Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

CYBER CRIME & CYBER LAW


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keamanan Sistem Informasi
Dosen Pengampu : Abdul Hadi, S.T.,M.Kom

DISUSUN OLEH:

ADIYASA DINATA UDA

(C2057201084)

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER


(STMIK) PALANGKARAYA
2022
KATA PENGANTAR

Makalah ini bertema tentang Cyber crime & Cyber Law. Makalah ini disusun untuk

memenuhi tugas mata kuliah Keamanan Sistem Informasi STMIK PalangkaRaya kelas C.

Makalah ini juga bertujuan untuk mengetahui tentang definisi, karakteristik, jenis, bentuk

kejahatan, dan pencegahan serta penanggulangan Cyber crime. Oleh karena itu penulis

memberi judul “Cyber crime & Cyber Law” pada makalah ini.

Kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Abdul Hadi,S.T.,M.Kom. selaku Dosen Sistem

Informasi yang telah memberikan tema yang kami dapatkan. Kami menyadari bahwa

makalah kami ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak

yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata,

kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam

penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT selalu meridhai segala

usaha kita. Amin.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...............................................................................................................i


DAFTAR ISI............................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................... 1
1.3 Tujuan Pembahasan ...................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Apa yang di maksud Cyber crime ................................................................ 2
2.2 Karakteristik Cyber Crime ........................................................................... 3
2.3 Jenis Cyber Crime………………………………………………………….5
2.4 Bentuk-Bentuk Cyber Crime……………………………………………...8
2.5 Pencegahan dan Penanggulangan Cyber Crime………………………..10
2.6 Apa yang dimaksud Cyber Law………………………………………….12
2.7 Lembaga yang menangani Cyber Crime………………………………13
2.8 Strategi Penanggulangan Cyber Crime ..................................................... 14
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ................................................................................................... 18
3.2 Saran.............................................................................................................. 19
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan teknologi yang saat ini mempengaruhi kehidupan masyarakat global
adalah teknologi informasi berupa internet. Internet pada mulanya hanya di kembangkan
untuk kepentingan militer, riset dan pendidikan, terus berkembang memasuki seluruh
aspek kehidupan umat manusia. Saat ini, internet membentuk masyarakat dengan
kebudayaan baru. Masyarakat tak lagi dihalangi oleh batas-batas teritorial antara negara
yang dahulu ditetapkan sangat rigid. Masyarakat baru dengan kebebasan beraktivitas dan
berkreasi yang paling sempurna. Namun, di balik kegemerlapan itu internet juga
melahirkan keresahan-keresahan baru, di antaranya muncul kejahatan yang lebih canggih
dalam bentuk cyber crime.
Telah lahir rezim hukum baru yang dikenal dengan cyber law (hukum siber). Istilah
ini sering digunakan untuk hukum yang terkait dengan pemanfaatan teknologi informasi.
Selain itu juga ada istilah lain seperti, hukum teknologi informasi (Law of Information
Technology) dan hukum dunia maya (virtual world law).
1.2 Rumusan Masalah
1. Mengetahui apa itu Cyber Crime dan Cyber Law ?
2. Apa saja karakteristik, jenis serta Bentuk Cyber Crime ?
3. Bagaimana melakukan Penanggulangan dan pencegahan Cyber Crime ?

1.3 Tujuan Pembahasan


1. Memahami pengertian dari Cyber Crime dan Cyber Law.
2. Mengetahui Apa saja Karakteristik, Jenis dan Bentuk Kejahatan Siber.
3. Mengetahui cara Penanggulangan dan Pencegahan Kejahatan Siber.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Apa Yang Dimaksud Cyber Crime


Apa itu cyber crime? cyber crime adalah istilah yang mengacu kepada aktivitas kejahatan
dengan komputer alat, sasaran atau tempat terjadinya kejahatan dan jaringan komputer
(jaringan internet sebagai medianya).
Dalam arti luas, pengertian cyber crime adalah semua tindakan ilegal yang dilakukan melalui
jaringan komputer dan internet untuk mendapatkan keuntungan dengan merugikan pihak lain.
Dalam arti sempit, pengertian cyber crime adalah semua tindakan ilegal yang ditujukan untuk
menyerang sistem keamanan komputer dan data yang diproses oleh suatu sistem komputer.
Cyber crime atau kejahatan dunia maya dapat dilakukan dengan berbagai cara dan beragam
tujuan. Kejahatan dunia maya ini umumnya dilakukan oleh pihak-pihak yang mengerti dan
menguasai bidang teknologi informasi.
Kejahatan dunia maya ini mulai muncul sejak tahun 1988 yang pada masa itu disebut dengan
sebutan Cyber Attack. Pelaku cyber crime pada saat itu menciptakan worm/ virus untuk
menyerang komputer yang mengakibatkan sekitar 10% komputer di dunia yang terkoneksi ke
internet mengalami mati total.
Cyber crime atau kejahatan dunia maya adalah suatu tindakan ilegal yang dilakukan
melalui jaringan komputer dengan media internet untuk mendapatkan keuntungan dengan
cara merugikan pihak lain.
Menurut catatan, cyber crime mulai muncul sejak tahun 1988. Pada masa itu, kejahatan ini
dikenal dengan sebutan Cyber Attack. Waktu itu, pelakunya menciptakan worm atau virus
untuk menyerang komputer yang mengakibatkan kurang lebih 10 persen komputer di dunia
yang terkoneksi internet mengalami mati total.

Pengertian Cyber Crime Menurut Para Ahli

Parker
Menurut Parker (Hamzah 1993:18), cyber crime adalah suatu tindakan atau kejadian yang
berkaitan dengan teknologi komputer. Dimana seseorang mendapatkan keuntungan dengan
merugikan pihak lain.

2
Wahid & Labib
Menurut Wahid dan Labib (2010:40), pengertian cyber crime adalah semua jenis pemakaian
jaringan komputer untuk tujuan kriminal dengan penyalahgunaan kemudahan teknologi
digital.

Widodo
Menurut Widodo (2011:), pengertian cyber crime adalah semua kegiatan individu atau
kelompok yang memakai jaringan komputer sebagai sarana melakukan kejahatan, atau
menjadikan komputer sebagai sasaran kejahatan.

Organization of European Community Development (OECD)


Menurut OECD, kejahatan dunia maya atau cyber crime adalah semua akses ilegal terhadap
suatu transmisi data. Artinya, semua kegiatan yang tidak sah dalam suatu sistem komputer
termasuk suatu tindak kejahatan (Karnasudiraja, 1993:3).

Cybercrime adalah kejahatan teknologi informasi, juga sebagaimana dikatakan oleh Prof. Dr.
Barda Nawawi Arief, S.H. sebagai kejahatan mayantara (Suhariyanto, 2013: 11).
Menurut Dikdik M. Arief Mansur dan Elisataris Gultom (2005: 10) pada dasarnya cyber
crime meliputi semua tindak pidana yang berkenaan dengan sistem informasi.

2.2 Karakteristik Unik Dari Cyber Crime


Selama ini dalam kejahatan konvensional, kita menganl adanya 2 jenis kejahatan
sebagai berikut:
1. Kejahatan kerah biru (blue collar criem)
Kejahatan jenis ini merupakan jenis kejahatan atau tindak criminal yang dilakukan secara
konvensional, misalnya perampokan, pencurian, dan lain-lain. Para pelaku kejahatan jenis ini
biasanya digambarkan memiliki steorotip tertentu misalnya, dari kelas sosial bawah, kurang
terdidik, dan lain-lain.

2. Kejahatan kerah putih (white collar crime)

Kejahatan jenis ini terbagi dalam 4 kelompok kejahatan yakni kejahatan korporasi, kejahatan
birokrat, malpraktek, dan kejahatan individu.

3
Pelakunya biasanya bekebalikan dari blue collar, mereka memiliki penghasilan tinggi,
berpendidikan, memegang jabatan-jabatan terhormat di masyaratat.

Cybercrime sendiri sebagai kejahatan yang muncul sebagai akibat adanya komunitas dunia
maya di internet, memiliki karakteristik tersendiri yang berbeda dengan kedua model di atas.
Karakteristik unik dari kejahatan di dunia maya tersebut antara lain menyangkut lima hal
berikut:

a. Ruang lingkup kejahatan


Sesuai sifat global internet, ruang lingkup kejahatan ini jga bersifat global. Cybercrime
seringkali dilakukan secara transnasional, melintasi batas negara sehingga sulit dipastikan
yuridikasi hukum negara yang berlaku terhadap pelaku. Karakteristik internet di mana orang
dapat berlalu-lalang tanpa identitas (anonymous) memungkinkan terjadinya berbagai aktivitas
jahat yang tak tersentuh hukum.

b. Sifat kejahatan

Bersifat non-violence, atau tidak menimbulkan kekacauan yang mudah terlihat. Jika
kejahatan konvensional sering kali menimbulkan kekacauan makan kejahatan di internet
bersifat sebaliknya.

c. Pelaku kejahatan

Bersifat lebih universal, meski memiliki cirri khusus yaitu kejahatan dilakukan oleh orang-
orang yang menguasai penggunaan internet beserta aplikasinya. Pelaku kejahatan tersebut
tidak terbatas pada usia dan stereotip tertentu, mereka yang sempat tertangkap remaja, bahkan
beberapa di antaranya masih anak-anak.

d. Modus kejahatan

Keunikan kejahatan ini adalah penggunaan teknologi informasi dalam modus operandi, itulah
sebabnya mengapa modus operandi dalam dunia cyber tersebut sulit dimengerti oleh orang-
orang yang tidak menguasai pengetahuan tentang komputer, teknik pemrograman dan seluk
beluk dunia cyber.
4
e. Jenis kerugian yang ditimbulkan

Dapat bersifat material maupun non-material. Seperti waktu, nilai, jasa, uang, barang, harga
diri, martabat bahkan kerahasiaan informasi.

2.3 Jenis Cyber Crime


1. Berdasarkan jenis aktivitasnya, cybercrime dapat dibagi menjadi :
1. Unauthorized Access to Computer System and Service
Kejahatan yang dilakukan dengan memasuki/menyusup ke dalam suatu sistem jaringan
komputer secara tidak sah, tanpa izin atau tanpa sepengetahuan dari pemilik sistem jaringan
komputer yang dimasukinya. Biasanya pelaku kejahatan (hacker) melakukannya dengan
maksud sabotase ataupun pencurian informasi penting dan rahasia. Namun begitu, ada juga
yang melakukan hanya karena merasa tertantang untuk mencoba keahliannya menembus
suatu sistem yang memiliki tingkat proteksi tinggi.

2. Illegal Contents
Merupakan kejahatan dengan memasukkan data atau informasi ke internet tentang sesuatu hal
yang tidak benar, tidak etis, dan dapat dianggap melanggar hukum atau mengganggu
ketertiban umum. Sebagai contohnya adalah pemuatan suatu berita bohong atau fitnah yang
akan menghancurkan martabat atau harga diri pihak lain, hal-hal yang berhubungan dengan
pornografi atau pemuatan suatu informasi yang merupakan rahasia negara, agitasi dan
propaganda untuk melawan pemerintahan yang sah, dan sebagainya.

3. Data Forgery
Merupakan kejahatan dengan memalsukan data pada dokumen-dokumen penting yang
tersimpan sebagai scriptless document melalui internet. Kejahatan ini biasanya ditujukan
pada dokumen-dokumen e-commerce dengan membuat seolah-olah terjadi “salah ketik” yang
pada akhirnya akan menguntungkan pelaku.

4. Cyber Espionage
Merupakan kejahatan yang memanfaatkan jaringan internet untuk melakukan kegiatan mata-
mata terhadap pihak lain, dengan memasuki sistem jaringan komputer (computer network

5
system) pihak sasaran. Kejahatan ini biasanya ditujukan terhadap saingan bisnis yang
dokumen ataupun data-data pentingnya tersimpan dalam suatu sistem yang computerized.

5. Cyber Sabotage and Extortion


Kejahatan ini dilakukan dengan membuat gangguan, perusakan atau penghancuran terhadap
suatu data, program komputer atau sistem jaringan komputer yang terhubung dengan internet.
Biasanya kejahatan ini dilakukan dengan menyusupkan suatu logic bomb, virus komputer
ataupun suatu program tertentu, sehingga data, program komputer atau sistem jaringan
komputer tidak dapat digunakan, tidak berjalan sebagaimana mestinya, atau berjalan
sebagaimana yang dikehendaki oleh pelaku.

6. Offense against Intellectual Property


Kejahatan ini ditujukan terhadap Hak atas Kekayaan Intelektual yang dimiliki pihak lain di
internet. Sebagai contoh adalah peniruan tampilan pada web page suatu situs milik orang lain
secara ilegal, penyiaran suatu informasi di internet yang ternyata merupakan rahasia dagang
orang lain, dan sebagainya.

7. Infringements of Privacy
Kejahatan ini ditujukan terhadap informasi seseorang yang merupakan hal yang sangat
pribadi dan rahasia. Kejahatan ini biasanya ditujukan terhadap keterangan pribadi seseorang
yang tersimpan pada formulir data pribadi yang tersimpan secara computerized, yang apabila
diketahui oleh orang lain maka dapat merugikan korban secara materil maupun immateril,
seperti nomor kartu kredit, nomor PIN ATM, cacat atau penyakit tersembunyi dan
sebagainya.

8. Cracking
Kejahatan dengan menggunakan teknologi komputer yang dilakukan untuk merusak sistem
keamaanan suatu sistem komputer dan biasanya melakukan pencurian, tindakan anarkis
begitu merekan mendapatkan akses. Biasanya kita sering salah menafsirkan antara seorang
hacker dan cracker dimana hacker sendiri identetik dengan perbuatan negative, padahal
hacker adalah orang yang senang memprogram dan percaya bahwa informasi adalah sesuatu
hal yang sangat berharga dan ada yang bersifat dapat dipublikasikan dan rahasia.

6
9. Carding
Carding adalah kejahatan dengan menggunakan teknologi komputer untuk melakukan
transaksi dengan menggunakan card credit orang lain sehingga dapat merugikan orang
tersebut baik materil maupun nonmaterial

2. Berdasarkan Motif Kejahatannya

a. Cybercrime sebagai tindak kejahatan murni


Dimana orang yang melakukan kejahatan yang dilakukan secara di sengaja, dimana orang
tersebut secara sengaja dan terencana untuk melakukan pengrusakkan, pencurian, tindakan
anarkis, terhadap suatu sistem informasi atau sistem komputer.

b. Cybercrime sebagai tindakan kejahatan abu-abu


Dimana kejahatan ini tidak jelas antara kejahatan kriminal atau bukan karena dia melakukan
pembobolan tetapi tidak merusak, mencuri atau melakukan perbuatan anarkis terhadap sistem
informasi atau sistem komputer tersebut.

c. Cybercrime yang menyerang hak cipta (Hak milik)


Kejahatan yang dilakukan terhadap hasil karya seseorang dengan motif menggandakan,
memasarkan, mengubah yang bertujuan untuk kepentingan pribadi/umum ataupun demi
materi/nonmateri.

d. Cybercrime yang menyerang pemerintah


Kejahatan yang dilakukan dengan pemerintah sebagai objek dengan motif melakukan terror,
membajak ataupun merusak keamanan suatu pemerintahan yang bertujuan untuk
mengacaukan sistem pemerintahan, atau menghancurkan suatu negara.

e. Cybercrime yang menyerang individu


Kejahatan yang dilakukan terhadap orang lain dengan motif dendam atau iseng yang
bertujuan untuk merusak nama baik, mencoba ataupun mempermaikan seseorang untuk
mendapatkan kepuasan pribadi. Contoh : Pornografi, cyberstalking, dan lain-lain.

7
3. Berdasarkan Sasarannya

a. Cybercrime yang menyerang individu (Against Person )


Jenis kejahatan ini sasaran serangannya adalah perorangan / individu yang memiliki sifat atau
kriteria tertentu sesuai tujuan penyerangan tersebut, contoh : Pornografi, Cyberstalking,
Cyber-Tresspass.

b. Cybercrime menyerang Hak Milik ( Against Property )


Kejahatan yang dilakukan untuk mengganggu atau menyerang hak milik orang lain, contoh :
pengaksesan komputer secara tidak sah, pencurian informasi, carding, cybersquatting,
typosquatting, hijacking, data forgery.

c. Cybercrime Menyerang Pemerintah (Against Government )


Kejahatan ini dilakukan dengan tujuan khusus yakni melakukan penyerangan terhadap
pemerintah, contoh : cyber terorism, craking ke situs resmi pemerintah.

2.4 Bentuk-Bentuk CyberCrime


Cybercrime juga menjadi salah satu jenis kejahatan yang mengalami peningkatan
cukup tinggi di masa pandemi ini, modus-modus yang dilakukan adalah pencurian data dan
pembobolan rekening, selain itu jenis kejahatan cybercrime ini juga mempunyai beberapa
bentuk, antara lain :

1. Unauthorized Acces to Computer System and Service. Kejahatan ini terjadi saat
seseorang menyusup ke dalam suatu sistem jaringan komputer milik orang lain secara
tidak sah, tanpa izin, atau tanpa sepengetahuan dari pemilik sistem jaringan komputer
yang dimasukinya. Probing dan port merupakan contoh kejahatan ini.
2. Illegal Contents. Kejahatan dengan memasukkan data atau informasi ke internet
tentang suatu hal yang tidak benar, tidak etis, dan dapat dianggap melanggar hukum
atau mengganggu ketertiban umum. Salah satu contoh kejahatan ini adalah memuat
berita bohong atau fitnah yang menghancurkan martabat atau harga diri pihak lain,
hal-hal yang berhubungan dengan pornografi, atau memuat informasi yang
merupakan rahasia negara.

8
3. Data Forgery. Kejahatan ini dilakukan dengan tujuan memalsukan data pada
dokumen-dokumen penting yang ada di internet. Dokumen-dokumen ini biasanya
dimiliki oleh institusi atau lembaga yang memiliki situs berbasis web data base.
4. Cyber Espionage, Sabotage, and Extortion. Kejahatan yang memanfaatkan jaringan
internet untuk melakukan kegiatan mata-mata pada pihak lain. Kejahatan ini
dilakukan dengan memasuki sistem jaringan komputer pihak sasaran. Sabotage dan
extortion merupakan jenis kejahatan yang dilakukan dengan membuat gangguan
kerusakan atau penghancuran terhadap suatu data, program komputer, atau sistem
jaringan komputer yang terhubung dengan internet.
5. Data Theft. Kejahatan yang mengambil data komputer milik orang lain secara tidak
sah, baik untuk digunakan sendiri atau digunakan untuk orang lain. Identity theft
merupakan salah satu kejahatan yang diikuti dengan penipuan.
6. Infringements of Privacy. Kejahatan ini biasanya ditujukan kepada keterangan pribadi
seseorang pada formulir data pribadi yang tersimpan secara computerized. Apabila
diketahui orang lain, data ini dapat merugikan korban secara materiil maupun
imaterial, seperti nomor kartu kredit, nomor PIN ATM.
7. Cyber Terorism. Suatu tindakan cyber crime yang mengancam pemerintah atau warga
negara, termasuk cracking ke situs pemerintah atau militer. Contohnya, kasus Ramzi
Yousef, dalang penyerangan pertama ke gedung WTC. Ramzi diketahui menyimpan
detail seragam dalam file yang dienkripsi di laptopnya.
8. Cracking. Kejahatan dengan menggunakan teknologi komputer yang dilakukan untuk
merusak sistem keamanan suatu sistem komputer dan biasanya melakukan pencurian,
tindakan anarkis begitu mereka mendapatkan akses. Biasanya kita sering salah
menafsirkan antara seorang hacker dan cracker dimana hacker sendiri identik dengan
perbuatan negatif, padahal hacker adalah orang yang senang memprogram dan
percaya bahwa informasi adalah sesuatu hal yang sangat berharga dan ada yang
bersifat dapat dipublikasikan dan rahasia.
9. Yaitu kejahatan dengan menggunakan teknologi komputer untuk melakukan transaksi
dengan menggunakan card credit orang lain sehingga dapat merugikan orang tersebut
baik materiil maupun non materiil.

9
2.5 Pencegahan Dan Penanggulangan CyberCrime

1. Lindungi gadget, komputer atau perangkat lain yang digunakan


Lindungilah gadget atau perangkat lain yang ada, baik itu perlindungan untuk akses atau
perlindungan terhadap data. Sehingga, orang lain nggak sewenang-wenang menggunakan dan
melakukan hal-hal yang nggak kita sukai.

2. Jangan gunakan software bajakan


Gunakanlah peranti lunak resmi. Pasalnya, banyak malware yang tertanam dalam aplikasi
bajakan. Karena itu, rekomendasinya adalah bermigrasi menggunakan aplikasi open source
yang gratis supaya terhindar dari malware atau spyware.

Karena, biasanya yang nggak open source banyak yang bayar. Mengingat, orang Indonesia
enggan keluar duit untuk beli software asli dan lebih memilih bajakan.

3. Pasang perangkat lunak keamanan yang up to date


Penting untuk perangkat lunak keamanan selalu terbarui. Hal itu akan memberikan redefinisi
ancaman kejahatan cyber dan virus yang belum terdeteksi dalam versi security software
sebelumnya.

4. Menggunakan data encryption


Misalnya, seperti Wi-Fi Protected Access 2 (WPA2) dan lain-lain pada jaringan lokal seperti
LAN atau nirkabel di kantor atau rumah, sehingga komunikasi teks yang jelas nggak bisa
disadap dan bisa mencegah akses yang nggak sah.

5. Selalu miliki sikap waspada


Waspada itu sangat perlu! Jangan langsung percaya dengan setiap email, telepon, website dan
segala iklan yang bertebaran di internet. Memang kejahatannya dilakukan di dunia maya,
tapi, di dunia nyata semua akibatnya nggak bisa di putar balik. Waspadalah!

6. Selalu periksa data bank dan data kartu kredit secara teratur

10
Sekarang ini, banyak data transaksi bank dikirim melalui email. Oleh karena itu, nggak ada
salahnya untuk memeriksa transaksi secara teratur. Ini dilakukan supaya bisa dengan cepat
mengetahui apakah ada transaksi yang nggak benar.

Jika menggunakan kartu kredit, bisa langsung menghubungi bank dan memblokirnya. Bisa
juga mengajukan keluhan kepada bank supaya transaksi dibatalkan.

7. Rajin mengganti kata sandi


Jangan malas untuk mengganti kata sandi akun-akun yang penting secara berkala. Tapi,
pastikan untuk menggunakan kombinasi karakter huruf, angka dan atau simbol yang rumit
supaya nggak mudah dijebol.

8. Backup data-data secara rutin


Sebaiknya, pengguna memiliki salinan dokumen pribadi, baik itu dokumen seperti foto,
musik, video atau yang lainnya. Ini dilakukan supaya data tetap selamat jika sewaktu-waktu
ada pencurian data atau kesalahan dalam sistem perangkat yang digunakan.

9. Jangan sembarang membagikan info pribadi


Jaga supaya informasi pribadi nggak jatuh ke tangan yang nakal dan salah. Jika nggak terlalu
penting-penting sekali, lebih baik jangan dimasukkan data-data pribadi yang penting ke
dalam media sosial. Jika ingin membagikan, bagikan kepada orang terpecaya, jangan cuman
orang terdekat saja. Karena, orang terdekat belum tentu orang yang terpercaya.

Dan jangan cuman karena alasan supaya banyak teman, lantas memasukkan semua data
pribadi ke media sosial. Itu adalah kesalahan fatal.

10. Abaikan lampiran surat elektronik dan URL yang terindikasi mencurigakan
Selain mengabaikan lampiran email dan URL / alamat web yang mencurigakan, jangan
hiraukan juga postingan-postingan aneh yang banyak bergentayangan di media sosial.
Kecerobohan cuman akan merugikan diri-sendiri.

11. Jangan langsung tergiur, gunakan waktu untuk berpikir lebih panjang dan matang
Misal, ketika ada tawaran menarik berupa free merchandise atau online sale, jangan terburu-
buru mengambil keputusan. Santai saja dan pelajari apa yang mereka tawarkan.
11
12. Laporkan ke pihak yang berwenang
Faktanya, masih banyak kasus kejahatan cyber yang nggak dilaporkan. Tapi, mulai sekarang
jangan ragu untuk melaporkannya kepada pihak berwenang. Khususnya, untuk hal-hal yang
berkaitan dengan eksploitasi seksual, pemerasan, penindasan dan pencurian identitas.

2.6 Apa Yang Dimaksud CyberLaw dan Ruang Lingkupnya


Cyberlaw adalah aspek hukum yang ruang lingkupnya meliputi setiap aspek yang
berhubungan dengan orang perorangan atau subyek hukum yang menggunakan dan
memanfaatkan teknologi internet yang dimulai pada saat mulai online dan memasuki dunia
cyber atau maya. Cyberlaw sendiri merupakan istilah yang berasal dari Cyberspace Law.
Istilah hukum cyber diartikan sebagai padanan kata dari Cyberlaw, yang saat ini
secara internasional digunakan untuk istilah hukum yang terkait dengan pemanfaatan TI.
Istilah lain yang juga digunakan adalah Hukum TI (Law of Information Teknologi), Hukum
Dunia Maya (Virtual World Law) dan Hukum Mayantara. Secara akademis, terminologi
cyberlaw belum menjadi terminologi yang umum. Di Indonesia sendiri tampaknya belum ada
satu istilah yang disepakati. Dimana istilah yang dimaksudkan sebagai terjemahan dari
cyberlaw, misalnya, Hukum Sistem Informasi, Hukum Informasi, dan Hukum Telematika
(Telekomunikasi dan Informatika).
Secara yuridis, cyberlaw tidak sama lagi dengan ukuran dan kualifikasi hukum
tradisional. Kegiatan cyber meskipun bersifat virtual dapat dikategorikan sebagai tindakan
dan perbuatan hukum yang nyata. Kegiatan cyber adalah kegiatan virtual yang berdampak
sangat nyata meskipun alat buktinya bersifat elektronik. Dengan demikian subjek pelakunya
harus dikualifikasikan pula sebagai orang yang telah melakukan perbuatan hukum secara
nyata.

Karakteristik dari kejahatan didunia maya adalah sebagai berikut :


1. Ruang Lingkup Kejahatan
Ruang Lingkup Kejahatan Cybercrime, bersifat global, melintasi batas negara sehingga sulit
untuk dideteksi pelaku dan hukum yang berlaku.
2. Sifat Kejahatan
Sifat Kejahatan dari Cybercrime, tidak menimbulkan kekacauan yang mudah terlihat.
3. Perilaku Kejahatan

12
Pelaku Kejahatan dari Cybercrime, tidak mengenal usia dan bersifat universal. Bahkan
beberapa diantaranya masih anak-anak dan remaja.
4. Modus Kejahatan
Modus Kejahatan dari Cybercrime, adalah modus operand. Dimana modus tersebut hanya
bias dimengerti oleh orang-orang yang menguasai pengetahuan tentang Komputer, teknik
pemrograman dan seluruh bentuk dunia cyber.
5. Jenis Kerugian yang Ditimbulkan
Dapat berupa material maupun nonmaterial. Seperti waktu, nilai, jasa, uang, barang, harga
diri, martabat, bahkan kerahasiaan informasi

Beberapa langkah penting yang harus dilakukan setiap negara dalam penanggulangan
cybercrime adalah:

1. Melakukan modernisasi hukum pidana nasional beserta hukum acaranya, yang


diselaraskan dengan konvensi internasional yang terkait dengan kejahatan tersebut
2. Meningkatkan sistem pengamanan jaringan komputer nasional sesuai standar internasional
3. Meningkatkan pemahaman serta keahlian aparatur penegak hukum mengenai upaya
pencegahan, investigasi dan penuntutan perkara-perkara yang berhubungan dengan
cybercrime
4. Meningkatkan kesadaran warga negara mengenai masalah cybercrime serta pentingnya
mencegah kejahatan tersebut terjadi
5. Meningkatkan kerjasama antar negara, baik bilateral, regional maupun multilateral, dalam
upaya penanganan cybercrime, antara lain melalui perjanjian ekstradisi dan mutual assistance
treaties

2.7 lembaga Khusus yang ada di indonesia terkait penanggulangan cyber crime
Lembaga Sandi Negara atau Lamsenag merupakan salah satu Lembaga Pemerintah
Non Kementerian yang bergerak di bidang pengamanan informasi rahasia negara. Didirikan
pada tanggal 4 April 1946, dengan dasar hukum Keppres Nomor 103 Tahun 2001 pasal 37
yang mana dijelaskan bahwa Lamsenag memiliki tugas untuk melaksanakan tugas
pemerintahan di bidang persandian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berlaku. Melalui Peraturan Presiden No. 53 tahun 2017 dan Perpres Nomor 133 tahun
2017, Lamenag bertransformasi menjadi lembaga baru bernama Badan Siber dan Sandi
Negara (BSSN). Pada Perpres No. 53 Tahun 2017, tertulis BSSN ditetapkan tanggal 19 Mei
13
2017, dan dibentuk guna menjamin terselenggaranya kebijakan dan program pemerintah di
bidang keamanan siber. Saat ini, BSSN adalah lembaga pemerintah yang berada di bawah
dan bertanggung jawab kepada Presiden, di mana sebelumnya tanggung jawab itu berada di
bawah Menko Polhukam.

Seperti dijelaskan laman bssn.go.id, BSSN mempunyai tugas pemerintahan di bidang


keamanan siber dan sandi untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan.
Selanjutnya dalam melaksanakan tugas tersebut, BSSN menyelenggarakan fungsi sebagai
berikut:
 Perumusan dan penetapan kebijakan teknis di bidang keamanan siber dan sandi;
 Pelaksanaan kebijakan teknis di bidang keamanan siber dan sandi Penyusunan norma,
standar, prosedur, dan kriteria di bidang persandian;
 Pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi di bidang persandian;
 Koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan dukungan administrasi kepada seluruh
unsur organisasi di lingkungan BSSN;
 Pengelolaan barang milik negara yang menjadi tanggung jawab BSSN;
 Pelaksanaan dukungan yang bersifat substantif kepada seluruh unsur organisasi di
lingkungan BSSN;
 Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan BSSN.

2.8 strategi penaggulangan cybercrime di Indonesia (ref. berita)


Mungkin banyak di antara kita yang belum sadar, tapi, pelaku kejahatan dunia maya
selalu mengincar calon korbannya. Termasuk mereka yang kelihatannya aman-aman saja
ketika duduk di sofa ruangan. Karena, cyber crime nggak mengenal tempat dan waktu.

Di seluruh belahan dunia, terdapat 10 sampai 15 kasus cyber crime setiap detiknya. Wah,
sungguh mengerikan, terlebih jika itu terjadi pada diri sendiri dan pelaku mencuri data atau
aset penting untuk disalahgunakan.

Maka dari itu, perlu penanganan yang tepat untuk mencegah cyber crime terjadi pada pribadi.
Berikut ini 12 langkah sederhana untuk menghindari dan menangani kejahatan di dunia
maya.

14
1. Lindungi gadget, komputer atau perangkat lain yang digunakan
Lindungilah gadget atau perangkat lain yang ada, baik itu perlindungan untuk akses atau
perlindungan terhadap data. Sehingga, orang lain nggak sewenang-wenang menggunakan dan
melakukan hal-hal yang nggak kita sukai.

2. Jangan gunakan software bajakan


Gunakanlah peranti lunak resmi. Pasalnya, banyak malware yang tertanam dalam aplikasi
bajakan. Karena itu, rekomendasinya adalah bermigrasi menggunakan aplikasi open source
yang gratis supaya terhindar dari malware atau spyware.

Karena, biasanya yang nggak open source banyak yang bayar. Mengingat, orang Indonesia
enggan keluar duit untuk beli software asli dan lebih memilih bajakan.

3. Pasang perangkat lunak keamanan yang up to date


Penting untuk perangkat lunak keamanan selalu terbarui. Hal itu akan memberikan redefinisi
ancaman kejahatan cyber dan virus yang belum terdeteksi dalam versi security software
sebelumnya.

4. Menggunakan data encryption


Misalnya, seperti Wi-Fi Protected Access 2 (WPA2) dan lain-lain pada jaringan lokal seperti
LAN atau nirkabel di kantor atau rumah, sehingga komunikasi teks yang jelas nggak bisa
disadap dan bisa mencegah akses yang nggak sah.

5. Selalu miliki sikap waspada


Waspada itu sangat perlu! Jangan langsung percaya dengan setiap email, telepon, website dan
segala iklan yang bertebaran di internet. Memang kejahatannya dilakukan di dunia maya,
tapi, di dunia nyata semua akibatnya nggak bisa di putar balik.

6. Selalu periksa data bank dan data kartu kredit secara teratur
Sekarang ini, banyak data transaksi bank dikirim melalui email. Oleh karena itu, nggak ada
salahnya untuk memeriksa transaksi secara teratur. Ini dilakukan supaya bisa dengan cepat
mengetahui apakah ada transaksi yang nggak benar.

15
Jika menggunakan kartu kredit, bisa langsung menghubungi bank dan memblokirnya. Bisa
juga mengajukan keluhan kepada bank supaya transaksi dibatalkan.

7. Rajin mengganti kata sandi


Jangan malas untuk mengganti kata sandi akun-akun yang penting secara berkala. Tapi,
pastikan untuk menggunakan kombinasi karakter huruf, angka dan atau simbol yang rumit
supaya nggak mudah dijebol.

8. Backup data-data secara rutin


Sebaiknya, pengguna memiliki salinan dokumen pribadi, baik itu dokumen seperti foto,
musik, video atau yang lainnya. Ini dilakukan supaya data tetap selamat jika sewaktu-waktu
ada pencurian data atau kesalahan dalam sistem perangkat yang digunakan.

9. Jangan sembarang membagikan info pribadi


Jaga supaya informasi pribadi nggak jatuh ke tangan yang nakal dan salah. Jika nggak terlalu
penting-penting sekali, lebih baik jangan dimasukkan data-data pribadi yang penting ke
dalam media sosial. Jika ingin membagikan, bagikan kepada orang terpecaya, jangan cuman
orang terdekat saja. Karena, orang terdekat belum tentu orang yang terpercaya.

Dan jangan cuman karena alasan supaya banyak teman, lantas memasukkan semua data
pribadi ke media sosial. Itu adalah kesalahan fatal.

10. Abaikan lampiran surat elektronik dan URL yang terindikasi mencurigakan
Selain mengabaikan lampiran email dan URL / alamat web yang mencurigakan, jangan
hiraukan juga postingan-postingan aneh yang banyak bergentayangan di media sosial.
Kecerobohan cuman akan merugikan diri-sendiri.

11. Jangan langsung tergiur, gunakan waktu untuk berpikir lebih panjang dan matang
Misal, ketika ada tawaran menarik berupa free merchandise atau online sale, jangan terburu-
buru mengambil keputusan. Santai saja dan pelajari apa yang mereka tawarkan.

16
12. Laporkan ke pihak yang berwenang
Faktanya, masih banyak kasus kejahatan cyber yang nggak dilaporkan. Tapi, mulai sekarang
jangan ragu untuk melaporkannya kepada pihak berwenang. Khususnya, untuk hal-hal yang
berkaitan dengan eksploitasi seksual, pemerasan, penindasan dan pencurian identitas.

Jagalah diri dari kejahatan dunia maya layaknya di dunia nyata!

17
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari penjelasan CyberCrime diatas dapat ditarik kesimpulan antara lain :
1. Terlihat bahwa dampak yang ditimbulkan dari tindak cybercrime tersebut cukup
besar dan sangat merugikan.Aturan hukum di beberapa negara dunia bahkan belum
mengatur secara khusus mengenai kejahatan komputer melalui media internet.
Hambatan-hambatan yang ditemukan dalam upaya melakukan penyidikan terhadap
cybercrime antara lain berkaitan dengan masalah perangkat hukum, kemampuan
penyidik, alat bukti, dan fasilitas komputer forensik.Cybercrime merupakan momok
yang menakutkan bagi pengguna internet dan tampaknya sudah menimbulkan banyak
korban bagi masyarakat dunia. Kejahatan internet ini semakin meningkat seiring
dengan meningkatnya jumlah pengguna internet dan semakin dekatnya internet dalam
aktivitas seharihari.cybercrime merupakan salah satu tindak kejahatan yang
membahayakan dimasa depan. Modus operandi cybercrime sangat beragam dan terus
berkembang sejalan dengan perkembangan teknologi, tetapi jika diperhatikan lebih
seksama akan terlihat bahwa banyak di antara kegiatan-kegiatan tersebut memiliki
sifat yang sama dengan kejahatan kejahatan konvensional. Perbedaan utamanya
adalah bahwa cybercrime melibatkan komputer dalam pelaksanaannya. Kejahatan-
kejahatan yang berkaitan dengan kerahasiaan, integritas dan keberadaan data dan
sistem komputer perlu mendapat perhatian khusus, sebab kejahatankejahatan ini
memiliki karakter yang berbeda dari kejahatan-kejahatan konvensional.Upaya-upaya
yang dapat dilakukan untuk mengatasi hambatan yang ditemukan di dalam melakukan
penyidikan terhadap cybercrime antara lain berupa penyempurnaan perangkat hukum,
mendidik para penyidik, membangun fasilitas forensic computing,meningkatkan
upaya penyidikan dan kerja samainternasional, serta melakukan upaya
penanggulangan pencegahan hukum terhadap cybercrime.
2. Akibat hukum yang ditimbulkan dari kasus ini teridir dari apa yang terjadi terhadap
korban maupun pelaku. Dari sisi korban pada kasus ini yaitu tercatat sekitar 70
organisasi penting yang tersebar di Ukraina, Arab Saudi, dan Austria telah menjadi
korban, malware ini telah mengambil dokumen, kata sandi, dan screenshots dari
komputer korban. Para korban termasuk di dalamnya produsen pemantauan sistem

18
kontrol industri, lembaga hak asasi manusia, dan lembaga penelitian ilmiah. Hal ini
jelas merupakan suatu akibat hukum, karena hacking merupakan sebuah perbuatan
hukum, dimana perbuatan mengakses suatu jaringan komputer tanpa izin pemilik
merupakan tindakan melanggar hukum, seperti dijelaskan dalam Budapest
Convention On Cybercrime pasal 2 dan pasal 3 tentang “Illegal Access” dan “Illegal
Interception”. Dari sisi pelaku pada kasus ini yaitu perbuatan yang telah dilakukan
oleh pelaku dari kasus hacking ini pelaku akan dijerat hukuman sesuai dengan
perjanjian antara negara pelaku dan negara korban pelaku, seperti yang dijelaskan
dalam Budapest Convention On Cybercrime pasal 23. Disebutkan juga bahwa dalam
melakukan tindakan hukum untuk si pelaku juga dapat dilakukan ekstradisi terhadap
nya, yang menyebabkan proses hukum untuk kasus ini tidak berjalan dengan
seharusnya seperti yang telah diatur dalam Budapest Convention On Cybercrime.

Saran
Demikan makalah ini yang dapat pemakalah sampaikan, pemakalah sadar masih
banyak yang kurang sempurna, untuk itu masukan dan saran yang bersifat membantu dan
membangun sangat kami harapkan guna untuk kesempurnan selanjutnya.

19
DAFTAR PUSTAKA

IDN Times.(June 3, 2022).12 Cara Mencegah dan Menangani Cyber Crime yang Semakin
Merajalela. Di akses pada 3 Juni 2022,Dari
https://www.idntimes.com/tech/trend/riyan-sumarno/12-cara-mencegah-dan-
menangani-cyber-crime-yang-semakin-merajalela-c1c2/2

raharja.ac.id.(June 3, 2022).Apa Itu Cyber Crime?.Di akses pada 3 Juni 2022,Dari


https://raharja.ac.id/2020/04/29/apa-itu-cyber-crime/

tirto.id.(June 3, 2022).Apa Itu Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Tugas dan
Fungsinya.Di akses pada 3 Juni 2022,Dari
https://tirto.id/apa-itu-badan-siber-dan-sandi-negara-bssn-tugas-dan-fungsinya-gnol

NgertiHukum.ID.(June 3, 2022).Ragam Jenis Kejahatan Siber.


Di akses pada 3 Juni 2022,Dari
https://ngertihukum.id/ragam-jenis-kejahatan-siber/

ETIKA PROFESI IT.(June 3, 2022).JENIS - JENIS CYBER CRIME BERDASARKAN


SASARAN KEJAHATAN.Di akses pada 3 Juni 2022,Dari
https://mademelearn.weebly.com/berdasarkan-sasaran-kejahatan/jenis-jenis-cyber-
crime-berdasarkan-sasaran-kejahatan

ETIKA PROFESI IT.(June 3, 2022).Karakteristik CyberCrime.


Di akses pada 3 Juni 2022,Dari
https://danrayusuma.weebly.com/karakteristik-
cybercrime.html#:~:text=Keunikan%20kejahatan%20ini%20adalah%20penggunaan,d
an%20seluk%20beluk%20dunia%20cyber.

BAPENDA JABAR.(December 05, 2017).Tim Artikel.


Di akses pada 3 Juni 2022,Dari
https://bapenda.jabarprov.go.id/2017/11/10/jenis-cybercrime-berdasarkan-motif-dan-
aktivitasnya/

20

Anda mungkin juga menyukai