OLEH:
NAMA : SULTHANAH MUKHLIS
NIM : 632201010018
B. Pendahuluan
Buku dengan judul “ cyber law” ini merupakan jilid ke -1 Mata
kuliah Cyber law merupakan mata kuliah unggulan di Fakultas
Hukum Universitas Komputer Indonesia karena memiliki dosen tetap
yang merupakan dosen yang ahli dan spesialisasi di bidang cyber
crime. Pada mata kuliah ini diberikan pengetahuan -pengetahuan
terkait istilah dan pengertian cyber law, sejarah keberadaan cyber
law, perkembangan cyber law di Indonesia, sumber hukum cyber
law, kar akteristik cyber law, jenis-jenis cyber law, faktor-faktor
pendorong terjadinya cyber crime, Cyber crime sebagai kejahatan
transnasional, penegakan hukum tindak pidana cyber crime,
pembuktian dala cyber crime, hubungan perlindungan konsumen
dengan cyber law meliputi : pengertian, dasar hukum, asas dan
tujuan dan e-commerce
C. Ringkasan Bab
Buku ini berisi terdiri atas 7 Bab, yang secara singkat dapat diuraikan
berikut ini:
D. Asas-Asas Cyberlaw
Dalam Kaitannya Dengan Penentuan Hukum Yang Berlaku
Dikenal Beberapa Asas Yang Biasa Digunakan, Yaitu :
1. Subjective Territoriality
2. Objective Territoriality
3. Nationality
4. Passive Nationality
5. Protective Principle
6. Universality.
A. Informasi Elektronik
Bab 3 Cybercrime
A. Pengertian Dan Karakteristik Cyber Crime
B. Jenis-Jenis Cyber Crime ..
C. Faktor Pendorong Terjadinya Cyber Crime
Ber dasar kan Ket iga Kat egor i Yur isdiksi Di At as, Per buat an
Yang Dapat Menimbulkan Masalah Dalam Undang -Undang Ite
Adalah Ketika Warga Negara Indonesia Melakukan Tindak
Pidana Di Luar Wilayah Negara Indonesia Dan Akibatnya
Tidak Timbul Di Wilayah Negara Indonesia.
1. Oral Evidence
A. Perdata (Keterangan Saksi, Pengakuan, Dan Sumpah)
B. Pidana (Keterangan Saksi, Keterangan Ahli, Dan
Keterangan Terdakwa)
2. Documentary Evidence
A. Perdata (Surat Dan Pesangkaan)
B. Pidana (Surat Dan Petunjuk)
3. Material Evidence
A. Perdata (Tidak Dikenal)
B. Pidana (Barang Yang Digunakan Untuk Melakukan Tindak
Pidana, Barang Yang Digunakan Untuk Membantu Tindak
Pidana, Barang Yang Merupakan Hasil Dari Suatu Tindak
Pidana, Barang Yang Diperoleh Dari Suatu Tindak Pidana,
Dan Informasi Dalam Arti Khusus)
4. Electronic Evidence
A. Konsep Pengelompokan Alat Bukti Menjadi Alat Bukti
Tertulis Dan Elektronik. Tidak Dikenal Di Indonesia
B. Konsep Tersebut Terutama Berkembang Di Negara -Negara
Common Law.
C. Pengaturannya Tidak Melahirkan Alat Nukti Baru, Tetapi
Memperluas Alat Bukti Yang Masuk Kategori Documentary
Evidence.
2. Keterangan Ahli
Pengertian Keterangan Ahli Sebagai Alat Bukti Hanya Bisa
Didapat Dengan Melakukan Pencarian Dan Menghubungkan
Dari Beberapa Ketentuan Yang Terpencar Dalam Pasal
Kuhap, Mulai Dari Pasal 1 Angka 28, Pasal 120, Pasal 133,
Dan Pasal 179 Dengan Jalan Merangkai Pasal -Pasal Tersebut
Maka Akan Memperjelas Pengertian Ahli Sebagai Alat Bukti
4. Petunjuk
Dalam Kuhap, Alat Bukt i Petunjuk Dap at Dilihat Dalam
Pasal 188, Petunjuk Adalah Perbuatan, Kejadian Atau
Keadaan Yang Karena Persamaannya, Keternagan Saksi
A. Surat;
B. Keterangan Terdakwa.
5. Keterangan Terdakwa
Mengenai Ket er angan Ter dakwa Diatur Dalam Kuhap Pada
Pasal 189
untuk buku ini mungkin tidak banya karna kelengkapan materi menurut
saya sudah cukup dan bisa di jadikan buku pembelajaran untuk
mahasiswa mungkin hanya ada beberapa bahasa atau alur pembahasan
yang sedikit saya tidak mengerti.
F. Kontribusi
Buku ini dengan mata kuliah Kejahatan Lintas Negara adalah Cybercrime
merupakan salahsatu jenis kej ahatan internasional kontemporer. Frasa
kontemporer yang digunakan menunjukkan kekinian cybercrime sebagai
salahsatu jenis kejahatan internasionalyang berkembang pesat, yang
berawal di periode 1970-an dan terus berkembang hingga saat ini.
2. Identitas
4. Ringkasan Bab
Buku ini berisi terdiri atas 6 Bab, yang secara singkat dapat diuraikan
berikut ini:
Bab 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Masyarakat Ekonomi ASEA
A. Barang Bukti.
B. Illegal Mining / Pertambangan Ilegal
C. Arms Smuggling / Penyelundupan Senjata
D. Intellectual Property Crime / HAKI
E. Banking / Perbankan
Barang Bukti.
Barang bukti yang berhasil dihimpun dan ditahan oleh
aparat yang berwajib antara lain :
1 50 kilogram insang kering, serta 13 kg daging penyu, 53
ekor hiu gergaji, 558 kg tulang pari manta, 4 kg sisik
penyu, insang pari manta, kerang nautilus pari manta
seberat 60kg;
2 Jumlah insang ikan pari manta yang ditahan PSDKP
sebanyak 360 kg setara dengan 280 ekor senilai Rp.
864juta;
3 Blangkas atau mimi bulan (Tachypleus gigas) yang
berhasil diamankan 840 ekor;
4 Ratusan ikan hias -salah satunya jenis Nemo- tanpa
dokumen pengangkutan dan pengiriman;
Bab KESIMPULAN
5
Dalam kesimpulan menjelaskan:
TERORISM (Terorisme) :
Dari hasil penangkapan yang dilakukan oleh Densus
88 Polri pada tahun 2014 berjumlah 21 tempat kejadian
penangkapan dengan jumlah para pelaku sejumlah 44
berjenis kelamin laki-laki, Sepanjang tahun 2014, dari
bulan Januari - September 2014, tidak ada satu aksi
tindak pidana terrorisme dalam skala besar terjadi di
Indonesia, khususnya dalam bentuk pengeboman dalam
skala besar. Fakta penangkapan terroris yang dilakukan
oleh Densus 88 Polri, mengindikasikan bahwa terrorisme
masih menjadi ancaman yang nyata di Indonesia.
NARKOTIC (Narkotika)
untuk untuk buku ini mungkin tidak banya karna kelengkapan materi
menurut saya sudah cukup dan bisa di jadikan buku pembelajaran untuk
anak-anak mahasiswa mungkin hanya ada beberapa bahasa atau alur
pembahasan yang sedikit saya mengerti
6. Kontribusi