Anda di halaman 1dari 26

KEKUASAAN KEHAKIMAN

DI INDONESIA

OLEH :
NURNAZLI, SH, S.AG, MH
PRODI MUAMALAH
Sub Pokok Bahasan :
A. Pengertian Kekuasaan Kehakiman
B. Dasar Hukum Kekuasaan Kehakiman
C. Mahkamah Agung Sebagai Pemegang Kekuasaan
Yudikatif Tertinggi
D. Susunan Lembaga Peradilan di Indonesia
E. Kompetensi Relatif dan Absolut

(Baca : UU Nomor 48 Tahun 2009 Tentang Kekuasaan


Kehakiman)
Berdasarkan paham kedaulatan rakyat
dan sistem presidential yg berlaku pasca
amandemen UUD 1945, Indonesia
menganut pebagian kekuasaan, yaitu :
❑ Kekuasaan Legislatif;
❑ Kekuasaan Eksekutif;
❑ Kekuasaan Yudikatif
A. PENGERTIAN KEKUASAAN KEHAKIMAN

UUD 1945 Pasal 24


Kekuasaan kehakiman adalah kekuasaan yang merdeka yang
dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan badan
Peradilan yang berada di bawahnya dalam lingkungan
Peradilan Umum, Peradilan Agama, Peradilan Militer dan
Peradilan Tata Usaha Negara. Serta oleh sebuah Mahkamah
Konstitusi untuk menyelenggarakan peradilan guna
menegakkan hukum, keadilan yang bersih dan berwibawa.
UU No 48 Tahun 2009 (Pasal 1)

“Kekuasaan kehakiman adalah kekuasaan


negara yang merdeka untuk menyelenggarakan
peradilan guna menegakkan hukum dan
keadilan berdasarkan Pancasila dan Undang-
Undang Dasar Negara RI Tahun 1945, demi
terselenggaranya Negara Hukum Republik
Indonesia”
UNSUR-UNSUR KEKUASAAN KEHAKIMAN

❑ Kekuasaan Yang merdeka untuk menegakkan hukum dan


keadilan;
❑ Berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 ;
❑ Dilakukan oleh Mahkamah Agung dan Peradilan yang ada di
bawahnya (PU, PA, PM, dan PTUN) serta Mahkamah
Konstitusi.
❑ Bebas dari campur tangan kekuasaan manapun (eksekutif
dan legislatif).
❑ Kebebasan kekuasaan kehakiman mengandung nilai-nilai
dasar : fairness, impartiality, dan good faith
Gerhard Robbes, mengemukakan bahwa :

Ada 3 (tiga) esensi yang terkandung dalam kebebasan hakim


dalam melaksanakan kekuasaan kehakiman, yaitu:
a) Hakim hanya tunduk pada hukum dan keadilan;
b) Tidak seorangpun termasuk pemerintah dapat
mempengaruhi atau mengarahkan putusan yang akan
dijatuhkan oleh hakim;
c) Tidak ada konsekuensi terhadap pribadi hakim dalam
menjalankan tugas dan fungsi yudisialnya.
B. DASAR HUKUM KEKUASAAN
KEHAKIMAN DI INDONESIA

❑UUD 1945
❑UU Nomor 48 Tahun 2009 Tentang
Kekuasaan Kehakiman
❑UU Nomor 24 Tahun 2003 Tentang MK
❑UU No. 3/2009 Tentang Mahkamah Agung.
❑UU No. 49/2009 Tentang Peradilan Umum
❑UU No. 50/ 2009 tentang Peradilan Agama.
C. Mahkamah Agung Sebagai Pemegang
Kekuasaan Yudikatif Tertinggi

❑ Pasal 24 UUD 1945: “Kekuasaan kehakiman


dilakukan oleh Mahkamah Agung dan badan
kehakiman lain berdasarkan undang-undang;
❑ Mahkamah Agung merupakan salah satu
pelaksana kekuasaan kehakiman di Indonesia
(selain Mahkamah Konstitusi)
❑ Fungsi MA adalah menegakkan keadilan dan
menegakkan hukum dan undang-undang.
UU No 48 Tahun 2009 (Pasal 20
ayat (1)

Mahkamah Agung, merupakan pengadilan


negara tertinggi dari badan peradilan yang
berada di dalam keempat lingkungan
peradilan sebagaimana dimaksdu dalam Pasal
18.
Kewenangan Mahkamah Agung (Pasal 20
ayat 2) UU Kekuasaan Kehakiman

❑ Mengadili pada tingkat kasasi terhadap putusan yang diberikan


pada tingkat terakhir oleh pengadilan di semua lingkungan
peradilan yang berada di bawah Mahkamah Agung, kecuali UU
menentukan lain.
❑ Menyelesaikan sengketa kewenangan mengadili
❑ Memeriksa dan memutus permohonan PK
❑ Menguji peraturan perundang-undangan di bawah UU
terhadap UU;
❑ Memberikan pertimbangan hukum kepada presiden atas
permohonan grasi dan rehabilitasi
❖ Melakukan pengawasan organisasi,
administrasi badan peradilan yang ada
di bawahnya;
❖ Segala urusan organisasi, administrasi,
dan finansial Mahkamah Agung dan
badan peradilan yang berada di
bawahnya berada di bawah kekuasaan
Mahkamah Agung;
Pasal 23 UU Kekuasaan Kehakiman

Putusan pengadilan dalam tingkat banding dapat dimintakan


kasasi kepada MA oleh pihak-pihak yang bersangkutan, kecuali
UU menentukan lain;

Pasal 24 UU Kekuasaan Kehakiman

Putusan pengadilan yang telah memperolah kekuatan hukum


tetap, pihak-pihak yang bersangkutan dapat mengajukan
peninjauan kembali kepada MA apabila terdapat hal atau
keadaan tertentu yang ditentukan dalam UU
Mahkamah Konstitusi

❑ Merupakan salah satu lembaga negara yang


lahir setelah Perubahan UUD 1945 sebagai
salah pelaku kekuasaan kehakiman di
Indonesia.
Kewenangan Mahkamah Konstitusi

Pasal 24C ayat (1) dan ayat (2) UUD 1945 :


❑ Mahkamah Konstitusi berwenang mengadili pada
tingkat pertama dan terakhir yang putusannya
bersifat final untuk menguji undang-undang
terhadap Undang-Undang Dasar, memutus
sengketa kewenangan lembaga negara yang
kewenangannya diberikan oleh Undang-Undang
Dasar, memutus pembubaran partai politik, dan
memutus perselisihan tentang hasil pemilihan
umum.
Kewenangan MK dalam UU Kekuasaan
Kehakiman

Pasal 29 ayat (1) UU No 48 Tahun 2009

MK berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir


yang putusannya bersifat final Untuk :
➢ menguji UU terhadap UUD Negara RI 1945;
➢ Memutus sengketa kewwenangan lembaga negara yang
kewenangannya diberikan oleh UUD 1945;
➢ Memutus pembubaran partai politik;
➢ Memutus perselisihan ttg hasil Pemilu, dan;
➢ Kewenangan lain yang diberikan oleh UU.
❑Mahkamah Konstitusi wajib
memberikan putusan atas pendapat
Dewan Perwakilan Rakyat mengenai
dugaan pelanggaran Presiden
dan/atau Wakil Presiden menurut
Undang-Undang Dasar.
D. Susunan Badan Peradilan di Indonesia

❑Susunan Secara Horizontal; yakni yang


menyangkut berbagai lingkungan badan
peradilan yang ada di bawah Mahkamah
Agung, Yaitu PU, PA, PM, dan PTUN.
❑Susunan secara Vertikal, yakni yang
menyangkut kewenangan relatif, yaitu
Peradilan tingkat pertama dan Banding/judex
facti dan Peradilan Tingkat Kasasi.
1. Peradilan Umum

❑ UU Nomor 49 Tahun 2009 Tentang Peradilan


Umum
❑ Peradilan Umum, adalah salah satu pelaku
kekuasaan kehakiman bagi rakyat pencari keadilan
pada umumnya;
❑ Kekuasaan kehakiman di lingkungan Peradilan
Umum dilaksanakan oleh :
a) Pengadilan Negeri
b) Pengadilan Tinggi
Kewenangan Peradilan Umum

❑Memeriksa, mengadili, dan memutus perkara


perdata dan pidana;
❑Perkara perdata yang diterima dan diselesaikan
oleh peradilan umum adalah perkara sengketa
karena adanya wanprestasi atau sengketa
karena adanya perbuatan melawan hukum,
serta perceraian antara orang-orang diluar
agama Islam dan akibat hukumnya.
Kewenangan Peradilan Agama
Pasal 49 UU No 50 Th 2009 jo
UU No 3 Tahun 2006

❑Memeriksa, mengadili, memutus, dan


menyelesaikan perkara perdata tertentu antara
orang-orang yang beragama Islam.
❑Kekuasaan absolutnya mencakup : perkawinan,
waris, wasiat, hibah, wakaf, zakat, infak,
shadaqah, ekonomi syari’ah.
Adalah
❑ Bidang Perkawinan mencakup
1) Izin Poligami
2) Izin menikah bagi yang belum dewasa dlm hal
orang tua/wali atau keluarga dalam garis lurus
ada perbedaan pendapat;
3) Dispensasi kawin;
4) Pembatalan perkawinan
5) Cerai gugat dan cerai talak
6) Harta bersama;
7) Penguasaan anak dll
Kewenangan Peradilan TUN

❑Dasar Hukum; UU Nomor 51 Tahun 2009 Jo UU


Nomor 9 Tahun 2004
❑Adalah salah satu pelaku kekuasaan kehakiman
bagi rakyat pencari keadilan terhadap sengketa
TUN.
❑Kompetensi absolut; lihat pada Pasal 47 ;
❑Memeriksa, memutus dan menyelesaikan
sengketa Tata Usaha Negara.
Adalah

❑ Sengketa TUN adalah sengketa yang timbul dalam


bidang TUN aantara orang/Badan Hukum Perdata
dengan Badan/Pejabat TUN baik di Pusat maupun
di daerah sebagai akibat dikeluarkannya Keputusan
Tata Usaha Negara (KTUN) termasuk sengketa
kepegawaian berdasarkan peraturan per-UU-an
yang berlaku.
Kewenangan Peradilan Militer

❑Dasar Hukum; UU Nomor 31 Tahun


1997
❑Pengadilan dalam lingkungn PM adalah
: PM, PM Tinggi, PM Militer Utama,
PM Pertempuran.
Perbedaan istilah Pengadilan, Peradilan dan Mengadili;
(R , Subekti)
❑ Pengadilan (rechtsbank, court) : badan yang melakukan
peradilan, yaitu memeriksa, dan memutus sengketa-
sengketa hukum dan pelanggaran-pelanggaran hukum
ataau Undang-Undang. (Menunjuk pada pengertian
organnya)
❑ Peradilan (rechtspraak, Judiciary) : segala sesuatu yang
berhubungan dengan tugas negara menegakkan hukum
dan keadilan. (Menunjuk pada fungsinya).

Anda mungkin juga menyukai