DISUSUN OLEH:
(C2057201084)
Makalah ini bertema tentang Cyber crime & Cyber Law. Makalah ini disusun untuk
memenuhi tugas mata kuliah Keamanan Sistem Informasi STMIK PalangkaRaya kelas C.
Makalah ini juga bertujuan untuk mengetahui tentang definisi, karakteristik, jenis, bentuk
kejahatan, dan pencegahan serta penanggulangan Cyber crime. Oleh karena itu penulis
memberi judul “Cyber crime & Cyber Law” pada makalah ini.
Kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Abdul Hadi,S.T.,M.Kom. selaku Dosen Sistem
Informasi yang telah memberikan tema yang kami dapatkan. Kami menyadari bahwa
makalah kami ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak
yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata,
kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam
penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT selalu meridhai segala
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
Parker
Menurut Parker (Hamzah 1993:18), cyber crime adalah suatu tindakan atau kejadian yang
berkaitan dengan teknologi komputer. Dimana seseorang mendapatkan keuntungan dengan
merugikan pihak lain.
2
Wahid & Labib
Menurut Wahid dan Labib (2010:40), pengertian cyber crime adalah semua jenis pemakaian
jaringan komputer untuk tujuan kriminal dengan penyalahgunaan kemudahan teknologi
digital.
Widodo
Menurut Widodo (2011:), pengertian cyber crime adalah semua kegiatan individu atau
kelompok yang memakai jaringan komputer sebagai sarana melakukan kejahatan, atau
menjadikan komputer sebagai sasaran kejahatan.
Cybercrime adalah kejahatan teknologi informasi, juga sebagaimana dikatakan oleh Prof. Dr.
Barda Nawawi Arief, S.H. sebagai kejahatan mayantara (Suhariyanto, 2013: 11).
Menurut Dikdik M. Arief Mansur dan Elisataris Gultom (2005: 10) pada dasarnya cyber
crime meliputi semua tindak pidana yang berkenaan dengan sistem informasi.
Kejahatan jenis ini terbagi dalam 4 kelompok kejahatan yakni kejahatan korporasi, kejahatan
birokrat, malpraktek, dan kejahatan individu.
3
Pelakunya biasanya bekebalikan dari blue collar, mereka memiliki penghasilan tinggi,
berpendidikan, memegang jabatan-jabatan terhormat di masyaratat.
Cybercrime sendiri sebagai kejahatan yang muncul sebagai akibat adanya komunitas dunia
maya di internet, memiliki karakteristik tersendiri yang berbeda dengan kedua model di atas.
Karakteristik unik dari kejahatan di dunia maya tersebut antara lain menyangkut lima hal
berikut:
b. Sifat kejahatan
Bersifat non-violence, atau tidak menimbulkan kekacauan yang mudah terlihat. Jika
kejahatan konvensional sering kali menimbulkan kekacauan makan kejahatan di internet
bersifat sebaliknya.
c. Pelaku kejahatan
Bersifat lebih universal, meski memiliki cirri khusus yaitu kejahatan dilakukan oleh orang-
orang yang menguasai penggunaan internet beserta aplikasinya. Pelaku kejahatan tersebut
tidak terbatas pada usia dan stereotip tertentu, mereka yang sempat tertangkap remaja, bahkan
beberapa di antaranya masih anak-anak.
d. Modus kejahatan
Keunikan kejahatan ini adalah penggunaan teknologi informasi dalam modus operandi, itulah
sebabnya mengapa modus operandi dalam dunia cyber tersebut sulit dimengerti oleh orang-
orang yang tidak menguasai pengetahuan tentang komputer, teknik pemrograman dan seluk
beluk dunia cyber.
4
e. Jenis kerugian yang ditimbulkan
Dapat bersifat material maupun non-material. Seperti waktu, nilai, jasa, uang, barang, harga
diri, martabat bahkan kerahasiaan informasi.
2. Illegal Contents
Merupakan kejahatan dengan memasukkan data atau informasi ke internet tentang sesuatu hal
yang tidak benar, tidak etis, dan dapat dianggap melanggar hukum atau mengganggu
ketertiban umum. Sebagai contohnya adalah pemuatan suatu berita bohong atau fitnah yang
akan menghancurkan martabat atau harga diri pihak lain, hal-hal yang berhubungan dengan
pornografi atau pemuatan suatu informasi yang merupakan rahasia negara, agitasi dan
propaganda untuk melawan pemerintahan yang sah, dan sebagainya.
3. Data Forgery
Merupakan kejahatan dengan memalsukan data pada dokumen-dokumen penting yang
tersimpan sebagai scriptless document melalui internet. Kejahatan ini biasanya ditujukan
pada dokumen-dokumen e-commerce dengan membuat seolah-olah terjadi “salah ketik” yang
pada akhirnya akan menguntungkan pelaku.
4. Cyber Espionage
Merupakan kejahatan yang memanfaatkan jaringan internet untuk melakukan kegiatan mata-
mata terhadap pihak lain, dengan memasuki sistem jaringan komputer (computer network
5
system) pihak sasaran. Kejahatan ini biasanya ditujukan terhadap saingan bisnis yang
dokumen ataupun data-data pentingnya tersimpan dalam suatu sistem yang computerized.
7. Infringements of Privacy
Kejahatan ini ditujukan terhadap informasi seseorang yang merupakan hal yang sangat
pribadi dan rahasia. Kejahatan ini biasanya ditujukan terhadap keterangan pribadi seseorang
yang tersimpan pada formulir data pribadi yang tersimpan secara computerized, yang apabila
diketahui oleh orang lain maka dapat merugikan korban secara materil maupun immateril,
seperti nomor kartu kredit, nomor PIN ATM, cacat atau penyakit tersembunyi dan
sebagainya.
8. Cracking
Kejahatan dengan menggunakan teknologi komputer yang dilakukan untuk merusak sistem
keamaanan suatu sistem komputer dan biasanya melakukan pencurian, tindakan anarkis
begitu merekan mendapatkan akses. Biasanya kita sering salah menafsirkan antara seorang
hacker dan cracker dimana hacker sendiri identetik dengan perbuatan negative, padahal
hacker adalah orang yang senang memprogram dan percaya bahwa informasi adalah sesuatu
hal yang sangat berharga dan ada yang bersifat dapat dipublikasikan dan rahasia.
6
9. Carding
Carding adalah kejahatan dengan menggunakan teknologi komputer untuk melakukan
transaksi dengan menggunakan card credit orang lain sehingga dapat merugikan orang
tersebut baik materil maupun nonmaterial
7
3. Berdasarkan Sasarannya
1. Unauthorized Acces to Computer System and Service. Kejahatan ini terjadi saat
seseorang menyusup ke dalam suatu sistem jaringan komputer milik orang lain secara
tidak sah, tanpa izin, atau tanpa sepengetahuan dari pemilik sistem jaringan komputer
yang dimasukinya. Probing dan port merupakan contoh kejahatan ini.
2. Illegal Contents. Kejahatan dengan memasukkan data atau informasi ke internet
tentang suatu hal yang tidak benar, tidak etis, dan dapat dianggap melanggar hukum
atau mengganggu ketertiban umum. Salah satu contoh kejahatan ini adalah memuat
berita bohong atau fitnah yang menghancurkan martabat atau harga diri pihak lain,
hal-hal yang berhubungan dengan pornografi, atau memuat informasi yang
merupakan rahasia negara.
8
3. Data Forgery. Kejahatan ini dilakukan dengan tujuan memalsukan data pada
dokumen-dokumen penting yang ada di internet. Dokumen-dokumen ini biasanya
dimiliki oleh institusi atau lembaga yang memiliki situs berbasis web data base.
4. Cyber Espionage, Sabotage, and Extortion. Kejahatan yang memanfaatkan jaringan
internet untuk melakukan kegiatan mata-mata pada pihak lain. Kejahatan ini
dilakukan dengan memasuki sistem jaringan komputer pihak sasaran. Sabotage dan
extortion merupakan jenis kejahatan yang dilakukan dengan membuat gangguan
kerusakan atau penghancuran terhadap suatu data, program komputer, atau sistem
jaringan komputer yang terhubung dengan internet.
5. Data Theft. Kejahatan yang mengambil data komputer milik orang lain secara tidak
sah, baik untuk digunakan sendiri atau digunakan untuk orang lain. Identity theft
merupakan salah satu kejahatan yang diikuti dengan penipuan.
6. Infringements of Privacy. Kejahatan ini biasanya ditujukan kepada keterangan pribadi
seseorang pada formulir data pribadi yang tersimpan secara computerized. Apabila
diketahui orang lain, data ini dapat merugikan korban secara materiil maupun
imaterial, seperti nomor kartu kredit, nomor PIN ATM.
7. Cyber Terorism. Suatu tindakan cyber crime yang mengancam pemerintah atau warga
negara, termasuk cracking ke situs pemerintah atau militer. Contohnya, kasus Ramzi
Yousef, dalang penyerangan pertama ke gedung WTC. Ramzi diketahui menyimpan
detail seragam dalam file yang dienkripsi di laptopnya.
8. Cracking. Kejahatan dengan menggunakan teknologi komputer yang dilakukan untuk
merusak sistem keamanan suatu sistem komputer dan biasanya melakukan pencurian,
tindakan anarkis begitu mereka mendapatkan akses. Biasanya kita sering salah
menafsirkan antara seorang hacker dan cracker dimana hacker sendiri identik dengan
perbuatan negatif, padahal hacker adalah orang yang senang memprogram dan
percaya bahwa informasi adalah sesuatu hal yang sangat berharga dan ada yang
bersifat dapat dipublikasikan dan rahasia.
9. Yaitu kejahatan dengan menggunakan teknologi komputer untuk melakukan transaksi
dengan menggunakan card credit orang lain sehingga dapat merugikan orang tersebut
baik materiil maupun non materiil.
9
2.5 Pencegahan Dan Penanggulangan CyberCrime
Karena, biasanya yang nggak open source banyak yang bayar. Mengingat, orang Indonesia
enggan keluar duit untuk beli software asli dan lebih memilih bajakan.
6. Selalu periksa data bank dan data kartu kredit secara teratur
10
Sekarang ini, banyak data transaksi bank dikirim melalui email. Oleh karena itu, nggak ada
salahnya untuk memeriksa transaksi secara teratur. Ini dilakukan supaya bisa dengan cepat
mengetahui apakah ada transaksi yang nggak benar.
Jika menggunakan kartu kredit, bisa langsung menghubungi bank dan memblokirnya. Bisa
juga mengajukan keluhan kepada bank supaya transaksi dibatalkan.
Dan jangan cuman karena alasan supaya banyak teman, lantas memasukkan semua data
pribadi ke media sosial. Itu adalah kesalahan fatal.
10. Abaikan lampiran surat elektronik dan URL yang terindikasi mencurigakan
Selain mengabaikan lampiran email dan URL / alamat web yang mencurigakan, jangan
hiraukan juga postingan-postingan aneh yang banyak bergentayangan di media sosial.
Kecerobohan cuman akan merugikan diri-sendiri.
11. Jangan langsung tergiur, gunakan waktu untuk berpikir lebih panjang dan matang
Misal, ketika ada tawaran menarik berupa free merchandise atau online sale, jangan terburu-
buru mengambil keputusan. Santai saja dan pelajari apa yang mereka tawarkan.
11
12. Laporkan ke pihak yang berwenang
Faktanya, masih banyak kasus kejahatan cyber yang nggak dilaporkan. Tapi, mulai sekarang
jangan ragu untuk melaporkannya kepada pihak berwenang. Khususnya, untuk hal-hal yang
berkaitan dengan eksploitasi seksual, pemerasan, penindasan dan pencurian identitas.
12
Pelaku Kejahatan dari Cybercrime, tidak mengenal usia dan bersifat universal. Bahkan
beberapa diantaranya masih anak-anak dan remaja.
4. Modus Kejahatan
Modus Kejahatan dari Cybercrime, adalah modus operand. Dimana modus tersebut hanya
bias dimengerti oleh orang-orang yang menguasai pengetahuan tentang Komputer, teknik
pemrograman dan seluruh bentuk dunia cyber.
5. Jenis Kerugian yang Ditimbulkan
Dapat berupa material maupun nonmaterial. Seperti waktu, nilai, jasa, uang, barang, harga
diri, martabat, bahkan kerahasiaan informasi
Beberapa langkah penting yang harus dilakukan setiap negara dalam penanggulangan
cybercrime adalah:
2.7 lembaga Khusus yang ada di indonesia terkait penanggulangan cyber crime
Lembaga Sandi Negara atau Lamsenag merupakan salah satu Lembaga Pemerintah
Non Kementerian yang bergerak di bidang pengamanan informasi rahasia negara. Didirikan
pada tanggal 4 April 1946, dengan dasar hukum Keppres Nomor 103 Tahun 2001 pasal 37
yang mana dijelaskan bahwa Lamsenag memiliki tugas untuk melaksanakan tugas
pemerintahan di bidang persandian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berlaku. Melalui Peraturan Presiden No. 53 tahun 2017 dan Perpres Nomor 133 tahun
2017, Lamenag bertransformasi menjadi lembaga baru bernama Badan Siber dan Sandi
Negara (BSSN). Pada Perpres No. 53 Tahun 2017, tertulis BSSN ditetapkan tanggal 19 Mei
13
2017, dan dibentuk guna menjamin terselenggaranya kebijakan dan program pemerintah di
bidang keamanan siber. Saat ini, BSSN adalah lembaga pemerintah yang berada di bawah
dan bertanggung jawab kepada Presiden, di mana sebelumnya tanggung jawab itu berada di
bawah Menko Polhukam.
Di seluruh belahan dunia, terdapat 10 sampai 15 kasus cyber crime setiap detiknya. Wah,
sungguh mengerikan, terlebih jika itu terjadi pada diri sendiri dan pelaku mencuri data atau
aset penting untuk disalahgunakan.
Maka dari itu, perlu penanganan yang tepat untuk mencegah cyber crime terjadi pada pribadi.
Berikut ini 12 langkah sederhana untuk menghindari dan menangani kejahatan di dunia
maya.
14
1. Lindungi gadget, komputer atau perangkat lain yang digunakan
Lindungilah gadget atau perangkat lain yang ada, baik itu perlindungan untuk akses atau
perlindungan terhadap data. Sehingga, orang lain nggak sewenang-wenang menggunakan dan
melakukan hal-hal yang nggak kita sukai.
Karena, biasanya yang nggak open source banyak yang bayar. Mengingat, orang Indonesia
enggan keluar duit untuk beli software asli dan lebih memilih bajakan.
6. Selalu periksa data bank dan data kartu kredit secara teratur
Sekarang ini, banyak data transaksi bank dikirim melalui email. Oleh karena itu, nggak ada
salahnya untuk memeriksa transaksi secara teratur. Ini dilakukan supaya bisa dengan cepat
mengetahui apakah ada transaksi yang nggak benar.
15
Jika menggunakan kartu kredit, bisa langsung menghubungi bank dan memblokirnya. Bisa
juga mengajukan keluhan kepada bank supaya transaksi dibatalkan.
Dan jangan cuman karena alasan supaya banyak teman, lantas memasukkan semua data
pribadi ke media sosial. Itu adalah kesalahan fatal.
10. Abaikan lampiran surat elektronik dan URL yang terindikasi mencurigakan
Selain mengabaikan lampiran email dan URL / alamat web yang mencurigakan, jangan
hiraukan juga postingan-postingan aneh yang banyak bergentayangan di media sosial.
Kecerobohan cuman akan merugikan diri-sendiri.
11. Jangan langsung tergiur, gunakan waktu untuk berpikir lebih panjang dan matang
Misal, ketika ada tawaran menarik berupa free merchandise atau online sale, jangan terburu-
buru mengambil keputusan. Santai saja dan pelajari apa yang mereka tawarkan.
16
12. Laporkan ke pihak yang berwenang
Faktanya, masih banyak kasus kejahatan cyber yang nggak dilaporkan. Tapi, mulai sekarang
jangan ragu untuk melaporkannya kepada pihak berwenang. Khususnya, untuk hal-hal yang
berkaitan dengan eksploitasi seksual, pemerasan, penindasan dan pencurian identitas.
17
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari penjelasan CyberCrime diatas dapat ditarik kesimpulan antara lain :
1. Terlihat bahwa dampak yang ditimbulkan dari tindak cybercrime tersebut cukup
besar dan sangat merugikan.Aturan hukum di beberapa negara dunia bahkan belum
mengatur secara khusus mengenai kejahatan komputer melalui media internet.
Hambatan-hambatan yang ditemukan dalam upaya melakukan penyidikan terhadap
cybercrime antara lain berkaitan dengan masalah perangkat hukum, kemampuan
penyidik, alat bukti, dan fasilitas komputer forensik.Cybercrime merupakan momok
yang menakutkan bagi pengguna internet dan tampaknya sudah menimbulkan banyak
korban bagi masyarakat dunia. Kejahatan internet ini semakin meningkat seiring
dengan meningkatnya jumlah pengguna internet dan semakin dekatnya internet dalam
aktivitas seharihari.cybercrime merupakan salah satu tindak kejahatan yang
membahayakan dimasa depan. Modus operandi cybercrime sangat beragam dan terus
berkembang sejalan dengan perkembangan teknologi, tetapi jika diperhatikan lebih
seksama akan terlihat bahwa banyak di antara kegiatan-kegiatan tersebut memiliki
sifat yang sama dengan kejahatan kejahatan konvensional. Perbedaan utamanya
adalah bahwa cybercrime melibatkan komputer dalam pelaksanaannya. Kejahatan-
kejahatan yang berkaitan dengan kerahasiaan, integritas dan keberadaan data dan
sistem komputer perlu mendapat perhatian khusus, sebab kejahatankejahatan ini
memiliki karakter yang berbeda dari kejahatan-kejahatan konvensional.Upaya-upaya
yang dapat dilakukan untuk mengatasi hambatan yang ditemukan di dalam melakukan
penyidikan terhadap cybercrime antara lain berupa penyempurnaan perangkat hukum,
mendidik para penyidik, membangun fasilitas forensic computing,meningkatkan
upaya penyidikan dan kerja samainternasional, serta melakukan upaya
penanggulangan pencegahan hukum terhadap cybercrime.
2. Akibat hukum yang ditimbulkan dari kasus ini teridir dari apa yang terjadi terhadap
korban maupun pelaku. Dari sisi korban pada kasus ini yaitu tercatat sekitar 70
organisasi penting yang tersebar di Ukraina, Arab Saudi, dan Austria telah menjadi
korban, malware ini telah mengambil dokumen, kata sandi, dan screenshots dari
komputer korban. Para korban termasuk di dalamnya produsen pemantauan sistem
18
kontrol industri, lembaga hak asasi manusia, dan lembaga penelitian ilmiah. Hal ini
jelas merupakan suatu akibat hukum, karena hacking merupakan sebuah perbuatan
hukum, dimana perbuatan mengakses suatu jaringan komputer tanpa izin pemilik
merupakan tindakan melanggar hukum, seperti dijelaskan dalam Budapest
Convention On Cybercrime pasal 2 dan pasal 3 tentang “Illegal Access” dan “Illegal
Interception”. Dari sisi pelaku pada kasus ini yaitu perbuatan yang telah dilakukan
oleh pelaku dari kasus hacking ini pelaku akan dijerat hukuman sesuai dengan
perjanjian antara negara pelaku dan negara korban pelaku, seperti yang dijelaskan
dalam Budapest Convention On Cybercrime pasal 23. Disebutkan juga bahwa dalam
melakukan tindakan hukum untuk si pelaku juga dapat dilakukan ekstradisi terhadap
nya, yang menyebabkan proses hukum untuk kasus ini tidak berjalan dengan
seharusnya seperti yang telah diatur dalam Budapest Convention On Cybercrime.
Saran
Demikan makalah ini yang dapat pemakalah sampaikan, pemakalah sadar masih
banyak yang kurang sempurna, untuk itu masukan dan saran yang bersifat membantu dan
membangun sangat kami harapkan guna untuk kesempurnan selanjutnya.
19
DAFTAR PUSTAKA
IDN Times.(June 3, 2022).12 Cara Mencegah dan Menangani Cyber Crime yang Semakin
Merajalela. Di akses pada 3 Juni 2022,Dari
https://www.idntimes.com/tech/trend/riyan-sumarno/12-cara-mencegah-dan-
menangani-cyber-crime-yang-semakin-merajalela-c1c2/2
tirto.id.(June 3, 2022).Apa Itu Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Tugas dan
Fungsinya.Di akses pada 3 Juni 2022,Dari
https://tirto.id/apa-itu-badan-siber-dan-sandi-negara-bssn-tugas-dan-fungsinya-gnol
20