Pemerintah di Indonesia
Tugas, Wewenang, Fungsi, Hak dan Kewajiban Lembaga Pemerintah di Indonesia -
Lembaga Negara Indonesia adalah lembaga-lembaga negara yang dibentuk berdasarkan
UUD, UU, atau oleh peraturan yang lebih rendah. Lembaga negara di tingkat pusat dapat
dibedakan dalam empat tingkatan kelembagaan yakni:
Lembaga yang dibentuk berdasarkan UUD seperti Presiden, Wakil Presiden, DPR,
MPR, DPD, MA, MK, BPK, dan KY;
Lembaga yang dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah atau Peraturan Presiden;
Lembaga yang dibentuk berdasarkan Peraturan Menteri.
Lembaga yang dibentuk berdasarkan UU seperti KPK, Kejaksaan Agung, PPATK,
KPU, Bank Indonesia, KPI, Ombudsman dll;
Lembaga pemerintah merupakan elemen penting dari sebuah negara. Selain menjadi alat
untuk menjalankan pemerintahan, Lembaga pemerintah juga merupakan cerminan sebuah
negara. Dalam menjalankan pemerintahan, Lembaga pemerintahan tersebut mempunyai
Tugas, Wewenang, Fungsi, Hak dan Kewajiban.
Kita sering tidak mengetahui Tugas, Wewenang, Fungsi, Hak dan Kewajiban Lembaga
Pemerintah di Indonesia akan tetapi jika kita ingin menjadi warga negara yang baik, alangkah
baiknya jika kita mengenal Tugas, Wewenang, Fungsi, Hak dan Kewajiban Lembaga
Pemerintah di Indonesia ? Untuk itu pada kesempatan kali ini kita akan memberikan
informasi mengenai Tugas, Wewenang, Fungsi, Hak dan Kewajiban Lembaga
Pemerintah di Indonesia. Antara Lain:
Presiden
Tugas Presiden :
Memegang kekuasaan pemerintahan menurut UUD
Memegang kekuasaan yang tertinggi atas angkatan udara, laut dan darat.
menjalankan pemerintahannya sesuai dengan UUD dan UU.
memastikan apakah jajaran pemerintahannya temasuk kepolisian dan kejaksaan telah
patuh kepada UUD dan UU yang berlaku.
Mengajukan Rancangan Undang-undang kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
Presiden melakukan pembahasan dan pemberian persetujuan terhadap RUU
bersama DPR serta mengesahkan RUU menjadi UU.
Menetapkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (dalam kegentingan
yang memaksa)
Memberi grasi, rehabilitasi dengan memperhatikan pertimbangan MA (Mahkamah
Agung)
Membuat perjanjian internasional lainnya dengan persetujuan DPR
Mengangkat dan memberhentikan menteri-menteri.
Menyatakan perang serta membuat perjanjian dan perdamaian dengan negara lain
sesuai dengan persetujuan DPR
Mengangkat duta dan konsul. Dalam mengangkat duta, Presiden memperhatikan
pertimbangan DPR
Menerima penempatan duta negara lain dengan memperhatikan pertimbangan DPR.
Memberi gelar, tanda jasa, dan tanda kehormatan lainnya yang diatur dengan UU
Meresmikan anggota BPK (Badan Pemeriksa Keuangan) yang dipilih oleh DPR dan
memperhatikan pertimbangan DPD.
Mengangkat dan memberhentikan anggota Komisi Yudisial dengan persetujuan DPR.
Memberi amnesti dan abolisi dengan memperhatikan pertimbangan DPR
Menetapkan hakim konstitusi dari calon yang diusulkan Presiden, Mahkamah Agung
dan DPR
Menetapkan hakim agung dari calon yang diusulkan oleh Komisi Yudisial dan sudah
disetujui DPR
Tanggungjawab Presiden :
Membangun sebuah suksesi dengan terus menjaga kontinuitas kekuasaan, dengan
memperhatikan konstitusi maupun landasan ideology pancasila.
Didorong untuk memperkuat konstitusi yang menjadi kontrak sosial seluruh lapisan
masyarakat Indonesia. presiden dan kabinetnya bekerja keras untuk memberi
kepastian kepada masyarakat, bahwa pemerintahannya tunduk dibawah konstitusi
UUD 1945 ( Hasil Amandemen ).
Anggota Komisi Yudisial harus mempunyai pengetahuan dan pengalaman di bidang hukum
serta memiliki integritas dan kepribadian yang tidak tercela. Anggota Komisi Yudisial diangkat
dan diberhentikan oleh presiden atas persetujuan DPR. Anggota Komisi Yudisial terdiri atas
seorang ketua merangkap anggota, seorang wakil ketua merangkap anggota, dan tujuh
orang anggota. Masa jabatan anggota Komisi Yudisial adalah 5 tahun.
Fungsi Peradilan
Sebagai Pengadilan Negara Tertinggi, MA ialah pengadilan kasasi yang bertugas
membina keseragaman dalam penerapan hukum melalui putusan kasasi &
peninjauan kembali guna menjaga agar semua hukum dan undang-undang diseluruh
wilayah Indonesia diterapkan secara tepat, adil dan benar.
Berkaitan dengan fungsi peradilan adalah hak uji materiil, yaitu wewenang menguji
dan menilai secara materiil peraturan perundangan dibawah Undang-undang tentang
hal apakah suatu peraturan perlu ditinjau dari isinya (materinya) dan bertentangan
dengan peraturan dari tingkat yang lebih tinggi (Pasal 31 Undang-undang Mahkamah
Agung Nomor 14 Tahun 1985).
Disamping tugasnya sebagai Pengadilan Kasasi, Mahkamah Agung berwenang
memeriksa dan memutuskan pada tingkat pertama dan terakhir.
Fungsi Mengatur
Mahkamah Agung dapat mengatur lebih lanjut hal-hal yang diperlukan bagi
kelancaran penyelenggaraan peradilan apabila terdapat hal-hal yang belum cukup
diatur dalam Undang-undang tentang Mahkamah Agung sebagai pelengkap untuk
mengisi kekurangan atau kekosongan hukum yang diperlukan bagi kelancaran
penyelenggaraan peradilan (Pasal 27 Undang-undang No.14 Tahun 1970, Pasal 79
Undang-undang No.14 Tahun 1985)
Mahkamah Agung dapat membuat peraturan acara sendiri bilamana dianggap perlu
untuk mencukupi hukum acara yang sudah diatur Undang-undang.
Fungsi Pengawasan
Mahkamah Agung menjalankan pengawasan tertinggi terhadap jalannya peradilan di
semua lingkungan peradilan dengan tujuan agar peradilan yang dilakukan
Pengadilan-pengadilan diselenggarakan dengan seksama dan wajar serta
berpedoman pada azas peradilan yang cepat, sederhana dan biaya rendah, tanpa
mengurangi kebebasan Hakim dalam memeriksa dan memutuskan perkara (Pasal 4
dan Pasal 10 Undang-undang Ketentuan Pokok Kekuasaan Nomor 14 Tahun 1970).
Mahkamah Agung melakukan pengawasan, kepada penegak pengadilan serta
tingkah laku para Hakim dan para pejabat pengadilan dalam menjalankan tugas yang
berkaitan dengan pelaksanaan tugas pokok kekuasaan, Kehakiman, yaitu dalam hal
Memeriksa, menerima, mengadili, dan menyelesaikan setiap perkara yang diajukan
kepadanya dan menerima keterangan tentang hal-hal yang bersangkutan dengan
teknis peradilan serta memberi teguran, peringatan serta petunjuk yang diperlukan
tanpa mengurangi Kebebasan Hakim (Pasal 32 Undang-Undang Mahkamah Agung
Nomor 14 Tahun 1985).
Fungsi Administratif
Badan-badan Peradilan (Peradilan Umum, Peradilan Agama, Peradilan Militer dan
Peradilan Tata Usaha Negara) sebagaimana dimaksud Pasal 10 Ayat (1) Undang-
undang No.14 Tahun 1970 secara organisatoris, administrative dan finansial sampai
saat ini masih berada dibawah Departemen yang bersangkutan, walaupun menurut
Pasal 11 (1) Undang-undang Nomor 35 Tahun 1999 sudah dialihkan dibawah
kekuasaan Mahkamah Agung.
Mahkamah Agung berwenang mengatur tugas serta tanggung jawab, susunan
organisasi dan tata kerja Kepaniteraan Pengadilan (Undang-undang No. 35 Tahun
1999 tentang Perubahan Atas Undang-undang No.14 Tahun 1970 tentang Ketentuan-
ketentuan Pokok Kekuasaan Kehakiman).
Fungsi Nasehat
Mahkamah Agung berwenang meminta keterangan dari dan memberi petunjuk
kepada pengadilan disemua lingkunga peradilan dalam rangka pelaksanaan
ketentuan Pasal 25 Undang-undang No.14 Tahun 1970 tentang Ketentuan-ketentuan
Pokok Kekuasaan Kehakiman. (Pasal 38 Undang-undang No.14 Tahun 1985 tentang
Mahkamah Agung).
Mahkamah Agung memberikan nasihat kepada Presiden selaku Kepala Negara
dalam rangka pemberian atau penolakan grasi (Pasal 35 Undang-undang Mahkamah
Agung No.14 Tahun 1985).
Mahkamah Agung memberikan nasihat dan pertimbangan dalam bidang hukum
kepada Lembaga Tinggi Negara lain (Pasal 37 Undang-undang Mahkamah Agung
No.14 Tahun 1985).
Selanjutnya Perubahan Pertama Undang-undang Dasar Negara RI Tahun 1945 Pasal
14 Ayat (1), Mahkamah Agung diberi kewenangan untuk memberikan pertimbangan
kepada Presiden selaku Kepala Negara.
Fungsi Lain-lain
Selain tugas pokok untuk memeriksa, menerima dan mengadili serta menyelesaikan
setiap perkara yang diajukan kepadanya, berdasar Pasal 2 ayat (2) Undang-undang
Nomor 14 Tahun 1970 serta Pasal 38 Undang-undang Nomor 14 Tahun 1985,
Mahkamah Agung juga diserahi tugas serta kewenangan lain berdasarkan Undang-
undang.