Anda di halaman 1dari 13

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puja dan puji syukur marilah senantiasa kita ucapkan atas limpahan
rahmat dan nikmatnya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang diberikan
kepada kami
Adapun tujuan utama penulisan makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah
Kriminologi dengan judul “CYBER CRIME“
Penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam penulisan makalah dan kami
juga sangat mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk bahan pertimbangan
perbaikan makalah.

Pekanbaru, 04 Juli 2023


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan..................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Cybercrime................................................................................ 2
B. Motif Cybercrime.................................................................................... 2
C. Faktor Penyebab Munculnya Cybercrime............................................... 3
D. Modus Cybercrime.................................................................................. 4
E. Cybercrime di Indonesia......................................................................... 6

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan............................................................................................. 10

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 11
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan Internet dan umumnya dunia cyber tidak selamanya menghasilkan hal-
hal yang postif. Salah satu hal negatif yang merupakan efek sampingannya antara lain adalah
kejahatan di dunia cybercrime. Hilangnya batas ruang dan waktu di Internet mengubah
banyak hal. Seseorang cracker di Rusia dapat masuk ke sebuah server di Pentagon tanpa ijin.
Salahkah dia bila sistem di Pentagon terlalu lemah sehingga mudah ditembus? Apakah
batasan dari sebuah cybercrime? Seorang yang baru “mengetuk pintu” (port scanning)
komputer anda, apakah sudah dapat dikategorikan sebagai kejahatan? Apakah ini masih
dalam batas ketidaknyamanan saja? Bagaimana pendapat anda tentang penyebar virus dan
bahkan pembuat virus? Bagaimana kita menghadapi cybercrime ini? Bagaimana aturan /
hukum yang cocok untuk mengatasi atau menanggulangi masalah cybercrime di Indonesia?
Banyak sekali pertanyaan yang harus kita jawab.
Fenomena cybercrime memang harus diwaspadai karena kejahatan ini agak berbeda
dengan kejahatan lain pada umumnya. Cybercrime dapat dilakukan tanpa mengenal batas
teritorial dan tidak diperlukan interaksi langsung antara pelaku dengan korban kejahatan. Bisa
dipastikan dengan sifat global internet, semua negara yang melakukan kegiatan internet
hampir pasti akan terkena imbas perkembangan cybercrime ini.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang saya ambil dalam penulisan antara lain :
1) Bagaimana definisi dari cybercrime?
2) Bagaimana motif, factor, dan modus dari cybercrime?
3) Bagaimana kasus dan penanganan kasus cybercrime di Indonesia?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini dibuat untuk mengetahui definisi motif factor
penyebab, modus, dan beberapa kasus beserta penyelesaiannya di Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Cybercrime
Cybercrime adalah tindakan pidana kriminal yang dilakukan pada teknologi internet
(cyberspace), baik yang menyerang fasilitas umum di dalam cyberspace ataupun kepemilikan
pribadi. Secara teknik tindak pidana tersebut dapat dibedakan menjadi off-line crime, semi
on-linecrime, dan cybercrime. Masing-masing memiliki karakteristik tersendiri, namun
perbedaan utama antara ketiganya adalah keterhubungan dengan jaringan informasi publik
(internet). Cybercrime dapat didefinisikan sebagai perbuatan melawan hukum yang dilakukan
dengan menggunakan internet yang berbasis pada kecanggihan teknologi komputer dan
telekomunikasi.
The Prevention of Crime and The Treatment of Offlenderes di Havana, Cuba pada tahun
1999 dan di Wina, Austria tahun 2000, menyebutkan ada 2 istilah yang dikenal:
1) Cybercrime dalam arti sempit disebut computer crime, yaitu prilaku ilegal/ melanggar
yang secara langsung menyerang sistem keamanan komputer dan/atau data yang
diproses oleh komputer.
2) Cybercrime dalam arti luas disebut computer related crime, yaitu prilaku ilegal/
melanggar yang berkaitan dengan sistem komputer atau jaringan. Dari beberapa
pengertian di atas, cybercrime dirumuskan sebagai perbuatan melawan hukum yang
dilakukan dengan memakai jaringan komputer sebagai sarana/ alat atau komputer
sebagai objek, baik untuk memperoleh keuntungan ataupun tidak, dengan merugikan
pihak lain.

B. MOTIF CYBER CRIME


Motif pelaku kejahatan di dunia maya (cybercrime) pada umumnya dapat dikelompokkan
menjadi dua kategori, yaitu:
1) Motif intelektual yaitu kejahatan yang dilakukan hanya untuk kepuasan pribadi dan
menunjukkan bahwa dirinya telah mampu untuk merekayasa dan
mengimplementasikan bidang teknologi informasi. Kejahatan dengan motif ini pada
umumnya dilakukan oleh seseorang secara individual.
2) Motif ekonomi, politik dan kriminal yaitu kejahatan yang dilakukan untuk
keuntungan pribadi atau golongan tertentu yang berdampak pada kerugian secara
ekonomi dan politik pada pihak lain. Karena memiliki tujuan yang dapat berdampak
besar, kejahatan dengan motif ini pada umumnya dilakukan oleh sebuah korporasi.

C. FAKTOR PENYEBAB MUNCULNYA CYBER CRIME


Di jaman sekarang ini, fenomena cyber crime makin marak dan banyak sekali faktor
yang melatarbelakangi kasus cyber crime, dimana hampir terjadi di setiap bidang atau ruang
lingkup kehidupan manusia dan di setiap faktor. Dari mulai faktor sosial, ekonomi,
perbankan, teknologi, politik, dll.
Beberapa faktor utama yang menyebabkan timbulnya cyber crime itu sendiri adalah:

1) Kurangnya sosialisasi atau pengarahan baik dari akademi umum seperti sekolah atau
edukasi dari orang tua mengenai manfaat dari internet, sehingga banyak
penyalahgunaan yang terjadi.
2) Semakin maju sebuah negara, tapi tidak diimbangi kesejahteraan masyarakatnya, maka
makin besarnya kemungkinan kesenjangan sosial terjadi.
3) Makin maraknya sosial media, media elektronik, dan media penyimpanan virtual
(cloud), sehingga membuat manusia menjadi makin tergandrungi akan akses internet di
dalam kehidupannya.
4) Gaya hidup.
5) Kelalaian daripada manusianya itu sendiri.
6) Adanya keinginan pengakuan dari orang lain.
7) Kian majunya teknologi dan mudahnya mengakses jaringan internet anytime anywhere
tanpa ada batasan waktu.

Jika dipandang dari sudut pandang yang lebih luas, latar belakang terjadinya kejahatan di
dunia maya ini terbagi menjadi dua faktor penting, yaitu:
Faktor Teknis Dengan adanya teknologi internet akan menghilangkan batas wilayah
negara yang menjadikan dunia ini menjadi begitu dekat dan sempit. Saling terhubungnya
antara jaringan yang satu dengan yang lain memudahkan pelaku kejahatan untuk melakukan
aksinya. Kemudian tidak meratanya penyebaran teknologi menjadikan pihak yang satu lebih
kuat dari pada yang lain.
Faktor Ekonomi Cybercrime dapat dipandang sebagai produk ekonomi. Isu global yang
kemudian dihubungkan dengan kejahatan tersebut adalah keamanan jaringan. Keamanan
jaringan merupakan isu global yang muncul bersamaan dengan internet. Sebagai komoditi
ekonomi, banyak negara yang tentunya sangat membutuhkan perangkat keamanan jaringan.
Melihat kenyataan seperti itu Cybercrime berada dalam skenerio besar dari kegiatan ekonomi
dunia.

D. MODUS CYBER CRIME


Pengelompokan jenis-jenis cybercrime dapat dikelompokkan dalam banyak kategori.
Bernstein, Bainbridge, Philip Renata, As’ad Yusuf, sampai dengan seorang Roy Suryo pun
telah membuat pengelompokkan masing-masing terkait dengan cybercrime ini. Salah satu
pemisahan jenis cybercrime yang umum dikenal adalah kategori berdasarkan motif
pelakunya:
1) Unauthorized Access to Computer System and Service.
Kejahatan yang dilakukan dengan memasuki/menyusup ke dalam suatu sistem
jaringan komputer secara tidak sah, tanpa izin atau tanpa sepengetahuan dari pemilik
sistem jaringan komputer yang dimasukinya. 3 Biasanya pelaku kejahatan (hacker)
melakukannya dengan maksud sabotase ataupun pencurian informasi penting dan
rahasia. Namun begitu, ada juga yang melakukan hanya karena merasa tertantang
untuk mencoba keahliannya menembus suatu sistem yang memiliki tingkat proteksi
tinggi. Kejahatan ini semakin marak dengan berkembangnya teknologi
internet/intranet.
2) Illegal Contents.
Merupakan kejahatan dengan memasukkan data atau informasi ke internet tentang
sesuatu hal yang tidak benar, tidak etis, dan dapat dianggap melanggar hukum atau
mengganggu ketertiban umum. Sebagai contohnya adalah pemuatan suatu berita
bohong atau fitnah yang akan menghancurkan martabat atau harga diri pihak lain, hal-
hal yang berhubungan dengan pornografi atau pemuatan suatu informasi yang
merupakan rahasia negara, agitasi dan propaganda untuk melawan pemerintahan yang
sah, dan sebagainya.
3) Data Forgery.
Merupakan kejahatan dengan memalsukan data pada dokumen-dokumen penting yang
tersimpan sebagai scriptless document melalui internet. Kejahatan ini biasanya
ditujukan pada dokumen-dokumen e-commerce dengan membuat seolah-olah terjadi
“salah ketik” yang pada akhirnya akan menguntungkan pelaku.
4) Cyber Espionage.
Merupakan kejahatan yang memanfaatkan jaringan internet untuk melakukan kegiatan
mata-mata terhadap pihak lain, dengan memasuki sistem jaringan komputer(computer
network system) pihak sasaran. Kejahatan ini biasanya ditujukan terhadap saingan
bisnis yang dokumen ataupun data-data pentingnya tersimpan dalam suatu sistem
yang computerized.
5) Cyber Sabotage and Extortion.
Kejahatan ini dilakukan dengan membuat gangguan, perusakan atau penghancuran
terhadap suatu data, program komputer atau sistem jaringan komputer yang terhubung
dengan internet. Biasanya kejahatan ini dilakukan dengan menyusupkan suatu logic
bomb, virus komputer ataupun suatu program tertentu, sehingga data, program
komputer atau sistem jaringan komputer tidak dapat digunakan, tidak berjalan
sebagaimana mestinya, atau berjalan sebagaimana yang dikehendaki oleh pelaku.
Dalam beberapa kasus setelah hal tersebut terjadi, maka pelaku kejahatan tersebut
menawarkan diri kepada korban untuk memperbaiki data, program komputer atau
sistem jaringan komputer yang telah disabotase tersebut, tentunya dengan bayaran
tertentu. Kejahatan ini sering disebut sebagai cyberterrorism.
6) Offense against Intellectual Property.
Kejahatan ini ditujukan terhadap Hak atas Kekayaan Intelektual yang dimiliki pihak
lain di internet. 4 Sebagai contoh adalah peniruan tampilan pada web page suatu situs
milik orang lain secara ilegal, penyiaran suatu informasi di internet yang ternyata
merupakan rahasia dagang orang lain, dan sebagainya. Contoh kasus : Pembajakan
Software dan Pencurian Source Program.
7) Infringements of Privacy.
Kejahatan ini ditujukan terhadap informasi seseorang yang merupakan hal yang
sangat pribadi dan rahasia. Kejahatan ini biasanya ditujukan terhadap keterangan
pribadi seseorang yang tersimpan pada formulir data pribadi yang tersimpan secara
computerized,yang apabila diketahui oleh orang lain maka dapat merugikan korban
secara materilmaupun immateril, seperti nomor kartu kredit, nomor PIN ATM, cacat
atau penyakittersembunyi dan sebagainya.
8) Cracking. (Malware dan Spiware)
Kejahatan dengan menggunakan teknologi komputer yang dilakukan untuk merusak
sistem keamaanan suatu sistem komputer dan biasanya melakukan pencurian,
tindakan anarkis begitu merekan mendapatkan akses. Biasanya kita sering salah
menafsirkan antara seorang hacker dan cracker dimana hacker sendiri identetik
dengan perbuatan negatif, padahal hacker adalah orang yang senang memprogram dan
percaya bahwa informasi adalah sesuatu hal yang sangat berharga dan ada yang
bersifat dapat dipublikasikan dan rahasia.
9) Carding. (Phising dan Typo Site)
Adalah kejahatan dengan menggunakan teknologi komputer untuk melakukan
transaksi dengan menggunakan card credit orang lain sehingga dapat merugikan orang
tersebut baik materil maupun non materil.

E. CYBER CRIME DI INDONESIA


Ada beberapa contoh fakta kasus cyber crime yang terjadi di Indonesia, diantaranya
adalah:
1) Pencurian Account User Internet Merupakan salah satu dari kategori Identity Theft
and fraud (pencurian identitas dan penipuan), hal ini dapat terjadi karena pemilik user
kurang sigap terhadap keamanan di dunia maya, dengan membuat user dan password
yang identik atau gampang ditebak memudahkan para pelaku kejahatan dunia maya
ini melakukan aksinya.
2) Deface (Membajak situs web) Metode kejahatan deface adalah mengubah tampilan
sesuai keinginan pelaku kejahatan. Bisa menampilkan tulisan-tulisan provokative atau
gambar- gambar lucu. Merupakan salah satu jenis kejahatan dunia maya yang paling
favorit karena hasil kejahatan dapat dilihat secara langsung oleh masyarakat.
3) Probing dan Port Scanning Salah satu langkah yang dilakukan cracker sebelum masuk
ke server yang ditargetkan adalah melakukan pengintaian. Cara yang dilakukan
adalah dengan melakukan “port scanning” atau “probing” untuk melihat servis-servis
apa saja yang tersedia diserver target. Sebagai contoh, hasil scanning dapat
menunjukkan bahwa server target menjalankan program web server Apache, mail
server Sendmail, dan seterusnya. Analogi hal ini dengan dunia nyata adalah dengan
melihat-lihat apakah pintu rumah anda terkunci, merek kunci yang digunakan, jendela
mana yang terbuka, apakah pagar terkunci (menggunakan firewall atau tidak) dan
seterusnya.
4) Virus dan Trojan. Virus komputer merupakan program komputer yang dapat
menggandakan atau menyalin dirinya sendiri dan menyebar dengan cara menyisipkan
salinan dirinya ke dalam program atau dokumen lain. Trojan adalah sebuah bentuk
perangkat lunak yang mencurigakan (malicious software) yang dapat merusak sebuah
sistem atau jaringan. Tujuan dari Trojan adalah memperoleh informasi dari target
mayantara. Perkembangan teknologi yang sangat pesat membutuhkan pengaturan
hukum yang berkaitan dengan pemanfaatan teknologi tersebut. Hanya saja, hingga
saat ini banyak negara yang belum memiliki perundang-undangan khusus di bidang
teknologi informasi, baik dalam aspek pidana maupun perdata-nya.
5) Denial of Service (DoS) attack adalah jenis serangan terhadap sebuah komputer atau
server di dalam jaringan internet dengan cara menghabiskan sumber (resource) yang
dimiliki oleh komputer tersebut sampai komputer tersebut tidak dapat menjalankan
fungsinya dengan benar sehingga secara tidak langsung mencegah pengguna lain
untuk memperoleh akses layanan dari komputer yang diserang tersebut.
6) Carding adalah aktifitas pembelian barang di Internet menggunakan kartu kredit
bajakan. Kartu kredit tersebut diperoleh dengan cara meminta dari carder lain (dengan
catatan harus tergabung dalam komunitas carder pada server IRC tertentu), ataupun
dengan menggunakan kemampuan social engineering yang dimiliki oleh carder.
Kejahatan
carding juga seringkali dilakukan dengan sistem Phishing yaitu dengan penyadapan
melalui situs website aspal (asli-tapi palsu) agar personal data nasabah dapat di curi.
Kasus yang pernah terjadi adalah pengubahan nama situs www.klikbca.com menjadi
www.kilkbca.com

PENANGANAN CYBER CRIME


Cybercrime adalah masalah dalam dunia internet yang harus ditangani secara serius. Sebagai
kejahatan, penanganan terhadap cybercrime dapat dianalogikan sama dengan dunia nyata,
harus dengan hukum legal yang mengatur.6 Berikut ini ada beberapa Cara Penanganan
Cybercrime:
 Dengan Upaya non Hukum
Adalah segala upaya yang lebih bersifat preventif dan persuasif terhadap para pelaku,
korban dan semua pihak yang berpotensi terkait dengan kejahatan dunia maya.
 Dengan Upaya Hukum (Cyberlaw)
Adalah segala upaya yang bersifat mengikat, lebih banyak memberikan informasi
mengenai hukuman dan jenis pelanggaran/kejahatan dunia maya secara spesifik.
Cyberlaw merupakan istilah hukum yang terkait dengan pemanfaatan TI. Istilah lain adalah
hukum TI (Law of IT), Hukum Dunia Maya (Virtual World Law) dan hukum
Ruang lingkup dari cyberlaw adalah:
1) hak cipta, hak merek, pencemaran nama baik (defamation), hate speech (fitnah,
penistaan dan penginaan),
2) serangan terhadaap fasilitas komputer (hacking, viruses, ilegal acccess), pengaturan
sumber daya internet IP addrees, domain name),
3) kenyaman individu (privacy), tindakan kriminal yang biasa menggunakan TI sebagai
alat,
4) isu prosedural (yurisdiksi, pembuktian, penyidikan), transaksi elektronik dan digital,
pornografi,
5) perlindungan konsumen, pemanfaatan internet dalam aktifitas keseharian (e-commerce,
e-government, e-education, e-medics).
Contoh cyberlaw di Amerika adalah:
a. US Child Onleine Protection Act (COPA): adults verification required on porn sites.
b. US Child Pornography Protection Act: extend law to include computer-based child
porn.
c. US Child Internet Protection Act (CIPA): requires schools dan libraries to filter. d.
US New Laws and Rulemaking: spam. deceptive, tactics, mousetrapping.

Beberapa contoh yang dapat dilakukan terkait dengan cara pencegahan cyber crime
adalah sebagai berikut:
a) Untuk menanggulangi masalah Denial of Services (DoS), pada sistem dapat dilakukan
dengan memasang firewall dengan Instrussion Detection System (IDS) dan
Instrussion PreventionSystem (IPS) pada Router.
b) Untuk menanggulangi masalah virus pada sistem dapat dilakukan dengan memasang
anti virus dan anti spy ware dengan upgrading dan updating secara periodik.
c) Untuk menanggulangi pencurian password dilakukan proteksi security system
terhadap password dan/ atau perubahan password secara berkala Teknologi Informasi
dalam kehidupan sehari-hari kita saatini. Contoh: penggunaan mesin ATM untuk
mengambil uang; handphone untuk berkomunikasi dan bertransaksi (mobile banking);
Internet untuk melakukan transaksi (Internet banking, membeli barang), berikirim e-
mail atau untuk sekedar menjelajah Internet; perusahaan melakukan transaksi melalui
Internet (e-procurement). Namun demikian segala aktivitas tersebut memiliki celah
yang dapat dimanfaatkan oleh orangyang tidak bertanggung jawab untuk melakukan
kejahatan dunia maya(cybercrime), misalnya: Penyadapan email, PIN (untuk
InternetBanking), Pelanggaran terhadap hak-hak privacy, dll.
Maka dari itu diperlukan sebuah perangkat hukum yang secara legal melawan cybercrime.
Dalam hal ini cyberlaw tercipta.

 Perlunya Dukungan Lembaga Khusus


Lembaga khusus yang dimaksud adalah milik pemerintah dan NGO (Non
Government Organization) diperlukan sebagai upaya penanggulangan kejahatan di internet.
Lembaga ini diperlukan untuk memberikan informasi tentang cybercrime, melakukan
sosialisasi secara intensif kepada masyarakat, serta melakukan riset-riset khusus dalam
penanggulangan cybercrime. 7 Indonesia sendiri sudah memiliki IDCERT (Indonesia
Computer Emergency Response Team) yang diperlukan bagi orang-orang untuk melaporkan
masalah-masalah keamanan komputer.
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN

Berdasarkan data yang telah dibahas dalam makalah ini, maka dapat saya simpulkan bahwa
cybercrime merupakan kejahatan yang timbul karena dampak negatif pemanfaatan teknologi
internet. Cybercrime ini bukan hanya kejahatan terhadap komputer tetapi juga kejahatan
terhadap sistem jaringan komputer dan pengguna.
Pelaku cybercrime saat ini melakukan kejahatan tersebut bukan hanya karna mempraktekan
keahlian yang dimiliki tetapi juga karena motif lain seperti uang, dendam, politik, iseng, dan
sebagainya. Cybercrime dilakukan oleh orang-orang yang memiliki kemampuan tinggi
terhadap komputer dan jaringannya.
Oleh karena itu dalam penanggulangannya dibutuhkan pengaturan hukum yang berkaitan
dengan pemanfaatan teknologi tersebut, selain itu juga diperlukan adanya kerjasama dengan
lembaga khusus untuk memberikan informasi tentang cybercrime, melakukan sosialisasi
secara intensif kepada masyarakat, serta melakukan riset-riset khusus dalam penanggulangan
cybercrime.
DAFTAR PUSTAKA

Widodo. 2013. Memerangi Cybercrime: Karakteristik, Motivasi, dan Strategi Penanganan


dalam Perspektif Kriminologi, Aswaja Pressindo, Yogyakarta.
Anthony. (2017). Kejahatan Dunia Maya (Cybercrime) Dalam simak Online. Nurani
Casey, E. (2021). Digital Evidence and Computer Crime. London: Harcourt Science and
Technology Company.
Habibi, M. (2020). Kejahatan Teknologi Informasi (Cyber Crime). Jakarta: Liberty Jakarta.
Raharjo, A. (2022). Cybercrime Pemahaman dan Upaya Pencegahan Kejahatan. Bandung:
PT. Citra Aditya Bakti.
Sitompul, J. (2022). Cyberspace, cybercrime, Tinjauan Aspek Hukum Pidana. Jakarta: PT.
Tata Nusa.

Anda mungkin juga menyukai