Anda di halaman 1dari 20

RINGKASAN KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

PT Medco E&P Indonesia – Rimau Asset

Pendahuluan
Dalam menjalankan kegiatan operasinya, Manajemen PT.
Medco E&P Indonesia – Rimau Asset berkomitmen kuat
untuk selalu mematuhi seluruh peraturan perundangan
yang berlaku, termasuk peraturan perundangan bidang
lingkungan hidup serta melakukan upaya terus menerus
dalam meningkatkan kinerja pengelolaan lingkungan
perusahaan dengan menjalankan program-program yang
bersifat beyond compliance.
Komitmen kuat Manajemen Puncak PT. Medco E&P
Indonesia – Rimau Asset merupakan salah satu
keunggulan yang dimiliki, di mana perusahaan dalam
menjalankan usahanya selalu berpedoman kepada tiga pilar usaha yaitu “Profit”, “People” dan “Planet” yang
maknanya adalah perusahaan tidak hanya mengejar keuntungan ekonomi semata, tetapi juga turut berupaya
memberdayakan dan meningkatkan taraf hidup masyarakat di sekitar lokasi kegiatan perusahaan serta secara
terus menerus menggali dan menerapkan upaya-upaya pelestarian daya dukung lingkungan. Keunggulan lain
yang dimiliki oleh Rimau Asset dan tidak dimiliki oleh banyak perusahaan minyak dan gas bumi lainnya yaitu
dukungan sumberdaya manusia yang seluruhnya adalah putra-putri terbaik bangsa Indonesia dan nihil tenaga
kerja asing. Di samping itu, untuk kebutuhan operasional lapangan, perusahaan juga memaksimalkan partisipasi
putera-puteri daerah baik sebagai tenaga kerja tetap maupun tenaga kerja pihak ketiga, sekaligus juga partisipasi
perusahaan-perusahaan lokal dalam mendukung kegiatan operasi di lapangan.
Keunggulan-keunggulan tersebut pada akhirnya membuahkan prestasi bagi Rimau Asset, khususnya dalam
bidang lingkungan hidup, aplikasi konservasi energi dan kegiatan pengembangan masyarakat, yaitu dengan
dicapainya:
a. Nihil pembuangan limbah cair air ke lingkungan (zero wastewater surface discharge) sejak tahun 1998
melalui injeksi 100% limbah air terproduksi (produced water)
kembali ke reservoir yang di sisi lain turut berkontribusi terhadap
konservasi air karena mengurangi kebutuhan pengambilan air baku
permukaan, baik untuk kebutuhan operasi maupun untuk kebutuhan
domestik sebesar rata-rata lebih dari 50% per tahun
b. Nihil pembakaran gas (zero gas flaring) melalui pembangunan dan
pengoperasian kilang mini LPG (tahun 2006) dan dengan
pemasangan kompresor gas bertekanan rendah tahun 2011.
c. Penghargaan tertinggi dalam bidang lingkungan hidup, penerapan konsep energi ramah lingkungan dan
pemberdayaan masyarakat:
- Peringkat PROPER Hijau (tahun 2009 dan 2010) dan Emas (tahun 2011 dan 2012) dari
Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia. Rimau Asset merupakan satu-satunya
perusahaan minyak dan gas bumi di Indonesia yang mendapat penghargaan PROPER Emas.
- Penghargaan “Energi Pratama” (tahun 2011) dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
atas komitmen dan keberhasilan Rimau Asset membangun dan mengoperasikan kilang mini LPG
dari associated gas (gas ikutan) yang dihasilkan dari kegiatan operasi
- “Green Energy Company Award” (tahun 2012) dari majalah SWA atas keberhasilan Rimau Asset
dalam mengaplikasikan konsep-konsep konservasi energi

Dokumen Ringkasan Kinerja Pengelolaan Lingkungan 1


PT. Medco E&P Indonesia – Rimau Asset
- “Indonesian Corporate Social Resposibility Award” (tahun 2011) dari Kementerian Sosial Republik
Indonesia atas keberhasilan Rimau Asset menjalankan program-program sosial kemasyarakatan
- “Corporate Social Responsibility Platinum Award” (tahun 2012) dari Pemerintah Kabupaten Musi
Banyuasin
Seluruh pencapaian tersebut tentunya menjadi pembeda antara Rimau Asset
dengan perusahaan minyak dan gas bumi lainnya. Pembangunan kilang mini
LPG merupakan suatu bukti komitmen serius Rimau Asset dalam hal
pengurangan emisi gas rumah kaca (green house gas) sekaligus dalam hal
konservasi energi, walaupun proyek ini secara keekonomian tidak menarik.
Proyek ini bersama-sama dengan proyek pemasangan kompresor gas bertekanan
rendah (low pressure gas compressor) menjadikan Rimau Asset berhasil
menerapkan operasi yang nihil pembakaran gas pada flare stack, kecuali untuk
kebutuhan keselamatan operasi. Sampai saat ini dapat dikatakan belum ada
perusahaan minyak dan gas bumi yang berhasil menerapkan program nihil
pembakaran gas pada flare stack.
Dalam aspek pemberdayaan masyarakat, Rimau Asset juga mampu
memberikan warna tersendiri di kalangan perusahaan atau industri, baik yang
sejenis maupun yang berbeda. Program padi SRI organik yang menjadi
andalan program pemberdayaan masyarakat, menjadi bukti bahwa Rimau
Asset adalah perusahaan minyak dan gas bumi yang tidak hanya sukses dalam
menjalankan kegiatan operasinya, tetapi juga sukses dalam mengembangkan
pola pertanian organik. Hal ini ditegaskan dengan adanya pengakuan atau
testimoni dari Gubernur Provinsi Sumatra Selatan, Bupati Kabupaten Musi
Banyuasin dan Bupati Kabupaten Banyuasin yang memimpin daerah di mana kegiatan operasi Rimau Asset
berada.

Dokumen Ringkasan Kinerja Pengelolaan Lingkungan 2


PT. Medco E&P Indonesia – Rimau Asset
SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN
Dalam melakukan penerapan sistem manajemen lingkungan
di area operasinya, PT. Medco E&P Rimau Asset
menggunakan ISO14001:2004. TUV NORD yang merupakan
badan sertifikasi independen mengeluarkan Sertifikasi ISO
14001 pada Desember 2007. Kemudian Sertifikat ini
diperbaharui pada Juli 2009 dan digunakan sampai rentang
waktu Desember 2010. Kemudian Sertifikat ini kembali
diperbarui pada Januari 2011 dan berlaku hingga Januari
2014. Penerapan sistem manajemen lingkungan ini
merupakan komitmen dari pucuk pimpinan perusahaan untuk
meningkatkan kinerja pengelolaan lingkungan yang menitik
beratkan pada pencegahan polusi, kesesuaian dengan undang-
undang dan peraturan lain yang berlaku dan upaya-upaya
perbaikan secara berkesinambungan. Sebagai pembuktian
komitmen pimpinan tertinggi, perusahaan telah menerbitkan
kebijakan lingkungan hidup sebagai arahan pelaksanaan
pengelolaan lingkungan dan menerapkan tinjaun manajemen
secara rutin untuk melakukan tindakan perbaikan. Penerapan
sistem manajemen lingkungan meliputi seluruh area
kegiatan produksi utama (Kaji, Semoga, Kaji Satelite,
Langkap, Tabuan, Kerang Stasiun dan Terminal Tengguleng) beserta kegiatan pendukung kegiatan utama
(Kaji Industrial, warehouse dan Waste Treatment Centre). Adapun audit eksternal SML yang dilakukan oleh
TuV Nord mencakup keseluruhan tahapan kegiatan operasional perusahaan dimulai dari komitmen pimpinan
untuk menerapkan pengelolaan lingkungan (dilihat dari kebijakan lingkungan), perencanaan, penerapan dan
operasional, pemeriksaan, tinjauan manajemen beserta tindakan perbaikan. Kesemua item sertifikasi SML
tersebut diaplikasikan oleh perusahaan dalam operasinya sebagai upaya untuk menaati peraturan (izin
lingkungan), melakukan pengendalian pencemaran air, pengendalian pencemaran udara, pengelolaan limbah
bahan berbahaya dan beracun (B3) dan pengendalian terhadap kerusakan lingkungan. Sehingga tercipta kinerja
pengelolaan lingkungan yang efektif dan efisien.

EFISIENSI ENERGI
Penggunaan energi di PT Medco E&P Indonesia Rimau Asset berasal dari sumber gas dan solar. Total
konsumsi energi pada tahun 2010 adalah sebesar 6.317.916 BTU. Total konsumsi energi ini terus mengalami
penurunan berturut-turut yaitu 5.109.943 BTU (Juni 2012), dan 2.738.901 BTU (Juni 2013). Seluruh energi
listrik yang digunakan sebagai sumber energi untuk proses produksi utama yang dihasilkan, bersumber
dari gas yang digunakan sebagai bahan bakar pembangkit. Jumlah gas tertinggi yang digunakan sebagai sumber
listrik dapat dilihat pada tahun 2010 dengan penggunaan sebesar 6.109.375 BTU. PT Medco E&P Indonesia
Blok Rimau menurunkan penggunaan gas sebagai sumber energi yaitu menjadi 4.901.992 BTU pada tahun
2012 dan hingga Juni 2013 mencapai 2.644.917 BTU. Energi untuk menunjang fasilitas pendukung berasal dari
penggunaan solar. Pada tahun 2010 mencapai 208.543 BTU, pada tahun 2011, terjadi peningkatan penggunaan
solar, yaitu sebesar 249.249 BTU dikarenakan adanya aktivitas baru dalam kegiatan operasional antara lain
implementasi proyek EOR (Enhance Oil Recovery). Peningkatan ini diikuti dengan komitmen PT Medco E&P
Indonesia Blok Rimau dalam mengefisiensikan penggunaan energi sehingga penggunaan solar pada tahun 2012
menurun menjadi 207.951 BTU. Hingga Juni 2013, besar konsumsi energi dari solar adalah 93.985 BTU.

Dokumen Ringkasan Kinerja Pengelolaan Lingkungan 3


PT. Medco E&P Indonesia – Rimau Asset
Dari usaha-usaha yang dilakukan oleh PT
Medco E&P Indonesia Rimau Asset,
didapatkan rasio hasil efisiensi energi
dengan total pemakaian energi.

Usaha kegiatan efisiensi energi yang dilaksanakan oleh PT Medco E&P Indonesia – Rimau Asset mempunyai
nilai-nilai additionalitas sebagai berikut:
1. Praktek Umum
 Dalam instalasi Generator Set, bukan sesuatu yang umum bila dilengkapi dengan Capacitor Bank. Hal ini
sejalan dengan konsep Retrofit yaitu modifikasi tambahan terhadap sistem untuk peningkatan efisiensi dan
kinerja.
 Untuk pemasangan Bell-mouth, secara umum radiator engine tidak dilengkapi dengan peralatan tersebut.
Hal ini sejalan dengan konsep Retrofit yaitu modifikasi tambahan terhadap sistem untuk peningkatan
efisiensi dan kinerja.
2. Kewajiban yang diatur dalam Peraturan
 Baik instalasi Capacitor Bank, instalasi dual fuel CNG, implementasi Biosolar, Pemasangan Bell Mouth
Radiator Generator Set, dan pemasangan lampu LED merupakan upaya lebih dari kewajiban (beyond
compliance) PT Medco E&P Rimau Asset
3. Investasi
 Dibutuhkan biaya investasi yang tidak sedikit untuk pengadaan dan instalasi Capacitor Bank
 Program dual fuel CNG dari sisi investasi juga tergolong additional, dikarenakan hingga 2013 program ini
telah memakan biaya untuk pemasangan unit converter kit dan tabung CNG.
 Penggunaan Biosolar yang lebih ramah lingkungan dapat mengurangi potensi emisi gas rumah kaca.
Namun dari aspek investasi, harga biosolar sebenarnya lebih tinggi dibandingkan solar. Dan juga
diperlukan biaya untuk pembangunan additional infrastruktur di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Industri
(SPBI) Rimau Asset.
 Untuk implementasi lampu LED, investasi awal yang dikeluarkan sangat besar, karena di pasaran untuk
harga lampu LED sampai 4 kali dari harga lampu pijar atau lampu konvensional.
4. Hambatan Pelaksanaan
 Penggunaan dual fuel CNG cukup besar kendala teknisnya, seperti belum ditunjang oleh sarana yang
lengkap di mana saat ini hanya terdapat dua stasiun pengisian bahan bakar gas di Palembang, sementara
jarak antara Palembang dengan lokasi kegiatan + 100 km.
 Program konversi solar menjadi biosolar juga tergolong additional, karena diperlukan modifikasi untuk
mengakomodasi aplikasi penggunaan biosolar di Rimau Asset dengan memisahkan line outlet antara dua
buah tanki solar eksisting, sehingga setiap tanki memiliki individual line outlet (untuk solar dan biosolar).
Perawatan mesin yang menggunakan biosolar pun harus lebih rutin dikarenakan salah satu komponen dari
biosolar memiliki efek samping terhadap sistem pelumasan mesin.

Dokumen Ringkasan Kinerja Pengelolaan Lingkungan 4


PT. Medco E&P Indonesia – Rimau Asset
Program konservasi energi dicanangkan
oleh PT Medco E&P Indonesia Rimau
Asset secara sistemik dalam kegiatan
operasinya. Program ini dilandasi oleh
kebijakan tentang konservasi energi
yang merupakan perwujudan tekad
pimpinan tertinggi perusahaan dalam
upaya melakukan efisiensi energi. Guna
menjalankan kebijakan tentang
konservasi energi ini, dibentuklah Tim
Task Force Konservasi Energi pada
tanggal 1 Maret 2010 dipimpin langsung
oleh Operation Manager, dan
anggotanya adalah seluruh pimpinan
departemen yang di dalam kegiatan
operasinya terdapat penggunaan energi
yang cukup signifikan. Tim Konservasi
Energi kembali diperbarui pada 12 November 2012 sejalan dengan perubahan struktur organisasi. Sebagai
langkah awal dalam menentukan peta jalan (road map) konservasi energi, dilakukan audit energi yang pada
intinya bertujuan untuk mendapatkan gambaran potensi efisiensi penggunaan energi pada kegiatan operasi
Rimau Asset sekaligus mengidentifikasi peluang efisiensi yang dari sisi teknis dan ekonomis layak untuk
dijalankan. Pelaksanaan audit energi yang bekerja sama dengan Universitas Gadjah Mada dilakukan pada tahun
2010 dan ditetapkan akan dilakukan secara berkala setiap 3 tahun sekali. Dari hasil audit energi ini, disusunlah
beberapa program konservasi yang akan dijalankan setiap tahunnya. Untuk periode tahun 2010 – 2015
dicanangkan beberapa program efisiensi energi.
Resume di bawah memperlihatkan hasil absolut dari program-program konservasi energi yang secara
signifikan membatalkan penggunaan energi selama periode 2010 – 2013.

Berikut penjelasan lebih lanjut dari beberapa program unggulan Rimau Asset:
1. Instalasi capacitor bank. Secara prinsip mekanisme
kerja capacitor bank adalah mengkompensasi rugi-rugi
Total daya yang
daya yang ditimbulkan oleh beban sehingga dapat dibangkitkan Daya reaktif tanpa
capacitor bank
mengurangi daya pembangkit yang harus disediakan oleh generator

Dokumen Ringkasan Kinerja Pengelolaan Lingkungan Daya reaktif dengan 5


PT. Medco E&P Indonesia – Rimau Asset capacitor bank

Daya Aktif
sumber energi pembangkit listrik. Tujuan pemasangan capacitor bank ini adalah untuk meningkatkan power
factor (faktor daya) dari suatu generator agar arus yang dihasilkan oleh generator tersebut bisa diturunkan dan
efisiensi generator bisa lebih meningkatkan. Pemasangan capacitor bank dilakukan pada unit-unit generator
yang diidentifikasi menunjang beban operasi yang memiliki faktor daya yang rendah. Hal ini sejalan dengan
konsep Retrofit yaitu modifikasi tambahan terhadap sistem untuk peningkatan efisiensi dan kinerja. Selain
meningkatkan efisiensi pada generator, pemasangan capacitor bank juga memberikan efek pada penghematan
bahan bakar. Dengan dilakukannya pemasangan capacitor bank ini sejak bulan Desember 2010, dapat
dihasilkan efisiensi faktor daya pada generator sebesar 30%.
2. Aplikasi dual fuel (compressed natural gas / CNG dan solar) pada shuttle bus dan kendaraan ringan
operasional dan implementasi penggunaan BioSolar. Sistem Transportasi merupakan salah satu hal yang
critical karena fungsinya sebagai kegiatan penunjang operasional. Setelah
dilakukan study literatur dan trial, Manajemen Rimau Asset memutuskan bahwa
seluruh kendaraan operasional harus menerapkan sistem bahan bakar ganda
(dual fuel) yaitu solar dan CNG. Pemasangan converter kit ditargetkan pada
kendaraan-kendaraan ringan dan shuttle bus yang memiliki jadwal rutin maupun
yang cukup sering melakukan perjalanan ke Palembang. Berdasarkan hasil
perhitungan, untuk shuttle bus dan kendaraan ringan, aplikasi dual fuel setara
dengan pembatalan emisi CO2 ke atmosphere sebesar 36 ton/tahun.

Sementara itu, dalam rangka mendukung program


pemerintah untuk melakukan diversifikasi kebutuhan
energi sesuai dengan PerMen ESDM no 32 tahun 2008,
maka PT Medco E&P Indonesia Rimau Asset
mengimplementasikan penggunaan Bahan Bakar
Terbarukan (Biosolar). Setelah dilakukan trial awal, PT
Medco E&P Indonesia Rimau Asset memutuskan untuk
mengimplementasikan penggunaan Biosolar dalam skala
yang lebih besar, yaitu seluruh kendaraan operasional.
Sejak diterapkan Agustus 2013, penggunaan Biosolar
sudah mencapai 215,895 liter, atau setara dengan
pembatalan emisi CO2 ke atmosfer sebesar 84 ton.
3. Instalasi bellmouth pada kipas yang
terdapat pada engine. Bellmouth ini adalah
suatu bentuk piringan yang dipasang di hulu kipas
pada engine yang tujuannya adalah untuk
memberikan efek aerodinamis sehingga laju alir/
volume udara yang melewati kipas bisa menjadi
lebih besar dan dapat menurunkan suhu engine
sehingga pada akhirnya diharapkan terjadi
efisiensi pada engine. Dari hasil perhitungan, Sebelum Sesudah
instalasi 1 unit bell mouth dapat meningkatkan
laju alir udara ke dalam engine sebesar 1,5 %.
Sejak akhir Oktober 2012 sudah terpasang 25 unit bellmouth yang berarti ada peningkatan jumlah unit
terpasang sebesar lebih dari 400 % dibandingkan pemasangan tahun sebelumnya.

4. Pemasangan Lampu LED pada area office. Secara umum, sudah


diketahui bahwa lampu LED mempunyai keunggulan seperti hemat biaya
listrik, lebih ramah lingkungan (bebas merkuri) maka Manajemen Rimau
Dokumen Ringkasan Kinerja Pengelolaan Lingkungan 6
PT. Medco E&P Indonesia – Rimau Asset
Asset mulai mengimplementasikan penggunaannya untuk bangunan-bangunan di area office. Setelah secara
bertahap, dilakukan instalasi pada Ruang Manajemen dan SHE Office, total sebanyak 220 unit sudah berhasil
dipasang, dan akan dilakukan penerapan secara full-scale selanjutnya.
Intensitas energi untuk PT. Medco E&P Rimau Asset dari tahun 2010 hingga 2012 berkisar antara 1,02
BTU/BOE hingga 1,18 BTU/BOE.
Sementara berdasarkan hasil benchmark dengan
perusahaan-perusahaan berskala dunia, PT. Medco E&P
Rimau Asset merupakan salah satu perusahaan dengan
konsumsi energi paling sedikit. PT. Medco E&P Rimau
Asset bersaing dengan Abu Dhabi Company for
Onshore Oil Operations (Uni Arab Emirates).
Sedangkan Repsol (Spanyol) dan Österreichische
Mineralölverwaltung (Austria) merupakan perusahaan
yang paling banyak mengonsumsi energi. Berdasarkan
hasil benchmarking tersebut, PT. Medco E&P Rimau
Asset berhasil menjadi salah satu perusahaan minyak dan gas yang terbaik dalam mengonsumsi energi.

PENGURANGAN PENCEMARAN UDARA


Sebagai pembuktian dari komitmen mengenai pengurangan pencemar udara, PT Medco E&P Indonesia –
Rimau Asset telah berhasil melakukan pengurangan beban emisi untuk bahan pencemar konvensional maupun
gas rumah kaca dari 2010 hingga 2012.
STATUS Dari Tabel dapat diketahui bahwa status
total emisi pencemar udara dari seluruh unit
bisnis, baik yang dihasilkan dari kegiatan
produksi (utama) maupun dari fasilitas
pendukung mengalami penurunan pada
periode 2010 hingga 2012.

RASIO Berdasarkan data tersebut, diperoleh rasio


Penurunan Total emisi Rasio
Parameter pencemar udara absolut Pengurangan hasil penurunan emisi pencemar udara
absolut (ton) (ton) (ton/ton) terhadap total emisi yang dihasilkan pada
Gas Rumah Kaca
periode 2010-2012.
59.673,98 1.015.947,89 0,058737241
(CO2, CH4, N2O)
NOx 4.837,33 14.377,08 0,336461328
SOx 0,40 2,36 0,170378613
PM 0,06 2,04 0,028702272

UTAMA VS PENDUKUNG Status total emisi yang dihasilkan dari seluruh unit bisnis di Rimau Asset
berasal dari kegiatan utama dan kegiatan pendukung.
Beban Emisi Beban Emisi Beban Emisi
Total Unit Kegiatan Kegiatan
Emisi kegiatan utama berasal dari kegiatan yang
Tahun berkaitan langsung dengan proses produksi minyak
Bisnis Utama Pendukung
(ton CO2-e) (ton CO2-e) (ton CO2-e) di stasiun, seperti pengoperasian mesin compressor,
genset, heater, flaring. Sedangkan emisi kegiatan
2010 332.291 321.332,71 10.958,65
pendukung berasal dari produksi listrik genset untuk
2011 371.665 355.019,41 16.645,85
kegiatan mess/pekantoran, dan kendaraan
2012 311.991 299.384,74 12.606,54 operasional. Pada periode 2010 sampai 2012 terjadi
penurunan jumlah emisi.

Dokumen Ringkasan Kinerja Pengelolaan Lingkungan 7


PT. Medco E&P Indonesia – Rimau Asset
INTENSITAS EMISI
Total CO2 Total produksi Intensitas
Status beban emisi Rimau Asset bila dibandingkan
Tahun equivalent dalam setahun emisi dengan jumlah minyak dan gas bumi yang
(ton) (BOE) (ton/BOE) diproduksikan (Barrel Oil Equivalent) per
tahunnya dinyatakan sebagai intensitas emisi. Dapat
2010 332.291,36 6.259.731 0,05308 dilihat bahwa jumlah CO2-e yang diemisikan dalam
2011 371.665,25 6.021.929 0,06172 memproduksi setiap barrel ekuivalen minyak cukup
2012 311.991,28 5.736.874 0,05438 kecil.

Dari tahun 2010 hingga 2013, Rimau Asset telah berhasil melakukan pengurangan pencemaran udara. Usaha-
usaha yang telah dilakukan oleh Rimau Asset untuk pengurangan pencemar udara adalah sebagai berikut.
1. Program Pemasangan dan Pengoperasian Kilang Mini LPG. Program pemasangan dan pengoperasian
kilang mini LPG merupakan suatu bentuk inovasi yang berbeda, atau tidak biasa dilakukan dalam industri
minyak dan gas. Hal ini merupakan bentuk komitmen Manajemen Puncak Rimau Asset dalam rangka mencapai
nihil pembakaran gas pada flare stack (zero flaring) dengan mengkonversi gas ikutan menjadi LPG, kondensat,
dan gas lainnya yang dapat digunakan sebagai bahan bakar untuk mesin yang dioperasikan. Hingga 2013,
program ini mampu menurunkan emisi CO2 sebesar 470.841,84 ton CO2-e. Dari aspek kewajiban, tidak ada
regulasi yang mewajibkan perusahaan untuk melakukan zero flaring, sehingga program ini tergolong
additional. Berdasarkan analisis ekonomi, nilai pengembalian proyek ini lebih kecil dari nilai hurdle rate yang
dikenakan oleh Perusahaan. Oleh karena itu, program ini tergolong additional dari aspek investasi. Usaha
mengkonversi gas ikutan menjadi LPG ini merupakan inovasi teknologi yang tidak umum diterapkan di industri
minyak dan gas lainnya, sehingga program ini tergolong additional. Untuk proyek kilang mini LPG, Rimau
Asset telah mengusulkan pengajuan proyek ini sebagai CDM (Clean Development Mechanism) Project melalui
mekanisme voluntary (sukarela). Proyek telah mendapatkan persetujuan dari Komisi Mekanisme Pembangunan
Bersih yang merupakan Designated National Authority (DNA) Indonesia yang berkedudukan di Kementerian
Lingkungan Hidup, pada tanggal 27 Desember 2006 dengan nomor persetujuan B.490/Dep.III/LH/12/06. Status
saat ini, proyek ini telah berhasil mendapatkan sertifikat pengurangan emisi (Voluntary Emission Reduction /
VER) sebesar 200,683 ton CO2 sampai tahun 2007 sementara untuk periode tahun 2008 – tahun 2011 masih
dalam proses verifikasi.
2. Program Pemasangan Gas Jack Compressor. Program pemasangan gas jack compressor merupakan salah
satu bentuk komitmen Manajemen Puncak Rimau Asset dalam rangka mencapai nihil pembakaran gas pada
flare stack (zero flaring) dengan mengkonversi gas ikutan bertekanan rendah menjadi gas lainnya yang dapat
digunakan sebagai bahan bakar untuk mesin yang dioperasikan. Hingga 2013, program ini mampu menurunkan
emisi CO2 sebesar 143.165,91 ton CO2-e. Program ini merupakan upaya Rimau Asset untuk melakukan zero
flaring yang bertujuan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca. Dari aspek kewajiban, tidak ada regulasi yang
mewajibkan perusahaan untuk melakukan zero flaring, sehingga program ini tergolong additional. Usaha
menangkap gas ikutan bertekanan rendah menggunakan gas jack compressor dan mengubahnya sebagai bahan
bakar untuk mesin-mesin yang dioperasikan ini merupakan inovasi teknologi yang tidak umum diterapkan di
industri minyak dan gas lainnya, sehingga program ini tergolong additional. Dari aspek investasi, total biaya
untuk mengakomodasi program ini cukup signifikan, sehingga program ini tergolong additional.
3. Program Revegetasi 1 : 2. Program revegetasi juga masih merupakan bentuk komitmen Rimau Asset dalam
pengurangan emisi gas rumah kaca. PT Medco E&P Indonesia – Rimau Asset berkomitmen untuk melakukan
penanaman di lahan sebanyak 2 kali lipat dibandingkan dengan luas lahan yang dibuka. Hal ini merupakan
bentuk additional dari aspek melebihi kewajiban dalam peraturan. Tidak ada yang mensyaratkan untuk
menanam 2 kali lebih banyak. Nilai investasi cukup besar untuk melakukan komitmen revegetasi (total
anggaran lebih dari Rp 7 miliar dari sejak dimulainya program ini di tahun 2010 hingga 2013) namun sangat

Dokumen Ringkasan Kinerja Pengelolaan Lingkungan 8


PT. Medco E&P Indonesia – Rimau Asset
bermanfaat bagi lingkungan, termasuk salah satunya adalah penyerapan CO2 menjadi pertimbangan pimpinan
perusahaan.
Serta dari aspek hambatan pelaksanaan, program ini juga tergolong additional dikarenakan perawatan pohon
bukanlah hal yang mudah hingga pohon dapat tumbuh dengan baik. Hingga 2013, program ini mampu
menurunkan emisi CO2 sebesar 113.572,31 ton.
Total
Hasil absolut (tahun)
Pengurangan
Dengan adanya program-program
No Kegiatan Parameter Satuan
2010 2011 2012 2013 Emisi CO tersebut, Rimau Asset telah berhasil
2
(ton)
Pemasangan ton melakukan penurunan emisi dengan total
1 Gas Jack
Compressor
CO 2 - 29.642,04 55.169,78 58.354,1 emisi
CO -e
143.165,91 727.787,24 ton CO2-e.
2
Pemanfaatan
ton
gas flare CO2
2 149.212 132.860 126.616 62.153,8 emisi 470.841,84
menjadi
CO2-e
LPG
Revegetasi ton
3 lahan CO2 18.215,49 26.563,95 32.350,20 36.442,7 emisi 113.572,31
terbuka CO2-e
Konversi
ton
Solar CO2
4 - - - 84,20 emisi 84,20
menjadi
CO2-e
Biosolar
ton
Dual fuel CO2
5 - - 25,89 97,09 emisi 122,98
CNG
CO2-e
TOTAL CO2 yang dibatalkan diemisikan ke atmosfer hingga 2013 727.787,24

Jika dibandingkan dengan industri sejenis


lainnya di dunia, PT. Medco E&P
Indonesia - Rimau Asset menempati posisi
kedua terkecil dalam menghasilkan emisi
gas rumah kaca. Secara detail dapat dilihat
pada Gambar di samping.

PENGURANGAN DAN PEMANFAATAN LIMBAH B3


Didalam menjalankan kegiatan operasinya, PT Medco E&P Indonesia berkomitmen untuk selalu
menginventarisasi seluruh limbah B3 sisa hasil kegiatan operasinya, serta selalu melaporkan secara rutin kepada
pihak terkait dalam bentuk neraca Limbah B3, untuk mematuhi seluruh peraturan perundangan di bidang
Lingkungan Hidup yang berlaku.
No Jenis Limbah B3 2010 2011 2012 2013 Satuan
1 Kemasan Bekas Oli 21.88 19.22 22.20 15.46 Ton/Tahun
2 Aki bekas 2.55 1.18 0.60 - Ton/Tahun
3 Campuran (majun, filter oli dll) 6.71 11.18 8.27 6.54 Ton/Tahun
4 Kemasan chemical 3.50 2.26 2.79 3.46 Ton/Tahun
5 Abu Incinerator 0.92 3.14 1.37 0.53 Ton/Tahun
6 Lampu TL 0.03 0.03 0.17 0.15 Ton/Tahun
7 Tanah terkontaminasi 595.36 560.00 287.79 153.13 Ton/Tahun
8 Sludge - - 55.59 44.74 Ton/Tahun
9 Oli bekas - - - 3.24 Ton/Tahun
Upaya pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dijalankan sesuai dengan kebijakan PT Medco
E&P Indonesia – Rimau Asset dan Manajemen Rimau Asset berkomitmen untuk mendukung seluruh kegiatan
Dokumen Ringkasan Kinerja Pengelolaan Lingkungan 9
PT. Medco E&P Indonesia – Rimau Asset
yang ditujukan untuk mengurangi dan memanfaatkan limbah B3 di lingkungan operasional Rimau Asset. Ada
beberapa langkah strategis yang dicanangkan oleh Manajemen Rimau Asset untuk mencapai sasaran, yaitu
mewujudkan pengurangan dan pemanfaatan limbah B3 sebesar 10% dibandingkan tahun sebelumnya, sampai
dengan tercapainya kondisi optimum operasi. Oleh karena itu Manajemen Rimau Asset berkomitmen didalam
penyediaan sumberdaya, baik sumberdaya manusia maupun finansial. Implementasinya adalah dengan
pembangunan Pusat Pengelolaan Limbah Terpadu (Waste Treatment Center) yang di dalamnya terdapat:
Tempat Penyimpanan Sementara (TPS) Limbah B3 (Surat Keputusan Bupati Musi Banyausin No. 62 Tahun
2011); Insinerator (Surat Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 24 Tahun 2010); Unit Bioremediasi (Surat
Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 54 Tahun 2010) dan Fitoremediasi;
Disamping melakukan pengolahan limbah B3 pada Waste Treatment Center, Rimau Asset juga melakukan
upaya-upaya pengurangan dan pemanfaatan limbah B3. Upaya pengurangan timbulan limbah tanah
terkontaminasi dilakukan oleh Rimau Asset dengan meningkatkan kehandalan operasi, seperti melakukan
inspeksi pipa penyalur minyak, perbaikan dan penggantian pipa yang telah terkena korosi, sehingga jumlah
timbulan turun secara signifikan dari 287,790 kg pada periode 2011-2012 menjadi hanya 153,130 kg pada
periode 2012-2013. Selain itu upaya pengurangan limbah B3 dijabarkan melalui program pemasangan lampu
LED di area office, dimulai dari kantor Manajemen Rimau Asset, sebagai bentuk komitmen nyata dari
Manajemen Rimau Asset didalam mengurangi timbulan limbah B3 lampu TL. Selain melakukan upaya
pengurangan limbah B3, Rimau Asset juga menjalankan program pemanfaatan limbah B3 berupa pemanfaatan
tanah terkontaminasi (limbah B3 dominan) sebagai bahan baku ataupun dimanfaatkan sendiri dengan metode
bioremediasi dan fitoremediasi, dimana fasilitasnya terdapat di area Waste Treatment Center. Selain tanah
terkontaminasi, dilakukan juga pemanfaatan oil sludge (limbah B3 non dominan) sebagai bahan bakar untuk
kegiatan co-processing pabrik semen. Di tahun 2012 ini berhasil dicapai pemanfaatan tanah terkontaminasi
sebesar 142,290 kg (92.92% pemanfaatan terhadap timbulan limbah B3 tanah terkontaminasi) dan pemanfaatan
oil sludge sebesar 44,740 kg (100% pemanfaatan terhadap timbulan limbah B3 oil sludge).
No Kegiatan Jenis Limbah B3 2010-2013 Satuan
Pengurangan Limbah B3
1 Inspeksi pipa Tanah Terkontaminasi 442.23 Ton
Penggantian lampu neon
2 Lampu TL 0.02 Ton
dengan lampu LED
Pemanfaatan Limbah B3
Oil Sludge & Tanah
3 Co-processing 568.78 Ton
Terkontaminasi
4 Bioremediasi Tanah Terkontaminasi 974.63 Ton
Pengurangan LB3 : Tanah Pengurangan LB3 : Oil Sludge
600 Terkontaminasi 60
560 55,59
Jumlah Timbulan

Jumlah Timbulan

400 40
44,74
(Ton)

(Ton)

200 287,79 20

153,13
0 0
2010-2011 2011-2012 2012-2013 2011-2012 2012-2013
Gambar 1 Tren Timbulan Limbah B3

Dokumen Ringkasan Kinerja Pengelolaan Lingkungan 10


PT. Medco E&P Indonesia – Rimau Asset
Pemanfaatan LB3 : Oil Sludge Pemanfaatan LB3 : Tanah
60 600 Terkontaminasi
Timbulan/Pemanfaatan

Timbulan/Pemanfaatan
Jumlah Timbulan…
40 100% 400
Jumlah

Jumlah
(Ton)

(Ton)
66.54%
20 Jumlah Timbulan Dimanfaatkan
200
(Ton) Co-Processing… 57% 92.92%
15.54%
0 0
2011-2012 2012-2013 2010-2011 2011-2012 2012-2013
Rasio hasil pengurangan Gambar 1 Tren Pemanfaatan Limbah B3
dan pemanfaatan limbah B3 terhadap timbulan limbah B3 pada periode 2010-2013
dengan detail sebagai berikut :

Dari sisi additionalitas, sebenarnya tidak ada kewajiban Rimau Asset untuk menerapkan penggunaan lampu
LED di area office, tetapi mengingat bahwa konsep ini dapat mengurangi timbulan limbah lampu TL akibat
adanya pengurangan pemakaian produk tersebut, maka Manajemen Puncak Rimau Asset memutuskan untuk
menerapkan konsep ini. Selain itu, kegiatan untuk memastikan kehandalan operasi pipa penyalur minyak,
seperti dilakukannya inspeksi pipa, pemeriksaan dan pengujian kelayakan penggunaan peralatan, serta
perbaikan dan penggantian pipa yang terkena korosi, merupakan additionalitas lainnya yang dilakukan oleh
Rimau Asset. Kegiatan tersebut menelan biaya yang cukup besar per tahunnya, namun dengan demikian maka
kehandalan operasi pipa penyalur minyak dapat dipertahankan, yang mengakibatkan turunnya timbulan tanah
terkontaminasi. Selanjutnya, dari sisi additionalitas pemanfaatan tanah terkontaminasi dan oil sludge ini
sebenarnya tidak diwajibkan oleh regulasi yang berlaku dan Rimau Asset mengeluarkan biaya lebih besar. Rata-
rata untuk melakukan pengolahan secara internal di Waste Treatment Center dengan metode bioremediasi lebih
murah daripada dengan metode co-processing pada pabrik semen. Artinya investasi yang dikeluarkan oleh
Rimau Asset lebih besar untuk pemanfaatan eksternal dibandingkan dengan pemanfaatan internal.
No Kegiatan Jenis Limbah B3 2010 2011 2012 2013 Satuan
Pengurangan Limbah B3
1 Inspeksi pipa Tanah Terkontaminasi 35.36 272.21 134.66 Ton/Tahun
Penggantian lampu neon
2 Lampu TL 0.001 0.02 Ton/Tahun
dengan lampu LED
Pemanfaatan Limbah B3
3 Co-processing Oil Sludge & Tanah Terkontaminasi 340.36 87.00 96.68 44.74 Ton/Tahun
4 Bioremediasi Tanah Terkontaminasi 255.00 473.00 104.34 142.29 Ton/Tahun

Intensitas timbulan limbah B3 Rimau Asset bila dibandingkan dengan jumlah minyak dan gas bumi yang
diproduksikan dari dalam bumi sangatlah kecil (Barrel Oil Equivalent), yaitu sekitar 0.000048 Ton limbah
B3/BOE. Bahkan setiap tahunnya terjadi penurunan intensitas oleh karena upaya-upaya yang dilaksanakan oleh
Rimau Asset sebesar 1.65%, 43.17%, dan 14.76% secara berturut-turut.

No Data 2010 2011 2012 2013 Satuan


1 Total Timbulan Limbah B3 630.94 596.99 323.18 179.27 Ton
2 BOE (Barrel Oil Equivalent) 6,259,731 6,021,929 5,736,874 3,733,453 BOE
Dokumen Ringkasan Kinerja Pengelolaan Lingkungan 11
PT. Medco E&P Indonesia – Rimau Asset
3 Intensitas Limbah B3 0.000101 0.000099 0.000056 0.000048 Ton/BOE

Reduce, Reuse, Recycle (3R) Limbah Padat Non B3

Dari kegiatan operasinya, PT Medco E&P


Indonesia Rimau Asset menghasilkan total limbah
padat non B3 pada tahun 2013 sebesar 52,821 Ton.
Selama tahun 2013, Rimau Asset berhasil

melakukan pemanfaatan sampah padat non B3 sebesar 55,60


% dari seluruh timbulan yang dihasilkan. Limbah padat non
B3 tersebut berasal dari sampah organik (termasuk kertas)
dan sampah anorganik. Sebagai usaha untuk memenuhi aspek
3R (Reduce, Reuse, Recycle) limbah padat non B3, cukup
banyak program-program yang telah dijalankan oleh Rimau
Asset yang bersifat inovatif dan additional.

Program-program tersebut adalah:


Reduce
Upaya reduksi atau pengurangan timbulan limbah padat non B3
direalisasikan melalui kegiatan pengurangan sampah kertas.
Mekanisme yang ditempuh guna mengurangi timbulan sampah
kertas adalah dengan kebijakan penggunaan kertas bekas atau
penggunaan kertas secara bolak balik, serta dengan pembuatan
suatu sistem on-line yang menggantikan penggunaan kertas untuk
kebutuhan komunikasi tertulis antar departemen, baik yang
sifatnya permintaan barang atau jasa, maupun yang hanya bersifat
pemberitahuan. Kebijakan penggunaan kertas bolak balik dan
penerapan sistem on-line ini sudah berlangsung sejak akhir tahun
2010 dan terbukti mampu menurunkan timbulan sampah kertas
sebesar 25,76% pada tahun 2013. Disisi lain dapat menurunkan
konsumsi kertas sebesar 56,82% dari tahun sebelumnya.
Reuse
Upaya reuse atau pemanfaatan kembali limbah padat non
B3 direalisasikan melalui pembuatan kertas daur ulang.
Langkah awal pembuatan kertas daur ulang ini adalah
sentralisasi pengumpulan seluruh kertas bekas yang
dihasilkan dari setiap departemen. Langkah selanjutnya
melalui program pemberdayaan masyarakat, dilakukan
kerjasama dengan Kelompok Karang Taruna Desa Lais, Kabupaten Musi Banyuasin (“KATALIS”) untuk
pembuatan kertas daur ulang menggunakan seluruh kertas bekas yang telah terkumpul. Produk dari kertas bekas
ini, berupa kalender, kartu nama, map dan amplop surat kemudian diserap kembali oleh Rimau Asset untuk
kebutuhan operasional perusahaan. Program ini mampu menghilangkan 100 % timbulan limbah kertas bekas.
Recycle

Dokumen Ringkasan Kinerja Pengelolaan Lingkungan 12


PT. Medco E&P Indonesia – Rimau Asset
Upaya recycle limbah padat non B3 direalisasikan melalui dua program utama
yaitu:
1. Program pengomposan sampah organik
Dari seluruh sampah organik yang dihasilkan, lebih dari 78 % dapat di-recycle
sebagai kompos. Proses pengomposan dilakukan secara internal di fasilitas
composting hall yang dimiliki Rimau Asset, ada dua metode yang digunakan
yaitu kompos konvensional, dan dengan menggunakan alat composter. Seluruh
kompos yang dihasilkan dipergunakan secara internal ntuk mendukung
kegiatan penghijauan lahan yang secara konsisten dilakukan oleh PT Medco
E&P Rimau Asset.
2. Program kerjasama dengan institusi pemanfaat untuk sampah anorganik berupa plastik
Rimau Asset menjalin kerjasama dengan Bank Sampah
Provinsi Sumatra Selatan dan Kelompok Karang Taruna
Desa Lais, Kabupaten Musi Banyuasin (“KATALIS”)
untuk menyalurkan sampah anorganik berupa plastik.
1 2 Kegiatan ini dapat merecycle 7,11% sampah anoragnik
yang dihasilkan.
3 4
Additionality
Dari sisi additionality, program pengurangan sampah kertas (Reduce) dan penggunaan kertas di kedua sisi atau
bolak-balik (Reuse), kegiatan ini mempunyai kendala (barrier) non teknis yaitu perubahan perilaku pekerja
yang sudah terbiasa tidak menggunakan kertas secara bolak-balik serta kemudahan untuk pembuatan memo
hardcopy dibandingkan memo softcopy melalui sistem on-line. Di sisi lain, tidak ada regulasi yang mewajibkan
hal ini.
Program Pengomposan (Recycle), dari sisi additionality, kegiatan
pengomposan bukan merupakan suatu hal yang diwajibkan oleh regulasi
lingkungan, dan program ini membutuhkan investasi cukup mahal antara
lain pembuatan Composting Hall; namun karena komitmen yang tinggi
terhadap lingkungan, maka kegiatan ini dilakukan oleh perusahaan.
Program (Recycle) sampah plastik melalui kerjasama dengan kelompok
Karang Taruna Lais (KATALIS ) dan Bank Sampah. Program ini pada
awalnya kurang diminati oleh masyarakat karena terkendala dengan
pemasaran dari produk daur ulang yang dihasilkan. Dari sisi additionality,
program ini tergolong memiliki nilai tambah yang besar mengingat dari
sisi regulasi tidak diwajibkan, namun karena sifat plastik yang sangat sulit terurai secara biologi, maka kegiatan
pemanfaatan ini sangat bermanfaat terhadap lingkungan. Sisi positif lainnya, kegiatan ini memberikan manfaat
bagi pengusaha lokal dengan dihasilkannya produk-produk dari plastik bekas.

Hasil Absolut, Intensitas dan Benchmarking


Dari usaha-usaha di atas, maka didapat hasil absolut pengurangan dan pemanfaatan limbah padat no B3
sebagai berikut:
Tahun
No Kegiatan Jenis Limbah Padat Non B3 2012 2013
Satuan
1 Pemanfaatan Sampah An-organik dan Organik 17.751 54.115 Ton
2 Pengurangan Kertas 0,290 0,552 Ton

Dokumen Ringkasan Kinerja Pengelolaan Lingkungan 13


PT. Medco E&P Indonesia – Rimau Asset
Intensitas timbulan limbah padat Non B3 Rimau Asset bila dibandingkan dengan jumlah minyak dan gas bumi
yang diproduksikan dari dalam bumi sangat kecil (Barrel Oil Equivalent), yaitu sekitar 0.021 Ton limbah padat
non B3/BOE. Bahkan sejak tahun 2012 terjadi penurunan intensitas sebesar 9,49%, dan 25,79% di tahun 2013.
No Data 2010 2011 2012 2013 Satuan
Total Timbulan Limbah Padat
1 99,159 127,147 109,106 52,821 Ton/Tahun
Non B3
2 BOE (Barrel Oil Equivalent) 6.259.731 6.021.929 5.736.874 3.733.453 BOE/Tahun
3 Intensitas Limbah Padat B3 0,0158 0.0211 0.0190 0.0141 Ton/BOE

Berdasarkan hasil benchmarking dengan perusahaan-


perusahaan skala dunia, PT Medco E&P Rimau Asset
merupakan salah satu perusahaan dengan pemanfaatan
limbah padat non B3 terbesar setelah BASF Petronas
(Malaysia) pada tahun 2012. PT Medco E&P Rimau
Asset merupakan perusahaan dengan peningkatan
pemanfaatan limbah tertinggi setiap tahunnya. Repsol
(Spanyol) menduduki peringkat kedua dalam
peningkatan pemanfaatan limbah padat non B3 setiap
tahunnya setelah PT Medco E&P Rimau Asset.
Berdasarkan data tersebut, PT Medco E&P Rimau Asset berhasil masuk ke dalam peringkat 5 besar dalam
pemanfaatan limbah padat non B3 untuk tahun 2012.

KONSERVASI AIR
Jumlah konsumsi air yang digunakan PT Medco
E&P Indonesia – Rimau Asset berasal dari
kegiatan kantor dan mess karena dalam proses
produksinya tidak menggunakan air sebagai
bahan proses produksi. Pada tahun 2013, total
pemakaian air bersih dapat berkurang 10%
dari pemakaian sebesar 3319 m3/bulan di tahun
2012 menjadi 2963 m3/bulan di tahun 2013.
Dalam upaya konservasi air, Rimau Asset melakukan berbagai macam program seperti:
1. Program Konservasi Air Hujan
2. Program Pengelolaan Air Buangan Domestik
3. Program Penginjeksian Air Terproduksi untuk Menjaga Tekanan Reservoir
4. Program Pemanfaatan Air Olahan IPAL Domestik untuk Hydrant
5. Program Pemanfaatan Air Olahan IPAL Domestik untuk Diinjeksikan
6. Program Pengurangan Penggunaan Air Bersih
7. Program Revegetasi
8. Program Biopori
Additionalitas dari kegiatan tersebut antara lain :
 KEWAJIBAN
Sebenarnya sumber air di wilayah kerja sangat mencukupi untuk memenuhi kebutuhan utilitas karena
terdapat sungai Batang Hari Leko, namun Rimau Asset tetap mengupayakan konservasi air hujan untuk
menjadi sumber air. Hal ini tentu saja tidak ada kewajiban yang mengatur. Selain itu, upaya konservasi air
dari pemanfaatan air olahan IPAL domestik untuk hydrant dan injeksi juga melebihi dari kewajiban karena
Rimau Asset cukup mengolah air limbah domestik hingga memenuhi baku mutu namun Rimau Asset
berupaya memanfaatkan air hasil olahan untuk menjadi sumber air hydrant. Di program revegetasi Rimau
Dokumen Ringkasan Kinerja Pengelolaan Lingkungan 14
PT. Medco E&P Indonesia – Rimau Asset
Asset berkomitmen untuk melakukan penanaman kembali sebanyak 2 kali lahan yang dibuka. Hal ini
merupakan bentuk di luar dari kewajiban dalam peraturan. Tidak ada yang mensyaratkan untuk menanam 2
kali lebih banyak. Program lainnya adalah pembuatan lubang biopori tidak diwajibkan dalam peraturan
sehingga pelaksanaannya bersifat sukarela untuk memberi nilai tambah dalam upaya konservasi air
 BIAYA INVESTASI
Program pemanfaatan air olahan IPAL domestik untuk hydrant dan injeksi diperlukan konstruksi perpipaan
dan pompa. Hal ini tentu saja memerlukan biaya yang tidak sedikit. Selain itu juga untuk program
revegetasi, nilai investasi yang cukup besar untuk melakukan komitmen revegetasi namun manfaat bagi
lingkungan termasuk salah satunya adalah daya serap air menjadi pertimbangan untuk tetap melakukan
komitmen revegetasi.
 HAMBATAN
Implementasi injeksi air terproduksi memiliki resiko terjadinya penyumbatan di dalam sumur yang dapat
menyebabkan gangguan dan hambatan terhadap proses produksi sehingga diperlukan studi yang
komprehensif dan detail mengenai karakteristik air dan kondisi formasi sumur.
Dari berbagai macam upaya tersebut, didapatkan Rasio hasil 3R dengan total air yang digunakan semakin
meningkat di tahun 2013. Hal ini dapat dilihat dari tabel berikut:
Rasio Konservasi
No Tahun dengan Total
Konsumsi
1 2010 7.52
2 2011 14.50
3 2012 19.36
4 2013 29.70

Hasil absolut 3R air selama 4 tahun adalah sebagai berikut:


Hasil Absolut Tahun
No Kegiatan Satuan
2010 2011 2012 2013
Konservasi Air Hujan
1 dengan Kolam Resapan di - - 17675 13256 m3
Tabuan dan Kerang
2 Biopori - 2486.88 5620.349 8728.949 m3
3 Revegetasi 298121.5 433631.2 525777.8 542039.3 m3
4 Pemanfaatan IPAL - 570 7710 8611 m3
Konservasi Penggunaan
5 - 143277.1 214384.3 219301.2 m3
Air Baku
TOTAL 298121.5 579965.1 771167.5 791936.5 m3

Pada tahun 2013 mengalami peningkatan hasil absolut


konservasi air hal ini disebabkan karena meningkatnya jumlah
tanaman revegetasi dan lubang biopori sehingga daya serap air
hujan semakin bertambah, selain itu juga upaya pemanfaatan
air olahan IPAL meningkat dari 21% di tahun 2012 menjadi
51% di tahun 2013 dan penggunaan air domestik yang dapat
dihemat hingga mencapai 10% dari tahun 2012.
Bila dilihat dari intensitas air yang digunakan
dibandingkan dengan produksi yang dihasilkan (barrel oil
equivalent/BOE), maka didapatkan data sebagai berikut:
Dokumen Ringkasan Kinerja Pengelolaan Lingkungan 15
PT. Medco E&P Indonesia – Rimau Asset
Ratio Air yang digunakan
No Tahun
m3 / Produksi BOE
1 2010 0.006333684
2 2011 0.006642015
3 2012 0.006943938
4 2013 0.007142748

Posisi intensitas air dibandingkan dengan industri


sejenis:
Berdasarkan hasil benchmarking dengan perusahaan-
perusahaan skala dunia, PT. Medco E&P Blok Rimau
merupakan perusahaan dengan konsumsi air paling sedikit
dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan lainnya.
Peringkat kedua diduduki oleh Abu Dhabi Company for
Onshore Oil Operations (Uni Arab Emirates) dan posisi
ketiga diduduki oleh Maersk (Inggris). Sedangkan
perusahaan yang paling banyak mengonsumsi air adalah
Österreichische Mineralölverwaltung (Austria). Berdasarkan
hasil tersebut, PT. Medco E&P Blok Rimau merupakan
salah satu perusahaan yang paling sedikit mengonsumsi air,
bahkan berada di urutan pertama.
Penurunan Beban Pencemaran
Dalam proses mengangkat minyak dan gas bumi, PT Medco E&P Indonesia – Rimau Asset menghasilkan air
limbah berupa air terproduksi yang ikut terbawa bersama produksi minyak dan gas bumi dari dalam sumur.
Seluruh air terproduksi yang dihasilkan kemudian diinjeksikan kembali ke dalam sumur untuk menjaga tekanan
sumur sehingga tidak ada yang dibuang ke lingkungan Selain itu juga, dari kegiatan mess dan perkantoran
menghasilkan air limbah domestik yang diolah di IPAL kemudian hasil olahannya dimanfaatkan untuk hydrant
dan tambahan air baku untuk injeksi.
Total air limbah yang dihasilkan adalah sebagai berikut :
Total Air Limbah Rimau
No Tahun
Asset (m3)

1 2010 7971131.897
2 2011 8752039.58
3 2012 9978437.521
4 2013 7362861
Rasio penurunan beban pencemaran air dengan total limbah yang dihasilkan:

No Tahun Ratio

1 2010 0.9952
2 2011 0.9958
3 2012 0.9971
4 2013 0.9989

Dokumen Ringkasan Kinerja Pengelolaan Lingkungan 16


PT. Medco E&P Indonesia – Rimau Asset
Bila dilihat dari rasio tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa hampir seluruh air limbah yang dihasilkan tidak
memberikan beban kepada lingkungan karena adanya program injeksi air terproduksi dan pemanfaatan air hasil
olahan IPAL.
Hasil absolut penurunan beban pencemaran selama 4 tahun terakhir yang dinyatakan dengan unit ton
per tahun
Hasil Absolut
No Kegiatan Satuan
2010 2011 2012 2013
1 Injeksi Air Terproduksi 125616.25 137986.72 157426.89 76467.05 ton
2 3 R IPAL Domestik 1.87 1.43 1.08 0.76 ton
Seluruh air terproduksi diinjeksikan kembali ke reservoir sehingga tidak ada beban pencemaran air ke
lingkungan sedangkan untuk air limbah domestik dengan adanya program 3R IPAL jumlah absolut air buangan
IPAL domestik berkurang.
Intensitas air limbah yang dihasilkan dibandingkan dengan produk atau jasa yang dihasilkan.
Ratio Total Air Limbah
No Tahun Rimau Asset (m3) /
Produksi (BOE)
1 2010 1.273398473
2 2011 1.453361469
3 2012 1.739350999
4 2013 1.972131697
Rasio semakin meningkat karena nilai kandungan air dalam setiap pengangkatan minyak dan gas bumi
(watercut) semakin meningkat
Rasio jumlah air yang digunakan dengan air limbah yang dihasilkan dari kegiatan produksi barang atau
jasa yang dihasilkan.

No Tahun Rasio

1 2010 0.004973843
2 2011 0.004570106
3 2012 0.003992258
4 2013 0.003621841

Keanekaragaman Hayati
Saat ini Rimau Asset telah memiliki kebijakan mengenai perlindungan keanekaragaman hayati yang
ditandatangani oleh pimpinan tertinggi perusahaan. Kebijakan tersebut kemudian dituangkan ke dalam suatu
Rencana Strategis Pengelolaan Lingkungan Hidup yang di dalamnya mencakup rencana perusahaan dalam
bidang perlindungan keanekaragaman hayati. Program unggulan aspek perlindungan keanekaragaman hayati
adalah:
1. Pembuatan Hutan Tanaman Langka di Sekitar Daerah Operasi Rimau Asset
Hutan tanaman langka merupakan kebun koleksi spesies-spesies tanaman
hutan dan buah-buahan langka Indonesia, khususnya lokal Sumatera
Selatan. Hutan tanaman langka ini menjadi tempat penanaman spesies-
spesies tanaman langka Indonesia, khususnya spesies tanaman lokal
Sumatera Selatan. Tujuan Pembuatan program ini ialah membantu
menyelamatkan jenis tanaman hutan & buah-buahan endemik di

Dokumen Ringkasan Kinerja Pengelolaan Lingkungan 17


PT. Medco E&P Indonesia – Rimau Asset
Indonesia dari kepunahan, serta mengoleksi contoh hidup jenis tanaman hutan dan buah-buahan endemik atau
langka
Program ini selain inovatif dan mempunyai nilai additionality, karena
dari sisi regulasi tidak diwajibkan,. Selain itu pembuatan hutan
tanaman langka ini membutuhkan biaya yang cukup tinggi mencapai
Rp. 2 M dan kegiatan konservasi tanaman sendiri bukanlah merupakan
core business Rimau Asset selaku perusahaan Minyak dan Gas. Disisi
lain secara teknis pada pelaksanaan juga banyak hambatan yaitu
sulitnya mendapatkan bibit-bibit tanaman-tanaman langka, tetapi hal
ini dapat diatasi oleh perusahaan. Selain itu nilai additionality lainnya
progam ini dapat menumbuh kembangkan pembibitan tanaman yang
dilakukan oleh masyarakat sekitar, serta menyerap tenaga kerja lokal
disekitar wilayah operasi perusahaan.
Sesuai komitmen perusahaan telah menetapkan lokasi hutan
tanaman langka seluas 7,3 Ha milik perusahaan, sebagai kawasan
konservasi . Rona awal dilokasi ini hanya terdapat 9 jenis tumbuhan
dengan indeks keanekaragaman 0,790 dengan ada usaha pembuatan
hutan tanaman langka indeks keanekaragaman hayati meningkat
menjadi (H’ = 2,568) dengan 4.196 batang tanaman yang terdiri dari
21 jenis tanaman hutan langka dan buah-buahan lokal langka.
Beberapa jenis tanaman yang ditanam sebagai sumber pakan burung
yaitu Kayu Ara, Salam, Beringin, dampak ke ekosisitem sekitar
adalah datangnya burung-burung liar yang ada disekitar lokasi ke
lokasi ini, sehingga sepsies dan jenis satwa di ekosistem hutan
tanaman langka ini akan bertambah, Selain itu juga ditanami tanaman Rukam, Tampui dan Petanang yang
merupakan sumber pakan fauna lainnya (Monyet, Tupai, Kera Ekor Panjang, Musang, Bajing, Rusa). Fauna
tersebut akan tertarik untuk datang ke lokasi Hutan Tanaman Langka, karena adanya ketersediaan makanan.
Selain itu lokasi kegiatan terdapat anak sungai, lokasi tadinya merupkan vegetasi padang alang-alang, dengan
digunakan sebagai kebun Hutan Tanaman langka, tutupan lahan berganti dengan pepohonan, akan membantu
menjaga kualitas air sungai tersebut. Pembuatan Hutan Tanaman Langka terbukti meningkatkan Indeks
keanekaragaman di lokasi tersebut, dapat dilihat pada Tabel berikut ini:
Hasil Absolute Tahun
No Kegiatan Satuan
2010 2011 2012 2013
1 - - 0,790 2,563 Indeks
Pembuatan Hutan
Keanekaragaman (H’)
Tanaman Langka
2 - - 9 21 Jenis Tanaman

2. Konservasi In-situ Melalui Program Hutan Lindung Asuh.


Dalam pelaksanaan konservasi in-situ melalui program hutan asuh ini,
Rimau Asset melakukan kerjasama dengan Balai Konservasi Sumber
Daya Alam Provinsi Sumatra Selatan. Kerjasama ini dituangkan ke
dalam sebuah Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding /
MOU) yang ditandatangani oleh pimpinan kedua belah pihak. Target
kerjasama adalah konservasi Suaka Margasatwa Dangku (SM Dangku) di
Kabupaten Musi Banyuasin, Provinsi Sumatra Selatan. Pada tahap awal
kerjasama ini, Rimau Asset berkomitmen untuk melakukan rehabilitasi
lahan SM Dangku seluas 30 Ha selama 2 tahun. Dari sisi additionality,
program ini jelas sangat additional karena tidak ada regulasi yang
mewajibkan perusahaan untuk berperan serta dalam rehabilitasi kawasan

Dokumen Ringkasan Kinerja Pengelolaan Lingkungan 18


PT. Medco E&P Indonesia – Rimau Asset
konservasi alam. Di samping itu juga, kegiatan rehabilitasi lahan sendiri bukanlah merupakan core business
Rimau Asset selaku perusahaan yang bergerak dalam bidang minyak dan gas bumi. Selain itu dalam
pelaksanaan juga mendapat kendala sulitnya mendapat izin untuk melakukan kegiatan rehabilitasi di hutan
sukamarga satwa dari pemerintah.

Pemberdayaan Masyarakat
Di dalam pelaksanaan program-program pemberdayaan masyarakat, PT Medco E&P Indonesia Rimau Asset
selalu konsisten untuk mengawali dengan pemetaan terhadap lingkungan, aktivitas sosial dan perekonomian
masyarakat. Dalam setiap program emberdayaan masyarakatnya,
proses perencanaan program meliputi assessmen terhadap seluruh
potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia. Sejalan dengan
komitmen untuk mencapai kualitas kehidupan dan lingkungan yang
lebih baik, PT Medco E&P Indonesia- Rimau Asset menjalankan
empat program unggulan dalam kegiatan pemberdayaan
masyarakatnya. Keempat program tersebut adalah : [1] Program
System of Rice Intensification (SRI) Organik, [2] Program Budidaya
Lele (Bule) Organik, [3] Program Sayuran dan Tanaman Obat
Organik, dan [4] Program Kertas Daur Ulang Katalis.
Program unggulan pertama adalah program pertanian ramah
lingkungan melalui Program System of Rice Intensification (SRI).
SRI merupakan rintisan program pemberdayaan masyarakat yang
berkesinambungan. Additionalitas dari program yang telah dilaksanakan sejak tahun 2009 ini dapat dilihat dari
hambatan pelaksanaan. Dari sisi hambatan internal, PT Medco E&P Indonesia Rimau Asset bukanlah
perusahaan yang bergerak di bidang pertanian. Dalam program SRI ini, keberhasilan perusahaan dalam
menerapkan kegiatan yang bukan merupakan core bisnisnya merupakan suatu nilai tambah. Dari sisi hambatan
eksternal, tantangan terbesar tentunya dalam mengubah perilaku bertani konvensional yang telah dijalankan
sejak puluhan tahun. Dari sisi lingkungan, kondisi geografis sawah pasang surut di wilayah Desa Teluk Betung
membuat masyarakat pesimis terhadap metode pertanian yang diterapkan. Pendidikan mayoritas masyarakat
yang hanya lulus sekolah menengah pertama menimbulkan tantangan terhadap metode penyampaian program
yang harus dibuat sesederhana mungkin agar mudah dipahami oleh masyarakat. Namun dengan berbagai
tantangan tersebut, pada tahun 2013 telah terdapat 60,5 hektar lahan pertanian SRI yang dikelola oleh 38 petani.

Program unggulan kedua, Program Budidaya Lele (Bule) Organik.


Additionalitas pada program Bule dapat ditinjau dari keberhasilan program
dalam mengubah pola pikir dan perilaku masyarakat. Pekerjaan utama
masyarakat di sekitar wilayah operasional sebagai petani karet dan sawit
membuat masyarakat tidak terbiasa memelihara atau beternak ikan
merupakan hambatan utama saat dimulainya program ini. Untuk
menjalankan program ini, dilakukan pendekatan kepada kelompok
masyarakat yang dapat menjadi pionir dalam kegiatan budidaya lele.
Dengan melihat contoh keberhasilan penerapan program, masyarakat
lainnya akan tergerak untuk menjalankan kegiatan yang sama. Munculnya
usaha warung pecel lele dari anggota kelompok Bule organik menjadi salah
satu bentuk inovasi dari program. Usaha ini menjadikan program Bule
sebagai full-cycle program, dimana pelaksanaan program meliputi budidaya
lele sampai pemanfaatan produk paska panen. Bahkan inovasi terbaru yang
dilakukan oleh salah satu anggota kelompok program Bule ini adalah
pembuatan pakan cair yang dalam implementasinya mampu memotong

Dokumen Ringkasan Kinerja Pengelolaan Lingkungan 19


PT. Medco E&P Indonesia – Rimau Asset
biaya operasional sampai 70-80%. Pada akhirnya, terbentuklah suatu siklus dimana kebutuhan dalam
pelaksanaan program Bule dapat dipenuhi oleh kelompok-kelompok itu sendiri. Program Bule mengalami
perkembangan yang cukup pesat sejak dilaksanakan pada tahun 2010. Saat ini terdata sebanyak 154 kelompok
Bule yang tersebar di 16 desa, dengan jumlah keterlibatan masyarakat sebanyak 1123 orang.

Program unggulan ketiga, Sayuran dan Tanaman Obat Organik merupakan program pertanian ramah
lingkungan yang diterapkan untuk tanaman sayuran dan tanaman obat-obatan keluarga. Additionalitas dari
program ini adalah sebagai bentuk pemberdayaan masyarakat yang ditujukan terhadap kelompok ibu-ibu.
Berdasarkan social mapping yang dilakukan sebagai salah satu dasar perumusan program, terdapat pernyataan
dari masyarakat bahwa program-program yang selama ini dijalankan oleh pemerintah dan perusahaan kurang
berpihak pada kaum perempuan. Sebanyak 509 ibu-ibu telah bergabung dalam 45 kelompok sayuran dan
tanaman obat organik yang tersebar di 9 desa.

Keinginan yang cukup tinggi untuk maju dan berkembang dari para kelompok mengalahkan kurangnya
dukungan dari pemerintah daerah, dengan terbentuknya institusi ekonomi (koperasi) baru yang dapat
mengakomodir semua kegiatan kelompok ibu-ibu tersebut. Selaras dengan program pendukung kelestarian
lingkungan, inovasi dalam pemanfaatan kertas bekas dilakukan dengan
pelibatan aktif para pemuda di Desa Lais, Kecamatan Lais, Kabupaten
Musi Banyuasin dalam Program Kertas Daur Ulang yang menjadi
program unggulan keempat. Additionalitas dari program ini adalah
penciptaan keterampilan sejak usia muda yang dapat dijadikan bekal hidup.
Kelompok pemuda yang tergabung dalam Karang Taruna Lais (Katalis)
menjadi penggerak pemanfaatan kertas-kertas bekas dari kegiatan
operasional perusahaan. Kertas-kertas bekas diolah oleh Katalis menjadi
menjadi produk kertas daur ulang, seperti kartu nama, kartu ucapan,
amplop, map dan produk kerajinan lainnya. Sama halnya dengan ketiga
program unggulan lainnya, Katalis juga telah mendirikan suatu institusi ekonomi berbentuk koperasi yang
menjadi wadah kegiatan produksi mereka saat ini.

Dokumen Ringkasan Kinerja Pengelolaan Lingkungan 20


PT. Medco E&P Indonesia – Rimau Asset

Anda mungkin juga menyukai