PT BADAK NGL
BONTANG-KALIMANTAN TIMUR
Oleh:
Riswanda Himawan (2314100036)
Pembimbing:
Prof. Ir. Renanto, M.Sc Ph.D
Rendra Prasetyo (gelar)
(Lembar Pengesahan 1)
LEMBAR PENGESAHAN II
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PT. BADAK NGL
BONTANG - KALIMANTAN TIMUR
5 JULI 2017 –(tanggal)AGUSTUS 2017
ii
Laporan Umum Kerja Praktik
Process and SHE Engineering Section
PT Badak NGL, Bontang, Kalimantan Timur
Disusun Oleh :
Riswanda Himawan (2313100061)
Surabaya,
iii
Laporan Umum Kerja Praktik
Process and SHE Engineering Section
PT Badak NGL, Bontang, Kalimantan Timur
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT karena atas
berkah dan rahmat-Nya, penulis mampu menyelesaikan laporan kerja praktik di
Badak LNG, Bontang, Kalimantan Timur dengan sebaik-baiknya. Selama masa
kerja praktik yang terhitung mulai tanggal 5 Juli 2016, penulis melakukan
serangkaian kegiatan yang dirangkum ke dalam laporan ini sebagai syarat
kelulusan pada jenjang pendidikan S1 di Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
Pada kesempatan kali ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian laporan kerja praktik ini,
diantaranya:
1. Fadlilatul Taufany, S.T., Ph.D selaku Sekretaris Program Studi S1
Departemen Teknik Kimia FTI-ITS.
2. Prof. Ir. Renanto, M.Sc Ph.D selaku dosen pembimbing mata kuliah Kerja
Praktik Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
3. Rendra Prasetyo, S.T selaku pembimbing utama dan lapangan di PT Badak
NGL.
4. Para Engineer di Process & SHE Engineering: Bapak Johan, Bapak Zaki,
Ibu Prapti, Bapak Hatta, Bapak Ertanto, Bapak Robby, Bapak Ferry, Bapak
Fajar, Bapak Okky, Bapak Arief, Bapak Silvano, Bapak Farhan, Bapak
Danu, Bapak Ronggo, Bapak Adib serta para teknisi dan staff: Bapak
Kamil, Bapak Fajar, Ibu Ane, dan Bapak Anto.
5. Bapak Haryanto, Bapak Octo, dan Bapak Samsir selaku pihak Training
Section.
6. Semua pihak yang berperan dalam pelaksanaan penelitian dan penyelesaian
laporan yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna sehingga
diperlukan evaluasi untuk peningkatan kualitas yang berkelanjutan. Oleh karena
itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para
iv
Laporan Umum Kerja Praktik
Process and SHE Engineering Section
PT Badak NGL, Bontang, Kalimantan Timur
Bontang,(tanggal) Agustus
2017
Riswanda Himawan
v
Laporan Umum Kerja Praktik
Process and SHE Engineering Section
PT Badak NGL, Bontang, Kalimantan Timur
1
IDENTITAS TEMPAT KERJA PRAKTIK
vi
Laporan Umum Kerja Praktik
Process and SHE Engineering Section
PT Badak NGL, Bontang, Kalimantan Timur
DAFTAR ISI
vii
Laporan Umum Kerja Praktik
Process and SHE Engineering Section
PT Badak NGL, Bontang, Kalimantan Timur
viii
Laporan Umum Kerja Praktik
Process and SHE Engineering Section
PT Badak NGL, Bontang, Kalimantan Timur
ix
Laporan Umum Kerja Praktik
Process and SHE Engineering Section
PT Badak NGL, Bontang, Kalimantan Timur
DAFTAR GAMBAR
x
Laporan Umum Kerja Praktik
Process and SHE Engineering Section
PT Badak NGL, Bontang, Kalimantan Timur
xi
Laporan Umum Kerja Praktik
Process and SHE Engineering Section
PT Badak NGL, Bontang, Kalimantan Timur
DAFTAR TABEL
xi
Laporan Umum Kerja Praktik
Process and SHE Engineering Section
PT Badak NGL, Bontang, Kalimantan Timur
1 BAB I
PENDAHULUAN
Kerja Praktik merupakan salah satu mata kuliah yang ada di Departemen
Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember
(FTI-ITS). Mata kuliah ini berbeda dari mata kuliah yang lain karena
pelaksanaanya dilakukan di perusahaan tertentu dan merupakan implementasi dari
mata kuliah teoritis yang telah diperoleh sebelumnya. Mahasiswa diharapkan
mampu menyelesaikan permasalahan actual yang terdapat di perusahaan melalui
penerapan ilmu yang telah diperoleh.
LNG merupakan industri yang saat ini sedang berkembang di dunia karena
potensinya yang besar untuk menggantikan bahan bakar minyak untuk
menghasilkan energi yang besar dan lebih ramah terhadap lingkungan. Pencairan
gas alam menjadi LNG (Liquefied Natural Gas) ini merupakan upaya untuk
memenuhi kebutuhan bahan bakar, pembangkit listrik baik industri maupun
rumah tangga. Dalam industri ini, peranan Engineer Teknik Kimia sangat besar.
Ilmu yang ada di setiap bagian sangatlah sesuai dengan yang sudah dipelajari
dalam kuliah yaitu proses pencairan gas alam dan kegiatan penunjang lain yang
membutuhkan optimasi adalam proses operasi dan pengembangannya.
Sebagai salah satu perusahaan pengolahan gas alam pertama dan terbaik di
dunia, PT Badak NGL memiliki berbagai jenis proses dan sistem utilitas yang
handal dan maju. PT Badak NGL setiap tahunnya membuka program praktik kerja
lapangan untuk mahasiswa D3 maupun S1. Tidak heran, banyak mahasiswa
Teknik Kimia yang mencoba untuk mendaftar untuk mengikuti PKL di PT Badak
NGL. Peluang inilah yang mendasari kami untuk memanfaatkan ini untuk
memenuhi mata kuliah Kerja Praktik dari Departemen Teknik Kimia FTI-ITS. Hal
ini didukung pula dengan proses pencairan gas alam yang kompleks beserta
semua sarana pendukung mampu membuat kami sebagai mahasiswa akan
mendapatkan pengalaman, membuka wawasan dan menambah pemahaman
1
Laporan Umum Kerja Praktik
Process and SHE Engineering Section
PT Badak NGL, Bontang, Kalimantan Timur
1.2 Tujuan
2
Laporan Umum Kerja Praktik
Process and SHE Engineering Section
PT Badak NGL, Bontang, Kalimantan Timur
3
Laporan Umum Kerja Praktik
Process and SHE Engineering Section
PT Badak NGL, Bontang, Kalimantan Timur
Sistematika laporan kerja Praktik ini terbagi menjadi dua bagian. Pada
bagian I akan dibahas mengenai tugas umum, sedangkan pada bagian II akan
dibahas mengenai tugas khusus. Berikut ini adalah sistematika penulisan pada
laporan ini.
Bab I : Pendahuluan
Bab II : Tinjauan Umum Perusahaan PT Badak NGL
Bab III : Struktur Organisasi Perusahaan PT Badak NGL
Bab IV : Bahan Baku, Hasil Produksi, dan Limbah
Bab V : Proses Pencairan Gas Alam di PT Badak NGL
Bab VI : Sistem Utilitas dan Pengolahan Limbah PT Badak NGL
Bab VII : Sistem Storage and Loading PT Badak NGL
Bab VIII : Penutup
4
Laporan Umum Kerja Praktik
Process and SHE Engineering Section
PT Badak NGL, Bontang, Kalimantan Timur
2 BAB II
5
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Laporan Umum Kerja Praktik
Process and SHE Engineering Section
PT Badak NGL, Bontang, Kalimantan Timur
6
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Laporan Umum Kerja Praktik
Process and SHE Engineering Section
PT Badak NGL, Bontang, Kalimantan Timur
G dan H. Train G dengan kapasitas produksi 724 m3/jam dibangun oleh PT IKPT
dan diresmikan pada tanggal 12 November 1997, sedangkan Train H mulai
beroperasi pada bulan November 1999 dengan kapasitas 803 m3/jam. Dengan
beroperasinya 8 train ini, total kapasitas produksi LNG PT Badak NGL hampir
mmencapai 22,5 juta ton setiap tahunnya. Saat ini PT Badak NGL hanya
memproduksi sekitar 10 juta ton/tahun akibat semakin berkurangnya feed gas
supply dari sumur-sumur gas PT Badak NGL. Untuk meningkatkan nilai usaha
perusahaan, maka PT Badak NGL juga menghasilkan produk sampingan berupa
LPG (Liquified Petroleum Gas) selain LNG. Perluasan proyek ini diselesaikan
pada bulan Desember 1984 dan kontraknya ditandatangani dengan pembeli dari
Jepang pada tanggal 15 Juli 1986, disusul dengan Chinese Petroleum Co. pada
tahun 1987. Setahun kemudian, proyek LPG selesai dibangun dan produksi
pertama dihasilkan pada tanggal 15 Oktober 1988, dan diresmikan pada tangga 28
November 1988. Akan tetapi karena menyusutnya persediaan feed gas di sumur-
sumur PT Badak NGL maka sejak Januari 2006 untuk sementara LPG dihentikan.
Namun karena frekuensi bisnis LNG yang fluktuatif pada tahun 2009, LPG mulai
diproduksi kembali dengan pengapalan (shipping) pertama dilakukan pada tanggal
23 Juli 2009. Belum ditambahkan kondisi terbaru produksi LPG
7
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Laporan Umum Kerja Praktik
Process and SHE Engineering Section
PT Badak NGL, Bontang, Kalimantan Timur
Seperti pada Gambar 2.1, PT Badak NGL dibagi menjadi empat daerah
(zone) yang masing-masing memiliki fungsi sendiri serta peraturan keamanan dan
keselamatan masing-masing. Zone tersebut, diantaranya:
a. Zone I
Zone I merupakan daerah tempat proses berlangsung. Zone ini terdiri dari
Process Train, Utilities, dan Storage and Loading. Pabrik pencairan LNG
(process train) dan sistem utilities dibagi menjadi dua modul. Modul I terdiri
dari Process Train ABCD, Utilities I, dan Storage and Loading. Modul II
terdiri dari Process Train EFGH dan Utilities II.
b. Zone II
Zone II merupakan daerah perkantoran yang berhubungan langsung dengan
proses dan sarana pendukung proses. Perkantoran yang terdapat di Zone II,
antara lain gedung TOP (Technical/Operation Department) Office,
Laboratory, Warehouse, dan Maintenance Department, dan lain sebagainya.
c. Buffer Zone
Buffer zone merupakan daerah penyangga Zone II dengan Zone III. Area ini
sebagian besar berupa hutan. Tujuan diadakannya zona ini adalah untuk
menghindari dan meminimalisir dampak langsung terhadap area pemukiman
jika sewaktu-waktu terjadi kegagalan atau kecelakaan pada area kilang (Zone
I dan II).
d. Zone III
8
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Laporan Umum Kerja Praktik
Process and SHE Engineering Section
PT Badak NGL, Bontang, Kalimantan Timur
2.3.2. Misi
Adapun misi PT Badak NGL adalah memproduksi energi bersih serta
mengelola dengan standar kinerja terbaik (best performance standard) sehingga
menghasilkan nilai tambah maksimal (maximumreturn) bagi pemangku
kepentingan (Stakeholders). Energi bersih artinya energi yang ramah lingkungan
baik dalam proses maupun hasil. Standar kinerja terbaik, artinya berpedoman pada
standar kinerja internasional, yaitu: Safety, Health, Environment – Quality
Management System (SHE-Q MS) untuk mencapai World Class Safety Culture
Standar EMS ISO 14001 untuk mencapai hasil produksi yang ramah lingkungan
Standar Quality Management System dan ISO 9001:2000 untuk mencapai kualitas
produk yang memenuhi persyaratan pelanggan. Standar Best Industrial Practices
dan GCG untuk mencapai tingkat kepatuhan (compliance) yang diharapkan
pemerintah. Nilai tambah maksimal artinya memberikan kontribusi maksimal
untuk memenuhi kebutuhan para pemangku kepentingan
9
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Laporan Umum Kerja Praktik
Process and SHE Engineering Section
PT Badak NGL, Bontang, Kalimantan Timur
Gambar 2.2 Komposisi Kepemilikan Saham PT Badak NGL Sejak Tahun 1990
[Sumber: Data Seksi Production Planning & Energy Conservation PT Badak NGL]
11
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Laporan Umum Kerja Praktik
Process and SHE Engineering Section
PT Badak NGL, Bontang, Kalimantan Timur
Gambar 2.4 Skema Bisnis LNG PT Badak NGL Menurut UU MIGAS No. 22/2001
[Sumber: Data Seksi Production Planning&Energy Conservation PT Badak NGL]
12
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Laporan Umum Kerja Praktik
Process and SHE Engineering Section
PT Badak NGL, Bontang, Kalimantan Timur
Dari Gambar 2.5, dapat dilihat bahwa BPMIGAS (sekarang SKK MIGAS)
adalah pemuncak status tertinggi dalam skema bisnis LNG. SKK MIGAS
berperan mengawasi semua pihak yang terlibat dalam bisnis ini, seperti pihak
pembeli gas alam cair, transporter, PT Badak NGL, dan produser gas. Produsen
gas (PSC) merupakan perusahaan yang memiliki sumur-sumur gas dan
kemungkinan juga memiliki minyak bumi. Dalam rantai bisnis LNG ini, PT
Badak NGL bekerja sama dengan perusahaan minyak bumi sebagai penyedia gas
alam seperti VICO, Total E&P Indonesie, dan Chevron Indonesia Company.
(ketambahan produsen baru)
Sebelum adanya UU No. 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi,
Pertamina berperan sebagai pengelola keuangan, pemasaran, sekaligus pengawas
semua pihak yang terlibat dalam rantai bisnis ini. Dengan adanya undang-undang
ini, fungsi pengawasan yang dimiliki Pertamina dihilangkan. Namun demikian,
Pertamina masih diberi kepercayaan sebagai pengelola keuangan dan pemasaran
PT Badak NGL melalui Pertamina JMG (Joint Management Group).
Sebagai pengelola keuangan dan pemasaran produk LNG, Pertamina JMG
memiliki hubungan langsung dengan pihak-pihak dalam bisnis ini yang
dirumuskan dengan berbagai jenis kontrak, seperti Transportation Agreement
(dengan transporter LNG), Plant Use and Operation Agreement (dengan PT
Badak NGL), Seller Appointment Agreement PSC Gas (dengan produser gas),
Seller Appoinment Agreement State Own Gas (dengan SK MIGAS), dan Seller
and Purchase Agreement (dengan pembeli LNG). Selain kontrak yang melibatkan
Pertamina JMG, terdapat dua kontrak lainnya, yaitu PSC Agreement (antara SK
MIGAS dan produsen gas) dan Processing Agreement (antara PT Badak NGL dan
produsen gas). Umumnya, kontrak-kontrak ini berjangka waktu 10-20 tahun.
Dalam rantai bisnis LNG, ada dua cara transaksi antara PT Badak NGL dan
pembeli, yakni:
a. FOB (Free On Board)
Pada jenis transaksi ini, pihak penjual (dalam hal ini adalah pengelola
kilang LNG) hanya bertanggung jawab atas produknya sampai ketika LNG
13
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Laporan Umum Kerja Praktik
Process and SHE Engineering Section
PT Badak NGL, Bontang, Kalimantan Timur
14
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Laporan Umum Kerja Praktik
Process and SHE Engineering Section
PT Badak NGL, Bontang, Kalimantan Timur
3 BAB III
15
Laporan Umum Kerja Praktik
Process and SHE Engineering Section
PT Badak NGL, Bontang, Kalimantan Timur
Vice President
Production
16
Laporan Umum Kerja Praktik
Process and SHE Engineering Section
PT Badak NGL, Bontang, Kalimantan Timur
Utility I Section
Utility II Section
17
Laporan Umum Kerja Praktik
Process and SHE Engineering Section
PT Badak NGL, Bontang, Kalimantan Timur
fasilitas antara lain penghilangan CO2, H2O yang terkandung di dalam gas
umpan yang bertekanan tinggi, serta Hg yang mungkin ada; sistem refrigerasi
untuk proses pencairan; unit-unit fraksinasi untuk pemisahan fraksi berat dan
ringan; pemisahan komponen-komponen etana, propana, butana; dan Splitter
Unit.
c. Utility I Section
Seksi ini bertanggung jawab terhadap semua hal yang mendukung proses di
train modul 1 (Train ABCD) seperti pembangkit listrik, pengadaan udara
bertekanan, sistem air pendingin, unit pengolahan air boiler, nitrogenplant,
sumur air tawar, unit pengolahan air minum, dan pemadam kebakaran. Selain
itu utility I section juga bertanggungjawab terhadap sistem utilitas yang
digunakan untuk komunitas di sekitar PT. PT Badak NGL yang tidak
termasuk daerah kilang.
d. Utility II Section
Tugas seksi ini sama dengan Utilities I Section, hanya saja seksi ini
bertanggung jawab untuk mendukung proses di Modul 2 (Train EFGH).
e. Storage, Loading & Marine Section
Seksi ini bertanggung jawab atas penerimaan feed natural gas, fasilitas
penyimpanan LNG dan LPG, nitrogen plant, dermaga pengapalan dan
pemuatan LNG ke kapal. Seksi ini juga bertanggung jawab atas fasilitas
penyediaan tug boat dan mooring boat serta rambu-rambu yang ada di alur
pelayanan kolam pelabuhan.
f. Fire and Safety Section
Seksi ini bertanggung jawab atas keselamatan kerja di daerah PT Badak
NGL, khususnya apabila terjadi kebakaran di area PT Badak NGL.
18
Laporan Umum Kerja Praktik
Process and SHE Engineering Section
PT Badak NGL, Bontang, Kalimantan Timur
Sistem pemeliharaan kilang yang dilakukan dibagi menjadi tiga macam yaitu:
a. Corrective Maintenance
Perbaikan peralatan yang dilakukan langsung setelah terjadi kerusakan pada
peralatan tersebut.
b. Preventive Maintenance (PM)
Pemeliharaan dilaksanakan berdasarkan waktu yang telah ditentukan baik
atas dasar rekomendasi pembuat peralatan, regulasi pemerintah, maupun
evaluasi mandiri. Pemeliharaan jangka pendek berkisar pada periode 3 bulan-
1 tahun, sedangkan jangka panjang 3–9 tahun. Pekerjaan-pekerjaan
preventive maintenance telah dimasukan ke sistem computer dan
maintenance planning and turn around yang mengkoordinir programnya
untuk semua seksi. Pekerjaan preventive maintenance yang tidak dapat
dikerjakan pada waktu plant on-line dapat dikerjakan pada waktu alat tidak
beroperasi (shutdown). Beberapa pekerjaan seperti overhaul turbin dan
kompresor dilakukan dengan bantuan kontraktor.
c. Predictive Maintenance
Pekerjaan pemeliharaan ini dilaksanakan berdasarkan hasil pengamatan
ketika peralatan sedang beroperasi, seperti pengamatan saat pabrik beroperasi
adalah online inspection (pengamatan tingkat korosi), pengukuran vibrasi
mesin berputar (machinery monitoring system), analisa sampel minyak
pelumas, pemeriksaan bahan isolasi (thermal engineering system), dan
pengukuran kabel.
19
Laporan Umum Kerja Praktik
Process and SHE Engineering Section
PT Badak NGL, Bontang, Kalimantan Timur
MPTA Section
SEC Section
Maintenance Department
Machinery and Heavy Equipment Section
Electrical Section
Instrument Section
20
Laporan Umum Kerja Praktik
Process and SHE Engineering Section
PT Badak NGL, Bontang, Kalimantan Timur
21
Laporan Umum Kerja Praktik
Process and SHE Engineering Section
PT Badak NGL, Bontang, Kalimantan Timur
22
Laporan Umum Kerja Praktik
Process and SHE Engineering Section
PT Badak NGL, Bontang, Kalimantan Timur
23
Laporan Umum Kerja Praktik
Process and SHE Engineering Section
PT Badak NGL, Bontang, Kalimantan Timur
Technical
Departement
24
Laporan Umum Kerja Praktik
Process and SHE Engineering Section
PT Badak NGL, Bontang, Kalimantan Timur
segala sesuatu yang berhubungan dengan proses produksi. Dalam hal ini
Process & SHE Engineering memiliki wewenang untuk menentukan
spesifikasi alat dan kemungkinan penggunaan alat atau sistem baru
sehubungan dengan optimalisasi proses produksi dan menentukan solusi
terhadap permasalah yang berkaitan dengan proses. Selain itu seksi ini juga
bertanggung jawab atas keselamatan yang berhubungan dengan
pengoperasian, perencanaan, pengawasan dan pemeliharaan kilang serta
keselamatan pekerja.
Process & SHE Engineering dipimpin oleh seorang Manager. Untuk
melaksanakan tugas tersebut Process & SHE Engineering dibagi menjadi 4
sub-seksi utama yaitu Process Train, Utilities, Storage & Loading, dan SHE
(Safety, Health and Enviroment). Setiap sub-seksi akan diisi oleh seorang
lead-engineer dan beberapa orang engineer. Selain engineer-engineer di sub-
seksi utama, PSHEE juga memiliki teknisi-teknisi dan administrasi.
b. Production Planning & Energy Conservation Section.
Tugas dari seksi ini antara lain:
Mengadakan konfirmasi dengan pihak Pertamina mengenai kapasitas
produksi kilang.
Mengadakan konfirmasi dengan produsen gas tentang supply gas alam dari
sumber gas.
Menjadi sellers representative dalam transaksi pengapalan LNG.
Menentukan rencana produksi kilang dengan mempertimbangkan
faktor internal dan eksternal, di antaranya adalah pasokan feed gas,
permintaan dari buyer, kondisi operasional pabrik, dan kontrak Pertamina
dengan buyer jadwal kedatangan kapal, ataupun adanya kemungkinan
keterlambatan kapal.
c. Facilities & Project Engineering Section.
Secara umum tugas Facilities & Project Engineering Section sama dengan
P&SHE Engineering, tetapi ditambah dengan beberapa tugas seperti
memberikan bantuan teknis untuk pembangunan dan proyek ekspansi plant
serta mengadakan diskusi teknis, mengevaluasi proyek yang berhubungan
dengan mekanik, instrumen, dan listrik di dalam suatu manajemen.
25
Laporan Umum Kerja Praktik
Process and SHE Engineering Section
PT Badak NGL, Bontang, Kalimantan Timur
d. Inspection Section.
Inspection Section merupakan bagian dari Technical Department yang
bertanggung jawab terhadap kegiatan inspeksi, analisis, pembuatan prosedur
perbaikan dan pemeriksaan, serta evaluasi terhadap plant equipment.
Berkaitan dengan tugas dan kewajiban seksi inspeksi dalam hal quality
assurance dan quality control, terdapat berbagai macam kualifikasi teknik
yang harus dipahami. Kualifikasi teknik tersebut diantaranya Ahli
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (AK3), Pesawat Uap dan Bejana Tekan
(Depnaker), Inspektur Bejana Tekan (MIGAS), Inspektur Perpipaan
(MIGAS), Inspektur Tangki Penimbun (MIGAS), Radiography Test
Interpreter (B4T), dan lain sebagainya.
e. Laboratory and Environment Control Section
Laboratory & Environment Control Section bertanggung jawab dalam
memberikan informasi mengenai kualitas suatu sampel, sehingga hasil dari
informasi ini dapat memberikan interpretasi kondisi sampel. Dalam hal ini,
seksi ini berperan sebagai kontrol dari kondisi operasi yang dilaksanakan
sehari- hari. Tugas dari seksi ini adalah sebagai berikut:
Quality control terhadap gas umpan yang masuk kilang, intermediate
maupun final production.
Technical support, yaitu mempelajari dan memberikan penjelasan
mengenai suatu percobaan dan penelitian.
Dalam menjalankan tugasnya seksi ini dibagi menjadi empat bagian:
Control Laboratory yang bekerja selama 24 jam secara kontinu untuk
menganalisis sampel dari bagian operasi.
Project Laboratory yang bertugas memberikan support untuk penelitian
atau performance test dari suatu plant.
Gas Laboratory yang bertugas menganalisis sampel dari lapangan, MCR
(Multi Component Refrigerant), LNG, dan lain sebagainya.
Wet Laboratory yang bertugas menganalisa raw water, BFW (Boiler Feed
Water), maupun air minum komunitas.
Environment Control yang bertugas:
26
Laporan Umum Kerja Praktik
Process and SHE Engineering Section
PT Badak NGL, Bontang, Kalimantan Timur
27
Laporan Umum Kerja Praktik
Process and SHE Engineering Section
PT Badak NGL, Bontang, Kalimantan Timur
28
Laporan Umum Kerja Praktik
Process and SHE Engineering Section
PT Badak NGL, Bontang, Kalimantan Timur
29
Laporan Umum Kerja Praktik
Process and SHE Engineering Section
PT Badak NGL, Bontang, Kalimantan Timur
4 BAB IV
30
Laporan Umum Kerja Praktik
Process and SHE Engineering Section
PT Badak NGL, Bontang, Kalimantan Timur
Gas alam yang diolah oleh PT Badak NGL merupakan gabungan dari
berbagai sumber gas alam di daerah setempat. Banyaknya feednatural gas dari
setiap daerah disajikan pada Tabel 4.2. Seluruh gas alam umpan tersebut
dikumpulkan di Badak Export Manifold (BEM) sebelum ditransportasikan menuju
kilang Badak. Transportasi gas alam tersebut dilakukan melalui dua buah pipa
berdiameter 36 inch dan dua buah pipa berdiameter 42 inch.
31
Laporan Umum Kerja Praktik
Process and SHE Engineering Section
PT Badak NGL, Bontang, Kalimantan Timur
Tabel 4.2 Jumlah Feed Natural Gas Produksi di PT Badak NGL dari Berbagai Daerah
Sumber Jumlah (MMSCFD)
Santan (Chevron) 24,311
Badak (Vico) 35,862
Nilam (Vico) 29,217
Mutiara (Vico) 42,385
Sembarah (Vico) 58,849
Tatun (Total) 737,026
Handil (Total) 16,052
Peciko (Total) 587,117
Sisi Nubi (Total) 0
Jumlah 1540,8
[Sumber: Data Seksi Production Planning & Energy Conservation PT Badak NGL]
32
Laporan Umum Kerja Praktik
Process and SHE Engineering Section
PT Badak NGL, Bontang, Kalimantan Timur
33
Laporan Umum Kerja Praktik
Process and SHE Engineering Section
PT Badak NGL, Bontang, Kalimantan Timur
34
Laporan Umum Kerja Praktik
Process and SHE Engineering Section
PT Badak NGL, Bontang, Kalimantan Timur
saja yang dijalankan dan produksi LNG cenderung menurun setiap tahunnya.
Nilai HHV LNG dijaga pada rentang 1107-1165 BTU/SCF sesuai dengan kontrak
pembelian LNG. Spesifikasi LNG yang dihasilkan PT Badak NGL diberikan pada
Tabel 4.4.
35
Laporan Umum Kerja Praktik
Process and SHE Engineering Section
PT Badak NGL, Bontang, Kalimantan Timur
dan LPG Butana yang spesifikasinya diberikan pada Tabel 4.6. PT Badak NGL
sengaja memisahkan LPG Propana dan LPG Butana yang dihasilkan agar dapat
dicampurkan dengan komposisi tertentu sesuai permintaan pembeli.
36
Laporan Umum Kerja Praktik
Process and SHE Engineering Section
PT Badak NGL, Bontang, Kalimantan Timur
Sumber air limbah jenis ini adalah air hujan dan air pemadam kebakaran.
Pengolahan limbah ini dilakukan dalam diversion box, baru kemudian dibuang ke
lingkungan.
37
Laporan Umum Kerja Praktik
Process and SHE Engineering Section
PT Badak NGL, Bontang, Kalimantan Timur
5 BAB V
Proses pencairan gas alam merupakan proses perubahan dari fasa gas
menjadi fasa cair. Untuk menghasilkan LNG, maka panas sensibel dan panas laten
dari gas alam diambil sehingga menghasilkan gas alam dalam bentuk cairan yang
sangat dingin (kriogenik). Pengubahan fasa ini dapat mengurangi volum gas alam
hingga 1/600 kali volum awalnya sehingga dapat mempermudah dalam
transportasinya. Secara garis besar proses pencairan gas alam melalui proses-
proses sebagai berikut:
a. Pemurnian Gas Alam merupakan proses pemurnian untuk menghilangkan
senyawa-senyawa yang dapat mengganggung jalannya proses berikutnya
dalam rangkaian proses produksi LNG, merusak peralatan produksi LNG,
serta mengurangi kualitas produk LNG.
b. Fraksinasi merupakan proses untuk memisahkan gas alam menjadi umpan
dengan komponen-komponen yang sesuai dengan spesifikasi produk yang
diinginkan.
c. Pencairan merupaan proses untuk mendinginkan gas alam menjadi bentuk
cairnya.
Ketiga proses utama tersebut dilakukan secara berurutan dalam suatu
rangkaian plant yang disebut sebagai processtrain. Dalam train ini feed natural
gas diproses menjadi gas alam cair (LNG) yang kemudian akan siap dikapalkan.
Setiap train proses terdiri dari lima plant. Unit pemurnian gas alam terdapat pada
Plant-1 dan Plant-2. Plant-3 merupakan unit fraksinasi. Sedangkan proses utama
yang dilakukan pada unit pencairan beroperasi pada Plant-4 dan Plant-5.
38
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Laporan Umum Kerja Praktik
Process and SHE Engineering Section
PT Badak NGL, Bontang, Kalimantan Timur
Saat ini terdapat delapan process train yaitu Train A sampai dengan Train
H. Train A dan Train B saat ini sudah ditetapkan untuk tidak dijalankan lagi
sampai waktu yang belum ditentukan karena keterbatasan feed natural gas.
Perbedaan antar train terletak pada kapasitas produksinya, sedangkan proses
produksi yang terjadi relatif sama. Kapasitas produksi Train EFGH lebih besar
daripada Train ABCD. Untuk saat ini, train yang beroperasi hanya empat yaiutu
EFGH sementara keempat train lainnya tidak beroperasi karena jumlah feed
natural gas yang lebih sedikit dari kapasitas total produksi semua train.
Kapasitas dari masing-masing train proses telah dirancang untuk dapat
mengolah dan menghasilkan feed gas alam menjadi LNG sebanyak ± 724
m3/jam/train (average). Dengan beroperasinya empat train kilang pencairan gas
alam di Bontang maka total produksi LNG yang dihasilkan dapat mencapai 10
juta ton per tahun (data terbaru pada tahun 2014). Dalam operasi sehari-hari,
banyaknya produksi LNG disesuaikan dengan besarnya pasokan feed natural gas
yang disediakan oleh produsen gas.
Untuk mengoperasikan kilang LNG, diperlukan tiga sistem utama yang
saling berkaitan. Ketiga sistem utama itu adalah sistem proses, sistem utilitas,
serta sistem storage and loading.
39
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Laporan Umum Kerja Praktik
Process and SHE Engineering Section
PT Badak NGL, Bontang, Kalimantan Timur
Gambar 5.2Hubungan Antara Sistem Proses, Sistem Utilitas, dan Sistem Storage Loading di PT
Badak NGL
[Sumber: Data Departemen Operasi PT Badak NGL]
40
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Laporan Umum Kerja Praktik
Process and SHE Engineering Section
PT Badak NGL, Bontang, Kalimantan Timur
Sebelum feed gas alam memasuki Plant-1, gas alam terlebih dahulu
memasuki Knocked Out Drum (KOD) di Plant-21untuk memisahkan gas alam
41
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Laporan Umum Kerja Praktik
Process and SHE Engineering Section
PT Badak NGL, Bontang, Kalimantan Timur
dari kondensat dan glikol. Kondensat adalah fraksi hidrokarbon berat yang
berwujud cair sedangkan glikol merupakan senyawa yang diinjeksikan ke dalam
feed gas alam untuk mengikat air yang terbawa sepanjang pipa. Kondensat yang
terpisahkan akan diolah lebih lanjut di Plant-16 (Condensate Stabilizer).
Lean aMDEA yang merupakan bottom product dari Kolom 1C-5 dialirkan
ke bagian shell Heat Exchanger 1E-4 untuk didinginkan dengan memanfaatkan
pertukaran panas aliran rich amine dingin dari 1C-4 yang melalui bagian tube.
Pendinginan ini menyebabkan penurunan temperatur leanamine dari temperatur
124oC menjadi 79oC. Lean aMDEA tersebut didinginkan lebih lanjut
menggunakan Fin-Fan Cooler (1E-9A/B/C/D/E/F) hingga bersuhu sekitar 57oC
setelah dipompa dengan Pompa Amine Booster (1G-4). Selanjutnya, aliran akan
melalui Cooler 1E-3A/B/C/D untuk pendinginan akhir hingga suhu 40-42oC. Dari
exchanger ini, larutan aMDEA dipompakan ke dalam CO2Absorber 1C-2 dengan
Pompa 1G-1A/B/C.
Antifoaming agent yang berupa campuran silika dan glikol diinjeksikan
pada suction Pompa 1G-1A/B/C untuk mencegah terbentuknya foaming pada
keseluruhan sistem absorbsi CO2. Peristiwa foaming disebabkan karena larutan
aMDEA yang kotor (kaya CO2) atau disebabkan aliran feed gas alam yang kotor.
Pembentukan foaming dapat menyebabkan kontak antara feed gasalamdan
aMDEA menjadi buruk serta menyulitkan pengukuran ketinggian cairan pada
kolom. Foaming ini dapat dideteksi dengan melihat beda tekanan yang
ditimbulkan. Saat ini, peristiwa foaming sudah jarang terjadi, kalaupun terjadi
hanya berupa gejala pada saat start up. Untuk mengatasi foaming ini, selain
dengan menginjeksikan antifoaming juga biasanya diatasi dengan mengubah laju
alir aMDEA, laju aliran BFW atau bahkan menurunkan laju feed gas alam itu
sendiri.
Gangguan lain pada plant-1 selain foaming yang terjadi adalah pembacaan
BFW (Boiler Feed Water) yang tidak sesuai (instrumentasi) sehingga
mengakibatkan perubahan strength amine yang akan mempengaruhi proses
absorbsi di 1C-2. Selain itu, juga dapat terjadi kebocoran-kebocoran di tube Heat
Exchanger. Sebagai contoh, kebocoran di tube 1E-5A/B akan menyebabkan LP
steam masuk ke shell dan mengontaminasi strength lean amine. Kebocoran dapat
42
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Laporan Umum Kerja Praktik
Process and SHE Engineering Section
PT Badak NGL, Bontang, Kalimantan Timur
dideteksi dengan metode venting atau dengan analisis fluida pada shell. Salah satu
cara mendeteksi kebocoran pada 1E-3A/B adalah dilakukannya analisis sampel
dari cooling water; jika terdeteksi ada amina pada C/W maka terdapat kebocoran
pada tube HE. Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kerja proses
penyerapan CO2 tergantung pada beberapa variabelberikut:
a. Laju sirkulasi aMDEA
b. Temperatur aMDEA masuk 1C-2
c. Derajat regenerasi
d. Konsentrasi aMDEA
e. Kebersihan larutan amine
43
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Laporan Umum Kerja Praktik
Process and SHE Engineering Section
PT Badak NGL, Bontang, Kalimantan Timur
Feed gas alam kering yang keluar dari Kolom 2C-2A/B/C kemudian
disaring oleh unit Drier After Filter 2Y-1A untuk menghilangkan debu molecular
sieve yang ikut terbawa. Selanjutnya, sebanyak 31.000 m3/jam aliran gas alam
dipisahkan untuk digunakan sebagai pemanas untuk regenerasi yang akan
dijelaskan pada bagian bawah. Aliran gas yang tersisa kemudian dilewatkan
menuju kolom 2C-4 (Mercury Removal Vessel) untuk memisahkan merkuri yang
terlarut dalam feed gas alam. Kolom 2C-4 berisi Sulfur-Impregnated Activated
Carbon (SIAC) yang dapat bereaksi dengan Hg membentuk HgS. Kadar merkuri
maksimum pada feed gas alam yang keluar kolom 2C-4 yaitu sebesar 0,01 ppbw
sehingga tidak akan mengakibatkan korosi pada tube-tube Main Heat Exchanger.
Kolom 2C-4 ini merupakan unit penghilang merkuri dengan adsorben
SIAC. Proses adsorpsi merkuri dengan karbon aktif ini merupakan proses adsorpsi
kimiawi, yaitu melibatkan reaksi kimia. Reaksi kimia yang terjadi yaitu antara
sulphur dengan merkuri dengan persamaan sebagai berikut:
Hg(s) + S(s) → HgS(s)
Oleh karena konsentrasi merkuri awal pada gas alam tidak terlalu tinggi (sekitar
0,033 ppb), maka tidak diperlukan adanya susunan kolom adsorber secara paralel.
Rendahnya konsentrasi merkuri juga memungkinkan pengurangan tinggi unggun
SIAC pada kolom untuk mengurangi hilang tekan di sepanjang kolom.
Feed gas alam yang keluar dari Kolom 2C-4 ini kemudian akan disaring
dalam Mercury After Filter 2Y-1B untuk menyerap debu karbon yang mungkin
terbawa aliran feed gas alam. Feed gas alam yang bebas dari merkuri ini
44
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Laporan Umum Kerja Praktik
Process and SHE Engineering Section
PT Badak NGL, Bontang, Kalimantan Timur
kemudian didinginkan pada Heat Exchanger 4E-12 (Feed Medium Level Propane
Evaporator) dan 4E-13 (Feed Low Level Propane Evaporator) dengan media
pendingin hingga temperatur sekitar-32oC. Proses pendinginan dilakukan untuk
mengkondisikan umpan feed gas alam sebelum memasuki Plant-3, yaitu plant
unit fraksionasi.
Proses penting lain yang terjadi pada Plant-2 adalah tahap regenerasi
molecular sieve pada Kolom 2C-2A/B/C. Regenerasi dilakukan pada kolom
adsorpsi air selama kurang lebih 570 menit. Selama satu kolom diregenerasi,
maka aliran gas akan diarahkan ke dua kolom lainnya. Sebanyak 31.000 m3/jam
aliran gas yang dipisahkan untuk keperluan generasi kemudian dipanaskan dengan
high pressure steam (62,5 kg/cm2, 450oC) pada unit Heat Exchanger 2E-7 (Drier
Reactivation Heater) hingga suhu sekitar 270 oC. Pemanasan dilakukan selama
sekitar 420 menit. Dengan pemanasan kolom tersebut, seluruh air yang terserap
pada molecular sieve akan teruapkan dan keluar melalui bagian atas kolom. Tahap
regenerasi berikutnya adalah pendinginan dengan medium pendingin berupa gas
kering yang tidak dipanaskan (suhu 19 oC). Proses ini berlangsung selama 150
menit sampai temperatur kolom mencapai 34 oC. Tujuan pendinginan ini adalah
untuk menyiapkan kolom pada temperatur operasi, karena proses adsorpsi terjadi
secara lebih efisien pada temperatur yang rendah. Setelah diregenerasi, kolom
dapat digunakan untuk tahap dehidrasi selama 2 900 menit (30 jam).
Setelah aliran gas alam digunakan sebagai medium pemanas regenerasi
molecular sieve Kolom 2C-2A/B/C, maka suhu aliran gas alam diturunkan
kembali. Pendinginan dilakukan oleh Fin Fan Cooler 2E-3A/B hingga mencapai
temperatur 78 oC. Pendinginan ini menyebabkan adanya uap air dan hidrokarbon
berat yang terkondensasi. Akibat proses pendinginan ini, air dan fraksi
hidrokarbon yang terkandung dalam gas akan terkondensasi selanjutnya akan
dikirim ke unit Feed Drier Reactivation Separator 2C-3 untuk memisahkan air
dan kondensat hidrokarbon. Air yang terbentuk akan dibuang ke Burn Pit,
sedangkan kondensat hidrokarbon akan dikirim ke unit Condensate Stabilizer
(Plant-16). Gas yang telah bebas uap air dan kondensat hidrokarbon berat
dikompresikan kembali ke Kolom CO2 Absorber 1C-2 menggunakan Drier
Reactivation Gas Compressor 2K-2. Kompresi gas alam dilakukan sampai
45
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Laporan Umum Kerja Praktik
Process and SHE Engineering Section
PT Badak NGL, Bontang, Kalimantan Timur
Sistem fraksionasi pada Plant-3 ini bekerja berdasarkan prinsip distilasi dan
terbagi menjadi lima sub-sistem, yakni Scrub Column, Deethanizer,
Depropanizer, Debutanizer, dan C3/C4 Splitter. Plant-3dibagi menjadi 5 kolom
46
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Laporan Umum Kerja Praktik
Process and SHE Engineering Section
PT Badak NGL, Bontang, Kalimantan Timur
47
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Laporan Umum Kerja Praktik
Process and SHE Engineering Section
PT Badak NGL, Bontang, Kalimantan Timur
48
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Laporan Umum Kerja Praktik
Process and SHE Engineering Section
PT Badak NGL, Bontang, Kalimantan Timur
gas alam. Pada kolom 3C-8 ini, butana dan fraksi ringan lainnya akan naik ke atas
dan fraksi yang lebih berat akan turun ke bagian bawah kolom. Debutanizer
Column Reboiler (3E-8) akan menyalurkan panas dari Low Pressure Steam untuk
memisahkan butana dan fraksi yang lebih ringan dari fraksi berat dengan cara
mendidihkan kembali cairan yang turun. Adapun uap dari puncak Kolom
Debutanizer 3C-8 akan diembunkan di dalam 3E-9 (Debutanizer Column
Overhead Condenser) dengan cara pertukaran panas dengan air laut. Kolom
Debutanizer 3C-8 dioperasikan pada tekanan Kondenser 3E-9 sebesar 6 kg/cm2g.
Uap yang tidak dapat dicairkan di 3E-9 dialirkan ke fuel gas system untuk
dimanfaatkan sebagai bahan bakar boiler. Sementara, hasil kondensasi dari 3E-9
mengalir ke 3C-9 (Debutanizer Condensate Overhead).
Cairan dari 3C-9 dipompakan oleh 3G-7A/B (Debutanizer Column Reflux
Pump) ke puncak menara Kolom 3C-8 sebagai refluks. Kelebihan liquid di dalam
3C-9 didinginkan di 3E-13 (Butane Return Sub Cooler) oleh pendingin Low
Pressure Propana. Kemudian, liquid ini sebagian dikirim ke 3C-2 (Scrub Column
Condensate Drum) melewati 4E-14 (Scrub Column Overhead Condenser) dengan
menggunakan Pompa 3G-5A/B. Pengiriman liquid ini bertujuan mempertahankan
level ketinggian pada Kolom 3C-2. Adapun sebagian lainnya dari liquid akan
dikirim ke LPG Storage Tank di Plant-17 atau dikirim ke Storage Tank 20C-5
atau sebagai reinjeksi ke dalam feed gasalamyang masuk ke 5E-1. Reinjeksi ini
bertujuan untuk meningkatkan nilai HHV produk LNG.
Aliran keluaran 3C-9 di Train ABCD dan di Train EFGH akan menuju unit
yang berbeda. Pada Train ABCD, sebagian butana cair sebagai hasil kondensasi
akan dikembalikan ke 3C-8 sebagai refluks, sebagian akan menuju Plant-20 untuk
disimpan sebagai make up MCR, sebagian dapat direinjeksikan ke feed
gasalamaliran inlet 5E-1, dan sebagian lagi akan dikirimkan ke C3/C4Splitter
untuk dipisahkan kembali antara C3 dan C4 agar memenuhi spesifikasi produk
LPG. Pada Train EFGH sebagian C4 cair tidak dikirim ke unit splitter tetapi ke
Butane Return Subcooler (3E-13) untuk didinginkan dengan LP Propanahingga
mencapai-34 oC. Butana dingin dari Train EFGH sebagian akan dikirim ke 3C-2
melewati 4E-14 untuk menjaga ketinggian cairan di 3C-2 dan sebagian akan
langsung dikirim ke Plant-17sebagai LPG Butana.
49
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Laporan Umum Kerja Praktik
Process and SHE Engineering Section
PT Badak NGL, Bontang, Kalimantan Timur
50
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Laporan Umum Kerja Praktik
Process and SHE Engineering Section
PT Badak NGL, Bontang, Kalimantan Timur
52
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Laporan Umum Kerja Praktik
Process and SHE Engineering Section
PT Badak NGL, Bontang, Kalimantan Timur
mendinginkan kembali gas dari Plant-2 yang telah didinginkan di 4E-12, di Scrub
Column Overhead Condensor 4E-14 untuk mengkondensasi produk atas 3C-1,
dan di Deethanizer Condensor 3E-5, Propane Return Subcooler 3E-12, Butane
Return Subcooler 3E-13, ketiganya melalui Propane Refrigerant Drum 3C-10
untuk pendinginan di unit fraksinasi.
Uap yang dihasilkan dari 4E-13 dan 4E-14 akan masuk ke Kolom 4C-4
kemudian masuk ke suction tahap pertama pada Kompresor 4K-1. Sedangkan uap
dari 3E-5, 3E-12 dan 3E-13 dikumpulkan kembali di 3C-10 sebelum dialirkan ke
Kolom 4C-4.
Propana cair yang dihasilkan dari 4C-2 selain dialirkan ke Feed Medium
Level Propane Evaporator 4E-12 juga akan dialirkan menuju MCR Medium Level
Propane Evaporator 4E-8. Pada bagian ini, sebagian cairan diuapkan pada
tekanan 2,9 kg/cm2(a) untuk mendinginkan MCR. Dari 4E-8, uap propana
dialirkan ke Kolom 4C-3 untuk dikompresi di 4K-1 pada tahap kedua, sedangkan
cairannya dialirkan melalui Level Control untuk diuapkan mendadak pada tekanan
0,12 kg/cm2(a) di MR Level Propane Evaporator 4E-9 untuk mendinginkan lebih
lanjut MCR dari 4E-8. Uap propana dari 4E-9 dialirkan ke Kolom 4C-4 untuk
dikompresi di 4K-1 tahap pertama.
dari C2 dan C3. Fasa gas dan fasa cair MCR masuk pada bagian bawah 5E-1
dalam tube yang berbeda sebagai medium pendingin feed gas alam. Feed gas alam
dari 3C-2 masuk ke 5E-1 (Main Heat Exhanger) pada bagian bawah pada sisi tube
pada temperatur sekitar-36,5 oC dengan tekanan 38 kg/cm2g.
Kolom pendingin 5E-1 merupakan suatu Spiral Wound Heat Exchanger
yang terdiri dari dua bagian, yaitu warm bundle pada bagian bawah dan cold
bundle pada bagian atas. Pada warm bundle, ketiga aliran masuk (MCR uap,
MCR cair, dan feed gas alam) dialirkan ke atas. Pada akhir warm bundle, MCR
cair dialirkan melalui Joule-Thomson Valve 5FV-2 sehingga tekanannya turun
menjadi 2,5 kg/cm2g dengan suhu-129 oC. Kemudian MCR cair ini ditampung
pada warm end pressure phase separator yang diletakkan di antara warm bundle
MCR bertekanan rendah ini dan didistribusikan pada bagian atas warm bundle
berupa spray yang bergerak turun ke dasar kolom melalui shell warm bundle dan
bergabung dengan MCR uap yang datang dari shell cold bundle. MCR cair dalam
shell warm bundle ini berkontak dengan tiga aliran yang masuk sehingga
temperatur MCR uap, MCR air, dan feed gas alam dapat diturunkan sampai
mendekati titik embunnya.
Pada bagian cold bundle, MCR uap dan feed gas alam dari warm bundle
yang mulai terkondensasi didinginkan lebih lanjut. Di puncak cold bundle, MCR
yang telah cair kembali diekspansi melalui valve Joule-Thompson 5FV-2. MCR
cair ini akan dilewatkan pada suhu-151 oC. MCR ditampung pada Low Pressure
Separator dan didistribusikan di bagian shell cold bundle untuk mendinginkan
MCR uap dan feed gas alam dalam tube. Feed gas alam yang meninggalkan
puncak Main Heat Exchanger berada dalam keadaan cair pada suhu sekitar-149
o
C dengan tekanan 24 kg/cm2g. LNG kemudian dimasukkan ke dalam kolom 5C-
2 (LNG Flash Drum), diturunkan tekanannya menjadi 0,25 kg/cm2(abs) dengan
temperatur-160 oC. LNG kemudian dipompa ke LNG Storage.
Pada 5C-2, terdapat sedikit LNG yang menguap akibat penurunan tekanan,
uap yang terbentuk kemudian dilewatkan ke LNG Flash Exchanger (5E-2) untuk
mencairkan sedikit feed gas alam. Pada Train ProcessE sampai dengan proses
Train H, uap 5C-2 juga digunakan untuk mendinginkan LPG propana di 5E-2
hingga temperat-45oC untuk langsung dikirim ke Plant-17sebagai refrigerated
55
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Laporan Umum Kerja Praktik
Process and SHE Engineering Section
PT Badak NGL, Bontang, Kalimantan Timur
LPG. Uap LNG yang menjadi panas masuk ke Fuel Gas Compressor Suction
(2K-1) untuk dipanaskan kembali di 2E-2 dan dimanfaatkan sebagai bahan bakar
boiler.
Uap MCR yang ada dalam shell Main Heat Exchanger keluar pada bagian
bawah dan masuk ke kolom 4C-7 (MCR First Stage Suction Drum), lalu uapnya
masuk ke kompresor 4K-2 (MCR First Stage Compressor) dengan tekanan
suction 2,1 kg/cm2(gauge) dan keluar dengan tekanan 14 kg/cm2(a). Keluaran
MCR didinginkan pada pendingin 4E-5A/B (Compressor Intercooler) dengan
pendingin air laut selanjutnya masuk ke kolom 4C-8 (MCR Second Stage Suction
Drum). Uap MCR dihisap oleh kompresor 4K-3 (MCR Second Stage
Compressor) dan keluar dengan tekanan 50 kg/cm2(a). Keluaran ini didinginkan
lagi pada 4E-6 (MCR Compressor Aftercooler) dan didinginkan lebih lanjut
dalam evaporator propane secara berturut-turut pada 4E-7 (MCR High Level
Propane Evaporator), dan 4E-9 (MCR Low Level Propane Evaporator) kemudian
masuk ke kolom 5C-1 untuk kembali mendinginkan feed gas alam di Main Heat
Exchanger 5E-1.
56
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Laporan Umum Kerja Praktik
Process and SHE Engineering Section
PT Badak NGL, Bontang, Kalimantan Timur
6 BAB VI
57
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Laporan Umum Kerja Praktik
Process and SHE Engineering Section
PT Badak NGL, Bontang, Kalimantan Timur
58
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Laporan Umum Kerja Praktik
Process and SHE Engineering Section
PT Badak NGL, Bontang, Kalimantan Timur
Atmospheric
Vent
Udara
Waste
Gas Heater Waste Gas (O2)
N2
MHE
Atmospheric
Vent
Dehydrator
Dehydrator
Cryogenic
A
Distillation
B
Column
Waste Gas
Compressor
Chiller
Setelah mengalami proses dehidrasi, udara akan masuk ke Cool Box yang di
dalamnya terdiri dari Main Heat Exchanger, Waste Gas Compressor, dan
Criogenic Distillation Column. Udara didinginkan di Main Heat Exchanger
dengan memanfaatkan bottom product Kolom Distilasi (O2), dan top product
Kolom Distilasi (N2). Udara ini kemudian akan masuk ke bagian bawah Kolom
Distilasi dengan tekanan 7,5 kg/cm2(a). Pemisahan antara oksigen dan nitrogen
dengan distilasi kriogenik yaitu mencapai suhu -160oC di mana produk atas yaitu
nitrogen akan dialirkan ke sistem distribusi nitrogen sedangkan sebagian oksigen
yang merupakan produk bawah digunakan sebagai media pendingin. Sebagian
dari sisa gas oksigen digunakan untuk regenerasi absorber dan sebagian lagi
dibuang ke atmosfer.
59
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Laporan Umum Kerja Praktik
Process and SHE Engineering Section
PT Badak NGL, Bontang, Kalimantan Timur
60
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Laporan Umum Kerja Praktik
Process and SHE Engineering Section
PT Badak NGL, Bontang, Kalimantan Timur
61
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Laporan Umum Kerja Praktik
Process and SHE Engineering Section
PT Badak NGL, Bontang, Kalimantan Timur
62
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Laporan Umum Kerja Praktik
Process and SHE Engineering Section
PT Badak NGL, Bontang, Kalimantan Timur
63
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Laporan Umum Kerja Praktik
Process and SHE Engineering Section
PT Badak NGL, Bontang, Kalimantan Timur
rendah (LPS). Dengan adanya Let Down Station ini, tekanan pada sistem MPS
dan LPS dapat dikendalikan.
5 Konfigurasi Burner
64
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Laporan Umum Kerja Praktik
Process and SHE Engineering Section
PT Badak NGL, Bontang, Kalimantan Timur
65
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Laporan Umum Kerja Praktik
Process and SHE Engineering Section
PT Badak NGL, Bontang, Kalimantan Timur
Condensate
return Penyediaan Tenaga Uap & Tenaga Listrik
Polish De-aerator
er
4K-1 4K-2,3 2K-1
Dari 31C-1AB 9 AB
Demineralizer
Fuel Gas
Cat Ani
ion on
Condensate
Tank Boiler 31F- Kapasitas Compressor
1~11 4K-1 113.57 T/J
295 T/H 4K-2,3 104.176 T/J
2K-1 19.11 T/J
Steam Tekanan Tinggi 850 psig
Turbin
Diesel 31 PG 31-PG Gas 31-
31PG-1 2,3,6,8 4,5 PG-7 HP-MP MP-LP
Penurunan Penurunan
Tekanan Tekanan
92.5 MW 13.8 KV 50 Hz
Back Pressure
4 31GT-2/3/6/8 12,5 13800 50
Turbine
Condensing
Turbine 2 31GT-4/5 12,5 13800 50
Generator
Gas Turbine
1 31GT-7 12,5 13800 50
Generator
[Sumber: Departemen Operasi PT Badak NGL]
66
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Laporan Umum Kerja Praktik
Process and SHE Engineering Section
PT Badak NGL, Bontang, Kalimantan Timur
Back Pressure
3 31GT-11/12/14 12,5 13800 50
Turbine
Condensing
Turbine 3 31GT-9/10/13 12,5 13800 50
Generator
Gas Turbine
1 31GT-15 12,5 13800 50
Generator
[Sumber: Departemen Operasi PT Badak NGL]
67
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Laporan Umum Kerja Praktik
Process and SHE Engineering Section
PT Badak NGL, Bontang, Kalimantan Timur
Cara kerja Kompresor secara garis besar adalah sebagai berikut. Kompresor
menghisap udara atmosfer melalui Air Intake Filter Silencer yang menyaring
udara dari kotoran-kotoran yang ikut terhisap. Kemudian, udara ditekan pada
Kompresor Tingkat Pertama hingga tekanannya menjadi sekitar 2 kg/cm2(a).
Sebelum masuk ke tingkat kedua, udara yang keluar dari tingkat pertama ini
didinginkan terlebih dahulu di First Stage Intercooler dari suhu sekitar 170oC
menjadi sekitar 40oC dengan media pendingin air laut. Setelah itu, udara
dikompresi lagi pada tingkat kedua sampai tekanan 5 kg/cm2 dengan suhu sekitar
145oC. Udara bertekanan ini didinginkan lagi di Second Stage Intercooler sampai
sekitar 35 oC dan ditekan lagi pada tingkat ketiga hingga tekanan sekitar 9,6
kg/cm2(a) dengan temperatur sekitar 125oC. Akhirnya, gas didinginkan pada After
Cooler sampai sekitar 38oC. Moisture yang terkandung di dalam udara dan
terkondensasi di First and Second Stage Intercooler dibuang melalui Drain Valve
Moisture Separator yang terdapat pada masing-masing Cooler. Udara bertekanan
yang dihasilkan oleh kompresor udara kemudian ditampung di Utility Air
Receiver untuk didistribusikan.
68
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Laporan Umum Kerja Praktik
Process and SHE Engineering Section
PT Badak NGL, Bontang, Kalimantan Timur
69
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Laporan Umum Kerja Praktik
Process and SHE Engineering Section
PT Badak NGL, Bontang, Kalimantan Timur
71
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Laporan Umum Kerja Praktik
Process and SHE Engineering Section
PT Badak NGL, Bontang, Kalimantan Timur
DARI FILTER
FiIRE TANK 12.0 KE AREA
WATER Kg/Cm
2 PROCESS
STORAGE KE AREA
TANK JOCKEY UTILITIES
PUMP
KE AREA
S/LOADING
FIRE KE AREA
WATER COMMUNITY
STORAGE
TANK SEA WTR
PUMP
72
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Laporan Umum Kerja Praktik
Process and SHE Engineering Section
PT Badak NGL, Bontang, Kalimantan Timur
Air akan masuk dari bagian atas Aerator kemudian dikontakkan dengan
udara yang dihembuskan dari bawah Aerator dengan menggunakan Blower.
Kemudian ditambahkan caustic cair (Ca(OH)2) yang ditambahkan ke Tangki
Surge Aerator, hal ini dilakukan untuk menaikkan pH air menjadi sekitar 6,8-7,2.
Air produk Aerator dilewatkan ke dalam Unit Penyaring untuk menyaring
senyawa besi yang ada. Unit Penyaring yang digunakan dilengkapi dengan sarana
bypass dan backwash.
73
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Laporan Umum Kerja Praktik
Process and SHE Engineering Section
PT Badak NGL, Bontang, Kalimantan Timur
6.7.3. Demineralisasi
Demineralisasi merupakan unit penukar ion yang berfungsi untuk
menghilangkan mineral yang terlarut dalam air. Resin penukar ion yang
digunakan pada unit Demineralizer yaitu berupa resin penukar kation asam kuat
dan resin penukar anion basa kuat. Operasi sistem pertukaran ion dilaksanakan
dalam dua tahap yaitu tahap layanan (inservice) dan tahap regenerasi.Pada saat
berada dalam tahap regenerasi, unit demineralizer diregenerasi dengan
menggunakan larutan caustic soda dan asam sulfat. Untuk menghilangkan
partikel-partikel halus dalam resin serta untuk mencegah penggumpalan resin, unit
demineralizer perlu di backwash. Setelah backwash, selanjutnya resin penukar
kation diregenerasi menggunakan larutan asam sulfat. Adapun resin penukar
anion diregenerasi dengan larutan caustic soda. Buangan hasil regenerasi unit
Demineralizerdialirkan ke Neutralizing Pit, kemudian baru dibuang ke Out-Fall
Canal.
lainnya. Setelah jenuh, unit Polisher ini akan diregenerasi menggunakan reagen
amine.
6.7.5. Deaerasi
Deaerasi merupakan proses penghilangan gas-gas terlarut dengan cara
pemanasan menggunakan steam. Gas-gas terlarut yang akan dihilangkan terutama
adalah O2 dan CO2. Setelah melalui unit Polisher, Make-Up Water dan kondensat
diolah lebih lanjut di Deaerator. Di Deaerator ini, gas yang terlarut di Make-Up
Water dan di kondensat, O2 dan CO2, dibuang ke udara bebas. Setelah itu, air
make-up dan kondensat diinjeksikan dengan oxygen scavanging yang berfungsi
untuk mengikat gas oksigen yang masih terbawa. Selain itu, air juga diinjeksikan
larutan Morpolin (C4H9NO) yang berfungsi untuk mencegah terjadinya korosi
pada pipa-pipa yang dilalui steam. Tabel 6.7 dan 6.8menunjukkan data kapasitas
pengolahan air baik untuk keperluan minum maupun untuk umpan Ketel (Boiler).
Tabel 6.7 Kapasitas Pengolahan Air dan Air Umpan Ketel (Boiler)
Sarana Pengolahan Jumlah Kapasitas
Iron Removal Filter Units 2 unit @ 171 m3/jam
Demineralizer Units 2 unit @ 90 m3/jam
PolisherUnits 8 unit @ 454 m3/jam
Tanki Air Kondensat 2 unit @ 2460 m3/jam
Tanki Air Pemadam Kebakaran 2 unit @ 3975 m3/jam
Tanki Air Utilitas 2 unit 757- 790 m3/jam
[Sumber: Departemen Operasi PT Badak NGL]
75
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Laporan Umum Kerja Praktik
Process and SHE Engineering Section
PT Badak NGL, Bontang, Kalimantan Timur
UNIT DEMINERALISASI
CATION ANION
EXCHANGER EXCHANGER
AIR SUMUR
IRF FILTER
AERATOR TANK
UDARA
Purging
LP Steam
Oxygen
Scavanger DEAERATOR STEAM DRUM
Cortrol 778
TURBINE
SURGE DRUM MUD DRUM
BLOWDOWN
BFW
Phospate (TSP & TPP)
Dispersant (Ferrospere)
C/W
POLISHER Service
DEMIN Neutralizing
Condenser
WATER Amine
TANK (Optimeen)
76
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Laporan Umum Kerja Praktik
Process and SHE Engineering Section
PT Badak NGL, Bontang, Kalimantan Timur
77
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Laporan Umum Kerja Praktik
Process and SHE Engineering Section
PT Badak NGL, Bontang, Kalimantan Timur
BACK-
WASH
48D-2
HEAD
AERATOR/CLARIFIER TANK
48D-02B 48D-1B
FILTERED
48FT-02 INJECTION
WATER
Ca (OH)2 48G-6 A/B TANK
48FT-03
BACK-
WASH
48G-6 A/B
48D-1A
AERATOR/CLARIFIER FILTERED
48D-02A WATER INJECTION INJECTION
TANK Ca (OCl)2 FLOUR
POSITIVE AIR
BLOWER 49K-1
A/B/C
BACK-
WASH
INJECTION
FLOUR
49D-1B
FILTERED
WATER TANK
AERATOR/CLARIFIER
49D-02B
49FT-02 INJECTION
Ca (OH)2
49FT-03
WELL
WATER
IRON REMOVAL FILTER INJECTION
49G-6 A/B 49V-2 A/B/C Ca (OCl)2 49GM-5 A/B/C
TO
DISTRIBUTION
SYSTEM
BACK-
WASH
49D-1A
FILTERED
WATER TANK
AERATOR/CLARIFIER
49D-02A
POSITIVE
AIR BLOWER
49K-1 A/B/C
78
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Laporan Umum Kerja Praktik
Process and SHE Engineering Section
PT Badak NGL, Bontang, Kalimantan Timur
7 BAB VII
Salah satu sistem penunjang dalam proses produksi LNG di PT Badak NGL
adalah sistem storage loading. Sistem ini dikelola oleh seksi storage loading yang
berada di bawah departemen operasi PT Badak NGL. Tugas utama yang dimiliki
oleh seksi storage loading PT Badak NGL adalah:
a. menangani bahan baku (feed) gas alam untuk keperluan proses dan fuel gas
untuk boiler yang dikirimkan dari Muara Badak.
b. menampung hasil produksi LNG dan LPG kemudian mengapalkannya.
c. mendinginkan produk LPG dari train A~D (berhenti di awal tahun 2006).
d. memproduksi kondensat dari knock out drum (KOD) dan bottom
productdebutanizer setiap train, menampungnya, kemudian
mengirimkannya ke Terminal Santan.
e. menampung make-up refrigerant.
f. memproduksi gas nitrogen dan nitrogen cair untuk keperluan proses
pencairan LNG.
g. mengolah limbah cair pabrik (kilang) PT Badak NGL sehingga tidak
menimbulkan polusi.
h. melakukan proses pembotolan LPG (LPG bottling) untuk keperluan
perumahan komplek PT Badak NGL.
Untuk memenuhi tugas utama tersebut, maka terdapat beberapa plant yang
menjadi tanggung jawab penanganan oleh seksi storage loading PT Badak NGL,
yaitu:
Plant-21 : Feed Natural Gas Knock Out Drum dan Pig Receiver
Plant-16 : Hydrocarbon Condensate Stabilizer
Plant-19 : Relief and Blow Down System
Plant-20 : C2/C3Bullet and HydrocarbonCondensate Tank
(Penyimpanan C2,C3danKondensat)
79
Laporan Umum Kerja Praktik
Process and SHE Engineering Section
PT Badak NGL, Bontang, Kalimantan Timur
7.1. Feed Natural Gas Knock Out Drum dan Pig Receiver (Plant-21)
Bahan baku berupas feed gas alam PT Badak NGL didistribusikan dari
Muara Badak melalui jaringan pipa feed gas alam (Plant-53). Jaringan pipa ini
menyalurkan gas alam dari Muara Badak ke Bontang yang jaraknya 59,7 km.
HANDIL
(TFE) PECIKO 42"
20" (TFE)
20"
(KIE)
SEMBERAH 16"
SKG KFP,
20" (VICO)
16" KMI,KPA,KPI
T SANTAN
TUNU NORTH 32" LEX PLANT
R 32"
NPU
F
(TFE)
(TFE)
UNOCAL
FIELDS
32"
Gambar 7.1 Jaringan Pipa Gas Alam Kalimantan Timur sebagai Pipa Feed Gas Alam PT Badak
GAMBAR 4.1. JARINGAN PIPA GAS ALAM KALIMANTAN TIMUR
NGL
[Sumber: Data Seksi Storage Loading PT Badak NGL]
80
Laporan Umum Kerja Praktik
Process and SHE Engineering Section
PT Badak NGL, Bontang, Kalimantan Timur
a. dua buah pipa feed gasalam berukuran 36 inch dan Pig Receiver.
b. dua buah pipa feed gas alam berukuran 42 inch dan Pig Receiver.
c. delapan buah Knock Out Drum (KOD).
d. peralatan safety.
e. Valve Kontrol.
Pada masing-masing pipa pada Plant-21 ini dilengkapi dengan Pig
Receiver. Pig Receiver digunakan untuk menerima yang dikirim dari Pig
Launcher di Lapangan Muara Badak menuju ke Bontang. Ada dua jenis pig yang
dikirimkan dari Muara Badak, yaitu Brush Pig dan Electrical Pig. Brush Pig
digunakan untuk membersihkan pipa dari kondensat yang menyumbat sedangkan
Electrical Pig digunakan untuk mengukur ketebalan pipa.
Delapan buah KOD yang terdapat dalam Plant-21 ini dihubungkan secara
paralel termasuk saluran inlet maupun outletnya. Bagian dalam KOD dilengkapi
81
Laporan Umum Kerja Praktik
Process and SHE Engineering Section
PT Badak NGL, Bontang, Kalimantan Timur
dengan Demister Pad, KOD, dan kerangan untuk mengontrol level atau
ketinggian drum. Fungsi dari KOD ini adalah untuk memisahkan hidrokarbon gas
dari hidrokarbon liquid, air dan bahan kimia glikol dalam feed gas alam.
Selanjutnya, hidrokarbon gas akan dikirim ke Train Proses untuk menghasilkan
LNG. Sementara itu, hidrokarbon liquid dikirimkan ke unit Stabilizer untuk
dijadikan kondensat. Air dan glikol yang terpisah dibuang ke Pit.
82
Laporan Umum Kerja Praktik
Process and SHE Engineering Section
PT Badak NGL, Bontang, Kalimantan Timur
Demister Pad lalu akan turun dan terakumulasi. Ketinggian cairan dalam KOD
dijaga sekitar 15%. Apabila ketinggian cairan dalam KOD terlalu tinggi, akan
terjadi foaming dalam CO2Absorber dan kondensat akan terikut dalam sistem fuel
gas yang berbahaya bagi Boiler. Sebaliknya, apabila ketinggian cairan terlalu
rendah, akan terjadi overpressure di Plant-16.
Apabila ketinggian kondensat sudah mencapai level tertentu, Control Valve
akan membuka sehingga kondensat akan mengalir ke Plant-16 untuk mengalami
pengolahan kondensat, sedangkan fraksi gas dari masing-masing KOD akan
mengalir lewat bagian tengah atas dan dialirkan ke bagian proses (Train Proses)
untuk diolah hingga menjadi LNG. Masing-masing KOD dibersihkan secara rutin
tiap 5 tahun sekali untuk menghilangkan lumpur-lumpur yang mengendap pada
bagian dalam.
83
Laporan Umum Kerja Praktik
Process and SHE Engineering Section
PT Badak NGL, Bontang, Kalimantan Timur
Diagram alir proses pada Plant-16 tertera pada Gambar 7.7 Kondensat dari
Knock Out Drum (KOD) plant-21 dipisahkan dari kandungan air dan glikolnya di
dalam Surge Drum 16C-1A/B. Kandungan glikol dalam feed gas alam disebabkan
adanya injeksi glikol pada pipa dari sumur produksi untuk mengikat air yang
terbawa oleh feed gas alam. Selain kondensat dari Plant-21, terdapat pula
sebagian bottomproduct dari unit 3C-8 di Plant-3 (sistem fraksionasi) yang masuk
ke dalam unit High Pressure (HP) Stabilizer 16C-2. Fraksi ringan (vapour) dari
bagian atas kolom HP Stabilizer 16C-2 akan dikondensasikan dengan cooling
84
Laporan Umum Kerja Praktik
Process and SHE Engineering Section
PT Badak NGL, Bontang, Kalimantan Timur
water yang kemudian akan ditampung pada akumulator 16C-3. Dari akumulator
16C-3 ini, sebagian aliran dikembalikan sebagai refluks, sebagian aliran
disalurkan ke fuel gas system dan sisanya dialirkan menuju kolom Low Pressure
(LP) Stabilizer 16C-6. Fraksi berat kolom HP Stabilizer 16C-2 akan langsung
dikirimkan menuju storage.
Pada kolom LP Stabilizer 16C-6 terjadi proses yang sama dengan HP
Stabilizer 16C-2. Sebagian fraksi atas kolom LP Stabilizer 16C-6 akan
dikembalikan sebagai refluks dan sebagian lagi dialirkan kembali ke KOD (Knock
Out Drum) Plant-21. Sementara itu, fraksi bawah kolom LP Stabilizer 16C-6 akan
dialirkan ke storage.
85
Laporan Umum Kerja Praktik
Process and SHE Engineering Section
PT Badak NGL, Bontang, Kalimantan Timur
8" SS fr Prc
19F-9 Fr 6" SS off spec
17 B/PIT #3
10" CS fr Plt-16
Drain line
T/L 3/4
D
L
L G
L L 8" SS from 19C-7/8 G
G G
B A
8"SS fr 19LV-213
8"SS fr 19LV-214
8"SS fr 19LV-212
19C-5
8"SS fr 19LV-215
L
G
19C-4
Plt-20
L
G
LV-201
LV-212
LV-211
LV-215
36" to 19F-17
36" to 19F-17
10"SS fr Plt-20
30" LTCS fr TR-D
36" LTSS fr TR-D
L
G L
G
LV-206 LV-210
LV-213 LV-214
FI-211
PLT-19 RELIEF & BLOWDOWN
TRAIN A,B,C & D
FI-208 FI-210
0519831/C/FILE VISIO/CC/SG/nr
Gambar 7.8 Diagram Alir Plant-19 Relief & Blowdown Train A,B,C & D
[Sumber: Data Seksi Storage Loading PT Badak NGL]
Fasilitas yang terdapat dalam Plant-19 ini adalah 12 Blow Down Drums (8
dry dan 4 wet), 12 Process Flare (dryand wet), 4 Marine Flare, 2 LPG Flare, dan
6 Burn Pit. Pada unit ini terdapat empat jenis flare, yaitu:
a. Dry Flare System
Setiap train dilengkapi dengan satu buah Dry Flare Stack yang digunakan
untuk membakar gas-gas hidrokarbon kering yang dibuang dari proses. Flare
Stack untuk train A dipasang bersebelahan dengan Flare Stack untuk Train B
dan hal yang sama train-train lainnya.
86
Laporan Umum Kerja Praktik
Process and SHE Engineering Section
PT Badak NGL, Bontang, Kalimantan Timur
87
Laporan Umum Kerja Praktik
Process and SHE Engineering Section
PT Badak NGL, Bontang, Kalimantan Timur
88
Laporan Umum Kerja Praktik
Process and SHE Engineering Section
PT Badak NGL, Bontang, Kalimantan Timur
89
Laporan Umum Kerja Praktik
Process and SHE Engineering Section
PT Badak NGL, Bontang, Kalimantan Timur
Jumlah
Unit Kapasitas Keterangan
Unit
3 unit 30.000 Digerakkan oleh motor
(24K-1/8/9) Nm3/jam/tangki listrik 1490 kW
BOG Compressor
1 unit Digerakkan oleh motor
75.000 Nm3/jam
(24K-16) listrik 3500 kW
2 unit
Loading produk
(Dock 2 &
125.000 – LNG dan LPG
Loading Dock 3)
135.000 m3
1 unit
Loading produk LNG
(Dock 1)
Berfungsi untuk
mendinginkan BOG
Quenching Drum 1 (24C-101) N/A dari kapal sebelum
masuk ke suction
24K-16
[Sumber: Data Seksi Storage LoadingPT Badak NGL]
90
Laporan Umum Kerja Praktik
Process and SHE Engineering Section
PT Badak NGL, Bontang, Kalimantan Timur
91
Laporan Umum Kerja Praktik
Process and SHE Engineering Section
PT Badak NGL, Bontang, Kalimantan Timur
92
Laporan Umum Kerja Praktik
Process and SHE Engineering Section
PT Badak NGL, Bontang, Kalimantan Timur
kg/cm2 (1,0 psig). Dinding dalam dan suspended deck dirancang agar dapat
tahan suhu sampai -162 oC sedangkan dinding luar (outer wall) dirancang
untuk dapat menahan suhu luar (atmosfer).
93
Laporan Umum Kerja Praktik
Process and SHE Engineering Section
PT Badak NGL, Bontang, Kalimantan Timur
94
Laporan Umum Kerja Praktik
Process and SHE Engineering Section
PT Badak NGL, Bontang, Kalimantan Timur
PSV-28 TO B/PIT
PSV-29
C4 TO STORSGE TO B/PIT 5
A1 TO C3 STORAGE
LPG FLARE
TV-13
6
OUT
C4 FRM TR C 15C-02
8
15C-04
PSV-016
PSV-015
E-4
C4 FRM TR B
TV-10
C4 FRM TR A
15C-04
9
E-3
15C-03
PSV-019
PSV-011 7
3
1 15K-1 M
A2 HV-021
2 PSV-012 HV-003
N2
HV-022
FV-001
FV-002
N2
PSV-020 PSV-017
PV-003
E-001
PV-004
E-002 PDV-002
C3 FRM TR A
LV-01
PSV-030
C3 FRM TR B
15C-1 PV-006B
C3 FRM TR C
N2
FV-003
C3 FRM TR D
TO MARINE FLARE
PSV-013
TO B/PIT
HV-002
TO MARINE FLARE
HV-023
HV-001
PLANT-15
95
Laporan Umum Kerja Praktik
Process and SHE Engineering Section
PT Badak NGL, Bontang, Kalimantan Timur
Heat Exchanger 15E-4 dengan media pendingin MCR yang diuapkan secara
mendadak oleh Valve 15TV-13 dan disirkulasikan oleh kompresor 15K-1 hingga
suhu propana pada outlet Cold Box mencapai suhu -40oC. Propana yang telah
mencapai suhu -40oC kemudian dialirkan ke tangki penyimpanan LPG propana
(C3). Sementara itu, produk LPG C4 hanya mengalami pendinginan di dalam
Warm Heat Exchanger 15E-3 dengan media pendingin MCR yang diuapkan
secara mendadak oleh 15TV-10 hingga mencapai suhu -5oC. Kemudian produk
LPG C4 dialirkan ke tangki penyimpanan LPG C4.
Pada proses pendinginan menggunakan MCR, refrigeran akan
dikompresikan oleh 15K-1. Selanjutnya, refrigeran tersebut akan mengalami
proses pendinginan dengan menggunakan Desuperheater (15E-1) dan Refrigerant
Condenser (15E-2). Refrigeran tersebut akan ditampung di akumulator (15C-1),
kemudian akan dialirkan kembali ke dalam Cold Box sehingga mengalami
ekspansi dan evaporasi yang menyebabkan refrijeran tersebut menjadi pendingin.
96
Laporan Umum Kerja Praktik
Process and SHE Engineering Section
PT Badak NGL, Bontang, Kalimantan Timur
istimewa karena dapat digunakan untuk menyimpan LPG propana maupun LPG
butana. Tangki LPG didirikan di atas fondasi dari beton yang berbentuk panggung
yang ditopang oleh pancang besi. Tangki ini dibuat dengan dua dinding (double
wall). Dinding luar (outer shell) terbuat dari carbon steel biasa sedangkan dinding
dalam (inner shell) terbuat dari carbon steel jenis LTCS (Low Temperature
Carbon Steel) yang tahan sampai suhu -60oC. Di antara kedua dinding yang
berjarak sekitar 1 meter, terdapat insulasi dari expanded perlite yang berfungsi
untuk mencegah heat leak dari kedua dinding sehingga suhu produk dalam tangki
terjaga tetap dingin pada nilai suhu yang ditetapkan.
Tabel 7.2 Unit-Unit Fasilitas pada Plant-17
Unit Jumlah Unit Kapasitas Keterangan
Tangki LPG 40.000 Memiliki desain tangki
3 unit
Propana m3/tangki panggung
Tangki LPG 40.000 Memompakan LPG ke
2 unit
Butana m3/tangki kapal
Untuk memompakan LPG
Pompa loading 2 unit/tangki 2.500 m3/jam ke kapal melalui transfer
line
Untuk mensirkulasi LPG
dari satu tangki ke tangki
3
Pompa sirkulasi 1 unit/tangki 50 m /jam lain selama tidak ada
pengapalan, agar tetap
dingin
Mengkompresi Boil Off
Propane 3
1 unit 14.400 m /jam LPG dari tangki dan
Compressor
pengapalan
Masing-masing dock
LPG Loading 2 unit memiliki 2 buah Loading
Dock (Dock 2 & 3) Arm LPG dan 2 buah Boil-
Off Arm
C3 Meter Prover
dan C4 Meter
Prover
[Sumber: Data Seksi Storage LoadingPT Badak NGL]
97
Laporan Umum Kerja Praktik
Process and SHE Engineering Section
PT Badak NGL, Bontang, Kalimantan Timur
Pada prosesnya, uap propana dan butana dari tangki penyimpanan dan dari
kapal harus diolah terlebih dahulu. Uap ini akan dicairkan kembali agar tekanan
dalam tangki dapat terjaga. Uap yang terbentuk dialirkan ke 17C-3 dan
dikompresikan oleh 17K-1 hingga tekanan mencapai 17 kg/cm2 (gauge),
kemudian didinginkan oleh 17 E-1. Cairan propan yang terbentuk akan dialirkan
ke tangki penyimpanan, sedangkan sisanya akan digunakan sebagai media
pendingin uap butana. Uap butana akan didinginkan di Butane Condenser 17E-
2A/B dengan media pendingin berupa propana cair. Uap propana yang terbentuk
setelah pendinginanbutana akan dikembalikan ke 17 C-3 untuk dicairkan kembali.
Plant-17 juga dilengkapi dengan LPG Loading Dock. LPG Loading Dock
adalah tempat sandar kapal LPG yang berfungsi untuk melaksanakan kegiatan
loading atau pemuatan LPG propana dan LPG butana dari tangki ke kapal yang
disalurkan melalui perpipaan khusus. PT Badak NGL memiliki dua LPG Loading
Dock untuk pemuatan LPG ke kapal yaitu LPG Loading Dock-2 dan-3.
7.8. Nitrogen Generator (Plant-39)
Tugas utama dari plant ini adalah memproduksi nitrogen cair dan nitrogen
gas untuk konsumsi plant yang dapat digunakan untuk blanketing, purging, dan
sebagainya. Hal ini dilakukan dengan cara distilasi udara pada temperatur rendah
(-183oC). Unit ini dapat menghasilkan 474 L/jam liquid dan 2.200 Nm3/jam gas
nitrogen. Fungsi nitrogen pada plant unit pencairan gas alam antara lain adalah:
Sebagai komposisi MCR di train proses
Memenuhi permintaan bagi kapal LNG/LPG
Sebagai back up udara instrumen pada keadaan darurat
Membilas peralatan sebelum dan pada waktu perbaikan
Menyelimuti peralatan sebelum start up
Menyelimuti LNG tank base heater
Snafing peralatan
98
Laporan Umum Kerja Praktik
Process and SHE Engineering Section
PT Badak NGL, Bontang, Kalimantan Timur
1 unit 55 m3
1 unit 45 m3
Menggunakan tenaga
2 unit 3.000 Nm3/jam
Penguap Nitrogen pembangkit steam
(Vaporizer) Menggunakan tenaga
1 unit 3.000 Nm3/jam
pembangkit listrik
[Sumber: Data Seksi Storage LoadingPT Badak NGL]
99
Laporan Umum Kerja Praktik
Process and SHE Engineering Section
PT Badak NGL, Bontang, Kalimantan Timur
Setelah mengalami proses dehidrasi, udara akan masuk ke cool box yang di
dalamnya terdiri dari Main Heat Exchanger (39E-14 dan 39E-201), Waste Gas
Compressor (unit 39KT-12 dan unit 39KT-13), dan Criogenic Distillation
Column (39E-15). Udara didinginkan di Main Heat Exchanger dengan
memanfaatkan bottom product Kolom Distilasi (O2) dan top product Kolom
Distilasi (N2). Udara ini kemudian akan masuk ke bagian bawah Kolom Distilasi
dengan tekanan 7,5 kg/cm2. Pemisahan antara oksigen dan nitrogen dengan
distilasi kriogenik yaitu mencapai suhu -160 oC di mana produk atas yaitu
nitrogen akan dialirkan ke sistem distribusi nitrogen sedangkan sebagian oksigen
yang merupakan produk bawah digunakan sebagai media pendingin. Sebagian
dari sisa gas oksigen digunakan untuk regenerasi absorber dan sebagian lagi
dibuang ke atmosfer.
Produk nitrogen yang dihasilkan pada plant ini adalah nitrogen cair dan
nitrogen gas. Nitrogen cair dimasukan ke tangki yang dirancang khusus dan
nitrogen cair tersebut akan diuapkan lagi melalui vaporizer bila dibutuhkan
terutama pada waktu penggunaan nitrogen gas meningkat. Sedangkan nitrogen
gas disalurkan langsung ke Nitrogen Header untuk didistribusikan ke peralatan
atau sistem yang memerlukan.
100
Laporan Umum Kerja Praktik
Process and SHE Engineering Section
PT Badak NGL, Bontang, Kalimantan Timur
101
Laporan Umum Kerja Praktik
Process and SHE Engineering Section
PT Badak NGL, Bontang, Kalimantan Timur
102
Laporan Umum Kerja Praktik
Process and SHE Engineering Section
PT Badak NGL, Bontang, Kalimantan Timur
8 BAB VIII
PENUTUP
8.1. Kesimpulan
Kesimpulan poin-poin pembahasan mengenai PT Badak NGL adalah
sebagai berikut::
1. PT Badak NGL merupakan perusahaan yang mengoperasikan kilang LNG
Bontang yang mulai beroperasi sejak 5 Juli 1977.
2. Process train PT Badak NGL terdiri dari lima plant yaitu CO2 Absorption
Unit, Dehydration & Mercury Removal Unit, Scrub Column &
Fractionation Unit, Refrigeration Unit, and Liquifaction Unit. Teknologi
pencairan gas alam di PT Badak NGL memanfaatkan lisensi dari Air
Product & Chemical Inc. (APCI)
3. Pada semua proses yang terjadi, dilakukan pengendalian proses untuk
mengontrol suhu, tekanan, laju alir, atau variabel lainnya.
4. Untuk menunjang pelaksanaan proses pencairan gas alam serta keperluan
komunitas, di PT Badak NGL terdapat seksi utilitas yang menyediakan
kebutuhan air, listrik, steam dan udara bertekanan bagi keperluan pabrik
dan community.
5. Untuk mengurusi produk LNG dan produk samping lainnya, PT Badak
NGL memiliki seksi Storage & Loading yang bertanggung jawab dalam
penyimpanan LNG dan LPG, mengolah kondensat, dan mengapalkan
LNG dan LPG sesuai jadwal.
8.2. Saran
Setelah melalui masa kerja praktik selama 1,5 bulan, maka saran yang dapat
diberikan kepada PT Badak NGL adalah sebagai berikut:
1. PT Badak NGL dapat terus menerus mengembangkan dan mengoptimasi
proses pengolahan gas alam cair untuk meningkatkan pendapatan devisa
negara dari ekspor gas alam cair (LNG).
2. Mempertahankan prestasi yang telah diperoleh (di bidang lingkungan,
safety, dan sebagainya) dengan terus menanamkan nilai-nilai ini pada
pekerja baru.
103
Laporan Umum Kerja Praktik
Process and SHE Engineering Section
PT Badak NGL, Bontang, Kalimantan Timur
9 DAFTAR PUSTAKA
Abirama, R,A. 2010. Laporan Umum TK-4090 Kerja Praktik PT Badak Natural
Gas Liquefaction. Laporan. Program Studi Teknik Kimia ITB, Bandung.
Oktaheptavia, R. 2008. Laporan Umum TK-4090 Kerja Praktik PT Badak Natural
Gas Liquefaction. Laporan. Program Studi Teknik Kimia ITB, Bandung.
Operation Department. 2001. Fungsi Utama dan Organisasi Departemen Operasi.
Presentasi. PT Badak NGL, Bontang.
Operation Department. 2006. Pengenalan Proses LNG. Presentasi. PT Badak
NGL, Bontang.
Operation Department. 2006. Pengenalan Sistem Storage & Loading.PT Badak
NGL, Bontang.
Operation Department. 2006. Pengenalan Sistem Utilitas I dan II.PT Badak NGL,
Bontang.
Permana, A.S.D. 2009. Laporan Umum TK-4090 Kerja Praktik PT Badak Natural
Gas Liquefaction. Laporan. Program Studi Teknik Kimia ITB, Bandung.
Prabowo, B.E. 2009. Laporan Umum TK-4090 Kerja Praktik PT Badak Natural
Gas Liquefaction. Laporan. Program Studi Teknik Kimia ITB, Bandung.
Proyek Kilang Pengolahan. 1996. Front End Engineering Design for Pertamina
Bontang LNG Expansion Project Train H. Book 2 of 13.
Raksajati,A. 2009. Laporan Umum TK-4090 Kerja Praktik PT Badak Natural Gas
Liquefaction. Laporan. Program Studi Teknik Kimia ITB, Bandung.
Slamet. 2008. Proses Pembuatan LNG. Laporan. Departemen Teknik Kimia
FTUI, Depok.
Tiratsoo, E.N. 1979. Natural Gas: Fuel for the Future? A World Survey. Houston:
Gulf Publishing Company.
104