Anda di halaman 1dari 33

KONTRAK KERJASAMA JASA PEMBORONGAN

PEKERJAAN PENGEBORAN SUMURMINYAK


DI LAPANGAN WONOCOLO
Antara
PT. MULTI PRIMA KARYA
Dengan
PT. ZARA BORINDO NUSANTARA

Nomor : 011/PMK-JKT/002/V/2014
Pada hari Rabu tanggal dua puluh sembilan bulan Januari, Tahun Dua ribu empat
belas (29-01-2014) bertempat di Jakarta.Telah dibuat dan ditandatangani perjanjian
kerjasama oleh dan antara:
Edhi Baratajaya:

Direktur Utama PT.MULTI PRIMA KARYA, Jl.Arabika II


Blok W 5-6, Pondok Kopi, Jakarta Timur 13460
disebut PIHAK PERTAMA

Hasnil Hawadis :

Direktur Utama PT. ZARA BORINDO NUSANTARAyang


berkedudukan di Menara Gracia Lt.2, Jl. HR. Rasuna
Said Kav C-17, Jakarta Selatan 12940 selanjutnya dalam
Perjanjian Kerjasama ini disebut PIHAKKEDUA.

Bersama dengan ini PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUAtelah menyatakan


sepakat untuk mengadakan Kontrak Kerjadengan ketentuan sebagai berikut :
Kedua belah pihak terlebih dahulu menerangkan sebagai berikut

1. Bahwa PT.MULTI PRIMA KARYA adalah PERUSAHAAN yang melakukan


kegiatan operasi Perminyakan di lapangan tua di kecamatan Kedewan,
Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur.
2. Bahwa PIHAK KEDUA adalah KONTRAKTOR yang memiliki kapasitas,
Kompetensi pengalaman dan nama baik yang melakukan kegiatan Drilling
dan siap, bersedia serta mampu untuk menyedikan jasa Drilling, dimana
termasuk Personel dan unit Drilling yang diperlukan untuk keperluan
pelaksanaan kegiatan Drilling tersebut.
3. Bahwa PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA sepakat untuk melakukan
perjanjian kerjasama dalam hal pekerjaan Drilling sumur minyak di kecamatan
Kedewan, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, dan selanjutnya disebut
PEKERJAAN.
4. PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA selanjutnya secara bersama sama
disebut PARA PIHAK.

Page 1 of 33
PIHAK
PERTAMA

PIHAK
KEDUA

PARA PIHAK mengadakan kerjasama dalam hal jasa pemborongan pekerjaan Twin
Drilling sumur minyak di kecamatan Kedewan, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur.
dengan ketentuan dan syarat syarat sebagai berikut :
Pasal 1
MAKSUD dan TUJUAN
Maksud dan tujuan pekerjaan ini adalah :
PIHAK PERTAMA bermaksud untuk melakukan Twin Drilling sumur minyak di
kecamatan Kedewan, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, dengan ruang lingkup
PEKERJAAN dan spesifikasi yang terlampir pada LAMPIRAN A perjanjian ini.
Tujuan PEKERJAAN ini adalah untuk mengubah Sumur Minyak tersebut menjadi
Sumur Produksi Minyak.
Pasal 2
DEFINISI DAN DOKUMEN DOKUMEN PERJANJIAN
1. Istilah istilah dan singkatan singkatan yang dipergunakan dalam perjanjian
ini dan atau dalam dokumen dokumen yang merupakan satu kesatuan
dengan perjanjian ini wajib ditafsirkan maksud dan artinya sebagai berikut :
a. PERJANJIAN : adalah kesepakatan tertulisantara PIHAK PERTAMA
dengan PIHAK KEDUA yang didalamnya mengatur hak dan kewajiban
PARA PIHAK, mengenai pekerjaan Twin Drilling sumur minyak di
kecamatan Kedewan, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur.
b. INSTRUKSI TERTULIS : adalah surat Perintah Kerja Drilling minyak atau
berita acara mulai pekerjaan yang ditandatangani oleh Direksi PIHAK
PERTAMA.
c. LOKASI PEKERJAAN : adalah tempat dilaksanakannya PEKERJAAN,
yaitu di kecamatan Kedewan, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur.
d. KEADAAN KAHAR : adalah suatu kejadian dan keadaanyang terjadi
diluar kuasa atau kontrol PARA PIHAK yang mengikatkan diri dalam
PERJANJIAN yang mengakibatkan PIHAK yang menyatakan tidak dapat
melaksanakan seluruh atau sebagian kewajibannya berdasarkan
PERJANJIAN. Keadaan kahar termasuk tetap tidak terbatas pada
bencana alam / act of god ( antara lain banjir, gempa bumi, tsunami, angin
topan, gunung meletus, tanah longsor atau wabah penyakit ), peperangan,
kerusuhan, sabotase atau revolusi.
e. KELALAIAN : adalah tindakan yang bertentangan atau kegagalan untuk
mematuhi sebagian atau keseluruhan ketentuan ketentuan dalam
Page 2 of 33
PIHAK
PERTAMA

PIHAK
KEDUA

PERJANJIAN atau peraturan perundang undangan yang berlaku di


wilayah hukum Republik Indonesia, namun tidak terbatas pada ketentuan
kaidah, program, maupun standar yang berlaku di bidangminyak dan gas
bumi (best oilfield practices), serta aspek Kesehatan Keselamatan Kerja
dan Lindungan (Health, Safety and Environment) yang berlaku
dilingkungan PIHAK PERTAMA.
f. PERSONEL PIHAK PERTAMA adalah orang yang dipekerjakan oleh
PIHAK PERTAMA yang secara langsung maupun tidak langsung
mendukung pelaksanaan PEKERJAAN.
g. PERSONEL PIHAK KEDUA adalah orang yang dipekerjakan oleh PIHAK
KEDUA yang secara langsung maupun tidak langsung mendukung
pelaksanaan PEKERJAAN.
h. PIHAK KETIGA adalah semua pihak yang bukan bagian dari PIHAK
PERTAMA atau PIHAK KEDUA.
2. Lampiran lampiran di bawah ini adalah bagian integral dari PERJANJIAN,
yaitu :
Lampiran A : Lingkup PEKERJAAN
Lampiran B : Ketentuan Pembayaran, Pajak, Asuransi dan Jaminan
Pelaksanaan
Lampiran C : Sanksi dan Denda / Pinalti
Lampiran D : Sistem Managemen HSE Kontraktor
3. PARA PIHAK sepakat untuk mengesampingkan segala bentuk kesepakatan
kesepakatan dan persetujuan persetujuan baik yang dilakukan secara lisan
maupun tertulis yang pernah ada sebelum ditandatanganinya PERJANJIAN
ini.
Pasal 3
JANGKA WAKTU PERJANJIAN DAN PELAKSANAAN PERJANJIAN
1. Perjanjian ini berlaku sejak ditandatangani oleh PARA PIHAKsehingga batas
waktu yang ditentukan kemudian kecuali terjadi hal hal sebagai berikut.
a. Disepakati PARA PIHAK untuk diakhiri lebih awal
b. Pekerjaan sudah selesai sebelum waktunya
2. Jangka waktu pelaksanaan PEKERJAAN setiap sumur yang di drilling
sampai tercapainya kedalaman yang dimaksud dalam kontrak perjanjian
kerjasama pengeboran sumur minyak, tidak termasuk waktu mobilisasi dan
perpindahan dari sumur ke sumur berikutnya.

Pasal 4
Page 3 of 33
PIHAK
PERTAMA

PIHAK
KEDUA

PENGALIHAN PERJANJIAN DAN PEKERJAAN


1. PIHAK KEDUA tidak diperkenankan mengalihkan PERJANJIAN kepada
PIHAK KETIGA
2. Dalam melaksanakan PEKERJAAN sesuai PERJANJIAN ini, PIHAK
KEDUA tidak diperkenankan mengalihkan seluruh atau sebagian
PEKERJAAN utama kepada PIHAK KETIGA
3. PIHAK KEDUA tidak diperkenankan mengalihkan PEKERJAAN di luar
PEKERJAAN utama, baik sebagian atau seluruhnya kepada subkontraktor,
sebagaimana diuraikan pada lampiran A, kecuali terlebih dahulu memperoleh
persetujuan tertulis PIHAK PERTAMA
4. Apabila terjadi pengalihan PEKERJAAN sesuai dengan PASAL 4 butir 3
diatas, PIHAK KEDUA tetap bertanggung jawabpenuh atas kualitas
PEKERJAAN yang dilaksanakan oleh subkontraktornya, sehingga tidak
menyebabkan terhambatnya penyelesaian PEKERJAAN sesuai ketentuan
PERJANJIAN ini, dan PIHAK KEDUA membebaskan serta mengganti rugi
PIHAK PERTAMA atas segala tuntutan, klaim atau gugatan ganti kerugian
dari subkontraktor PIHAK KEDUA sehubungan dengan pelaksanaan
PEKERJAAN.
Pasal 5
NILAI PERJANJIAN
1. Nilai jasa pekerjaan Twin Drilling Kedalaman 350 meter/sumur ( tiga ratus
lima puluh meter per sumur ) VOLUME PEKERJAAN ini adalah sebesar Rp
946.500.000- (Sembilan Ratus Empat Puluh Enam Juta Lima Ratus Ribu
Rupiah) tidak termasuk PPN dan dipotong PPH sesuai aturan yang berlaku.
2. Jumlah PEKERJAAN akan dilakukan pada 5 (lima) sumur minyak di LOKASI
PEKERJAAN
3. Untuk kelebihan kedalaman dari kontrak yang telah disepakati yaitu sebesar
350 (tiga ratus lima puluh) meter, akan dikenakan biaya tambahan yang
dihitung secara proporsional yaitu sebesar Rp.2.700.000/meter (rupiahper
meter), sampai dengan kedalaman maksimal 450 meter.
Pasal 6
PERNYATAAN DAN JAMINAN PIHAK KEDUA SERTA
HAK DAN KEWAJIBAN PARA PIHAK

PERNYATAAN DAN JAMINAN PIHAK KEDUA

1. PIHAK KEDUA menyatakan dan menjamin akan melaksanakan PEKERJAAN


sesuai dengan keseluruhan ketentuan ketentuan dalam PERJANJIAN dan
peraturan perundang undangan yang berlaku diwilayah hukum Republik
Indonesia, namun tidak terbatas pada ketentuan kaidah, program, maupun
standar yang berlaku dibidang minyak dan gas bumi ( best oil field practices ),
Page 4 of 33
PIHAK
PERTAMA

PIHAK
KEDUA

serta aspek Kesehatan,Keselamatan, Kerja dan Lingkungan ( Health, Safety and


Environment ) yang berlaku dilingkungan PIHAK PERTAMA.
2. PIHAK PERTAMA menyatakan dan menjamin telah mengerti dan memahami
kondisi LOKASI PEKERJAAN dan oleh karenanya telah mengantisipasi resiko
resiko yang akan timbul dalam PELAKSANAANPEKERJAAN sehubungan
dengan kondisi PEKERJAAN.
3. PIHAK KEDUA menyatakan dan menjamin bahwa PERSONEL PIHAK KEDUA
telah dilengkapi dengan sertifikat yang diperlukan dan diberi pelatihan, yang
merujuk pada LAMPIRAN E, serta pemahaman yang komprehensif sehubungan
dengan pelaksanaan PEKERJAAN, namun tidak terbatas terhadap resiko
resiko yang berhubungan dengan Kesehatan, Keselamatan Kerja dan
Lingkungan ( health, Safety and Environment )
4. Dalam hal PIHAK KEDUA menyediakan peralatan untuk melaksanakan
PEKERJAAN, maka PIHAK KEDUA menyatakan dan menjaminbahwa semua
peralatan yang disediakan untuk pelaksanaan PEKERJAAN telah memenuhi
standaryang berlaku di bidang minyak dan gas bumi ( best oilfield practices ),
serta aspek Kesehatan, Keselamtan Kerja dan Lingkungan ( Health, Safety and
Environment ) dan layak dipergunakan
Kewajiban PIHAK KEDUA
5. PIHAK KEDUA wajib melaksanakan PEKERJAAN seperti yang diuraikan pada
lingkup PEKERJAAN yang tercantum pada LAMPIRAN A ini secara
professional, sesuai dengan praktek praktek yang diterima secara umum.
6. PIHAK KEDUA wajib memperoleh dan menjaga keberlakuan lisensi, ijin,
pendaftaran dan dokumen lainnya yang diperlukan untuk PELAKSANAAN
PEKERJAAN dari semua instansi PEMERINTAH, baik local, propinsi maupun
Nasional.
7. PIHAK KEDUA bertanggung jawab dan menyediakan langkah langkah
pengamanan yang layak untuk material, peralatan, PERSONEL PIHAK KEDUA,
dan fasilitas sendiri dan atau yang dimiliki PIHAK PERTAMA yang digunakan
oleh maupun berada dalam penguasaan atau pengawasan PIHAK KEDUA.
8. PIHAK KEDUA bertanggung jawab serta membebaskan PIHAK PERTAMA dari
setiap klaim, tuntutan, gugatan dari PERSONEL PIHAK KEDUA sehubungan
dengan pekerjaan.
9. Atas permintaan tertulis PIHAK PERTAMA, PIHAK KEDUA diwajibkan
mengganti PERSONEL-nya dalam hal :
1. Dinilai kurang mampu/kurang cakap dalam melaksanakan PEKERJAAN
2. Mangkir/tidak masuk kerja tanpa mendapatkan ijin terlebih dahulu,atau
3. Melakukan tindakan melanggar ketertiban umum, melanggar hukum,
melanggar ketentuan K3LL, dan melakukan tindakan yang mengakibatkan
hambatan/kendala operasi PIHAK PERTAMA, PERSONEL PIHAK
KEDUA, pengganti wajib sudah ada di LOKASI PEKERJAAN dan siap
untuk melaksanakan PEKERJAAN dalam jangka waktu paling lambat 2 x
24 jam setelah menerima pemberitahuan tertulis dari PIHAK PERTAMA.
Kewajiban PIHAK PERTAMA :
10. PIHAK PERTAMA wajib melengkapi semua dokumen perijinan dan legalitas
terkait
Page 5 of 33
PIHAK
PERTAMA

PIHAK
KEDUA

dengan keabsahan PIHAK PERTAMA sebagai pengelola/pelaksana


penambangan dilokasi pengeboran dan membebaskan PIHAK KEDUA dari
segala tuntutanyang terkait dengan masalah legalitas
11. PIHAK PERTAMA wajib menyediakan semua informasi dan data yang memadai
dan dianggap perlu untuk pelaksanaan PEKERJAAN selama waktu
PERJANJIAN.
12. PIHAK PERTAMA wajib menyediakan fasilitas yang menjadi tanggung jawab
PIHAK PERTAMA sesuai Lampiran A
13. PIHAK PERTAMA wajib membayar pada PIHAK KEDUA untuk seluruh
pelaksanaan PEKERJAAN yang telah dilaksanakan dan diterima dengan baik
oleh PIHAK PERTAMA berdasarkan PERJANJIAN ini dengan ketentuan
sebagaimana diuraikan dalam Lampiran A dan Lampiran B
Pasal 7
TATA CARA PEMBAYARAN
Tata cara pembayaran dan ketentuan lainnya yang terkait dengan pembayaran
diatur secara rinci dalam lampiran B
Pasal 8
PAJAK DAN PUNGUTAN PUNGUTAN LAINNYA
1. PIHAK PERTAMA wajib bertanggung jawab atas dan akan menanggung dan
membayar setiap dan semua pajak serta pembebanan pembebanan lain yang
dikenakan atas, timbul dari atau yang berkaitan dengan pelaksanaan
PEKERJAAN, yang dipungut dan ditaksir pada setiap waktu, baik menurut
undang - undang serta peraturan yang berlaku mulai tanggal berlakunya
PERJANJIAN sebagaimana diatur dalam Pasal 3 atau yang diundangkan
sesudah itu oleh setiap juridikasi, instansi pemerintah.
2. Ketentuan mengenai pajak dan pungutanpungutan lainnya secara rinci diatur
dalam Lampiran B
Pasal 9
PEMBATALAN PERJANJIAN
1. Atas permohonan salah satu pihak sebagai pemohon ( PIHAK PERTAMA atau
PIHAK KEDUA ) dan berdasarkan persetujuan kedua belah pihak, perjanjian ini
dapat dibatalkan sebelum berakhirnya jangka waktu perjanjian sebagaimana
tersebut pada pasal 6 perjanjian ini
2. Permohonan pembatalan perjanjian sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1 )
pasal ini harus disampaikan oleh pemohon kepada pihak lainnya secara tertulis
disertai alasan alasan yang mendasarinya paling lambat 1 ( satu ) bulan
sebelum tanggal pembatalan perjanjian.
Pasal 10
Page 6 of 33
PIHAK
PERTAMA

PIHAK
KEDUA

FORCE MAJEURE
1. Masing masing pihak dibebaskan dari tanggung jawab atas keterlambatan
atau kegagalan dalam memenuhi kewajiban yang tercantum dalam perjanjian
ini, yang disebabkan atau diakibatkan oleh kejadian di luar kekuasaan masing
masing pihak yang digolongkan sebagai Force Majeure.
2. Peristiwa yang dapat digolongkan Force Majeure adalah : adanya bencana alam
seperti gempa bumi, taufan, banjir atau hujan terus menerus,wabah penyakit,
adanya perang, peledakan, sabotase, revolusi, pemberontakan, huru hara,
adanya tindakan pemerintahan dalam bidang ekonomi dan moneter yang secara
nyata berpengaruh terhadap pelaksanaan perjanjian ini.
3. Apabila terjadi Force Majeure maka pihak yang lebih dahulu wajib
memberitahukan kepada pihak lainnya selambat lambatnya dalam waktu 2
( dua ) hari setelah terjadinya Force Majeure.
4. Keadaan kahar/force Majeure sebagaimana dimaksud pada ayat ( 2 ) pasal ini
tidak menghapuskan atau mengakhiri perjanjian ini. Setelah keadaan
kahar/force Majeure berakhir dan kondisi masih memungkinkan kegiatan dapat
dilksanakan oleh PARA PIHAK maka PARA PIHAK akan melanjutkan
pelaksanaan perjanjian ini sesuai dengan ketentuan ketentuan yang diatur
dalam perjanjian ini
Pasal 11
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
1. Apabila dalam pelaksanaan perjanjian ini diantara kedua belah pihak terdapat
perselisihan atau ketidaksesuaian pendapat, maka akan diselesaikan dengan
musyawarah untuk mufakat.
2. Apabila musyawarah sebagaimana dimaksud dalam ayat ( 1 ) pasal initidak
tercapai, PARA PIHAK sepakat untuk menyerahkan perselisihan yang timbul
pada Badan Arbitrase Nasional Indonesia atau Kontor Pengadilan Negri Jakarta
Selatan untuk diselesaikan menurut peraturan perundang undangan yang
berlaku.

Pasal 12
KETENTUAN LAIN
1. Hal hal lain yang belum diatur atau belum cukup diatur di dalam perjanjian ini
akan diatur lebih lanjut dalam bentuk addendum yang merupakan satu
kesatuan utuh yang tidak terpisahkan dari perjanjian ini.

Page 7 of 33
PIHAK
PERTAMA

PIHAK
KEDUA

2. Semua pemberitahuan dan komunikasi lain berdasarkan perjanjian ini harus


dibuat secara tertulis diserahkan langsung, surat pos tercatat atau jasa kurir
dengan tanda terima yang jelas di alamat sebagai berikut :

a. PT. MULTI PRIMA KARYA, Jl.Arabika II Blok W 5-6, Pondok Kopi,


Jakarta Timur 13460
b. PT. ZARA BORINDO NUSANTARA yang berkedudukan di Menara
Gracia Lt.2, Jl. HR. Rasuna Said Kav C-17, Jakarta Selatan 12940.
3. Perjanjian kerjasama ini dibuat dalam rangkap dua masing masing mempunyai
kekuatan hukum yang sama dan bermeterai cukup serta ditandatangani oleh
PARA PIHAK.

Jakarta, 9 Juni 2014

PIHAK PERTAMA

PIHAK KEDUA

PT.MULTI PRIMA KARYA

BORINDO NUSANTARA

Edhi Baratajaya
Presiden Direktur

Hasnil Hawadis
Direktur Utama

Page 8 of 33
PIHAK
PERTAMA

PIHAK
KEDUA

LAMPIRAN A.1
LINGKUP DAN SYARAT-SYARAT PEKERJAAN
1. LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA meliputi
kegiatan :
1) Melaksanakan pekerjaan persiapan pemboran sumur twin meliputi :
Mempersiapkan lokasi (pembersihan sekitar lokasi, pembuatan cellar
dan bak lumpur pemboran)
Membuat pengamanan di sumur-sumur terdekat untuk mencegah
semburan lumpur akibat dilakukannya pengeboran sumur twin.
2) Melaksanakan pekerjaan pemboran sumur twin meliputi :
Rig up:
Membuat lubang 17 1/2 untuk set-up Casing stop pipe 14
Lubang hingga kedalaman 5 meter
Penyemenan 14 Casing sebagai stop pipe
Pemasangan Over flow
Membuat lubang 12 1/4 dengan memakai Tricone Bit 12 1/4 dari
0 - 80 meter
Instal pipa Casing conductor 9 5/8
Melakukan penyemenan Casing conductor 9 5/8
Tunggu semen kering

Lubang 8 1/2 untuk Casing 7 1/16


Membuat lubang 8 1/2 dengan memakai8 1/2 dari 80 350
meter.
Sirkulasi mud sampai benar-benar lubang Sumur Bor bersih
Cabut Drill Pipe
Melakukan Electrical Logging : Gamma Ray, Caliper, Resistivity,
Density dan SP Log.
Instal Pipa Casing Produksi dan Screen sesuai analisa Logging.
Sirkulasi dengan air asin sampai benar-benar Lumpur Bersih dan
Fluida yang keluar adalah benar-benar Fluida dari dalam Formasi
( Minyak Mentah )
Pelepasan BOP
Tutup Lubang Well Head dengan Flange
Rig Down
Pembersihan lokasi dari kotoran

2. PERSYARATAN TEKNIS PEKERJAAN


1) Pekerjaan pemboran sumur twin dapat dilaksanakan setelah mendapat
perintah dari Pengawas PIHAK PERTAMA
2) Hasil pekerjaan pemboran sumur twin dapat dinyatakan baik, disetujui dan
diterima apabila telah dilakukan evaluasi dan pengecekan dari Pengawas
PIHAK PERTAMA
Page 9 of 33
PIHAK
PERTAMA

PIHAK
KEDUA

3. PERALATAN KERJA
1) Peralatan pemboran sumur twin meliputi :
Rig
Mud Pump
Drill Pipe
Peralatan Pancing sesuai kebutuhan
BOP
Perlengkapan Pemadam Api dan peralatan safety yang lain.
2) Semua peralatan kerja yang disediakan PIHAK KEDUA harus sesuai
dengan standar dan peruntukannya
3) Peralatan yang dikirim ke Lokasi Pekerjaan harus diinspeksi, dipersiapkan
didokumentasikan sesuai dengan standar wajib dan spesifikasi yang
berlaku
4) Peralatan kerja harus sudah tersedia di lokasi kerja ketika PIHAK KEDUA
memulai pekerjaan
5) PIHAK KEDUA dapat menggunakan peralatan PIHAK PERTAMA dengan
kontrol untuk pekerjaan pemboran sumur twin, dan harus menyimpan,
bertanggung jawab, memelihara dan menggunakan barang-barang
tersebut dengan hati-hati, PIHAK KEDUA harus mengembalikan kepada
PIHAK PERTAMA setiap barang yang dipergunakan dalam keadaan
seperti semula dengan pengecualikan keausan dan kemerosotan yang
wajar karena pemakaian.
6) Jika terjadi kerusakan pada peralatan kerja, PIHAK KEDUA harus segera
memperbaikinya dan mengusahakan agar peralatan tersebut dapat
dioperasikan kembali dengan segera.
7) Peralatan kerja habis pakai (consumable) seperti kain lap, amplas, minyak
hidrolik dan lain-lain menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA dan sudah
masuk dalam hitungan biaya.
4. PENYEDIAN MATERIAL / INSTALASI SUMUR
1) PIHAK PERTAMA menyediakan material instalasi sumur apabila
diperlukan untuk instalasi sumur twin.
2) Material untuk pekerjaan pemboran sumur twin disediakan oleh PIHAK
KEDUA termasuk tetapi tidak terbatas material sebagai berikut : air untuk
sirkulasi/ injeksi untuk mengawasi water loss.
3) Material yang dikirim PIHAK PERTAMA untuk instalasi sumur harus
diinspeksi, dipersiapkan, ditandai dan didokumentasikan sesuai dengan
standar industri wajib dan spesifikasi yang berlaku.
4) Material instalasi yang disediakan oleh PIHAK PERTAMA harus tersedia
dilokasi pekerjaan pada saat akan dilaksanakan pemasangan instalasi
sumur, antara lain :
a. Air
b. Casing 14, Casing 9 5/8,casing 7 1/16 Casing Well Head, Adaptor
spoll 9 5/8 to 11
c. Electrical Logging Pompa Sub Mersibel (ESP 175) dan aksesories
d. Air asin

Page 10 of 33
PIHAK
PERTAMA

PIHAK
KEDUA

LAMPIRAN A.2
KETENTUAN-KETENTUAN KHUSUS PEKERJAAN
1) TENAGA KERJA
1) Untuk mendukung dan memberikan pelayanan yang komperhensif,
PIHAK KEDUA harus mempunyai / menyediakan tenaga kerja lapangan
yang terdiri dari Manager Operasi/Rig, Rig superintendent, Toolpusher,
Driller, Derickman, Florrman, Roustabout, Mechanic, Electric, Driver,
Administrasi dengan ketentua sebagai berikut :
a) Manager Operasi / Rig
Bertanggung jawab terhadap seluruh operasi dan koordinasi
pekerjaan Drilling sumur minyak
Memahami hal-hal teknis yang berhubungan dengan pekerjaan
drilling sumur minyak
Mampu mengatasi kejadian yang bersifat umum dan darurat yang
mungkin dapat terjadi pada pekerjaan reaktivasi sumur
b) Rig Superintendent
Bertanggung jawab terhadap seluruh operasi rig tepat guna
Memahami hal-hal yang bersifat teknis tentang peralatan rig tepat
guna dan kaidah teknis drilling sumur minyak
Mengkoordinir fungsi-fungsi dibawahnya berkaitan dengan
pekerjaan drilling sumur minyak.
c) Petugas K3L (HSE Officer)
Memiliki pengalaman sebgai Petugas K3L minimal 3 (tiga) tahun
Bertanggung jawab untuk memastikan implementasi Rencana
Kesehatan, Keselamatan Kerja dan Lingkungan yang dibuat oleh
perusahaan dan subkontrktor, selam proyek berlangsung.
Sebagaimana fungsi pengawasan pelaksanaan K3L dilapangan
harus secara aktif memperingatkan, mengontrolseluruh personel di
lokasi kerja untuk patuh kepada ketentuan Keselamatan Kerja dan
Lindungan Lingkungan dan menjaga agar tidak terjadi kecelekaan
kerja.
Membuat laporan secara rutin kepada HSE Manager PIHAK
KEDUA, seluruh implementasi K3L selama proyek berlangsung,
kejadian near miss, incident atau accident yang terjadi dilapangan.
d) Toolphuser
Memiliki kompetensi sebagai Toolphuser berpendidikan minimal D3
Memiliki pengalaman sebagai Toolphuser minimal 3 (tiga) tahun
Bertanggung jawab membantu Rig Superintendent untuk seluruh
operasi peralatan drilling sumur minyak
Bertanggung jawab mengontrol peralatan dan ketersediaan material
dan spare part peralatan untuk kelancaran pekerjaan drilling sumur
minyak
Memahami hal-hal yang besifat teknis seluruh peralatan drilling
sumur minyak

Page 11 of 33
PIHAK
PERTAMA

PIHAK
KEDUA

Mendata dan menginfentaris seluruh peralatan drilling sumur


minyak, membuat laporan kondisi peralatan secara rutin kepada Rig
Superintendent.
e) Driller
Berjumlah 1(satu) orang masing-masing shift kerja
Memiliki kompetensi sebagai Driller berpendidikan minimal D3
Memiliki pengalaman sebagai Driller minimal 3(tiga) tahun
Bertanggung jawab mengoperasikan peralatan rig tepat guna untuk
drilling sumur minyak
Memberikan pengawasan dan instruksi kepada fungsi dibawahnya
untuk setiap tugas program drilling sumur yang dilaksanakan
Melaporkan kepada Toolphuser dengan segera kerusakan peralatan
rig tepat guna
f) Derikman
Berjumlah 1(satu) orang masing-masing shift kerja.
Memiliki kompetensi sebagai Derickman berpendidikan minimal
SMK/SMA
Memilki pengalaman sebagai Derickman minimal 3(tiga) tahun
Bertanggung jawab sebagai pengawas menara dan lantai bor
memastikan semua instruksi Juru Bor / Driller dilaksanakn dengan
benar dan aman.
Memastikan semua peralatan kerja dalam kondisi dapat
dipergunakan dengan baik dan aman
g) Floorman
Berjumlah 2(dua) orang masing-masing shift kerja
Berpendidikan SMK / SMA
Memiliki pengalaman sebagai floorman minimal 2(dua) tahun
Bertanggung jawab mengoperasikan peralatan-peralatan pada lantai
bor, bekerja sama dengan team dengan baik mengikuti instruksi juru
bor(Driller)
h) Raustabout
Berjumlah 2(dua) orang masing-masing shift kerja
Berpendidikan SMK / SMA
Memiliki pengalaman sebagai Raustabout minimal 1(satu) tahun
Bertanggung jawab membantu Floorman, bekerja mengikuti instruksi
Driller
i) Chief Mekanik
Berjumlah 1(satu) orang
Berpendidikan minimal SMK mesin
Memiliki pengalaman sebagai Mekanik minimal 2(dua) tahun
Bertanggung jawab untuk pemeliharaan dan perbaikan seluruh
mesin yang dipergunakan dalam mendukung pekerjaan reaktivasi
sumur
2) PIHAK KEDUA harus memperkerjakan sejumlah tenaga kerja ahli dan
terampil serta memnuhi persyaratan kualifikasi, tenaga kerja yang tidak
Page 12 of 33
PIHAK
PERTAMA

PIHAK
KEDUA

membutuhkan keahlian khusus (misalnya sekuriti dll) maka PIHAK


KEDUA harus menggunakan tenaga kerja lokal dan disetujui oleh PIHAK
PERTAMA
3) Jika PIHAK PERTAMA berpendapat, bahwa seorang atau lebih dari
tenaga PIHAK KEDUA bersikap atau berkelakuan sedemikian rupa,
sehingga membuat kehadirannya tidak diinginkan dalam daerah operasi
PIHAK PERTAMA, maka PIHAK PERTAMA akan memberitahukan PIHAK
KEDUA secara tertulis mengenai hal tersebut beserta alasannya, dari
PIHAK KEDUA harus segera menggantinya dengan tenaga lain yang
sesuai paling lambat 2 x 24 jam, atas biaya PIHAK KEDUA
4) PIHAK KEDUA bertanggung jawab sepenuhnya terhadap penyediaan
semua tenaga kerja PIHAK KEDUA, termasuk didalamnya gaji, mess,
transportasi, makanan, pemeliharaan kesehatan, cuti, asuransi, dan
kebutuhan lainnya.
5) Semua tenaga kerja PIHAK KEDUA yang dipekerjakan dalam pekerjaan
borongan ini harus patuh dan taat dalam melaksanakan setiap perintah
kerja yang diberikan oleh pengawas PIHAK PERTAMA. Apabila
melanggar ketentuan tata tertib dan terlibat dalam tindak pidanamaka
pekerja akan dikembalikan ke PIHAK KEDUA.
6) PIHAK KEDUA berkewajiban menempatkan tenaga kerjanya ditempat
pekerjaan yang bisa siaga 24 jam sehari 7 hari seminggu.
7) PIHAK KEDUA wajib menunjuk seorang wakil yang sah (Manager
Operasi/Rig) dan diberi wewenang untuk menerima instruksi dan
bertindak atas nama PIHAK KEDUA, harus tinggal di pangkalan operasi
disekitar Lokasi Kerja dan mudah dihubungi setiap saat oleh Pengawas
PIHAK PERTAMA.
8) Penggantian tetap atau sementara Wakil PIHAK KEDUA harus
diberitahukan secara Tertulis kepada PIHAK PERTAMA sebelum
penggantian dilakukan.
2) LAPORAN HARIAN
Laporan harian dibuat dan dilaporkan kepada perwakilan PIHAK PERTAMA
dilokasi pekerjaan, untuk pekerjaan yang telah dilaksanakan hari sebelumnya
dan yang akan dilaksanakan pada hari berjalan dengan menggunakan format
laporan standart yang telah ditentukan PIHAK PERTAMA.
3) LAPORAN AKHIR
1) Wajib disampaikan pada selesainya drilling setiap sumur minyak dan
berisikan Laporan Akhir mengenai hal yang telah tercakup dalam laporan
harian, Laporan akhir juga harus berisikan tinjauan khusus mengenai hal
sebagau berikut :
Evaluasi PIHAK KEDUA mengenai metode yang ada dan dipakai
sekarang serta saran perbaikan dan perubahan

Page 13 of 33
PIHAK
PERTAMA

PIHAK
KEDUA

Hasil yang diperoleh selama masa kontrak drilling sumur minyak,


saran pemeliharaan sumur dan optimasi sumur.
2) Laporan disampaikan kepada pimpinam PIHAK PERTAMA selambatlambatnya 1(satu) minggu setelah selesai drilling sumur minyak setiap
sumurnya.
3) Buku petunjuk pemeliharaan/SOP pekerjaan dan daftar suku cadang
yang sudah pada akhir masa Perjanjian diserahkan oleh PIHAK KEDUA
kepada PIHAK PERTAMA secar tertib dan lengkap.
4) Semua catatan, daftar serta buku yang dibuat dan diusahakan oleh
PIHAK KEDUA maupun PIHAK PERTAMA, untuk maksud pelaksanaan
Perjanjian Borongan ini, sifatnya tertutup, tidak boleh digunakan untuk
tujuan lain dan tanpa persetujuan PIHAK PERTAMA.
4) PENGANGKATAN DAN TRANSPORTASI
1) PIHAK PERTAMA brtanggung jawab atas biaya mobilisasi dan
Demobilisasi perlengkapan driling Sumur Minyak dari Workshop PIHAK
KEDUA
2) PIHAK PERTAMA bertanggung jawab dengan pembuatan akses jalan dan
Lokasi Drill Pad. dan celler
3) PIHAK KEDUA bertanggung jawab atas transportasi tenaga kerja dan
perlengkapan kerja dari Camp kelokasi kerja, kembali lagi ke Camp.
4) Jenis kendaraan yang disediakan oleh PIHAK KEDUA harus dapat
mengakomodir keperluan mobilisasi pekerjaan drilling sumur agar dapat
sampai tujuan dengan baik dan selamat.
5) Kendaraan untuk keperluan operasi reaktivasi harus tersedia untuk
jangka waktu 24(dua puluh empat) jam. Bahan bakar, minyak pelumas
serta pemeliharaan kendaraan tersebut adalah menjadi beban dan
tanggung jawab PIHAK KEDUA.
5) JAM KERJA
PIHAK KEDUA harus bekerja sesuai dengan jam kerja PIHAK PERTAMA
selama 12(dua belas) jam per shift dan 7(tujuh) hari seminggu. Semua lembur
baik pada hari biasa maupun libur resmi sudah diperhitungkan dalam biaya
kerja.
6) KEWAJIBAN, HAK DAN TANGGUNG JAWAB PIHAK PERTAMA
1) PIHAK PERTAMA berhak memerintahkan agar karyawan PIHAK KEDUA

melaksanakan, mentaati semua prosedur dan ketentuan berkenaan


dengan keamanan dan keselamatan kerja untuk menghindari terjadinya
kecelakaan dan kerusakan perlengkapan serta harta benda.
2) Pemeriksaan oleh PIHAK PERTAMA
Setiap waktu mempunyai hak untuk memeriksa pekerjaan yang
dilaksanakan PIHAK KEDUA dan segera memberitahukan kepada
PIHAK KEDUA terhadap setiap kelalaian dalam pekerjaan.
Ada atau tidak adanya pemeriksaan oleh PIHAK PERTAMA, PIHAK
KEDUA berkewajiban dan bertanggung jawab terhadap mutu
pekerjaan.

Page 14 of 33
PIHAK
PERTAMA

PIHAK
KEDUA

Perizinan Pekerjaan Semua izin pekerjaan yang diperlukan untuk


pelaksanaan kegiatan ini akan diurus oleh PIHAK PERTAMA, kecuali
yang meyangkut keperluan PIHAK KEDUA beserta karyawannya.
Semua permasalahan yang timbul yang berkaitan dengan dampak
sosial di masyarakat setempat akan diselesaikan oleh PIHAK
PERTAMA.

LAMPIRAN B
BIAYA, TATA CARA PEMBAYARAN, PAJAK, ASURANSI dan BIAYA JAMINAN
PELAKSANAAN
Pasal 1
DEFINISI
Unit Price/harga satuan adalah nilai pengadaan barang/jasa atas penyelesaian
seluruh pekerjaan dalam waktu tertentu berdasarkan satuan yang pasti untuk
setiap satuan/unsur PEKERJAAN dengan spesifikasi teknis tertentu. Volume
PEKERJAAN masih bersifat sementara. Pembayaran didasarkan pada hasil
pengukuran bersama atas PEKERJAAN yang diperlukan.
Pasal 2
BIAYA PEKERJAAN TWIN DRILLING SUMUR MINYAK
1. Biaya borongan Drilling sumur minyak
2. Biaya pekerjaan Twin Drilling sumur minyak 0 350 meter untuk setiap
sumurnya sebesar Rp 946.500.000,- (Sembilan ratus empat puluh enam juta
lima ratus ribu rupiah) tidak termasuk PPN dan dipotong PPH sesuai aturan
yang berlaku, dengan perincian sebagai berikut :
Kedalaman casing stop pipe 14 0 9 meter
1.500.000 x 9 meter
Kedalaman casing 9 5/8 9 80 meter
2.000.000 x 71 meter
Kedalaman casing 7 1/16 80 350 meter
2.100.000 x 270 meter
Pemasangan casing 9 5/8 + semen
BOP,tunggu semen kering, melayani electric logging
Pemasangan casing 9 5/8
Pemasangan casing 7 1/16
Sirkulasi air asin
Rig up & Rig down,sewa crane
Total

= Rp.

13.500.000,-

= Rp 142.000.000,= Rp 567.000.000,= Rp. 48.000.000,= Rp. 24.000.000,= Rp. 38.000.000,= Rp. 24.000.000,= Rp. 90.000.000,= Rp. 946.500.000,-

Drilling Diameter 17:


a.
b.
c.
d.

Membuat lubang 17 sampai 5 meter


Instal casing Stop Pipe 14 sampai 9 meter
Instal Over flow
Melakukan penyemenan
Page 15 of 33
PIHAK
PERTAMA

PIHAK
KEDUA

Drilling Diameter 12 1/4: (dengan pilot hole 6)


a.
b.
c.
d.
e.

Membuat lubang 12 dengan memakai trikon bit 12 dari 0 80 meter.


Install casing conductor 9 5/8 sampai bottom atau 0 sd 80 meter
Melakukan penyemenan
Install well head.
Install BOP 11.

Drilling Diameter 8 1/2: (dengan pilot hole 6)


a.
b.
c.
d.
e.

Melanjutkan drilling dari 80 meter s/d 350 meter atau pakai tricon bit 8 1/2.
Sirkulasi mud sampai benar benar lubang sumur bor bersih
Melayani pekerja electric logging
Install pipa casing produksi dan screen sesuai analisa logging
Sirkulasi dengan air asin sampai sumur benar-benar bersih dari fluida yang
keluar adalah benar-benar fluida dari formasi.

3. Jumlah PEKERJAAN adalah 5 (lima) sumur minyak dengan total waktu


pekerjaan pemboran 5 x 21 hari = 126 hari tidak termasuk Stand By.
4. Dengan catatan, sebagai pertimbangan dari hasil kwantitas produksi dari sumur
pertama yang dibor.
5. Total Harga
Harga tersebut termasuk biaya seluruh tenaga kerja, akomodasi & transportasi,
consumable. Untuk pekerjaan Twin Drilling sumur minyak disediakan oleh
PIHAK KEDUA tetapi tidak termasuk material sebagai berikut :
a.
b.
c.
d.
e.

Air
Casing 7 1/16, casing 9 5/8, well head casing,casing 14
Electric Logging
Pompa Submersible (EP-175) dan Aksesoris
Air asin
Pasal 3
TATA CARA PEMBAYARAN

1. Dokumen tagihan tersebut wajib diajukan secara lengkap dan benar, dibuat
dalam masing-masing rangkap 2(dua), terdiri dari :
Invoice Asli + 2 ( dua ) lembar copy
Kuitansi asli + 2 ( dua ) lembar copy
Faktur Pajak standar
SSP
Berita Acara Serah Terima Pekerjaan Asli
Dokumen-dokumen lain yang diperlukan sesuai dengan jenis PEKERJAAN
yang dipersyaratkan oleh PIHAK PERTAMA, dan tagihan asli diserahkan
kepada PIHAK PERTAMA
2.

Tanggal faktur pajak dibuat sesuai dengan Berita Acara Serah Terima
Pekerjaan / Barang yang dikeluarkan PIHAK PERTAMA.

Page 16 of 33
PIHAK
PERTAMA

PIHAK
KEDUA

3. PIHAK KEDUA wajib melampirkan Surat Peryataan Pelepasan dan


Pembebasan dalam format sesuai dengan Lampiran E PERJANJIAN pada
dokumen pada dokument terakhir. Apabila PIHAK KEDUA tidak melampirkan
Surat Penyataan dimaksud, maka dengan mengesampingkan Pasal 3 ayat 3
Lampiran B serta ketentuan mengenai pembayaran-pembayaran lainya
berdasarkan PERJANJIAN ini, PIHAK PERTAMA berhak menahan pembayaran
atastagihan terakhir PIHAK KEDUA sampai PIHAK KEDUA MENYERAHKAN
Surat Peryataan dimaksud kepada PIHAK PERTAMA
4. Khusus faktur pajak, PIHAK KEDUA wajib mencantumkan tanggal faktur pajak
dan tanggal invoice dengan bulan yang sama saat penyampaian invoice yang
lengkap dan benar, apabila tanggal faktur pajak tidak memenuhi ketentuan
tersebut, PIHAK PERTAMA berhak menolak/mengembalikan berkas invoice.
Apabila setelah invoice diterima namun ternyata masih diperlukan
perbaikan/penambahan kelengkapan dokumen dan penyampaian dokumen
tersebut berbeda bulan dengan bulan faktur pajak dan invoice maka PIHAK
KEDUA wajib kembali merivisi dan menyampaikan kepada PIHAK PERTAMA
faktur pajak dan invoice dengan bulan yang sama dengan bulan penyampaian
dokumen perbaikan tersebut.
5. PIHAK PERTAMA wajib melakukan verifikasi atas dokumen tagihan PIHAK
KEDUA sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 Ayat 2 Lampiran B, maksimal
dalam 15 ( lima belas) hari kerja (Masa Verifikasi). Apabila PIHAK PERTAMA
melaksanakan verifikasi lebih dari 15 (lima belas) hari kerja, maka kelebihan
hari atas verifikasi tersebut dihitung sebagai bagian dari masa pembayaran oleh
PIHAK PERTAMA atas tagihan PIHAK KEDUA yaitu 30 (tiga puluh) hari
kalender, sebagaimana diatur dalam Pasal 3 Ayat 7 Lampiran B.
6. PIHAK PERTAMA wajib membayar tagihan PIHAK KEDUA dalam waktu 7
(tujuh) hari kalender terhitung mulai tanggal penerimaan dokumen tagihan yang
dinyatakan benar dan lengkap.
7. Pembayaran akan dilakukan dengan transfer Bank kepada rekening Bank
PIHAK KEDUA sebagaimana yang ditunjuk PIHAK KEDUA.
8. Pembayaran dilakukan dalam mata uang rupiah sesuai dengan ketentuan nilai
PERJANJIAN sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 PERJANJIAN.
9. PINALTI PEMBAYARAN
Pembayaran dilaksanakan dalam jangka waktu maksimal 14 (empat belas) hari
kalender terhitung tanggal (satu) hari setelah Masa Verifikasi berakhir, apabila
pembayaran dilakukan setelah tanggal jatuh tempo, maka PIHAK PERTAMA
dikenakan penalty. Tarif pinalti adalah sebesar satu permill perhari kalender
keterlambatan dari nilai tagihan yang terlambat dibayarkan dengan batas
setinggi-tingginya 5% Dokumen penagihan (invoice) harus diajukan dalam waktu
30 (tiga puluh) hari kalender setelah Berita Acara Serah Terima ditanda-tangani.
10. PENYELESAIAN HUTANG PIUTANG (OFFSETTING)
Apabila terjadi nilai hutang piutang antara pihak yang melebihi nilai jaminan
pelaksanaan, sebagaimana diterangkan di Pasal 6 Lampiran B Perjanjian, maka
nilai hutang piutang tesebut akan ditagihkan secara terpisah dengan mengacu
kepada Pasal 3 ayat (7) dan (8) Lampiran B perjanjian ini.
Page 17 of 33
PIHAK
PERTAMA

PIHAK
KEDUA

Pasal 4
PAJAK DAN PUNGUTAN
1. Semua pajak, bea materai, iuran restribusi dan atau pungutan lalin berdasarkan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam pelaksanaan
PERJANJIAN ini menjadi beban dan tanggung jawab PIHAK PERTAMA.
2. PIHAK PERTAMA akan menanggung Pajak Penghasilan (PPh) dan Pajak
Pertambahan Nilai (PPN) dari setiap pembayaran kepada PIHAK KEDUA sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
3. Ketentuan ini juga berlaku terhadap pungutan pajak lain, bila terjadi perubahan
peraturan perundang-undangan dibidang perpajakan, sepanjang hak atau
kewenangan tersebut diatur dan diwajibkan oleh peraturan perundang-undangan
dibidang perpajakan tersebut.
4. Bilamana diperlukan oleh salah satu pihak atau instansi yang berwenang untuk
kepentingan administrasi atau audit, maka baik PIHAK PERTAMA maupun
PIHAK KEDUA akan memberikan bukti-bukti pembayaran yang berkaitan
dengan pajak, iuran, restribusi dan/atau pungutan lain.
Pasal 5
ASURANSI
1. PIHAK KEDUA wajib menutup asuransi dengan baiya PIHAK KEDUA selama
masa berlakunya PERJANJIAN ini dan / atau perjanjian-perjanjian kerja untuk
para pegawai PIHAK KEDUA dibuat atau dinyatakan akan dibuat.
Asuransi kecelakaan tenaga kerja, sejauh diwajibkan oleh hukum yang
berlaku dalam sesuatu yuridiksi di mana PEKERJAAN akan dilaksanakan
menurut PERJANJIAN ini dan / atau perjanjian-perjanjian kerja untuk para
pegawai PIHAK KEDUA dibuat atau dinyatakan akan dibuat.
Apabila PEKERJAAN di-subkontrak-kan, PIHAK KEDUA harus mewajibkan
(para) subkontraktor untuk memberi asuransi yang serupa.
2. PIHAK KEDUA wajib menjamin agar para asuradur melepaskan semua hak
mengklaim balik (waiver of subrogations rights), termasuk khususnya hak-hak
subrogasi terhadap PIHAK PERTAMA, para kontraktor dan (para) afiliasi PIHAK
PERTAMA.
LAMPIRAN C
SANKSI DAN DENDA
Sanksi dan denda / penalty yang diberlakukan pada PERJANJIAN ini sebagai
berikut :
Pasal 1
TAGIHAN SELISIH BIAYA PERALATAN/TENAGA PEKERJAAN PENGGANTI

Page 18 of 33
PIHAK
PERTAMA

PIHAK
KEDUA

1. Dalam hal PIHAK KEDUA gagal memenuhi kewajibannya yang menyebabkan


terhambatnya program rencana kegiatan drilling sumur minyak, maka PIHAK
PERTAMA akan memberitahukan PIHAK KEDUA secara tertulis dan PIHAK
KEDUA akan menjawab pemberitahuan tersebut secara tertulis. Setelah
mendapat jawaban dari PIHAK KEDUA, maka PIHAK PERTAMA dapat
mununjuk Perusahaan lain untuk melanjutkan PEKERJAAN.
2. Pertanggung jawaban PIHAK KEDUA berdasarkan Pasal 1 Ayat 2 Lampiran C
tidak mengesampingkan kewajiban-kewajiban PARA PIHAK atas dikenakannya
sanksi atau denda lainya. Kewajiban atas sanksi atau denda lainnya harus
dilunasi dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari kalender sejak tanggal tagihan
sanksi atau denda lainya tersebut.
3. Apabila tenggat waktu yang dimaksud Pasal 1 ayat 2 Lampiran C telah terlewati
dan pemotongan pembayaran yang dilakukan PIHAK PERTAMA yang dimaksud
Pasal 1 Ayat 2 Lampiran C tetap tidak mencukupi untuk menutup seluruh selisih
biaya PEKERJAAN, maka PERJANJIAN diakhiri secar sepihak oleh PIHAK
PERTAMA.
Pasal 2
DENDA KETERLAMBATAN PENYELESAIAN PEKERJAAN
1. Dalam hal PIHAK KEDUA terlambat menyelesaikan PEKERJAAN pada waktu
yang ditentukan oleh PIHAK KEDUA sebagai berikut :
a. Dikenakan denda sebesar 1% (satu persen) dari niali PERJANJIAN untuk
setiap hari keterlambatan.
b. Besarnya denda maksimum keterlambatan ditetapkan sebesar 5% (lima
persen) dari nilai PERJANJIAN.
2. Dalam hal denda keterlambatan telah mencapai maksimum, maka :
a. Dengan mengacu kepada Pasal 9 PERJANJIAN, PIHAK PERTAMA berhak
memutuskan PERJANJIAN secara sepihak.
b. Apabila PEKERJAAN dapat dilanjutkan dan diselesaikan, maka terhadap
PIHAK KEDUA tidak dikenakan denda tambahan.
Pasal 3
KETERLAMBATAN MEMULAI PEKERJAAN
Dalam hal PIHAK KEDUA terlambat memulai PEKERJAAN pada waktu yang
ditentukan oleh PIHAK PERTAMA berdasarkan PERJANJIAN ini, maka dengan
mengacu pada Pasal 6 Lampiran B PERJANJIAN.
LAMPIRAN D
SISTIM MANAJEMEN HSE UNTUK PIHAK KEDUA
1. PENDAHULUAN
PIHAK PERTAMA berkomitmen mengelola seluruh kegiatan drilling sumur
minyak di wonocolo dan Dandangilo, kecamatan Kedewan, kabupaten
Bojonegoro, Jawa Timur dengan mengutamakan keselamatan dan keshatan
Page 19 of 33
PIHAK
PERTAMA

PIHAK
KEDUA

pekerja PIHAK KEDUA dan lingkungan. Ketentuan keselamatan, kesehatan


kerja dan lingkungan serta tata cara kerja ini berlaku baik bagi pekerja PIHAK
PERTAMA dan PIHAK KEDUA. Panduan ini memberikan pembekalan dalam
melaksanakan program keselamatan , kesehatan kerja dan lingkungan sesuai
dengan peraturan-peraturan yang berlaku. Tujuan dari pelaksanaan program
HSE adalah mencegah timbulnya kerugian bagi PIHAK PERTAMA sebagai
pemberi pekerjaan kepada PIHAK KEDUA dan melindungi lingkungan sekitar
Lokasi Kerja Reaktivasi Sumur. PIHAK KEDUA wajib meyakinkan jajarannya
termasuk Sub-PIHAK KEDUA (bila ada) untuk mematuhi peraturan-peraturan
yang berlaku di perusahaan dalam melaksanakan pekerjaannya. Kegagalan
PIHAK KEDUA dan jajarannya dalam mematuhi ketentuan ini dapat memberikan
hak kepada PIHAK PERTAMA untuk menghentikan pekerjaan dan memberikan
sanksi kepada PIHAK KEDUA sesuai kesepakatan perjanjian dan ketentuan
yang berlaku.
2. TAHAPAN HSE UNTUK PIHAK KEDUA
PIHAK PERTAMA akan memastikan pelaksanaan HSE oleh PIHAK KEDUA
dengan tahapan :
2.1. Pelaksanaan aktivitas awal pekerjaan
Segera setelah kontrak dinyatakan dimulai maka akan dilakukan kick off
meeting ungtuk membahas lingkup pekerjaan kontrak, tugas dan tanggung
jawab masing-masing pihak dan bentuk koordinasi dalam melaksanakan
pekerjaan. Dalam meeting ini akan dipastikan bahwa seluruh rencana kerja
HSE telah dimengerti dan dipahami oleh masing-msing pihak. Prosedure
dan perlengkapan HSE yang menjadi tanggung jawab masing-masing
pihak telah disiapkan dengan lengkap dan baik. Untuk memastikan hal ini
maka akan dilakukan peninjauan lapangan, dan jika masih ditemukan
adanya kekurangan-kekurangn maka kekurangan tersebut terlebih dahulu
harus dipenuhi sebelum pekerjaan dimulai.
2.2. Masa pelaksanaan pekerjaan
Secara berkala saat diperlukan, PIHAK PERTAMA akan melakukan
pengawasan kepatuhanPIHAK KEDUA terhadap Rencana Kerja HSE.
PIHAK PERTAMA berhak menghentikan pekerjaan PIHAK KEDUA yang
dianggap tidak memperhatikan atau tidak memenuhikeselamatan dan
keamanan kerja. Waktu penghentian seperti ini tidak dapat dijadikan alasan
oleh PIHAK KEDUA untuk mengajukan perpanjangan waktu PERJANJIAN.
PIHAK KEDUA untukmengajukan perpanjangan waktu PERJANJIAN.
2.3. Evaluasi setelah pelaksanaan pekerjaan
PIHAK PERTAMA melakukan evaluasi pelaksanaan HSE PIHAK KEDUA
selama perjanjian.
3. TANGGUNG JAWAB ASPEK HSE PIHAK KEDUA
Tanggung jawab PIHAK KEDUA adalah menjamin bahwa para pekerjanya dan
subkontraktornya mampu, cakap dan sanggup melakukan pekerjaan dengan
Page 20 of 33
PIHAK
PERTAMA

PIHAK
KEDUA

mematuhi peraturan-peraturan keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan.


PIHAK KEDUA harus mempunyai dan memastikan pelaksanaan PEKERJAAN
sesuai dengan Rencana Kerja aspek HSE (HSE Plan) di tempat kerja, di
lapangan atau LOKASI PEKERJAAN. Jika tidak ditentukan secara khusus maka
Rencana Kerja HSE adalah seperti yang diuraikan dalam lampiran D ini.
Aktivitas-aktivitas pekerjaan HSE selama pelaksanaan perjanjian mencakup halhal dibawah ini. Biaya yang timbul dari aktivitas-aktivitas HSE adalah sesuai
batasan lingkup PEKERJAAN yang tercantum dalam Lampiran A.
3.1. Pelatihan.
Para pekerja dari PIHAK KEDUA atau sub-PIHAK KEDUA harus dilatih
mengikuti praktek keselamatan kerja dan lindungan lingkungan sesuai kondisi
di tempat kerja/lokasinya. Pelatihan mencakup pencegahan blow out; P3K;
penanganan bahan kimia, pelindung pernafasan, dll. Rambu-rambu dan label
keselamatan kerja harus dipasang untuk menandai keamanan di tempat
kerja.
3.2. Sertifikasi Kompetensi
Peraturan perundangan mempersyaratkan operator untuk pekerjaan atau
peralatan tertentu memiliki sertifikat kompetensi atau lisensi yang masih
berlaku, contohnya operator forklift, inspektur rig, dsb. PIHAK KEDUA wajib
mempunyai sertifikat atau lisensi yang masih berlaku sebelum memulai
pekerjaan. Peralatan milik PERTAMINA EP tidak boleh diperkenankan untuk
dipergunakan tanpa izin dari Pengawas di lokasi. PIHAK KEDUA yang
bekerja di lokasi harus diawasi dan telah menerima pelatihan yang memadai
yang berkaitan dengan pekerjaan yang dilaksanakan.
3.3. Bahaya Gas dan Bahan Mudah Terbakar / Meledak
Ledakan timbul karena terkumpulnya campuran gas dan udara pada
konsentrasi tertentu. Konsentrasi tersebut dinyatakan dalam presentase
antara volume campuran gas dan udara yang akan terbakar atau meledak
jika suhu pembakaran tercapai. Presentase terendah dinyatakan dengan Titik
Ledak Rendah / Lower Explosive Limits (LEL) dan presentase tertinggi
dinyatakan Titik Ledak Tertingi / Upper Explosive Limits (UEL). Indikator gas
harus dipakai untuk mengetahui konsentrasi gas yang dapat
terbakar/meledak. Indikator tersebut dapat menunjukan konsentrasi gas yang
mudah terbakar mulai konsentrasi yang rendah hingga konsentrasi yang
tinggi. Pekerjaan yang menggunakan api atau sejenisnya jangan
dilaksanakan dimana terdapat kemungkinan campuran gas yang dapat
terbakar/meledak. Apabila terdapat kemungkinan campuran gas yang dapat
terbakar atau meledak, lokasi tersebut harus diperiksa dengan sebaik-baiknya
dan ditandai, kemudian diikuti dengan dibuatkannya Prosedur Ijin Bekerja
yang aman (Safe Work Permit Procedure).
3.4. Minuman beralkohol dan Obat-obatan.
Dilarang keras memiliki dan mengkonsumsi minuman beralkohol atau
narkoba di tempat kerja. Pengobatan terhadap pekerja yang akan
mempengaruhi kinerja pekerja tersebut di lokasi harus diinformasikan kepada
Page 21 of 33
PIHAK
PERTAMA

PIHAK
KEDUA

Pengawas Pekerjaan. Hal ini adalah menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA
dan Sub-PIHAK KEDUAnya, para perwakilan atau pengawas yang bertugas
di lapangan harus memastikan bahwa peraturan tersebut diatas dipatuhi oleh
para pekerja di lapangan.
3.5. Merokok
Merokok hanya diijinkan di tempat-tempat yang telah ditentukan di tempat
kerja/lokasi kerja.
3.6. Senjata Tajam
Memiliki atau menyimpan berbagai jenis senjata dan senjata tajam dilarang
dengan keras di lokasi/tempat kerja, kecuali apabila diberikan izin secara
tertulis oleh petugas yang berwenang.
3.7. Peraturan Berpakaian
Para pekerja PIHAK KEDUA dan sub-PIHAK KEDUAnya disarankan agar
tidak mengenakan pakaian yang terbuat dari bahan sintetis, Pakaian kerja
yang terbuat dari bahan yang lamban menyala harus dipakai pada operasi di
lapangan dan pemakaian celana dan baju lengan panjang wajib dipakai di
tempat kerja. Perhiasan-perhiasan seperti cincin, gelang, jam tangan tidak
boleh dikenakan pada saat bekerja terutama di tempat-tempat dimana
perhiasan-perhiasan tersebut dapat tersangkut pada peralatan yang berputar
(contoh Mesin).
3.8. Alat Pelindung Diri (APD)
a. APD harus dikenakan apabila tempat kerja mensyaratkannya dan PIHAK
KEDUA termasuk su-kontraktornya harus menyediakan seluruh APD bagi
para pekerjanya.
b. Pemakaian topi keselamatan (safety helmet) harus dipakai di tempat
kerja. Topi keselamatan kerja ini harus memenuhi persyaratan dan
ketentuan Standar Industri Indonesia (SII) atau Standar Assosiasi
International (Z 94.1)
c. Pemakaian sepatu keselamatan kerja diharuskan bagi setiap orang yang
bekerja mengawasi dan memeriksa dilapangan. Sepatu keselamtan kerja
ini harus memenuhi ketentuan Standar Industri Indonesia (SII) atau
Standar Assosiasi International (Z 94.1)
d. Kacamata keselamata, pelindung muka atau peralatan pendukung lainnya
harus dipakai oleh para pekerja saat dibutuhkan untuk menangani jenis
pekerjaan tertentu. Peralatan pelindung mata dan muka harus memenuhi
persyratan Standar Industri Indonesia (SII) atau Standar Assosiasi
International (Z 94.1) dan untuk kacamata keselamatan harus memenuhi
SII atau Z 87.1.
e. Menyemprotkan udara bertekanan terhadap pakaian kerja untuk tujuan
membersihkan kotoran atau membersihkan dengan minyak ataupun
bahan yang dapat menimbulkan iritasi kulit, sama sekali tidak
diperbolehkan.
f. Peralatan pelindung telinga disediakan dan dipakai oleh pekerja
dilapangan/lokasi yang mensyaratkan penggunaan pelindung telinga.
Page 22 of 33
PIHAK
PERTAMA

PIHAK
KEDUA

g. Tabung alat bantu pernafasan harus disediakan di lokasi kerja dimana


dimungkinkan terdapat gas atau uap beracun. Hal ini menjadi tanggung
jawab PIHAK KEDUA dan sun-PIHAK KEDUAnya untuk memastikan
bahwa peralatan tersebut dapat beropersi dengan baik. Semua pekerjaan
yang menggunakan masker udara atau alat bantu pernafasan harus
dioperasikan oleh 2 (dua) orang.
3.9. Rambut Muka
Persyaratan mengenai rambut muka para pekerja di lapangan dan para tamu
perusahaan yang ingin memasuki tempat kerja, harus memenuhi persyaratan
antara lain:
Jenggot (seperti jenggot kambing atau seperti jenggot orang Manchuria)
tidak dapat diijinkan untuk mencegah terlilitnya rambut saat
menggerakkan peralatan (rotating equipment). Selain itu, jenggot tersebut
juga dapat menggangu penggunaan masker udara atau peralatan bantu
pernafasan, penggunaan masker udara atau peralatan bantu pernafasan.
Cambang tidak dapat diijinkan, hal ini dapat menggangu penggunaan
masker udara atau peralatan bantu pernafasan.
Kumis dapat dibentuk dan dipastikan bahwa masker udara atau peralatan
bantu pernafasan terpasang dengan baik bila digunakan.
3.10. Penaggulangan Kebakaran (Fire Safety)
Minimalkan bahaya kebakaran dengan menerapkan good housekeeping dan
segera beritahukan Pengawas Pekerjaan jika terdapat kondisi yang
berpotensi menimbulkan kebakaran. Alat pemadam kebakaran agar
disediakan dalam jumlah yang cukup dan diarawat oleh PIHAK KEDUA untuk
menanggulangi bahaya kebakaran di lokasi/tempat kerja. PIHAK KEDUA
bertanggung jawab terhadap pemeriksaan peralatan pemadam kebakaran
secara berkala. Pemadam kebakaran dengan menggunakan Alat Pemadam
Api Ringan (APAR) hanya diperbolehkan jika keadaan memungkinkan. APAR
hanya dapat digunakan untuk memadamkan kebakaran kecil atau sebagai
alat penolong untuk melaksanakan evakuasi.
3.11. House-keeping
Para pekerja harus merawat lingkungan kerjanya secara terus menerus
a. Peralatan harus dijaga dalam keadaan baik dan tersimpan dengan rapi
pada saat tidak digunakan.
b. Jalur evakuasi, tangga dan pintu keluar keadaan darurat harus bersih dari
barang-barang yang dapat menghalangi kegiatan evakuasi.
c. Membiasakan diri meninggalkan tempat kerja dalam keadaan yang rapi.
3.12. Pengelolaan Lingkungan
PIHAK KEDUA bertanggung jawab terhadap seluruh limbah yang dihasilkan
dari kegiatan yang dilakukan. Setiap ceceran harus ditamping dalam tempat
penampungan. Limbah tidak boleh dibuang kedalam saluran drainase.
Apabila terdapat pencemaran lingkungan , segera informasikan kepada
Page 23 of 33
PIHAK
PERTAMA

PIHAK
KEDUA

Pengawas Pekerjaan. Tumpahan harus dibersihkan sesegera mungkin


tetapi hanya jika aman untuk dilakukan. Tumpahan Bahan Peraturan
Perundangan. Material bekas dan material yang dapat didaur ulang harus
dibuang pada tempat sampah tersendiri. Barang berbahaya dan B3 tidak
boleh dibuang dalam tempat sampah biasa. Dilakukan tindakan pencegahan
penyebaran tumpahan harus segera dilakukan. Tumpahan Bahan
Berbahaya Beracun (B3) harus dikelola dengan metode yang benar sesuai
procedure dalam MSDS dan Peraturan Perundangan. Material bekas dan
material yang dapat didaur ulang harus dibuang dalam tempat tersendiri.
Barang berbahaya dan B3 tidak boleh dibuang dalam tempat sampah biasa.
3.13. Ijin Keselamatan Kerja
PIHAK KEDUA dan Sub-PIHAK KEDUA sebelum memulai pekerjaan yang
berhubungan dengan fasilitas produksi minyak dan gas dan tempat kerja
lainnya yang berpotensi menimbulkan bahaya haruslah mendapatkan ijin
Keselamatan Kerja. Perwakilan atau Pengawas PIHAK KEDUA dan SubPIHAK KEDUA dilapangan harus memastikan bahwa prosedur tersebut
diatas telah dilaksanakan sebelum memulai pekerjaannya.
Izin kerja yang ada di PEP :

Izin kerja panas


Untuk pekerjaan yang menggunakan atau dapat menimbulkan sumber
penyalaan atau panas, seperti pengelasan, menggerinda, pekerjaan
konstruksi, dsb.

Izin kerja dingin


Untuk pekerjaan yang tidak menggunakan atau tidak dapat menimbulkan
sumber penyalaan atau panas, seperti pekerjaan diketinggian, pekerjaan
konstruksi, dsb.

Izin masuk ruangan terbatas


Untuk pekerjaan yang dilakukan di dalam ruangan baik vessel, tangki
atau lubang galian yang mencapai kedalaman lebih dari 1,3 meter atau
tempat lain yang memungkinkan terdapat gas, debu, fume berbahaya
yang dapat mengganggu kesehatan/keselamatan pekerja.

Izin Penggalian
Untuk seluruh pekerjaan penggalian tanpa terkecuali. Pengajuan izin
harus disertai dengan denah dan lokasi yang akan digali untuk
mengetahui apakah terdapat jalur pipa, listrik/telepon ataupun jalur yang
berbahaya.

Izin pekerjaan radiografi


Untuk pekerjaan yang menggunakan atau berhubungan dengan sinar X
atau sumber zat radioaktif misalnya NDT, kalibrasi instrument radioaktif

3.14. Rapat Keselamatan (Safety Meeting)

Page 24 of 33
PIHAK
PERTAMA

PIHAK
KEDUA

Rapat keselamatan dilaksanakan untuk membicarakan pekerjaan yang akan


dan sudah dikerjakan serta memastikan bahwa semua pekerja mengerti
persyaratan keselamata kerja dan potensi bahaya di lapangan. Para pekerja
harus memahami pentingnya mengambil suatu tindakan pencegahan
terjadinya kecelakaan dan memastikan semua peralatan keselamatan yang
dibutuhkan tersedia dan mengetahui cara menggunakannya. Informasi
mengenai jalur evakuasi, pintu keluar darurat dan tempat aman berkumpul
harus diketahui oleh semua pekerja maupun tamu di lokasi kegiatan. PIHAK
KEDUA dan sub-kontraktor(nya) agar bekerja sama dengan PIHAK
PERTAMA di lokasi kegiatan dalam pelaksanaan rapat keselamatan untuk
membahas tindak lanjut permasalahan yang penting. Dan sudah dikerjakan
serta memastikan semua pekerja mengerti persyaratan keselamatan kerja
dan potensi bahaya dilapangan. Para pekerja harus memahami pentingnya
mengambil suatu tindakan pencegahan terjadinya kecelakaan dan
memastikan semua peralatan keselamatan yang dibutuhkan tersedia dan
mengetahui bagaimana cara menggunakannya. Informasi mengenai jalur
evakuasi, pintu keluar darurat dan tempat aman berkumpul harus diketahui
oleh semua pekerja maupun tamu di lokasi kegiatan. PIHAK KEDUA dan
sub-kontraktor(nya) agar bekerja sama dengan PIHAK PERTAMA di lokasi
kegiatan dalam pelaksanaan rapat keselamatan untuk membahas tindak
lanjut permasalahan yang penting.
3.15. Pekerjaan Panas
Pastikan lingkungan sekitar lokasi pekerjaan terbebas dari gas, cairan
maupun bahan lain yang mudah terbakar. Lokasi pekerjaan harus memiliki
sirkulasi udara yang baik. Jika perlu gunakan blower untuk membantu
sirkulasi udara. Tabung gas LPG dan acetylene yang digunakan PIHAK
KEDUA harus dalam posisi berdiri dan dirantai untuk mencegah jatuh. Alat
Pemadam yang sesuai dan memadai harus tersedia di lokasi kegiatan.
3.16. Pekerjaan Elektrikal / Listrik
Isolasikan sirkuit power dan kontrol pada switchboard peralatan elektrikal
yang sedang dikerjakan. Semua sirkuit yang di isolasi harus ditandai dan
dimatikan, sirkuit hanya boleh diaktifkan kembali oleh pekerja yang
melakukan isolasi. Jangan membuka pelindung tahan api kecuali aliran
listrik telah diisolasi. Jangan memulai pekerjaan jika diketahui adanya
kebocoran minyak atau gas.
3.17. Pekerjaan di Ketinggian.
Apabila bekerja diketinggian, area dibawahnya agar dibatasi dengan tali
pengaman atau mengambil langkah-langkah pengamanan lainnya untuk
melindungi pekerja. Rambu keselamatan yang bertuliskan Bahaya. Ada
Orang Bekerja di Ketinggian agar dipasang dan diletakkan di tempat yang
mudah terbaca. Apabila diperlukan, dapat ditugaskan seorang pekerja untuk
menjaga areal tersebut untuk memperingatkan orang-orang di sekitar lokasi
kerja. Apabila peralatan penahan jatuh tidak ada, maka pakaian penyelamat
dan tali temalinya agar disediakan oleh PIHAK KEDUA san sub-PIHAK
KEDUA. Perlengkapan tersebut harus dipakai oleh pekerja yang bekerja
diketinggian 3 m (tiga meter ) atau lebih tinggi diatas permukaan tanah.
Page 25 of 33
PIHAK
PERTAMA

PIHAK
KEDUA

Pakaian penyelamat ini harus memenuhi persyaratan Standar Industri


Indonesia (SII) atau Standar z 259-1.
3.18. Perancah atau Tangga
Semua tangga atau perancah yang dipergunakan untuk pemasangan,
perawatan, pemindahan peralatan-peralatan kerja harus dibangun dan
dipelihara sesuai ketentuan. Pengujian beban terhadap perancah atau
tangga harus dilaksanakan dengan baik dan benar.
3.19. Pekerjaan di Ruang Terbatas (Confined Space)
Tali penyelamat harus dipasangkan pada semua orang yang bekerja
didalam suatu ruangan seperti di tanki atau vessel dan diluar harus ada
orang/petugas yang memonitor.
3.20. Pekerjaan Penggalian
Sebelum dimulai pekerjaan penggalian atau pembuatan parit/drainase,
pekerja harus memastikan bahwa tidak terdapat jalur pipa atau jalur kabel
listrik pada jarak 6 meter dari lokasi kerja, Untuk pekerjaan penggalian yang
dalamnya lebih dari 1,5 meter pekerja harus terlindung dari reruntuhan :
a. Pemasangan struktur pelindung sementara pada galian
b. Dinding galian pada kemiringan tidak lebih dari 30 o
3.21. Bahan Radiasi
Untuk pekerjaan-pekerjaan yang oleh karenanya harus menggunakan bahan
radioaktif sebagai alat bantu untuk menghasilkan suatu data , maka PIHAK
KEDUA harus mematuhi Undang-undang No. 10 Tahun 1997 tentang
ketenaganukliran dan peraturan Pemerintah No. 63 Tahun 2000 tentang
Keselamatan dan Kesehatan terhadap pemanfaatan radiasi pengion.
3.22. Bahan Peledak
Untuk pekerjaan-pekerjaan yang menggunakan bahan peledak, PIHAK
KEDUA dan Sub-PIHAK KEDUA harus memiliki prosedur tertulis dan
perijinan yang ditetapkan oleh instansi yang berwenang.
3.23. Peralatan dan perlengkapan kerja
Semua peralatan dan perlengkapan kerja yang dibutuhkan
untuk
menyelesaikan pekerjaan harus tersedia dalam kondisi baik. Perwakilan
atau Pengawas Lapangan dari PIHAK KEDUA dan sub-PIHAK KEDUA
harus memastikan semua peralatan dan perlengkapan kerja sesuai yang
persyaratkan.
3.24. Keselamatan Berkendara
a. Semua kendaraan yang digunakan di lokasi kegiatan harus dioperasikan
dengan baik dan benar (jalan kedepan 1 x membunyi klakson, mundur 2
x membunyikan klakson)
Page 26 of 33
PIHAK
PERTAMA

PIHAK
KEDUA

b. Semua rambu-rambu batas kecepatan harus dipatuhi dengan baik.


Apabila rambu-rambu tidak ada, maka batas maksimum kecepatan :
Dalam kompleks 10 km / jam
Di lokasi-lokasi 20 km / jam
Di jalan raya 60km (di dalam kota) 80 km / jam
Di jalan berdebu 30 km / jam
c. Semua pengemudi kendaraan yang digunakan di lokasi kegiatan harus
memiliki Surat Ijin Mengemudi (SIM) dari kepolisian dan Perusahaan.
d. Sabuk pengaman harus digunakan setiap saat kendaraan jalan
e. Semua kendaraan PIHAK KEDUA dan Sub-PIHAK KEDUA harus
memiliki jaminan asuransi
f. Semua pengemudi kendaraan PIHAK KEDUA dan Sub-PIHAK KEDUA
harus mempunyai bukti pemeriksaan mata dalam waktu 12 bulan
terakhir.
g. Harus dilakukan pemeriksaan keselamatan terhadap semua kendaraan
yang mencakup :
Kotak P3K
Kondisi Ban
Sabuk Pengaman
Ban Cadangan
Lampu Besar
Rem Kaki
Lampu Belakang
Rem tangan
Lampu belok
Kaca spion
Lampu rem
Knalpot
Klakson
Pendingin ruangan
Kaca depan; belakang; samping
Kunci roda dan Dongkrak
Kipas kaca depan
Kondisi kendaraan secara umum
Speedometer
Pengemudi kendaraan harus memerikasa kendaraannya setiap hari untuk
Memastikan kendaraan tersebut layak beroperasi dan dalam kondisi
aman.
h. Tidak satupun kendaraan diperkenankan untuk mengangkut orang
dengan cara yang tidak aman. Semua personil harus duduk dengan
aman dan menggunakan sabuk pengaman yang disediakan. Jumlah
maksimum penumpang sesuai kapasitas untuk setiap jenis kendaraan
dan tidak diperkenankan memuat beban berlebihan di kendaraan.
i. Kendaraan tidak diperkenankan untuk mengangkut penumpang selain
pekerja PIHAK KEDUA dan sub-PIHAK KEDUA, tanpa ijin dari petugas
yang berwenang.

Page 27 of 33
PIHAK
PERTAMA

PIHAK
KEDUA

j. Keselamatan dan prosedur mengemudi yang aman diberikan kepada


semua pengemudi di lapangan.
3.25. Penguncian dan Label (Lock-Out & Tag-out)
PIHAK KEDUA dan sub-PIHAK KEDUA harus memiliki dan menerapkan
prosedur penguncian dan pelabelan yang sesuai persyaratan kerja.
Prosedur tertulis penguncian dan label harus dipasang di tempat kerja.
.
3.26. Bahan Kimia
Keterangan mengenai bahaya bahan kimia terhadap kesehatan pekrja harus
tersedia di lokasi kerja. PIHAK KEDUA dan sub-PIHAK KEDUA harus
mematuhi persyaratan yang telah ditetapkan dalam penanganan bahan
kimia. Para pekerja di lapangan diwajibkan untuk membaca dan memahami
pedoman yang tertulis dalam Material Safety Data Sheet (MSDS).
Perwakilan atau Pengawas PIHAK KEDUA da sub-PIHAK KEDUA di
lapangan harus memastikan para pekerjanya telah mingikuti pelatihan
penanganan bahan kimia.
3.27. Tabung Gas Bertekanan
Hal-hal yang perlu mendapat perhatian terhadap tabung gas bertekanan :
a. Semua tabung gas agar segera dikembalikan ke tempat penyimpanan
setelah dipergunakan dan dijaga agar tidak bertebaran di tempat kerja.
Pada saat tabung gas tidak dipakai atau sedang diangkut, tutup
pengaman tabung harus dipasang diatas valce.
b. Tabung gas agar dijauhkan dari panas, api, logam cair atau kabel listrik.
c. Tabung gas agar disimpan dengan posisi berdiri dan aman dari bendabenda yang bergerak.
d. Tabung acetylene atau gas cair tidak boleh digunakan pada posisi
horizontal, dikarenakan tekanan yang ada dapat memaksa cairan keluar
dari selang sehingga bias timbul kebakaran atau meledak.
e. Mesin las harus dilengkapi dengan tabung Nitrogen kapasitas 30 lbs
bersuhu rendah dan alat pemadam api ringan (dry chemical fire
extinguisher) sebelum melakukan pekerjaan dilokasi/di tempat kerja.
Semua pekerja di lapangan harus dilatih bagaimana cara dan kapan
menggunakan alat pemadam api tersebut.
3.28. Gas Beracun dan Berbahaya H2S
a. Pemahaman
Hydrogen Sulphida atau H2S tidak berwarna, mudah terbakar,
mempunyai bau menyengat yang menusuk hidung dan terasa manis. Gas
H2S adalah gas beracun yang sangat tinggi tingkatannya dan sangat
berbahaya dengan density 1,19. Walaupun memiliki sifat yang khas dan
mudah dikenali dengan baunya seperti telur busuk, gas ini dengan cepat
memperlemah rasa penciuman, sehingga mempersulit cara yang dapat
diandalkan untuk mendeteksi konsentrasi gas berbahaya tersebut. Bila
ada keraguan, Petugas K3L diminta untuk memeriksa keadaan dilokasi/
tempat kerja dinyatakan aman oleh petugas yang berwenang.

Page 28 of 33
PIHAK
PERTAMA

PIHAK
KEDUA

b. Peralatan Deteksi
Pekerja dilapangan harus dilatih dan mampu mengoperasikan peralatan
deteksi (gas detector) untuk gas H2S.
c. Bahan Beracun Gas H2S
Gas H2S termasuk bahan beracun, pengaruh terhadap phisik / tubuh
sangat berbeda-beda tergantung dari konsentrasi gas H2S.
1. Dengan mudah dibedakan berdasarkan aromanya / bau seperti telor
busuk dan untuk mengetahui konsentrasi H2S dengan menggunakan
H2S detector.
2. Maksimum konsentrasi yang diijinkan selama 8 jam kerja adalah 5
ppm. Alat bantu pernafasan dibutuhkan bila bekerja dengan
konsentrasi > 5 ppm.
3. Berakibat rabun mata, bersin, batuk, sakit kepala, mual dan kilang daya
penciuman dalam 2 15 menit (100 ppm).
4. Terjadi iritasi pada mata dan system pernafasan, hilang daya
penciuman dengan cepat (200 300 ppm).
5. Terjadi gangguan pernafasan dalam waktu 15 menit.
6. Kejadian cepat pingsan dan harus segera dibutuhkan alat bantu
penyadaran / pernafasan (700- 1000 ppm).
7. Kejadian hamper meninggal dunia (10.000 ppm)
d. Gejala-gejala yang muncul
Akut
:Berakibat pada keadaan sesak dada seketika (mati lemas)
dengan kelumpuhan pernafasan. Keracunan akut atau seperti tercekik
dapat terjadi setelah beberapa detik menghirup H2S dengan konsentrasi
tinggi dan akan berakibat nafas terengah-engah, muka pucat,
kelumpuhan, kram dan hamper hilang kesadaran. Kelumpuhan
pernafasan dan jantung secara tiba-tiba dapat diikuti dengan kematian.
Note : Satu hirupan nafas terhadap H2S dengan konsentrasi tinggi
tersebut dapat membawa akibat yang fatal. Sub-Akut : Berakibat pada
iritasi terbakar di bagian dada, iriasi kulit dan sakit kepala
e. Pengobatan
Korban agar segera dipindahkan ke tempat yang berudara segar dengan
memberikan alat bantu pernafasan. Jika pernafasan terhenti, pernafasan
buatan harus dilakukan segera, jika pernafasan lamban, sulit atau
terganggu, pernafasan harus dibantu dengan pemberian oksigen. Semua
kejadian yang diakibatkan oleh gas H2S, korban harus segera dirawat
oleh petugas medis.
f. Tindakan Pencegahan KU
1. Berikan latihan kepada para pekerja tentang cara-cara mengenali dan
menghindari bahaya gas beracun H2S.
2. Para pekerja harus mengerti tata cara menggunakan peralatan
penyelamatan, seperti alat bantu pernafasan
3. Para pekerja harus mengerti tata cara melakukan pernafasan buatan.
4. Para pekerja harus mengerti tentang tindakan-tindakan yang harus
dilakukan dalam keadaan darurat
Page 29 of 33
PIHAK
PERTAMA

PIHAK
KEDUA

Keluar dari lokasi kejadian


Membunyikan tanda bahaya
Mendapatkan alat bantu pernafasan
Menyelamatkan korban
Meyadarkan korban
Memberikan pertolongan pertama pada korban.

3.29. Rencana Tindakan Darurat


Rencana lokasi kegiatan mempunyai prosedur dan petugas yang
bertanggung jawab terhadap penanggulangan keadaan darurat. Ikuti
petunjuk dari Petugas jika terjadi keadaan darurat atau selama evakuasi
berlangsung. Selama terjadi keadaan darurat :
Isolasi instalasi dan peralatan jika keadaan memungkinkan
Segera tinggalkan lokasi kegiatan melalui jalur terdekat dan paling aman
Tetap tinggal di tempat aman berkumpul kecuali Petugas memberi
Petunjuk lain
Jangan masuki lokasi kembali sebelum Petugas menginformasikan
bahwa keadaan telah aman PIHAK KEDUA harus meyakinkan bahwa
rencana tindakan terhadap bahaya dan prosedur tertulis sudah
disosialisasikan kepada seluruh pekerja di lapangan.
3.30. Pelaporan Kecelakaan / Kejadian
Kecelakaan atau hamper celaka di lokasi/tempat kerja yang mengakibatkan
luka/cidera sekecil apapun harus segera dilaporkan dan dicatat dalam
formulir laporan kecelakaan/kejadian. PIHAK KEDUA bertanggung jawab
terhadap penyelidikan terjadinya kecelakaan/hamper celaka dan
mengadakan
tindakan
korektif
untuk
mencegah
terulangnya
kejadian/kecelakaan serupa.
3.31. Bertanyalah Sebelum Memulai Pekerjaan
a. Apakah ada bahaya yang berhubungan dengan pekerjaan di lokasi /
tempat kerja (panas, tekanan, bahan beracun, listrik, peralatan,
lingkungan, dll)?
b. Apa yang dapat dilakukan (dan seharusnya dilakukan) untuk menghindari
bahaya tersebut?
c. Jika bahaya tersebut tidak dapat dihindari, peralatan pengamanan macam
apa yang diperlukan?
d. Apa yang salah dan tindakan apa yang harus diambil jika sesuatu ada
yang salah?
e. Apakah semua pertanyaan dan jawaban telah dibicarakan dengan semua
orang yang terlibat dalam pekerjaan tersebut?
f. Apakah ada prosedur tertulis? (Jika tidak, harus diadakan)
g. Apakah tindakan yang dilakukan Menyimpang dari prosedur?(jiak ya, apa
sebenarnya penyimpangan tersebut)
h. Apakah penyimpanan tersebut mempengaruhi operasi perusahaan?
(apakah rencana kerja yang baru diperlukan)

Page 30 of 33
PIHAK
PERTAMA

PIHAK
KEDUA

4. SPESIFIKASI TEKNIS
Rig dan Peralatan Mesin Bor yang digunakan adalah Jenis Rig Spindle,225HP.
Spesifikasi terlampir.
5. PERSYARATAN KHUSUS SURAT PERJANJIAN
A. HARGA
Harga lumpsum untuk pekerjaan Drilling dengan kedalaman 350 meter
sebesar Rp 946.500.000,- (Sembilan ratus empat puluh enam juta lima
ratus ribu rupiah) sudah termasuk Jasa Drilling,Sewa Rig,Drilling
Crew,Akomodasi Crew, serta Material (Bentonite, Semen, kelas G, Hivis
dan Matting bood).
Ditambah biaya Mobilisasi dan demobilisasi sesuai biaya yang
ditimbulkan.Dibayarkan setelah penandatanganan surat perjanjian
kerjasama ini. Untuk sumur kedua dan sumur berikutnya Pihak Kedua tidak
dikenakan biaya mobilisasi dan demobilisasi.
B. MASA BERLAKU
Perjanjian ini mulai berlaku sejak ditanda tanganinya perjanjian ini .Tanggal
29 Bulan Januari Tahun 2014 sampai dengan Pemberitahuan dari Pihak
Kedua, atau diperpanjang oleh Pihak Kedua.
Pihak Kedua akan memberitahukan satu minggu sebelumnya untuk
memperpanjang atau mengakhiri masa perjanjian kerjasama ini.
C. CARA PEMBAYARAN UNTUK SUMUR #1
Tahap Pertama ( I ) : 40% dibayar di awal kontrak
Sebesar: 40% XRp 946.500.000,-= Rp 378.600.000,- plus
Biaya Mobilisasi workshop kelokasi pekerjaan Rp.50.000.000,Jumlah = Rp 428.600.000,Terbilang # Empat ratus dua puluh delapan juta enam ratus ribu
Rupiah #
Dibayarkan setelah kontrak ditanda tangani oleh kedua belah pihak.
Untuk sumur berikutnya tidak dikenakan biaya mobilisasi
demobilisasi.

dan

Tahap Kedua ( II ): dibayarkan setelah mencapai kedalaman 350m


Sebesar: 35% X Rp 946.500.000,- = Rp 331.275.000.,Terbilang # Tiga ratus tiga puluh satu juta dua ratus tujuh puluh lima
ribu Rupiah#
TahapKeTiga( III ) : dibayarkan setelah sumur sudah dinyatakan selesai dan
setelah di Berita Acara serah terima ditandatangani oleh kedua
belah pihak.
Sebesar : 25% X Rp 946.500.000,- = Rp 236.625.000,Terbilang # Dua ratus tiga puluh enam juta enam ratus dua puluh lima ribu
Rupiah#
D. KETENTUAN LAIN

Page 31 of 33
PIHAK
PERTAMA

PIHAK
KEDUA

1. Bila terjadi keterlambatan dalam penyediaan casing dalam waktu lebih dari
48 jam dari lubang sumur yang sudah dinyatakan siap dipasang maka akan
dikenakan denda dengan tarif Rp.1,000.000,- per jam / stand by aktif.
2.a.Bila terjadi keterlambatan dalam penyediaan air tawar dalam waktu lebih
dari 24 jam atau Rig stand by dikarenakan tidak ada air maka akan
dikenakan denda Rp. 1.000.000,- per jam / stand by aktif
2.b.Bila terjadi keterlambatan dalam penyediaan air asin dalam waktu lebih
dari 48 jam atau Rig stand by dikarenakan tidak ada air maka akan
dikenakan denda Rp. 1.000.000,- per jam / stand by aktif
3.Bila terjadi keterlambatan dalam membuat akses jalan atau lokasi drill pad
dan celler lebih dari 120 jam maka akan dikenakan denda Rp.12.000.000,per hari .
4.Unit Rig dimaksud harus siap dalam kondisi layak dioperasikan.Harga
kontrak untuk satu sumur tersebut diatas sudah termasuk didalamnya
adalah:
Biaya /upah crew dan pengawas Rig oleh Pihak Kedua.
Perawatan Rig dan peralatan penunjang lainnya dalam satu kesatuan
instalasi Rig, minyak pelumas untuk mesin Bor, pompa lumpur dan
generator listrik,.
Mobilisasi dan demobilisasi crew ,tempat tinggal crew, makan crew, dan
transportasi local,beserta pengawas Rig, dan laporan harian,mingguan
dan bulanan oleh Pihak Kedua kepada Pihak Pertama
5.Harga Kontrak untuk satu sumur tersebut diatas belum termasuk
Didalamnya antara lain bahan bahan pengeboran (air,serbuk
kayu,sekam padi dan batang pohon pisang).
6. Apabila Rig dan peralatan penunjanghilang, rusak, atau dalam kondisi
tidak dapat dipakai, maka :
a. Pihak Kedua, bertanggung jawab penuh atas kehilangan atau
kerusakan peralatan atau Rig selama proses pengeboran atau Rig dan
atau peralatan lainnya dalam satu kesatuan instalasi Rig tersebut.
b. Bila peralatan penunjang tersebut rusak karena tidak dapat dipakai
atau break down, maka pihak Kedua secepat mungkin melakukan
perbaikan dan penggantian alat dalam waktu maksimal 3x24jam.
c. Unit Rig yang dimaksud akan dipergunakan untuk didaerah Kecamatan
Kedewan,Kabupaten Bojonegoro, JawaTimur.
E. KESEPAKATAN LAIN.
Kedua belah pihak sepakat untuk tunduk dan patuh terhadap
persyaratan(bila ada) dan merupakan kesatuan yang tidak terpisahkan.
7. PERSYARATAN UMUM
A. HARGA
Page 32 of 33
PIHAK
PERTAMA

PIHAK
KEDUA

Harga yang disetujui didasarkan atas hasil kesepakatan antara kedua pihak
yang bertanda tangan dalam perjanjian ini.
Harga tersebut dalam perjanjian ini merupakan harga net, termasuk
perawatan berkala ,upah crew,pengawas Rig sudah termasuk Kerusakan
alat,atau instalasi Rig yang dipakai di wilayah kerja pihak Kedua.
B. PENAGIHAN DAN PEMBAYARAN
a. Tahapan Pembayaran
1) Pembayaran pertama dibayar 40% diawal atau pada saat setelah
penandatanganan perjanjian sewa menyewa.
2) Pembayaran kedua sebesar 35% dibayarkan setelah kedalaman
mencapai 175 meter.
3) Pembayaran ke tiga sebesar 25% dibayarkan setelah sumur sudah
dinyatakan selesai dan setelah di serahkan dari Pihak Kedua kepada
Pihak Pertama dan dinyatakan pada berita acara.
b. Pembayaran dilakukan dengan cara mentransfer pada Bank yang telah
disepakati oleh Kedua belah Pihakataupun secara Tunai.
c. Pembayaran dilakukan dalam mata uang rupiah,segala perjanjian yang
dilakukan secara lisan maupun korespondensi yang berhubungan dengan
kenaikan harga sewa selama menjalankan kesepakatan ini tidak
diperkenankan dan tidak diakui.
C. RESIKO
Pihak Kedua, bertanggung jawab sepenuhnya untuk perijinan pengeboran.
Surat Perjanjian Kerjasama Sewa Rig untuk pekerjaan Drilling di wilayah
Kabupaten Bojonegoro ini dibuat dalam rangkap dua, dan disepakati serta
ditandatangani oleh kedua belah pihak.

Dibuat di Jakarta,Tanggal 8 BulanJuni 2014


PIHAK PERTAMA

PIHAK KEDUA

Edhi Baratajaya
PresidenDirektur

Hasnil Hawadis
Direktur Utama

Page 33 of 33
PIHAK
PERTAMA

PIHAK
KEDUA

Anda mungkin juga menyukai