Pendahuluan
Dalam menjalankan kegiatan operasinya, Manajemen PT.
Medco E&P Indonesia – Rimau Asset berkomitmen kuat
untuk selalu mematuhi seluruh peraturan perundangan
yang berlaku, termasuk peraturan perundangan bidang
lingkungan hidup serta melakukan upaya terus menerus
dalam meningkatkan kinerja pengelolaan lingkungan
perusahaan dengan menjalankan program-program yang
bersifat beyond compliance.
Komitmen kuat Manajemen Puncak PT. Medco E&P
Indonesia – Rimau Asset merupakan salah satu
keunggulan yang dimiliki, di mana perusahaan dalam
menjalankan usahanya selalu berpedoman kepada tiga pilar usaha yaitu “Profit”, “People” dan “Planet” yang
maknanya adalah perusahaan tidak hanya mengejar keuntungan ekonomi semata, tetapi juga turut berupaya
memberdayakan dan meningkatkan taraf hidup masyarakat di sekitar lokasi kegiatan perusahaan serta secara
terus menerus menggali dan menerapkan upaya-upaya pelestarian daya dukung lingkungan. Keunggulan lain
yang dimiliki oleh Rimau Asset dan tidak dimiliki oleh banyak perusahaan minyak dan gas bumi lainnya yaitu
dukungan sumberdaya manusia yang seluruhnya adalah putra-putri terbaik bangsa Indonesia dan nihil tenaga
kerja asing. Di samping itu, untuk kebutuhan operasional lapangan, perusahaan juga memaksimalkan partisipasi
putera-puteri daerah baik sebagai tenaga kerja tetap maupun tenaga kerja pihak ketiga, sekaligus juga partisipasi
perusahaan-perusahaan lokal dalam mendukung kegiatan operasi di lapangan.
Keunggulan-keunggulan tersebut pada akhirnya membuahkan prestasi bagi Rimau Asset, khususnya dalam
bidang lingkungan hidup, aplikasi konservasi energi dan kegiatan pengembangan masyarakat, yaitu dengan
dicapainya:
a. Nihil pembuangan limbah cair air ke lingkungan (zero wastewater surface discharge) sejak tahun 1998
melalui injeksi 100% limbah air terproduksi (produced water)
kembali ke reservoir yang di sisi lain turut berkontribusi terhadap
konservasi air karena mengurangi kebutuhan pengambilan air baku
permukaan, baik untuk kebutuhan operasi maupun untuk kebutuhan
domestik sebesar rata-rata lebih dari 50% per tahun
b. Nihil pembakaran gas (zero gas flaring) melalui pembangunan dan
pengoperasian kilang mini LPG (tahun 2006) dan dengan
pemasangan kompresor gas bertekanan rendah tahun 2011.
c. Penghargaan tertinggi dalam bidang lingkungan hidup, penerapan konsep energi ramah lingkungan dan
pemberdayaan masyarakat:
- Peringkat PROPER Hijau (tahun 2009 dan 2010) dan Emas (tahun 2011 dan 2012) dari
Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia. Rimau Asset merupakan satu-satunya
perusahaan minyak dan gas bumi di Indonesia yang mendapat penghargaan PROPER Emas.
- Penghargaan “Energi Pratama” (tahun 2011) dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
atas komitmen dan keberhasilan Rimau Asset membangun dan mengoperasikan kilang mini LPG
dari associated gas (gas ikutan) yang dihasilkan dari kegiatan operasi
- “Green Energy Company Award” (tahun 2012) dari majalah SWA atas keberhasilan Rimau Asset
dalam mengaplikasikan konsep-konsep konservasi energi
EFISIENSI ENERGI
Penggunaan energi di PT Medco E&P Indonesia Rimau Asset berasal dari sumber gas dan solar. Total
konsumsi energi pada tahun 2010 adalah sebesar 6.317.916 BTU. Total konsumsi energi ini terus mengalami
penurunan berturut-turut yaitu 5.109.943 BTU (Juni 2012), dan 2.738.901 BTU (Juni 2013). Seluruh energi
listrik yang digunakan sebagai sumber energi untuk proses produksi utama yang dihasilkan, bersumber
dari gas yang digunakan sebagai bahan bakar pembangkit. Jumlah gas tertinggi yang digunakan sebagai sumber
listrik dapat dilihat pada tahun 2010 dengan penggunaan sebesar 6.109.375 BTU. PT Medco E&P Indonesia
Blok Rimau menurunkan penggunaan gas sebagai sumber energi yaitu menjadi 4.901.992 BTU pada tahun
2012 dan hingga Juni 2013 mencapai 2.644.917 BTU. Energi untuk menunjang fasilitas pendukung berasal dari
penggunaan solar. Pada tahun 2010 mencapai 208.543 BTU, pada tahun 2011, terjadi peningkatan penggunaan
solar, yaitu sebesar 249.249 BTU dikarenakan adanya aktivitas baru dalam kegiatan operasional antara lain
implementasi proyek EOR (Enhance Oil Recovery). Peningkatan ini diikuti dengan komitmen PT Medco E&P
Indonesia Blok Rimau dalam mengefisiensikan penggunaan energi sehingga penggunaan solar pada tahun 2012
menurun menjadi 207.951 BTU. Hingga Juni 2013, besar konsumsi energi dari solar adalah 93.985 BTU.
Usaha kegiatan efisiensi energi yang dilaksanakan oleh PT Medco E&P Indonesia – Rimau Asset mempunyai
nilai-nilai additionalitas sebagai berikut:
1. Praktek Umum
Dalam instalasi Generator Set, bukan sesuatu yang umum bila dilengkapi dengan Capacitor Bank. Hal ini
sejalan dengan konsep Retrofit yaitu modifikasi tambahan terhadap sistem untuk peningkatan efisiensi dan
kinerja.
Untuk pemasangan Bell-mouth, secara umum radiator engine tidak dilengkapi dengan peralatan tersebut.
Hal ini sejalan dengan konsep Retrofit yaitu modifikasi tambahan terhadap sistem untuk peningkatan
efisiensi dan kinerja.
2. Kewajiban yang diatur dalam Peraturan
Baik instalasi Capacitor Bank, instalasi dual fuel CNG, implementasi Biosolar, Pemasangan Bell Mouth
Radiator Generator Set, dan pemasangan lampu LED merupakan upaya lebih dari kewajiban (beyond
compliance) PT Medco E&P Rimau Asset
3. Investasi
Dibutuhkan biaya investasi yang tidak sedikit untuk pengadaan dan instalasi Capacitor Bank
Program dual fuel CNG dari sisi investasi juga tergolong additional, dikarenakan hingga 2013 program ini
telah memakan biaya untuk pemasangan unit converter kit dan tabung CNG.
Penggunaan Biosolar yang lebih ramah lingkungan dapat mengurangi potensi emisi gas rumah kaca.
Namun dari aspek investasi, harga biosolar sebenarnya lebih tinggi dibandingkan solar. Dan juga
diperlukan biaya untuk pembangunan additional infrastruktur di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Industri
(SPBI) Rimau Asset.
Untuk implementasi lampu LED, investasi awal yang dikeluarkan sangat besar, karena di pasaran untuk
harga lampu LED sampai 4 kali dari harga lampu pijar atau lampu konvensional.
4. Hambatan Pelaksanaan
Penggunaan dual fuel CNG cukup besar kendala teknisnya, seperti belum ditunjang oleh sarana yang
lengkap di mana saat ini hanya terdapat dua stasiun pengisian bahan bakar gas di Palembang, sementara
jarak antara Palembang dengan lokasi kegiatan + 100 km.
Program konversi solar menjadi biosolar juga tergolong additional, karena diperlukan modifikasi untuk
mengakomodasi aplikasi penggunaan biosolar di Rimau Asset dengan memisahkan line outlet antara dua
buah tanki solar eksisting, sehingga setiap tanki memiliki individual line outlet (untuk solar dan biosolar).
Perawatan mesin yang menggunakan biosolar pun harus lebih rutin dikarenakan salah satu komponen dari
biosolar memiliki efek samping terhadap sistem pelumasan mesin.
Berikut penjelasan lebih lanjut dari beberapa program unggulan Rimau Asset:
1. Instalasi capacitor bank. Secara prinsip mekanisme
kerja capacitor bank adalah mengkompensasi rugi-rugi
Total daya yang
daya yang ditimbulkan oleh beban sehingga dapat dibangkitkan Daya reaktif tanpa
capacitor bank
mengurangi daya pembangkit yang harus disediakan oleh generator
Daya Aktif
sumber energi pembangkit listrik. Tujuan pemasangan capacitor bank ini adalah untuk meningkatkan power
factor (faktor daya) dari suatu generator agar arus yang dihasilkan oleh generator tersebut bisa diturunkan dan
efisiensi generator bisa lebih meningkatkan. Pemasangan capacitor bank dilakukan pada unit-unit generator
yang diidentifikasi menunjang beban operasi yang memiliki faktor daya yang rendah. Hal ini sejalan dengan
konsep Retrofit yaitu modifikasi tambahan terhadap sistem untuk peningkatan efisiensi dan kinerja. Selain
meningkatkan efisiensi pada generator, pemasangan capacitor bank juga memberikan efek pada penghematan
bahan bakar. Dengan dilakukannya pemasangan capacitor bank ini sejak bulan Desember 2010, dapat
dihasilkan efisiensi faktor daya pada generator sebesar 30%.
2. Aplikasi dual fuel (compressed natural gas / CNG dan solar) pada shuttle bus dan kendaraan ringan
operasional dan implementasi penggunaan BioSolar. Sistem Transportasi merupakan salah satu hal yang
critical karena fungsinya sebagai kegiatan penunjang operasional. Setelah
dilakukan study literatur dan trial, Manajemen Rimau Asset memutuskan bahwa
seluruh kendaraan operasional harus menerapkan sistem bahan bakar ganda
(dual fuel) yaitu solar dan CNG. Pemasangan converter kit ditargetkan pada
kendaraan-kendaraan ringan dan shuttle bus yang memiliki jadwal rutin maupun
yang cukup sering melakukan perjalanan ke Palembang. Berdasarkan hasil
perhitungan, untuk shuttle bus dan kendaraan ringan, aplikasi dual fuel setara
dengan pembatalan emisi CO2 ke atmosphere sebesar 36 ton/tahun.
UTAMA VS PENDUKUNG Status total emisi yang dihasilkan dari seluruh unit bisnis di Rimau Asset
berasal dari kegiatan utama dan kegiatan pendukung.
Beban Emisi Beban Emisi Beban Emisi
Total Unit Kegiatan Kegiatan
Emisi kegiatan utama berasal dari kegiatan yang
Tahun berkaitan langsung dengan proses produksi minyak
Bisnis Utama Pendukung
(ton CO2-e) (ton CO2-e) (ton CO2-e) di stasiun, seperti pengoperasian mesin compressor,
genset, heater, flaring. Sedangkan emisi kegiatan
2010 332.291 321.332,71 10.958,65
pendukung berasal dari produksi listrik genset untuk
2011 371.665 355.019,41 16.645,85
kegiatan mess/pekantoran, dan kendaraan
2012 311.991 299.384,74 12.606,54 operasional. Pada periode 2010 sampai 2012 terjadi
penurunan jumlah emisi.
Dari tahun 2010 hingga 2013, Rimau Asset telah berhasil melakukan pengurangan pencemaran udara. Usaha-
usaha yang telah dilakukan oleh Rimau Asset untuk pengurangan pencemar udara adalah sebagai berikut.
1. Program Pemasangan dan Pengoperasian Kilang Mini LPG. Program pemasangan dan pengoperasian
kilang mini LPG merupakan suatu bentuk inovasi yang berbeda, atau tidak biasa dilakukan dalam industri
minyak dan gas. Hal ini merupakan bentuk komitmen Manajemen Puncak Rimau Asset dalam rangka mencapai
nihil pembakaran gas pada flare stack (zero flaring) dengan mengkonversi gas ikutan menjadi LPG, kondensat,
dan gas lainnya yang dapat digunakan sebagai bahan bakar untuk mesin yang dioperasikan. Hingga 2013,
program ini mampu menurunkan emisi CO2 sebesar 470.841,84 ton CO2-e. Dari aspek kewajiban, tidak ada
regulasi yang mewajibkan perusahaan untuk melakukan zero flaring, sehingga program ini tergolong
additional. Berdasarkan analisis ekonomi, nilai pengembalian proyek ini lebih kecil dari nilai hurdle rate yang
dikenakan oleh Perusahaan. Oleh karena itu, program ini tergolong additional dari aspek investasi. Usaha
mengkonversi gas ikutan menjadi LPG ini merupakan inovasi teknologi yang tidak umum diterapkan di industri
minyak dan gas lainnya, sehingga program ini tergolong additional. Untuk proyek kilang mini LPG, Rimau
Asset telah mengusulkan pengajuan proyek ini sebagai CDM (Clean Development Mechanism) Project melalui
mekanisme voluntary (sukarela). Proyek telah mendapatkan persetujuan dari Komisi Mekanisme Pembangunan
Bersih yang merupakan Designated National Authority (DNA) Indonesia yang berkedudukan di Kementerian
Lingkungan Hidup, pada tanggal 27 Desember 2006 dengan nomor persetujuan B.490/Dep.III/LH/12/06. Status
saat ini, proyek ini telah berhasil mendapatkan sertifikat pengurangan emisi (Voluntary Emission Reduction /
VER) sebesar 200,683 ton CO2 sampai tahun 2007 sementara untuk periode tahun 2008 – tahun 2011 masih
dalam proses verifikasi.
2. Program Pemasangan Gas Jack Compressor. Program pemasangan gas jack compressor merupakan salah
satu bentuk komitmen Manajemen Puncak Rimau Asset dalam rangka mencapai nihil pembakaran gas pada
flare stack (zero flaring) dengan mengkonversi gas ikutan bertekanan rendah menjadi gas lainnya yang dapat
digunakan sebagai bahan bakar untuk mesin yang dioperasikan. Hingga 2013, program ini mampu menurunkan
emisi CO2 sebesar 143.165,91 ton CO2-e. Program ini merupakan upaya Rimau Asset untuk melakukan zero
flaring yang bertujuan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca. Dari aspek kewajiban, tidak ada regulasi yang
mewajibkan perusahaan untuk melakukan zero flaring, sehingga program ini tergolong additional. Usaha
menangkap gas ikutan bertekanan rendah menggunakan gas jack compressor dan mengubahnya sebagai bahan
bakar untuk mesin-mesin yang dioperasikan ini merupakan inovasi teknologi yang tidak umum diterapkan di
industri minyak dan gas lainnya, sehingga program ini tergolong additional. Dari aspek investasi, total biaya
untuk mengakomodasi program ini cukup signifikan, sehingga program ini tergolong additional.
3. Program Revegetasi 1 : 2. Program revegetasi juga masih merupakan bentuk komitmen Rimau Asset dalam
pengurangan emisi gas rumah kaca. PT Medco E&P Indonesia – Rimau Asset berkomitmen untuk melakukan
penanaman di lahan sebanyak 2 kali lipat dibandingkan dengan luas lahan yang dibuka. Hal ini merupakan
bentuk additional dari aspek melebihi kewajiban dalam peraturan. Tidak ada yang mensyaratkan untuk
menanam 2 kali lebih banyak. Nilai investasi cukup besar untuk melakukan komitmen revegetasi (total
anggaran lebih dari Rp 7 miliar dari sejak dimulainya program ini di tahun 2010 hingga 2013) namun sangat
Jumlah Timbulan
400 40
44,74
(Ton)
(Ton)
200 287,79 20
153,13
0 0
2010-2011 2011-2012 2012-2013 2011-2012 2012-2013
Gambar 1 Tren Timbulan Limbah B3
Timbulan/Pemanfaatan
Jumlah Timbulan…
40 100% 400
Jumlah
Jumlah
(Ton)
(Ton)
66.54%
20 Jumlah Timbulan Dimanfaatkan
200
(Ton) Co-Processing… 57% 92.92%
15.54%
0 0
2011-2012 2012-2013 2010-2011 2011-2012 2012-2013
Rasio hasil pengurangan Gambar 1 Tren Pemanfaatan Limbah B3
dan pemanfaatan limbah B3 terhadap timbulan limbah B3 pada periode 2010-2013
dengan detail sebagai berikut :
Dari sisi additionalitas, sebenarnya tidak ada kewajiban Rimau Asset untuk menerapkan penggunaan lampu
LED di area office, tetapi mengingat bahwa konsep ini dapat mengurangi timbulan limbah lampu TL akibat
adanya pengurangan pemakaian produk tersebut, maka Manajemen Puncak Rimau Asset memutuskan untuk
menerapkan konsep ini. Selain itu, kegiatan untuk memastikan kehandalan operasi pipa penyalur minyak,
seperti dilakukannya inspeksi pipa, pemeriksaan dan pengujian kelayakan penggunaan peralatan, serta
perbaikan dan penggantian pipa yang terkena korosi, merupakan additionalitas lainnya yang dilakukan oleh
Rimau Asset. Kegiatan tersebut menelan biaya yang cukup besar per tahunnya, namun dengan demikian maka
kehandalan operasi pipa penyalur minyak dapat dipertahankan, yang mengakibatkan turunnya timbulan tanah
terkontaminasi. Selanjutnya, dari sisi additionalitas pemanfaatan tanah terkontaminasi dan oil sludge ini
sebenarnya tidak diwajibkan oleh regulasi yang berlaku dan Rimau Asset mengeluarkan biaya lebih besar. Rata-
rata untuk melakukan pengolahan secara internal di Waste Treatment Center dengan metode bioremediasi lebih
murah daripada dengan metode co-processing pada pabrik semen. Artinya investasi yang dikeluarkan oleh
Rimau Asset lebih besar untuk pemanfaatan eksternal dibandingkan dengan pemanfaatan internal.
No Kegiatan Jenis Limbah B3 2010 2011 2012 2013 Satuan
Pengurangan Limbah B3
1 Inspeksi pipa Tanah Terkontaminasi 35.36 272.21 134.66 Ton/Tahun
Penggantian lampu neon
2 Lampu TL 0.001 0.02 Ton/Tahun
dengan lampu LED
Pemanfaatan Limbah B3
3 Co-processing Oil Sludge & Tanah Terkontaminasi 340.36 87.00 96.68 44.74 Ton/Tahun
4 Bioremediasi Tanah Terkontaminasi 255.00 473.00 104.34 142.29 Ton/Tahun
Intensitas timbulan limbah B3 Rimau Asset bila dibandingkan dengan jumlah minyak dan gas bumi yang
diproduksikan dari dalam bumi sangatlah kecil (Barrel Oil Equivalent), yaitu sekitar 0.000048 Ton limbah
B3/BOE. Bahkan setiap tahunnya terjadi penurunan intensitas oleh karena upaya-upaya yang dilaksanakan oleh
Rimau Asset sebesar 1.65%, 43.17%, dan 14.76% secara berturut-turut.
KONSERVASI AIR
Jumlah konsumsi air yang digunakan PT Medco
E&P Indonesia – Rimau Asset berasal dari
kegiatan kantor dan mess karena dalam proses
produksinya tidak menggunakan air sebagai
bahan proses produksi. Pada tahun 2013, total
pemakaian air bersih dapat berkurang 10%
dari pemakaian sebesar 3319 m3/bulan di tahun
2012 menjadi 2963 m3/bulan di tahun 2013.
Dalam upaya konservasi air, Rimau Asset melakukan berbagai macam program seperti:
1. Program Konservasi Air Hujan
2. Program Pengelolaan Air Buangan Domestik
3. Program Penginjeksian Air Terproduksi untuk Menjaga Tekanan Reservoir
4. Program Pemanfaatan Air Olahan IPAL Domestik untuk Hydrant
5. Program Pemanfaatan Air Olahan IPAL Domestik untuk Diinjeksikan
6. Program Pengurangan Penggunaan Air Bersih
7. Program Revegetasi
8. Program Biopori
Additionalitas dari kegiatan tersebut antara lain :
KEWAJIBAN
Sebenarnya sumber air di wilayah kerja sangat mencukupi untuk memenuhi kebutuhan utilitas karena
terdapat sungai Batang Hari Leko, namun Rimau Asset tetap mengupayakan konservasi air hujan untuk
menjadi sumber air. Hal ini tentu saja tidak ada kewajiban yang mengatur. Selain itu, upaya konservasi air
dari pemanfaatan air olahan IPAL domestik untuk hydrant dan injeksi juga melebihi dari kewajiban karena
Rimau Asset cukup mengolah air limbah domestik hingga memenuhi baku mutu namun Rimau Asset
berupaya memanfaatkan air hasil olahan untuk menjadi sumber air hydrant. Di program revegetasi Rimau
Dokumen Ringkasan Kinerja Pengelolaan Lingkungan 14
PT. Medco E&P Indonesia – Rimau Asset
Asset berkomitmen untuk melakukan penanaman kembali sebanyak 2 kali lahan yang dibuka. Hal ini
merupakan bentuk di luar dari kewajiban dalam peraturan. Tidak ada yang mensyaratkan untuk menanam 2
kali lebih banyak. Program lainnya adalah pembuatan lubang biopori tidak diwajibkan dalam peraturan
sehingga pelaksanaannya bersifat sukarela untuk memberi nilai tambah dalam upaya konservasi air
BIAYA INVESTASI
Program pemanfaatan air olahan IPAL domestik untuk hydrant dan injeksi diperlukan konstruksi perpipaan
dan pompa. Hal ini tentu saja memerlukan biaya yang tidak sedikit. Selain itu juga untuk program
revegetasi, nilai investasi yang cukup besar untuk melakukan komitmen revegetasi namun manfaat bagi
lingkungan termasuk salah satunya adalah daya serap air menjadi pertimbangan untuk tetap melakukan
komitmen revegetasi.
HAMBATAN
Implementasi injeksi air terproduksi memiliki resiko terjadinya penyumbatan di dalam sumur yang dapat
menyebabkan gangguan dan hambatan terhadap proses produksi sehingga diperlukan studi yang
komprehensif dan detail mengenai karakteristik air dan kondisi formasi sumur.
Dari berbagai macam upaya tersebut, didapatkan Rasio hasil 3R dengan total air yang digunakan semakin
meningkat di tahun 2013. Hal ini dapat dilihat dari tabel berikut:
Rasio Konservasi
No Tahun dengan Total
Konsumsi
1 2010 7.52
2 2011 14.50
3 2012 19.36
4 2013 29.70
1 2010 7971131.897
2 2011 8752039.58
3 2012 9978437.521
4 2013 7362861
Rasio penurunan beban pencemaran air dengan total limbah yang dihasilkan:
No Tahun Ratio
1 2010 0.9952
2 2011 0.9958
3 2012 0.9971
4 2013 0.9989
No Tahun Rasio
1 2010 0.004973843
2 2011 0.004570106
3 2012 0.003992258
4 2013 0.003621841
Keanekaragaman Hayati
Saat ini Rimau Asset telah memiliki kebijakan mengenai perlindungan keanekaragaman hayati yang
ditandatangani oleh pimpinan tertinggi perusahaan. Kebijakan tersebut kemudian dituangkan ke dalam suatu
Rencana Strategis Pengelolaan Lingkungan Hidup yang di dalamnya mencakup rencana perusahaan dalam
bidang perlindungan keanekaragaman hayati. Program unggulan aspek perlindungan keanekaragaman hayati
adalah:
1. Pembuatan Hutan Tanaman Langka di Sekitar Daerah Operasi Rimau Asset
Hutan tanaman langka merupakan kebun koleksi spesies-spesies tanaman
hutan dan buah-buahan langka Indonesia, khususnya lokal Sumatera
Selatan. Hutan tanaman langka ini menjadi tempat penanaman spesies-
spesies tanaman langka Indonesia, khususnya spesies tanaman lokal
Sumatera Selatan. Tujuan Pembuatan program ini ialah membantu
menyelamatkan jenis tanaman hutan & buah-buahan endemik di
Pemberdayaan Masyarakat
Di dalam pelaksanaan program-program pemberdayaan masyarakat, PT Medco E&P Indonesia Rimau Asset
selalu konsisten untuk mengawali dengan pemetaan terhadap lingkungan, aktivitas sosial dan perekonomian
masyarakat. Dalam setiap program emberdayaan masyarakatnya,
proses perencanaan program meliputi assessmen terhadap seluruh
potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia. Sejalan dengan
komitmen untuk mencapai kualitas kehidupan dan lingkungan yang
lebih baik, PT Medco E&P Indonesia- Rimau Asset menjalankan
empat program unggulan dalam kegiatan pemberdayaan
masyarakatnya. Keempat program tersebut adalah : [1] Program
System of Rice Intensification (SRI) Organik, [2] Program Budidaya
Lele (Bule) Organik, [3] Program Sayuran dan Tanaman Obat
Organik, dan [4] Program Kertas Daur Ulang Katalis.
Program unggulan pertama adalah program pertanian ramah
lingkungan melalui Program System of Rice Intensification (SRI).
SRI merupakan rintisan program pemberdayaan masyarakat yang
berkesinambungan. Additionalitas dari program yang telah dilaksanakan sejak tahun 2009 ini dapat dilihat dari
hambatan pelaksanaan. Dari sisi hambatan internal, PT Medco E&P Indonesia Rimau Asset bukanlah
perusahaan yang bergerak di bidang pertanian. Dalam program SRI ini, keberhasilan perusahaan dalam
menerapkan kegiatan yang bukan merupakan core bisnisnya merupakan suatu nilai tambah. Dari sisi hambatan
eksternal, tantangan terbesar tentunya dalam mengubah perilaku bertani konvensional yang telah dijalankan
sejak puluhan tahun. Dari sisi lingkungan, kondisi geografis sawah pasang surut di wilayah Desa Teluk Betung
membuat masyarakat pesimis terhadap metode pertanian yang diterapkan. Pendidikan mayoritas masyarakat
yang hanya lulus sekolah menengah pertama menimbulkan tantangan terhadap metode penyampaian program
yang harus dibuat sesederhana mungkin agar mudah dipahami oleh masyarakat. Namun dengan berbagai
tantangan tersebut, pada tahun 2013 telah terdapat 60,5 hektar lahan pertanian SRI yang dikelola oleh 38 petani.
Program unggulan ketiga, Sayuran dan Tanaman Obat Organik merupakan program pertanian ramah
lingkungan yang diterapkan untuk tanaman sayuran dan tanaman obat-obatan keluarga. Additionalitas dari
program ini adalah sebagai bentuk pemberdayaan masyarakat yang ditujukan terhadap kelompok ibu-ibu.
Berdasarkan social mapping yang dilakukan sebagai salah satu dasar perumusan program, terdapat pernyataan
dari masyarakat bahwa program-program yang selama ini dijalankan oleh pemerintah dan perusahaan kurang
berpihak pada kaum perempuan. Sebanyak 509 ibu-ibu telah bergabung dalam 45 kelompok sayuran dan
tanaman obat organik yang tersebar di 9 desa.
Keinginan yang cukup tinggi untuk maju dan berkembang dari para kelompok mengalahkan kurangnya
dukungan dari pemerintah daerah, dengan terbentuknya institusi ekonomi (koperasi) baru yang dapat
mengakomodir semua kegiatan kelompok ibu-ibu tersebut. Selaras dengan program pendukung kelestarian
lingkungan, inovasi dalam pemanfaatan kertas bekas dilakukan dengan
pelibatan aktif para pemuda di Desa Lais, Kecamatan Lais, Kabupaten
Musi Banyuasin dalam Program Kertas Daur Ulang yang menjadi
program unggulan keempat. Additionalitas dari program ini adalah
penciptaan keterampilan sejak usia muda yang dapat dijadikan bekal hidup.
Kelompok pemuda yang tergabung dalam Karang Taruna Lais (Katalis)
menjadi penggerak pemanfaatan kertas-kertas bekas dari kegiatan
operasional perusahaan. Kertas-kertas bekas diolah oleh Katalis menjadi
menjadi produk kertas daur ulang, seperti kartu nama, kartu ucapan,
amplop, map dan produk kerajinan lainnya. Sama halnya dengan ketiga
program unggulan lainnya, Katalis juga telah mendirikan suatu institusi ekonomi berbentuk koperasi yang
menjadi wadah kegiatan produksi mereka saat ini.