Anda di halaman 1dari 3

Hacker adalah seorang cybercrime yang bisa dikatakan sebagai orang yang berbahaya di zaman

Teknologi sekarang ini, dengan kecerdasannya mengetahui setiap kode Bahasa pemograman dalam
sistem operasi hal inilah yang bisa membuat hacker menjadi orang yang berbahaya dizaman teknologi ini,
perbuatan yang mereka lakukan biasanya yaitu,membobol website resmi,membobol
rekening,mengeskploitasi Sistem Operasi, membajak akun sosial media, Mengirimkan Virus ke sistem
operasi dan perbuatan cybercrime lainnya. Cara mereka melakukan pembobolan/Hacking ialah dengan
memecahkan kode-kode Bahasa pemograman terhadap website,rekening,akun,dan sistem operasi yang
sudah memiliki sistem kemanaan yang tinggi, mereka juga bisa memanfaatkan jaringan-jaringan internet
dan computer untuk membobol setiap sistem operasi yang ingin mereka hack. Oleh karena itulah
sebabnya seorang hacker menjadi orang yang berbahaya dan ditakuti oleh setiap orang dan negara di
zaman teknologi informasi sekarang ini, hal ini karena kecerdasan yang mereka miliki untuk melakukan
peretasan/pembobolan. Untuk itu sangat diwajibkan kepada setiap generasi muda dibangsa ini untuk
mengetahui dan memahami teknologi informasi di zaman Teknologi informasi yang terus berkembang
sekarang ini agar kita dapat menjaga setiap data pribadi kita dizaman yang serba online ini.

Mereka ada disekitar kita, dan mereka melakukan aktivitas sehari-hari sama seperti kita. Hanya
saja kebiasannya yang berbeda, karena setiap kebiasaan yang dilakukan, itu pasti akan mempengaruhi
pengetahuan,perilaku,dan aktivitas seseorang yang menjadi sebuah pengalaman dan keahlian. Jadi tidak
heran jika seorang hacker menjadi orang yang ditakuti dizaman teknologi ini, karena mereka selalu hidup
dengan kecerdasan dan pengetahuan tentang Teknologi Informasi yang terus mereka kembangkan.
Dengan kata lain, Hobi dan pengalaman merekalah yang membuat mereka menjadi orang yang berbahaya
di dunia IT.

Akhir-akhir ini Masyarakat d Indonesia telah telah khawatir dengan adanya pembobolan yang
dilakukan oleh sorang hacker yang disebut “Bjorka” tindakannya ini menjadi ramai dimedia publik.
Hingga kini hacker “Bjorka” diduga telah meretas data pelanggan Indihome, data registrasi SIM Card,
data KPU RI, data pejabat negara dan sejumlah dokumen surat menyurat milik Presiden, termasuk surat
yang dikirim oleh Badan Intelijen Negara (BIN). Hacker “Bjorka” juga mengklaim memiliki sekitar 1,3
miliar data registrasi SIM card prabayar yang berisi nomor telepon, operator seluler, NIK, nomor KK,
hingga tanggal pendaftaran dan sempat menyebarkan beberapa data-data tersebut. Hacker Bjorka sempat
melakukan doxing data pribadi pejabat pemerintah dengan memberitahukan dalang/pelaku dibalik
kematian aktivis HAM Munir Said Thalib sehingga hal ini membuat beberapa netizen/masyarakat
mengatakan bahwa hacker Bjorka adalah pahlawan. Lalu apakah Bjorka dapat dikatakan Pahlawan bagi
seluruh rakyat indonesia ?, walaupun dia sudah menyebarkan data pribadi yang dapat merugikan
pemerintah dan masyarakat, apakah dia tetap dikatakan pahlawan ?.
Jika penulis memandang dari sudut pemikiran masyarakat, bahwa masyarakat/netizen ,
mengatakan bahwa hacker bjorka adalah seorang pahlawan,hal ini dikarenakan hacker bjorka
membocorkan dan memberitahukan dalang dibalik kematian aktivis Ham Munir, pahlawan yang
dimaksud netizen disini adalah bahwa hacker bjorka telah dianggap/dikatakan memberitahukan
kebenaran kepada para netizen atau masyarakat seluruh indonesia. , tidak salah jika hacker bjorka
dikatakan pahlawan, karena hacker bjorka telah dianggap/dikatakan membela kebenaran karena telah
memebritahukan siapa dalang diabalik pembunuhan munir. Menurut Penulis kepahlawanan hacker bjorka
bukan memberitahukan kebenaran dalang dibalik kematian munir melainkan memberitahukan kepada kita
semua bahwa kurangnya pemerintah dalam melakukan pengawasan dan pengelolaan dibidang keamanan
cyber. Karena adanya kebocoran data ini akhirnya pemerintah menyuruh masyarakat untuk menjaga data
pribadi masing-masing, Kominfo tidak memberikan solusi yang begitu jelas terhadap data masyarakat
yang bocor karena mungkn bersifat rahasia,oleh karena itu kominfo pun memerintahkan agar masyarakat
dapat menjaga data privasi masing-masing. Akan tetapi, bagaimana mungkin masyarakat bisa menjaga
data pribadinya seperti NIK, Nomor telepon,dan data pribadi lainnya yang sudah terdata dan terdaftar di
menkominfo sedangkan data kominfo bocor ?. Karena Hal inilah menurut penulis, hacker bjorka bisa
dikatakan/dianggap pahlawan oleh netizen/masyarakat, karena dari tindakan hacker bjorka ini telah
memberitahukan kepada kita semua bahwa negara Indonesia memiliki tingkat keamanan cyber yang
belum begitu kuat dan ketat, hal ini karena cepatnya perkembangan IT.

Jika Penulis memandang dari sudut pandang hukum, maka hacker bjorka telah melanggar hukum
di negara kita. Di Indonesia, aturan soal peretasan telah dimuat dalam Undang-Undang (UU) 11/2008
tentang Informasi dan Transaksi Elektronik ITE).

 Pasal 30 ayat 3

“Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukummengakses Komputer dan/atau
Sistem Elektronik dengan cara apa pun dengan melanggar, menerobos, melampaui, atau menjebol sistem
pengamanan.”

 Pasal 32 ayat 1

“Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum dengan cara apapun
mengubah, menambah, mengurangi, melakukan transmisi, merusak, menghilangkan, memindahkan,
menyembunyikan suatu informasi elektronik dan/ atau dokumen elektronik milik orang lain atau milik
publik.”

 Pasal 48 ayat 2
“Setiap orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 ayat (2) dipidana
dengan pidana penjara 9 (sembilan) tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 3.000.000.000,- (tiga
milyar rupiah).”

Perbuatan yang memenuhi unsur-unsur ketentuan Pasal 32 ayat (1) UU 11/2008 ini dipidana
dengan pidana penjara paling lama sembilan tahun dan/atau denda paling banyak Rp3 miliar sebagaimana
diatur dalam Pasal 48 ayat (2) UU 11/2008. Perbuatan Hacker Bjorka yang telah disampaikan bahwa
hacker bjorka telah memenuhi unsur yang terdapat didalam pasal 32 ayat 1 UU no 11 tahun 2008. Oleh
karena itu, Pemeritah dalam melakukan upaya menanggulangi kejahatan Cybercrime dengan
skala nasional telah menerapkan peraturan Perundang-Undangan yang mengatur secara khusus
mengenai IT. Undang-Undang No. 19 Tahun 2016 perubahan atas Undang-Undang No.11 Tahun
2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik. Kejahatan yang tanpa mengenal batas ini bisa
saja sangat membahayakan jika tidak ditanggulangi dan tidak memiliki payung hukum yang kuat
untuk mengakomodirnya.

Tindakan peretasan/hack yang dilakukan oleh hacker Bjorka merupakan suatu Tindakan
yang tak terpuji dan ancaman jika kita melihat dari sisi hukum dan norma. Oleh karena itu,
hacker bjorka tidak dapar dikatakan pahlawan jika kita melihat dari sisi norma dan hukum, hal
ini perbuatan hacker bjorka tidak sesusai dengan nilai-nilai dan sila Pancasila yaitu sila kedua
dan Sila ketiga. Oleh karena itu, itu semua Kembali kepada sudut pandang kita masing-masing.
Apakah hacker bjorka Pantas disebut pahlawan atau ancaman.

Anda mungkin juga menyukai