Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH ETIKA PROFESI

TEKNOLOGI INFORMASI KOMUNIKASI

PERTEMUAN 10

‘‘ILLEGAL CONTENT”

MAKALAH

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah EPTIK

( Etika Profesi Teknologi Informasi Komunikasi )

Disusun Oleh :

Nama : Heru Kurniawan

NIM: 13170810

Program Studi Teknologi Komputer

Fakultas Teknologi Informasi Universitas Bina Sarana Informatika

Jakarta

2019
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan kasih sayang-
nya kepada kita semua. Shalawat serta salam semoga tetap tercurah kepada Nabi besar
Muhammad SAW, nabi akhir zaman teladan kita semua.

Etika Profesi Teknologi Informasi & Komunikasi adalah salah satu mata kuliah kami
pada semester V selama menjalani kuliah di Bina Sarana Informatika. Mata kuliah ini
begitu penting bagi kami terutama dalam hal pengenalan etika dan estetika dalam
berinteraksi dengan segala hal yang berkaitan dengan teknologi informasi dan
komunikasi.

Makalah Illegal Content ini merupakan salah satu tugas atau syarat dalam memenuhi
nilai pertemuan 10 pada mata kuliah Etika Profesi Teknologi Informasi & Komunikasi.
Dengan terselesaikannya makalah ini kami mengucapkan terimakasih kepada segala
pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungan, terutama sekali kepada :

1. Orang tua kami tercinta yang telah mendukung langkah gerak kami menjalani kuliah.

2. Dosen pengajar Mata Kuliah Etika Profesi Teknologi Informasi & Komunikasi yang
telah memberikan dukungan semangat kepada kami dalam hal penyusunan makalah ini.

3. Rekan-rekan seperjuangan kelas 13.5C.25 Jurusan Teknologo Komputer di Bina


Sarana Informatika yang selama ini telah bahu membahu saling menolong dan saling
memberi dorongan semangat dalam berbagai hal.

Akhirnya, penyusun berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi siapa
saja yang membacanya, menambah wawasan dan pengetahuan terutama dalam hal
Illegal content.

Jakarta, 20 November 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ii
Daftar Isi iii
BAB 1 - PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 2
1.3 Maksud dan Tujuan 2
BAB II - TINJAUAN PUSTAKA 3
2.1 Sejarah Cybercrime 3
2.2 Perkembangan dan Contoh Cybercrime 3
2.3 Klasifikasi Cybercrime 4
2.4 Jenis – jenis Cybercrime 6
BAB III – PEMBAHASAN 9
3.1 Illegal Content 9
3.1.1 Pengertian Illegal Content 9
3.1.2 Contoh Kasus 9
3.1.3 Faktor yang mempengaruhi 11
3.1.4 Dampak Kasus 11
3.1.5 Solusi 11
3.2 Data Forgery 12
3.2.1 Pengertian Data Forgery 12
3.2.2 Contoh Kasus 12
3.2.3 Faktor yang mempengaruhi 14
3.2.4 Dampak Kasus 14
3.2.5 Solusi 15
BAB IV – PENUTUP 16
4.1 Kesimpulan 16
4.2 Saran 16

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dewasa ini kemajuan teknologi informasi dan komunikasi semakin pesat disertai
dengan banyak bermunculan perangkat-perangkat komunikasi yang menawarkan
kecanggihan dan kemudahan termasuk kemudahan dalam berselancar di dunia maya
dengan cepat dan hemat.Internet seolah menjadi hal yang wajib bagi setiap
perangkat komunikasi saat ini.Kecanggihan teknologi tersebut juga diimbangi
dengan tumbuh tingginya tindakan-tindakan kriminal dalam dunia komunikasi dan
informasi.
Cybercrime merupakan bentuk-bentuk kejahatan yang timbul karena
pemanfaatan teknologi internet. Kebutuhan akan teknologi jaringan komputer
semakin meningkat. Selain sebagai media penyedia informasi, melalui internet pula
kegiatan komunitas komersial menjadi bagian terbesar dan terpesat pertumbuhannya
serta menembus berbagai batas negara.Bahkan melalui jaringan ini kegiatan pasar di
dunia bisa diketahui selama 24 jam.Melalui dunia internet atau disebut juga
cyberspace, apapun dapat dilakukan.Segi positif dari dunia maya ini tentu saja
menambah perkembangan teknologi dunia dengan segala bentuk kreatifitas
manusia.Namun dampak negatifnya pun tidak bisa dihindari.Seiring dengan
perkembangan teknologi internet, menyebabkan munculnya kejahatan yang disebut
dengan cybercrime atau kejahatan melalui jaringan internet. Munculnya beberapa
kasus cybercrime di Indonesia, seperti pencurian kartu kredit, hacking beberapa
situs, transmisi data orang lain, misalnya email dan memanipulasi data dengan cara
menyiapkan perintah yang tidak dikehendaki ke dalam progammer komputer.
Adanya cybercrime telah menjadi ancaman stabilitas, sehingga pemerintah sulit
mengimbangi teknik kejahatan yang dilakukan dengan teknologi komputer,
khususnya jaringan internet dan intranet. Selain itu di dalam era modernisasi ini kita
mau tidak mau harus mengutamakan teknologi yang semakin maju, salah satunya
yaitu berkomunikasi kepada sesama dengan cara membuat blog , selain untuk
berkomunikasi blog memiliki keunggulan yang beragam, melalui blog kita dapat

1
mengetahui segala hal kita bisa pula saling berbagi informasi, dari kebanyakan para
blogger biasanya mereka menggunakan blog untuk menghasilkan uang, atau sebagai
pengganti pekerjaan sehari-harinya. Masih banyak lagi kegunaan dan manfaat dari
pembuatan blog.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, maka ditemukan rumusan masalah terkait
Illeggal Content dan Data Forgery dalam kehidupan masyarakat sehari - hari. Oleh
sebab itu, dengan adanya contoh kasus dan solusi nya di harapkan dapat membantu
mengurangi masalah cybercrime tersebut.

1.3 Maksud dan Tujuan


Adapun maksud penulisan makalah ini adalah:
1. Sebagai media informasi kepada pembaca tentang kejahatan dunia maya
( cybercrime ) terutama dalam kasus Illegal Content dan Data Forgery.
2. Media bagi penulis untuk menuangkan pengetahuan mengenai cybercrime sub
Illegal Content dan Data Forgery.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sejarah Cybercrime

Kejahatan dunia maya (cybercrime) adalah istilah yang mengacu kepada aktivitas
kejahatan dengan komputer atau jaringan komputer menjadi alat, sasaran atau tempat
terjadinya kejahatan. Termasuk ke dalam kejahatan dunia maya antara lain adalah
penipuan lelang secara online, pemalsuan cek, penipuan kartu kredit/carding,
confidence fraud, penipuan identitas, pornografi anak, dan lain-lain. Cybercrime
adalah tindak kriminal yang dilakukan dengan menggunakan teknologi komputer
sebagai alat kejahatan utama.Cybercrime merupakan kejahatan yang memanfaatkan
perkembangan teknologi komputer khusunya internet.Cybercrime didefinisikan
sebagai perbuatan melanggar hukum yang memanfaatkan teknologi komputer yang
berbasasis pada kecanggihan perkembangan teknologi internet.

2.2. Perkembangan dan Contoh Cybercrime

Dengan perkembangan teknologi atau globalisasi dibidang teknologi informasi dan


komunikasi pada saat ini cyber crime akan sangat meningkat. Banyak sekali contoh
cybercrime yang telah terjadi seperti penipuan penjualan barang melalui online,
penipuan kartu kredit, pornografi, dan lain-lain.Munculnya kejahatan yang disebut
dengan cybercrime atau kejahatan melalui jaringan internet berbanding lurus dengan
perkembangan teknologi internet. Munculnya beberapa kasus cybercrime di
Indonesia, seperti pencurian kartu kredit, hacking beberapa situs, menyadap transmisi
data orang lain, misalnya e-mail, dan memanipulasi data dengan cara menyiapkan
perintah yang tidak dikehendaki ke dalam programmer komputer. Sehingga dalam
kejahatan komputer dimungkinkan adanya delik formil dan delik materil. Delik
formil adalah perbuatan seseorang yang memasuki komputer orang lain tanpa ijin,
sedangkan delik materil adalah perbuatan yang menimbulkan akibat kerugian bagi

3
orang lain (berdasarkan makalah Pengamanan Aplikasi Komputer Dalam Sistem
Perbankan dan Aspek Penyelidikan dan Tindak Pidana).

Adanya cybercrime telah menjadi ancaman stabilitas, sehingga pemerintah sulit


mengimbangi teknik kejahatan yang dilakukan dengan teknologi komputer,
khususnya jaringan internet dan intranet.Bahkan telah beredar berita tertangkapnya
pelaku penipuan yang mengguna media online sebagai alat untuk melakukan
penipuan.Pelaku memanfaatkan jejaring sosial facebook sebagai alat untuk mencari
mangsa sebagai korban penipuan.

Contoh lain cybercrime yang terjadi adalah membuat suatu program kejahatan yang
digunakan untuk mendapatkan hak akses untuk memasuki/ menyusup ke dalam suatu
sistem jaringan komputer secara tidak sah, dan tanpa sepengetahuan dari pemilik.
Kejahatan seperti ini kerap muncul seperti di facebook yaitu dengan menggunakan
cara memberikan link kepada pengguna yang menginformasikan bahwa link tersebut
sangat bermanfaat bagi pengguna seperti aplikasi berbentuk link tidak dikenal, pada
saat melakukan klik pada link yang diberikan maka program jahat akan langsung
menjalankan program dimana program tersebut dapat mengambil data pribadi anda
seperti password serta akan mengirimkan link tersebut kepada teman anda untuk
mencari korban lainnya. Kejahatan seperti peniruan webpage penggunaan software
bajakan adalah contoh lain dari cybercrime.

Kejahatan seperti dapat dikategorikan dalam Offense Against Intellectual Property


berdasarkan jenis aktivitasnya.

2.3. Klasifikasi Cybercrime

Adapun klasifikasi cybercrime adalah sebagai berikut :

1. Cyberpiracy Penggunaan teknologi komputer untuk mencetak ulang software


atau informasi, lalu mendistribusikan informasi atau software tersebut lewat
teknologi komputer.

4
2. Cybertrespass Penggunaan teknologi computer untuk meningkatkan akses pada
system computer suatu organisasi atau individu.

3. Cybervandalism Penggunaan teknologi komputer untuk membuat program yang


menganggu proses transmisi elektronik, dan menghancurkan data di komputer.
Untuk menindak lanjuti cybercrime tentu saja diperlukan cyberlaw (Undang –
undang khusus dunia cyber/internet).Selama ini landasan hukum cybercrime
yang di Indonesia menggunakan KUHP (pasal 362) dan ancaman hukumannya
dikategorikan sebagai kejahatan ringan, padahal dampak yang ditimbulkan dapat
mengakibatkan kerugian fatal.

Faktor lain yang menyebabkan ketertinggalan Indonesia dalam menerapkan


cyberlaw ini adalah adanya ke-strikean sikap pemerintah terhadap media massa
yang ternyata cukup membawa pengaruh bagi perkembangan cyberlaw di
Indonesia. Sikap pemerintah yang memandang minor terhadap perkembangan
internal saat ini, telah cukup memberikan dampak negatif terhadap berlakunya
cyberlaw di Indonesia.Pemerintah. Landasan hukum cybercrime di Indonesia,
adalah KUHP (pasal 362) dan ancaman hukumannya dikategorikan sebagai
kejahatan ringan, padahal dampak yang ditimbulkan oleh cybercrime bisa
berakibat sangat fatal. Beberapa indikator penyalahgunaan sarana dan prasarana
di internet, antara lain :

a. Menjamurnya warnet hampir setiap propinsi di tanah air yang dapat


digunakan sebagai fasilitas untuk melakukan tindak kejahatan cybercrime,
disebabkan tidak tertibnnya sistem administrasi dan penggunaan Internet
Protocol/IP dinamis yang sangat bervariatif.

b. ISP (Internet Service Provider) yang belum mencabut nomor telepon


pemanggil yang menggunakan internet.

c. LAN (Local Area Network) yang mengakses internet secara bersamaan


(sharing), namun tidak mencatat dalam bentuk log file aktifitas dari masing –
masing client jaringan. d. Akses internet menggunakan pulsa premium, dimana

5
untuk melakukan akses ke internet, tidak perlu tercatat sebagai pelanggan sebuah
ISP. Berbicara mengenai tindak kejahatan (Crime), tidak terlepas dari lima faktor
yang terkait, antara lain karena adanya pelaku kejahatan, modus kejahatan,
korban kejahatan, reaksi sosial atas kejahatan, dan hukum.

Dalam cybercrime, pelaku memiliki keunikan tersendiri, secara klasik


kejahatan terbagi dua : Blue Collar Crime dan White Collar Crime. Pelaku Blue
Collar Crime biasanya dideskripsikan memiliki stereotip, seperti dari kelas sosial
bawah, kurang terdidik, berpenghasilan rendah dan sebagainya. Sedangkan
White Collar Crime, para pelaku digambarkan sebaliknya. Mereka memiliki
penghasilan yang tinggi, berpendidikan dan sebagainya.

2.4. Jenis – jenis Cybercrime

a. Unauthorized Access to Computer System and Service

Kejahatan yang dilakukan dengan memasuki/menyusup ke dalam


suatusistem jaringan komputer secara tidak sah, tanpa izin atau tanpa
sepengetahuan dari pemilik sistem jaringan komputer yang dimasukinya.Biasanya
pelaku kejahatan (hacker) melakukannya dengan maksud sabotase ataupun
pencurian informasi penting dan rahasia.Namun begitu, ada juga yang
melakukannya hanya karena merasa tertantang untuk mencoba keahliannya
menembus suatu sistem yang memiliki tingkat proteksi tinggi.

b. Data Forgery

Merupakan kejahatan dengan memalsukan data pada dokumen-dokumen


penting yang tersimpan sebagai scripless document melalui internet. Kejahatan ini
biasanya ditujukan pada dokumen-dokumen e-commerce dengan membuat seolah-
olah terjadi salah ketik pengetikan yang pada akhirnya akan menguntungkan
pelaku karena korban akan memasukkan data pribadi dan nomor kartu kredit yang
dapat saja disalah gunakan.

6
c. Cyber Espionage

Merupakan kejahatan yang memanfaatkan jaringan internet untuk


melakukan kegiatan mata-mata terhadap pihak lain, dengan memasuki sistem
jaringan komputer (computer network system) pihak sasaran. Kejahatan ini
biasanya ditujukan terhadap saingan bisnis yang dokumen.

d. Cyber Sabotage and Extortion

Kejahatan ini dilakukan dengan membuat gangguan, perusakan atau


penghancuran terhadap suatu data, program komputer atau sistem jaringan
komputer yang terhubung dengan internet. Biasanya kejahatan ini dilakukan
dengan menyusupkan suatu logic bomb, virus komputer ataupun suatu program
tertentu, sehingga data, program komputer atau sistem jaringan komputer tidak
dapat digunakan, tidak berjalan sebagaimana mestinya, atau berjalan sebagaimana
yang dikehendaki oleh pelaku.

e. Offense against Intellectual Property

Kejahatan ini ditujukan terhadap hak atas kekayaan intelektual yang


dimiliki pihak lain di internet. Sebagai contoh, peniruan tampilan pada webpage
suatu situs milik orang lain secara ilegal, penyiaran suatu informasi di internet
yang t101ernyata merupakan rahasia dagang orang lain, dan sebagainya.

f. Infringements of Privacy

Kejahatan ini biasanya ditujukan terhadap keterangan pribadi seseorang


yang tersimpan pada formulir data pribadi yang tersimpan secara komputerisasi,
yang apabila diketahui oleh orang lain maka dapat merugikan korban secara
materil maupun immateril, seperti nomor kartu kredit, nomor PIN ATM, cacat
atau penyakit tersembunyi dan sebagainya.

7
g. Illegal Contents

Merupakan kejahatan dengan memasukkan data atau informasi ke


internet tentang sesuatu hal yang tidak benar, tidak etis, dan dapat dianggap
melanggar hukum atau mengganggu ketertiban umum. Sebagai contohnya,
pemuatan suatu berita bohong atau fitnah yang akan menghancurkan martabat
atau harga diri pihak lain, hal-hal yang berhubungan dengan pornografi atau
pemuatan suatu informasi yang merupakan rahasia negara, agitasi dan
propaganda untuk melawan pemerintahan yang sah dan sebagainya. Illegal
content menurut pengertian diatas dapat disederhanakan pengertiannya menjadi :
kegiatan menyebarkan (mengunggah,menulis) hal yang salah atau diarang / dapat
merugikan orang lain.

8
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 ILLEGAL CONTENT

3.1.1 PENGERTIAN ILLEGAL CONTENT

Illegal Contents merupakan salah satu bentuk pengelompokkan kejahatan


yang berhubungan dengan Teknologi Informasi ( TI ). Illegal Content dapat
didefinisikan sebagai kejahatan dengan memasukkan data atau informasi ke
internet tentang sesuatu hal yang tidak benar, tidak etis dan dapat dianggap
melanggar hukum atau mengganggu ketertiban umum. Dalam artian sederhana,
adalah merupakan kegiatan menyebarkan seperti mengunggah dan menulis hal
yang salah atau dilarang yang dapat merugikan orang lain. Pada beberapa kasus,
hukuman atau sanksi seseorang yang terlibat dalam Illegal Content terkadang
hanya pada penyebar atau yang melakukan proses unggah saja yang mendapat
sanksi, sedangkan yang mengunduh tidak mendapat hukuman berarti selain
hukuman moral dan perasaan bersalah setelah mengunduh file yang tidak baik.

3.1.2 CONTOH KASUS

a. Pornografi

Pada kasus Video porno yang menjerat selebriti dan musisi asal indonesia
yakni luna maya dan ariel Peterpan yang kini menjadi Ariel Noah terjadi pada 3
juni 2010 berita ini begitu menghentakan semua pihak. Kasus ini terjadi dan
dibicarakan banyak orang, kasus video porno Ariel “PeterPan” dengan Luna
Maya dan Cut Tari, video tersebut di unggah di internet oleh seorang yang
berinisial ‘RJ’ dan sekarang kasus ini sedang dalam proses.

Pada kasus tersebut, modus sasaran serangannya ditujukan kepada


perorangan atau individu yang memiliki sifat atau kriteria tertentu sesuai tujuan
penyerangan tersebut.kasus ini telah melanggar UU ITE pasal 27 ayat 1 dan
pasal 45 ayat 1.

9
Kasus kejahatan ini memiliki modus untuk membuat situs
pornografi.Motif kejahatan ini termasuk ke dalam cybercrime sebagai tindakan
murni kejahatan.Hal ini dikarenakan para penyerang dengan sengaja membuat
situs-situs pornografi yang sangat berdampak buruk terhadap
masyarakat.Kejahatan kasus cybercrime ini dapat termasuk jenis illegal
contents.Sasaran dari kasus kejahatan ini adalah cybercrime menyerang individu
(against person).

a.Penyebaran berita yang tidak benar (HOAX) Terbagi menjadi 2 yaitu :

1. Penipuan Melalui Situs Internet

Para pengguna internet harus meningkatkan kewaspadaan dengan adanya


modus penipuan lewat situs-situs yang menawarkan program-program bantuan
maupun multilevel marketing (MLM). Seperti dalam program bernama Given in
Freedom Trust (GIFT) dari sebuah situs yang tadinya beralamat di
http://www.entersatu.com/danahibah. Dalam program ini, penyelenggara berjanji
memberikan imbalan berupa dana hibah yang didapat dari sekelompok
dermawan kaya dari beberapa negara bagi perorangan atau perusahaan, dengan
syarat mengirimkan sejumlah dana tertentu ke rekening tertentu tanpa nama.
Program ini menggiurkan karena untuk perorangan tiap pemohon bisa mendapat
10.000.000 juta/bulan dan 30.000.0000 juta/ bulan untuk perusahaan.

Kegiatan kejahatan ini memiliki modus penipuan.Kejahatan ini memiliki


motif cybercrime sebagai tindakan murni kejahatan.Hal ini dikarenakan pihak
penyelenggara dengan sengaja membuat suati situs untuk menipu pembaca situs
atau masyaralat.Kasus cybercrime ini dapat termasuk jenis illegal
contents.Sasaran dari kasus kejahatan ini adalah cybercrime menyerang individu
(against person).

2. Penipuan Lewat Email


Penipuan lainnya dilakukan lewat surat elektronik (e-mail). Penipuan
lewat media ini bahkan diindikasikan sebagai bagian dari mafia internasional.

10
Modus operandinya, seseorang yang berasal dari luar negeri, kebanyakan dari
Afrika, meminta bantuan untuk menerima pengiriman sejumlah dana dari proyek
yang telah dikerjakan atau alasan lain ke rekening calon korban.
Pelaku kejahatan menawarkan imbalan yang besar yaitu uang yang
bernilai milyaran rupiah itu, 30 persen akan menjadi milik korban. Hanya saja,
kemudian diketahui dari beberapa laporan, mereka terlebih dahulu harus
mengirimkan sekitar 0,1 persen dari dana yang akan menjadi milik korban
kepada penipu tersebut. Ujungnya, setelah dikirim, uang yang dijanjikan tidak
juga diterima.

3.1.3 FAKTOR YANG MEMOENGARUHI

Seiring dengan perkembangan teknologi internet, menyebabkan munculnya


kejahatan dunia maya.

Kurangnya keamanan pada situs – situs pada internet.

3.1.4 Dampak KASUS

 Merusak moral anak bangsa

 Merusak nama baik / popularitas

3.1.5 SOLUSI

 Tidak memasang gambar yang dapat memancing orang lain untuk merekayasa
gambar tersebut sesuka hatinya.

 Memproteksi gambar atau foto pribadi dengan sistem yang tidak dapat
memungkinkan orang lain mengakses secara leluasa.

Melakukan modernisasi hukum pidana nasional beserta hukum acaranya, yang


diselaraskan dengan konvensi internasional yang terkait dengan kejahatan
tersebut.

11
Meningkatkan sistem pengamanan jaringan komputer nasional sesuai standar
internasional.

Meningkatkan pemahaman serta keahlian aparatur penegak hukum mengenai


upaya pencegahan, investigasi dan penuntutan perkara - perkara yang
berhubungan dengan cybercrime.

Meningkatkan kesadaran warga negara mengenai masalah cybercrime serta


pentingnya mencegah kejahatan tersebut terjadi.

 Meningkatkan kerjasama antar negara dalam upaya penanganan cybercrime,


antara lain melalui perjanjian yang menempatkan tindak pidana di bidang
telekomunikasi, khususnya internet, sebagai prioritas utama.

3.2 DATA FORGERY

3.2.1 PENGERTIAN ILLEGAL CONTENT

Data forgery adalah data pemalsuan atau didalam cybercrime data forgery
merupakan kejahatan dengan memalsukan data pada dokumen dokumen penting
yang tersimpan sebagai scripless document melalui internet. Kejahatan ini
biasanya ditujukan pada dokumen dokumen e-commere dengan membuat seolah
seolah terjadi “salah ketik” yang pada akhirnya menguntungkan pelaku kerena
korban akan memasukkan data pribadi dan nomor kartu kredit yang dapat saja
disalahgunakan. Kejahatan jenis ini dilakukan dengan tujuan memalsukan data
pada dokumen dokumen penting diinternet. Dokumen – dokumen ini biasanya
dimiliki oleh institusi atau lembaga yang memiliki situs berbasis web database.
3.2.2 CONTOH KASUS

Pada tahun 2001, internet banking diributkan oleh kasus pembobolan


internet banking milik bank BCA, Kasus tersebut dilakukan oleh seorang mantan
mahasiswa ITB Bandung dan juga merupakan salah satu karyawan media online
(satunet.com) yang bernama Steven Haryanto. Anehnya Steven ini bukan
Insinyur Elektro ataupun Informatika, melainkan Insinyur Kimia.Ide ini timbul

12
ketika Steven juga pernah salah mengetikkan alamat website. Kemudian dia
membeli domain-domain internet dengan harga sekitar US$20 yang
menggunakan nama dengan kemungkinan orang-orang salah mengetikkan dan
tampilan yang sama persis dengan situs internet banking BCA.

Kemudian dia membeli domain-domain internet dengan harga sekitar


US$20 yang menggunakan nama dengan kemungkinan orang-orang salah
mengetikkan dan tampilan yang sama persis dengan situs internet banking BCA,
www.klikbca.com , seperti:

· wwwklikbca.com

· kilkbca.com

· clikbca.com

· klickbca.com

· klikbac.com

Orang tidak akan sadar bahwa dirinya telah menggunakan situs aspal tersebut
karena tampilan yang disajikan serupa dengan situs aslinya. Hacker tersebut
mampu mendapatkan User ID dan password dari pengguna yang memasuki sutis
aspal tersebut, namun hacker tersebut tidak bermaksud melakukan tindakan
criminal seperti mencuri dana nasabah, hal ini murni dilakukan atas-
keingintahuannya mengenai seberapa banyak orang yang tidak sadar
menggunakan situs klikbca.com, Sekaligus menguji tingkat keamanan dari situs
milik BCA tersebut.

Steven Haryanto dapat disebut sebagai hacker, karena dia telah


mengganggu suatu system milik orang lain, yang dilindungi privasinya. Sehingga
tindakan Steven ini disebut sebagai hacking. Steven dapat digolongkan dalam
tipe hacker sebagai gabungan white-hat hacker dan black-hat hacker, dimana
Steven hanya mencoba mengetahui seberapa besar tingkat keamanan yang
dimiliki oleh situs internet banking Bank BCA. Disebut white-hat hacker karena

13
dia tidak mencuri dana nasabah, tetapi hanya mendapatkan User ID dan
password milik nasabah yang masuk dalam situs internet banking palsu. Namun
tindakan yang dilakukan oleh Steven, juga termasuk black-hat hacker karena
membuat situs palsu dengan diam-diam mengambil data milik pihak lain. Hal-hal
yang dilakukan Steven antara lain scans, sniffer, dan password crackers.

Karena perkara ini kasus pembobolan internet banking milik bank BCA,
sebab dia telah mengganggu suatu system milik orang lain, yang dilindungi
privasinya dan pemalsuan situs internet bangking palsu. Maka perkara ini bisa
dikategorikan sebagai perkara perdata. Melakukan kasus pembobolan bank serta
telah mengganggu suatu system milik orang lain, dan mengambil data pihak
orang lain yang dilindungi privasinya artinya mengganggu privasi orang lain dan
dengan diam-diam mendapatkan User ID dan password milik nasabah yang
masuk dalam situs internet banking palsu.

3.2.3 FAKTOR YANG MEMOENGARUHI

- Seiring dengan perkembangan teknologi internet, menyebabkan munculnya


kejahatan dunia maya.

- Kurangnya keamanan pada situs – situs pada internet

- Tren teknologi untuk melakukan apapun melalui internet

- Seringnya masyarakat “salah ketik” dalam mencari alamat website

3.2.4 DAMPAK KASUS

- Menimbulkan rasa ketidakpercayaan kepada berita-berita di internet, khususnya


yang berbau opini

- Merugikan orang lain ataupun kelompok,baik personal ataupun


kolektif(korban)

- Menganggu sistem orang lain atau instansi yang dituju/diserang.

14
- Timbulnya berita-berita palsu (hoaxes) pasca tragedi illegal content, seperti
teori konspirasi, comedi sarcasm, dll

- Munculnya trend-trend buruk (negatif) terkait dengan konten yang dianggap


tidak wajar di suatu wilayah, yang menjadikannya semakin biasa-biasa saja
(kurang tabu) setelah rentang waktu tertentu yang (cukup lama).

3.2.5 SOLUSI

- Perlu adanya cyberlaw: Cybercrime belum sepenuhnya terakomodasi dalam


peraturan/ Undang-undang yang ada, penting adanya perangkat hukum khusus
mengingat karakter dari cybercrime ini berbeda dari kejahatan konvensional.

- Perlunya Dukungan Lembaga Khusus: Lembaga ini diperlukan untuk


memberikan informasi tentang cybercrime, melakukan sosialisasi secara intensif
kepada masyarakat, serta melakukan riset-riset khusus dalam penanggulangan
cybercrime.

- Penggunaan enkripsi untuk meningkatkan keamanan. Penggunaan enkripsi


yaitu dengan mengubah data-data yang dikirimkan sehingga tidak mudah disadap
(plaintext diubah menjadi chipertext).Untuk meningkatkan keamanan
authentication (pengunaan user_id dan password), penggunaan enkripsi
dilakukan pada tingkat socket.

15
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Di dunia ini banyak hal yang memiliki dualisme yang kedua sisinya saling
berlawanan.Seperti teknologi informasi dan komunikasi, hal ini diyakini sebagai hasil
karya cipta peradaban manusia tertinggi pada zaman ini.Namun karena keberadaannya
yang bagai memiliki dua mata pisau yang saling berlawanan, satu mata pisau dapat
menjadi manfaat bagi banyak orang, sedangkan mata pisau lainnya dapat menjadi
sumber kerugian bagi yang lain, banyak pihak yang memilih untuk tidak berinteraksi
dengan teknologi informasi dan komunikasi. Sebagai manusia yang beradab, dalam
menyikapi dan menggunakan teknologi ini, mestinya kita dapat memilah mana yang
baik, benar dan bermanfaat bagi sesama, kemudian mengambilnya sebagai penyambung
mata rantai kebaikan terhadap sesama, kita juga mesti pandai melihat mana yang buruk
dan merugikan bagi orang lain untuk selanjutnya kita menghindari atau memberantasnya
jika hal itu ada di hadapan kita.

4.2 Saran

Setiap pengguna aktif internet harus selalu waspada terhadap segala tindakan
kejahatan dunia maya yang dapat mengancam setiap waktu tanpa sadar atau
tidak.Pngguna internet harus memberikan proteksi diri terhadap data pribadi yang di
unggah kedalam media social internet atupun dalam media penyimpanan perangkat
komunikasi.Penegak hukum atas kasus kejahatan di dunia maya agar lebih tegas dalam
mengambil keputusan sanksi pidana berdasarkan hukum yang berlaku.

16

Anda mungkin juga menyukai