Anda di halaman 1dari 7

NAMA : ANISA ILAHI PUTRI

NIM : 1913040006
JURUSAN : HUKUM EKONOMI SYARIAH (A)
MATKUL : HUKUM ADAT
DOSEN PENGAMPU : AFIFAH JALAL,SH.MH

SILABUS 1
“ MENGENAL ADAT DAN HUKUM ADAT “

A. ISTILAH ADAT
1. Menurut bahasa
 Arab
Istilah adat menurut Jalaluddin Tunsam ( seorang yang berkebangsaan Arab yang
tinggal di Aceh ) dalam tulisannya pada tahun 1660. “ Adat “ berasal dari bahasa Arab
‘adat, bentuk jamak dari (adah), yang berarti”cara” atau “ kebiasaan “
 Belanda
Hukum adat pertama kali ditemukan oleh snouck hurgrounje yang merupakan ahli
sastra timur dari belanda
 Indonesia / sanskerta
kata adat berasal dari kata A yang artinya : tidak dan DATO yang artinya sesuatu
yang menjadi kebiasaan.
2. Pengertian adat minagkabau dan bugis
Adat Minangkabau adalah peraturan dan undang-undang atau hukum adat yang
berlaku dalam kehidupan sosial masyarakat Minangkabau, terutama yang bertempat
tinggal di Ranah Minang atau Sumatra Barat. Dalam batas tertentu, Adat
Minangkabau juga dipakai dan berlaku bagi masyarakat Minang yang berada di
perantauan di luar wilayah Minangkabau.
Adat bugis merupakan orang melayu dan minangkabau yang merantau ke
sulawesi sejak abad ke 15 yang ciri utamanya bahasa dan adat istiadat.

3. Pengertian adat secara umum


Adat adalah gagasan kebudayaan yang terdiri darr nilai nilai kebidayaan, norma,
kebiasaan, kelembagaan dan hukum adat yang lazim dilakukan disuatu daerah.
Apabila tidak dilaksanakan akan terjadi kekacauan yang menimbulkan sanksi tak
tertulis oleh masyarakat setempat terhadap perilku yang diangga menyimpang.
B. PENEMU DAN PERINTIS HUKUM ADAT
 PERINTIS
1. Herman Warner Muntinghe
Seorang belanda yang mana ia penemu desa jawa sebagai suatu persekutuan
hukum hukum yang asli dengan organisasi itu sendiri dan hak hak sendiri atas tanah.
Mungtinghr orang barat yan pertama scara sistematik memakai istilah adat.
2. Marsden
Marsden adalah seorang Ingris yang menjadi pegawai Pangreh Praja Hindia-
Inggris. Pada tahun 1783 dia menulis suatu diskripsi tentang Sumatra pada ahir abad
18, yang dipublikasikan dalam sebuah buku berjudul “The History of Sumatra”, yang
berisi keterangan tentang pemerintahan, hukum dan adat- istiadat dari penduduk Bumi
Putra.
3. Raffles
Raffles mencampu-adukkan Hukum Agama dengan hukum Bumi Putra. Kitab suci
Al-Qur’an dipandang sebagai sumber hukum di Jawa. Dia memperoleh bahan-bahan
mengenai hukum adat yang hidup dimasyarakat Jawa itu terutama dari daerah-daerah
kerajaan yang disitu justru hukum rakyat didesak dan dikaburkan oleh hukum Raja,
jadi dia tidak dapat mencatat hukum rakyat yang hidup.
4. Crawfurd
Crawfurd melihat hokum Agama itu hanya bagian kecil dari hukum adat. Berarti dia
adalah orang pertama yang tidak melakukan kesalahan identifikasi, yaitu yang
menganggap bahwa hukum agama identik dengan hukum adat. Karyanya sepenuhnya
memperhatikan hokum tanah adat.
5. Van Hogendorp
Menurut dia menyelidiki suatu bidang hokum rakyat yang penting di Jawa adalah hak
milik bumi putra atas tanah.
6. Jean Chretien Baud
Jean Chretien Baud ini pernah menjadi Gubernur Jendral kemudian menteri jajahan.
Pada tahun 1829 dia diberi kesempatan untuk melindungi hak ulayat desa. Dia tidak
mau menerima Domeinleer (ajaran Domein), yaitu ajaran yang mengatakan bahwa
semua tanah adalah milik Negara. Penduduk dapat memakai tanah, tetapi dengan ijin
Negara
 PENEMU
1. Wilken
Wilken datang di Indonesia sebagai pegawai Pangreh Praja Belanda, mula-mula
di Buru, kemudian di Gorontalo dan Minahasa Barat, selanjutnya di Sipirok
Mandailing. Dia membukukan tentang segala hal di daerah-daerah tersebut, seperti
tentang hak hutan di Buru, Hak tanah hakullah di Sipirok, tentang agraria di Minahasa
dan lain sebagainya. Dia bukan spesialis Hukum Adat, tetapi sebagai pengajar
Ethnologi di Fakultas Sastra, Jasanya terhadap hukum adat adalah dia yang pertama
kali memberikan tempat tersendiri pada hukum adat yang terpisah dari hukum agama.
Jadi adalah salah satu Ontdekker (penemu) Hukum Adat.
Pada tahun 1912 semua karangan Wilken dikumpulkan oleh van Ossenbruggen
dalam buku “De Verspreide Geschriften” (Karangan-karangan yang tersebar).
Kemudian tahun 1926 diterbitkan kembali dengan judul “Opstellen over Adat-recht”
(Karangan-karangan tentang Hukum Adat).
2. Liefrinck
Liefrinck sebagai pegawai Pangreh Praja Belanda di Indonesia yang bertugas di
lapangan hukum. Dia juga memberikan tempat tersendiri kepada hukum adat dan
membatasi penyelidikannya pada lingkungan tertentu saja yaitu Bali dan Lombok.
Pada tahun 1927 tulisan-tulisannya dikumpulkan oleh van Eerde dalam ” Bali en
Lombok” dengan sub judul ”geschiften”.
3. Snouck Hurgronye
Snouck Hurgronye adalah seorang sarjana sastra yang menjadi politikus. Dia
dikirim ke Indonesia pada tahun 1889 untuk mempelajari bahasa-bahasa Timur dan
hukum Islam, pada tahun 1893 dan 1894 menerbitkan buku ” De Atjehers” terdiri dari
2 jilid dan pada tahun 1903 menerbitkan buku ”Het Gajoland” yang artinya ”negeri
Gayo” (Imam Sudiyat, Azas-azas Hukum Adat, hal. 51).

C. PENGERTIAN HUKUM ADAT


1. Menurut serjana indonesia dan barat
Menurut Dr. Sukanto dalam bukunya : “Meninjau Hukum Adat Indonesia”
menyatakan bahwa hukum adat sebagai kompleks adat adat yang kebanyakan tidak
dikitabkan ,tidak dikodifikasikan dan bersifat paksaan,mempunyai sanksi.jadi
mempunyai akibat hukum
Snouck Hurgroje menyatakan bahwasanya hukum adat merupakan adat yang
mempunyai sanski hukum yang berbeda (berlainan) dengan kebiasaan atau pendirian
yang tidak membayangkan arti hukum.

D. SUMBER SUMBER HUKUM ADAT


1. Adat-istiadat atau kebiasaan yang merupakan tradisi rakyat
2. Kebudayaan tradisionil rakyat
3. Ugeran/ Kaidah dari kebudayaan Indonesia asli
4. Perasaan keadilan yang hidup dalam masyarakat
5. Pepatah adat
6. Yurisprudensi adaT
7. laporan-laporan dari komisi-komisi peneletian yang khusus dibentuk
8. Dokumen-dokumen berisi ketentuan-ketentuan hokum yang hidup pada masa itu
baik berupa piagam-piagam (pepakem Cerebon), peraturan-peraturan (awing-awing)
maupun keputusan-keputusan (rapang-rapang makasar)
9. Buku undang-undang yang dikeluarkan raja-raja atau sultan-sultan
10. Buku-buuku yang ditulis oleh para serjana..
E. UNSUR DAN BIDANG HUKUM ADAT
Unsur-unsur hukum adat
- Hukum asli Indonesia
- Hukum agama.
Yang mana memiliki 2 unsur :
1. unsur Kenyataan : walaupum hukum adat ini tidak tetulis tapi dipatuhi oleh
masyarakat
2. unsur Psikologi/ kejiwaan : punya kekuatan hokum

Soepomo menyajikan pembidangan hukum adat sebagai berikut:

1. Hukum keluarga

2. Hukum perkawinan

3. Huhum waris
4. Hukum tanah

5. Hukum utang piutang

6. Hukum pelanggaran

F. WUJUD DAN SENDI HUKUM ADAT


1. Wujud hukum adat
Di dalam masyarakat hukum adat ada tiga wujud, yaitu sebagai :
1. Hukum yang tidak tertulis (“jus non scriptum”); merupakan bagian yang terbesar.
2. Hukum yang tertulis (“jus scriptum”); hanya sebagian kecil saja, misalnya
peraturan-peraturan perundang-undangan yang dikeluarkan oleh raja-raja/sultan-
sultan dahulu seperti pranatan-pranatan di Jawa,
3. Uraian-uraian hukum secara tertulis; lazimnya uraian-uraian ini adalah merupakan
suatu hasil penelitian (research) yang dibukukan, seperti antara lain hasil penelitian
Prof. Supomo yang diberi judul “Hukum Perdata Adat Jawa Barat”.

2. Sendi hukum adat


Sistem hukum adat bersendi atas dasar alam pikiran bangsa Indonesia yang sudah
barang tentu berlainan dengan alam pikiran yang menguasai hukum Barat. Dan untuk
dapat memahami serta sadar akan hukum adat, orang harus menyelami dasar-dasar
alam pikiran yang hidup di dalam masyarakat Indonesia.
H.sistem dan sifat hukum adat
Sistem hukum adat adalah tidak membedakan hukum privat dan publik, tidak
membedakan antara hak perorangan dan hak kebendaan dan tidak membedakan
pelanggaran perdata dan pelanggaran pidana.
Sifat hukum adat adalah sederhana kontan dan konkrit

G. CORAK DAN KEDUDUKAN HUKUM ADAT


1. Corak hukum adat
1. Tradisional
2. Keagamaan (Religio Magis)
3. Kebersamaan (Komunal)
4. Konkret ( nyata) dan Visual ( tidak tertutup)
5. Terbuka dan Sederhana
6. Tidak dikodifikasi
7. Dapat berubah dan Menyesuaikan Diri
8. Musyawarah dan Mufakat

2. Kedudukan hukum adat


Kedudukan hukum adat dalam sistem hukum sama dengan kedudukan hukum
pada umumnya, yang membedakannya adalah hukum adat hanya berlaku untuk orang
Indonesia dan sifatnya tidak tertulis.

H. SISTEM DAN SIFAT HUKUM ADAT


1. Sistem hukum adat
1. Tidak membedakan antara hukum publik dengan hukum privat
2. Tidak membedakan hak kebendaan (zakelijken rechten) dan hak perseorangan
(personlijke rechten).
3. Tidak membedakan pelanggaran pidana dan perdata
2. Sifat hukum adat
1. Memiliki sifat tradisional, artinya bersifat turun temurun dari zaman nenek moyang
hingga zaman sekarang, keadaannya masi tetap utuh, masih tetap berlaku dan
dipertahankan oleh masyarakat yang bersangkutan.
2. Sederhana dan konkrit

I. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PROSES PERKEMBANGAN HUKUM


ADAT
1. Kemajuan zaman
2. Ilmu pengetahuan dan teknologi
3. Kondisi alam
4. Magis dan animisme
5. Ator agama
6. Faktor kekuasaan yang tinggi
7. Adanya kekuasaan asing

Anda mungkin juga menyukai