Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN KUNJUNGAN KELOMPOK KE PENGADILAN NEGERI MEDAN

Nama Grub :F
Mata Kuliah : Hukum Acara Pidana
Dosen Pengasuh : Makmur Pakpahan
Lokasi Kunjungan : Pengadilan Negeri Medan
Alamat : JL. Pengadilan Kelurahan No. 8
Waktu Kunjungan : Hari pertama : Rabu, 18 Mei 2022
Hari Kedua : Rabu, 25 Mei 2022
Nama -nama Kelompok :
1. Rivaldo J. Mahulae 19600385
2. Iman Jepri A. Manik 19600319
3. Josep P. Manullang 19600366
4. Roy V. Simanjuntak 19600367
5. Andolin D. Simbolon 19600332
6. Pius G. Sitohang 19600303
7. Refina Silalahi 19600373
8. Anggiat M. Siagian 19600345
9. Tentry M. Gea 19600334
10. Dartiyani Halawa 19600333

1. LatarBelakang

Pengadilan adalah satu satu nya institusi negara yang menjadi corong akhir untuk
menegakkan keadilan. Pada lembaga inilah masyarakat menumpu kan nasibnya,
terutama bagi mereka yang memang tersandung kasus hukum. Dengan posisi nya
yang begitu penting dan sangat menentukan nasib hidup sseorang, maka sudah
selayaknya Pengadilan bisa berkiprah secara profesioal dan maksimal dalam
menjamin hak masyarakat atas keadilan ( acces to justice). Berdasarkan Pasal 24 ayat
(2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang telah
diamandemen dinyatakan bahwa “Kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah
Mahkamah Agung dan badan peradilan yang berada di bawahnya dalam Lingkungan
Peradilan Umum,Lingkungan Peradilan Agama, Lingkungan Peradilan Militer,
Lingkungan Peradilan Tata Usaha Negara, dan oleh sebuah Mahkamah Konstitusi”.
Pengadilan Negeri bertugas dan berwenang, memeriksa, mengadili, memutuskan dan
menyelesaikan perkara pidana dan perkara perdata di tingkat pertama (Pasal 50 UU
No.2 Tahun 1986) Pengadilan dapat memberikan keterangan, pertimbangan dan
nasihat tentang hukum kepada instansi pemerntah di daerahnya apabila diminta (Pasal
52 UU No.2 Tahun 1986). Selain menjalankan tugas pokok, pengadilan dapat diserahi
tugas dan kewenangan lain oleh atau berdasarkan Undang-Undang.
2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana situasi dan tahapan saat Proses persidangan dimulai?
2. Apakah tata tertib Persidangan di Pengadilan Negeri Medan telah sesuai dengan
Asas hukum acara pidana ( KUHAP)?

3. Pembahasan

a. Alasan Melakukan Kunjungan ke pengadilan Negeri Medan


Kelompok Kami melakukan kunjungan ke pengadilan negeri medan karena
adanya Pemenuhan Tugas Matakuliah Hukum Acara Pidana. Tugas yang kami
lakukan ialah melakukan kunjungan dan mengamati persidangan yang
dilaksanakan, apakah persidangan tersebut telah sesuai dengan ketentuan yang
tercantum di tata tertib dan KUHAP.
b. Situasi dan tahapan Saat proses Persidangan dimulai ( Hari Pertama )
Pada hari Rabu, 18 Mei 2022 Jam 14.00 WIB Kelompok kami melakukan
kunjungan ke Pengadilan Negeri Medan untuk mengamati persidangan, ruang
persidangan yang kami masuki adalah Ruang Cakra VIII. Didalam ruangan
tersebut terdapat LCD Proyektor, Komputer disetiap meja Hakim dan MIC di
setiap Meja Jaksa, Pengacara dan Saksi.
Pada saat kami menyaksikan sidang tersebut, Terdakwa tidak dapat hadir di
persidangan sehingga hal ini membuat proses persidangan dilaksanakan secara
zoom dan dengan Dihadirinya saksi/ korban di pengadilan tersebut. Dari
persidangan yang kami amati kami melihat bahwa adanya perbedaan dari apa
yang telah kami baca dan apa yang telah kami lihat langsung secara praktik dari
segi pelaksanaan Hukum Acara Pidana dalam hal ini kami melihat bahwa cara
majelis hakim mensidangkan kasus pidana umum terkesan terburu-buru sehingga
mengakibatkan beberapa langkah-langkah yang diatur oleh KUHAP tidak
terlaksana dengan baik, namun pada sidang kasus Tindak Pidana Penipuan /
penggelapan dari pengamatan kami persidangan tersebut sesuai dengan dengan
tata cara yang yang diatur KUHAP.
- Situasi dan Tahapan saat Persidangan
 Pada Permulaan Sidang, kami menyaksikan persidangan dengan mendengar hakim
langsung mengizinkan penuntut Umum untuk membaca surat dakwaan dan tidak
menanyakan keterangan terdakwa terlebih dahulu. Hal membuat ini Pelaksanaan
Persidangan tersebut kurang sesuai dengan Ketentuan tahapan sidang yang ada di
dalam pasal 155 ayat 1 KUHAP.

 Pada saat kami menyaksikan sidang dihari pertama dan mengamatinya kami melihat
adanya kekurangan pada saat saksi memberikan keterangan kepada penuntut umum
dan hakim. Suara saksi tidak begitu jelas dan tidak terdengar karena saksi tidak
memakai microphon saat menjawab pertanyaan dari jaksa dan hakim. Sehingga hal ini
membuat jaksa dan hakim sulit memahami keterangan saksi dan meminta saksi untuk
mengatakan keterangan secara jelas. Hal ini melanggar tata tertib yang tercantum di
tata tertib pengadilan negeri medan yaitu “ Berbicara dengan suara yang jelas ketika
seorang hakim atau penasehat hukum mengajukan pertanyaan, sehingga para hakim
yang lain dapat mendengar dengan jelas”. Tetapi Sebelum memberikan Keterangan,
para saksi yang didatangkan harus melakukan sumpah terlebih dahulu dengan
meletakkan kitab suci diatas kepalanya dan mengucapkan sumpah, hakim
menyampaikan sumpah yang harus diucapkan oleh saksi/korban dengan cara
mengikuti apa yang disampaikan hakim ketua. Hal ini sesuai dengan ketentuan di
dalam UU No 8 tahun 1981 Tentang KUHAP Pasal 160 ayat 3 “ Sebelum memberi
keterangan, saksi wajib mengucapkan sumpah atau janji menurut cara agamanya
masing-masing, bahwa ia akan memberikan keterangan yang sebenarnya dan tidak
lain daripada yang sebenarnya”.

 Pada saat kami menyaksikan sidng yang dilakukan secara online, kami melihat bahwa
hakim telah menjalankan kewajibannya dengan baik salah satunya ialah Menanyakan
keterangan kepada para saksi/korban seperti : menanyakan nama lengkap,tempat
lahir,umur atau tanggal lahir,jenis kelamin dan menanyakan apakah saksi/korban
tersebut mengenal terdakwa. Hal ini sesuai dengan ketentuan didalam Undang-Undang
RI NO 8 Tahun 1981 Pasal 155 ayat 2 tentang KUHAP “ Hakim ketua sidang
menanyakan kepada saksi keterangan tentang nama lengkap,tempat lahir, umur atau
tanggal lahir, jenis kelamin, kebangsaan, tempat
tinggal, agama dan pekerjaan, selanjutnya apakah ia kenal terdakwa sebelum
terdakwa melakukan perbuatan yang menjadi dasar dakwaan serta apakah ia
berkeluarga sedarah atau semenda dan sampai derajat ke berapa dengan
terdakwa, atau apakah ia suami atau isteri terdakwa meskipun sudah bercerai
atau terikat hubungan kerja dengannya.” Beberapa kasus persidangan yang kami
saksikan di hari pertama bahwa pembuktian yang dilakukan Sebagian besar dengan
mendengar keterangan saksi dan menunjukkan sebuah surat atau dokumen yang
berhubungan dengan kasus di dalam persidangan tersebut.

 Setelah keterangan saksi disampaikan maka hakim menanyakan keterangan kepada


terdakwa apakah terdakwa mengakui perbuatan dan tidak mengulanginya lagi. Setelah
terdakwa menyampaikan keterangannya maka proses persidangan tahap pertama telah
selesai dan dilanjutkan dengan pembacaan putusan, jadwal pembacaan putusan akan
disampaikan oleh pihak pengadilan.

- Kunjungan Hari Kedua


 Pada hari kedua kami mengunjungi Pengadilan Negeri Medan untuk menyaksikan
pembacaan putusan yang dilakukan oleh hakim, Pembacaan Putusan dilaksanakan juga
melalui zoom karena kami memasuki dan menyaksikan persidangan di ruangan pada
hari pertama kami mengunjungi dan menyaksikan sidang.
 Pada saat kami datang, di ruangan tersebut kami mendengar hakim sudah mulai
membaca surat putusan. Situasi pembacaan Putusan kurang dari yang diharapkan
karena adanya keributan dari pengunjung yang ada diluar hal ini membuat kami
mendengarkan pembacaan putusan kurang jelas karena adanua keributan dari luar. Saat
Putusan dibacakan kami melihat bahwa terdakwa juga hadir secara online saat
pembacaan putusan dilaksanakan. Karena terdakwa hadir maka hal ini sesuai dengan
pasal 196 ayat 1 KUHAP.
 Pada saat pembacaan putusan kami mendengar hakim membaca surat putusan sesusai
ketentuan yang ada didalam Pasal 197 ayat ayat 1 KUHAP.

Kesimpulan
Setelah kami mengamati proses persidangan Kelompok kami mengetahui dan
memahami bagaimana proses tahapan persidangan yang baik dan benar. Situasi pada
saat proses persidangan dilaksanakan belum sepenuhnya sesuai yang kami harapkan
seperti : Suara saksi yang kurang jelas terdengar karena tidak mengunakan
microphone dengan baik, Hakim anggota yang tertidur saat persidangan, pengunjung
sidang yang ribut, dan pembacaan putusan yang terkesan buru-buru. Jika persidangan
dilakukan secara Online bukan berarti ketentuan dan tata tertib Persidangan yang
dibuat tidak diperhatikan. Oleh karena itu setiap Lembaga peradilan haruslah tetap
menjaga ketentuan asas, dan tata tertib yang telah dibentuk. Setiap ketentuan didalam
KUHAP, asas-asasnya, dan tata tertib haruslah dijalankan atau diterapkan demi
menciptakan ketentraman, keadilan,dan kejujuran dalam pelaksanaan proses
persidangan.

Anda mungkin juga menyukai