Politik hukum
Salah satu bidang studi hukum, yang kegiatannya memilih atau menentukan
hukum mana yang sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai oleh masyarakat.
Perbandingan hukum
Salah satu bidang studi hukum yang mempelajari dan mengidentifikasi persamaan
dan perbedaan dua atau lebih system hukum antar Negara maupun dalam Negara
sendiri.
Antropologi hukum
Salah satu bidang studi hukum yang mempelajari pola-pola sengketa penyelsaian
nya dalam masyarakat sederhana maupun masyarakat yang sedang mengalami proses
modernisasi .
Filsafat hukum
Salah satu cabang filsafat yang mempelajari hakikat dari hukum, objek dari filsafat
hukum dalah hukum yang dikaji secara mendalam.
Sosiologi hukum
Salah satu cabang ilmu pengetahuan yang secara analitis dan empiris
mempelajari hubungan timbale balik antara hukum dengan gejala social lainnya .
Psikologi hukum
Salah satu cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari hukum sebagai suatu
perwujudan jiwa manusia .
Ilmu hukum positif
Ilmu yang mempelajari hukum sebagai suatu kenyataan yang hidup berlaku pada
waktu sekarang.
CIRI-CIRI HUKUM :
* Ada unsur perintah, larangan, dan kebolehan
* Ada sanksi yang tegas
* Adanya perintah dan larangan
* Perintah dan larangan harus ditaati
MANUSIA, MASYARAKAT DAN HUKUM
Aristoteles = > “ manusia sebagai mahluk social ( zoonpolicon) .”
P.J. Bouman = > “ manusia baru menjadi manusia apabila hidup dengan manusia
lainnya.”
Cicero = > “ Ubi societas ibi ius.” = dimana ada masyarakat disitu ada hukum.”
1. Norma Agama
2. Norma kesusilaan
3. Norma Kesopanan
4. Norma Hukum
Norma /kaidah agama
* Merupakan ajaran-ajaran agama yang dijalankan oleh pemeluknya.
* Berlakunya norma agama di masyarakat tergantuk pada keyakinan orang yang
menjalankannya.
* Kuat lemahnya pelaksanaan norma agama di suatu masyarakat dapat dipengaruhi pula
oleh pengaruh pemegang kewenangan.
* Misalnya di hukum Islam ada ajaran habblumminallah dan hablumminannas
* Dilaksanakannya ajaran itu tergantung keimanan pemeluknya. Mengikatnya bila ada
keyakinan.
Norma kesusilaan
== Norma budi ,juga norma etik atau adat kebiasaan
* Norma ini lahir secara fitrah pada manusia sebagai makhluk yang bermoral.
* Rasa kemanusiaan yang mendasari adanya norma ini.
* Contohnya, kita tidak akan membiarkan apabila ada tetangga yang jatuh dari loteng.
* Kebiasaan adalah pola tindak yang berulang mengenai peritiwa yang sama berkenaan
dengan hal yang bersamaan pula.
* Baru mengikat bila orang tersebut merasa bahwa kebiasaan itu patut untuk ditaati/
dipatuhi.
Norma kesopanan
* Disebut juga norma fatsoen .
* Norma kesopanan ini sering tidak mengikat karena criteria kesopanan antar daerah
adalah berbeda.
* Hal ini tergantung pada lingkungannya.
* Daya mengikatnya berdasarkan ukuran suatu masyarakat itu.
* Mengikat tidaknya norma itu dalam masyarakat terletak pada keyakinan apakah norma
itu dapat ditegakkan apabila ada yang melanggarnya..
* Kemampuan untuk membedakan antara yang baik dan yang buruk atau etika ini
merupakan sumber dari kesadaran berkaidah (normbewustein).
* Kemampuan membedakan hal baik atau buruk ini disebut moral.
* Moral pribadi atau perorangan bersifat otonom, sedangkan moral positif terjadi apabila
criteria itu sudah menjadi keyakinan umum.
Norma hukum
* adalah norma yang dibuat oleh pemegang kekuasaan yang berwenang.
* Sifatnya memaksa dan melindungi.
* Sifat memaksa tampak pada sanksi yang diterapkan apabila terjadi pelanggaran dan
berlaku untuk umum.
* Sanksi norma hukum bersifat tegas, diatur dalam peraturan perundang-undangan.
Kaidah hukum
* Keempat jenis kaidah tersebut ada relevansinya, tidak bertentangan bahkan saling
memanjang.
* Perbedaan, antara kaidah hukum dengan kaidah lainnya terletak pada sanksinya,
sanksi hukum tegas dan nyata sedangkan sanksi kaidah lainnya tidak nyata bersifat
moral.
Warga masyarakat selama tidak melanggar hak dan merugikan orang lain tanpa rasa
khawatir akan :
DEFINISI HUKUM
Filsafat Hukum
Dosen : Prof. Dr. H. R. Otje Salman, S.H
Teori hukum
adalah disiplin hukum yang secara kritikal dalam perspektif interdisipliner menganalisis berbagai
aspek dari hukum secara tersendiri dan dalam keseluruhannya, baik dalam konsepsi teoritikalnya
maupun dalam pengolahan praktikalnya dengan tujuan untuk memperoleh pemahaman yang lebih
baik dan penjelasan yang lebih jernih tentang bahan-bahan hukum tersaji.
Analisis hukum yaitu upaya pemahaman tentang struktur sistem hukum, sifat dan kaidah hukum,
pengertian dan fungsi asas-asas hukum, unsure-unsur khas dari konsep yuridik (subyek hukum,
kewajiba hukum, hak, hubungan hukum, badan hukum, tanggunggugat, dsb)
Ajaran metode yaitu metode dari ilmu hukum (dogmatik hukum), metode penerapan hukum
(pembentukan hukum dan penemuan hukum), teori perundang-undangan, teori argumentasi
yuridik (teori penalaran hukum).
Ajaran ilmu (epistemologi) dari hukum dengan mempersoalkan karakter keilmuan ilmu hukum
Kritik ideology yaitu kritik terhadap kaidah hukum positif, menganalisis kaidah hukum positif,
menganalisis kaidah hukum untuk menampilkan kepentingan dan ideologi yang melatarbelakangi
aturan hukum positif (undang-undang)
Ontologi hukum yaitu ilmu tentang segala sesuatu (Merefleksi hakikat hukum dan konsep-konsep
fundamental dalam hukum, seperti konsep demokrasi, hubungan hukum dan kekuasaan,
hubungan hukum dan moral).
Aksiologi hukum yaitu ilmu tentang nilai (Merefleksi isi dan nilai-nilai yang termuat dalam hukum
seperti kelayakan, persamaan, keadilan, kebebasan, kebenaran, dsb)
Ideologi hukum yaitu ilmu tentang tujuan hukum yang mengangkut cita manusia (Merefleksi
wawasan manusia dan masyarakat yang melandasi dan melegitimasi kaidah hukum, pranata
hukum, sistem hukum dan bagian-bagian dari sistem hukum).
Teleologi hukum yaitu ilmu tentang tujuan hukum yang menyangkut cita hukum itu sendiri
(Merefleksi makna dan tujuan hukum)
Epistemologi yaitu ilmu tentang pengetahuan hukum (Merefleksi sejauhmana pengetahuan
tentang hakikat hukum dan masalah-masalah fundamental dalam filsafat hukum mungkin
dijalankan akal budi manusia)
Logika hukum yaitu ilmu tentang berpikir benar atau kebenaran berpikir (Merefleksi atran-aturan
berpikir yuridik dan argumentasi yuridik, bangunan logical serta struktur sistem hukum)
Ajaran hukum umum
Yurisprudence adalah ilmu yang mempelajari pengertian dan sistem hukum secara mendalam
– Logika hukum
Filsafat hukum merupakan ilmu pengetahuan yang berbicara tentang hakekat hukum atau
keberadaan hukum. Hakekat hukum meliputi :
Teori imperatif artinya mencari hakekat hukum. Keberadaan hukum di alam semesta adalah
sebagai perintah Tuhan dan Perintah penguasa yang berdaulat
Aliran hukum alam dengan tokohnya Thomas Aquinas dikenal pendapatnya membagi hukum (lex)
dalam urutan mulai yang teratas, yaitu :
Lex aeterna (Rasio Tuhan yang tidak dapat ditangkap oleh manusia, yang disamakan hukum abadi)
Lex divina (Rasio Tuhan yang dapat ditangkap oleh manusia)
Lex naturalis (Penjelmaan dari Lex aeterna dan Lex divina)
Lex positive (hukum yang berlaku merupakan tetesan dari Lex divina kitab suci
Aliran positivisme hukum Jhon Austin beranggapan bahwa hukum berisi perintah, kewajiban,
kedaulatan dan sanksi. Dalam teorinya yang dikenal dengan nama “analytical jurisprudence” atau
teori hukum yang analitis bahwa dikenal ada 2 (dua) bentuk hukum yaitu positive law (undang-
undang) dan morality (hukum kebiasan).
Mahzab sejarah : Carl von savigny beranggapan bahwa hukum tidak dibuat melainkan tumbuh dan
berkembang bersama-sama dengan masyarakat.
Aliran sociological jurisprudence dengan tokohnya Eugen Eurlich dan Roscoe Pound dengan
konsepnya bahwa “hukum yang dibuat agar memperhatikan hukum yang hidup dalam masyarakat
(living law) baik tertulis malupun tidak tertulis”.
Hukum posistif atau Ius Constitutum yaitu hukum yang berlaku di daerah (negara) tertentu pada
suatu waktu tertentu.
– Hukum kebiasaan yaitu kebiasaan yang berulang-ulang dan mengikat para pihak yang terkait
– Hukum adat adalah adat istiadat yang telah mendapatkan pengukuhan dari penguasa adat
– Traktat atau treaty adalah perjanjian yang diadakan antar dua negara atau lebih dimana isinya
mengikat negara yang mengadakan perjanjian tersebut.
– Yurisprudensi adalah kebiasaan yang terjadi di pengadilan yang berasaskan “azas precedent”
yaitu pengadilan memutus perkara mempertimbangkan putusan kasus-kasus terdahulu yang di
putus (common law)
Keadilan
Menurut Aristoteles sebagai pendukung teori etis, bahwa tujuan hukum utama adalah keadilan
yang meliputi :
Kepastian
Hans kelsen dengan konsepnya (Rule of Law) atau Penegakan Hukum. Dalam hal ini mengandung
arti :
– Hukum itu dijadikan sumber utama bagi hakim dalam memutus perkara.
Kegunaan
Menurut Jeremy Bentham, sebagai pendukung teori kegunaan, bahwa tujuan hukum harus berguna
bagi masyarakat untuk mencapai kebahagiaan sebesar-besarnya.
Pembukaan alenia pertama, secara substansial mengandung pokok prikeadilan, konsep pemikiran
yang mengarah kepada kesempurnaan dalam menjalankan hukum didalam kehidupan.
Pembukaan alenia kedua, adil dan makmur, merupakan implementasi dari tujuan hukum yang
pada dasarnya yaitu memberikan kesejahteraan kepada masyarakat.
Pembukaan alenia ketiga, mengatur mengenai hubungan manusia dengan Tuhan atau
penciptanya yang telah mengatur tatanan di dunia ini.
Pembukaan alenia keempat, mengenai lima sila dari Pancasila yang merupakan cerminan dari
nilai-nilai bangsa yang diwariskan turun-temurun dan abstrak yang Pancasila merupakan kesatuan
sistem yang berkaitan erat tidak dapat dipisahkan.
Yaitu aliran yang konsepsinya bahwa hukum berlaku universal dan abadi.
Plato
Aristoteles dalam teori dualisme bahwa manusia bagian dari alam dan manusia adalah majikan
dari alam
Thomas Aquinas
Grotius dengan kosepnya “mare liberium
Kelebihan aliran hukum alam : mengembangkan dan membangkitkan kembali orang untuk
berfilsafat hukum dalam mencari keadilan, mengembangkan perlindungan terhadap HAM,
mengembangkan hukum internasional.
Kekurangan aliran hukum alam : anggapan bahwa hukum berlaku universal dan abadi itu tidak
ada karena hukum selalu disesuaikan dengan kebutuhan manusia dan perkembangan zaman.
Yaitu aliran yang konsepnya bahwa hukum merupakan perintah dari penguasa berdaulat (Jhon
Austin) dan merupakan kehendak dari pada Negara (Hans Kelsen).
Yaitu aliran hukum yang konsepnya bahwa hukum tidak dibuat melainkan tumbuh dan
berkembang bersama-sama dengan masyarakat. Tokoh : Carl von Savigny
Yaitu aliran hukum yag konsepnya bahwa huku yang dibuat agar memperhatikan hukum yang
hidup dalam masyarakat atau living law baik tertulis maupun tidak tertulis. Tokoh : Eugen Ehrlich
Yaitu aliran hukum yang konsepnya bahwa hukum dapat berperan sebagai alat pembaharuan
masyarakat. Tokoh : Roscoe Pound
Yaitu aliran yang konsepnya bahwa hukum harus memberikan perlindungan terhadap golongan
proletar atau golongan ekonomi lemah. Tokoh : Lenin, Bernstein, Gramsci, Horkheimer, Marcuse.
Yaitu airan yang konsepnya bahwa hukum mencerminkan nilai sosial budaya (Northrop), hukum
mengandung system nilai (Mac Dougall)
8. Aliran Utilitariannism
yaitu aliran yang konsepnya bahwa hukum memberikan kebahagiaan yang sebesar-besarnya bagi
orang sebanyak-banyaknya (the greatest happines for ter greatest number).
Tokoh : Jhon Lucke
9. Mahzab Unpad, yaitu aliran yang konsepnya bahwa hukum dapat berfungsi sebagai sarana
pembaharuan masyarakat. Tokoh : Mochtar Kusumaatmadja.
Hukum tidak meliputi asas dan kaidah yang mengatur kehidupan manusia dalam masyarakat
termasuk lembaga dan proses didalam mewujudkan kaedah itu dalam kenyataan.
Hukum adalah keseluruhan kaedah dan asas yang mengatur kehidupan manusia dalam
masyarakat, termasuk lembaga dan proses dalam mewujudkan berlakunya hukum.
Berdasar asal katanya, kata Filsafat berasal dari bahasa Yunani PHILOSOPHYA. Kata
ini merupakan gabungan dari dua kelompok akar kata.
o Kelompok akar kata pertama adalah kata Philein dan sophos. Philein
berarti cinta dan sophos berarti kebijaksanaan.
Cinta bukan sbg noun, bukan sbg adjective, tetapi cinta = verb
Verb ? kerja manusia untuk mengerjasamakan ketiga unsur dlm jiwanya
bijaksana
Kelompok akar kata kedua adalah kata phylo dan sophya. Phylo = sahabat, dan sophya =
kebijaksanaan. Maksud : Manusia harus dapat berperan sbg sahabat kebijaksanaan dalam
kondisi apapun juga.
– perlu diingat sejarah awal lahirnya filsafat sampai berkembangnya faham Positivisme
-perlu diingat berbagai fenomena dalam perkembangan ilmu (arogansi ilmiah,vak idiot,persoalan
humanistik)
PENGERTIAN HUKUM
b. Menurut Utrecht
Filsafat hukum merupakan ilmu yg menjawab pertanyaan apakah hukum itu, apa sebab orang
mentaati hukum, keadilan manakah yg dpt dijadikan sbg ukuran baik-buruknya hukum.
c. Secara Umum
Filsafat hukum is ilmu yg mempelajari asas / pendirian yg paling mendasar tentang hukum
ilmu yg mempelajari hakikat terdalam dari hukum ilmu yang mencari / menemukan “ruh”-nya
hukum .
Agar ruh-nya hukum dapat ditemukan maka hukum harus dikaji dengan
menerapkan ciri-ciri berfikir filosofis, dan dalam menyelesaikan setiap persoalan
hukum dengan menggunakan prinsip-prinsip berfikir filosofis.
MAHASISWA LATIHAN !
– diskusi kelompok penerapan ciri berfikir filosofis dlm penyelesaian masalah hukum
– mencari dua masalah hukum yang sejenis dari surat kabar (media masa), kemudian
dianalisis dengan menerapkan prinsip berfikir filosofis.
5. TERBENTUKNYA HUKUM
Menurut Glastra van Loon, terbentuknya hukum dikelompokkan dalam tiga kategori :
Sumber hukum :
SH Ideal, yg meliputi Common Law dan Authoritarian Law
SH Faktual, meliputi; Authoritarian law,common law, Jurisprudenci,traktat,doktrin.
Pendapat lain ttg sumber hukum:
o Sumber hukum Material, sumber hukum yg menentukan isi kaidah hukum
o Sumber hukum Formal,sumber hukum yg menentukan bentuk kaidah
hukum. Materi hukum butuh suatu form agar menjadi kaidah hukum yg
berlaku secara umum, mengikat dan ditaati. Bentuknya antara lain;UU,
kebiasaan,adat,traktat
7. BENTUK HUKUM :
1. 0ntologi hukum
Objek yang dikaji ilmu hukum : produk-produk hukum, asas hukum,sumber hukum,sistem
hukum,subjek hukum.
Dalam objek hukum tersebut tidak akan ada berbagai masalah apabila di dlmnya sudah
ada kesadaran hukum. Jadi objek sesungguhnya ilmu hukum adalah kesadaran hukum
masyarakat.
Berbagai objek ilmu hukum tersebut agar berkembang perlu kajian, kajian tersebut
biasanya diawali dengan meragukan kebenaran asumsi dasarnya . Asumsi dasar dapat
dipahami sebagai asas-asas hukum. Misal : Asas praduga tak bersalah. Pengertian dr asas
ini adl jika seseorang belum terbukti bersalah tidak dapat diperlakukan sbg tersangka.
Tingkat pemahaman dan perwujudan asas ini masih membutuhkan kajian, tidak boleh
diterima begitu saja. Kajian yg dilakukan akan mengembangkan ilmu kita.
1. Dimensi Epistemologi
1. Sumber hukum is sst yg dpt menimbulkan hukum. Terdapat bbrp pendapat ttg sumber
hukum, sbb:
– Muchsan : s.h material dan s.h formal, yg pertama menentukan isi kaidah hukum,yg
kedua menentukan bentuk kaidah hukum
– scr substansial : s.h ideal dan s.h faktual.yg pertama berupa cita-cita,nilai, yang dpt
berasal dr masyarakat dan penguasa. Yg kedua berupa ketentuan-ketentuan konkrit untuk
mewujudkan cita-cita tadi.
Metode yang diambil biasanya disesuaikan dg sumber kajian / objeknya. Sumber materi
hukum yang ideal adl hasil konfirmasi/ dialog antara rakyat dengan penguasa.
Metode yang sesuai dengan sumber / objek kajian spt tsb menurut Mudzakkir adalah
metode interpretasi. Dalam pelaksanaannya metode ini akan mempertimbangkan empat
aspek, yaitu aspek ideal (ke atas), aspek kontekstual (ke bawah), aspek historis ( ke
belakang), dan aspek teleologis (ke depan). Konsekuensinya setiap produk apapun pada
saat perumusannya harus dipertimbangkan dengan cita-cita negara, cita-cita rakyat, latar
belakang sejarah, dan tujuan bersama yg bersifat progresif. Proses perumusan hukum
tidak boleh tergesa-gesa, gegabah.
1. Dimensi Aksiologi
Apabila telah dihasilkan produk-produk hukum yang sudah terukur tingkat kebenarannya, maka
dapat diterapkan dan dikembangkan dengan tetap mempertimbangkan berbagai nilai yg
melingkupinya, yaitu nilai yuridis,etis,estetis, religius.
Konsekuensinya, setiap produk hukum akan dapat mengangkat harkat martabat manusia dan
bermanfaat bagi kemaslahatan umat (sesuai dengan visi dan misi diciptakan dan
dikembangkannya ilmu)
Saat itu sudah ada aturan hukum yg jelas (UU), dan warga ikut aktif dlm pembuatan UU,
shg baik dan adil hukum berdasar pada keputusan manusia, bukan pada aturan alam, shg
tidak ada kebenaran objektif, yg berakibat pada suatu anggapan manusia sbg ukuran
segala-galanya kesewenang-wenangan anarkhi nihilisme.
1. Socrates
2. Plato
– Karya (ttg negara) : Politeia dan Nomoi
– Ajaran :
A. Dualisme, ada dunia ide, eidos, dan dunia fenomen, shg negara juga ada negara ideal,
dan negara fenomen. Dalam negara ideal segalanya sangat teratur secara adil.
Bagaimana dapat teratur? dikaji dari keteraturan jiwa, yaitu ketiga unsur jiwa
(akal,rasa,karsa) akan memiliki keteraturan apabila ada kesatuan harmonis apabila
perasaan dan nafsu dikendalikan dan ditundukkan oleh akal Keadilan : terletak pada
batas seimbang antara ketiga bagian jiwa aplikasi: negara harus diatur scr seimbang
sesuai dg bagian-bagiannya keadilan. Bagian-bagian negara menurut Plato:
B.Kitab UU didahului dg preambul (motif dan tujuan metaati UU) w n taat tidak
karena takut, tetapi karena insaf akan kegunaan UU tsb. Menurut Plato if ada pelanggaran
disebabkan karena kekurangtahuan tentang keutamaan hidup, shg diperlukan
pendidikan, pendidikan ini antara lain berupa hukuman, shg hukuman bertujuan untuk
memperbaiki sikap moral si pelanggar, jika tidak dpt diperbaiki moralnya, lebih baik
dibunuh.
3. Aristoteles
Pemikiran : pemisahan antara hukum alam dan hukum positif muncul masalah
ketaatan. Ketaatan cenderung imp. Hipotetis bukan imp.kategoris.
JAMAN ROMAWI
1.Augustinus : Allah pencipta segalanya hukum abadi (lex aeterna) dlm jiwa manusia
disebut hukum alam (lex naturalis)
2. Thomas Aquinas
positivum )
– ius gentium
– iustitia distributive
– iustitia commutative
– iustitia legalis
2. Locke
Negara hukum, negara mjd neg. hukum if prinsip-prinsip dari hukum privat dan
hukumpublik diwujudkan utk mengatasi kesewenang-wenangan
3. Voltaire
4. Montesquieu, antara hukum alam dan situasi konkrit bangsa erat hubungannya.
hukum alam , berlaku utk manusia sbg manusia perealisasian dlm bentuk hukum
dan negara tergantung dr situasi, histories, psikis, cultural suatu bangsa shg UU
berbeda-beda
Tiga bentuk negara: monarchi, republik, despotisme
Trias politica : legislative, eksekutif, federatif, yudikatif
Karena PIH merupakan mata pelajaran dasar, maka bagi mereka yang ingin mempelajari ilmu hukum
harus menguasai mata pelajaran PIH terlebih dahulu. Tanpa penguasaan PIH mereka akan mendapatkan
kesulitan atau kegagalan.
RUANG LINGKUP PEMBAHASAN OLEH PIH
Dari judul pengantar ilmu hukum terlihat bahwa yang menjadi obyek PIH adalah ilmu hukum.
a. Subyek hukum
b. Obyek hukum
c. Peristiwa hukum
d. Perbuatan hukum
e. Hubungan hukum
f. Masyarakat hukum