DI SUSUN OLEH :
TAHUN 2020
BAB I
PENDAHULUAN
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) yang cukup pesat sekarang ini
sudah menjadi realita sehari-hari bahkan merupakan tuntutan masyarakat yang tidak dapat
ditawar lagi. Tujuan utama perkembangan iptek adalah perubahan kehidupan masa depan
manusia yang lebih baik, mudah, murah, cepat dan aman. Perkembangan iptek, terutama
teknologi informasi (information technology) seperti internet sangat menunjang setiap orang
mencapai tujuan hidupnya dalam waktu singkat, baik legal maupun illegal dengan menghalalkan
segala cara karena ingin memperoleh keuntungan secara “potong kompas”.
Kejahatan ini ditujukan terhadap informasi seseorang yang merupakan hal yang sangat
pribadi dan rahasia. Kejahatan ini biasanya ditujukan terhadap keterangan pribadi seseorang
yang tersimpan pada formulir data pribadi yang tersimpan secara computerized, yang apabila
diketahui orang lain maka dapat merugikan korban baik secara materiil maupun immateriil.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Untuk meninformasikan dan memberi gambaran tentang bahaya ancaman Hacker pada
situs belanja online.
BAB II
PEMBAHASAN
Kemudian pada perkembangan selanjutnya muncul kelompok lain yang menyebut-nyebut diri
sebagai peretas, padahal bukan. Mereka mendapat kepuasan lewat membobol komputer dan
mengakalinya untuk mendapatkan keuntungan.
Para peretas mengadakan pertemuan tahunan, yaitu setiap pertengahan bulan Juli diLas Vegas.
Ajang pertemuan peretas terbesar di dunia tersebut dinamakan Def Con. Acara Def Con tersebut
lebih kepada ajang pertukaran informasi dan teknologi yang berkaitan dengan aktivitas
peretasan.
Istilah teknologi informasi sendiri pada dasarnya merupakan gabungan dua istilah dasar
yaitu teknologi dan informasi. Teknologi dapat diartikan sebagai pelaksanaan ilmu, sinonim
dengan ilmu terapan. Sedangkan pengertian informasi menurut Oxfoord English Dictionary,
adalah “that of which one is apprised or told: intelligence, news”. Kamus lain menyatakan bahwa
informasi adalah sesuatu yang dapat diketahui. Namun ada pula yang menekankan informasi
sebagai transfer pengetahuan. Selain itu istilah tekmologi informasi juga memiliki arti yang lain
sebagaimana diartikan oleh RUU teknologi informasi yang mengartikannya sebagai suatu teknik
untuk mengumpulkan, menyiapkan, menyimpan, memanipulasi, mengumumkan, menganalisa,
dan menyebarkan informasi deengan tujuan tertentu (Pasal 1 angka 1). Sedangkan informasi
sendiri mencakup data, teks, image, suara, kode, program komputer, databases (Pasal 1 angka 2).
Karena kurangnya pengetahuan sebagian besar masyarkat kita akan manfaat internet,
yang terjadi justru bukan pemanfaatan internet sebagai sarana informating ataupun reformating
melainkan hanya sebatas menggunakannya sebagai sarana hiburan .Sehingga internet bukan lagi
menjadi sebuah enlightening technology tetapi justru dianggap sebagai penyebab turunnya moral
bangsa, sebagai bukti dapat kita lihat dengan maraknya bisnis 'gelap' melalui internet. Sedangkan
bagi sebagian computer intelectual internet justru disalahgunakan sebagai sarana untuk
memperoleh keuntungan yang menyebabkan kerugian bagi orang lain yang terkenal dengan
istilah cyber crime.Untuk itu memang masih diperlukan berbagai upaya untuk dapat mencapai
tahapan industri internet yang matang (the Mature Market).
Cyber crime sendiri memiliki berbagai macam interpretasi. Sering diidentikkan dengan
computercrime. The U.S. Department of Justice memberikan pengertian computer crime sebagai:
“…any illegal act requiring knowledge of computer technology for its perpetration,
investigation, or prosecution”. Computer crimepun dapat diartikan sebagai kejahatan di bidang
komputer secara umum dapat diartikan sebagai penggunaan komputer secara ilegal. Dari
beberapa pengertian di atas, computer crime dirumuskan sebagai perbuatan melawan hukum
yang dilakukan dengan memakai komputer sebagai sarana/alat atau komputer sebagai obyek,
baik untuk memperoleh keuntungan ataupun tidak, dengan merugikan pihak lain. Secara ringkas
computer crime didefinisikan sebagai perbuatan melawan hukum yang dilakukan dengan
menggunakan teknologi yang canggih. Ada kontradiksi yang sangat mencolok untuk menindak
kejahatan seperti ini. Dalam hukum diperlukan adanya kepastian termasuk mengenai alat bukti
kejahatan, tempat kejahatan dan korban dari tindak kejahatan tersebut, sedangkan dalam
computer crime ini semuanya serba maya, lintas negara dan lintas waktu.
Meskipun begitu ada upaya untuk memperluas pengertian komputer agar dapat
melingkupi segala kejahatan di internet dengan peralatan apapun, seperti pengertian computer
dalam The Proposed West Virginia Computer Crime Act, yaitu: “an electronic, magnetic,
optical, electrochemical, atau:
Kejahatan ini ditujukan terhadap Hak Atas Kekayaan Intelektual yang dimiliki pihak lain
di internet.
3) Infringements of Privacy
Kejahatan ini ditujukan terhadap informasi seseorang yang merupakan hal yang sangat
pribadi dan rahasia. Kejahatan ini biasanya ditujukan terhadap keterangan pribadi seseorang
yang tersimpan pada formulir data pribadi yang tersimpan secara computerized, yang apabila
diketahui orang lain maka dapat merugikan korban baik secara materiil maupun immateriil.
Hukum, di Indonesia masih banyak yang belum disesuaikan dengan perkembangan Iptek,
terutama yang berkaitan dengan tindak pidana.Harus diakui bahwa Indonesia belum mengadakan
langkahb langkah yang cukup signifikan di bidang penegakan hukum (law enforcement) dalam
upaya mengantisipasi kejahatan mayantara seperti dilakukan oleh negara-negara maju di Eropa
dan Amerika Serikat.Kesulitan yang dialami adalah pada perangkat hukum atau undang-undang
teknologi informasi dan telematika yang belum ada sehingga pihak kepolisian Indonesia masih
ragu-ragu dalam bertindak untuk menangkap para pelakunya, kecuali kejahatan mayantara yang
bermotif pada kejahatan ekonomi/perbankan.
Meskipun “Hacker” memberi kesan hebat karna mampu mengendalikan suatu sistem dalam
sebuah situs atau website melalui jarak jauh. Namun tidak semua hacker memiliki peranan yang
berbahaya. Berikut lima jenis hacker yang ada di dunia;
1. Black Hat
Black Hat merupakan istilah untuk seorang hacker yang paling sering didengar oleh
orang-orang, mereka melakukan hacking dengan cara meretas sistem atau program secara
ilegal. Tujuannya pun tidak bisa dibilang baik karena mereka melakukan hacking untuk
mengambil data pribadi pengguna internet seperti password hingga nomor telepon.
Mereka juga terkadang menyebarkan virus pada perangkat lain. Tujuannya tidak sedikit
hanya untuk mengambil keuntungan, ini lah yang membuat black hat hacker sangat
berbahaya.
2. White Hat
Kebalikan dari black hat, dalam dunia hacker white hat merupakan jenis hacker baik yang
melakukan hal positif. White hat biasanya akan mencoba mencari titik lemah dari suatu
sistem kemudian memberikan solusi agar sistem tersebut tak mudah ditembus dan juga
bekerja sesuai dengan peraturan dan melalui metode yang legal.
3. Grey Hat
Grey Hat merupakan hacker yang berada di antara Black Hat dan White Hat, hacker jenis
ini tak dapat diprediksi aktivitasnya pastinya. Biasanya mereka mengkombinasikan cara
kerja black hat dan white hat tergantung kepada situasi dan kondisi. Tak heran bila
memang hacker seperti ini tidak dapat dipercaya secara penuh.
4. Hacktivist
Hacktivist biasanya memiliki keperdulian yang tinggi sehingga sering kali meretas situs-
situs besar hanya untuk menyampaikan aspirasinya
5. Script kiddie
Script Kiddie merupakan jenis hacker pemula yang masih masuk dalam kategori hacker
yang tidak terlalu berbahaya. Hacker jenis ini biasanya mencoba meretas situs-situs
dengan menggunakan skrip yang sebelumnya telah tersedia. Tujuannya biasanya juga
hanya untuk mempelajari pemograman teknologi dengan level profesional.
Era teknologi seperti sekarang yang semua serba digital. Hampir semua aktivitas sehari-
hari sudah dapat dilakukan dengan mudah menggunakan teknologi, dari pesan makan hingga
belanja bisa melalui website. Namun, dengan berkembang pesatnya digital, di-iringi juga dengan
ancaman-ancaman digital semacam pembobolan data dari website yang memiliki data pengguna,
seperti penyedia email, media sosial, pemerintahan, bank, dan lain sebagainya.
Pembobolan ini tentu sangat berbahaya, ada yang bertujuan untuk memberitahukan pemilik
website akan adanya celah keamanan, dan ada yang memang bertujuan mengambil keuntungan
untuk diri sendiri atau golongan dengan mencuri data pribadi yang nantinya dapat dijual, baik ke
institusi tertentu yang berkepentingan, hingga dijual di dark web.
Kerugian yang akan muncul dari pembobolan data paling remeh misalkan no telepon pribadi
yang diketahui, dan kemudian nanti akan banyak telemarketing yang menghubungi lewat telepon
langsung dan munculnya sms-sms spam menawarkan pinjaman, judi online, dan lain sebagainya.
Bahkan nomor ini bisa dialihkan untuk mengambil OTP (One Time Password) hingga
pembobolan kartu kredit.
Data pribadi yang berada di e-commerce terkadang berisi saldo juga, apalagi mereka yang aktif
berjualan, bahkan terhubung dengan kartu kredit, yang biasa memang di tinggalkan datanya di
akun e-commerce untuk kenyamanan bertransaksi. Kalau sampai bobol, akun kita diambil alih,
maka kita bisa kehilangan uang banyak.
Untuk mengantisipasi, ada beberapa hal yang bisa dilakukan:
Perlindungan hukum sebagai suatu upaya untuk melindungi kepentingan individu atas
kedudukannya sebagai manusia yang mempunyai hak untuk menikmati martabatnya, dengan
memberikan kewenangan padanya untuk bertindak dalam rangka kepentingannya tersebut.
“Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen Pasal 1 butir 1
menyebutkan bahwa perlindungan konsumen adalah segala upaya yang menjamin adanya
kepastian hukum untuk memberi perlindungan kepada konsumen”.
Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2001 tentang Badan Perlindungan Konsumen
Nasional Pasal 1 butir 1 menyebutkan bahwa perlindungan konsumen adalah segala upaya yang
menjamin adanya kepastian hukum untuk memberi perlindungan kepada konsumen. Peraturan
Pemerintah Nomor 58 Tahun 2001 tentang Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan
Perlindungan Konsumen Pasal 1 butir 1 menyebutkan bahwa perlindungan konsumen adalah
segala upaya yang menjamin adanya kepastian hukum untuk memberi perlindungan kepada
konsumen. Peraturan Pemerintah Nomor 59 Tahun 2001 tentang Lembaga Perlindungan
Konsumen Swadaya Masyarakat Pasal 1 butir 1 menyebutkan bahwa perlindungan konsumen
adalah segala upaya yang menjamin adanya kepastian hukum untuk memberi perlindungan
kepada konsumen.
Perlindungan konsumen menurut Pasal 1 butir 1 Undang - Undang Nomor 8 Tahun 1999
yang mengatur tentang Perlindungan Konsumen, adalah segala upaya yang menjamin adanya
kepastian hukum untuk memberi perlindungan kepada konsumen. Pengertian tersebut
menggambarkan bahwa hubungan antara konsumen dan pelaku usaha (pengusaha) pada dasarnya
adalah hubungan hokum yang menimbulkan hak dan kewajiban secara timbal balik antara kedua
belah pihak. Perlindungan konsumen menurut Pasal 3 Undang - Undang Nomor 8 Tahun 1999
tersebut, bertujuan untuk :
Di Indonesia sendiri belum memiliki data akurat terkait keamanan siber. Tahun 2005 pun
di Kementerian Kominfo belum ada satu divisi pun yang menangani keamanan siber dan baru
lima tahun kemudian dibentuk direktorat, itu pun hanya information security.
BAB III
KESIMPULAN
Hacker adalah sebutan untuk orang yang mempelajari, menganalisis, memodifikasi, menerobos
masuk ke dalam komputer dan jaringan komputer, baik untuk keuntungan ataupun tantangan dan
memiliki keahlian dalam bidang komputer dan mampu membuat program komputer yang lebih
baik daripada yang telah dirancang bersama.
Saat ini sering ditemukan peretasan situs belanja online dengan motif pembobolan / pencurian
data untuk mendapatkan suatu keuntungan. Kejahatan seperti ini sering kali terjadi namun
hingga sekarang di Indonesia sendiri belum ada pilar hukum paling ampuh untuk menangani
kasus-kasusnya, bahkan perkembangan kejahatan di dunia cyber semakin dahsyat.
Selain menggunakan piranti canggih, modus kejahatan cyber juga tergolong rapi. Begitu
hebatnya kejahatan ini bahkan dapat meresahkan dunia internasional. Dinamika cybercrime
memang cukup rumit. Sebab, tidak mengenal batas negara dan wilayah. Selain itu, waktu
kejahatannya pun sulit ditentukan.
SARAN
1. Masyarakat pengguna internet harus jauh lebih berhati-hati dalam menggunakan internet
terutama saat mengelola sebuah situs web yang memerlukan data pribadi.
2. Tidak menyimpan data kartu kredit disitus belanja dan mengganti password akun secara
berkala menggunakan kombinasi symbol maupun angka.
REFERENSI
BARDA NAWAWI ARIEF (2010) HASIL SEMINAR HUKUM NASIONAL VIII DI BALI 31
MAR 2003. SEMARANG: PUSTAKA MAGISTER.