Anda di halaman 1dari 29

PENGANTAR ILMU HUKUM (PIH)

PENGANTAR ILMU HUKUM (PIH)


Mata kuliah dasar yang bertujuan untuk memperkenalkan ilmu hukum secara
keseluruhan dalam garis besar.

HAKIKAT PENGANTAR ILMU HUKUM


Sebagai dasar dari pengetahuan hukum yang mengandung pengertian dasar yang
menjadi akar dari ilmu hukum itu sendiri .
Ilmu hukum adalah ilmu pengetahuan yang objeknya hokum Mempelajari :
* Seluk beluk hukum,
* Asal mula,
* Wujud,
* Asas ,
* System
* Macam pembagian,
* Sumber,
* Perkembangan ,
* Fungsi,
* Kedudukan hukum dalam masyarakat
Menelaah hukum sebagai gejala, fenomena, kehidupan manusia dimana pun dan kapan
pun (universal).

METODE MEMPELAJARI HUKUM


* Metode idealis: perwujudan nilai-nilai tertentu = keadilan
* Metode normative: analisis hukum sebagai system abstrak otonom dan bebas nilai
* Metode sosiologis: hukum sebagai alat untuk mengatur masyarakat, factor yang
mempengaruhi pembentukan hukum.
* Metode histories: melihat sejarah hukum = masa lampau dan sekarang
* Metode sistematis: hukum sebagai system
* Metode komparatif, membandingkan antara tata hukum yang belaku disuatu Negara .
SEJARAH
* Pengantar ilmu hukum (PHI) merupakan terjemahan dari mata kuliah inleiding tot de
recht sweetenschap yang diberikan di Recht School (RHS) atau sekolah tinggi hukum
Batavia di jaman Hindia Belanda yang didirikan 1924 di Batavia (Jakarta sek.) istilah
itupun sama dengan yang terdapat dalam undang-undang perguruan tinggi Negeri
Belanda Hoger Onderwijswet 1920.
* Di zaman kemerdekaan pertama kali menggunakan istilah “pengantar ilmu hukum .”
adalah perguruan tinggi Gajah Mada yang didirikan di Yogyakarta 13 maret 1946.

ILMU-ILMU YANG MEMBANTU ILMU HUKUM YAITU :


Sejarah hukum =
* Salah satu bidang studi hukum, yang mempelajari perkembangan dan asal usul system
hukum dalam masyarakat tertentu dan memperbandingkan antar hukum yang berbeda
karena di batasi waktu yang berbeda pula.
* Sejarah Hukum adalah bidang studi tentang bagaimana hukum berkembang dan apa
yang menyebabkan perubahannya. Sejarah hukum erat terkait dengan perkembangan
peradaban dan ditempatkan dalam konteks yang lebih luas dari sejarah sosial.
* Di antara sejumlah ahli hukum dan pakar sejarah tentang proses hukum, sejarah hukum
dipandang sebagai catatan mengenai evolusi hukum dan penjelasan teknis tentang
bagaimana hukum-hukum ini berkembang dengan pandangan tentang pemahaman yang
lebih baik mengenai asal-usul dari berbagai konsep hukum.
* Sebagian orang menganggapnya sebagai bagian dari sejarah intelektual. Para
sejarawan abad ke-20 telah memandang sejarah hukum dalam cara yang lebih
kontekstual, lebih sejalan dengan pemikiran para sejarawan sosial. Mereka meninjau
lembaga-lembaga hukum sebagai sistem aturan, pelaku dan lambang yang kompleks,
dan melihat unsur-unsur ini berinteraksi dengan masyarakat untuk mengubah,
mengadaptasi, menolak atau memperkenalkan aspek-aspek tertentu dari masyarakat
sipil.
* Para sejarawan hukum seperti itu cenderung menganalisis sejarah kasus dari
parameter penelitian ilmu sosial, dengan menggunakan metode-metode statistik,
menganalisis perbedaan kelas antara pihak-pihak yang mengadukan kasusnya, mereka
yang mengajukan permohonan, dan para pelaku lainnya dalam berbagai proses hukum.
* Dengan menganalisis hasil-hasil kasus, biaya transaksi, jumlah kasus-kasus yang
diselesaikan, mereka telah memulai analisis terhadap lembaga-lembaga hukum, praktik-
praktik, prosedur dan amaran-amarannya yang memberikan kita gambaran yang lebih
kompleks tentang hukum dan masyarakat daripada yang dapat dicapai oleh studi tentang
yurisprudensi, hukum dan aturan sipil.

Politik hukum
Salah satu bidang studi hukum, yang kegiatannya memilih atau menentukan
hukum mana yang sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai oleh masyarakat.

Perbandingan hukum
Salah satu bidang studi hukum yang mempelajari dan mengidentifikasi persamaan
dan perbedaan dua atau lebih system hukum antar Negara maupun dalam Negara
sendiri.
Antropologi hukum
Salah satu bidang studi hukum yang mempelajari pola-pola sengketa penyelsaian
nya dalam masyarakat sederhana maupun masyarakat yang sedang mengalami proses
modernisasi .
Filsafat hukum
Salah satu cabang filsafat yang mempelajari hakikat dari hukum, objek dari filsafat
hukum dalah hukum yang dikaji secara mendalam.
Sosiologi hukum
Salah satu cabang ilmu pengetahuan yang secara analitis dan empiris
mempelajari hubungan timbale balik antara hukum dengan gejala social lainnya .
Psikologi hukum
Salah satu cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari hukum sebagai suatu
perwujudan jiwa manusia .
Ilmu hukum positif
Ilmu yang mempelajari hukum sebagai suatu kenyataan yang hidup berlaku pada
waktu sekarang.

PENGERTIAN ILMU HUKUM ( ADA DUA PENDAPAT)


* PENDAPAT PERTAMA: Tidak mungkin definisi ilmu hukum yang memuaskan, karena
hukum itu abstrak, banyak seginya dan luas sekali cakrawalanya (pendapat Imanuel
Kant, Lemaire, Gustav Radbruch, Walter Burckhardt).
* PENDAPAT KEDUA: Walaupun tidak memuaskan definisi hukum tetap harus di
berikan karena bagi pemula yang mempelajari hukum tetap ada manfaatnya paling tidak
sebagai pegangan sementara (pendafat aristoteles, Hugo de Groot/ Grotius, Thomas
Hobbes, van volen hoven, Bellefroid, Hans Kelsen dan Utrecht).
Dari berbagai ahli di simpulkan bahwa hukum meliputi berbagai unsure :

1. Peraturan tingkah laku manusia


2. Di buat oleh badan berwenang
3. Bersifat memaksa walaupun tak dapat di paksakan
4. Di sertai sanksi yang tegas

CIRI-CIRI HUKUM :
* Ada unsur perintah, larangan, dan kebolehan
* Ada sanksi yang tegas
* Adanya perintah dan larangan
* Perintah dan larangan harus ditaati
MANUSIA, MASYARAKAT DAN HUKUM
Aristoteles = > “ manusia sebagai mahluk social ( zoonpolicon) .”
P.J. Bouman = > “ manusia baru menjadi manusia apabila hidup dengan manusia
lainnya.”
Cicero = > “ Ubi societas ibi ius.” = dimana ada masyarakat disitu ada hukum.”

Bentuk masyarakat menurut dasar pembentukannya :


a) Maryarakat teratur yang diatur dengan tujuan tertentu.(contoh : perkumpulan
olahraga).
b) Masyarakat teratur terjadi dengan sendirinya yaitu dengan tidak sengaja dibentuk .
karena ada kesamaan kepentingan (contoh : penonton sepak bola).
c) Masyarakat tidak teratur terjadi dengan sendirinya tanda bentuk, (contoh: sekumpulan
manusia yang membaca Koran di tempat umum).

Bentuk masyarakat menurut dasar hubungannya :


a) Masyarakat paguyuban (gemeinschaft), antar anggota satu sama lainnya ada
hubungan pribadi menimbulkan ikatan batin (contoh: rumah tangga, kel. Pasundan).
b) Masyarakat patembayan (gesselschaft), hubungan bersifat lugas dan mempunyai
tujuan yang sama untuk mendapat keuntungan material (contoh: CV, PT, FA, KOP).

Menurut kebudayaannya bentuk masyarakat :


1) Masyarakat primitive dan modern
2) Masyarakat desa dan kota
3) Masyarakat territorial (daerah tertentu)
4) Masyarakat geneologis (anggota ada pertalian darah)
5) Masyarakat territorial geneologis

Menurut hubungan keluarga :


* Keluarga inti (nuclear family)
* Keluarga luas (extended family)

RELEVANSI KAIDAH HUKUM DAN KAIDAH LAINNYA


Kaidah = norma , aturan, nilai sikap, nilai perilaku
Macam norma
Norma sosial, terdiri dari :

1. Norma Agama
2. Norma kesusilaan
3. Norma Kesopanan
4. Norma Hukum
Norma /kaidah agama
* Merupakan ajaran-ajaran agama yang dijalankan oleh pemeluknya.
* Berlakunya norma agama di masyarakat tergantuk pada keyakinan orang yang
menjalankannya.
* Kuat lemahnya pelaksanaan norma agama di suatu masyarakat dapat dipengaruhi pula
oleh pengaruh pemegang kewenangan.
* Misalnya di hukum Islam ada ajaran habblumminallah dan hablumminannas
* Dilaksanakannya ajaran itu tergantung keimanan pemeluknya. Mengikatnya bila ada
keyakinan.

Norma kesusilaan
== Norma budi ,juga norma etik atau adat kebiasaan
* Norma ini lahir secara fitrah pada manusia sebagai makhluk yang bermoral.
* Rasa kemanusiaan yang mendasari adanya norma ini.
* Contohnya, kita tidak akan membiarkan apabila ada tetangga yang jatuh dari loteng.
* Kebiasaan adalah pola tindak yang berulang mengenai peritiwa yang sama berkenaan
dengan hal yang bersamaan pula.
* Baru mengikat bila orang tersebut merasa bahwa kebiasaan itu patut untuk ditaati/
dipatuhi.

Norma kesopanan
* Disebut juga norma fatsoen .
* Norma kesopanan ini sering tidak mengikat karena criteria kesopanan antar daerah
adalah berbeda.
* Hal ini tergantung pada lingkungannya.
* Daya mengikatnya berdasarkan ukuran suatu masyarakat itu.
* Mengikat tidaknya norma itu dalam masyarakat terletak pada keyakinan apakah norma
itu dapat ditegakkan apabila ada yang melanggarnya..
* Kemampuan untuk membedakan antara yang baik dan yang buruk atau etika ini
merupakan sumber dari kesadaran berkaidah (normbewustein).
* Kemampuan membedakan hal baik atau buruk ini disebut moral.
* Moral pribadi atau perorangan bersifat otonom, sedangkan moral positif terjadi apabila
criteria itu sudah menjadi keyakinan umum.

Norma hukum
* adalah norma yang dibuat oleh pemegang kekuasaan yang berwenang.
* Sifatnya memaksa dan melindungi.
* Sifat memaksa tampak pada sanksi yang diterapkan apabila terjadi pelanggaran dan
berlaku untuk umum.
* Sanksi norma hukum bersifat tegas, diatur dalam peraturan perundang-undangan.

Hubungan antara norma hukum Dan norma sosial


* Norma sosial tidak diatur oleh undang-undang.
* Pengaturan norma hukum harus terperinci berdasarkan asas legalitas.
* Norma hukum mengikat karena ada sanksi yang tegas dari penguasa.
* Norma social mengikat karena dipatuhi oleh anggota masyarakat. Berlakunya apabila
masyarakat menerima kaidah social itu sebagai sesuatu yang harus ditaati.
* Hubungan antara norma social dan norma hukum adalah saling mengisi, saling
memperkuat

Kaidah hukum
* Keempat jenis kaidah tersebut ada relevansinya, tidak bertentangan bahkan saling
memanjang.
* Perbedaan, antara kaidah hukum dengan kaidah lainnya terletak pada sanksinya,
sanksi hukum tegas dan nyata sedangkan sanksi kaidah lainnya tidak nyata bersifat
moral.

TEORI DAN KONSEP HUKUM


Teori hukum :

1. Prof Sahardjo: sebagai alat mengayomi masyarakat.


2. G. Niemeyer: alat mengatur kegiatan manusia.
3. L. Pospisil: alat untuk mengendalikan masyarakat kearah yang tertib.
4. Roscoe Pound: Tool Of Social Engineering = alat untuk melakukan perubahan
pola piker masyarakat.
5. Teori terpadu: Four In One = hukum sebagai alat mengayomi mengatur,
mengendalikan dan mengubah masyarakat.
6. Teori Etis = isi hukum semata-mata harus di tentukan oleh kesadaran etis kita
(rasa etika) mngenai apa adil dan apa yang tidak adil. aristoteles menganut teori
ini dalam bukunya rhetorica & rica necomachea berpendapat “Tujuan hukum itu
semata-mata untuk mewujudkan keadilan. Menurut dia keadilan terbagi 2 jenis: 1.
Keadilan Distributive: keadilan yang memberikan kepada setiap orang bagian
sesuai jasanya, atas dasar prinsip kesebandingan (bukan sama rata) 2. Keadilan
Komutatif: memberikan kepada setiap orang sama banyaknya tanpa mengingat
jasanya.
7. Teori Utilitas = hukum bertujuan mewujudkan apa yng berfaedah, “Kebahagian
terbesar untuk jumlah terbanyak”. “The greatest happiness for the greatest
number”, hukum bisa dikatakan berhasil guna apabila sebanyak mungkin dapat
mewujudkan keadilan (Jeremy Betham dalam bukunya the principles of morals
and legislation, 1780M).

hukum dengan kekuasaan saling melengkapi, ucapan Prof. Muhtar Khusumahatmadja


yang sangat popular. “Hukum tanpa kekuasaan adalah angan-angan, kekuasaan tanpa
hukum adalah kesewenang-wenangan.
Kelemahan teori ETIS & UTILITAS = terlalu berat sebelah, terlalu mengagungkan
keadilan dengan mengabaikan kepastian hokum.
Dengan terabaikannya kepastian hukum akan terganggu ketertiban, padahal dengan
terwujudnya ketertiban maka akan terwujud pula keadilan Kelemahan teori ini
memunculkan teori pengayoman (pendapat menteri kehakiman suhardjo).
Teori ini berpendapat bahwa : tujuan hukum adalah mengayomi kepentingan manusia
secara aktif (mendapatkan kondisi kemasyarakatan yang manusiawi dalam proses yang
berlangsung secara wajar) dan pasip (mengupayakan pencegahan tindakan sewenang-
wenang dan penyelah gunaan hak).
Pengayoman meliputi :

1. Mewujudkan ketertiban dan keteratuaran


2. Mewujudkan kedamaian sejati
3. Mewujudkan keadialan
4. Mewujudkan kesejahteraan dan keadilan sosial

Warga masyarakat selama tidak melanggar hak dan merugikan orang lain tanpa rasa
khawatir akan :

1. Secara bebas melakukan apa yang dianggap benar


2. Secara bebas dapat mengembangkan bakat dan minat
3. Secara bebas merasa selalu mendapat perlakuan wajar

ALIRAN-ALIRAN / MAZHAB-MAZHAB/ PARADIGMA DALAM HUKUM


MAZHAB SEJARAH HUKUM : Cral Von Savigny = hokum adalah hokum kebiasaan,
yang berbentuk tidak tertulis, tidak dibuat orang tetapi timbul dari masyarakat, tumbuh
dan berkembang bersama-sama masyarakat, serta di pertahan kan berlakunya oleh
masyarakat yang bersangkutan.
MAZHAB LEGISME : Hans Kelsen hokum adalah hokum undang-undang, bentuknya
tertulis dibuat oleh Negara / pemerintah dan dipertahankan berlakunya oleh Negara/
pemerintah.
MAZHAB MODERN : Van Apeldoorn, hokum adalah baik hokum kebiasaan maupun
hokum undang-undang dan peraturan tertulis, baik yang timbul dari masyarakat, maupun
yang dibuat oleh Negara/ pemerintah.

DEFINISI HUKUM

1. Prof. Meyers: Semua aturan yang mengandung pertimbangan kesusilaan,


ditujukan kepada tingkah laku manusia dalam masyarakat yang menjadi pedoman
bagi penguasa Negara dalam melakuakn tugasnya.
2. Leon dubuit: Aturan tingkah laku masyarakat, aturan yang daya penggunaannya
pada saat tertentu diindahkan masyarakat oleh masyarakat sebagai jaminan diri
kepentingan bersama dan jika dilanggar menimbulkan reaksi bersama.
3. Imanuel kant keseluruhan syarat-syarat yang dengan ini kehendak bebas dari
orang-orang dapat menyesuaikan diri dengan kehendak bebas dari orang lain
menurut asas kemerdekaan.
4. Utrecht: Himpunan peraturan–peraturan yang mengurus tata tertib suatu
masyarakat dan oleh karena itu harus ditaati oleh masyarakat.

UNSUR – UNSUR HUKUM :


- Peraturan di adakan badan resmi
- Peraturan bersifat memaksa
- Sanksi tegas bagi pelanggarnya

PENGERTIAN BERBAGAI TERMINOLOGI YANG SERING DITEMUI :


* MASYARAKAT HUKUM : sekelompok orang dalam wilayah tertentu dimana berlaku
serangkaian peraturan yang jadi pedoman bertingkah laku bagi setiap anggota kelompok
dalam pergaulan hidup yang jadi pedoman bertingkah laku bagi setiap anggota kelompok
dalam pergaulan hidup mereka. dari sudut ikatan batin dibagi 2 :(gemeinschaft &
gesellschaft) .
* SUBJEK HUKUM : Pendukung hak terdiri dari badan hokum alam (manusia dewasa)
dan badan hokum buatan (organisasi yang berbadan hokum punya hak dan kewajiban).
* OBJEK HUKUM : Segala sesuatu yang berguna bagi subjek hokum dan dapat menjadi
pokok suatu hubungan hokum bagi para subjek hokum. (contoh: benda yang mempunyai
nilai ekonomis merupakan objek hokum).
* PERISTIWA HUKUM : Kejadian/ peristiwa yang akibatnya di atur oleh hokum. peristiwa
hokum di bagi 2 (karena perbuatan subjek hokum (manusia atau badan hokum) & karena
bukan perbuatan subjek hokum (karena UU contoh: kelahiran, kematian daluwarsa
(melepaskan / mendapatkan = exstinctief / akuisitief ).
* PERBUATAN HUKUM : Perbuatan subjek hokum yang akibat hukumnya di kehendaki
pelaku terbagi lagi menjadi dua: (bukan perbuatan hokum (contoh: jual beli) & perbuatan
hokum (contoh: zaakwarneming = > psl 1354 KUHPdt &Onrechtmatigedaad = > psl 1365
KUHPdt atau 1401 BW ( Burgerlijk wetboek ).
* HUBUNGAN HUKUM : Hubungan diantara subjek hokum yang di atur oleh hokum.
Dalam setiap hubungan hokum selalu terdapat hak dan kewajiban. Hubungan hokum
(HH) dapat dibagi :
1. HH. Bersegi satu = > timbul kewajiban saja ( hibah tanah)
2. HH. Bersegi dua = > timbul hak dan kewajiban ( jual beli )
3. HH. Sederajat = > ( suami isteri)
4. HH. Tidak sederajat = > penguasa dengan rakyat
5. HH. Timbal balik = > timbulkan hak dan kewajiban
6. HH. Timpang bukan sepihak = > pinjam meminjam
* AKIBAT HUKUM : Akibat yang ditimbulkan oleh peristiwa hokum contoh timbulnya hak
dan kewajiban.
* FUNGSI HUKUM : Peran yang dimiliki dan harus di laksanakan oleh hokum:

1. Menertibkan masyarakat dan mengatur pergaulan hidup.


2. Menyelsaikan pertikaian.
3. Memelihara dan mempertahankan ketertiban dan aturan-aturan, jika perlu
dengan kekerasan.
4. Mengubah tata tertib dan aturan sesuai kebutuhan masyarakat.
5. Memenuhi keadilan dan kepastian hokum.
6. Direktip, Integratip, stabilitatip, proyektip dan korektip (syachran basah).
7. Sebagai alat penggerak pembangunan.
8. Sebagai alat kritik (fungsi kritis) mengawasi masyarakat dan pejabat.

TUJUAN HUKUM MENURUT PARA AHLI :


1. Apeldoorn: Untuk mengatur pergaulan hidup secara damai. Terdapat keseimbangan
kepentingan anggota masyarakat di jamin oleh hokum
- Terciptanya masyarakat yang adil dan damai.
- Keadilan menurut aristoteles : Keadilan distributive dan komutatif.
2. Prof. Soebakti: Mengabdi kepada masyarakat yaitu mendatangkan kemakmuran dan
kebahagiaan rakyat.
3. Jeremy Bentham: Menjamin adanya kebahagiaan yang maximal kepada seorang yang
sebanyak–banyaknya, sehingga kepastian merupakan tujuan utama hokum.
4. Van kan: Menjaga setiap kepentingan manusia agar tidak diganggu.
5. Roscoe pound: Merekayasa masyarakat.

Filsafat Hukum
Dosen : Prof. Dr. H. R. Otje Salman, S.H

Pengertian Teori Hukum, Filsafat Hukum dan Yurisprudence

Teori hukum

adalah disiplin hukum yang secara kritikal dalam perspektif interdisipliner menganalisis berbagai
aspek dari hukum secara tersendiri dan dalam keseluruhannya, baik dalam konsepsi teoritikalnya
maupun dalam pengolahan praktikalnya dengan tujuan untuk memperoleh pemahaman yang lebih
baik dan penjelasan yang lebih jernih tentang bahan-bahan hukum tersaji.

Pokok kajian teori hukum :

 Analisis hukum yaitu upaya pemahaman tentang struktur sistem hukum, sifat dan kaidah hukum,
pengertian dan fungsi asas-asas hukum, unsure-unsur khas dari konsep yuridik (subyek hukum,
kewajiba hukum, hak, hubungan hukum, badan hukum, tanggunggugat, dsb)
 Ajaran metode yaitu metode dari ilmu hukum (dogmatik hukum), metode penerapan hukum
(pembentukan hukum dan penemuan hukum), teori perundang-undangan, teori argumentasi
yuridik (teori penalaran hukum).
 Ajaran ilmu (epistemologi) dari hukum dengan mempersoalkan karakter keilmuan ilmu hukum
 Kritik ideology yaitu kritik terhadap kaidah hukum positif, menganalisis kaidah hukum positif,
menganalisis kaidah hukum untuk menampilkan kepentingan dan ideologi yang melatarbelakangi
aturan hukum positif (undang-undang)

Filsafat hukum adalah filsafat yang objeknya khusus hukum

Pokok kajian filsafat hukum :

 Ontologi hukum yaitu ilmu tentang segala sesuatu (Merefleksi hakikat hukum dan konsep-konsep
fundamental dalam hukum, seperti konsep demokrasi, hubungan hukum dan kekuasaan,
hubungan hukum dan moral).
 Aksiologi hukum yaitu ilmu tentang nilai (Merefleksi isi dan nilai-nilai yang termuat dalam hukum
seperti kelayakan, persamaan, keadilan, kebebasan, kebenaran, dsb)
 Ideologi hukum yaitu ilmu tentang tujuan hukum yang mengangkut cita manusia (Merefleksi
wawasan manusia dan masyarakat yang melandasi dan melegitimasi kaidah hukum, pranata
hukum, sistem hukum dan bagian-bagian dari sistem hukum).
 Teleologi hukum yaitu ilmu tentang tujuan hukum yang menyangkut cita hukum itu sendiri
(Merefleksi makna dan tujuan hukum)
 Epistemologi yaitu ilmu tentang pengetahuan hukum (Merefleksi sejauhmana pengetahuan
tentang hakikat hukum dan masalah-masalah fundamental dalam filsafat hukum mungkin
dijalankan akal budi manusia)
 Logika hukum yaitu ilmu tentang berpikir benar atau kebenaran berpikir (Merefleksi atran-aturan
berpikir yuridik dan argumentasi yuridik, bangunan logical serta struktur sistem hukum)
 Ajaran hukum umum

Yurisprudence adalah ilmu yang mempelajari pengertian dan sistem hukum secara mendalam

Pokok kajian yurisprudence :

– Logika hukum

– Ontologi hukum (penelitian tentang hakekat dari hukum)

– Epistemologi hukum (ajaran pengetahuan)

– Axiologi (penentuan isi dan nilai)

Filsafat Hukum Dalam Kaitan Dengan Hakekat Hukum

Filsafat hukum merupakan ilmu pengetahuan yang berbicara tentang hakekat hukum atau
keberadaan hukum. Hakekat hukum meliputi :

1. Hukum merupakan perintah (teori imperatif)

Teori imperatif artinya mencari hakekat hukum. Keberadaan hukum di alam semesta adalah
sebagai perintah Tuhan dan Perintah penguasa yang berdaulat

Aliran hukum alam dengan tokohnya Thomas Aquinas dikenal pendapatnya membagi hukum (lex)
dalam urutan mulai yang teratas, yaitu :

 Lex aeterna (Rasio Tuhan yang tidak dapat ditangkap oleh manusia, yang disamakan hukum abadi)
 Lex divina (Rasio Tuhan yang dapat ditangkap oleh manusia)
 Lex naturalis (Penjelmaan dari Lex aeterna dan Lex divina)
 Lex positive (hukum yang berlaku merupakan tetesan dari Lex divina kitab suci

Aliran positivisme hukum Jhon Austin beranggapan bahwa hukum berisi perintah, kewajiban,
kedaulatan dan sanksi. Dalam teorinya yang dikenal dengan nama “analytical jurisprudence” atau
teori hukum yang analitis bahwa dikenal ada 2 (dua) bentuk hukum yaitu positive law (undang-
undang) dan morality (hukum kebiasan).

2. Kenyataan sosial yang mendalam (teori indikatif)

Mahzab sejarah : Carl von savigny beranggapan bahwa hukum tidak dibuat melainkan tumbuh dan
berkembang bersama-sama dengan masyarakat.

Aliran sociological jurisprudence dengan tokohnya Eugen Eurlich dan Roscoe Pound dengan
konsepnya bahwa “hukum yang dibuat agar memperhatikan hukum yang hidup dalam masyarakat
(living law) baik tertulis malupun tidak tertulis”.

 Hukum tertulis atau hukum positif

Hukum posistif atau Ius Constitutum yaitu hukum yang berlaku di daerah (negara) tertentu pada
suatu waktu tertentu.

Contoh : UU Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan.

 Hukum tidak tertulis

– Hukum kebiasaan yaitu kebiasaan yang berulang-ulang dan mengikat para pihak yang terkait

– Hukum adat adalah adat istiadat yang telah mendapatkan pengukuhan dari penguasa adat

– Traktat atau treaty adalah perjanjian yang diadakan antar dua negara atau lebih dimana isinya
mengikat negara yang mengadakan perjanjian tersebut.

– Doktrin adalah pendapat ahli hukum terkemuka

– Yurisprudensi adalah kebiasaan yang terjadi di pengadilan yang berasaskan “azas precedent”
yaitu pengadilan memutus perkara mempertimbangkan putusan kasus-kasus terdahulu yang di
putus (common law)

3. Tujuan hukum (teori optatiif)

 Keadilan

Menurut Aristoteles sebagai pendukung teori etis, bahwa tujuan hukum utama adalah keadilan
yang meliputi :

– Distributive, yang didasarkan pada prestasi

– Komunitatif, yang tidak didasarkan pada jasa

– Vindikatif, bahwa kejahatan harus setimpal dengan hukumannya


– Kreatif, bahwa harus ada perlindungan kepada orang yang kreatif

– Legalis, yaitu keadilan yang ingin dicapai oleh undang-undang

 Kepastian

Hans kelsen dengan konsepnya (Rule of Law) atau Penegakan Hukum. Dalam hal ini mengandung
arti :

– Hukum itu ditegakan demi kepastian hukum.

– Hukum itu dijadikan sumber utama bagi hakim dalam memutus perkara.

– Hukum itu tidak didasarkan pada kebijaksanaan dalam pelaksanaannya.

– Hukum itu bersifat dogmatic.

 Kegunaan

Menurut Jeremy Bentham, sebagai pendukung teori kegunaan, bahwa tujuan hukum harus berguna
bagi masyarakat untuk mencapai kebahagiaan sebesar-besarnya.

Filsafat Hukum Dalam Kaitan Dengan Perundang-undangan

1. Pembukaan UUD 1945

 Pembukaan alenia pertama, secara substansial mengandung pokok prikeadilan, konsep pemikiran
yang mengarah kepada kesempurnaan dalam menjalankan hukum didalam kehidupan.
 Pembukaan alenia kedua, adil dan makmur, merupakan implementasi dari tujuan hukum yang
pada dasarnya yaitu memberikan kesejahteraan kepada masyarakat.
 Pembukaan alenia ketiga, mengatur mengenai hubungan manusia dengan Tuhan atau
penciptanya yang telah mengatur tatanan di dunia ini.
 Pembukaan alenia keempat, mengenai lima sila dari Pancasila yang merupakan cerminan dari
nilai-nilai bangsa yang diwariskan turun-temurun dan abstrak yang Pancasila merupakan kesatuan
sistem yang berkaitan erat tidak dapat dipisahkan.

2. Undang-undang yaitu terdapat dalam Konsideran (pertimbangan) atau isinya(pasal-pasalnya)

Aliran Hukum Dalam Filsafat Hukum

1. Aliran Hukum Alam

Yaitu aliran yang konsepsinya bahwa hukum berlaku universal dan abadi.

Tokohnya Plato, Aristoteles, Thomas Aquinas, Grotius.

 Plato
 Aristoteles dalam teori dualisme bahwa manusia bagian dari alam dan manusia adalah majikan
dari alam
 Thomas Aquinas
 Grotius dengan kosepnya “mare liberium

Kelebihan aliran hukum alam : mengembangkan dan membangkitkan kembali orang untuk
berfilsafat hukum dalam mencari keadilan, mengembangkan perlindungan terhadap HAM,
mengembangkan hukum internasional.

Kekurangan aliran hukum alam : anggapan bahwa hukum berlaku universal dan abadi itu tidak
ada karena hukum selalu disesuaikan dengan kebutuhan manusia dan perkembangan zaman.

2. Aliran Positivisme Hukum

Yaitu aliran yang konsepnya bahwa hukum merupakan perintah dari penguasa berdaulat (Jhon
Austin) dan merupakan kehendak dari pada Negara (Hans Kelsen).

3. Mahzab Sejarah (historical jurisprudence)

Yaitu aliran hukum yang konsepnya bahwa hukum tidak dibuat melainkan tumbuh dan
berkembang bersama-sama dengan masyarakat. Tokoh : Carl von Savigny

4. Aliran Sociological Jurisprudence

Yaitu aliran hukum yag konsepnya bahwa huku yang dibuat agar memperhatikan hukum yang
hidup dalam masyarakat atau living law baik tertulis maupun tidak tertulis. Tokoh : Eugen Ehrlich

5. Aliran Pragmatic Legal Realism

Yaitu aliran hukum yang konsepnya bahwa hukum dapat berperan sebagai alat pembaharuan
masyarakat. Tokoh : Roscoe Pound

6. Aliran Marxis Yurisprudence

Yaitu aliran yang konsepnya bahwa hukum harus memberikan perlindungan terhadap golongan
proletar atau golongan ekonomi lemah. Tokoh : Lenin, Bernstein, Gramsci, Horkheimer, Marcuse.

7. Aliran Anthropological Jurisprudence

Yaitu airan yang konsepnya bahwa hukum mencerminkan nilai sosial budaya (Northrop), hukum
mengandung system nilai (Mac Dougall)

8. Aliran Utilitariannism

yaitu aliran yang konsepnya bahwa hukum memberikan kebahagiaan yang sebesar-besarnya bagi
orang sebanyak-banyaknya (the greatest happines for ter greatest number).
Tokoh : Jhon Lucke

9. Mahzab Unpad, yaitu aliran yang konsepnya bahwa hukum dapat berfungsi sebagai sarana
pembaharuan masyarakat. Tokoh : Mochtar Kusumaatmadja.

 Hukum tidak meliputi asas dan kaidah yang mengatur kehidupan manusia dalam masyarakat
termasuk lembaga dan proses didalam mewujudkan kaedah itu dalam kenyataan.
 Hukum adalah keseluruhan kaedah dan asas yang mengatur kehidupan manusia dalam
masyarakat, termasuk lembaga dan proses dalam mewujudkan berlakunya hukum.

Filsafat Hukum : Filsafat Hukum Lengkap


FILSAFAT HUKUM

Arti secara Etimologis

 Berdasar asal katanya, kata Filsafat berasal dari bahasa Yunani PHILOSOPHYA. Kata
ini merupakan gabungan dari dua kelompok akar kata.
o Kelompok akar kata pertama adalah kata Philein dan sophos. Philein
berarti cinta dan sophos berarti kebijaksanaan.
 Cinta bukan sbg noun, bukan sbg adjective, tetapi cinta = verb
 Verb ?  kerja manusia untuk mengerjasamakan ketiga unsur dlm jiwanya 
bijaksana
 Kelompok akar kata kedua adalah kata phylo dan sophya. Phylo = sahabat, dan sophya =
kebijaksanaan. Maksud : Manusia harus dapat berperan sbg sahabat kebijaksanaan dalam
kondisi apapun juga.

Arti filsafat secara historis

 Filsafat sebagai mother of scientiaum

– perlu diingat sejarah awal lahirnya filsafat sampai berkembangnya faham Positivisme

 Filsafat sebagai interdisipliner ilmu

-perlu diingat berbagai fenomena dalam perkembangan ilmu (arogansi ilmiah,vak idiot,persoalan
humanistik)

Arti secara terminologis

 Filsafat sbg PANDANGAN HIDUP (FALSAFAH), merupakan hasil


pensikapan manusia thd alam sekitarnya, kebenarannya masih bersifat
subjektif, baik individual maupun kolektif.
 Filsafat sbg ILMU (FILSAFAT), yg memenuhi syarat ilmu :

FILSAFAT SEBAGAI ILMU


 Berobjek Objek material = segala sst yang ada , Objek Formal =
dari segi hakikat
 Bermetode  Analisis Abstraksi
 Bersistem  adanya kesatuan dari unsur ontologi, epistemologi,
dan aksiologi
 Universal  kebenaran hasil pemikirannya dpt diterima dimana
saja, kapan saja, dan oleh siapa saja, minimal bagi kelompok
ilmuwan yg sama.

CIRI DAN PRINSIP BERFILSAFAT

 CIRI-CIRI BERFIKIR FILOSOFIS


o Radikal  mendasar, mendalam
o Integral  kesatuan unsur-unsur intrinsic
o Komphrehensif  kesatuan dg unsur-unsur lain yg relevan  menyeluruh
o Sistematik bertahap & bertanggungjawab
 PRINSIP-PRINSIP BERFIKIR FILOSOFIS
o Principium Identitatis  A = A
o Principium Contradictionis  A >< B
o Principium Exclusi tertii  A=A / A=B
o Principium Sufficient Reason  If A=B harus ada alasan cukup
o Principium Exemplaris  Ada example, contoh/bukti nyata.

PENGERTIAN HUKUM

 Menurut Von Savigny


 = hukum tidak dibuat, tetapi hukum ada / lahir dan lenyap bersama-sama masyarakat.
Pengertian ini hanya dapat diberlakukan untuk hukum kebiasaan / hukum tidak tertulis 
lahir pengertian hukum tidak tertulis
 Menurut Roscoe Pound
 = hukum is a tool for social engineering  hukum hanya dapat diaplikasikan / berfungsi
apabila masyarakat tidak berlangsung seperti yang diidealkan pengertian ini biasanya
berupa hukum tertulis / hukum formal
 Pengertian hukum secara umum
 hukum adalah himpunan peraturan-peraturan yg mengatur keseluruhan kegiatan manusia
yang disertai dengan sanksi dan bersifat imperatif.
 Imperatif : Imp.hipotetis dan imp.kategoris

PENGERTIAN FILSAFAT HUKUM

 ARTI FILSAFAT HUKUM

a. Menurut Van Apeldoorn


Fil.Hukum adl ilmu yg menjawab pertanyaan apakah hukum itu ? Ilmu hukum tidak dapat
memberi jawaban yg memuaskan, krn jawabannya sebatas ada fenomenanya, gejala.
melahirkan hukum yg bersifat formalistic belaka

b. Menurut Utrecht

Filsafat hukum merupakan ilmu yg menjawab pertanyaan apakah hukum itu, apa sebab orang
mentaati hukum, keadilan manakah yg dpt dijadikan sbg ukuran baik-buruknya hukum.

c. Secara Umum

Filsafat hukum is ilmu yg mempelajari asas / pendirian yg paling mendasar tentang hukum 
ilmu yg mempelajari hakikat terdalam dari hukum  ilmu yang mencari / menemukan “ruh”-nya
hukum .

2. FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB ADANYA FILSAFAT HUKUM

 Adanya kebimbangan tentang kebenaran dan keadilan dr hukum yg


berlaku, dan adanya ketidakpuasan terhadap aturan hukum yg berlaku, krn
tidak sesuai dg keadaan masy. Yg diatur hukum tsb.
 Adanya kesangsian terhadap nilai peraturan hukum yg berlaku
 Adanya aliran yg berpendapat bahwa satu-satunya sumber hukum adalah
hukum positif (hukum yg berlaku saat itu)
 Adanya pendirian bahwa hukum adalah suatu gejala masyarakat yang harus
meladeni kepentingan masyarakat, shg landasan hukum adalah
penghidupan sendiri.

3. TUJUAN FILSAFAT HUKUM

 Menjelaskan nilai-nilai dan dasar-dasar hukum sampai pada dasar filosofisnya 


ditemukan hakikat, esensi, substansi, ruh-nya hukum  shg hukum mampu hidup
dalam masyarakat, (kejujuran,kemanusiaan,keadilan,equity)

4. FUNGSI DAN PERAN FILSAFAT HUKUM

 Menumbuhkan kesadaran akan pentingnya hukum dalam hidup bersama


 Menumbuhkan ketaatan pada hukum
 Menemukan ruhnya hukum
 Menghidupkan hukum dalam masyarakat
 Memacu penemuan hukum baru

8. KAJIAN FILOSOFIS TERHADAP HUKUM

 Agar ruh-nya hukum dapat ditemukan maka hukum harus dikaji dengan
menerapkan ciri-ciri berfikir filosofis, dan dalam menyelesaikan setiap persoalan
hukum dengan menggunakan prinsip-prinsip berfikir filosofis.
 MAHASISWA LATIHAN !

– diskusi kelompok penerapan ciri berfikir filosofis dlm penyelesaian masalah hukum

– mencari dua masalah hukum yang sejenis dari surat kabar (media masa), kemudian
dianalisis dengan menerapkan prinsip berfikir filosofis.

5. TERBENTUKNYA HUKUM

Menurut Glastra van Loon, terbentuknya hukum dikelompokkan dalam tiga kategori :

a. Menurut Aliran Legisme (abad 15-19)

 Terbentuknya hukum melalui pembuatan undang-undang, shg hukum identik dg


undang-undang.
 Undang-undang merupakan satu-satunya sumber hukum, shg kebiasaan dan
hukum adat bukan peraturan hukum, kecuali apabila undang-undang
menentukannya.
 Pembentukan hukum di luar uu dianggap tidak dapat menjamin kepastian hukum,
shg dianggap bukan sbg hukum.
 Tokoh ; Paul Laband, Jellinek, Hans Nawiasky, Hans Kelsen, John Austin

b. Menurut Freirechtslehre (abad 19-20)

 Terbentuknya hukum hanya di dalam lingkungan peradilan, dan dilakukan di


peradilan  peranan hakim sangat dominan, hakim sbg pembentuk hukum.
 Undang-undang dan kebiasaan bukan sumber hukum, tetapi hanya sbg sarana
pembantu hakim dalam upaya untuk menemukan hukum pada kasus yg konkrit.

c. Menurut Heersende Leer (abad 20)

 hukum terbentuk melalui berbagai cara:


o Lewat pembentukan UU
o Dengan interpretasi UU
o Penjabaran dan penyempurnaan UU oleh hakim
o Melalui pergaulan hidup
o Lewat kasasi.

6. Sumber hukum : sesuatu yg dapat menimbulkan hukum

 Sumber hukum :
 SH Ideal, yg meliputi Common Law dan Authoritarian Law
 SH Faktual, meliputi; Authoritarian law,common law, Jurisprudenci,traktat,doktrin.
 Pendapat lain ttg sumber hukum:
o Sumber hukum Material, sumber hukum yg menentukan isi kaidah hukum
o Sumber hukum Formal,sumber hukum yg menentukan bentuk kaidah
hukum. Materi hukum butuh suatu form agar menjadi kaidah hukum yg
berlaku secara umum, mengikat dan ditaati. Bentuknya antara lain;UU,
kebiasaan,adat,traktat

7. BENTUK HUKUM :

 Menurut J.F Glastra van Loon, ada 4 bentuk hukum :


 hukum tak tertulis
 hukum tercatat
 hukum tertulis
 hukum yg terkodifikasi

SISTEM FILSAFAT HUKUM

1. 0ntologi hukum

Sebagai hasil penerapan ciri berfikir filosofis radikal.

Hal yang dibahas didalamnya adalah :

– Objek kajian ilmu hukum, termasuk objek kajian sesungguhnya

– Asumsi dasar ilmu hukum

Objek yang dikaji ilmu hukum : produk-produk hukum, asas hukum,sumber hukum,sistem
hukum,subjek hukum.

 Dalam objek hukum tersebut tidak akan ada berbagai masalah apabila di dlmnya sudah
ada kesadaran hukum. Jadi objek sesungguhnya ilmu hukum adalah kesadaran hukum
masyarakat.
 Berbagai objek ilmu hukum tersebut agar berkembang perlu kajian, kajian tersebut
biasanya diawali dengan meragukan kebenaran asumsi dasarnya . Asumsi dasar dapat
dipahami sebagai asas-asas hukum. Misal : Asas praduga tak bersalah. Pengertian dr asas
ini adl jika seseorang belum terbukti bersalah tidak dapat diperlakukan sbg tersangka.
Tingkat pemahaman dan perwujudan asas ini masih membutuhkan kajian, tidak boleh
diterima begitu saja. Kajian yg dilakukan akan mengembangkan ilmu kita.

1. Dimensi Epistemologi

 Dimensi epistemologi ada sebagai konsekuensi penerapan ciri berfikir filosofis


,integral.Setelah ditemukan berbagai faktor / sebab dr suatu persoalan, maka kemudian
dpt ditentukan sumber persoalan,metode mengatasinya, ukuran kebenaran hasil
pemikirannya / solusinya.
 Jd dimensi epistemologi ilmu hukum membahas ttg sumber hukum, metodenya ilmu
hukum, baik metode menemukan maupun metode analisisnya,dan ukuran kebenaran
produk-produk hukum.

1. Sumber hukum is sst yg dpt menimbulkan hukum. Terdapat bbrp pendapat ttg sumber
hukum, sbb:

– Glastra Van Loon : s.h is keputusan-keputusan pemerintah,jurisprudensi,kebiasaan.

– Utrecht, s.h ditentukan dr aspek sejarah, sosiologi, antropologi, dan filsafat.

– Muchsan : s.h material dan s.h formal, yg pertama menentukan isi kaidah hukum,yg
kedua menentukan bentuk kaidah hukum

– scr substansial : s.h ideal dan s.h faktual.yg pertama berupa cita-cita,nilai, yang dpt
berasal dr masyarakat dan penguasa. Yg kedua berupa ketentuan-ketentuan konkrit untuk
mewujudkan cita-cita tadi.

2. Metode perumusan hukum

Metode yang diambil biasanya disesuaikan dg sumber kajian / objeknya. Sumber materi
hukum yang ideal adl hasil konfirmasi/ dialog antara rakyat dengan penguasa.

Metode yang sesuai dengan sumber / objek kajian spt tsb menurut Mudzakkir adalah
metode interpretasi. Dalam pelaksanaannya metode ini akan mempertimbangkan empat
aspek, yaitu aspek ideal (ke atas), aspek kontekstual (ke bawah), aspek historis ( ke
belakang), dan aspek teleologis (ke depan). Konsekuensinya setiap produk apapun pada
saat perumusannya harus dipertimbangkan dengan cita-cita negara, cita-cita rakyat, latar
belakang sejarah, dan tujuan bersama yg bersifat progresif. Proses perumusan hukum
tidak boleh tergesa-gesa, gegabah.

 Metode Pengumpulan data : Studi pustaka,wawancara,angket,observasi,angket,studi


dokumen,interview
 Metode Analisis data :Analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Yang banyak dipakai
adalah analisis kualitatif. Jenis analisis kualitatif, a.l : deskriptif yuridis,
sosiologis,filosofis,historis, dan kualitatif komparatif
 Metode penemuan hukum : Interpretasi (interpretasi gramatikal, sistematis,historis,
teleologis / sosiologis, komparatif, futuristis), Analogi, a contrario, penyempitan hukum,
eksposisi.

3. Ukuran kebenaran produk hukum

Ada empat teori kebenaran (dlm filsafat) :

a. Teori kebenaran koherensi  tdk boleh ada contradictio interminis


b. Teori kebenaran korespondensi  sesuai fakta dlm masy.

c. Teori kebenaran pragmatis  manfaat bg masy

d. Teori kebenaran perfomatis  merubah masy (cara berfikir, sikap,perilaku,motivasi)

1. Dimensi Aksiologi

Dimensi aksiologi diakibatkan dr penerapan ciri berfikir komprehensif dan sistematik.

Apabila telah dihasilkan produk-produk hukum yang sudah terukur tingkat kebenarannya, maka
dapat diterapkan dan dikembangkan dengan tetap mempertimbangkan berbagai nilai yg
melingkupinya, yaitu nilai yuridis,etis,estetis, religius.

Konsekuensinya, setiap produk hukum akan dapat mengangkat harkat martabat manusia dan
bermanfaat bagi kemaslahatan umat (sesuai dengan visi dan misi diciptakan dan
dikembangkannya ilmu)

SEJARAH PEMIKIRAN TTG HUKUM

I. Masa Yunani – Romawi

 Filsof-filsof I (Anaximander,Heraklitos,Permenides) ; hukum tidak terbatas pada


masyarakat manusia, tetapi juga untuk semesta alam, shg antara hukum alam dan
hukum positif menjadi satu, sbg bagian dari hukum Ilahi
 Kaum Sofis
 Negara disebut dengan Polis, dan pada abad V SM polis sudah demokratis; sudah
bukan polis yg res patricia, ttp polis yang res publica.

Saat itu sudah ada aturan hukum yg jelas (UU), dan warga ikut aktif dlm pembuatan UU,
shg baik dan adil hukum berdasar pada keputusan manusia, bukan pada aturan alam, shg
tidak ada kebenaran objektif, yg berakibat pada suatu anggapan manusia sbg ukuran
segala-galanya  kesewenang-wenangan  anarkhi nihilisme.

 Keadaan tersebut melahirkan pemikiran bagi para filsof, antara lain:

1. Socrates

 Kebenaran objektif  dilakukan dg peningkatan pengetahuan  mll pendidikan,


shg tugas utama negara adalah mendidik warga negara dlm keutamaan (arête).
Arete is taat pada hukum negara, yg didasarkan pd pengetahuan intuitif ttg yang
baik dan benar (ada dlm setiap manusia), disebut theoria. Cara : Refleksi atas diri
sendiri, Gnooti Seauton.

2. Plato
– Karya (ttg negara) : Politeia dan Nomoi

– Ajaran :

A. Dualisme, ada dunia ide, eidos, dan dunia fenomen, shg negara juga ada negara ideal,
dan negara fenomen. Dalam negara ideal segalanya sangat teratur secara adil.

Bagaimana dapat teratur? dikaji dari keteraturan jiwa, yaitu ketiga unsur jiwa
(akal,rasa,karsa) akan memiliki keteraturan apabila ada kesatuan harmonis apabila
perasaan dan nafsu dikendalikan dan ditundukkan oleh akal  Keadilan : terletak pada
batas seimbang antara ketiga bagian jiwa  aplikasi: negara harus diatur scr seimbang
sesuai dg bagian-bagiannya  keadilan. Bagian-bagian negara menurut Plato:

a.kelas orang-orang yg memiliki kebijaksanaan

b.kelas orang yg memiliki keberanian  kelas tentara

c.kelas orang yg memiliki pengendalian diri

 Adil, if setiap golongan berbuat sesuai dg tempat dan fungsinya (tugasnya).

B.Kitab UU  didahului dg preambul (motif dan tujuan metaati UU)  w n taat tidak
karena takut, tetapi karena insaf akan kegunaan UU tsb. Menurut Plato if ada pelanggaran
disebabkan karena kekurangtahuan tentang keutamaan hidup, shg diperlukan
pendidikan, pendidikan ini antara lain berupa hukuman, shg hukuman bertujuan untuk
memperbaiki sikap moral si pelanggar, jika tidak dpt diperbaiki moralnya, lebih baik
dibunuh.

3. Aristoteles

Karya : Politika (8 jilid)

Pemikiran : pemisahan antara hukum alam dan hukum positif  muncul masalah
ketaatan. Ketaatan cenderung imp. Hipotetis bukan imp.kategoris.

JAMAN ROMAWI

 Ajaran Stoa sangat berpengaruh .


 Hubungan manusia dengan diri sendiri dan dg logos. Hubungan dg logos ini melalui
hukum universal (lex universalis), terdapat pd segala yg ada, shg disebut pula lex
aeterna (hukum abadi) menjelma ke alam Lex naturalis, sbg dasar bagi hukum
positif.
 Keutamaan seseorang adalah taatnya pada hukum alam bukan pada hukum positif,
UU ditaati if sesuai dg hukum alam.
 Yg penting dlm perkembangan hukum jaman ini adalah timbulnya ius gentium.
Alur piker ; Budi ilahi hukum alam berlaku di mana-mana bagi semua orang
 bersifat abadi berlaku bagi semua bangsa  ditampung dlm hukum positif
negara mjd hukum bangsa-bangsa. Jadi hukum bangsa-bangsa adalah hukum
alam yg menjelma mjd hukum positif semua bangsa, jadi bukan hukum bangsa-
bangsa dlm arti modern yg mengatur hubungan antar bangsa.

MASA ABAD PERTENGAHAN

 Filsafat hukum tidak mengalami perkembangan,


agama Kristen maju pesat
 Terjadi peralihan Pemikiran-pemikiran filsafat (
termasuk fil.hukum) dipengaruhi agama Kristen, shg
bercorak religius  zaman Skolastik
 pemikiran, dari Yunani ke Kristiani
 Tokoh :

1.Augustinus : Allah pencipta segalanya  hukum abadi (lex aeterna)  dlm jiwa manusia
disebut hukum alam (lex naturalis)

2. Thomas Aquinas

 Kebenaran wahyu mjd pedoman bagi kebenaran dari akal budi 


keduanya diakui ada
 hukum :

a.dari wahyu : hukum ilahi positif (ius divinum

positivum )

b.dari akal budi manusia

– ius naturale (primer dan sekunder)

– ius gentium

– ius positivum humanus

c. keadilan: sesuatu yg sepatutnya bagi orang lain menurut kesamaan proporsional

– iustitia distributive

– iustitia commutative

– iustitia legalis

MASA RENAISSANCE DAN MODERN


 Terjadi perubahan pola dasar pemikiran manusia, dr terbelenggu
mjd bebas berfikir  segala aspek kehidupan manusia mengalami
perkembangan pesat (adanya ilmu-ilmu cabang, penemuan daerah
baru negara baru)
 Hal tsb juga berpengaruh pd pemikiran hukum : rasio manusia yg
berdiri sendiri sbg satu-satunya sumber hukum. Dalam konstruksi
hukum ,logika manusia merupakan unsur penting.
 Tokoh :

1. Machiavelli  Il-Principle (Sang Raja)

Naturalisme belaka : raja mempertahankan kekuasaan dg kekerasan, moral dan hukum


hrs sesuai dg tuntutan politik  absolut.

2. Locke

 ada tiga kekuasaan : legislative, eksekutif, federatif

Negara hukum, negara mjd neg. hukum if prinsip-prinsip dari hukum privat dan
hukumpublik diwujudkan  utk mengatasi kesewenang-wenangan

3. Voltaire

 Feodalisme : bangsawan dan rakyat kedudukannya dibedakan sekali 


ketidakadilan muncul slogan :Liberte, egalite, fraternite

4. Montesquieu, antara hukum alam dan situasi konkrit bangsa erat hubungannya.

 hukum alam , berlaku utk manusia sbg manusia perealisasian dlm bentuk hukum
dan negara tergantung dr situasi, histories, psikis, cultural suatu bangsa  shg UU
berbeda-beda
 Tiga bentuk negara: monarchi, republik, despotisme
 Trias politica : legislative, eksekutif, federatif, yudikatif

HUBUNGAN PIH DAN PHI


Hubungan antara PIH dan PHI ;
Pengantar Ilmu Hukum adalah dasar untuk mengetahui Tata Hukum di Indonesia (Pengantar Ilmu
Hukum Indonesia) yang ada di Indonesia.

PERBEDAAN ANTARA PIH DAN PHI


Perbedaan antara PIH dan PHI dapat dilihat dari segi objyeknya yaitu PHI berobyek pada hukum yang
sedang berlaku di masa sekarang, sedangkan obyek PIH aturan tentang hukum pada umumnya tidak
terbatas pada aturan hukum yang berlaku pada suatu tempat dan waktu tertentu.

PERSAMAAN ANTAR PIH DAN PHI


Baik PIH maupun PHI sama sama merupakan mata kuliah dasar keduanya merupakan mata kuliah yang
mempelajari hukum.
PIH mendukung atau menunjang kepada setiap orang yang akn mempelajari hukum positif indonesia (
tata hukum indonesia ).
PIH menjadi dasar dari PHI yang berarti bahwa untuk mempelajari hukum positif indonesia atau tata
hukum indonesia harus belajar PIH terlebih dahulu.

HAKIKAT DARIPADA PENGANTAR ILMU HUKUM


PIH merupakan suatu pelajaran yang menjadi pengantar dan penunjuk jalan bagi siapapun yang ingin
mempelajari ilmu hukum, yang ternyata sangat luas ruang lingkupnya.Mereka tidak akan memahami
dengan baik mengenai berbagai cabang ilmu tanpa menguasai mata pelajaran PIH terlebih dahulu.
Sebagai suatu mata pelajaran PIH memberikan dan menanamkan pengertian dasar mengenai arti,
permasalahan dan persoalan persoalan di bidang hukum sehinggaia menjadi mata pelajaran utama yang
harus di kuasai oleh mereka yang ingin mendalami ilmu hukum.
PIH memberikan gambaran gambaran dan dasar yang jelas`mengenai sendi sendi utama hukum itu
sendiri. Berbeda dengan cabang cabang ilmu hukum lainya, maka PIH mempunyai cara pendekatan yang
khusus ialah memberikan pandangan tentang hukum secara umum.

Karena PIH merupakan mata pelajaran dasar, maka bagi mereka yang ingin mempelajari ilmu hukum
harus menguasai mata pelajaran PIH terlebih dahulu. Tanpa penguasaan PIH mereka akan mendapatkan
kesulitan atau kegagalan.
RUANG LINGKUP PEMBAHASAN OLEH PIH
Dari judul pengantar ilmu hukum terlihat bahwa yang menjadi obyek PIH adalah ilmu hukum.

Materi yang di bahas oleh PIH dapat di bagi dalam:


A. HUKUM SEBAGAI OBYEK ILMU HUKUM
Sebagai obyek ilmu hukum memandang hukum dalam bentuk segala manifestasinya. Disini harus
tertuang segala pertanyaan pertanyaan yang ber sangkut paut dengan hukum misalnya:
- Apakah hukum itu
- Apakah tujuan hukum itu
- Bagaimanakah hukum itu terbentuk
- Apakah sumber sumbernya
- Bagaimanakah sistem dan klasifikasinya
- Dan sebagainya

B. ILMU HUKUM SEBAGAI NORMA HUKUM


a. Hukum sebagai kaidah hukum
b. Kaidah hukum dan kaidah lainya
C. ILMU HUKUM SEBAGAI ILMU PENGETAHUAN

a. Subyek hukum
b. Obyek hukum
c. Peristiwa hukum
d. Perbuatan hukum
e. Hubungan hukum
f. Masyarakat hukum

D. ILMU HUKUM SEBAGAI ILMU KENYATAAN


a. Antropologi hukum
b. Sosiologi hukum
c. Sejarah hukum
d. Psikologi hukum
e. Perbandingan hukum

PERAN DAN FUNGSI PIH


- Memberikan introduksi atau memperkenalkan segala masalah yang berhubungan dengan hukum.
- Berusaha untuk menjelaskan keadaan, inti, maksuud dan tujuan dari bagian bagian yang penting
daripada hukum serta bertalian antara berbagai bagian tersebut dengan ilmu pengetahuan hukum.
- Memperkenalkan ilmu hukum, yaitu pengetahuan yang mempelajari segala seluk beluk daripada
hukum dalam segala bentuk dan manifestasinya.
- Merupakan dasar dalam rangka studi hukum. Tanpa memahami pengantar ilmu hukum secara tuntas
dan seksama tidak akan dapat di peroleh pengertian yang baik tentang berbagai cabang ilmu hukum.
Dengan demikian sudah tepatlah apabila pengantar ilmu hukum juga bisa di namakan “ basis leervak “
atau mata kuliah dasar daripada pelajaran hukum.
- Mengkualifikasi mata pelajaran, pendahuluan, pembukaan ke arah ilmu pengetahuan hukum pada
tingkat persiapan.

BUKTI BUKTI PENTINGNYA PERAN DAN FUNGSI PIH


Bukti bukti bahwa PIH mempunyai fungsi dan peran yang sangat penting bagi mereka yang ingin
mempelajari ilmu hukum, dapat dilihat dari berbagai segi:
•Dari segi sejarahnya PIH di ajarkan di perguruan tinggi di berbagai negara. Di jerman PIH di ajarkan
sebagai “ einfuhrung in die rechswissenchaft “. Onderwijs wet ( undang undangperguruan tinggi ) di
negara belandapada tahun 1920 memasukkan pengantar ilmu hukum di perguruan tinggi hukum dengan
istilah “ inleiding tot der rechwetenschap “ sebagai pengganti dari “ Encyclopaedie der rechwetenschap
“.
•Di indonesia inleiding tot de recwetwnscahp di jadikan kurikulum oleh recht hoge school ( sekolah
tinggi hukum ) yang didirikan di batavia ( jakarta ) pada tahun 1942.
•Pada waktu universitas gajah mada berdiri pada tanggal 3 maret 1946 untuk pertama kalinya di
pergunakan istilah pengantar ilmu hukum yang merupakan terjemahan dari inleiding tot de
rechwetenschap dan sampai sekarang di jadikan mata kuliah dasar di semua perguruan tinggi di
indonesia.
•Adanya surat keputusan menteri pendidikan dan kebudayaan tanggal 30 desember 1973 No.
0198/U/1973 yang intinya menyebutkan bahwa di tingkat permulaan fakultas hukum negeri maupun
swasta, mata kuliah pengantar ilmu hukum ini harus di cantumkan dalam kurikulumnya sebagai satu
satunya mata kuliah yang langsung berhubungan dengan ilmu hukum.
•Menurut keputusan kopertis ( Koordinator perguruan tinggi swasta ), pengantar ilmu hukum
merupakan mata kuliah ujian negara.
•Dalam rangka sistem kredit semester ( SKS ) mata kuliah ilmu hukum bobot SKSnya (4 SKS ) lebih besar
dari cabang iilmu lainya.
KESIMPULAN:
-Hubungan antara PIH dan PHI ialah PIH adalah dasar atau asas untuk dapat memahami PHI
-PIH adalah sebagai pengantar untuk dimana memahami ilmu ilmu tentang hukum yang ada dalam PHI
-PHI adalah asas asas hukum indonesia
-PIH adalah asas asas hukum secara umum

Anda mungkin juga menyukai