PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Komisi Yudisial Republik Indonesia atau cukup disebut Komisi Yudisial (disingkat KY
RI atau KY) adalah lembaga negara yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berwenang mengusulkan pengangkatan hakim
agung dan mempunyai wewenang lain dalam rangka menjaga dan menegakkan kehormatan,
keluhuran martabat, serta perilaku hakim.[2] Komisi Yudisial merupakan lembaga negara
yang bersifat mandiri dan dalam pelaksanaan wewenangnya bebas dari campur tangan atau
pengaruh kekuasaan lainnya.Komisi Yudisial bertanggungjawab kepada publik melalui DPR,
dengan cara menerbitkan laporan tahunan dan membuka akses informasi secara lengkap dan
akurat.
Usaha untuk merevisi Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2004 tentang Komisi Yudisial
yang dirintis sejak masa kepemimpinan Dr. M. Busyro Muqoddas, S.H., M.Hum mulai
membuahkan hasil di bawah kepemimpinan Prof. Dr. H. Eman Suparman, S.H., M.H. Komisi
Yudisial memiliki amunisi baru dengan lahirnya Undang – Undang Nomor 18 Tahun 2011
tentang Perubahan Atas Undang – Undang Nomor 22 Tahun 2004 tentang Komisi Yudisial
yang disahkan pada 9 November 2011. Kelahiran Undang – Undang ini menandai
kebangkitan kembali Komisi Yudisial.
Selain itu, amunisi lain yang menguatkan kewenangan Komisi Yudisial adalah
Undang-Undang Nomor 49 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang
Nomor 2 Tahun 1986 tentang Peradilan Umum; Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009
tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan
Agama, dan Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-
Undang Nomor 5 Tahun 1985 tentang Peradilan Tata Usaha Negara.
1
B. Tujuan Penulisan
1. Mahasiswa mampu memahami pengertian komisi yudisial
2. Mahasiswa mampu memahami tugas komisi yudisial
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Komisi
Komisi Yudisial (KY) adalah lembaga yang bersifat mandiri yang berwenang
mengusulkan pengangkatan hakim agung dan mempunyai wewenang lain dalam rangka
menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran, martabat, serta perilaku hakim. Komisi
Yudisial (KY) dibentuk berdasarkan UU No. 22 Tahun 2004, yang bertujuan untuk
memenuhi harapan masyarakat tentang kekuasaan kehakiman yang transparan, merdeka, dan
partisipatif.
Susunan keanggotaan Komisi Yudisial (KY) terdiri atas pimpinan dan anggota. Pimpinan
komisi terdiri atas seorang Ketua dan seorang Wakil Ketua yang merangkap anggota.
Sedangkan anggotanya terdiri atas 7 (tujuh) orang yang berasal dari pejabat Negara, yaitu
hakim, akademisi hukum, praktisi hukum, dan anggota masyarakat. Anggota Komisi Yudisial
(KY) diangkat dan diberhentikan oleh Presiden dengan persetujuan DPR.
Komisi Yudisial (KY) mempunyai tugas dan wewenang sebagaimana yang diatur dalam
undang-undang. Tugas Komisi Yudisial (KY) adalah sebagai berikut:
3
Lembaga yang dibentuk berdasarkan UUD seperti Presiden, Wakil Presiden, DPR, MPR,
DPD, MA, MK, BPK, dan KY;
Lembaga yang dibentuk berdasarkan UU seperti KPK, Kejaksaan Agung, PPATK, KPU,
Bank Indonesia, KPI, Ombudsman dll;
Lembaga pemerintah murupakan elemen penting dari sebuah negara. Selain menjadi
alat untuk menjalankan pemerintahan, Lembaga pemerintah juga merupakan cerminan
sebuah negara. Dalam menjalankan pemerintahan, Lembaga pemerintahan tersebut
mempunyai Tugas, Wewenang, Fungsi, Hak dan Kewajiban.
Tugas dan wewenang, fungsi, hak dan kewajiban lembaga pemerintah indonesia
Kita sering tidak mengetahui Tugas, Wewenang, Fungsi, Hak dan Kewajiban
Lembaga Pemerintah di Indonesia akan tetapi jika kita ingin menjadi warga negara yang baik,
alangkah baiknya jika kita mengenal Tugas, Wewenang, Fungsi, Hak dan Kewajiban
Lembaga Pemerintah di Indonesia ? Untuk itu pada kesempatan kali ini kita akan
memberikan informasi mengenai Tugas, Wewenang, Fungsi, Hak dan Kewajiban Lembaga
Pemerintah di Indonesia. Antara Lain:
Presiden
Tugas Presiden :
4
Menerima penempatan duta negara lain dengan memperhatikan pertimbangan DPR.
Memberi gelar, tanda jasa, dan tanda kehormatan lainnya yang diatur dengan UU
Meresmikan anggota BPK (Badan Pemeriksa Keuangan) yang dipilih oleh DPR dan
memperhatikan pertimbangan DPD.
Mengangkat dan memberhentikan anggota Komisi Yudisial dengan persetujuan DPR.
Memberi amnesti dan abolisi dengan memperhatikan pertimbangan DPR
Menetapkan hakim konstitusi dari calon yang diusulkan Presiden, Mahkamah Agung
dan DPR
Menetapkan hakim agung dari calon yang diusulkan oleh Komisi Yudisial dan sudah
disetujui DPR
Mengangkat duta dan konsul untuk negara lain dengan pertimbangan DPR.
Menerima duta dari negara lain dengan pertimbangan DPR.
Memberikan Amnesti dan Abolisi Rehabilitasi dengan pertimbangan dari DPR.
Memberikan Grasi dan Rehabilitasi dengan pertimbangan dari MA (Mahkamah
Agung).
Menetapkan dan mengajukan anggota dari hakim konstintusi.
Menetapkan calon Hakim Agung yang diusulkan oleh KY / Komisi Yudisial dengan
persetujuan DPR.
Memegang kekuasaan tertinggi atas AU / Angkatan Udara, AD / Angkatan Darat dan
AL / Angkatan Laut.
Menyatakan keadaan bahaya yang syarat-syaratnya ditetapkan oleh Undang-Undang
Membuat perjanjian yang menyangkut hajat hidup orang banyak, mempengaruhi
beban keuangan negara dan atau mengharuskan adanya perubahan / pembentukan
Undang-Undang harus dengan persetujuan DPR.
Menyatakan perang dengan negara lain, damai dengan negara lain dan perjanjian
dengan negara lain dengan persetujuan DPR.
Memberi gelar, tanda jasa, tanda kehormatan dan sebagainya yang diatur oleh UU.
Tanggungjawab Presiden :
5
Fungsi presiden sebagai kepala Negara :
Memegang kekuasaan tertinggi atas Angkatan Darat, Angkatan Udara, dan Angkatan
Laut.
Menyatakan kondisi bahaya, Ketentuan dan akibat kondisi bahaya ditetapkan dengan
UU.
Dalam membuat perjanjian lainnya yang menimbulkan akibat luas dan mendasar bagi
kehidupan rakyat yang terkait dengan beban keuangan negara, dan / atau
mengharuskan perubahan atau pembentukan UU harus dengan persetujuan DPR.
Mengangkat Duta dan Konsul, Dalam mengangkat Duta, memperhatikan
pertimbangan DPR.
Memberi rehabilitasi dan grasi dengan memperhatikan pertimbangan MA.
Memberi abolisi dan amnesti dengan memperhatikan pertimbangan DPR.
Memberi gelar, tanda jasa dan lain-lain tanda kehormatan yang diatur dengan Hukum.
Dalam hal lkhwal kegentingan memaksa, Presiden berhak menetapkan Peraturan
Pemerintah sebagai pengganti UU.
Membahas Rancangan Undang-Undang untuk mendapatkan persetujuan bersama
DPR.
Mengkonfirmasi Rancangan Undang-Undang yang telah disetujui bersama DPR
untuk menjadi UU.
Menerima penempatan duta negara lain dengan memperhatikan pertimbangan DPR.
Menyatakan perang, membuat perdamaian dan perjanjian dengan negara lain dengan
persetujuan DPR.
Membentuk dewan pertimbangan yang bertugas member nasehat dan pertimbangan
kepada Presiden, yang selanjutnya diatur dengan Undang-Undang.
Mengajukan RUU APBN untuk dibahas bersama DPR dengan memperhatikan
pertimbangan DPD.
Menetapkan dan mengajukan anggota hakim konstitusi.
Meresmikan anggota Badan Pemeriksa Keuangan yang telah dipilih oleh DPR atas
dasar pertimbangan DPD.
Menetapkan Calon Hakim Agung yang diusulkan Komisi Yudisial dan telah
mendapat persetujuan DPR untuk menjadi Hakim Agung.
Mengangkat dan memberhentikan anggota Komisi Yudisial dengan persetujuan DPR.
6
Memberi grasi dan rehabilitas dengan memperhatikan pertimbangan MA ( Pasal 14
ayat 1 )
Menyatakan keadaan bahaya ( Pasal 12 ) Mengangkat duta dan konsul ( Pasal 13 ayat
1 ).
Dalam mengangkat duta, Presiden memperhatikan pertimbangan DPR ( Pasal 13 ayat
2)
Menerima penempatan duta Negara lain dengan memperhatikan pertimbangan DPR (
Pasal 13 ayat 3 )
Memegang teguh UUD dan menjalankan segala UU dan peraturannya dengan selurus-
lurusnya serta berbakti kepada Nusa dan Bangsa ( Pasal 9 ayat 1 )
Memberi amnesti dan abolisi dengan memperhatikan pertimbangan DPR ( Pasal 14
ayat 2 )
Menyatakan perang, membuat perdamaian dan perjanjian dengan Negara lain dengan
persetujuan DPR ( Pasal 11 ayat 1 )
Memberi gelar, tanda jasa, dan lain-lain tanda kehormatan yang diatur dalam UU (
pasal 15 )
Membentuk suatu dewan pertimbangan yang bertugas memberikan nasihat dan
pertimbangan kepada presiden ( Pasal 16 )
Berhak mengajukan RUU kepada DPR ( Pasal 5 ayat 1 )
Tugas, Wewenang, Fungsi, Hak dan Kewajiban Presiden, DPR, MPR, DPD, KY,
MA, MK Pemerintah di Indonesia
7
Memilih dan melantik Wakil Presiden dari dua calon yang diajukan Presiden apabila
terjadi kekosongan jabatan Wakil Presiden dalam masa jabatanya selambat-lambatnya
dalam waktu enam puluh hari;
Memutuskan usul DPR berdasarkan putusan MK untuk memberhentikan p-residen
dan wakilnya dalam masa jabatanya dan wakil presiden diberi kesempatan untuk
menyampaikan alasannya didalam siding
Berfungsi untuk mengubah atau mengganti Presiden yang tidak adil dalam
menjalankan tugasnya.
Berfungsi untuk memilih Presiden dan Wakil Presiden yang baik, jujur, dan adil.
Protokoler
imunitas
membela diri
melaksanakan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan menaati
peraturan perundang-undangan
8
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
Membahas dan menindaklanjuti hasil pengawasan yang diajukan oleh DPD terhadap
pelaksanaan undang-undang mengenai otonomi daerah, pembentukan, pemekaran dan
penggabungan daerah, hubungan pusat dan daerah, sumber daya alam dan sumber daya
ekonomi lainnya, pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, pajak, pendidikan,
dan agama
Menerima dan membahas usulan Rancangan UndangUndang yang diajukan oleh DPD
yang berkaitan dengan bidang otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah, pembentukan,
pemekaran, dan penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya
ekonomi Iainnya, serta yang berkaitan dengan perimbangan keuangan pusat dan daerah dan
mengikut sertakan dalam pembahasannya dalam awal pembicaraan tingkat I
9
Hak-Hak Anggota DPR RI :
Mengajukan pertanyaan
Membela diri
Protokoler
Imunitas
Melaksanakan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 dan mentaati
segala peraturan perundang-undangan
Menjaga etika dan norma dalam hubungan kerja dengan lembaga yang terkait.
Memberikan pertanggungjawaban secara moral dan politis kepada pemilih dan daerah
pemilihannya
Legislasi
Fungsi legislasi dilaksanakan sebagai perwujudan DPR selaku pemegang kekuasaan untuk
membentuk undang-undang.
10
Pengawasan
Anggaran
Fungsi anggaran dilaksanakan untuk membahas dan memberikan persetujuan atau tidak
memberikan persetujuan terhadap rancangan undang-undang tentang APBN yang diajukan
oleh Presiden.
Ikut membahas bersama DPR dan Presiden rancangan undang-undang yang diajukan oleh
Presiden atau DPR.
memberikan pertimbangan kepada DPR atas rancangan undang-undang tentang APBN dan
rancangan undang-undang yang berkaitan dengan pajak, pendidikan, dan agama.
ikut membahas bersama DPR dan Presiden rancangan undang-undang yang berkaitan dengan
hal sebagaimana dimaksud dalam penjelasan diatas
11
Wewenang Dewan Perwakilan Daerah ( DPD ) :
Dapat mengajukan ke DPR RUU yang terkait dengan otonomi daerah, hubungan pusat dan
daerah, pembentukan dan pemerkaran serta penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya
alam dan sumber daya ekonomi lainnya dan pertimbangan keuangan pusat dan daerah.
Memberi pertimbangan kepada DPR atas RUU PABN dan RUU yang terkait dengan pajak,
pendidikan dan agama.
Melakukan pengawasan atas pelaksanaan UU yang terkait otonomi daerah, hubungan pusat
dan daerah, pembentukan dan pemekaran serta penggabungan daerah, pengelolaan sumber
daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya dan pertimbangan keuangan pusat dan daerah
serta menyampaikan hasil pengawasan kepada DPR.
Ikut membahas RUU yang terkait dengan otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah,
pembentukan dan pemekaran serta penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan
sumber daya ekonomi lainnya dan pertimbangan keuangan pusat dan daerah.
Membela diri
Protokoler
Imunitas
Mengamalkan Pancasila
Melaksanakan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dam menaati
segala peraturan perundang-undangan
12
Melaksanakan kehidupan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan
Memberikan pertanggungjawaban secara moral dan politis kepada pemilih dan daerah
pemilihannya
Memeriksa tanggung jawab keuangan Negara apakah telah digunakan sesuai yang telah
disetujui DPR.
Meminta keterangan dan/atau dokumen yang wajib diberikan oleh setiap orang dan atau unit
organisasi yang mengelola keuangan negara.
Meminta keterangan yang wajib diberikan oleh setiap orang, badan pemerintah atau badan
swasta sepanjang tidak bertentangan terhadap undang – undang.
13
Mahkamah Konstitusi (MK)
Wajib memberi keputusan atas pendapat Dewan Perwakilan Rakyat mengenai digaan
pelanggaran oleh Presiden dan Wakil Presiden Menurut UUD 1945.
Memutus sengketa kewenangan lembaga Negara yang kewenangannya diberikan oleh
UUD 1945
Memutus pembubaran partai politik dan memutus perselisihan tentang hasil
Pemilihan Umum.
Berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang keputusannya bersifat
final
Untuk menguji Undang-Undang terhadap Undang-Ungang Dasar,
Mahkamah Konstitusi wajib memberikan putusan atas pendapat DPR bahwa Presiden
dan/atau Wakil Presiden diduga:
a) penyuapan
b) korupsi
14
tidak lagi memenuhi syarat sebagai Presiden atau Wakil Presiden sebagaimana dimaksud
dalam UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Peserta pemilihan umum, baik pemilihan umum anggota DPR, DPD, dan DPRD, maupun
pemilihan umum Presiden dan Wakil Presiden (untuk perselisihan hasil pemilu)
untuk menjamin tidak akan ada lagi produk hukum yang keluar dari koridor konstitusi
sehingga hak-hak konstitusional warga terjaga dan konstitusi itu sendiri terkawal
konstitusionalitasnya Untuk menguji apakah suatu undang-undang bertentangan atau tidak
dengan konstitusi.
pengujian undang-undang itu tidak dapat lagi dihindari penerapannya dalam ketatanegaraan
Indonesia sebab UUD 1945 menegaskan bahwa anutan sistem bukan lagi supremasi parlemen
melainkan supremasi konstitusi.
Fungsi Peradilan
Sebagai Pengadilan Negara Tertinggi, MA ialah pengadilan kasasi yang bertugas membina
keseragaman dalam penerapan hukum melalui putusan kasasi & peninjauan kembali guna
menjaga agar semua hukum dan undang-undang diseluruh wilayah Indonesia diterapkan
secara tepat, adil dan benar.
15
Berkaitan dengan fungsi peradilan adalah hak uji materiil, yaitu wewenang menguji dan
menilai secara materiil peraturan perundangan dibawah Undang-undang tentang hal apakah
suatu peraturan perlu ditinjau dari isinya (materinya) dan bertentangan dengan peraturan dari
tingkat yang lebih tinggi (Pasal 31 Undang-undang Mahkamah Agung Nomor 14 Tahun
1985).
Fungsi Mengatur
Mahkamah Agung dapat mengatur lebih lanjut hal-hal yang diperlukan bagi
kelancaran penyelenggaraan peradilan apabila terdapat hal-hal yang belum cukup diatur
dalam Undang-undang tentang Mahkamah Agung sebagai pelengkap untuk mengisi
kekurangan atau kekosongan hukum yang diperlukan bagi kelancaran penyelenggaraan
peradilan (Pasal 27 Undang-undang No.14 Tahun 1970, Pasal 79 Undang-undang No.14
Tahun 1985)
Mahkamah Agung dapat membuat peraturan acara sendiri bilamana dianggap perlu untuk
mencukupi hukum acara yang sudah diatur Undang-undang
Fungsi Pengawasan
Fungsi Administratif
16
No.14 Tahun 1970 secara organisatoris, administrative dan finansial sampai saat ini masih
berada dibawah Departemen yang bersangkutan, walaupun menurut Pasal 11 (1) Undang-
undang Nomor 35 Tahun 1999 sudah dialihkan dibawah kekuasaan Mahkamah Agung.
Fungsi Nasehat
Mahkamah Agung memberikan nasihat kepada Presiden selaku Kepala Negara dalam
rangka pemberian atau penolakan grasi (Pasal 35 Undang-undang Mahkamah Agung No.14
Tahun 1985).
Selanjutnya Perubahan Pertama Undang-undang Dasar Negara RI Tahun 1945 Pasal 14 Ayat
(1), Mahkamah Agung diberi kewenangan untuk memberikan pertimbangan kepada Presiden
selaku Kepala Negara.
Fungsi Lain-lain
Selain tugas pokok untuk memeriksa, menerima dan mengadili serta menyelesaikan
setiap perkara yang diajukan kepadanya, berdasar Pasal 2 ayat (2) Undang-undang Nomor 14
Tahun 1970 serta Pasal 38 Undang-undang Nomor 14 Tahun 1985, Mahkamah Agung juga
diserahi tugas serta kewenangan lain berdasarkan Undang-undang.
a) permohonan kasasi;
17
c) permohonan peninjauan kembali putusan Pengadilan yang telah memperoleh kekuatan
hukum tetap.
memberikan pertimbangan dalam bidang hukum baik diminta maupun tidak, kepada
Lembaga Tinggi Negara.
memberikan nasehat hukum kepada Presiden selaku Kepala Negara untuk pemberian atau
penolakan grasi.
18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Komisi Yudisial (KY) adalah lembaga yang bersifat mandiri yang berwenang
mengusulkan pengangkatan hakim agung dan mempunyai wewenang lain dalam
rangka menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran, martabat, serta perilaku
hakim. Komisi Yudisial (KY) dibentuk berdasarkan UU No. 22 Tahun 2004, yang
bertujuan untuk memenuhi harapan masyarakat tentang kekuasaan kehakiman yang
transparan, merdeka, dan partisipatif.
Anggota Komisi Yudisial harus mempunyai pengetahuan dan pengalaman di
bidang hukum serta memiliki integritas dan kepribadian yang tidak tercela. Anggota
Komisi Yudisial diangkat dan diberhentikan oleh presiden atas persetujuan DPR.
Anggota Komisi Yudisial terdiri atas seorang ketua merangkap anggota, seorang
wakil ketua merangkap anggota, dan tujuh orang anggota. Masa jabatan anggota
Komisi Yudisial adalah 5 tahun.
B. Saran
Mahasiswa mampu memahami makalah dengan baik dan benar.
19
DAFTAR PUSTAKA
http://www.pengertianahli.com/2014/08/pengertian-tugas-wewenang-komisi.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Komisi_Yudisial_Republik_Indonesia
20