Anda di halaman 1dari 14

HUKUM ISLAM

Medy Hanida
NIM : K7119157
PETA KONSEP

HUKUM ISLAM

HUKUM
(UMUM)

BAGIAN- KONTRIBUSI FUNGSI HUKUM


HUKUM DALAM SIFAT HUKUM MUSLIM DALAM DALAM
BAGIAN
ISLAM ISLAM HUKUM BERMASYARAKA
HUKUM ISLAM INDONESIA T
Pengertian Hukum
Hukum adalah seperangkat norma atau peraturan-peraturan yang
mengatur tingkah laku manusia dalam suatu masyarakat. Bentuknya
bisa berupa hukum yang tidak tertulis, seperti hukum adat.
Hukum dalam Islam
Hukum dalam Islam adalah hukum yang bersumber dan menjadi bagian dari agama
Islam. Konsepsi hukum Islam, dasar, dan kerangka hukumnya ditetapkan oleh Allah.

Huku
Syari’ m
Syara’ Fiqh
at

Huku
m
Syariat
Syari'at adalah segala sesuatu yang ditetapkan oleh Allah SWT. bagi
hamba-hamba-Nya, yang dibawa oleh para nabi-nabi Allah termasuk
Nabi Muhammad SAW.
Hukum Syara’
Hukum syara' adalah Firman Allah yang mengikat (mengatur) tindakan-tindakan
orang mukailaf baik yang berupa tuntutan, pilihan, maupun penetapan.

Hukum
taklifi

Hukum
Syara’

Hukum
Wadl'iy
5. Tahrim/ 1. ljab/Wajib
Haram (Kewajiban)
Hukum Taklifi (Larangan)
Hukum taklifi (al-hukmu at-taklifiy) Tingkatan
yaitu norma atau kaidah hukum
islam yang mengandung
Hukum
kewenangan terbuka, baik yang Taklifi
4.Karahah/
bersifat kebebasan memilih, Makruh
2.Sunnah/
Mandub
anjuran maupun pembebanan dan (Keterpaksa-
(Anjuran)
larangan. Menurut ulama ada 5 an)
tingkatan, yaitu : 3. Ibahah/
Mubah
(Kebolehan
as-Sabab (sebab)

as-Syarth (syarat)
Hukum Wadl'iy
Hukum Wadl'iy (ul-hukmu l-
al-Mani (penghalang)
wadh'i). yaitu hukum yang
mengandung sebab, syarat, dan
halangan terjadinya hukum dan Azimah (ketetapan reguler)
hubungan hukum yaitu terdiri dari
ketetapan-ketetapan yang Rukhshah (dispensasi)
menentukan keberlakuan hukum
taklifi.
as-Shihhah (valid/absah)

al-Buthlan (batal)
Fiqih
Fiqh didefinisikan dengan pengetahuan tentang hukum-hukum syara'
yang bersifat praktis dari dalil-dalilnya yang terperinci, yang dihasilkan
oleh rasio dan ijtihad melalui proses pemikiran dan perenungan
(Hanafi, 1970: 10).
Sifat Hukum Islam
Menurut Tahir Azhary, ada tiga sifat hukum Islam
• Mengandung segi kemanusiaan dan segi ketubanan
(ilahi). Hukum Islam tidak hanya mengatur satu aspek
Bidimensional kehidupan saja tetapi juga tetapi mengatur berbagai
aspek kehidupan manusia.

• Dalam hukum Islam keadilan bukan saja merupakan tujuan,


Adil tetapi merupakan sifat yang melekat sejak kaidah-kaidah dalam
syari ah ditetapkan.

Individualistik dan • Individualistik dan kemasyarakatan yang diikat oleh nilai-nilai


transendental yaitu wahyu Allah yang disampaikan kepada nabi
Kemasyarakatan Muhammad SAW.
Munakahat
Bagian-bagian
Hukum Islam Wirasah

Muamalat
Menurut H.M. Rasjidi, bagian-
bagian hukum Islam adalah Jinayat
sebagai berikut :
Al-ahkam as-sulihaniyah

Siyar

Mukhassamat
Keterangan
a. Munakahat (hukum yang mengatur sesuatu yang berhubungan dengan perkawinan, perceraian dan akibat-
akibatnya).
b. Wirasah (hukum yang mengatur segala masalah yang berhubungan dengan pewaris, ahli waris, harta
warisan, dan cara pembagian warisan),
c. Muamalat (hukum yang mengatur masalah kebendaan dan hak-hak atas benda, tata hubungan manusia
dalam soal jual beli, sewa menyewa, pinjam meminjam, perserikatan dll)
d. Jinayat (hukum yang mengatur mengenai perbuatan-perbuatan yang diancam dengan hukuman baik dalam
jarimah hudud atau tindak pidana yang telah ditentukan bentuk dan batas hukumnya dalam al-qur'an dan
sunnah nabi, maupun dalam jarimah ta’zir atau perbuatan yang bentuk dan batas hukumnya ditentukan
oleh penguasa sebagai pelajaran bagi pelakunya),
e. Al-ahkam as-sulihaniyah (hukum yang mengatur soal-soal yang berhubungan dengan kepala negara,
pemerintahan pusat maupun daerah, tentara, pajak, dan sebagainya),
f. Siyar (hukum yang mengatur urusan perang dan damai, tata hubungan dengan pemeluk agama dan negara
lain),
g. Mukhassamat (hukum yang mengatur peradilan, kehakiman, dan hukum acara )
Kontribusi Umat Islam dalam Perumusan
dan Penegakan Hukum di Indonesia
Dalam pembentukan hukum di Indonesia, kesadaran berhukum Islam untuk
pertama kali pada zaman kemerdekaan ialah di dalam Piagam Jakarta 22
juni 1945, yang dalam dasar ketuhanan diikuti dengan pernyataan "dengan
kewajiban menjalankan syari'at Islam bagi pemeluk-pemeluknya". Tetapi
dengan pertimbangan untuk persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia,
akhirnya tersebut mengalami perubahan pada tanggal 18 agustus 1945,
yang rumusan sila perlamanya menjadi "Ketuhanan Yang Maha Esa".

Meskipun demikian, dalam berbagai macam peraturan perundang-


undangan, Hukum Islam benar-benar telah memperoleh tempat yang wajar
secara konstitusional yuridis.
Fungsi Hukum Islam Dalam Kehidupan
Bermasyarakat
• Dalam hal ini hukum Islam Fungsi hukum Islam dirumuskan dalam empat fungsi
(Ibrahim Hosen, 1996: 90):
memiliki tiga orientasi
a. Fungsi Ibadah.
(Zahrah, 1958: 364-366) yaitu; b. Fungsi amr makruf nahi munkar (perintah kebaikan
dan pencegahan kemungkaran).
1) Mendidik individu (tahdrih
c. Fungsi zawajir (pen-jera-an). Adanya sanksi dalam
al-fardi) untuk selalu menjadi hukum Islam baik dunia maupun akhirat manusia
sumber kebaikan, agar manusia dapat jera.
2) Menegakkan keadilan d. Fungsi tandzim wa ishlah al-ummah (organisasi dan
rehabilitasi masyarakat).
(iqamat al-'adl), dan Keempat fungsi hukum tersebut tidak dapat dipilah-pilah
3) Merealisasikan begitu saja untuk bidang hukum tertentu, tetapi satu
dengan yang lain saling terkait (Ibrahim Hosen, 1996:
kemaslahatan (al-maslahah). 90).

Anda mungkin juga menyukai