Oleh :
Nindya Pradita Permatasari (2110121020)
Prastio Adam (2110121021)
4 D4 IT A
Etika profesi menurut keiser dalam ( Suhrawardi Lubis, 1994:6-7 ) adalah sikap hidup
berupa keadilan untuk memberikan pelayanan professional terhadap masyarakat
dengan penuh ketertiban dan keahlian sebagai pelayanan dalam rangka melaksanakan
tugas berupa kewajiban terhadap masyarakat.Dalam penyusunan tugas atau materi ini,
tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi. Namun penulis menyadari bahwa
kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan, dan
bimbingan orang tua, sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi teratasi.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Etika Profesi. Selain itu agar para
professional bias menjalankan profesi nya secara baik. Semoga makalah ini dapat
memberikan wawasan yang lebih luas.
Saya sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna.
Untuk itu, saya meminta kritik dan
saran demi perbaikan pembuatan makalah saya di masa yang akan datang
Penyusun
Nindya Pradita
2
Daftar Isi
Kata Pengantar .............................................................................. ...............2
Daftar Isi ..................................................................................................... 3
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka ditemukan rumusan masalah terkait Illeggal Content
dan Data Forgery dalam kehidupan masyarakat sehari - hari. Oleh sebab itu, dengan adanya
contoh kasus dan solusi nya di harapkan dapat membantu mengurangi masalah cybercrime
tersebut.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
b. Data Forgery
Merupakan kejahatan dengan memalsukan data pada dokumen-dokumen penting yang tersimpan
sebagai scripless document melalui internet. Kejahatan ini biasanya ditujukan pada dokumen-dokumen
e-commerce dengan membuat seolah-olah terjadi salah ketik pengetikan yang pada akhirnya akan
menguntungkan pelaku karena korban akan memasukkan data pribadi dan nomor kartu kredit yang
dapat saja disalah gunakan.
c. Cyber Espionage
Merupakan kejahatan yang memanfaatkan jaringan internet untuk melakukan kegiatan mata-mata
terhadap pihak lain, dengan memasuki sistem jaringan komputer (computer network system) pihak
sasaran. Kejahatan ini biasanya ditujukan terhadap saingan bisnis yang dokumen.
8
Kejahatan ini dilakukan dengan membuat gangguan, perusakan atau penghancuran terhadap suatu
data, program komputer atau sistem jaringan komputer yang terhubung dengan internet. Biasanya
kejahatan ini dilakukan dengan menyusupkan suatu logic bomb, virus komputer ataupun suatu
program tertentu, sehingga data, program komputer atau sistem jaringan komputer tidak dapat
digunakan, tidak berjalan sebagaimana mestinya, atau berjalan sebagaimana yang dikehendaki oleh
pelaku.
Kejahatan ini ditujukan terhadap hak atas kekayaan intelektual yang dimiliki pihak lain di internet.
Sebagai contoh, peniruan tampilan pada webpage suatu situs milik orang lain secara ilegal, penyiaran
suatu informasi di internet yang ternyata merupakan rahasia dagang orang lain, dan sebagainya.
f. Infringements of Privacy
Kejahatan ini biasanya ditujukan terhadap keterangan pribadi seseorang yang tersimpan pada formulir
data pribadi yang tersimpan secara komputerisasi, yang apabila diketahui oleh orang lain maka dapat
merugikan korban secara materil maupun immateril, seperti nomor kartu kredit, nomor PIN ATM,
cacat atau penyakit tersembunyi dan sebagainya.
g. Illegal Contents
Merupakan kejahatan dengan memasukkan data atau informasi ke internet tentang sesuatu hal yang
tidak benar, tidak etis, dan dapat dianggap melanggar hukum atau mengganggu ketertiban umum.
Sebagai contohnya, pemuatan suatu berita bohong atau fitnah yang akan menghancurkan martabat atau
harga diri pihak lain, hal-hal yang berhubungan dengan pornografi atau pemuatan suatu informasi yang
merupakan rahasia negara, agitasi dan propaganda untuk melawan pemerintahan yang sah dan
sebagainya. Illegal content menurut pengertian diatas dapat disederhanakan pengertiannya menjadi :
kegiatan menyebarkan (mengunggah,menulis) hal yang salah atau diarang / dapat merugikan orang
lain.
9
BAB III
PEMBAHASAN
Pada beberapa kasus, hukuman atau sanksi seseorang yang terlibat dalam Illegal
Content terkadang hanya pada penyebar atau yang melakukan proses unggah saja yang mendapat
sanksi, sedangkan yang mengunduh tidak mendapat hukuman berarti selain hukuman moral dan
perasaan bersalah setelah mengunduh file yang tidak baik.
10
a. Penyebaran berita yang tidak benar (HOAX)
Terbagi menjadi 2 yaitu :
1. Penipuan Melalui Situs Internet
Para pengguna internet harus meningkatkan kewaspadaan dengan adanya modus
penipuan lewat situs-situs yang menawarkan program-program bantuan maupun multilevel
marketing (MLM). Seperti dalam program bernama Given in Freedom Trust (GIFT) dari
sebuah situs yang tadinya beralamat di http://www.entersatu.com/danahibah. Dalam program
ini, penyelenggara berjanji memberikan imbalan berupa dana hibah yang didapat dari
sekelompok dermawan kaya dari beberapa negara bagi perorangan atau perusahaan, dengan
syarat mengirimkan sejumlah dana tertentu ke rekening tertentu tanpa nama. Program ini
menggiurkan karena untuk perorangan tiap pemohon bisa mendapat 10.000.000 juta/bulan dan
30.000.0000 juta/ bulan untuk perusahaan.
Kegiatan kejahatan ini memiliki modus penipuan. Kejahatan ini memiliki motif
cybercrime sebagai tindakan murni kejahatan. Hal ini dikarenakan pihak penyelenggara
dengan sengaja membuat suati situs untuk menipu pembaca situs atau masyaralat. Kasus
cybercrime ini dapat termasuk jenis illegal contents. Sasaran dari kasus kejahatan ini adalah
cybercrime menyerang individu (against person).
11
3.1.4 Dampak KASUS
Merusak moral anak bangsa
Merusak nama baik / popularitas
3.1.5 SOLUSI
Tidak memasang gambar yang dapat memancing orang lain untuk merekayasa gambar
tersebut sesuka hatinya.
Memproteksi gambar atau foto pribadi dengan sistem yang tidak dapat memungkinkan
orang lain mengakses secara leluasa.
Melakukan modernisasi hukum pidana nasional beserta hukum acaranya, yang
diselaraskan dengan konvensi internasional yang terkait dengan kejahatan tersebut.
Meningkatkan sistem pengamanan jaringan komputer nasional sesuai standar
internasional.
Meningkatkan pemahaman serta keahlian aparatur penegak hukum mengenai upaya
pencegahan, investigasi dan penuntutan perkara - perkara yang berhubungan
dengan cybercrime.
Meningkatkan kesadaran warga negara mengenai masalah cybercrime serta pentingnya
mencegah kejahatan tersebut terjadi.
Meningkatkan kerjasama antar negara dalam upaya penanganan cybercrime, antara lain
melalui perjanjian yang menempatkan tindak pidana di bidang telekomunikasi, khususnya
internet, sebagai prioritas utama.
Data forgery adalah data pemalsuan atau didalam cybercrime data forgery merupakan
kejahatan dengan memalsukan data pada dokumen dokumen penting yang tersimpan sebagai
scripless document melalui internet. Kejahatan ini biasanya ditujukan pada dokumen
dokumen e-commere dengan membuat seolah seolah terjadi “salah ketik” yang pada akhirnya
menguntungkan pelaku kerena korban akan memasukkan data pribadi dan nomor kartu kredit
yang dapat saja disalahgunakan. Kejahatan jenis ini dilakukan dengan tujuan memalsukan
data pada dokumen dokumen penting diinternet. Dokumen – dokumen ini biasanya dimiliki
oleh institusi atau lembaga yang memiliki situs berbasis web database.
12
3.2.2 CONTOH KASUS
Pada tahun 2001, internet banking diributkan oleh kasus pembobolan internet banking
milik bank BCA, Kasus tersebut dilakukan oleh seorang mantan mahasiswa ITB Bandung dan
juga merupakan salah satu karyawan media online (satunet.com) yang bernama Steven
Haryanto. Anehnya Steven ini bukan Insinyur Elektro ataupun Informatika, melainkan
Insinyur Kimia. Ide ini timbul ketika Steven juga pernah salah mengetikkan alamat website.
Kemudian dia membeli domain-domain internet dengan harga sekitar US$20 yang
menggunakan nama dengan kemungkinan orang-orang salah mengetikkan dan tampilan yang
sama persis dengan situs internet banking BCA.
Kemudian dia membeli domain-domain internet dengan harga sekitar US$20 yang
menggunakan nama dengan kemungkinan orang-orang salah mengetikkan dan tampilan yang
sama persis dengan situs internet banking BCA, www.klikbca.com , seperti:
· wwwklikbca.com
· kilkbca.com
· clikbca.com
· klickbca.com
· klikbac.com
Orang tidak akan sadar bahwa dirinya telah menggunakan situs aspal tersebut karena tampilan
yang disajikan serupa dengan situs aslinya. Hacker tersebut mampu mendapatkan User ID dan
password dari pengguna yang memasuki sutis aspal tersebut, namun hacker tersebut tidak
bermaksud melakukan tindakan criminal seperti mencuri dana nasabah, hal ini murni
dilakukan atas- keingintahuannya mengenai seberapa banyak orang yang tidak sadar
menggunakan situs klikbca.com, Sekaligus menguji tingkat keamanan dari situs milik BCA
tersebut.
Steven Haryanto dapat disebut sebagai hacker, karena dia telah mengganggu suatu
system milik orang lain, yang dilindungi privasinya. Sehingga tindakan Steven ini disebut
sebagai hacking. Steven dapat digolongkan dalam tipe hacker sebagai gabungan white-hat
hacker dan black-hat hacker, dimana Steven hanya mencoba mengetahui seberapa besar
tingkat keamanan yang dimiliki oleh situs internet banking Bank BCA. Disebut white-hat
hacker karena dia tidak mencuri dana nasabah, tetapi hanya mendapatkan User ID dan
password milik nasabah yang masuk dalam situs internet banking palsu. Namun tindakan
yang dilakukan oleh Steven, juga termasuk black-hat hacker karena membuat situs palsu
dengan diam-diam mengambil data milik pihak lain. Hal-hal yang dilakukan Steven antara
lain scans, sniffer, dan password crackers.
13
Karena perkara ini kasus pembobolan internet banking milik bank BCA, sebab dia telah
mengganggu suatu system milik orang lain, yang dilindungi privasinya dan pemalsuan situs
internet bangking palsu. Maka perkara ini bisa dikategorikan sebagai perkara perdata.
Melakukan kasus pembobolan bank serta telah mengganggu suatu system milik orang lain,
dan mengambil data pihak orang lain yang dilindungi privasinya artinya mengganggu privasi
orang lain dan dengan diam-diam mendapatkan User ID dan password milik nasabah yang
masuk dalam situs internet banking palsu.
3.2.5 SOLUSI
Perlu adanya cyberlaw: Cybercrime belum sepenuhnya terakomodasi dalam peraturan/
Undang-undang yang ada, penting adanya perangkat hukum khusus mengingat
karakter dari cybercrime ini berbeda dari kejahatan konvensional.
Perlunya Dukungan Lembaga Khusus: Lembaga ini diperlukan untuk memberikan
informasi tentang cybercrime, melakukan sosialisasi secara intensif kepada
masyarakat, serta melakukan riset-riset khusus dalam penanggulangan cybercrime.
Penggunaan enkripsi untuk meningkatkan keamanan. Penggunaan enkripsi yaitu
dengan mengubah data-data yang dikirimkan sehingga tidak mudah disadap (plaintext
14
diubah menjadi chipertext). Untuk meningkatkan keamanan authentication (pengunaan
user_id dan password), penggunaan enkripsi dilakukan pada tingkat socket.
15