Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

CYBER CRIME
ETIKA DAN PROFESIONALISME

DISUSUN OLEH:

RISKA IKBAL (1924152027)

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

1
2022

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat, taufik, dan hidayah-
Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya
dengan sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai satu acuan, petunjuk
maupun pedoman bagi pembaca dalam mata kuliah Etika Dan Profesionalisme.

Penulis merasa masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, baik secara teknis
maupun materi mengingat minimnya kemampuan yang dimiliki. Maka dari itu, kritik dan saran
yang membangun dari berbagai pihak dibutuhkan demi penyempurnaan makalah ini.

Penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang turut
membantu dalam penyelesaian makalah ini. Akhir kata, penulis berharap semoga Allah SWT
memberikan imbalan setimpal kepada mereka yang memberikan bantuan dan dapat menjadikan
semua bantuan itu sebagai ibadah. Amin Ya Rabbal Alamin.

Makassar, 23 November 2022

Penulis

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Pemanfaatan Teknologi Informasi, media, dan komunikasi telah mengubah baik perilaku
masyarakat maupun peradaban manusia secara global. Perkembangan teknologi informasi
dan komunikasi telah pula menyebabkan hubungan dunia menjadi tanpa batas (borderless) dan
menyebabkan perubahan sosial, ekonomi, dan budaya secara signifikan berlangsung demikian
cepat. Teknologi Informasi saat ini menjadi pedang bermata dua karena selain memberikan

2
kontribusi bagi peningkatan kesejahteraan, kemajuan,, dan peradaban manusia, sekaligus
menjadi sarana efektif perbuatan melawan hukum.

Salah satu perkembangan teknologi yang sering digunakan dan dibutuhkan semua kalangan
masyarakat adalah computer. Dengan computer seseorang dapat dengan mudah
mempergunakannya, tetapi dengan adanya computer seseorang menggunakannya dengan ada
hal yang baik dan tidaknya. Cyber crime dan cyber law dimana kejahatan ini sudah melanggar
hukum dalam teknologi dan seseorang yang mengerjakannya dapat di kenakan hukum pidana
dan perdata.

1.2.Tujuan Penulisan

Makalah ini di susun agar pemahaman tentang tindak kejahatan melalui media internet
dengan sebutan Cyber Crime dan Cyber Law ini menjadi lebih mudah di mengerti bagi setiap
orang yang membacanya. Dan khususnya untuk para pengguna media online, makalah ini
merupakan informasi yang harus diaplikasikan dalam menggunakan media internet
sebagai wadah untuk melakukan berbagai aktifitas dengan baik dan hati-hati.

Makalah ini secara khusus ingin mengaplikasikan teori mata kuliah Etika Profesi Teknologi
Informasi dan Komunikasi dengan mencari referensi dan menyebarkan informasinya melalui
desain blog, untuk lebih memahami tentang apa itu cybercrime dan Cyberlaw berikut
karakteristiknya dan seluk beluknya, dan juga disediakan pula beberapa contoh kasus untuk bisa
lebih menerangkan Cyberlaw. Selain itu, makalah ini juga dibuat untuk mendapatkan nilai
Ujian Akhir Semester II Matakuliah Hukum dan Regulasi Telekomunikasi.

BAB 2 PEMBAHASAN

2.1.Undang – Undang ITE ( Informasi dan Transaksi Elektronik )

Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik adalah Ketentuan yang berlaku untuk
setiap orang yang melakukan perbuatan hukum sebagaimana diatur dalam Undang-undang ini,
baik yang berada di wilayah hukum Indonesia maupun di luar wilayah hukum Indonesia,

3
yang memiliki akibat hukum di wilayah Indonesia dan atau di luar wilayah hukum Indonesia
dan merugikan kepentingan Indonesia.

UU ITE mengatur berbagai perlindungan hukum atas kegiatan yang memanfaatkan internet
sebagai medianya, baik transaksi maupun pemanfaatan informasinya. Pada UUITE juga diatur
berbagai ancaman hukuman bagi kejahatn melalui internet. UUITE mengakomodir kebutuhan
para pelaku bisnis di internet dan masyarakat pada umumnya guna mendapatkan kepastian
hukum, dengan diakuinya bukti elektronik dan tanda tangan digital sebagi bukti yang sah
di pengadilan

2.2.Pengertian Cyber Crime

Kejahatan dunia maya (Inggris: cybercrime) adalah istilah yang mengacu kepada aktivitas
kejahatan dengan komputer atau jaringan komputer menjadi alat, sasaran atau tempat terjadinya
kejahatan. Termasuk ke dalam kejahatan dunia maya antara lain adalah penipuan lelang
secara online, pemalsuan cek, penipuan kartu kredit atau carding, confidence fraud, penipuan
identitas, pornografi anak, dll. Walaupun kejahatan dunia maya atau cybercrime umumnya
mengacu kepada aktivitas kejahatan dengan komputer atau jaringan komputer sebagai unsur
utamanya, Istilah ini juga digunakan untuk kegiatan kejahatan tradisional di mana komputer
atau jaringan komputer digunakan untuk mempermudah atau memungkinkan kejahatan itu
terjadi.

Contoh kejahatan dunia maya di mana computer sebagai alat adalah spamming dan kejahatan
terhadap hak cipta dan kekayaan intelektual. Contoh kejahatan dunia maya di mana komputer
sebagai sasarannya adalah akses ilegal (mengelabui kontrol akses), malware dan serangan DoS.
Contoh kejahatan dunia maya di mana komputer sebagai tempatnya adalah penipuan identitas.
Sedangkan contoh kejahatan tradisional dengan komputer sebagai alatnya adalah pornografi
anak dan judi online. Beberapa situs-situs penipuan berkedok judi online termasuk dalam
sebuah situs yang merupakan situs kejahatan di dunia maya yang sedang dipantau oleh pihak
kepolisian dengan pelanggaran pasal 303

KUHP tentang perjudian dan pasal 378 KUHP tentang penipuan berkedok permainan online
dengan cara memaksa pemilik website tersebut untuk menutup website melalui metode DDOS
website yang bersangkutan, begitupun penipuan identitas di game online hanya mengisi

4
alamat identitas palsu game online tersebut bingung dengan alamat identitas palsu karena
mereka sadar akan berjalannya cybercrime jika hal tersebut terus terus terjadi maka game online
tersebut akan rugi/bangkrut.

2.3.Motif Kerja Cyber Crime

1. Cybercrime yang menyerang individu

Kejahatan yang dilakukan terhadap orang lain dengan motif dendam atau iseng yang bertujuan
untuk merusak nama baik, mencoba ataupun mempermaikan seseorang untuk mendapatkan
kepuasan pribadi.

Contoh : Pornografi, cyberstalking, dll

2. Cybercrime yang menyerang hak milik (Against Property)

Kejahatan yang dilakukan terhadap hasil karya seseorang dengan motif menggandakan,
memasarkan, mengubah yang bertujuan untuk kepentingan pribadi/umum ataupun demi
materi/nonmateri.

3. Cybercrime yang menyerang pemerintah

Kejahatan yang dilakukan dengan pemerintah sebagai objek dengan motif melakukan terror,
membajak ataupun merusak keamanan suatu pemerintahan yang bertujuan untuk mengacaukan
system pemerintahan, atau menghancurkan suatu Negara.

2.4.Faktor Penyebab

Jika dipandang dari sudut pandang yang lebih luas, latar belakang terjadinya kejahatan di dunia
maya ini terbagi menjadi dua faktor penting, yaitu :

1. Faktor Teknis

Dengan adanya teknologi internet akan menghilangkan batas wilayah negara yang menjadikan
dunia ini menjadi begitu dekat dan sempit. Saling terhubungnya antara jaringan yang satu
dengan yang lain memudahkan pelaku kejahatan untuk melakukan aksinya. Kemudian, tidak
meratanya penyebaran teknologi menjadikan pihak yang satu lebih kuat daripada yang lain.

5
2. Faktor Sosial Ekonomi

Cybercrime dapat dipandang sebagai produk ekonomi. Isu global yang kemudian dihubungkan
dengan kejahatan tersebut adalah keamanan jaringan. Keamanan jaringan merupakan isu
global yang muncul bersamaan dengan internet. Sebagai komoditi ekonomi, banyak negara
yang tentunya sangat membutuhkan perangkat keamanan jaringan. Melihat kenyataan seperti
itu, Cybercrime berada dalam skenario besar dari kegiatan ekonomi dunia.

2.5.Karakteristik Cyber Crime

Selama ini dalam kejahatan konvensional, kita menganl adanya 2 jenis kejahatan sebagai
berikut:

1. Kejahatan Kerah Biru ( Blue Collar Criem )

Kejahatan jenis ini merupakan jenis kejahatan atau tindak criminal yang dilakukan secara
konvensional, misalnya perampokan, pencurian, dan lain-lain. Para pelaku kejahatan jenis
ini biasanya digambarkan memiliki steorotip tertentu misalnya, dari kelas sosial bawah,
kurang terdidik, dan lain-lain.

2. Kejahatan Kerah Putih ( White Collar Criem )

Kejahatan jenis ini terbagi dalam 4 kelompok kejahatan yakni kejahatan korporasi,
kejahatan birokrat, malpraktek, dan kejahatan individu. Pelakunya biasanya berkebalikan dari
blue collar, mereka memiliki penghasilan tinggi, berpendidikan, memegang jabatan-jabatan
terhormat di masyarakat. Cybercrime sendiri sebagai kejahatan yang muncul sebagai akibat
adanya komunitas dunia maya di internet, memiliki karakteristik tersendiri yang berbeda
dengan kedua model di atas.

Karakteristik unik dari kejahatan di dunia maya tersebut antara lain menyangkut lima hal
berikut:

1. Ruang Lingkup Kejahatan

Sesuai sifat global internet, ruang lingkup kejahatan ini jga bersifat global. Cybercrime
seringkali dilakukan secara transnasional, melintasi batas negara sehingga sulit dipastikan
yuridikasi hukum negara yang berlaku terhadap pelaku. Karakteristik internet di mana orang

6
dapat berlalulalang tanpa identitas(anonymous) memungkinkan terjadinya berbagai aktivitas
jahat yang tak tersentuh hukum.

2. Sifat Kejahatan

Bersifat non-violence, atau tidak menimbulkan kekacauan yang mudah terlihat. Jika kejahatan
konvensional sering kali menimbulkan kekacauan makan kejahatan di internet bersifat
sebaliknya.

3. Pelaku Kejahatan

Bersifat lebih universal, meski memiliki cirri khusus yaitu kejahatan dilakukan oleh
orangorang yang menguasai penggunaan internet beserta aplikasinya. Pelaku kejahatan
tersebut tidak terbatas pada usia dan stereotip tertentu, mereka yang sempat tertangkap remaja,
bahkan beberapa di antaranya masih anak-anak.

4. Modus Kejahatan

Keunikan kejahatan ini adalah penggunaan teknologi informasi dalam modus operandi, itulah
sebabnya mengapa modus operandi dalam dunia cyber tersebut sulit dimengerti oleh orang-
orang yang tidak menguasai pengetahuan tentang komputer, teknik pemrograman dan seluk
beluk dunia cyber.

5. Jenis Kerugian yang di Timbulkan

Dapat bersifat material maupun non-material. Seperti waktu, nilai, jasa, uang, barang, harga
diri, martabat bahkan kerahasiaan informasi.

2.6.Jenis – Jenis Cyber Crime Berdasarkan

Jenis Kejahatan :

1. Carding

CARDING adalah berbelanja menggunakan nomor dan identitas kartu kredit orang lain, yang
diperoleh secara ilegal, biasanya dengan mencuri data di internet. Sebutan pelakunya adalah

7
“carder”. Sebutan lain untuk kejahatan jenis ini adalahcyberfroud alias penipuan di dunia
maya.

2. Hacking

HACKING adalah menerobos program komputer milik orang/pihak lain. Hacker adalah orang
yang gemar ngoprek komputer, memiliki keahlian membuat dan membaca program
tertentu dan terobsesi mengamati keamanan (security)-nya.

3. Cracking

CRACKING adalah hacking untuk tujuan jahat. Sebutan untuk “cracker” adalah “hacker”
bertopi hitam (black hat hacker). Berbeda dengan “carder” yang hanya mengintip kartu kredit,
“cracker” mengintip simpanan para nasabah di berbagai bank atau pusat data sensitif lainnya
untuk keuntungan diri sendiri. Meski sama-sama menerobos keamanan komputer orang lain,
“hacker” lebih fokus pada prosesnya. Sedangkan “cracker” lebih fokus untuk menikmati
hasilnya.

4. Defacing

DEFACING adalah kegiatan mengubah halaman situs/website pihak lain, seperti yang terjadi
pada situs Menkominfo dan Partai Golkar, BI baru-baru ini dan situs KPU saat pemilu 2004
lalu. Tindakan deface ada yang semata- mata iseng, unjuk kebolehan, pamer kemampuan
membuat program, tapi ada juga yang jahat, untuk mencuri data dan dijual kepada pihak lain.

5. Phising

PHISING adalah kegiatan memancing pemakai komputer di internet (user) agar mau
memberikan informasi data diri pemakai (username) dan kata sandinya (password) pada
suatu website yang sudah di- deface. Phising biasanya diarahkan kepada pengguna online
banking. Isian data pemakai dan password yang vital.

6. Spamming

SPAMMING adalah pengiriman berita atau iklan lewat surat elektronik (e-mail) yang tak
dikehendaki. Spam sering disebut juga sebagai bulk e- mail atau junk e-mailalias “sampah”.

7. Malware

8
MALWARE adalah program komputer yang mencari kelemahan dari suatu software.
Umumnya malware diciptakan untuk membobol atau merusak suatu software atauoperating
system. Malware terdiri dari berbagai macam, yaitu: virus, worm, trojan horse, adware,
browser hijacker, dll.

2.7.Perkembangan Cyber Crime di Indonesia

Di Indonesia sendiri perkembangan cyber crime patut diacungi jempol. Walau di dunia
nyata kita dianggap sebagai salah satu negara terbelakang dalam segala hal, namun prestasi
yang sangat berhasil ditorehkan oleh para hacker, cracker dan carder lokal.

Virus komputer yang dulunya banyak diproduksi di US dan Eropa sepertinya juga mengalami
“outsourcing” dan globalisasi. Di tahun 1986 – 2003, epicenter virus computer dideteksi
kebanyakan berasal dari Eropa dan Amerika dan beberapa negara lainnya seperti Jepang,
Australia, dan India. Namun hasil penelitian mengatakan di beberapa tahun mendatang
Mexico, India dan Africa yang akan menjadi epicenter virus terbesar di dunia, dan juga
bayangkan, Indonesia juga termasuk dalam 10 besar.

Dalam 5 tahun belakangan ini China, Eropa, dan Brazil yang meneruskan perkembangan virus -
virus yang saat ini mengancam komputer kita semua dan tidak akan lama lagi Indonesia akan
terkenal namun dengan nama yang kurang bagus mengapa? mungkin pemerintah kurang ketat
dalam pengontrolan dalam dunia cyber, terus terang para hacker di Amerika tidak akan berani
untuk bergerak karna pengaturan yang ketat dan system kontrol yang lebih high-tech lagi yang
dipunyai pemerintah Amerika Serikat.

2.8.Cara Penanganan dan Contoh Kasus Cyber Crime

2.8.1 Cara Penanganan

Untuk menjaga keamanan data-data pada saat data tersebut dikirim dan pada saat data tersebut
telah disimpan di jaringan komputer, maka dikembangkan beberapa teknik pengamanan data.
Beberapa teknik pengamanan data yang ada saat ini antara lain:

1. Internet Firewall

9
Jaringan komputer yang terhubung ke Internet perlu dilengkapi dengan internet Firewall.
Internet Firewall berfungsi untuk mencegah akses dari pihak luar ke sistem internal. Dengan
demikian data-data yang berada dalam jaringan komputer tidak dapat diakses oleh pihak-pihak
luar yang tidak bertanggung jawab. Firewall bekerja dengan 2 cara: menggunakan filter dan
proxy. Firewall filtermenyaring komunikasi agar terjadi seperlunya saja, hanya aplikasi
tertentu saja yang bisa lewat dan hanya komputer dengan identitas tertentu saja yang bisa
berhubungan. Firewall proxy berarti mengizinkan pemakai dari dalam untukmengakses internet
seluas-luasnya, namun dari luar hanya dapat mengakses satu computer tertentu saja.

2. Kriptografi

Kriptografi adalah seni menyandikan data. Data yang akan dikirim disandikanterlebih dahulu
sebelum dikirim melalui internet. Di komputer tujuan, data tersebut dikembalikan ke bentuk
aslinya sehingga dapat dibaca dan dimengerti oleh penerima. Data yang disandikan
dimaksudkan agar apabila ada pihak-pihak yang menyadap pengiriman data, pihak tersebut
tidak dapat mengerti isi data yang dikirim karena masih berupa kata sandi. Dengan
demikian keamanan data dapat dijaga. Ada dua proses yang terjadi dalam kriptografi, yaitu
proses enkripsi dan dekripsi. Proses enkripsi adalah proses mengubah data asli menjadi data
sandi, sedangkan proses dekripsi adalah proses megembalikan data sandi menjadi data aslinya.
Data aslin atau data yang akan disandikan disebut dengan plain text, sedangkan data hasil
penyadian disebut cipher text. Proses enkripsi terjadi di komputer pengirim sebelum
data tersebut dikirimkan, sedangkan proses dekripsi terjadi di komputer penerima sesaat
setelah data diterima sehingga si penerima dapat mengerti data yang dikirim.

3. Secure Socket Layer (SSL)

Jalur pengiriman data melalui internet melalui banyak transisi dan dikuasai oleh banyak orang.
Hal ini menyebabkan pengiriman data melalui Internet rawan oleh penyadapan. Maka dari itu,
browser di lengkapi dengan Secure Socket Layer yang berfungsi untuk menyandikan data.
Dengan cara ini, komputer-komputer yang berada di antara komputer pengirim dan penerima
tidak dapat lagi membaca isi data.

2.8.1 Contoh Kasus

Seiring dengan perkembangan teknologi Internet, menyebabkan munculnya kejahatan yang


disebut dengan “CyberCrime” atau kejahatan melalui jaringan Internet. Munculnya beberapa

10
kasus “CyberCrime” di Indonesia, seperti pencurian kartu kredit, hacking beberapa situs,
menyadap transmisi data orang lain, misalnya email, dan memanipulasi data dengan cara
menyiapkan perintah yang tidak dikehendaki ke dalam programmer komputer. Sehingga dalam
kejahatan komputer dimungkinkan adanya delik formil dan delik materil. Delik formil adalah
perbuatan seseorang yang memasuki komputer orang lain tanpa ijin, sedangkan delik materil
adalah perbuatan yang menimbulkan akibat kerugian bagi orang lain. Adanya CyberCrime telah
menjadi ancaman stabilitas, sehingga pemerintah sulit mengimbangi teknik kejahatan yang
dilakukan dengan teknologi komputer, khususnya jaringan internet dan intranet.

Berikut adalah 3 contoh kasus Cyber Crime yang pernah terjadi beserta modus dan analisa
penyelesaiannya:

Contoh Kasus 1 Tentang Penggelapan Uang di Bank Melalui Komputer

Pada tahun 1982 telah terjadi penggelapan uang di bank melalui komputer sebagaimana
diberitakan “Suara Pembaharuan” edisi 10 Januari 1991 tentang dua orang mahasiswa yang
membobol uang dari sebuah bank swasta di Jakarta sebanyak Rp. 372. 100. 000, 00 dengan
menggunakan sarana komputer. Perkembangan lebih lanjut dari teknologi komputer adalah
berupa computer network yang kemudian melahirkan suatu ruang komunikasi dan informasi
global yang dikenal dengan internet. Pada kasus tersebut, kasus ini modusnya adalah murni
criminal, kejahatan jenis ini biasanya menggunakan internet hanya sebagai sarana kejahatan.

Penyelesaiannya, karena kejahatan ini termasuk penggelapan uang pada bank dengan
menggunakan komputer sebagai alat melakukan kejahatan. Sesuai dengan undang-undang yang
ada di Indonesia maka, orang tersebut diancam dengan pasal 362 KUHP atau Pasal 378
KUHP, tergantung dari modus perbuatan yang dilakukannya. Bunyi Pasal 362 KUHP

barang siapa dengan sengaja mengambil barang yang sepenuhnya atau sebagian milik orang
lain dengan melawan hukum maka dihukum sebagai pencurian dengan ancaman pidana
penjara paling lama 5 th atau denda paling banyak Rp.900, 00.

Contoh Kasus 2 Tentang Pornografi

Kasus ini terjadi saat ini dan sedang dibicarakan banyak orang, kasus video porno Ariel

11
“PeterPan” dengan Luna Maya dan Cut Tari, video tersebut di unggah di internet oleh seorang
yang berinisial ‘RJ’ dan sekarang kasus ini sedang dalam proses. Pada kasus tersebut, modus
sasaran serangannya ditujukan kepada perorangan atau individu yang memiliki sifat atau kriteria
tertentu sesuai tujuan penyerangan tersebut.

Penyelesaian kasus ini pun dengan jalur hukum, penunggah dan orang yang terkait dalam
video tersebut pun turut diseret pasal-pasal sebagai berikut, Pasal 29 UURI No. 44 th 2008
tentang Pornografi Pasal 56, dengan hukuman minimal 6 bulan sampai 12 tahun. Atau dengan
denda minimal Rp 250 juta hingga Rp 6 milyar. Dan atau Pasal 282 ayat 1 KUHP.

Pengaturan pornografi melalui internet dalam UU ITE

Dalam UU No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik juga tidak ada
istilah pornografi, tetapi “muatan ya n g mel an ggar kesu sil aan” . Penyebarluasan
muatan yang melanggar kesusilaan melalui internet diatur dalam pasal 27 ayat (1) UU ITE
mengenai Perbuatan yang Dilarang, yaitu;

Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau


mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya Informasi Elektronik dan/atau
Dokumen Elektronik yang memiliki muatan yang melanggar kesusilaan. Pelanggaran terhadap
pasal 27 ayat (1) UU ITE dipidana dengan pidana penjara paling lama enam tahun dan/atau
denda paling banyak Rp1 milyar (pasal 45 ayat [1] UU ITE).

Dalam pasal 53 UU ITE, dinyatakan bahwa seluruh peraturan perundang- undangan yang telah
ada sebelumnya dinyatakan tetap berlaku, selama tidak bertentangan dengan UU ITE tersebut.

Bunyi pasal 29 UU RI NO. 44 tahun 2008 tentang pornografi:

Setiap orang yang memproduksi, membuat, memperbanyak, menggandakan,


menyebarluaskan, menyiarkan, mengimpor, mengekspor, menawarkan,
memperjualbelikan, menyewakan, atau menyediakan pornografi sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 4 ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling singkat 6 (enam) bulan dan
paling lama 12 (dua belas) tahun dan/atau pidana denda paling sedikit Rp250. 000. 000, 00
(dua ratus lima puluh juta rupiah) dan paling banyak Rp6. 000. 000. 000, 00 (enam miliar
rupiah).

Pasal 282 KUHP berbunyi:

12
Barangsiapa menyiarkan, mempertunjukkan atau menempelkan di muka umum tulisan,
gambaran atau benda yang telah diketahui isinya melanggar kesusilaan, atau barangsiapa
dengan maksud untuk disiarkan, dipertunjukkan atau ditempelkan di muka umum, membikin
tulisan, gambaran atau benda tersebut, memasukkannya ke dalam negeri, meneruskannya,
mengeluarkannya dari negeri, atau memiliki persediaan, ataupun barangsiapa secara
terangterangan atau dengan mengedarkan surat tanpa diminta, menawarkannya atau
menunjukkannya sebagai bisa diperoleh, diancam dengan pidana penjara paling lama satu
tahun enam bulan atau pidana denda paling tinggi empat ribu lima ratus rupiah. ”Dari kabar
yang beredar di Mabes Polri, bahwa Luna dan Tari sudah menyandang predikat tersangka
sejak beberapa hari lalu.

Contoh Kasus 3 Tentang Hacking

Istilah hacker biasanya mengacu pada seseorang yang punya minat besar untuk mempelajari
sistem komputer secara detail dan bagaimana meningkatkan kapabilitasnya. Adapun mereka
yang sering melakukan aksi-aksi perusakan di internet lazimnya disebut cracker.Boleh dibilang
cracker ini sebenarnya adalah hacker yang yang memanfaatkan kemampuannya untuk hal-hal
yang negatif. Aktivitas cracking di internet memiliki lingkup yang sangat luas, mulai dari
pembajakan account milik orang lain, pembajakan situs web, probing, menyebarkan virus,
hingga pelumpuhan target sasaran.Tindakan yang terakhir disebut sebagai DoS (Denial Of
Service).Dos attack merupakan serangan yang bertujuan melumpuhkan target (hang,crash)
sehingga tidak dapat memberikan layanan.

Pada kasus Hacking ini biasanya modus seorang hacker adalah untuk menipu atau
mengacakacak data sehingga pemilik tersebut tidak dapat mengakses web miliknya. Untuk
kasus ini Pasal 406 KUHP dapat dikenakan pada kasus deface atau hacking yang membuat
sistem milik orang lain, seperti website atau program menjadi tidak berfungsi atau dapat
digunakan sebagaimana mestinya.

Bunyi pasal 406 KUHP :

Barang siapa dengan sengaja dan melawan hukum menghancurkan, merusakkan, membikin tak
dapat dipakai atau menghilangkan barang sesuatu yang seluruhnya atau sebagian milik orang
lain, diancam dengan pidana penjara paling lama dua tahun delapan bulan atau pidana denda
paling banyak empat ribu lima ratus rupiah.

13
BAB 3 PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat dirumuskan dari hasil studi mengenai Cyber Crime adalah sebagai
berikut :

Di dunia ini banyak hal yang memiliki dualisme yang kedua sisinya saling berlawanan.Seperti
teknologi informasi dan komunikasi, hal ini diyakini sebagai hasil karya cipta peradaban
manusia tertinggi pada zaman ini. Namun karena keberadaannya yang bagai memiliki dua
mata pisau yang saling berlawanan, satu mata pisau dapat menjadi manfaat bagi banyak orang,
sedangkan mata pisau lainnya dapat menjadi sumber kerugian bagi yang lain, banyak pihak
yang memilih untuk tidak berinteraksi dengan teknologi informasi dan komunikasi. Sebagai
manusia yang beradab, dalam menyikapi dan menggunakan teknologi ini, mestinya kita dapat
memilah mana yang baik, benar dan bermanfaat bagi sesama, kemudian mengambilnya
sebagai penyambung mata rantai kebaikan terhadap sesama, kita juga mesti pandai melihat
mana yang buruk dan merugikan bagi orang lain untuk selanjutnya kita menghindari atau
memberantasnya jika hal itu ada di hadapan kita.

3.2 Saran

Cybercrime adalah bentuk kejahatan yang mestinya kita hindari atau kita berantas
keberadaannya. Cyberlaw adalah salah satu perangkat yang dipakai oleh suatu negara untuk
melawan dan mengendalikan kejahatan dunia maya (cybercrime) khususnya dalam hal kasus
cybercrime yang sedang tumbuh di wilayah negara tersebut. Seperti layaknya pelanggar hukum
dan penegak hukum.

Demikian makalah ini kami susun dengan usaha yang maksimal dari tim kami, kami
mengharapkan yang terbaik bagi kami dalam penyusunan makalah ini maupun bagi para
pembaca semoga dapat mengambil manfaat dengan bertambahnya wawasan dan pengetahuan
baru setelah membaca tulisan yang ada pada makalah ini. Namun demikian, sebagai manusia
biasa kami menyadari keterbatasan kami dalam segala hal termasuk dalam penyusunan makalah

14
ini, maka dari itu kami mengharapkan kritik atau saran yang membangun demi terciptanya
penyusunan makalah yang lebih sempurna di masa yang akan datang. Atas segala perhatiannya
kami haturkan terimakasih.

15
DAFTAR PUSTAKA

http://teknoinfo.web.id/undang-undang-baru-di-indonesia/
http://id.wikipedia.org/wiki/Kejahatan_dunia_maya/
http://en.wikipedia.org/wiki/Cyber_crime/
http://id.wikipedia.org/wiki/Perangkat_perusak/
http://abangs03.wordpress.com/2011/10/22/hello-world/
http://ihsanirawan001.blogspot.com/2013/10/contoh-study-kasus-cyber-crime-dan.html
http://komputerteknik07.blogspot.com/2013/10/makalah-pembahasan-cyber-crime-
dan2655. html

http://timcyber. blogspot. com/2012/11/8-contoh-kasus-cyber-crime-dan. html


http://etikabsi124j11.blogspot.com/p/blog-page_1.html
http://tekno.kompas.com/read/2014/03/14/0915456/kesal.pendiri.facebook.telepon.presid
en.obama
http://tekno.kompas.com/read/2013/11/18/1640492/5.model.ponsel.pejabat.indonesia.yan
g.disadap.australia
http://tekno.kompas.com/read/2012/05/06/16372714/fbi.ingin.sadap.facebook.gmail.ym.d
an.skype

16

Anda mungkin juga menyukai