Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kegiatan pemboran minyak,gas dan panas bumi merupakan

pekerjaan yang membutuhkan perencanaan dan persiapan yang teliti.

Perencanaan dan persiapan perlu dilakukan secara sistematis untuk

meminimalkan masalah yang mungkin timbul saat proses pemboran.

Beberapa aspek yang perlu dijadikan pertimbangan dalam

perencanaan program pemboran adalah safety (keamanan), biaya yang

minimum, dan usable hole. Keamanan merupakan aspek terpenting diantara

yang lain. Keamanan bagi personil yang bekerja dalam proyek pemboran

merupakan prioritas utama dalam suatu perencanaan program pemboran.

Karena itu, hal yang membahayakan personal saat proses pemboran

berlangsung, seperti blow-out ataupun masalah lainnya yang menyebabkan

kerusakan dan cedera harus diminimalkan. Kemudian, biaya yang minimum

bukan berarti dilakukan perencanaan seadanya. Tetapi, perlu dilakukan

alokasi pendanaan yang tepat, sehingga rencana dibuat dengan teliti dan

program terlaksana dengan aman. Hasil akhir dari suatu proses pemboran

adalah sumur yang sesuai dengan konfigurasi perencanaan dan dapat

diproduksikan (usable hole)

Salah satu komponen yang penting untuk diperhatikan dalam operasi

pemboran yaitu Mud Logging Unit. Dimana Mud Logging Unit berfungsi

didalam mencatat data pemboran dan memonitor proses pemboran agar bisa

menjamin operasi pemboran berjalan dengan aman serta dapat mengetahui

Program Studi Teknik Perminyakan – Akademi Minyak Dan Gas Balongan Indramayu
kemungkinan kemungkina hole problema yang terjadi selama pemboran dan

mencari solusi mengatasinya.

I.2 DASAR PEMIKIRAN


Kegiatan Tugas Akhir ini diselenggarakan berdasarkan:
1. Program link and match antara dunia industri dengan perguruan
tinggi, sesuai dengan keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI.
2. Kurikulum tahun 2002 yang berlaku di Program Studi Teknik
Perminyakan Akademi Minyak Dan Gas Balongan dimana mata kuliah
mengenai Tugas Akhir merupakan mata kuliah wajib semester V.
3. Perlunya mengetahui keadaan sebenarnya yang terjadi di lapangan
sebagai aplikasi dari teori kuliah yang didapatkan di bangku kuliah.
4. Memperluas wawasan mengenai industri minyak dan gas secara
umum.

1.3 TUJUAN
Tujuan yang ingin dicapai dari Tugas Akhir ini bagi mahasiswa adalah:
1. Mengetahui kualifikasi seorang diploma lulusan Teknik
Perminyakan yang dibutuhkan dunia industri.
2. Mengenal keadaan dunia industri yang akan dihadapi sehingga
dapat melakukan persiapan sebelum terjun langsung kedalamnya.
3. Memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk memperoleh
pengalaman dalam hal engineering praktis, kemampuan berkomunikasi,
dan bersosialisasi di dalam dunia industri.
4. Memberikan kelengkapan dan pendalaman materi kuliah melalui
pengamatan langsung di lapangan sekaligus mengimplementasikan ilmu-
ilmu yang telah diperoleh di bangku kuliah.

Program Studi Teknik Perminyakan – Akademi Minyak Dan Gas Balongan Indramayu
BAB II
DESKRIPSI KEGIATAN

Untuk memberikan informasi kepada perusahaan mengenai usulan


pelaksanaan kegiatan Tugas Akhir ini, maka perlu kiranya saya jelaskan beberapa
hal penting yang merupakan usulan dari saya. Untuk menyelaraskan dengan apa
yang tersedia dan direncanakan oleh perusahaan, saya sangat mengharapkan
informasi dari perusahaan agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam pelaksanaan
Tugas Akhir nanti.
1.2 Tema Kerja Prakrek

Tema yang akan diambil dalam kerja praktek ini adalah PARAMETER
MUD LOGGING UNTUK MENGIDENTIFIKASI HOLE PROBLEM
(STUCK PIPE).
Untuk tema yang lebih spesifik dapat disesuaikan dengan yang ada

dilapangan.

1.3 Tujuan Kerja Praktek

Adapun tujuan yang hendak dicapai sehubungan dengan pelaksanaan

kerja praktek ini adalah sebagai berikut :

1.3.1 Tujuan Yang Bersifat Umum

1. Mengetahui informasi mengenai gambaran pelaksanaan

pekerjaan perusahaan atau di institusi tempat kerja praktek

berlangsung.

2. Menerapkan ilmu pengetahuan yang di dapat dari bangku

perkuliahan.

3. Untuk meningkatkan daya kreatifitas, dan keahlian.

Program Studi Teknik Perminyakan – Akademi Minyak Dan Gas Balongan Indramayu
1.3.2 Tujuan Yang Bersifat Khusus

1. Mengetahui standar operasional dan instrument mud

logging unit.

2. Memahami Parameter yang didapati pada Mud Logging

Unit.

3. Mengetahui bagaimana cara pencataan data – data

pemboran dengan mud logging unit.

4. Mengetahui system kerja mud logging unit dalam operasi

pemboran.

5. Mengetahui parameter apa saja yang digunakan dalam

mendeteksi hole problem seperti stack pipe.

1.4. Manfaat

1.4.1. Perusahaan

1. Perusahaan dapat memanfaatkan tenaga mahasiswa yang

kerja praktek dalam membantu menyelesaikan tugas-tugas untuk

kebutuhan di unit-unit kerja yang relevan.

2. Dapat diperoleh informasi mengenai kerja praktek dan

dapat dipergunakan untuk pengambilan langkah selanjutnya.

3. Perusahaan mendapatkan alternatif calon karyawan pada

spesialisasi yang ada pada perusahaan tersebut.

Program Studi Teknik Perminyakan – Akademi Minyak Dan Gas Balongan Indramayu
4. Menciptakan kerjasama yang saling menguntungkan dan

bermanfaat antara perusahaan tempat kerja praktek dengan

jurusan teknik perminyakan AKAMIGAS BALONGAN.

1.4.2. Program D3 Jurusan Teknik Perminyakan Akamigas

Balongan
1. Sebagai sarana pemantapan keilmuan bagi mahasiswa dengan

mempraktekkan di dunia kerja.


2. Sebagai sarana untuk membina network dan kerjasama dengan

perusahaan di bidang perminyakan.


1.4.3. Mahasiswa
1. Dapat mengenal secara dekat dan nyata kondisi dilingkungan

kerja.
2. Dapat mengaplikasikan keilmuan mengenai teknik perminyakan

yang diperoleh dibangku kuliah dalam praktek dan kondisi kerja yang

sebenarnya.
3. Dapat memberikan kontribusi yang positif terhadap perusahaan

tempat mahasiswa kerja praktek.

1.5 Rencana Kegiatan

1.5.1. Aktifitas

Hal-hal yang dilakukan selama proses tugas akhir ialah hal-hal

yang berkaitan dengan monitoring parameter mud logging unit.

1.5.2. Jadwal Kegiatan

Sehubungan dengan adanya jadwal kerja praktek pada semester

akhir, maka penulis mengajukan jadwal kegiatan kerja praktek di PT.

PAKARTI REKAYASA UTAMA periode kurang lebih satu bulan

Program Studi Teknik Perminyakan – Akademi Minyak Dan Gas Balongan Indramayu
dari tanggal 26 November 2016 sampai tanggal 25 Desember 2016.

2.1 MATERI
Pengertian mud logging unit

Mud logging unit merupakan suatu instrument yang digunakan didaerah

pemboran, yang berfungsi didalam mencatat data pemboran dan ,monitoring

proses pemboran. Mud logging instrumen merupakan produksi baru dengan

teknologi tinggi yang mengandung macam teknik seperti pengeboran minyak,

geologi , teknologi penginderaan, teknik microelectric, teknologi komputer,

mesin precisition, analisis kromatografi, teknologi kontainer manufaktur,

distribusi yang kuat dan teknik UPS.

Lumpur logging instrumen dapat memonitor secara terus-menerus,

menunjukkan minyak dan gas bumi selama periode pengeboran dan

memberikan penjelasan dan evaluasi untuk menunjukkan, dengan cara

mengumpulkan dan menganalisa sampel batuan, itu menetapkan lapisan

batuan secara real-time.

Mud logging unit adalah unit dalam pemboran yang berfungsi

didalam mencatat data pemboran dan monitoring proses pemboran yang

diketahui melalui cutting dan sensor-sensor yang terpasang pada peralatan

pemboran. Pada pemboran sumur, Mud Logging Unit merupakan mitra aktif

wellsite geologist dalam pengumpulan data secara maksimal. Beberapa

Program Studi Teknik Perminyakan – Akademi Minyak Dan Gas Balongan Indramayu
tujuan umum dari Mud Logging Unit adalah sebagai berikut :

 Pengoptimalan efisiensi pemboran

 Evaluasi formasi lengkap

 Peningkatan keamanan well site

Mud logging Unit bertanggung jawab dalam mengambil cutting

dan menganalisanya, mengamati dan mengukur kadar gas yang

terkandung dalam lumpur, mencatat semua parameter pemboran, sebagai

peringatan awal terhadap hole problem, membuat data teknis dan

evaluasi selama pemboran.

Mud logging unit dapat diklasifikasikan menjadi dua kategori

utama, tergantung pada metode, yaitu :

1. Off-line mud logging unit.

2. On-line mud logging unit.

Perbedaan diantara keduanya yaitu off-line mud logging unit

mencakup sejumlah panel yang terpisah. Setiap panel bekerja secara

independen dan bertanggung jawab untuk mengukur parameter yang

pasti. Tidak ada komunikasi antara panel ini. Tidak ada perhitungan

otomatis yang bisa dilakukan dan tidak ada penyimpanan data. Semua

kalibrasi panel yang dilakukan secara manual. Pada on-line mud logging

unit Operasi, kalibrasi dan pengolahan data dimulai pada titik

penginderaan dan berjalan sampai hasil akhir yang dihasilkan, sehingga

lebih banyak waktu untuk interpretasi dan monitoring, menghasilkan data

yang lebih akurat, pengolahan data yang lebih cepat, dan meningkatkan

Program Studi Teknik Perminyakan – Akademi Minyak Dan Gas Balongan Indramayu
kemanan well site. Pada mud logging unit terdapat sensor dan monitor.

I.1 Sensor
Di dalam mud logging unit terdapat beberapa klasifikasi sensor,

bisa berdasarkan pengukuran, output rate dan prinsip operasinya.

Klasifikasi dapat ditentukan berdasarkan alasan yang pasti dan tujuan

yang diinginkan. Berdasarkan prinsip kerjanya sensor dapat dibagi

menjadi :
 Digital sensor
 RPM Sensor
 SPM Sensor
 Depth dan ROP Sensor
 Analog Sensor
 Pit Sensor
 Casing Pressure Sensor
 Mud Density Sensor
 Mud Temperature Sensor
 Mud Conductivity Sensor
 Hook Load Sensor
 Stand Pipe Pressure Sensor
 Torque Sensor
 Flow Out Sensor
 Gas Trap,
 Gas Chromatograph (FID)
 Total Gas (FID)

I.2 Monitor

 Drilling Monitor
 Trip Monitor
 Pressure Monitor
 Gain Loss Monitor
 Cementing Monitor.

I.3 Monitoring mud logging unit untuk mengetahui Hole Problem

Masalah-masalah yang paling sering terjadi pada

Program Studi Teknik Perminyakan – Akademi Minyak Dan Gas Balongan Indramayu
saat operasi pemboran berlangsung. Sebagian besar materi
modul ini diambil dari beberapa artikel maupun literatur
terbaru yang pada saat ini banyak digunakan dalam industri
perminyakan.

Masalah pemboran (hole problems) secara umum dapat


diklasifikasikan menjadi 3, yaitu :Pipa Terjepit (Pipe Stuck) Sloughing
Shale, dan Hilang sirkulasi (Lost Circulation)

1.3.1 Pipa Terjepit (Pipe Stuck)


Proses pemboran tidak selalu berjalan dengan lancar
dan aman, seringkali terjadi hambatan yang dapat
mengakibatkan kerugian yang cukup besar. Yang dimaksud
dengan hambatan disini adalah hambatan yang terjadi
didalam lubang bor (downhole problem). Hambatan yang
terjadi diatas permukaan tanah dikategorikan sebagai
problem mekanis.
Pipa terjepit adalah keadaan dimana sebagian dari pipa bor atau stang bor (drill

collar) terjepit (stuck) didalam lubang bor. Jika hal ini terjadi, maka gerakan pipa akan

terhambat dan pada gilirannya dapat mengganggu kelancaran operasi pemboran.

Dalam prakteknya masalah pipa terjepit ini dapat diklasifikasikan menjadi tiga

kelompok, yaitu :

1. Differential pipe sticking.

2. Mechanical pipe sticking (jepitan mekanis).

3. Key seating

2.1. Differential Pipe Sticking

Differential pipe sticking terjadi jika perbedaan antara tekanan hidrostatik

lumpur pemboran dan tekanan formasi menjadi sangat besar, keadaan seperti ini

terjadi apabila :

Program Studi Teknik Perminyakan – Akademi Minyak Dan Gas Balongan Indramayu
1. Menembus formasi yang porous dan permeabel.

2. Lumpur terlalu berat sehingga tekanan hidrostatis lumpur jauh melebihi

tekanan formasi.

3. Lumpur yang kurang stabil (water loss tinggi, mud cake tebal).

Tanda terjadinya differential pipe sticking ini adalah tidak mungkinnya pipe

digerakkan ke atas maupun ke bawah sementara sirkulasi masih dilakukan 100%,

dimana hal ini diakibatkan karena hanya satu sisi pipa yang menempel di dinding

lubang bor. Pada keadaan jepitan yang lengkap (hal ini terjadi lebih dari satu

mekanisme) sirkulasi maupun gerakkan pipa sudah tidak bisa lagi dilakukan.

Besarnya gaya differential sangat sensitif untuk berubah dalam hal

besarnya perbedaan tekanan (Hs – Pf). Dalam operasi pemboran yang normal

diusahakan terdapat overbalance pressure antara 100 – 200 psi (6,8 – 13,6 bar).

Kenaikan overbalance pressure yang tinggi dapat ditimbulkan oleh hal-hal sebagai

berikut :

1. Kenaikan tiba-tiba di berat lumpur pemboran akan meningkatkan tekanan

hidrostatik lumpur dan pada akhirnya akan meningkatkan besarnya

overbalance pressure.

2. Pemboran yang melalui resevoir yang terdeplesi dan adanya regresi

tekanan.

Regresi tekanan terjadi apabila operasi pemboran pada saat gradien tekanan

menurun sementara tekanan lumpur pemboran tetap, untuk menahan tekanan

formasi pada formasi buatan yang berada diatasnya.

A. Pencegahan Differential Sticking


Berdasarkan faktor-faktor yang menyebabkannya differential

sticking dapat dicegah yaitu dengan :

1. Mengurangi perbedaan tekanan.

Program Studi Teknik Perminyakan – Akademi Minyak Dan Gas Balongan Indramayu
2. Mengurangi daerah kontak.

3. Menjaga rangkaian bor agar tidak statis.

4. Mengurangi faktor gesekan.

2.2 Mechanical Sticking

Pipa terjepit secara mekanis ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu

pipa terjepit karena runtuhan dan pipa terjepit karena lubang bor mengecil.

A. Pipa Terjepit Karena Runtuhan

Pipa terjepit jenis ini karena dinding lubang bor yang runtuh

(caving) yang mengisi annulus antara pipa dan dinding lubang..

1. Penyebab Dinding Lubang Runtuh

Dinding lubang runtuh dapat disebabkan oleh :

a. Formasi yang kurang kompak dan rapuh (pasir lepas, batu bara,

barrite shale).

b. Tekanan hidrostatik lumpur yang terlalu kecil.

c. Shale yang sensitif air.

Runtuhan dari dinding ini akan berkumpul di annulus dan

memegang rangkaian bor, sehingga mengakibatkan rangkaian bor

terjepit.

i. Tanda Pipa Terjepit Karena Runtuhan

Tanda telah terjadi runtuhan saat melakukan pemboran adalah sebagai berikut :

1. Cutting yang keluar bertambah banyak.

2. Cutting yang keluar besar-besaran dan bentuknya pipih.

3. Tekanan pompa lumpur naik.

4. Torsi naik.

Sebagai tanda telah terjadi pipa terjepit karena runtuhan dinding lubang

Program Studi Teknik Perminyakan – Akademi Minyak Dan Gas Balongan Indramayu
adalah sebagai berikut :

1. Rangkaian tidak bisa digerakkan, diputar dan diangkat.

2. Tekanan pompa naik secara mendadak.

ii. Pencegahan Dinding Lubang Runtuh

Mencegah runtuhnya dind ing lubang bor dapat dilakukan hal-hal sebagai berikut

1. Naikkan tekanan hidrostatik lumpur, supaya dapat menahan

dinding lubang supaya jangan runtuh.

2. Kecepatan aliran di annulus diusahakan jangan terlalu tinggi.

3. Jenis aliran di annulus harus laminer.

4. Menggunakan lumpur dengan water loss yang kecil saat

menembus formasi shale.

5. WOB diperkecil diwaktu menembus batu bara, dan sering

dilakukan reaming.

B. Pipa Terjepit Karena Lubang Bor Mengecil

Pipa terjepit dapat disebabkan karena lubang bor mengecil.

Kejadian ini biasanya terjadi pada formasi shale.

1.Penyebab Penyempitan Lubang

Shale yang sensitif air adalah shale yang mempunyai mineral clay jenis natrium

monmorillonite. Mineral ini akan menghisap air tawar, sehingga ikatan antar partikel

menjadi lemah dan mengembang. Karena tekanan overburden batuan yang terdapat

diatasnya maka lapisan shale akan bergerak ke arah lubang bor dan menyebabkan terjadi

sumbat cincin. Sumbat cincin adalah dinding lubang memegang keliling pipa, sehingga

pipa tidak dapat diangkat dan diturunkan.

Program Studi Teknik Perminyakan – Akademi Minyak Dan Gas Balongan Indramayu
Tanda Pipa Terjepit Karena Sumbat Cincin

Tanda pipa terjepit karena sumbat cincin adalah sebagai berikut :

1. Torsi naik, torsi naik karena terjadi gesekan dengan dinding lubang.

2. Tekanan pompa naik, tekanan pompa naik disebabkan aliran lumpur di

annulus sudah tertutup.

3. Rangkaian tidak bisa diangkat, rangkaian mungkin bisa diangkat untuk

panjang tertentu, tetapi selanjutnya akan terjepit karena tool joint drill pipe

atau drill collar tersebut.

Pencegahan Sumbat Cincin

Mencegah terjadinya pipa terjepit karena sumbat cincin adalah mencegah

mengembangnya formasi. Caranya yaitu sebagai berikut :

1. Menggunakan lumpur dengan water loss kecil, kalau bisa menggunakan

lumpur yang tidak memiliki water loss. Sehingga tidak ada reaksi mineral

clay dengan air dan supaya mengembang.

2. Memakai lumpur calcium lignosulfonate atau lumpur polimer. Prinsipnya

disini adalah mengurangi aktifitas unsur natrium dari clay.

3. Menggunakan lumpur minyak.

2.3 Key Seating

Pipa terjepit karena key seat terjadi pada saat mencabut rangkaian. Tool

joint drill pipe akan menyangkut pada lubang key seat sehingga rangkaian tidak

bisa dicabut.

Penyebab Key Seat

Pipa terjepit karena key seat disebabkan karena adanya dog leg.

Dog leg adalah lubang bor membelok secara mendadak atau dengan kata

Program Studi Teknik Perminyakan – Akademi Minyak Dan Gas Balongan Indramayu
lain terjadi perubahan sudut kemiringan lubang dan sudut arah lubang

secara mendadak. Drill pipe akan mengikis lubang yang bengkok secara

mendadak tersebut, sehingga terbentuk lubang yang penampangnya seperti

lubang kunci (key seat).

Penyebab dog leg bisa diakibatkan karena WOB yang terlalu

tinggi, faktor formasi (perubahan kekerasan, kemiringan lubang yang

ditembus dan formasi bergoa-goa).

Tanda-Tanda Key Seat

Sebagai tanda telah terjadi pipa terjepit karena adanya key seat

adalah sebagai berikut :

1. Rangkaian tidak bisa diangkat.

2. Tekanan pompa normal.

3. Rangkaian masih bisa diputar.

Selama pemboran drill pipe selalu dijaga dalam keadaan tension (tarik) dan pada

saat memasuki bagian dog leg drill pipe berusaha untuk menjadi lurus, sehingga

menimbulkan gaya lateral seperti yang ditunjukkan pada gambar. Gaya lateral ini

mengakibatkan sambungan sambungan drill pipe (tool joint) menggerus formasi yang

berada pada busur dog leg, dan menimbulkan lubang baru sebagai akibat diputarnya

rangakaian pemboran. Lubang baru itu disebut “Key Seat”.

2.2 PROGRAM KERJA


Perencanaan kegiatan yang akan dilakukan selama Tugas Akhir dalam jangka
waktu 1 (satu) bulan adalah sebagai berikut :

No. Jenis Kegiatan Alokasi Waktu


1. Pengenalan profil PT. PAKARTI REKAYASA 1– 2 hari
UTAMA, divisi perusahaan yang ada, dan deskripsi
kerja setiap divisi.

Program Studi Teknik Perminyakan – Akademi Minyak Dan Gas Balongan Indramayu
2. Mengadakan kegiatan inti yang telah ditentukan 15– 20 hari
sebelumnya sesuai dengan penempatan peserta di
dalam Tugas Akhir ini
3. Penyusunan laporan kegiatan selama masa Tugas Akhir 6 – 9 hari
di perusahaan ini dan menyerahkan laporan kepada
perusahaan jika diperlukan

2.3 PESERTA
Peserta yang akan mengikuti program Tugas Akhir dari Program Studi
Teknik Perminyakan Akademi Minyak Dan Gas Balongan adalah:
Nama : Irfan Naufal Juhar Hasibuan
NIM : 13010167
Telp. : 085321940456
Email : 13010167irfannaufal@gmail.com
Email Sekprod : agustinaprihantini@yahoo.co.id

2.4 METODOLOGI
Dalam melaksanakan kerja praktek, mahasiswa diharapkan mampu

melakukan studi kasus, yaitu mengangkat suatu kasus yang dijumpai ditempat

kerja praktek menjadi suatu kajian sesuai dengan bidang keahlian yang ada,

ataupun melakukan pengamatan terhadap kerja suatu proses atau alat untuk

kemudian dikaji sesuai dengan bidang keahlian yang dimiliki.

Untuk mendukung kerja praktek dan kajian yang akan dilakukan, maka

dapat dilakukan beberapa metode pelaksanaan, antara lain :

3.1. Orientasi Lapangan

Program Studi Teknik Perminyakan – Akademi Minyak Dan Gas Balongan Indramayu
Dimana data yang di peroleh dari penelitian secara langsung

tentang peranan mud logging dalam medeteksi hole problem (tack pipe).

Bedasarkan penelitian itulah penulis mendapatkan data - data yang akan

menjadi sumber data dalam pembuatan laporan.

3.2. Metode Wawancara

Data – data yang di dapat dari konsultasi langsung dengan

pebimbing lapangan maupun dengan operator yang bersangkutan.

3.3. Study Literature

Merupakan data yang diperoleh dari buku - buku atau hand book

sebagai bahan tambahan dalam penyusunan laporan yang berkaitan dengan

topik yang di tulis.

2.5 DIAGRAM ALIR

Pengumpulan Data

Data Sumur : Data Lumpur : Data Pemboran:


Tekanan, Suhu, Volume, Densitas, Drilling Paramater,
Struktur Lapisan Viskositas, Rheology, Sensor, Monitoring,
Formasi Filtrasi, Mud Cake, Sand Cutting
Content

Program Studi Teknik Perminyakan – Akademi Minyak Dan Gas Balongan Indramayu
Analisa Parameter Pemboran
untuk Mengidentifikasi Stuck

Berdasarkan MLU Teoritis Berdasarkan MLU Operasional

Analisa Perubahan Drilling Perbandingan Drilling Paramater


Paramater Ketika Terjadi Stuck sebelum terjadi Stuck dengan
sesudah Stuck

Hasil

Penanggulangan Hole Memperbaiki Operasi Pemboran


Problem (Stuck) dengan Menyusaikan Kondisi
Lubang Bor
BAB III
PENUTUP

Demikianlah proposal usulan kegiatan Tugas Akhir yang direncanakan


akan dilakukan di PT. PAKARTI REKAYASA UTAMA. Saya berharap agar
usulan kegiatan ini mendapat sambutan yang baik dari pihak perusahaan. Melihat
keterbatasan dan kekurangan yang saya miliki, maka saya sangat mengharapkan
bantuan dan dukungan baik moral maupun materil dari pihak perusahaan untuk
melancarkan Tugas Akhir ini.
Bantuan yang sangat saya harapkan dalam pelaksanaan Tugas Akhir ini

Program Studi Teknik Perminyakan – Akademi Minyak Dan Gas Balongan Indramayu
adalah :
1. Adanya bimbingan selama Tugas Akhir.
2. Kemudahan dalam mengadakan penelitian atau mengambil data-
data yang diperlukan.
3. Kemudahan untuk menanyakaan hal hal yang belum dipahami oleh
mahasiswa.
4. Kemudahan transportasi, akomodasi dan tempat tinggal.
Akhir kata saya ucapkan banyak terima kasih atas perhatian dan bantuan
dari PT. PAKARTI REKAYASA UTAMA.

Peserta Kegiatan,

Irfan Naufal Juhar H


13010167

Program Studi Teknik Perminyakan – Akademi Minyak Dan Gas Balongan Indramayu

Anda mungkin juga menyukai