TINJAUAN PUSTAKA
1
Pusat Bahasa Departmen Pendidikan Nasional, 2008, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai
Pustaka, Jakarta, hlm. 540
7
8
perbuatan anti sosial yang secara sadar mendapat reaksi dari negara
erat kaitanya dan bahkan menjadi sebagian dari hasil budaya itu sendiri.
Ini berarti semakin tinggi tingkat budaya dan semakin modern suatu
bangsa, maka semakin modern pula kejahatan itu dalam bentuk, sifat dan
cara pelaksanaanya.4
2
Abdul Wahid dan Muhammad Labib, 2005, Kejahatan Mayantara (Cyber Crime), PT Refika
Aditama, Bandung, hlm.37
3
Soerjono Soekanto, 1981, Kriminologi Suatu Pengantar, Ghalia Indonesia, Jakarta, hlm 44
4
J. E Sahetapy dalam Abdul Wahid, 2002, Kriminologi dan Kejahatan Kontemporer, Lembaga
Penerbitan Fakultas Hukum Unisma, Malang, hlm. 2
5
Ronni R Nitibaskara dalam Didik M. Arief Mansur dan Elisatris Gultom, 2005, Cyber Law
Aspek Hukum Teknologi Informasi, PT Refika Aditama, Bandung, hlm. 25.
9
kejahatan komputer.
digital.7
6
Andi Hamzah, 1996, Hukum Pidana Yang Berkaitan Dengan Komputer, Sinar Grafika, Jakarta,
hlm. 10
7
Abdul Wahid dan Mohammad Labib,Op.Cit., hlm. 40.
10
dibagi dalam dua kategori. Pertama, cybercrime dalam arti sempit (in a
1. Perbuatan yang dilakukan secara ilegal, tanpa hak atau tidak etis
terhadapnya.
8
Didik M.Arief Mansur dan Elisatris Gultom, 2009, Cyber Law-Aspek Hukum Teknologi
Informasi, PT Refika Aditama, Bandung, hlm.8
11
aplikasinya.
batas negara.9
9
Abdul Wahid dan Muhammad Labib, Op.Cit., hlm. 76
10
Maskun, 2013, Kejahatan Siber: Cybercrime Suatu Pengantar, Kencana, Jakarta, hlm.51
12
pidana tersebut.
hal ini.
Transaksi Elektronik
dalam bab VII tentang perbuatan yang dilarang, dari pasal 27 sampai
30.
Elektronik.
18
juta.
Undang-Undang.
sebagai berikut:
ketentuan KUHAP.
informasi.
penetapan pengadilan.
melanggar hukum.
penggunaan komputer yang tidak sah atau akses yang ilegal ke data
negara lain, sebab para hacker di New York dapat secara langsung
because we demand free access to all data, and we get it. This
hacker/phreaker a secret.”12
is lots of fun, but it’s a kind of fun that takes lots of effort. The effort
takes motivation. Become a hacker you have to get a baseic thrill form
intelligence.”13
11
Maskun, Op.Cit., hlm.64
12
Revelation Loa-Ash, “The Ultimate Beginner’s Guide to Hacking and Phreaking” ,
http://www.hackers.com/texts/neos/starhak.txt diakses pada 14 September 2019
13
Raymond Eric Steven,” How to Become a Hacker”, http:// www.tuxedo.org/-esr/faqs/hacker-
howto.html, diakses pada 14 September 2019
23
dapat memiliki akses secara tidak sah atas suatu sistem dan data.
Edmon Makarim, 2005, Pengantar Hukum Telematika Suatu Kajian Kompilasi. PT. Raja
14
lain
eksternal.
kepuasan pribadi;
pidana hacking.
pemikiran brilian dari Hans Von Hentig, seorang ahli kriminologi pada
berasal dari bahasa latin yaitu “Victima” yang berarti korban dan
Dikdik M.Arief Mansur & Elisatris Gultom, 2007, Urgensi Perlindungan Korban Kejahatan:
15
adalah studi tentang tingkah laku korban (victim) sebagai salah satu
penentu kejahatan.16
lain sebab dan akibatnya yang dapat merupakan faktor viktimogen atau
pemasyarakatan18
pemerintah dan swasta. Oleh karena itu, kajian terhadap korban perlu
bermasyarakat.19
manfaat dari viktimologi ini secara garis besar ada 3 hal utama yang
19
Dikdik Arief Mansur dan Elisatris Gultom, 2006, Urgensi Perlindungan Korban Kejahatan
Antara Norma dan Realita, Grasindo, Jakarta, hlm. 34
20
Ibid, hlm. 35
21
Rena yulia, 2010, Viktimologi Perlindungan Hukum Terhadap Korban Kejahatan, Graha Ilmu,
Yogyakarta, hlm 39
29
korban
dari tindak pidana, hubungan korban dan pelaku, serta peranan dan
bukan korban dalam artian musibah atau bencana alam karena hal
dilakukan oleh pelaku tindak pidana dan lainnya. Disini jelas yang
23
Arif Gosita, 2009, Masalah korban kejahatan kumpulan karangan, Universitas Trisakti, Jakarta,
hlm. 329
24
Ibid, hlm.11
31
antara lain:
1. Setiap orang,
3. Kerugian ekonomi
berbunyi:
dan Saksi dalam Pelanggaran Hak Asasi Manusia yang Berat pasal 1
to human rights.”
26
Lilik Mulyadi, 2004, Kapita Selekta Hukum Pidana Kriminologi dan Viktimologi, Djambatan,
Jakarta, hlm. 123
34
berdaya.
atau masyarakat.
konstelasi politik.
badan hukum.
35
produk