Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

TINJAUAN REGULASI KEJAHATAN DI INTERNET


Disusun untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah : Etika Profesi
Dosen Pengampu : H. Ali Akbar, S.TH.I, M.PD.I

Oleh :
19041001 Nadya Azizah Syahrudin
19041004 Siti Sarah Mawarni
19041009 Patricia Yentiara Suwito
19041016 Nida Hafiya

KELAS C
JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA (TI)
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER
(STMIK) INDONESIA BANJARMASIN
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya

sehingga penyusunan makalah yang berjudul Tinjauan Regulasi Kejahatan Di

Internet ini dapat selesai sesuai dengan yang diharapkan.

Penyusunan makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas Etika Profesi, kami

selaku penyusun menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih banyak

kekurangan, maka saran dan kritik yang bersifat membangun untuk lebih baik dari

sebelumnya diharapkan. Dan penyusun berharap semoga makalah ini bermanfaat

bagi kita semua khususnya untuk pembaca.

Simpang Empat, April 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................ 1

C. Tujuan .................................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ 2

A. Pengertian Cybercrime ......................................................................... 2

B. Karakteristik Cybercrime ..................................................................... 3

C. Berbagai Jenis Cybercrime yang Berkembang .................................... 5

D. Upaya Pencegahan Cybercrime ........................................................... 9

BAB III PENUTUP ........................................................................................ 11

A. Kesimpulan .......................................................................................... 11

B. Saran ..................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pemanfaatan Teknologi Informasi, media, dan komunikasi telah mengubah
baik perilaku masyarakat maupun peradaban manusia secara global.
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah pula menyebabkan
hubungan dunia menjadi tanpa batas (borderless) dan menyebabkan perubahan
sosial, ekonomi, dan budaya secara signifikan berlangsung demikian cepat.
Teknologi Informasi saat ini menjadi pedang bermata dua karena selain
memberikan kontribusi bagi peningkatan kesejahteraan, kemajuan, dan peradaban
manusia, sekaligus menjadi sarana efektif perbuatan melawan hukum.
Salah satu perkembangan teknologi yang sering digunakan dan dibutuhkan
semua kalangan masyarakat adalah komputer. Dengan komputer seseorang dapat
dengan mudah mempergunakannya, tetapi dengan adanya komputer seseorang
menggunakannya dengan ada hal yang baik dan tidaknya. Cybercrime dimana
kejahatan ini sudah melanggar hukum dalam teknologi dan seseorang yang
mengerjakannya dapat di kenakan hukum pidana dan perdata.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari cybercrime?
2. Apa saja karakteristik cybercrime?
3. Berbagai jenis cybercrime apa saja yang berkembang?
4. Bagaimana upaya pencegahan cybercrime?
C. Tujuan
1. Mendeskripsi pengertian dari cybercrime.
2. Mendeskripsi karakteristik cybercrime.
3. Mendeskripsi berbagai jenis cybercrime yang berkembang.
4. Mendeskripsi upaya pencegahan cybercrime.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Cybercrime
Secara umum, Pengertian Cybercrime adalah segala jenis kejahatan yang
dilakukan dengan menggunakan teknologi komputer, jaringan internet dan juga
perangkat-perangkat digital lainnya. Dalam pengertian lain, Cybercrime atau
kejahatan dunia maya adalah perilaku ilegal yang dilakukan individu atau
sekelompok orang yang menyerang sebuah sistem keamanan komputer atau data-
data yang ada dalam computer.
Kejahatan dunia maya (cybercrime) muncul seiring dengan perkembangan
teknologi digital, komunikasi dan informasi yang berkembang begitu pesat.
Perkembangan tersebut telah mengubah cara pandang sebagian pelaku ekonomi
beraktivitas, khususnya dalam bentuk dunia bisnis. Teknologi tersebut selain
dimanfaatkan untuk peningkatan efektivitas, efisiensi dan produktivitas, namun
juga berubah menjadi senjata untuk mengambil keuntungan secara ilegal.
Kejahatan cybercrime dilakukan dengan beragam motif, mulai dari kepuasan
diri atau keisengan sampai kejahatan yang merugikan secara ekonomi ataupun
politik. Jenis kejahatan ini pun beragam sesuai dengan kemampuan pelaku dalam
penguasaan bidang teknologi.
Berikut ini beberapa pengertian cybercrime dari beberapa sumber buku:
1. Menurut Wahid dan Labib (2010:40)
Cybercrime adalah segala macam penggunaan jaringan komputer untuk
tujuan kriminal dan atau kriminal berteknologi tinggi dengan
menyalahgunakan kemudahan teknologi digital.
2. Menurut Widodo (2011:7)
Cybercrime adalah setiap aktivitas seseorang, sekelompok orang, badan
hukum yang menggunakan komputer sebagai sarana melakukan kejahatan,
atau menjadikan komputer sebagai sasaran kejahatan. Semua kejahatan
tersebut adalah bentuk-bentuk perbuatan yang bertentangan dengan peraturan

2
perundang-undangan, baik dalam arti melawan hukum secara material maupun
melawan hukum secara formal.
3. Menurut Parker (Hamzah, 1993:18)
Cybercrime adalah suatu kejadian yang berhubungan dengan teknologi
komputer yang seorang korban menderita atau akan telah menderita kerugian
dan seorang pelaku dengan sengaja memperoleh keuntungan atau akan telah
memperoleh keuntungan.
4. Menurut Organization of European Community Development
(OECD)
Cybercrime atau kejahatan komputer adalah segala akses ilegal atau akses
secara tidak sah terhadap suatu transmisi data. Sehingga terlihat bahwa segala
aktivitas yang tidak sah dalam suatu sistem komputer merupakan suatu
kejahatan.
B. Karakteristik Cybercrime
Menurut Wahid dan Labib karakteristik cybercrime diantaranya seperti :
1. Perbuatan yang dilakukan secara ilegal, tanpa hak atau tidak etis tersebut
terjadi dalam ruang/wilayah siber/cyber (cyberspace), sehingga tidak dapat
dipastikan yurisdiksi negara mana yang berlaku terhadapnya.
2. Perbuatan tersebut dilakukan dengan menggunakan peralatan apapun yang
terhubung dengan internet.
3. Perbuatan tersebut mengakibatkan kerugian materil maupun imateril
(waktu, nilai, jasa, uang, barang, harga diri, martabat, kerahasiaan
informasi) yang cenderung lebih besar dibandingkan dengan kejahatan
konvensional.
4. Pelakunya adalah orang yang menguasai penggunaan internet beserta
aplikasinya.
5. Perbuatan tersebut sering dilakukan secara transaksional atau melintas
batas negara.

3
Selama ini dalam kejahatan konvensional, kita mengenal adanya 2 jenis
kejahatan sebagai berikut:
1. Kejahatan Kerah Biru (Blue Collar Criem)
Kejahatan jenis ini merupakan jenis kejahatan atau tindak kriminal yang
dilakukan secara konvensional, misalnya perampokan, pencurian, dan lain-
lain. Para pelaku kejahatan jenis ini biasanya digambarkan memiliki steorotip
tertentu misalnya, dari kelas sosial bawah, kurang terdidik, dan lain-lain.
2. Kejahatan Kerah Putih (White Collar Criem)
Kejahatan jenis ini terbagi dalam 4 kelompok kejahatan yakni kejahatan
korporasi, kejahatan birokrat, malpraktek, dan kejahatan individu. Pelakunya
biasanya bekebalikan dari blue collar, mereka memiliki penghasilan tinggi,
berpendidikan, memegang jabatan-jabatan terhormat di masyarakat.
Cybercrime sendiri sebagai kejahatan yang muncul sebagai akibat adanya
komunitas dunia maya di internet, memiliki karakteristik tersendiri yang berbeda
dengan kedua model di atas. Karakteristik unik dari kejahatan di dunia maya
tersebut antara lain menyangkut lima hal berikut:
1. Ruang Lingkup Kejahatan
Sesuai sifat global internet, ruang lingkup kejahatan ini jga bersifat global.
Cybercrime seringkali dilakukan secara transnasional, melintasi batas negara
sehingga sulit dipastikan yuridikasi hukum negara yang berlaku terhadap
pelaku. Karakteristik internet di mana orang dapat berlalu-lalang tanpa
identitas (anonymous) memungkinkan terjadinya berbagai aktivitas jahat yang
tak tersentuh hukum.
2. Sifat Kejahatan
Bersifat non-violence, atau tidak menimbulkan kekacauan yang mudah
terlihat. Jika kejahatan konvensional sering kali menimbulkan kekacauan
makan kejahatan di internet bersifat sebaliknya.
3. Pelaku Kejahatan
Bersifat lebih universal, meski memiliki ciri khusus yaitu kejahatan
dilakukan oleh orang-orang yang menguasai penggunaan internet beserta
aplikasinya. Pelaku kejahatan tersebut tidak terbatas pada usia dan stereotip

4
tertentu, mereka yang sempat tertangkap adalah remaja, bahkan beberapa di
antaranya masih anak-anak.
4. Modus Kejahatan
Keunikan kejahatan ini adalah penggunaan teknologi informasi dalam
modus operan disitulah sebabnya mengapa modus operan didalam dunia cyber
tersebut sulit dimengerti oleh orang-orang yang tidak menguasai pengetahuan
tentang komputer, teknik pemrograman dan seluk beluk dunia cyber.
5. Jenis Kerugian yang Ditimbulkan
Dapat bersifat material maupun non-material. Seperti waktu, nilai, jasa,
uang, barang, harga diri, martabat bahkan kerahasiaan informasi.
C. Berbagai Jenis Cybercrime yang Berkembang
1. Identity Theft
Sesuai namanya, identity theft adalah jenis cybercrime berupa aksi
pencurian identitas. Pelaku identity theft akan melakukan teknik peretasan
pada website korban. Mereka akan mengakses server website untuk
mendapatkan informasi pribadi yang tersimpan. Identity theft akan cenderung
menyasar toko online, website membership dan jenis website lain yang
menggunakan data pelanggan dalam proses layanannya. Selain itu, identity
theft juga dapat terjadi saat Anda mengakses situs abal-abal. Hal ini terjadi
ketika anda memberikan data pribadi padahal situs itu sebenarnya milik
peretas. Contoh kasus yang kerap terjadi adalah pencurian identitas
menggunakan sayembara online. Tergiur iming-iming hadiah yang besar,
korban mengisi data diri di sebuah website. Ternyata, undian sayembara tidak
pernah ada. Namun, data diri korban sudah terlanjur dimiliki pelaku kejahatan
2. Carding
Carding adalah jenis cybercrime yang berupa pembobolan kartu kredit.
Pelaku kejahatan mencuri data informasi kartu kredit, dan menggunakannya
untuk kepentingan pribadi. Percaya atau tidak, carding adalah salah satu jenis
cybercrime yang masih sering dilakukan. Kasus terakhir bahkan sempat terkait
dengan beberapa orang terkenal. Bagaimana pelaku bisa melakukan carding.
Ada banyak cara, bisa dengan phising, memasang malware di toko online,

5
atau membeli informasi dari internet gelap. Dampak dari carding cukup
merugikan. Sebab, jika tidak cepat disadari, pemilik kartu kredit harus
membayar tagihan besar atas belanja yang tidak dilakukan. Kadang, dalam
jumlah yang sangat besar.
3. Corporate Data Theft
Corporate data theft mirip dengan identity theft. Bedanya, jenis
cybercrime ini menyasar data perusahaan. Pelaku meretas situs perusahaan,
kemudian mencuri data-data yang penting. Data perusahaan yang berhasil
didapatkan bisa dimanfaatkan untuk kepentingan pribadi, misalnya untuk bisa
mengaksesnya tanpa hak. Bisa juga, data tersebut dijual di pasar gelap dengan
harga tinggi. Bentuk kejahatan online ini pernah dialami oleh perusahaan-
perusahaan besar. Salah satunya, Canva. Situs desain grafis ini berhasil diretas
sehingga 139 juta data pelanggan terancam. Artinya, dalam satu aksi saja,
pencuri bisa mendapatkan banyak data untuk digunakan melakukan tindak
kejahatan.
4. Cyber Extortion
Istilah cyber extortion mungkin masih asing. Padahal, jenis cybercrime
berupa pemerasan ini cukup sering terjadi. Kejahatan online ini bisa menimpa
perusahaan atau pribadi. Modusnya, pelaku akan meminta uang sebagai
tebusan atas data penting yang telah dicuri. Kasus cyber extortion yang marak
saat ini adalah penggunaan ransomware. Malware ini masuk ke perangkat
korban dan mengendalikan data di dalamnya. Pemilik tidak dapat mengakses
data tersebut tanpa menggunakan sandi dari pelaku kejahatan. Nah, untuk
mendapatkan sandi tersebut, harus ada uang tebusan yang dibayarkan terlebih
dahulu. Banyak perusahaan terkenal di dunia yang menjadi korban kejahatan
ini, seperti Nokia, Domino, dan Freedly. Bahkan, pada kasus Domino, peretas
meminta tebusan 30.000 Euro agar data 650.000 pelanggan Domino tidak
disebarluaskan.

6
5. Cyber Espionage
Cyber espionage adalah jenis cybercrime yang memata-matai target
tertentu, seperti lawan politik, kompetitor suatu perusahaan atau bahkan
pejabat negara lain. Pelaku menggunakan teknologi canggih untuk memata-
matai secara online. Cyber espionage biasa dilakukan dengan memanfaatkan
spyware dengan aplikasi yang ditanam di komputer korban, semua aktivitas
dan data penting bisa diakses tanpa disadari. Sebagai contoh, kejahatan cyber
espionage ini pernah menimpa Barack Obama. Saat itu spyware digunakan
untuk mencuri data sensitif terkait kebijakan luar negeri Amerika.
6. Cyber Terorism
Cyber terorism merupakan tindakan cybercrime yang sedang banyak
diperangi oleh negara-negara besar di dunia, termasuk Indonesia. Pasalnya,
aktivitas cyber terorism kerap kali mengancam keselamatan warga negara atau
bahkan stake holder yang mengatur jalannya pemerintahan.
7. Hacking
Jenis cybercrime berikutnya adalah Hacking. Tindakan berbahaya yang
kerap kali dilakukan oleh para programer profesional ini biasanya secara
khusus mengincar kelemahan atau celah dari sistem keamanan untuk
mendapatkan keuntungan berupa materi atau kepuasan pribadi. Jika menilik
dari kegiatan yang dilakukan, hacking sebenarnya tidak selalu memiliki
konotasi buruk karena ada pula hacker positif yang menggunakan
kemampuannya untuk kegiatan bermanfaat dan tidak merugikan. Misalnya,
seorang hacker yang diberi tugas untuk melacak keberadaan seorang buronan
atau hacker yang bekerjasama dengan pihak bewenang untuk memberantas
aktivitas ilegal di ranah digital.
8. Defacing
Di antara tindakan cybercrime sebelumnya, Defacing bisa dibilang
menjadi aktivitas kejahatan online yang paling ringan. Hal tersebut salah
satunya karena para pelaku deface biasanya menyasar website-website non-
profit seperti situs pemerintahan, sekolah, atau universitas.

7
9. Cybersquatting
Istilah cybersquatting mungkin belum begitu familiar di kalangan
pengguna di Tanah Air. Wajar memang pasalnya tindakan penyerobotan nama
domain sendiri memang memerlukan modal serta kejelian yang tidak dimiliki
banyak orang. Hasil cybercrime ini biasanya berupa uang tebusan yang
nilainya tidak wajar.
10. Cyber Typosquatting
Hampir mirip dengan cybersquatting, tindakan cyber typosquatting sama-
sama mengincar nama domain milik perusahaan terkenal untuk dijadikan
sasaran. Bedanya, aktivitas ini memanfaatkan kemiripan nama domain serta
kelalaian pengguna yang jarang memeriksa ulang URL website perusahaan.
Salah satu tujuan dari cyber typosquatting adalah untuk menjatuhkan citra
baik dari brand bersangkutan dengan cara melakukan tindakan penipuan atau
hal-hal ilegal lain yang melanggar undang-undang.
11. Pencurian Data
Aktivitas cybercrime yang satu ini biasanya dilakukan untuk memenuhi
kepentingan komersil karena ada pihak lain yang menginginkan data rahasia
pihak lain. Tindakan ini tentu bersifat ilegal masuk ke dalam aktifitas kriminal
karena bisa menimbulkan kerugian materil yang berujung pada kebangkrutan
suatu lembaga atau perusahaan.
12. Menyebarkan Konten Ilegal
Menyebarkan konten ilegal yang melanggar undang-undang menjadi kasus
cybercrime paling banyak diperhatikan. Pasalnya, aktivitas ini biasanya
melibatkan tokoh terkenal atau konten yang mampu memancing kontroversi.
Beberapa contoh konten ilegal yang masuk dalam ranah cybercrime di
antaranya adalah video porno, penjualan senjata api ilegal, jual beli narkotika,
dan lain sebagainya.

8
D. Upaya Pencegahan Cybercrime
Banyak pola dan cara yang bisa dilakukan para cbercrime dan banyak cara
pula untuk mencagah terjadinya cybercrime pada kita. Adapun upaya yang dapat
dilakukan untuk melindungi diri dan juga untuk mencegah kerugian-kerugian
yang tidak diinginkan seperti berikut :
1. Selalu Gunakan Security Software yang Up To Date
Salah satu cara paling mudah dalam mencegah hacker-hacker dan para
cybercrime dalam melakukan hacking dan mencuri informasi adalah dengan
tetap menjaga keamanan setiap PC dan juga software dalam PC anda agar
tetap ter-up-to-date. Biasanya dalam perangkan PC atau gadget sering secara
berkala mengeluarkan update-update perangkat. Hal tersebut ditujukan untuk
menutup celah keamanan yang ada pada perangkat anda. Untuk mencegah
para cybercrime dalam mencuri informasi sensitif anda, maka ikutilah
rekomendasi update yang diberikan oleh vendor perangkat.
2. Buat Password yang Kuat
Apakah password akun-akun anda sudah menggunakan password yang
kuat? Jika belum disarankan untuk mengganti password akun-akun anda
untuk mencegah cybercrime. Jika memungkinkan masukan campuran huruf
kecil, besar dan angka pada setiap akun agar memperkuat kata sandi.
3. Install Software Antivirus
Software antivirus digunakan untuk mencegah, mendeteksi dan
menghilangkan berbagai malware seperti: virus, hijackers, ransomware,
keyloggers, backdoors, rootkits, trojan horse, worms, malicious LSPs, dielers,
dan spyware. Bagi seorang yang memiliki bisnis pasti sangat penting untuk
melakukan investasi pada sebuah software antivirus untuk digunakan di
berbagai komputer. Software antivirus wajib ada khususnya bagi komputer
yang menyimpan informasi sensitif.
4. Membuat Backup Data
Sebaiknya pengguna komputer memiliki backup dari dokumen pribadinya,
entah itu berupa foto, musik, atau lainnya. Ini bertujuan agar data anda masih

9
tetap bisa terselamatkan bila sewaktu-waktu terjadi pencurian data atau ada
kesalahan pada sistem komputer anda.
5. Konsultan Keamanan Untuk Menentukan Seberapa Amannya Bisnis
Cara lain yang bisa anda lakukan untuk mencegah cybercrime untuk bisnis
adalah dengan memiliki konsultan keamanan IT untuk melakukan evaluasi
mengenai seberapa amanya bisnis tersebut. Para spesialis keamanan ini bisa
melakukan pemeriksaan keamanan untuk anda. Memberitahu anda dimana
letak titik-titik kelemahan keamanan anda. Karena hacker selalu terus menerus
mencari cara untuk mendapatan akses ke data pribadi dan mencuri informasi
senstif dari berbagai bisnis.
6. Gunakan Fitur Keamanan Untuk Website Anda
Hal lain yang bisa Anda gunakan adalah menggunakan layanan SSL/
HTTPs untuk keamanan website Anda dari pertukaran informasi.
7. Jangan Gunakan Software Bajakan
Gunakan peranti lunak resmi. Pasalnya banyak malware yang tertanam
dalam aplikasi bajakan. Karena itu rekomendasinya adalah bermigrasi
menggunakan aplikasi open source yang gratis supaya terhindar dari malware
atau spyware
8. Abaikan Lampiran Surat Elektronik dan URL yang Terindikasi
Mencurigakan
Selain mengabaikan lampiran email dan URL/ alamat web yang
mencurigakan, jangan hiraukan juga postingan-postingan aneh yang banyak
bergentayangan di media social. Kecerobohan hanya akan merugikan diri
sendiri.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kejahatan dunia maya (cybercrime) muncul seiring dengan perkembangan
teknologi digital, komunikasi dan informasi yang berkembang begitu pesat.
Kejahatan cybercrime dilakukan dengan beragam motif, mulai dari kepuasan diri
atau keisengan sampai kejahatan yang merugikan secara ekonomi ataupun politik.
Kerugian yang ditimbulkan dapat bersifat material maupun non-material. Seperti
waktu, nilai, jasa, uang, barang, harga diri, martabat bahkan kerahasiaan
informasi.
Cybercrime yang berkembang-pun sangat bervariasi seperti pencurian
identitas, pembobolan kartu kredit, meretas situs perusahaan, pemerasan, mencuri
data sensitif dan lain-lain.
B. Saran
Waspada itu sangat perlu. Jangan langsung percaya dangan setiap email,
telepon, website dan segala iklan yang bertebaran di internet.Dan jangan ragu
untuk melaporkan kepada pihak berwenang apabila mengalami cybercrime.
Khususnya untuk hal-hal yang berkaitan dengan eksploitasi seksual, pemerasan,
penindasan dan pencurian indentitas.

11
DAFTAR PUSTAKA

https://salamadian.com/pengertian-cyber-crime/
https://www.kajianpustaka.com/2018/03/pengertian-bentuk-dan-tindak-pidana-
cyber-
crime.html?m=1#:~:text=Menurut%20Parker%20(Hamzah%2C%201993%3
A,atau%20akan%20telah%20memperoleh%20keuntungan.
https://www.pelajaran.co.id/2018/28/pengertian-karakteristik-jenis-dan-contoh-
cybercrime-kejahatan-dunia-maya.html
https://danrayusuma.weebly.com/karakteristik-cybercrime.html
https://pakdosen.co.id/cybercrime-adalah/
https://www.niagahoster.co.id/blog/pengertian-cyber-crime/
https://qwords.com/blog/pengertian-cyber-crime/
https://kisahkuini.wordpress.com/2013/04/29/cyber-crime-dan-cyber-law/
https://idcloudhost.com/bagaimana-cara-mencegah-dan-menghindari-cybercrime/
Https://bocahkampus.com/cara-membuat-makalah

12

Anda mungkin juga menyukai