang oleh Dewan Perwakilan Rakyat, dan tiga orang oleh Presiden.
Mahkamah Konstitusi (MK)
Pasal 7B
(4) Mahkamah Konstitusi wajib memeriksa, mengadili, dan memutus dengan seadil-adilnya
terhadap Dewan Perwakilan Rakyat tersebut paling lama sembilan puluh hari setelah
permintaan Dewan Perwakilan Rakyat itu diterima oleh Mahkamah Konstitusi.
(5) Apabila Mahkamah Konstitusi memutuskan bahwa Presiden dan/atau Wakil Presiden
terbukti melakukan pelanggaran hukum berupa pengkhianatan terhadap negara, korupsi,
penyuapan, tindak pidana berat lainnya, atau perbuatan tercela; dan/atau terbukti bahwa
Presiden dan/atau Wakil Presiden tidak lagi memenuhi syarat sebagai Presiden dan/atau
wakil Presiden, Dewan Perwakilan Rakyat menyelenggarakan sidang paripurna untuk
meneruskan usul pemberhentian Presiden dan/atau Wakil Presiden kepada Majelis
Permusyawaratan Rakyat.
Pasal 24C
(1) Mahkamah Konstitusi berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang
putusannya bersifat final untuk menguji undang-undang terhadap Undang-Undang Dasar,
memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya diberikan oleh
Undang-Undang Dasar, memutus pembubaran partai politik dan memutus perselisihan
tentang hasil pemilihan umum.
(2) Mahkamah Konstitusi wajib memberikan putusan atas pendapat Dewan Perwaklian
Rakyat mengenai dugaan pelanggaran oleh Presiden dan/atau Wakil Presiden menurut
Undang-Undang Dasar
Komisi Yudisial
Pasal 24B
(1) Komisi Yudisial bersifat mandiri yang berwenang mengusulkan pengangkatan hakim
agung dan mempunyai wewenang lain dalam rangka menjaga dan menegakkan
kehormatan, keluhuran martabat, serta perilaku hakim.
(2) Anggota Komisi Yudisial harus mempunyai pengetahuan dan pengalaman di bidang
hukum serta memiliki integritas dan kepribadian yang tidak tercela.
(3) Anggota Komisi Yudisial diangkat dan diberhentikan oleh Presiden dengan persetujuan
Dewan Perwakilan Rakyat.
(4) Susunan, kedudukan, dan keanggotaan Komisi Yudisial diatur dengan undang-undang.
Pasal 24A
(3) Calon Hakim Agung diusulkan Komisi Yudisial kepada Dewan Perwakilan Rakyat untuk
mendapatkan persetujuan dan selanjutnya ditetapkan sebagai hakim agung oleh Presiden.