Anda di halaman 1dari 8

Lex Privatum, Vol. IV/No.

7/Ags/2016

CYBER-BULLYING SEBAGAI SUATU KEJAHATAN dapat dikategorikan sebagai bullying secara


TEKNOLOGI INFORMASI DITINJAU DARI verbal karena pelaku melakukan tindakan
UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 bullying secara tidak langsung seperti
TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI mengejek, menghina, mengolok-olok, mencela,
ELEKTRONIK1 menyebarkan rumor, bahkan mengancam
Oleh: Daryl Albert Reppy2 dengan menggunakan media elektronik. Cyber
bullying yang berkepanjangan bisa mematikan
ABSTRAK rasa kepercayaan diri seseorang terutama pada
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk anak atau remaja, membuat seseorang menjadi
mengetahui bagaimana kedudukan Cyber murung, depresi, selalu merasa bersalah atau
Bullying dalam kejahatan melalui teknologi gagal karena tidak mampu mengatasi sendiri
informasi dan bagaimana bentuk gangguan yang menimpanya. Bahkan ada pula
pertanggungjawaban pidana pelaku Cyber korban cyber bullying yang berpikir untuk
Bullying menurut Undang-Undang Nomor 11 mengakhiri hidupnya karena tak tahan lagi
Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi diganggu.
Elektronik. Dengan menggunakan metode Pemerintah Indonesia perlu untuk
penelitian yuridis normative disimpulkan: 1. memberikan perlindungan bagi korban di dunia
Fenomena Cyber Bullying merupakan kejahatan maya tersebut dengan mengesahkan ketentuan
tradisional yang dilakukan dengan alat bantu perundang-undangan yang ditujukan untuk
komputer atau teknologi informasi yang melindungi kepentingan korban. Dan pada
menyerang nama baik seseorang. Dalam hukum Maret 2008 disahkanlah Undang-Undang
Indonesia ini dapat dimasukkan kedalam delik Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan
penghinaan dan/atau pencemaran nama baik. Transaksi Elektronik oleh pemerintah. Filosofi
2. Pertanggungjawaban pidana terhadap pelaku mengenai disahkannya Undang-undang
Cyber Bullying harus memenuhi unsur-unsur, Informasi dan Transaksi Elektronik didasarkan
yaitu: Adanya perbuatan melawan hukum pada pemikiran yang terdapat di dalam
(perbuatan pidana); Mampu konsideran yang menyatakan: “Bahwa
bertanggungjawab; Memiliki salah satu bentuk globalisasi informasi telah menempatkan
kesalahan, yaitu sengaja (dolus) dan alpa (lalai); Indonesia sebagai bagian dari masyarakat
Tidak boleh ada alasan pemaaf. Dalam hukum informasi dunia sehingga mengharuskan
Indonesia fenomena ini dapat dimasukkan dibentuknya pengaturan mengenai pengelolaan
kedalam delik penghinaan dan/atau Informasi dan Transaksi Elektronik di tingkat
pencemaran nama baik. Jika memenuhi unsur- nasional sehingga pembangunan Teknologi
unsur tersebut maka pelaku dapat diberi sanksi Informasi dapat dilakukan secara optimal,
pidana sesuai Pasal 45 ayat (1) jo Pasal 27 ayat merata dan menyebar ke seluruh lapisan
(3) UU ITE. masyarakat guna mencerdaskan kehidupan
Kata kunci: Cyber-Bullying, kejahatan, teknologi bangsa. Perkembangan dan kemajuan Teknologi
informasi Informasi yang demikian pesat telah
menyebabkan perubahan kegiatan kehidupan
PENDAHULUAN manusia dalam berbagai bidang yang secara
A. Latar Belakang langsung telah mempengaruhi lahirnya bentuk-
Cyber bullying merupakan aktivitas bentuk perbuatan hukum baru”. Di dalam
menggunakan teknologi informasi dan undang-undang tersebut diatur mengenai
komunikasi secara disengaja, berulang-ulang beberapa terobosan dan perluasan dalam hal
dan terus-menerus mengandung permusuhan asas-asasnya beserta sanksi pidananya.Selain
yang dilakukan oleh individu atau kelompok aturan pidana substantif, dalam undang-undang
dengan tujuan untuk melukai perasaan orang ini juga mengatur mengenai prosedur dan alat
lain (kelompok atau indvidu). Cyber bullying bukti yang mengalami perluasan, yaitu
dimasukkannya alat bukti baru yang berkaitan
1
Artikel Skripsi. Dosen Pembimbing : Dr. Rodrigo F. Elias,
dengan media elektronik.
SH, MH; Dr. Ralfie Pinasang, SH, MH. Tindak kejahatan di dunia maya sangat tidak
2
Mahasiswa pada Fakultas Hukum Unsrat, NIM. mudah diatasi dengan mengandalkan hukum
100711258

61
Lex Privatum, Vol. IV/No. 7/Ags/2016

positif konvensional dalam hal ini Kitab Undang- 2008 Tentang Informasi dan Transaksi
Undang Hukum Pidana (selanjutnya disebut Elektronik.
KUHP). Berbicara mengenai kejahatan, tidak
dapat dilepaskan dari lima faktor yang saling B. Rumusan Masalah
kait mengkait, yaitu pelaku kejahatan, modus 1. Bagaimana kedudukan Cyber Bullying dalam
kejahatan, korban kejahatan, reaksi sosial atas kejahatan melalui teknologi informasi?
kejahatan dan hukum. Hukum pidana memang 2. Bagaimanakah bentuk pertanggungjawaban
menjadi salah satu instrumen penting dalam pidana pelaku Cyber Bullying menurut
pencegahan dan penanggulangan kejahatan. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008
Untuk membuat suatu ketentuan hukum yang Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik?
dapat mengatasi perubahan yang cepat dan
dinamis yang terjadi di dunia maya khususnya, C. Metode Penulisan
seperti teknokogi informasi ini bukanlah suatu Berdasarkan permasalahan yang diteliti oleh
perkara yang mudah.3 Sebenarnya dalam penulis, maka metode penelitian ini
persoalan cybercrime, tidak ada kekosongan menggunakan penelitian hukum normatif.
hukum, ini terjadi jika digunakan metode Metode penelitian hukum normatif atau
penafsiran yang dikenal dalam ilmu hukum. metode penelitian hukum kepustakaan adalah
Lahirlah suatu rezim hukum baru yang dikenal metode atau cara yang dipergunakan di dalam
dengan hukum siber atau hukum telematika. penelitian hukum yang dilakukan dengan cara
Hukum siber (cyber law) secara internasional meneliti bahan pustaka yang ada.5 Tahapan
digunakan istilah hukum yang terkait dengan pertama penelitian hukum normatif adalah
pemanfaatan teknologi informasi dan penelitian yang ditujukan untuk mendapatkan
telekomunikasi. Demikian pula hukum hukum obyektif (norma hukum), yaitu dengan
telematika yang merupakan perwujudan dari mengadakan penelitian terhadap masalah
konvergensi hukum telekomunikasi, hukum hukum. Tahapan kedua penelitian hukum
media, dan hukum informatika. Istilah lain yang normatif adalah penelitian yang ditujukan
juga digunakan adalah hukum teknologi untuk mendapatkan hukum subjektif (hak dan
informasi (law of information technology), kewajiban).
hukum dunia maya (virtual world law) dan
hukum mayantara. Istilah-istilah tersebut lahir PEMBAHASAN
mengingat kegiatan yang dilakukan melalui A. Kedudukkan Cyber Bullying Dalam
jaringan sistem komputer dan sistem Kejahatan Melalui Teknologi Informasi
komunikasi baik dalam lingkup lokal maupun Melihat jaman sekarang teknologi informasi
global (internet) dengan manfaat teknologi mempunyai peran yang sangat penting bagi
informasi berbasis sistem komputer yang masyarakat. Karena internet memudahkan kita
merupakan sistem elektronik yang dapat dilihat untuk mencari informasi atau berkomunikasi
secara virtual. Permasalahan hukum yang sering dengan seseorang bahkan sampai seluruh
kali dihadapi adalah ketika terkait dengan dunia. Internet mengubah konsep jarak dan
penyampaian informasi, komunikasi dan/atau waktu secara drastis seolah-olah dunia menjadi
transaksi secara elektronik, khususnya dalam kecil dan tidak terbatas. Setiap orang bisa
hal pembuktian dan hal yang terkait dengan berhubungan, berbicara, dan berbisnis dengan
perbuatan hukum yang dilaksanakan melaui orang lain yang berada ribuan kilometer dari
sistem elektronik.4 tempat dimana ia berada hanya dengan
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis berkomunikasi melaui komputer atau telepon
tertarik mengkaji dan menganalisis lebih dalam genggam (handphone).
masalah tersebut dengan judul: Cyber-Bullying Hubungan yang terjalin antara setiap
sebagai suatu Kejahatan Teknologi Informasi individu di dalam dunia maya juga
Ditinjau dari Undang-Undang Nomor 11 Tahun menghasilkan kejahatan antar individu maupun

3 5
Budi Suhariyanto, Op.,Cit., hal. 4. Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum
4
Penjelasan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Normatif Suatu Tinjauan Singkat, Cetakan ke-11, Raja
tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, Paragraf 3. Grafindo Persada , Jakarta, 2009, hal. 13-14.

62
Lex Privatum, Vol. IV/No. 7/Ags/2016

kelompok masyarakat, bahkan terkadang Jenis kejahatan ini, sasaran serangannya


permasalahan yang tadinya hanya terjadi di ditujukan kepada perorangan atau individu
dunia nyata kemudian dibawa ke dunia maya yang memiliki sifat atau kriteria tertentu
yang merupakan sarana interaksi sosial masa sesuai tujuan penyerangan tersebut.
kini. Kejahatan melalui teknologi informasi atau Beberapa contoh kejahatan ini antara lain:
yang biasa disebut cybercrime merupakan a. Pornografi
kejahatan yang dilakukan dengan alat bantu Kegiatan yang dilakukan dengan
komputer atau internet. membuat, memasang,
mendistribusikan, dan menyebarkan
Berdasarkan motif kegiatan: 6 material yang berbau pornografi, cabul,
a. Cybercrime sebagai tindakan murni serta mengekspos hal-hal yang tidak
kriminal pantas.
Kejahatan yang murni merupakan tindak b. Cyberstalking atau Cyber bullying
kriminal merupakan kejahatan yang Kegiatan yang dilakukan untuk
dilakukan karena motif kriminalitas. mengganggu atau melecehkan
Kejahatan jenis ini biasanya menggunakan seseorang dengan memanfaatkan
internet hanya sebagai sarana kejahatan. komputer, misalnya dengan
Contoh kejahatan semacam ini adalah menggunakan e-mail yang dilakukan
Carding, yaitu pencurian nomor kartu kredit secara berulang-ulang seperti halnya
milik orang lain untuk digunakan dalam teror di dunia cyber. Gangguan tersebut
transaksi perdagangan di internet. Juga bisa saja berbau seksual, religius, dan
pemanfaatan media internet (webserver, lain sebagainya.
mailing list) untuk menyebarkan material c. Cyber-Tresspass
bajakan. Pengirim e-mail anonim yang Kegiatan yang dilakukan melanggar
berisi promosi (spamming) juga dapat area privasi orang lain seperti misalnya
dimasukkan dalam contoh kejahatan yang Web Hacking. Breaking ke PC, Probing,
menggunakan internet sebagai sarana. Di Port Scanning dan lain sebagainya.
beberapa negara maju, pelaku spamming 2) Cybercrime menyerang hak milik (Againts
dapat dituntut dengan tuduhan Property)
pelanggaran privasi. Cybercrime yang dilakukan untuk
b. Cybercrime sebagai kejahatan ”abu-abu” menggangu atau menyerang hak milik
Pada jenis kejahatan di internet yang masuk orang lain. Beberapa contoh kejahatan jenis
dalam wilayah ”abu-abu”, cukup sulit ini misalnya pengaksesan komputer secara
menentukan apakah itu merupakan tindak tidak sah melalui dunia cyber, pemilikan
kriminal atau bukan mengingat motif informasi elektronik secara tidak
kegiatannya terkadang bukan untuk sah/pencurian informasi, carding,
kejahatan. Salah satu contohnya adalah cybersquating, hijacking, data forgery dan
probing atau portscanning. Ini adalah segala kegiatan yang bersifat merugikan hak
sebutan untuk semacam tindakan milik orang lain.
pengintaian terhadap sistem milik orang 3) Cybercrime menyerang pemerintah (Againts
lain dengan mengumpulkan informasi Government)
sebanyak-banyaknya dari sistem yang Cybercrime Againts Government dilakukan
diintai, termasuk sistem operasi yang dengan tujuan khusus penyerangan
digunakan, port-port yang ada, baik yang terhadap pemerintah. Kegiatan tersebut
terbuka maupun tertutup, dan sebagainya. misalnya cyber terorism sebagai tindakan
Sedangkan berdasarkan sasaran kejahatan, yang mengancam pemerintah termasuk
cybercrime dapat dikelompokkan menjadi juga cracking ke situs resmi pemerintah
beberapa kategori seperti berikut ini: atau situs militer.
1) Cybercrime yang menyerang individu Jika kita melihat cyber bullying termasuk
(Against Person) kejahatan tradisional yang menyerang individu
yaitu sasaran serangannya ditujukan kepada
6
https://balianzahab.wordpress.com/cybercrime/modus- perorangan atau individu yang memiliki sifat
modus-kejahatan-dalam-teknologi-informasi/

63
Lex Privatum, Vol. IV/No. 7/Ags/2016

atau kriteria tertentu sesuai tujuan satu kelompok chatting. Disini pelaku
penyerangan tersebut. Sesuai dengan contoh Cyberbullying dapat mengirimkan kata-kata
kasus cyber bullying yang penulis uraikan di gertakan dimana orang lain dalam group
latar belakang tersebut. chatting tersebut dapat membaca dengan
Menurut hemat penulis cyber bullying mudah, dan korban merasa tersudutkan.
adalah kejahatan yang dilakukan oleh seseorang c. Trash Poling Site
dengan cara mengintimidasi target atau korban Beberapa pelaku Cyberbullying membuat
secara berulang-ulang dan sengaja melalui poling tertentu dengan tema yang diniatkan
media teknologi informasi atau internet untuk merusak reputasi seseorang.
bertujuan untuk merusak nama baik atau d. Blog
kehormatan seseorang yang bertentangan Blog merupakan website pribadi yang bias
dengan asas-asas hukum. Selain itu, menurut dijadikan buku harian atau diary. Di sini
pengertian moral, tindakan pencemaran nama pelaku bullying bebas memposting apa saja
baik adalah suatu perbuatan yang merugikan termasuk konten yang mengintimidasi
orang lain dan bertentangan dengan norma- seseorang.
norma yang berlaku di masyarakat, dimana e. Bluetooth Bullying
setiap orang berhak untuk bebas dari Praktiknya dengan mengirimkan gambar
penyiksaan atau perlakuan yang merendahkan atau pesan yang mengganggu kepada
derajat martabat manusia sesuai dengan bunyi seseorang melalui koneksi Bluetooth yang
Pasal 28G ayat (2) UUD 1945. sedang aktif.
Dengan melihat kejahatan melalui teknologi f. Situs Jejaring Sosial
informasi perbuatan berupa provokasi, fitnah, Situs jejaring social yang berisi banyak fitur
penghinaan, dan bentuk-bentuk kejahatan banyak disalahgunakan pelaku bullying
tradisional lainnya banyak dijumpai di internet. dengan memposting status, komentar,
kejahatan-kejahatan tersebut perlu di- posting dinding, testimony, foto, dan lain-
kriminalisasi karena kerugian yang diderita lain yang mengganggu, mengintimidasi,
korban dapat lebih serius dan penyebarannya menyinggung, dan merusak citra seseorang.
lebih cepat serta luas dibandingkan dengan g. Game Online
perbuatan yang dilakukan secara manual,7 Cyberbullying juga banyak ditemukan pada
misalnya penghinaan atau pencemaran nama game online. Cyberbullying dapat terjadi
baik. Selain itu dalam hasil Kongres PBB ke-10 di pada software game di PC dengan koneksi
Wina, juga disimpulkan bahwa kejahatan internet seperti Nintendo, Xbox 360, dan
tradisional yang menggunakan komputer Playstation 3. Cyberbullying ini dilakukan
termasuk dalam ruang lingkup cybercrime.8 pada pemain yang kalah yang biasanya
Alat-alat yang biasa digunakan dalam cyber pemain baru dan muda.
bullying menurut Sheri Bauman: 9 h. Mobile Phone
a. Instant Message (IM) Telepon selular merupakan alat yang sering
Instant Message (IM) ini meliputi e-mail digunakan oleh Cyberbully dalam
dan akun tertentu di internet yang menjalankan aksinya, fitur yang digunakan
memungkinkan penggunanya mengirimkan dalam mengintimidasi adalah mengirimkan
pesan atau teks ke pengirim lainnya yang pesan teks atau sms (Short Message
memiliki ID website tersebut. Service), gambar, ataupun video yang
b. Chatroom mengganggu korban.
Chatroom merupakan salah satu fasilitas
website tertentu dimana pengguna yang B. Bentuk Pertanggungjawaban Pidana Pelaku
memiliki ID disana dapat bergabung dalam Cyber Bullying Menurut Undang-Undang
Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi
7
Widodo, Op.cit., hal. 98 dan Transaksi Elektronik
8
9
Ibid., hal. 98 1. Adanya perbuatan melawan hukum
Alat yang dipergunakan dalam cyberbullying diakses dari (perbuatan pidana)
https://mycyberbullying.wordpress.com/2014/05/25/alat-
yang-dipergunakan-dalam-cyberbullying/ pada tanggal 25
Unsur kesalahan tidak terlepas dari subjek
Mei 2014. atau pelaku yang melakukan tindak pidana.

64
Lex Privatum, Vol. IV/No. 7/Ags/2016

Tindak pidana atau strafbaar felt berbeda 2. Kemampuan untuk menentukan


dengan perbuatan pidana. Menurut kehendaknya menurut keinsafan tentang
Moeljatno:10 Apakah istilah "perbuatan pidana" baik dan buruknya perbuatan tadi.
itu dapat kita samakan dengan istilah Belanda Artinya dalam hal kesalahan seharusnya
strafbaar feit? Untuk menjawab ini perlu kita subyek dalam hal ini dengan keadaan yang
ketahui dahulu apakah artinyanya strafbaar feit. sebaik-baiknya harus bisa membedakan mana
Simons menerangkan, bahwa strafbaar feit hal yang bertentangan dengan hukum atau
adalah kelakuan (handeling) yang diancam tidak. Atau setidaknya menurut pandangan
dengan pidana, yang bersifat melawan hukum, umum hal tersebut merupakan hal yang pantas
yang berhubungan dengan kesalahan dan yang atau tidak pantas.
dilakukan dengan orang yang mampu Bagian pertama merupakan faktor akal
bertanggung jawab. (intelectual factors) yaitu dapat membeda-
Dapat ditarik kesimpulan dari pernyataan di bedakan antara perbuatan yang diperbolehkan
atas adalah bahwa setiap perbuatan yang dan yang tidak. Yang kedua adalah faktor
dilakukan oleh subyek hukum yang adalah perasaan atau kehendak (volitional factor),
orang dan badan hukum sebagai penunjang hak yaitu dapat menyesuaikan tingkah lakunya
dan kewajiban harus dapat ditentukan apakah dengan keinsafan atas nama yang
melanggar hukum atau tidak bahkan harus juga diperbolehkan dan mana yang tidak.13 Melihat
ditentukan tentang bagaimana tatacara dari uraian di atas seharusnya dalam menjamin
pemidanaannya. Van Hamel merumuskan kepastian hukum dalam suatu negara harus bisa
sebagai berikut: Strafbaar feit adalah kelakuan memberikan edukasi secara berlanjut kepada
orang (menselijke gedraging) yang dirumuskan masyarakat sehingga dapat meminimalisir
dalam web, yang bersifat melawan hukum, yang perbuatan-perbuatan yang mengandung unsur
patut dipidana (Strafwaardig) dan dilakukan pidana.
dengan kesalahan.11 Sehingga setiap perbuatan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP)
yang mengandung unsur perbuatan Pidana menentukan masalah kemampuan
yang bertentangan dengan hukum harus bertanggungjawab dihubungkan dengan Pasal
dipidana atau dikenakan sanksi sesuai dengan 44 yang menentukan sebagai berikut:14
ketentuan peraturan perundang-undangan. a. Barangsiapa melakukan perbuatan yang
tidak dapat dipertanggungjawabkan
2. Mampu Bertanggungjawab padanya, disebabkan karena jiwanya cacat
Pertanggungjawaban pidana mensyaratkan dalam tubuhnya (gebrekkige ontwikkeling)
pelaku mampu bertanggungjawab. Hubungan atau terganggu karena penyakit (ziekelijke
pelaku dengan tindakan ditentukan oleh storing), tidak dipidana;
kemampuan bertanggungjawab dari pelaku. b. Jika ternyata bahwa perbuatan tidak dapat
Pada hakikatnya pelaku harus menginsyafi dipertanggungjawabkan padanya
hakikat tindakan yang dilakukan hal ini disebabkan karena jiwanya cacat dalam
berkaitan erat dengan kesengajaan atau tubuhnya atau terganggu karena penyakit,
kealpaan. maka hakim dapat memerintahkan supaya
Menurut Moeljatno, "dalam menjelaskan orang itu dimasukan ke dalam rumah sakit
arti kesalahan, kemampuan bertanggung jawab jiwa, paling lama satu tahun sebagai waktu
dengan singkat diterapkan sebagai keadaan percobaan; dan
batin yang normal dan sehat." Moeljatno c. Ketentuan tersebut dalam ayat 2 hanya
menambahkan: 12 berlaku bagi Mahkamah Agung, Pengadilan
1. Kemampuan untuk membeda-bedakan Tinggi, dan Pengadilan Negeri.
antara perbuatan yang baik dan yang buruk;
yang sesuai hukum dan yang melawan 3. Memiliki salah satu bentuk kesalahan, yaitu
hukum; dan sengaja (dolus) dan lalai (culpa)
Syarat berikutnya yang harus terpenuhi
10 13
Moeljatno, Op.Cit., hal. 24 Ibid., hal. 178
11 14
Ibid., hal. 33 Lihat selengkapnya dalam Undang-Undang Nomor 1
12
Moeljatno, Op.Cit., hal. 178 Tahun 1946 Tentang Kitab Undang-Undang Hukum Pidana.

65
Lex Privatum, Vol. IV/No. 7/Ags/2016

adanya kesalahan. Dasar seseorang untuk dapat lain:


dipidana adalah ada kesalahan. Sekalipun a. Tidak mampu bertanggung jawab karena
seseorang telah melakukan perbuatan pidana jiwanya cacat dalam pertumbuhan atau
atau perbuatan yang terlarang dan tercela terganggu karena penyakit (Pasal 44 ayat (1)
terhadap seseorang tersebut tidak dapat KUHP);
dijatuhi pidana apabila orang tersebut tidak b. Daya paksa (Pasal 48 KUHP); dan,
mempunyai kesesalahan. Kesalahan yang c. Pembelaan terpaksa yang melampaui batas
terbagi atas kesengajaan yang disebut dengan (Pasal 49 ayat (2) KUHP).
dolus atau kealpaan yang disebut juga dengan Tindak pidana pencemaran nama baik
culpa. Andy hamzah menjelaskan bahwa secara melalui media elektronik dirumuskan dalam
tradisional dikenal tiga jenis sengaja, yaitu:15 Pasal 27 ayat (3) Undang-Undang Informasi dan
1. Sengaja sebagai maksud (opzet als oogmerk) Transaksi Elektronik yang menentukan: "setiap
2. Sengaja dengan kesadaran tentang kepastian orang dengan sengaja dan tanpa hak
(opzet met bewustheid van zekerheid of mendistribusikan dan/atau mentransmisikan
noodzakelijkheid). dan/atau dapat membuat diaksesnya suatu
3. Sengaja dengan kesadaran kemungkinan informasi elektronik dan/atau dokumen
sekali terjadi (opzet met elektronik yang memiliki muatan penghinaan
waarschijnlijkheidsbewustzijn). Secara dan/atau pencemaran nama baik".
tradisional, penulis-penulis hukum pidana Masing-masing unsur tersebut dijelaskan
seperti Noyon-Lanemeijer, Jonkers dan lain- sebagai berikut :
lain menyamakan sengaja bentuk ini dengan 1. Setiap orang; menurut Pasal 1 butir 21
"sengaja dengan kesadaran kemungkinan Undang-Undang ITE, "orang adalah orang
terjadi" (opzet met mogelijkheidsbewustzijn) perseorangan, baik warga Negara Indonesia,
atau disebut juga bersyarat (voorwaardelijk warga Negara asing, maupun badan hukum."
opzet) atau dolus eventualis. dalam penerapan Pasal ini dan Pasal-Pasal
Jadi, dapat dikatakan, bahwa sengaja lain yang akan dibahas, harus diperhatikan
kepastian terjadi itu pembuat yakin bahwa Pasal 2 Undang-Undang Informasi dan
akibat yang dimaksudkannya tidak akan Transaksi Elektronik yang menegaskan
tercapai tanpa terjadinya akibat yang tidak bahwa undang-undang tersebut berlaku
dimaksud. Menurut teori kehendak, apabila untuk setiap orang yang melakukan
pembuat juga menghendaki akibat atau hal-hal perbuatan hukum yang diatur dalam
yang turut serta mempengaruhi terjadinya undang-undang tersebut baik yang berada di
akibat yang terlebih dahulu telah dapat wilayah hukum Indonesia maupun diluar
digambarkan sebagai suatu akibat yang tidak wilayah hukum Indonesia yang memiliki
dapat dielakkan terjadinya maka orang itu akibat hukum di wilayah Indonesia dan
melakukan sengaja dengan kepastian terjadi merugikan kepentingan Indonesia.
(opzet bij noodzakelik-heids atau 2. Dengan sengaja dan tanpa hak; unsur
zakerheidsbewustzijn), Sedangkan apa yang sengaja termasuk unsur subjektif, unsur
disebut sengaja dengan kemungkinan terjadi yang diliputi oleh sengaja adalah unsur
(opzet met mugelijkheidsbewustzijn) atau perbuatan menyerang, objeknya berupa
sengaja bersyarat (voorwaardelijk opzet) kehormatan atau nama baik, unsur dengan
menurut hazewinkel-suringa, 16 terjadi jika melakukan perbuatan tertentu. Leden
pembuat tetap melakukan yang dikehendakinya Marpaung memberikan pengertian sengaja
walaupun ada kemungkinan akibat lain yang dalam hal ini yaitu "apabila si pelaku
sama tidak diinginkannya terjadi. menyadari atau mengetahui kata-kata
diucapkan dan apabila pelaku mengetahui
4. Tidak Boleh Adanya Alasan Pemaaf kata-kata tersebut merupakan kata-kata
Golongan yang termasuk atau dapat menista." 17 Artinya pelaku dalam melakukan
dikategorikan sebagai alasan pemaaf antara suatu perbuatan berada dalam kondisi yang
sebaik-baiknya dan dalam keadaan sadar
15
Moeljanto, Op.,Cit., hal. 20
16 17
Andi Hamzah, Op.Cit., hal. 116 Leden Marpaung I, Op.Cit., hal. 14

66
Lex Privatum, Vol. IV/No. 7/Ags/2016

atau dalam keadaan yang mampu diaksesnya obyek tersebut terdapat pada unsur
bertanggung jawab. keadaan menyertai tersebut. Dan dipidana
3. Mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dengan Pasal 45 ayat (1) sesuai ketentuan
dan/atau dapat membuat dapat diaksesnya: pidana pada Bab IX yang berbunyi setiap orang
Kamus lengkap bahasa Indonesia yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud
mengartikan bahwa "mendistribusikan dalam Pasal 27 ayat (1), ayat (2), ayat (3), atau
adalah menyalurkan sesuatu kepada".18 ayat (4) dipidana dengan pidana penjara paling
Joshua Sitompul menjelaskan bahwasannya lama 6 (enam) tahun dan/atau denda paling
yang dimaksudkan dengan mendistribusikan banyak Rp. 1.000.000.000,00 (satu miliar
adalah mengirimkan informasi atau rupiah).
dokumen elektronik kepada beberapa pihak
atau tempat melalui atau dengan sistem PENUTUP
elektronik. Tindakan ini dapat dilakukan A. Kesimpulan
dengan mengirimkan email, SMS atau MMS 1. Fenomena Cyber Bullying merupakan
kepada banyak penerima.19 Unsur lainnya kejahatan tradisional yang dilakukan
yang berupa perbuatan mentransmisikan dengan alat bantu komputer atau teknologi
yang dimaksudkan adalah mengirimkan atau informasi yang menyerang nama baik
meneruskan informasi atau dokumen seseorang. Dalam hukum Indonesia ini
elektronik dari satu pihak atau tempat ke dapat dimasukkan kedalam delik
satu orang atau ke tempat lain. Dalam penghinaan dan/atau pencemaran nama
mendistribusikan mengandung makna baik
mentransmisikan, tetapi perbedaannya 2. Pertanggungjawaban pidana terhadap
adalah esensi dari mendistribusikan ialah pelaku Cyber Bullying harus memenuhi
menyebar luaskan informasi atau dokumen unsur-unsur, yaitu: Adanya perbuatan
elektronik, sedangkan mentransmisikan melawan hukum (perbuatan pidana);
hanya terbatas dari satu pengirim kepada Mampu bertanggungjawab; Memiliki salah
satu penerima. Tindakan ini dapat dilakukan satu bentuk kesalahan, yaitu sengaja (dolus)
dengan mengirimkan pesan (seperti email, dan alpa (lalai); Tidak boleh ada alasan
SMS, atau MMS) kepada seorang penerima, pemaaf. Dalam hukum Indonesia fenomena
atau meneruskan pesan kepada penerima ini dapat dimasukkan kedalam delik
lain.20 penghinaan dan/atau pencemaran nama
4. Memiliki muatan penghinaan dan/atau baik. Jika memenuhi unsur-unsur tersebut
pencemaran nama baik: Menurut kamus maka pelaku dapat diberi sanksi pidana
lengkap bahasa Indonesia, kata memuat sesuai Pasal 45 ayat (1) jo Pasal 27 ayat (3)
diartikan sebagai "memuat; berisi; UU ITE.
mengandung; membawa dengan wadah
atau tempat."21 Dapat diartikan kata B. Saran
memuat yaitu maksud dari perkataan 1. Sebaiknya Indonesia menerapkan
seseorang atas orang lain. pendidikan anti-bullying atau anti cyber-
Dapat dikatakan bahwa penghinaan bullying sejak dini di sekolah-sekolah
dan/atau pencemaran nama baik dalam dengan menyisipkan salah satu program
rumusan Pasal 27 ayat (3) Undang-Undang studi melalui mata pelajaran Teknologi
Informasi dan Transaksi Elektronik adalah unsur Informasi Komputer karena mengingat
keadaan yang menyertai yang melekat pada hidup di jaman sekarang tidak lepas dari
unsur obyek tindak pidana, ialah informasi teknologi elektronik. Hal ini ditekankan
dan/atau dokumen elektronik. Sifat melawan pada upaya penghapusan kejahatan serta
hukumnya perbuatan mentransmisikan, menanamkan perlakuan baik sejak dini.
mendistribusikan dan/atau membuat dapat 2. Kesadaran dari masyarakat dalam
menanggapi fenomena Cyber Bullying juga
18
EM Zul Fajri dan Ratu Aprilia Senja, Op.Cit., hal. 260
sangat diperlukan, dilihat dari interaksi
19
Joshua Sitompul, Op.Cit., hal. 154 sosial yang mayoritas menggunakan fasilitas
20
Ibid., hal 154 internet, maka tingkat kesadaran
21
Ibid., hal. 576

67
Lex Privatum, Vol. IV/No. 7/Ags/2016

masyarakat akan hukum yang mengatur Cetakan ke-11, Raja Grafindo Persada,
tindakan pencemaran nama baik atau Jakarta, 2009.
penghinaan perlu ditingkatkan. Sitompul Joshua, Cyber Space, Cyber Crime,
Cyber Law, Tata Nusa, Jakarta, 2005.
Suhariyanto Budi, Tindak Pidana Teknologi
DAFTAR PUSTAKA Informasi (Cybercrime), Urgensi
Pengaturan dan Celah Hukumnya,
Literatur RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2013.
Amirudin dan Asikin Zainal, Pengantar Metode Widodo, Aspek Hukum Pidana Kejahatan
Penelitian Hukum, Raja Grafindo Persada, Mayantara, Aswaja Pressindo,
Jakarta, 2007. Yogyakarta, 2013.
Chazawi Adami, Hukum Pidana Positif __________, Kebijakan Kriminal Terhadap
Penghinaan, Muhammad Musyafa, Kejahatan Yang Berhubungan Dengan
Surabaya, 2009. Komputer di Indonesia (Disertasi),
Chazawi Adami dan Ferdian Ardi, Tindak Pidana Jakarta, 2011.
Informasi & Transaksi Elektronik,
Penyerangan terhadap Kepentingan Peraturan Perundang-Undangan
Hukum Pemanfaatan Teknologi Informasi Undang-Undang Dasar Negara Republik
dan Transaksi Elektronik, Edisi Pertama, Indonesia Tahun 1945
Bayumedia Publishing, Malang, 2011. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1946 Tentang
Chakrawati Fitria, Bullying Siapa Takut, Tiga Kitab Undang-Undang Hukum
Ananda, Solo, 2009. Pidana(KUHP).
Fajri EM Zul dan Senja Ratu Aprilia, Kamus Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang
Lengkap Bahasa Indonesia, Difa Informasi dan Transaksi Elektronik
Publisher, Jakarta, 2004.
Hamzah Andi, Asas-Asas Hukum Pidana, Rineka WebSite
Cipta, Jakarta, 2008. http://definitions.uslegal.com/c/cyber-bullying/
Huda Chairul, Dari Tiada Pidana Tanpa https://balianzahab.wordpress.com/cybercrime
Kesalahan Menuju Kepada Tiada /modus-modus-kejahatan-dalam-
Pertanggungjawaban Tanpa Kesalahan, teknologi-informasi/
Prenada Media, Jakarta, 2006. http://www.oxforddictionaries.com/definition/
Mansur Dikdik M. Arief dan Gultom Elisatris, english/cyberbullying?q=+cyber+bullying
CYBER LAW Aspek Hukum Teknologi http://definitions.uslegal.com/c/cyber-bullying/
Informasi, Refika Aditama (Cetakan http://etcjournal.com/2011/02/14/cyberbullyin
Kedua), Bandung, 2009. g-an-interview-with-nancy-willard-2/
Marpaung Leden, Tindak Pidana Kehormatan, https://education.ohio.gov/getattachment/Topi
Sinar Grafika, Jakarta, 1997. cs/Other-Resources/School-Safety/Safe-
__________, Asas-Teori-Praktik Hukum Pidana, and-Supportive Learning/Anti-
Sinar Grafika, Jakarta, 2005. Harassment-Intimidation-and-Bullying-
Marzuki Peter Mahmud, Penelitian Hukum, Resource/Educator-s-Guide-Cyber-
Kencana Prenada Media Group, Jakarta, Safety.pdf.aspx,
2009. https://mycyberbullying.wordpress.com/2014/0
Moeljatno, Asas-Asas Hukum Pidana, Rineka 5/25/alat-yang-dipergunakan-dalam-
Cipta, Jakarta, 2000. cyberbullying/
Sianturi S.R., Tindak Pidana di KUHP, BPK
Gunung Mulia, Jakarta, 2010.
Soekanto Soerjono, Pokok-pokok Sosiologi
Hukum, Rajawali Pers, Jakarta, 1980.
__________, Pengantar Penelitian Hukum, UI
Press, Jakarta, 1986.
Soekanto Soerjono dan Sri Mamudji, Penelitian
Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat,

68

Anda mungkin juga menyukai