Anda di halaman 1dari 15

Makalah Etika Profesi TI

Illegal Content dan Data Forgery

Oleh :
Nindya Pradita Permatasari (2110121020)
Prastio Adam (2110121021)

4 D4 IT A

POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA


TEKNIK INFORMATIKA
2015 – 2016
Kata Pengantar
Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada
Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya
penyusun mampu menyelesaikan tugas makalah ini guna memenuhi tugas mata
kuliah Etika Profesi.

Etika profesi menurut keiser dalam ( Suhrawardi Lubis, 1994:6-7 ) adalah sikap hidup
berupa keadilan untuk memberikan pelayanan professional terhadap masyarakat
dengan penuh ketertiban dan keahlian sebagai pelayanan dalam rangka melaksanakan
tugas berupa kewajiban terhadap masyarakat.Dalam penyusunan tugas atau materi ini,
tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi. Namun penulis menyadari bahwa
kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan, dan
bimbingan orang tua, sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi teratasi.

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Etika Profesi. Selain itu agar para
professional bias menjalankan profesi nya secara baik. Semoga makalah ini dapat
memberikan wawasan yang lebih luas.

Saya sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna.
Untuk itu, saya meminta kritik dan
saran demi perbaikan pembuatan makalah saya di masa yang akan datang

Surabaya, Desember 2015

Penyusun

Nindya Pradita
2
Daftar Isi
Kata Pengantar .............................................................................. ...............2
Daftar Isi ..................................................................................................... 3

BAB 1 - PENDAHULUAN .................................................................................. 4


1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 4
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 5
1.3 Tujuan ................................................................................................... 5
BAB 2 – TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 6
2.1 Sejarah Cybercrime.................................................................................. 6
2.2 Perkembangan dan Contoh Cybercrime ....................................................... 6
2.3 Klasifikasi Cybercrime ............................................................................. 7
2.4 Jenis – jenis Cybercrime ........................................................................... 8

BAB 3 –PEMBAHASAN .................................................................................. 10


3.1 Illegal Content ....................................................................................... 10
3.1.1 Pengertian Illegal Content .................................................................... 10
3.1.2 Contoh Kasus ..................................................................................... 10
3.1.3 Faktor yang mempengaruhi .................................................................. 11
3.1.4 Dampak Kasus .................................................................................... 12
3.1.5 Solusi ................................................................................................ 12
3.2 Data Forgery ......................................................................................... 12
3.2.1 Pengertian Data Forgery ...................................................................... 12
3.2.2 Contoh Kasus ..................................................................................... 13
3.2.3 Faktor yang mempengaruhi .................................................................. 14
3.2.4 Dampak Kasus .................................................................................... 14
3.2.5 Solusi ................................................................................................ 14

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dewasa ini kemajuan teknologi informasi dan komunikasi semakin pesat disertai dengan
banyak bermunculan perangkat-perangkat komunikasi yang menawarkan kecanggihan dan
kemudahan termasuk kemudahan dalam berselancar di dunia maya dengan cepat dan hemat.
Internet seolah menjadi hal yang wajib bagi setiap perangkat komunikasi saat ini. Kecanggihan
teknologi tersebut juga diimbangi dengan tumbuh tingginya tindakan-tindakan kriminal dalam
dunia komunikasi dan informasi.
Cybercrime merupakan bentuk-bentuk kejahatan yang timbul karena pemanfaatan teknologi
internet. Kebutuhan akan teknologi jaringan komputer semakin meningkat. Selain sebagai
media penyedia informasi, melalui internet pula kegiatan komunitas komersial menjadi bagian
terbesar dan terpesat pertumbuhannya serta menembus berbagai batas negara. Bahkan melalui
jaringan ini kegiatan pasar di dunia bisa diketahui selama 24 jam. Melalui dunia internet atau
disebut juga cyberspace, apapun dapat dilakukan. Segi positif dari dunia maya ini tentu saja
menambah perkembangan teknologi dunia dengan segala bentuk kreatifitas manusia.
Namun dampak negatifnya pun tidak bisa dihindari. Seiring dengan perkembangan teknologi
internet, menyebabkan munculnya kejahatan yang disebut dengan cybercrime atau kejahatan
melalui jaringan internet. Munculnya beberapa kasus cybercrime di Indonesia, seperti
pencurian kartu kredit, hacking beberapa situs, transmisi data orang lain, misalnya email dan
memanipulasi data dengan cara menyiapkan perintah yang tidak dikehendaki ke dalam
progammer komputer.
Adanya cybercrime telah menjadi ancaman stabilitas, sehingga pemerintah sulit mengimbangi
teknik kejahatan yang dilakukan dengan teknologi komputer, khususnya jaringan internet dan
intranet. Selain itu di dalam era modernisasi ini kita mau tidak mau harus mengutamakan
teknologi yang semakin maju, salah satunya yaitu berkomunikasi kepada sesama dengan cara
membuat blog , selain untuk berkomunikasi blog memiliki keunggulan yang beragam, melalui
blog kita dapat mengetahui segala hal kita bisa pula saling berbagi informasi, dari kebanyakan
para blogger biasanya mereka menggunakan blog untuk menghasilkan uang, atau sebagai
pengganti pekerjaan sehari-harinya. Masih banyak lagi kegunaan dan manfaat dari pembuatan
blog.

4
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka ditemukan rumusan masalah terkait Illeggal Content
dan Data Forgery dalam kehidupan masyarakat sehari - hari. Oleh sebab itu, dengan adanya
contoh kasus dan solusi nya di harapkan dapat membantu mengurangi masalah cybercrime
tersebut.

1.3 Maksud dan Tujuan


Adapun maksud penulisan makalah ini adalah:
1. Sebagai media informasi kepada pembaca tentang kejahatan dunia maya ( cybercrime )
terutama dalam kasus Illegal Content dan Data Forgery.
2. Media bagi penulis untuk menuangkan pengetahuan mengenai cybercrime sub Illegal
Content dan Data Forgery.

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Sejarah Cybercrime


Kejahatan dunia maya (cybercrime) adalah istilah yang mengacu kepada aktivitas kejahatan dengan
komputer atau jaringan komputer menjadi alat, sasaran atau tempat terjadinya kejahatan. Termasuk ke
dalam kejahatan dunia maya antara lain adalah penipuan lelang secara online, pemalsuan cek,
penipuan kartu kredit/carding, confidence fraud, penipuan identitas, pornografi anak, dan lain-lain.
Cybercrime adalah tindak kriminal yang dilakukan dengan menggunakan teknologi komputer sebagai
alat kejahatan utama. Cybercrime merupakan kejahatan yang memanfaatkan perkembangan teknologi
komputer khusunya internet. Cybercrime didefinisikan sebagai perbuatan melanggar hukum yang
memanfaatkan teknologi komputer yang berbasasis pada kecanggihan perkembangan teknologi
internet.

2.2. Perkembangan dan Contoh Cybercrime


Dengan perkembangan teknologi atau globalisasi dibidang teknologi informasi dan komunikasi pada
saat ini cyber crime akan sangat meningkat. Banyak sekali contoh cybercrime yang telah terjadi seperti
penipuan penjualan barang melalui online, penipuan kartu kredit, pornografi, dan lain-lain. Munculnya
kejahatan yang disebut dengan cybercrime atau kejahatan melalui jaringan internet berbanding lurus
dengan perkembangan teknologi internet. Munculnya beberapa kasus cybercrime di Indonesia, seperti
pencurian kartu kredit, hacking beberapa situs, menyadap transmisi data orang lain, misalnya e-mail,
dan memanipulasi data dengan cara menyiapkan perintah yang tidak dikehendaki ke dalam
programmer komputer. Sehingga dalam kejahatan komputer dimungkinkan adanya delik formil dan
delik materil. Delik formil adalah perbuatan seseorang yang memasuki komputer orang lain tanpa ijin,
sedangkan delik materil adalah perbuatan yang menimbulkan akibat kerugian bagi orang lain
(berdasarkan makalah Pengamanan Aplikasi Komputer Dalam Sistem Perbankan dan Aspek
Penyelidikan dan Tindak Pidana).
Adanya cybercrime telah menjadi ancaman stabilitas, sehingga pemerintah sulit mengimbangi teknik
kejahatan yang dilakukan dengan teknologi komputer, khususnya jaringan internet dan intranet.
Bahkan telah beredar berita tertangkapnya pelaku penipuan yang mengguna media online sebagai alat
untuk melakukan penipuan. Pelaku memanfaatkan jejaring sosial facebook sebagai alat untuk mencari
mangsa sebagai korban penipuan.
Contoh lain cybercrime yang terjadi adalah membuat suatu program kejahatan yang digunakan untuk
mendapatkan hak akses untuk memasuki/ menyusup ke dalam suatu sistem jaringan komputer secara
tidak sah, dan tanpa sepengetahuan dari pemilik. Kejahatan seperti ini kerap muncul seperti di
facebook yaitu dengan menggunakan cara memberikan link kepada pengguna yang menginformasikan
6
bahwa link tersebut sangat bermanfaat bagi pengguna seperti aplikasi berbentuk link tidak dikenal,
pada saat melakukan klik pada link yang diberikan maka program jahat akan langsung menjalankan
program dimana program tersebut dapat mengambil data pribadi anda seperti password serta akan
mengirimkan link tersebut kepada teman anda untuk mencari korban lainnya.
Kejahatan seperti peniruan webpage penggunaan software bajakan adalah contoh lain dari cybercrime.
Kejahatan seperti dapat dikategorikan dalam Offense Against Intellectual Property berdasarkan jenis
aktivitasnya.

2.3. Klasifikasi Cybercrime


Adapun klasifikasi cybercrime adalah sebagai berikut :
1. Cyberpiracy
Penggunaan teknologi komputer untuk mencetak ulang software atau informasi, lalu mendistribusikan
informasi atau software tersebut lewat teknologi komputer.
2. Cybertrespass
Penggunaan teknologi computer untuk meningkatkan akses pada system computer suatu organisasi
atau indifidu.
3. Cybervandalism
Penggunaan teknologi komputer untuk membuat program yang menganggu proses transmisi
elektronik, dan menghancurkan data di komputer.
Untuk menindak lanjuti cybercrime tentu saja diperlukan cyberlaw (Undang – undang khusus dunia
cyber/internet). Selama ini landasan hukum cybercrime yang di Indonesia menggunakan KUHP (pasal
362) dan ancaman hukumannya dikategorikan sebagai kejahatan ringan, padahal dampak yang
ditimbulkan dapat mengakibatkan kerugian fatal.
Faktor lain yang menyebabkan ketertinggalan Indonesia dalam menerapkan cyberlaw ini adalah
adanya ke-strikean sikap pemerintah terhadap media massa yang ternyata cukup membawa pengaruh
bagi perkembangan cyberlaw di Indonesia. Sikap pemerintah yang memandang minor terhadap
perkembangan internal saat ini, telah cukup memberikan dampak negatif terhadap berlakunya
cyberlaw di Indonesia. Pemerintah. Landasan hukum cybercrime di Indonesia, adalah KUHP (pasal
362) dan ancaman hukumannya dikategorikan sebagai kejahatan ringan, padahal dampak yang
ditimbulkan oleh cybercrime bisa berakibat sangat fatal. Beberapa indikator penyalahgunaan sarana
dan prasarana di internet, antara lain :
a. Menjamurnya warnet hampir setiap propinsi di tanah air yang dapat digunakan sebagai fasilitas
untuk melakukan tindak kejahatan cybercrime, disebabkan tidak tertibnnya sistem administrasi dan
penggunaan Internet Protocol/IP dinamis yang sangat bervariatif.
b. ISP (Internet Service Provider) yang belum mencabut nomor telepon pemanggil yang
menggunakan internet.
7
c. LAN (Local Area Network) yang mengakses internet secara bersamaan (sharing), namun tidak
mencatat dalam bentuk log file aktifitas dari masing – masing client jaringan.
d. Akses internet menggunakan pulsa premium, dimana untuk melakukan akses ke internet, tidak perlu
tercatat sebagai pelanggan sebuah ISP. Berbicara mengenai tindak kejahatan (Crime), tidak terlepas
dari lima faktor yang terkait, antara lain karena adanya pelaku kejahatan, modus kejahatan, korban
kejahatan, reaksi sosial atas kejahatan, dan hukum.
Dalam cybercrime, pelaku memiliki keunikan tersendiri, secara klasik kejahatan terbagi dua : Blue
Collar Crime dan White Collar Crime. Pelaku Blue Collar Crime biasanya dideskripsikan memiliki
stereotip, seperti dari kelas sosial bawah, kurang terdidik, berpenghasilan rendah dan sebagainya.
Sedangkan White Collar Crime, para pelaku digambarkan sebaliknya. Mereka memiliki penghasilan
yang tinggi, berpendidikan dan sebagainya.

2.4. Jenis – jenis Cybercrime

a. Unauthorized Access to Computer System and Service

Kejahatan yang dilakukan dengan memasuki/menyusup ke dalam suatusistem jaringan komputer


secara tidak sah, tanpa izin atau tanpa sepengetahuan dari pemilik sistem jaringan komputer yang
dimasukinya.Biasanya pelaku kejahatan (hacker) melakukannya dengan maksud sabotase ataupun
pencurian informasi penting dan rahasia.Namun begitu, ada juga yang melakukannya hanya karena
merasa tertantang untuk mencoba keahliannya menembus suatu sistem yang memiliki tingkat proteksi
tinggi.

b. Data Forgery

Merupakan kejahatan dengan memalsukan data pada dokumen-dokumen penting yang tersimpan
sebagai scripless document melalui internet. Kejahatan ini biasanya ditujukan pada dokumen-dokumen
e-commerce dengan membuat seolah-olah terjadi salah ketik pengetikan yang pada akhirnya akan
menguntungkan pelaku karena korban akan memasukkan data pribadi dan nomor kartu kredit yang
dapat saja disalah gunakan.

c. Cyber Espionage

Merupakan kejahatan yang memanfaatkan jaringan internet untuk melakukan kegiatan mata-mata
terhadap pihak lain, dengan memasuki sistem jaringan komputer (computer network system) pihak
sasaran. Kejahatan ini biasanya ditujukan terhadap saingan bisnis yang dokumen.

d. Cyber Sabotage and Extortion

8
Kejahatan ini dilakukan dengan membuat gangguan, perusakan atau penghancuran terhadap suatu
data, program komputer atau sistem jaringan komputer yang terhubung dengan internet. Biasanya
kejahatan ini dilakukan dengan menyusupkan suatu logic bomb, virus komputer ataupun suatu
program tertentu, sehingga data, program komputer atau sistem jaringan komputer tidak dapat
digunakan, tidak berjalan sebagaimana mestinya, atau berjalan sebagaimana yang dikehendaki oleh
pelaku.

e. Offense against Intellectual Property

Kejahatan ini ditujukan terhadap hak atas kekayaan intelektual yang dimiliki pihak lain di internet.
Sebagai contoh, peniruan tampilan pada webpage suatu situs milik orang lain secara ilegal, penyiaran
suatu informasi di internet yang ternyata merupakan rahasia dagang orang lain, dan sebagainya.

f. Infringements of Privacy

Kejahatan ini biasanya ditujukan terhadap keterangan pribadi seseorang yang tersimpan pada formulir
data pribadi yang tersimpan secara komputerisasi, yang apabila diketahui oleh orang lain maka dapat
merugikan korban secara materil maupun immateril, seperti nomor kartu kredit, nomor PIN ATM,
cacat atau penyakit tersembunyi dan sebagainya.

g. Illegal Contents

Merupakan kejahatan dengan memasukkan data atau informasi ke internet tentang sesuatu hal yang
tidak benar, tidak etis, dan dapat dianggap melanggar hukum atau mengganggu ketertiban umum.

Sebagai contohnya, pemuatan suatu berita bohong atau fitnah yang akan menghancurkan martabat atau
harga diri pihak lain, hal-hal yang berhubungan dengan pornografi atau pemuatan suatu informasi yang
merupakan rahasia negara, agitasi dan propaganda untuk melawan pemerintahan yang sah dan
sebagainya. Illegal content menurut pengertian diatas dapat disederhanakan pengertiannya menjadi :
kegiatan menyebarkan (mengunggah,menulis) hal yang salah atau diarang / dapat merugikan orang
lain.

9
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 ILLEGAL CONTENT

3.1.1 PENGERTIAN ILLEGAL CONTENT

Illegal Contents merupakan salah satu bentuk pengelompokkan kejahatan yang


berhubungan dengan Teknologi Informasi ( TI ). Illegal Content dapat didefinisikan sebagai
kejahatan dengan memasukkan data atau informasi ke internet tentang sesuatu hal yang tidak
benar, tidak etis dan dapat dianggap melanggar hukum atau mengganggu ketertiban umum.
Dalam artian sederhana, adalah merupakan kegiatan menyebarkan seperti mengunggah dan
menulis hal yang salah atau dilarang yang dapat merugikan orang lain.

Pada beberapa kasus, hukuman atau sanksi seseorang yang terlibat dalam Illegal
Content terkadang hanya pada penyebar atau yang melakukan proses unggah saja yang mendapat
sanksi, sedangkan yang mengunduh tidak mendapat hukuman berarti selain hukuman moral dan
perasaan bersalah setelah mengunduh file yang tidak baik.

3.1.2 CONTOH KASUS


a. Pornografi
Pada kasus Video porno yang menjerat selebriti dan musisi asal indonesia yakni luna
maya dan ariel Peterpan yang kini menjadi Ariel Noah terjadi pada 3 juni 2010 berita ini
begitu menghentakan semua pihak. Kasus ini terjadi dan dibicarakan banyak orang, kasus
video porno Ariel “PeterPan” dengan Luna Maya dan Cut Tari, video tersebut di unggah di
internet oleh seorang yang berinisial ‘RJ’ dan sekarang kasus ini sedang dalam proses.
Pada kasus tersebut, modus sasaran serangannya ditujukan kepada perorangan atau
individu yang memiliki sifat atau kriteria tertentu sesuai tujuan penyerangan tersebut.kasus ini
telah melanggar UU ITE pasal 27 ayat 1 dan pasal 45 ayat 1.
Kasus kejahatan ini memiliki modus untuk membuat situs pornografi. Motif kejahatan
ini termasuk ke dalam cybercrime sebagai tindakan murni kejahatan. Hal ini dikarenakan para
penyerang dengan sengaja membuat situs-situs pornografi yang sangat berdampak buruk
terhadap masyarakat. Kejahatan kasus cybercrime ini dapat termasuk jenis illegal contents.
Sasaran dari kasus kejahatan ini adalah cybercrime menyerang individu (against person).

10
a. Penyebaran berita yang tidak benar (HOAX)
Terbagi menjadi 2 yaitu :
1. Penipuan Melalui Situs Internet
Para pengguna internet harus meningkatkan kewaspadaan dengan adanya modus
penipuan lewat situs-situs yang menawarkan program-program bantuan maupun multilevel
marketing (MLM). Seperti dalam program bernama Given in Freedom Trust (GIFT) dari
sebuah situs yang tadinya beralamat di http://www.entersatu.com/danahibah. Dalam program
ini, penyelenggara berjanji memberikan imbalan berupa dana hibah yang didapat dari
sekelompok dermawan kaya dari beberapa negara bagi perorangan atau perusahaan, dengan
syarat mengirimkan sejumlah dana tertentu ke rekening tertentu tanpa nama. Program ini
menggiurkan karena untuk perorangan tiap pemohon bisa mendapat 10.000.000 juta/bulan dan
30.000.0000 juta/ bulan untuk perusahaan.
Kegiatan kejahatan ini memiliki modus penipuan. Kejahatan ini memiliki motif
cybercrime sebagai tindakan murni kejahatan. Hal ini dikarenakan pihak penyelenggara
dengan sengaja membuat suati situs untuk menipu pembaca situs atau masyaralat. Kasus
cybercrime ini dapat termasuk jenis illegal contents. Sasaran dari kasus kejahatan ini adalah
cybercrime menyerang individu (against person).

2. Penipuan Lewat Email


Penipuan lainnya dilakukan lewat surat elektronik (e-mail). Penipuan lewat media ini
bahkan diindikasikan sebagai bagian dari mafia internasional. Modus operandinya, seseorang
yang berasal dari luar negeri, kebanyakan dari Afrika, meminta bantuan untuk menerima
pengiriman sejumlah dana dari proyek yang telah dikerjakan atau alasan lain ke rekening calon
korban.
Pelaku kejahatan menawarkan imbalan yang besar yaitu uang yang bernilai milyaran
rupiah itu, 30 persen akan menjadi milik korban. Hanya saja, kemudian diketahui dari
beberapa laporan, mereka terlebih dahulu harus mengirimkan sekitar 0,1 persen dari dana yang
akan menjadi milik korban kepada penipu tersebut. Ujungnya, setelah dikirim, uang yang
dijanjikan tidak juga diterima.

3.1.3 FAKTOR YANG MEMOENGARUHI


 Seiring dengan perkembangan teknologi internet, menyebabkan munculnya kejahatan
dunia maya.
 Kurangnya keamanan pada situs – situs pada internet

11
3.1.4 Dampak KASUS
 Merusak moral anak bangsa
 Merusak nama baik / popularitas

3.1.5 SOLUSI
 Tidak memasang gambar yang dapat memancing orang lain untuk merekayasa gambar
tersebut sesuka hatinya.
 Memproteksi gambar atau foto pribadi dengan sistem yang tidak dapat memungkinkan
orang lain mengakses secara leluasa.
 Melakukan modernisasi hukum pidana nasional beserta hukum acaranya, yang
diselaraskan dengan konvensi internasional yang terkait dengan kejahatan tersebut.
 Meningkatkan sistem pengamanan jaringan komputer nasional sesuai standar
internasional.
 Meningkatkan pemahaman serta keahlian aparatur penegak hukum mengenai upaya
pencegahan, investigasi dan penuntutan perkara - perkara yang berhubungan
dengan cybercrime.
 Meningkatkan kesadaran warga negara mengenai masalah cybercrime serta pentingnya
mencegah kejahatan tersebut terjadi.
 Meningkatkan kerjasama antar negara dalam upaya penanganan cybercrime, antara lain
melalui perjanjian yang menempatkan tindak pidana di bidang telekomunikasi, khususnya
internet, sebagai prioritas utama.

3.2 DATA FORGERY

3.2.1 PENGERTIAN ILLEGAL CONTENT

Data forgery adalah data pemalsuan atau didalam cybercrime data forgery merupakan
kejahatan dengan memalsukan data pada dokumen dokumen penting yang tersimpan sebagai
scripless document melalui internet. Kejahatan ini biasanya ditujukan pada dokumen
dokumen e-commere dengan membuat seolah seolah terjadi “salah ketik” yang pada akhirnya
menguntungkan pelaku kerena korban akan memasukkan data pribadi dan nomor kartu kredit
yang dapat saja disalahgunakan. Kejahatan jenis ini dilakukan dengan tujuan memalsukan
data pada dokumen dokumen penting diinternet. Dokumen – dokumen ini biasanya dimiliki
oleh institusi atau lembaga yang memiliki situs berbasis web database.

12
3.2.2 CONTOH KASUS

Pada tahun 2001, internet banking diributkan oleh kasus pembobolan internet banking
milik bank BCA, Kasus tersebut dilakukan oleh seorang mantan mahasiswa ITB Bandung dan
juga merupakan salah satu karyawan media online (satunet.com) yang bernama Steven
Haryanto. Anehnya Steven ini bukan Insinyur Elektro ataupun Informatika, melainkan
Insinyur Kimia. Ide ini timbul ketika Steven juga pernah salah mengetikkan alamat website.
Kemudian dia membeli domain-domain internet dengan harga sekitar US$20 yang
menggunakan nama dengan kemungkinan orang-orang salah mengetikkan dan tampilan yang
sama persis dengan situs internet banking BCA.

Kemudian dia membeli domain-domain internet dengan harga sekitar US$20 yang
menggunakan nama dengan kemungkinan orang-orang salah mengetikkan dan tampilan yang
sama persis dengan situs internet banking BCA, www.klikbca.com , seperti:

· wwwklikbca.com
· kilkbca.com
· clikbca.com
· klickbca.com
· klikbac.com
Orang tidak akan sadar bahwa dirinya telah menggunakan situs aspal tersebut karena tampilan
yang disajikan serupa dengan situs aslinya. Hacker tersebut mampu mendapatkan User ID dan
password dari pengguna yang memasuki sutis aspal tersebut, namun hacker tersebut tidak
bermaksud melakukan tindakan criminal seperti mencuri dana nasabah, hal ini murni
dilakukan atas- keingintahuannya mengenai seberapa banyak orang yang tidak sadar
menggunakan situs klikbca.com, Sekaligus menguji tingkat keamanan dari situs milik BCA
tersebut.
Steven Haryanto dapat disebut sebagai hacker, karena dia telah mengganggu suatu
system milik orang lain, yang dilindungi privasinya. Sehingga tindakan Steven ini disebut
sebagai hacking. Steven dapat digolongkan dalam tipe hacker sebagai gabungan white-hat
hacker dan black-hat hacker, dimana Steven hanya mencoba mengetahui seberapa besar
tingkat keamanan yang dimiliki oleh situs internet banking Bank BCA. Disebut white-hat
hacker karena dia tidak mencuri dana nasabah, tetapi hanya mendapatkan User ID dan
password milik nasabah yang masuk dalam situs internet banking palsu. Namun tindakan
yang dilakukan oleh Steven, juga termasuk black-hat hacker karena membuat situs palsu
dengan diam-diam mengambil data milik pihak lain. Hal-hal yang dilakukan Steven antara
lain scans, sniffer, dan password crackers.

13
Karena perkara ini kasus pembobolan internet banking milik bank BCA, sebab dia telah
mengganggu suatu system milik orang lain, yang dilindungi privasinya dan pemalsuan situs
internet bangking palsu. Maka perkara ini bisa dikategorikan sebagai perkara perdata.
Melakukan kasus pembobolan bank serta telah mengganggu suatu system milik orang lain,
dan mengambil data pihak orang lain yang dilindungi privasinya artinya mengganggu privasi
orang lain dan dengan diam-diam mendapatkan User ID dan password milik nasabah yang
masuk dalam situs internet banking palsu.

3.2.3 FAKTOR YANG MEMOENGARUHI


 Seiring dengan perkembangan teknologi internet, menyebabkan munculnya kejahatan
dunia maya.
 Kurangnya keamanan pada situs – situs pada internet
 Tren teknologi untuk melakukan apapun melalui internet
 Seringnya masyarakat “salah ketik” dalam mencari alamat website

3.2.4 DAMPAK KASUS


 Menimbulkan rasa ketidakpercayaan kepada berita-berita di internet, khususnya yang
berbau opini
 Merugikan orang lain ataupun kelompok , baik personal ataupun kolektif(korban)
 Menganggu sistem orang lain atau instansi yang dituju/diserang.
 Timbulnya berita-berita palsu (hoaxes) pasca tragedi illegal content, seperti teori
konspirasi, comedi sarcasm, dll
 Munculnya trend-trend buruk (negatif) terkait dengan konten yang dianggap tidak
wajar di suatu wilayah, yang menjadikannya semakin biasa-biasa saja (kurang tabu)
setelah rentang waktu tertentu yang (cukup lama).

3.2.5 SOLUSI
 Perlu adanya cyberlaw: Cybercrime belum sepenuhnya terakomodasi dalam peraturan/
Undang-undang yang ada, penting adanya perangkat hukum khusus mengingat
karakter dari cybercrime ini berbeda dari kejahatan konvensional.
 Perlunya Dukungan Lembaga Khusus: Lembaga ini diperlukan untuk memberikan
informasi tentang cybercrime, melakukan sosialisasi secara intensif kepada
masyarakat, serta melakukan riset-riset khusus dalam penanggulangan cybercrime.
 Penggunaan enkripsi untuk meningkatkan keamanan. Penggunaan enkripsi yaitu
dengan mengubah data-data yang dikirimkan sehingga tidak mudah disadap (plaintext

14
diubah menjadi chipertext). Untuk meningkatkan keamanan authentication (pengunaan
user_id dan password), penggunaan enkripsi dilakukan pada tingkat socket.

15

Anda mungkin juga menyukai