Anda di halaman 1dari 12

Mengenal Bahan Bakar Pesawat (Avtur) yang Istimewa

https://www.kaskus.co.id/thread/53cec963c3cb17bf108b46c8/avtur-mengenal-bahan-bakar-
pesawat-dengan-proses-amp-perlakuan-istimewa/

PENGERTIAN

aviation turbine fuel (ATF) atau avtur (aviation turbine) merupakan salah satu jenis bahan bakar
penerbangan yang dirancang untuk digunakan pada pesawat terbang yang bermesin turbin gas
(EXTERNAL COMBUTION). Warnanya cerah sampai kekuningan. Bahan bakar yang paling umum adalah
Jet A dan Jet A-1 (Avtur) yang diproduksi dalam perlengkapan spesifikasi yang terstandardisasi secara
internasional.

Didalam dunia minyak dan gas bumi, avtur merupakan persenyawaan hidrokarbon dengan trayek didih
177 C 288 C. Hydrocarbon berupa senyawa parafin (terbanyak), naften dan sedikit aromat, ada juga
didalamnya senyawa-senyawa impurities dalam jumlah kecil serta additive.

Bahan bakar ini memerlukan quality control yang sangat standar, sehingga harus ditangani secara ketat.
Produk avtur diperoleh melalui distilasi atmosferic dilanjutkan dengan proses treating yang tujuannya
untuk menurunkan kadar sulfur, terutama mercaptan. Setelah dilakukan analisa produk oleh bagian
laboratorium dan dinyatakan telah memenuhi spesifikasi (On Spec) yang di syaratkan.

SPESIFIKASI

Spesifikasi avtur, beberapa yang utama adalah :


Density 15oC : 775 840 kg/m3
Appearance : Clear and bright
Total Sulphur : 0.30 %wt, maks
Mercaptan Sulphur : 0.0030 %wt, maks
Flash Point : min. 38 oC
Doctor Test : Negative
Freezing Point : - 47 oC, maks
Electrical Conductivity : 50 450 S/m
Fungsi dari beberapa spesifikasi avtur yang berpengaruh dalam penerbangan (mesin pesawat).

1. Density
Pengertian : Berat dalam vakum per Volume pada 15C (kg/l atau kg/m3)
Fungsi : untuk keperluan konversi volume pada suhu pengukuran ke volume pada suhu standart 15C,
atau untuk keperluan konversi volume ke besaran massa.
Kalo yang masih bingung, density itu tujuannya buat konversi volume / ngitung volume atau isi dari
avtur tersebut gan, biar pada saat proses pengiriman ke depot maupun ke bandara transaksinya jelas.

2. Appearance
Pengertian : Keaadan fisik minyak secara visual (visual appearance)
Fungsi : Untuk mengetahui apakah avtur mengandung partikel padat dan jernih serta cemerlang.
Kalo yang ini, biar tau apakah avtur tersebut bener - bener bersih gan, ga boleh kotor sedikitpun.

3. Total Sulphur
Pengertian : Menentukan kandungan sulphur (total sulphur) pada avtur
Fungsi : Untuk memantau Sulphur Level pada produk avtur. Pada umumnya keberadaan sulphur tidak
diinginkan, karena pengaruh buruknya terhadap peralatan proses maupun bahan bakar.
Sifat sulphur itu merusak komposisi avutrnya sendiri, tapi juga bisa ngrusak peralatan pada mesin
pesawat juga gan. Karena sifat sulphur sendiri bila teroksidasi bisa korosif / karatan.

4. Mercaptan Sulphur
Pengertian : Merkaptan adalah komponen sulfur organik. Secara kimiawi dia berupa komponen yang
terdiri dari senyawa hidrokarbon yang mengikat gugus -SH.
Fungsi : Mercaptan Sulphur memiliki bau yang tidak enak, dan dapat merusak elastomer serta potensial
mengakibatkan korosi terhadap komponen komponen pada mesin pesawat.
Kalo yang ini hampir sama kaya diatas.

5. Flash Point
Pengertian : merupakan ukuran respon bahan bakar terhadap panas dan nyala api.
Fungsi : memberikan informasi tentang kemungkinan eksistensi komponen yang sangat volatile &
Flamable. Sehingga kegitan transportasi dapat menentukan peraturan keselamatan tentang bahan
bakar yang mudah menyala.
Ini berhubungan dengan keselamatan pada saat pengisian bahan bakar gan. Flash point merupakan
suhu minimal dimana bahan bakar dapat menyala seketika.

6. Freezing Point
Pengertian : Perubahan bahan bakar terhadap suhu, dimana kristal kristal hidrokarbon mulai
terbentuk karena proses pendinginan, dan mencair kembali jika suhu dinaikan.
Fungsi : Menentukan suhu terendah pada bahan bakar dimana bahan bakar tersebut bebas dari kristal
kristal hidrokarbon yang dapat mengganggu aliran bahan bakar pada tube tube mesin turbin
pesawat atau pun pada filter bahan bakar pesawat. Suhu tersebut terpengaruh pada ketinggian
pesawat pada saat mengudara.
Point ini yang terpenting pada spesifikasi avtur gan.

7. Electrical Conductivity
Pengertian : Koduktifitas elektrik
Fungsi : mengetahui ketahanan bahan bakar terhadap konduktifitas elektrik.
Komponen mesin pesawat udara tak luput dari teknologi elektronika, dengan itu ketahan bahan bakar
terhadap konduktifitas elektrik sangat diperlukan gan. Biar tidak terjadi hal - hal yang tidak diinginkan
pada saat penerbangan karena terpengaruhnya bahan bakar terhadap komponen elektronika tersebut.

Ada lagi yang tak kalah penting gan,,,


bahan bakar pesawat udara tidak boleh ada air yang terkandung dalam minyak atau water content.
Boleh dikatakan 0% water content, karena pada saat mengudara suhu otomatis akan berubah drastis (
bisa mencapai -20 derajat celcius ), bila ada kandungan air dalam avtur, maka air -air tersebut akan
berubah menjadi kristal - kristal es atau icing. Perubahan tersebut sangat berbahaya dalam
penerbangan, karena dapat menyumbat tube - tube maupun filter bahan bakar dalam mesin pesawat
udara.

Maka dari itu, pengawasan terhadap proses produksi, pengiriman maupun pengisian dalam pesawat
memerlukan standarisasi yang sangat ketat. Biar tidak terjadi hal - hal yang tidak kita inginkan pada saat
pesawat mengudara.

Itulah mengapa avtur menjadi bahan bakar yang istimewa. Proses sampai dengan pengisian memerukan
pengawasan yang sangat ketat.
1. AVTUR ( Aviation Turbine )
orang orang luar negeri biasa nyebut AVTUR denga sebutan JET A-1
Bahan bakar yang merupakan salah satu jenis bahan bakar penerbangan yang dirancang untuk
digunakan pada pesawat terbang yang bermesin turbin gas. Warnanya cerah sampai kekuningan. Bahan
bakar yang paling umum adalah Jet A-1 (Avtur) yang diproduksi dalam perlengkapan spesifikasi yang
terstandardisasi secara internasional.

Bahan bakar Avtur adalah campuran sejumlah hidrokarbon yang berbeda, kemungkinan ribuan lebih.
Kisaran ukurannya (berat molekul atau nomor karbon) dibatasi oleh persyaratan untuk produk, sebagai
contoh, titik beku atau titik asap. Bahan bakar jenis kerosin (termasuk Jet A dan Jet A-1) memiliki
distribusi nomor karbon antara 8-16; bahan bakar jet tipe potong luas atau nafta (termasuk Jet B),
berkisar antara 5-15 nomor karbon

Bahan bakar avtur di gunakan oleh pesawat - pesawat yang bermesin turbin. peswat biasanya
menyimpan bahan bakar AVTUR pada sayapnya

2. AVGAS (Aviation Gasoline)

Bahan bakar minyak ini merupakan jenis khusus yang dihasilkan dari fraksi minyak bumi. Nilai octane
jenis Avgas yang beredar di Indonesia memiliki nilai 100/130.

Sejak mesin yang pertama kali digunakan untuk menggerakkan pesawat terbang
menggunakan/berbasiskan mesin otomotif, bahan bakarnya pun menggunakan bahan bakar untuk
otomotif. Dewasa ini beberapa pesawat terbang masih menggunakan mesin otomotif/mesin piston,
walaupun dalam jumlah yang tidak banyak. Untuk jenis pesawat inilah PERTAMINA Aviation
menyediakan Aviation Gasoline (AVGAS). AVGAS adalah bahan bakar dari fraksi minyak tanah yang
dirancang sebagai bahan bakar pesawat terbang yang menggunakan mesin yang memiliki ruang
pembakaran internal (Internal Combustion Engine), mesin piston atau mesin yang bekerja dengan
prinsip resiprokal dengan pengapian/pembakaran. AVGAS merupakan suatu campuran komponen-
komponen yang berasal dari minyak mentah dengan hidrokarbon sintetik yang di blending dengan
additive tertentu yakni unsur/bahan kimia seperti tetraethyl lead, inhibitors dan dyes dalam jumlah
kecil. AVGAS adalah bahan bakar dengan nilai oktan sangat tinggi yang spesifik digunakan untuk mesin
pesawat terbang yang memiliki tingkat kompresi tinggi.

Performa AVGAS terutama ditentukan oleh karakteristik anti-knock yang ditunjukkan oleh bilangan
oktan untuk nilai di bawah 100 dan juga capaian performa di atas 100. Tingkat/grade AVGAS pada
prinsipnya ditentukan oleh nilai oktan yang mengindikasikan tingkat performa/kinerja bahan bakar.
Grade AVGAS yang disediakan oleh PERTAMINA Aviation di Indonesia adalah AVGAS 100/130. Serupa
dengan bensin yang merupakan bahan bakar untuk mesin piston, AVGAS memiliki sifat sangat mudah
menguap dan sangat mudah terbakar pada temperatur normal. Oleh karenanya prosedur dan peralatan
yang digunakan dalam menangani produk ini secara aman haruslah mendapat perhatian serius. AVGAS
harus memiliki titik beku (freeze point) maksimum -58C dan memiliki kandungan Sulfur maksimum 0.05
% m/m.

AVGAS pertamina memenuhi standar British Ministry of Defence, Defence Standard 91-90/latest issue
(Aviation Gasoline 100/130), DERD 2485 and ASTM D 910, the Standard of Specification for Aviation
Gasoline

jadi AVGAS biasa digunakan terhadap mesin yang memiliki ruang pembakaran internal

https://archive.kaskus.co.id/thread/10190740/1

Perbedaan Antara Avtur Dengan Avgas

http://www.asalasah.com/2014/01/perbedaan-antara-avtur-dengan-avgas.html

1. Avtur
Avtur adalah singkatan dari Aviation Turbine Fuel. Nama lainnya adalah Jet A-1. Avtur biasa
dipake buat bahan bakar pesawat jet atau pesawat turbo jet.
Di samping sebagai sumber energi penggerak mesin pesawat terbang, bahan bakar penerbangan
juga berfungsi sebagai cairan hidrolik di dalam sistem kontrol mesin dan sebagai pendingin bagi
beberapa komponen sistem pembakaran.
Check list mutu produk berisi persyaratan-persyaratan utama dari spesifikasi bahan bakar.
AVTUR/Jet A-1 yang disediakan oleh PERTAMINA Aviation memenuhi standar Britsh
Ministry of Defence, Defence Standard 91-91/latest issue (Turbine Fuel, Aviation Kerosine
Type, Jet A-1, NATO Code F-35), DERD 2494 and ASTM D 1655, the Standard of
Specification for Aviation Turbine Fuel.
AVTUR adalah bahan bakar dari fraksi minyak tanah yang dirancang sebagai bahan bakar
pesawat terbang yang menggunakan mesin turbin atau mesin yang memiliki ruang pembakaran
eksternal (External Combustion Engine). Kinerja/kehandalan AVTUR terutama ditentukan oleh
karakteristik kebersihannya, pembakaran, dan performanya pada temperatur rendah. Berdasarkan
spesifikasi tersebut, AVTUR harus memenuhi persyaratan yang dibutuhkan, seperti memiliki
titik beku (freeze point) maksimum -47C dan titik nyala (flash point) minimum 38C (100 F)
2. Avgas
Avgas merupakan singkatan dari Aviation Gasoline. Bahan bakar ini biasa dipake di pesawat
dengan mesin piston atau helikopter jenis ringan.
Performa AVGAS terutama ditentukan oleh karakteristik anti-knock yang ditunjukkan oleh
bilangan oktan untuk nilai di bawah 100 dan juga capaian performa di atas 100. Tingkat/grade
AVGAS pada prinsipnya ditentukan oleh nilai oktan yang mengindikasikan tingkat
performa/kinerja bahan bakar. Grade AVGAS yang disediakan oleh PERTAMINA Aviation di
Indonesia adalah AVGAS 100/130. Serupa dengan bensin yang merupakan bahan bakar untuk
mesin piston, AVGAS memiliki sifat sangat mudah menguap dan sangat mudah terbakar pada
temperatur normal. Oleh karenanya prosedur dan peralatan yang digunakan dalam menangani
produk ini secara aman haruslah mendapat perhatian serius. AVGAS harus memiliki titik beku
(freeze point) maksimum -58C dan memiliki kandungan Sulfur maksimum 0.05 % m/m.
AVGAS kami (Pertamina Aviation) memenuhi standar British Ministry of Defence, Defence
Standard 91-90/latest issue (Aviation Gasoline 100/130), DERD 2485 and ASTM D 910, the
Standard of Specification for Aviation Gasoline

Sdfsg

Bagian Truck Tangki PERTAMINA

http://aldinosya.blogspot.co.id/2016/01/penjelasan-bagian-bagian-truk-tangki.html

Karoseri tangki truk, didesain sedemikian rupa menurut fungsi yang disesuaikan pula dengan besar kecil
truk yang membawanya. Bila diperhatikan, wadah dari cairan bbm maupun tangki truk gas itu kedua-
duanya berbentuk oval yang tidak memiliki sudut.
Ini adalah tangki berkapasitas 16 Kl atau setara dengan 16.000 liter. Memiliki dua lubang di
atasnya, di mana tiap lubang masing-masing berisi 8.000 liter. Wadah penyimpanan ini disebut
kompertemen tangki yang diberi sekat atau batas pemisah. Tujuannya agar memperkecil
guncangan cairan ketika truk berjalan, sehingga truk mudah dikendalikan. Meski demikian,
kecepatan truk dibatasi antara 45 km/jam sampai dengan 60 km/jam.

Lubang kompertemen tangki disebut Menhole. Penutup menhole sendiri didesain layaknya cara
membuka minuman kaleng, jadi benar-benar rapat. Namun tetap dihubungkan dengan pipa
penguapan. Di dalam menhole terdapat tanda batas cairan bbm yang disebut ijek baut tera atau
jarum tera. Jarum baut tera berbentuk segitiga runcing; Pernah lihat ujung tombak? Seperti itu
bentuknya.
Untuk dapat naik ke atas tangki, tentunya dibutuhkan tangga. Tangga tangki ada yang letaknya di
belakang, tengah dan ada juga yang berada di antara kompertemen tangki dan kepala truk tangki.
Truk tangki dilengkapi dua hingga tiga pemadan api ringan (APAR) 9/12 kg. Dua berada di
belakang, terpasang di sebelah kiri dan kanan di antara kompertemen tangki dan kepala truk
tangki. Sedang satunya lagi di dekat awak tangki/ruang kemudi. Bagian LK3 depot pertamina,
tidak akan mengijinkan truk tangki loading, apabila APAR dalam keadaan cacat atau ada salah
satu kelengkapan APAR itu tidak ada.

Kemudian di dasar tangki ada lubang untuk keluar-masuknya minyak. Ada yang letaknya tepat
di tengah-tengah dan ada juga berada di ujung maupun di belakang dekat sekat yang masing-
masing diberi klep keong atau penutup lubang. Penutup lubang ini, memakai sistem tekanan
angin (hidrolik). Bila tuas angin ditarik/didorong, maka penutup lubang akan terbuka/menutup.

Selanjutnya pada bagian samping kiri dan kanan tangki truk terdapat pipa besi tempat selang
bongkar, kendati Spbu memiliki selang pembongkaran sendiri. Lalu pada bagian atas pipa, ada
yang dinamakan selendang tangki . Diberi warna tertentu sesuai jenis cairan bahan bakar di
dalamnya. Kuning berarti premium, abu-abu berarti minyak solar, pertamax-biru, pertamax plus-
merah, pertalite-putih, kerosine (minyak tanah) dan avtur.
Khusus untuk truk tangki yang melayani perusahaan industri, dicat berwarna biru semua dan
ditambahkan keranjang pada bagian atas tangki sesuai permintaan dari pihak perusahaan.
Sebagai pengaman (safety) ketika dilakukan pemeriksaan ketinggian cairan maupun
pengambilan sample bbm.

Sebelah kiri bawah truk tangki, ada berupa kotak almari tempat penerimaan bbm saat truk akan
bongkar di Spbu. Di dalamnya ada pipa penyaluran cairan (pipa bongkar) yang tersambung
dengan masing-masing kompertemen. Ada tuas atau tombol on/off klep angin seperti yang telah
disebutkan sebelumnya.

Ujung pipa bongkar dibungkus dengan Bottom Loading. Diibaratkan semacam krang air yang
juga diberi tuas 'kopling' untuk membuka lubang pipa. Sebelum proses penerimaan bbm di Spbu,
bottom loading masih dalam keadaan tertutup oleh API Dust Cap yang disegel. Kemudian saat
akan proses pemeriksaan kualitas serta kuantitas bbm, baru API Dust Cap ini dibuka untuk
selanjutnya dipasangi Unloading Coupler atau dibiasa disebut juga dengan moncong babi.

Demikian informasi seputar bagian-bagian dari truk tangki pertamina. Kurang lebihnya mohon
dimaafkan, dikarenakan keterbatasan pengetahuan yang dimiliki. Sekian

Sistem Pengisian Bahan Bakar Pesawat


http://gloopic.net/article/penerbangan/sistem-pengisian-bahan-bakar-pesawat-terbang

http://infopanduantrik.blogspot.co.id/2015/06/sistem-pengisian-bahan-bakar-pesawat.html
Fasilitas DPPU (Depot Pengisian Pesawat Udara) merupakan fasiltas vital dalam pelayanan di
Bandar Udara, untuk menunjang operasi pelayanan pengisian bahan bakar pesawat, seiring
dengan kemajuan dunia penerbangan dan padatnya rute penerbangan dalam pelayanan maka di
Bandar Udara terutama pada Bandar Udara sedang dan besar terpasang fasiltas untuk pengisian
bahan bakar pesawat. Fasilitas pengisian bahan bakar pesawat menurut tipenya sekarang terdapat
2 (dua) tipe pengisian yaitu pengisian menggunakan jalur pipa (pipeline) dibawah apron atau
menggunakan mobil truck bridger dari fuel farm menuju apron. Penggunaan jalur pipa (pipeline)
dibawah apron banyak digunakan pada Bandar Udara Besar yang mempunyai tingkat kesibukan
penerbangan yang cukup tinggi sedangkan untuk penggunaan mobil bridger biasanya digunakan
pada bandar udara kecil yang mempunyai tingkat kesibukan penerbangan yang tidak terlalu
tinggi.

Transfer bahan bakar biasanya menggunakan mobil bridger (tank), pipeline / fixed hydrant
system, umumnya tipe fixed hydrant system ditemukan pada bandara besar dimana volume
bahan bakar yang di isi ke pesawat sangat efektif dari segi waktu pengisian ataupun keamanan
keselamatan pesawat di apron dimana pipeline/ fixed hydrant system lebih baik dibandingkan
penggunaan mobil bridger.
Secara tipikal pengisian bahan bakar dengan Airport Hydrant Systemdibagi menjadi 3 (tiga)
bagian utama yaitu 1) system penerimaan bahan bakar (receiving system), 2) Sistem
Penyimpanan Bahan Bakar (storage system) dan 3) Sistem penyaluran dan pengisian (dispensing
or delivery system).

Sebelum membahas mengenai Pengisian Bahan Bakar Sistem Hydrant/Pipeline , perlu


memahami dasar karakteristik dari bahan bakar pesawat. Bahan Bakar pesawat jenis Jet
(Beoing/Airbus) adalah berdasar kerosene dan dibagi menjadi 3 (tiga) klasifikasi yaitu, Jet A, Jet
A-1 dan JP-8, Jet A dan Jet A-1 digunakan oleh pesawat komersial dan JP-8 umumnya
digunakan oleh militer. Jet A digunakan di US dan Jet A-1 digunkanan pada umumnya di dunia.
Jet A-1 mempunyai titik beku lebih rendah dibandingkan jet A, sehingga bahan bakar Jet A-1
lebih cocok digunakan untuk penerbangan internasional yan panjang sedangkan Jet A banyak
digunakan di US karena factor harga dan ketersediaan. Jet A dan Jet A-1 mempunyai
karakteristik yang sama, karosen untuk bahan bakar turbin atau sering disebut dengan avgas.
Aviation Gasoline mempunyai titik bakar atau flash point sekitar 46C (-50F), sedangkan Jet A
dan kerosene turbin mempunyai titik bakar atau flash point sekitar 38C (100F).
Jet fuel adalah bahan seteril karena high processing temperature namun beberapa peluang
kontaminasi pada bahan bakar dapat terjadi pada rute distribusi sampai dengan jalur transfer
bahan bakar ke pesawat serta kontaminasi bahan bakar dapat terjadi setiap waktu. Perlu diingat
bahwa jet fuel harus dalam keadaan bersih dari kontaminasi dan sesuai dengan spesifikasi ketika
ditransfer ke pesawat. Jet fuel juga harus mempunyai kestabilan thermal, flash point,
konduktivitas lubrikasi, fluiditas. Fuel dalam keadaan clean/bersih berarti fuel harus bersih dari
solid partickel dan air serta harus bersih dari mikroorganisme karena jika tidak sesuai dengan
spesfikasi dan tidak bersih dari maka akan mempunyai impact yang cukup serius pada mesin
pesawat. Oleh karena itu fuel quality control sangat penting dilakukan oleh regulator transportasi
udara dan operator penerbangan dan penyedia bahan bakar pesawat.

Bahan bakar pesawat diterima di airport fuelling system melalui beberapa cara metode
pengiriman antara melalui pipa permanen, transport jalan, lewat kapal laut maupun kereta,
namum beberapa airport besar di amerika ataupun diluar negri menggunakan pipa permanen.
Metode yang masih diterapkan pada Bandar Udara di Indonesia masih menggunakan transport
jalan dan belum menerapkan melalui pipa permanen. Sistem penerimaan bahan bakar pada fuel
farm airport harus dilengkapi dengan peralatan yang dapat menghindari adanya kotoran atau air
yang tercampur pada bahan bakar pesawat, misalkan pada fuel farm penerimaan bahan bakar
harus terdapat peralatan filter atau separator untuk menghindari masuknya partikel ataupun air
ke dalam bahan bakar. Sistem penerimaan dan penampungan bahan bakar pesawat biasanya
disebut dengan fuel farm, fasilitas fuel farm atau Depot Pengisian Pesawat Udara terdiri dari :
a) Fasilitas Lorry unloading.
Fasilitas yang digunakan untuk unloading bahan bakar avtur dari truk pengangkut (bridger).
b) Fasilitas Collector tank.
Fasilitas yang digunakan untuk mengumpulkan (collector) bahan bakar dari fasilitas lorry
unloading.
c) Fasilitas Storage tank.
Fasilitas yang digunkan untuk tangki penyimpanan bahan bakar avtur sebelum dialirkan menuju
apron. Fasiltas storage tank berjumlah 5 storage tank.
d) Fasilitas Pump Distibution.
Fasilitas yang digunakan untuk pompa distribusi bahan bakar avtur menuju apron.
e) Fasilitas Drain Tank.
Fasilitas yang digunakan sebagai tempat penampungan drain bahan bakar avtur.
f) Fasilitas Water Tank.
Fasilitas yang digunakan penampungan air yang mana air tersebut akan digunakan kebutuhan air
pemadam kebakaran dan kebutuhan air sehari-hari di fuel farm.
g) Fasilitas Degas.
Fasilitas yang digunakan penampungan sisa bahan bakar avtur yang tersisa ditruck pengisi.
h) Fasilitas Fire pump dan fire fighting.
Fasilitas yang digunakan untuk fasilitas pemadam kebakaran di fuel farm, seperti fire pump,
hydran pump dll.
i) Fasilitas Electrical House generator.
Fasiltas yang digunakan untuk fasilitas penunjang listrik cadangan (back-up) pada fuel Farm.
j) Maintenance Building.
Fasilitas yang digunakan untuk fasilitas perawatan peralatan di Depot farm, dan terdapat fasilitas
sebagai tempat penyimpan sampel bahan bakar avtur.
k) Service sheld.
Fasilitas yang digunakan untuk tempat parkir dan perawatan truck pengangkut (bridger).
l) Dike Wall.
Dike Wallmerupakan tembok pembatas pengaman disekeliling storage tank yang berguna untuk
penahan bocoran avtur ketika terjadi kebocoran pada storage tank.
m) Guard Basin, Oil separator.
Fasilitas yang digunakan sebagai tempat penampungan limbah avtur dan pemisahan minyak
sebelum dibuang ke lingkungan.
n) Fasilitas Office building.
Fasilitas yang digunakan sebagai tempat gedung perkantoran dan gedung Distribution
Control DPPU.
o) Fasilitas pendukung lainnya.
Fuel Farm/ Depot Pengisian Peswat Udara (DPPU) umumnya diletakan dengan jarak yang cuku
jauh dari fueling apron, analisa hydrolik sangat penting untuk menentukan paramaeter pompa
dan ukuran Pipa distribusi fuel.
Pesawat jet komersial aircraft dapat menerima fuel pada debit antara 150 dan 1000 GPM. Semua
system distribusi fuel harus didesain untuk mendapatkan tekanan dan kapasitas yang memadai,
beberapa hal yang sangat penting dalam menganalisis tekanan dan kapasitas fuel antara jumlah
gates, type aircraft, load factor, jarak penerbangan dan turn-around time penerbangan.
Sistem harus didesain agar mendapatkan kecepatan aliran range 6 ft/sec dengan tujuan
pembersihan didalam pipa dimana kecepatan rendah akan menyebabkan kondensasi air dan
munculnya pertumbuhan mikroba. Pipa Hydrant dan pipa apron harus dibuat kemiringan
minimum s/d 1 % ke low point hydrant untuk memfasilitasi pembuangan air dan memfasilitasi
pemompaan pada periode perbaikan.
Pada Bandar Udara besar system hydrant biasanya dilengkapi dengan computer based system
tidak hanya mengkontrol aliran fuel dan menyediakan operator dengan interface untuk
mengkontrol system operasi valve.
Hydrant system akan lebih ideal menjadi system loop karena dapat flexible pada operasi system
dan memfasilitasi proses flushig dan operasi dapat maksimal pada saat sebagian dari jalur dalam
keadaan masa perawatan atau perbaikan.
Hydrant pit valvedigunakan dan terletak pada apron pengisian bahan bakar untuk
menghubungkan kendaraan servis bahan bakar ke sistem hidran. Kendaraan pengisi bahan bakar
menyediakan interfaceantara sistem dan lubang bahan bakar pada pesawat. Hydrant pitharus
dirancang untuk menahan semua beban roda daribebanpesawat dan semua peralatan ground
service equipment (GSE).
zHydrant pit harus dipasang setidaknya 1 inci di atas area sekitarnya dan harus mempunyai
kemiringan seragam ke arah apron, untuk meminimalkan masuknya air permukaan ke dalam
lubang Hydrant pit.

Hydrant pit tidak terletak pada kurang dari 50 ft dari semua terminal, concourse, hangae dan
gedung kargo. Semua system hydrant harus terdapat system emergency fuel shutoff yang
berfungsi untuk menstop aliran bahan bakar pada saat terjadi kebocoran atau darurat.
Fuel Servicing Vehicleharus terdapar metering, filtrasi dan control valve untuk mengkontrol
aliran bahan bakar ke pesawat dan dilengkapi dengan dead-man type system berdasarkan NFPA
407 untuk menstop aliran bahan bakar. Bahan bakar dialirkan ke pesawat tidak melebihi 50 psi
serta kendaraan harus menyediakan pressure control untuk mengatur dan mengkontrol tekanan
bahan bakar ke pesawat.

Anda mungkin juga menyukai