BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebagai sebuah negara yang dibentuk dari kurang lebih 17.506 pulau dan memiliki panjang garis
pantai sebesar 81.000 km, Indonesia memiliki kepentingan dalam memajukan sektor maritimnya
agar lebih maju. Berbagai cara dilakukan untuk mengelola potensi sumber daya alam yang
tersimpan pada kekayaan area lautan sepanjang 81.000 km ini. Diantaranya, tentu saja sumber
daya minyak dan gas bumi.
Pengelolaan sumber daya minyak dan gas bumi di Indonesia merupakan problema tersendiri.
Kurangnya sumber daya manusia yang kompeten di bidang kelautan membuat pengelolaan
minyak dan gas banyak didominasi oleh perusahaan milik negara asing. Hal ini menimbulkan
ketertinggalan pada perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi Indonesia di bidang kelautan
ini. Sungguh sebuah ironi disaat penghuni suatu area dengan potensi alam yang besar, justru
menjadi pihak yang tidak tahu menahu soal kegunaan potensi alam dan pengelolaannya. Apabila
hal ini terus terjadi, maka kemaslahatan perkembangan ekonomi dan infrastruktur negara akan
mengalami stagnasi berkepanjangan; rakyat Indonesia akan terus berada pada garis kemiskinan.
Menanggapi kebutuhan akan pengembangan infrastruktur pengelolaan sumber daya alam,
khususnya sumber daya kelautan, Program Studi Teknik Kelautan Institut Teknologi Bandung
berfungsi sebagai instansi pengembang. Sebagai lembaga akademik yang memiliki fokus di ilmu
teknik infrastruktur pantai, lepas pantai dan pengembangan potensi laut, Teknik Kelautan
bertugas untuk membangun civitas akademik yang menguasai konsep dan teori mengenai ilmu
tersebut dan dapat mengaplikasikannya di lapangan.
Dalam proses pembelajaran pengaplikasian ilmu tersebut, mahasiswa dan mahasiswi Teknik
Kelautan diwajibkan untuk menyelesaikan studi pada mata kuliah Kerja Praktek pada semester
VII. Pada akhir penyelesaian mata kuliah tersebut, mahasiswa dan mahasiswi Teknik Kelautan
diharapkan sudah memiliki kemampuan untuk mengaplikasikan ilmu teknik kelautan secara
profesional.
Bab 1 : Pendahuluan
PT. Pertamina Hulu Energi, sebagai perusahaan milik negara di bidang eksplorasi minyak dan
gas bumi, merupakan salah satu penyedia sarana yang tepat bagi mahasiswa/mahasiswi Teknik
Kelautan untuk mendapat pembelajaran pengaplikasian ilmu dari institusi, serta kemampuan
bekerja di dunia profesional.
1.2 Tujuan
Tujuan dari pelaksanaan mata kuliah Kerja Praktek ini adalah sebagai berikut:
a. Agar mahasiswa/mahasiswi mendapatkan pengetahuan dan wawasan dunia kerja
professional di bidang Teknik Kelautan
b. Agar mahasiswa/mahasiswi mendapat pengalaman mengenai pengaplikasian ilmu dan
teori yang telah didapatkan di masa perkuliahan
c. Agar mahasiswa/mahasiswi mendapatkan kemampuan bekerja sama, beradaptasi,
berinteraksi dalam mekanisme kerja di lembaga kerja profesional.
d. Agar mahasiswa/mahasiswi dapat menuntaskan mata kuliah wajib Program Studi Teknik
Kelautan
Bab 1 : Pendahuluan
Bab 1 : Pendahuluan
divisi PRRP Lantai 7. Pada tanggal 4 Juli 2013 hingga 8 Juli 2013, aktivitas kerja praktek diisi
dengan observasi pada proyek ETA Subsea Tie-In Installation yang juga termasuk pada proyek
dari tim PRRP.
1.5 Ruang Lingkup
Ruang lingkup dari aktivitas kerja praktek dalam rangka penyusunan laporan kerja praktek
meliputi poin-poin berikut:
a. Wawancara pada anggota tim PRRP mengenai proses proyek dan tahap
pengerjaan proyek
b. Wawancara pada divisi-divisi terkait yang membantu keberjalanan proyek
c. Pengumpulan data-data terkait keberjalanan proyek
d. Observasi pada proses monitoring proyek (monthly meeting, daily meeting)
e. Observasi pada proses pengadaan proyek
Bab 1 : Pendahuluan
Perencanaan yang merupakan bagian inti dari Project Management Team termasuk pada
pengerjaan garis besar dan analisa jadwal, analisa produktivitas, uraian Work
Breakdown
Structure (WBS), dan pengukuran kemajuan proyek. Selain itu juga terdapat perencanaan
mengenai resiko yang akan diterima oleh suatu proyek.
Bab Monitoring akan menjelaskan mengenai metode monitoring proyek pada saat pengerjaannya
telah dilakukan oleh kontraktor EPCI. Pada bagian ini akan mendetailkan metode pengawasn
proyek yang terdiri dari pengawasan dana, pengeluaran dana terhadap waktu, pengadaan
material, dan pengontrolan material, pengawasan jadwal dan pengawasan kualitas pekerjaan
dalam proyek.
Keseluruhan penjabaran laporan ini akan mengacu pada proyek MRA-MMJ Pipeline Project
yang menjadi studi kasus proses Kerja Praktek.
Bab 2 : Profil
BAB 2
PROFIL
2.1Profil Perusahaan
2.1.1 Informasi Umum
53.25%
36.72%
Bab 2 : Profil
5.03%
5.00%
1968
Bab 2 : Profil
1974
1985
1986
1987
1992
1993
Bab 2 : Profil
Bab 2 : Profil
Direktur Umum
Senior Manager Proyek
Senior Manager Subsurface
Senior Manager HSSE
Senior Manager Logistik dan PSCM
Senior Manager Bisnis dan Komersial
10
Bab 2 : Profil
11
Bab 2 : Profil
Platform jenis MRA adalah instalasi tanpa awak (unmanned installation) dengan struktur tripod.
Infrastruktur ini terdiri dari kepala sumur dan manifold, sump tank, sump pump, pig launcher gas
lift system (in situ) dan fasilitas terkait seperti sistem pengeringan, sistem instrumen gas dan
sebagainya. Fluida berbagai fase dari produser secara kontinu bercampur di production header
dan dikirim ke platform MMJ untuk pemisahan berlanjut antara gas dengan liquid.
Gambar 5: Lokasi Lapangan Area Mike-Mike, Lepas Pantai Utara Jawa Barat
12
Bab 2 : Profil
Kontraktor ini dibutuhkan untuk instalasi subsea pipeline baru dengan urutan sebagai berikut:
1. Instalasi pipa Main Oil Line (MOL) 6 inchi dari platform MRA ke MMJ dengan
panjang kurang lebih 9 KM.
2. Instalasi riser 6 inchi dan riser clamps pada MRA dan MMJ
3. Penjalanan aktivitas pre dan post lay survey dan pemasangan penahan pada
pipeline crossings sejumlah 10 titik, freespan, dan sebagainya.
4. Penjalanan flooding/pigging/hydrotesting dan pre-commissioning pada pipa baru.
Pembagian pekerjaan pada kontraktor EPCI terbagi menjadi beberapa bagian, sebagai
berikut:
1. Project Management
2. Detailed Engineering
3. Procurement
4. Construction
13
Bab 2 : Profil
5. Installation
Penjelasan umum mengenai pembagian pekerjaan dijabarkan sebagai berikut:
1. Engineering
Kontraktor bertugas untuk membuat desain engineering lengkap, desain instalasi
engineering beserta kalkulasi yang dibutuhkan untuk proses fabrikasi dan
konstruksi.
2. Procurement
Kontraktor bertugas untuk menyediakan non free issued material yang bukan
merupakan material yang disediakan perusahaan owner. Material yang disuplai
oleh kontraktor harus disesuaikan dengan spesifikasi yang diberikan perusahaan
owner. Kontraktor juga bertanggung jawab dengan proses transportasi dan
pengangkutan material yang disediakan perusahaan owner dari lokasi penempatan
menuju lokasi pengerjaan. Kontraktor harus memberikan kabar pada perusahaan
owner terkait inspeksi sebelum pengangkutan yang akan dilakukan perusahaan
owner untuk material dan alat milik kontraktor.
3. Fabrikasi
Kontraktor bertugas untuk memfabrikasi riser, riser clamps, penahan pipa (doglegs) dan perlengkapan instalasi pipa lainnya.
14
Bab 2 : Profil
bertugas
penyikatan dan
pengukuran) dan tes hidro pada pipa-pipa baru. Tes kebocoran liquid harus
disertai dengan fluorescent dyes dan pencegah korosi yang telah disetujui
perusahaan owner untuk pemeliharaan saluran dan sebagai alat bantu pendeteksi
kemungkinan kebocoran pada pipa. Tes hidro harus berada dibawah pengawasan
dan persetujuan SKMIGAS, MIGAS dan pihak kontraktor ketiga.
Alamat Perusahaan
Perwakilan Perusahaan
Untuk Urusan Teknis
: Rudhi Fuadi
Procurement Supply Chain Management
15
Bab 2 : Profil
Kontraktor
Alamat Kontraktor
Perwakilan Kontraktor
Area Operasi
Tambahan
16
Bab 3 : Inisiasi
BAB 3
INISIASI
3.1 Skema Pengerjaan Proyek
Keseluruhan pengerjaan proyek di PHE ONWJ menggunakan sebuah proses manajemen dasar
yang dinamakan Capital Value Process (CVP). CVP mengatur proses perjalanan suatu proyek
dari pengerjaan identifikasi permasalahan, pemilihan opsi proyek hingga pemberjalanan proyek.
Pada proses ini, proyek akan dibagi menjadi tahap-tahap yang saling berhubungan satu sama lain
dan menuju pada keputusan-keputusan penting dalam keberjalanan sebuah proyek. Pada setiap
tingkatan proses, terdapat sebuah gerbang penilaian dari Gatekeeper. Gatekeeper merupakan
sebuah jabatan tertinggi dalam suatu proyek. Posisi ini akan menentukan kelayakan sebuah
proyek untuk dilanjutkan pada tingkatan proses selanjutnya.berdasarkan kepada konsultasi
dengan petinggi terkait, dan rekomendasi dari tim.
Appraise
Select
Define
Execute
Operate
17
Bab 3 : Inisiasi
maka
pada
Project
Management Team yang termasuk pada tahap Define/Penjabaran. Pada tahap ini, akan dilakukan
penjabaran hal-hal penting yang dibutuhkan dalam manajemen proyek.
Pada proyek ini, seluruh anggaran perkiraaan yang diperhitungkan harus dipahami SKKMIGAS.
Sebagai PHE ONWJ Pemerintah, PHE ONWJ membutuhkan izin dari SKKMIGAS untuk
melakukan eksplorasi dan hal-hal lain yang berkaitan dengan pengembangan pengeboran. PHE
ONWJ tidak hanya memerlukan izin tetapi juga perlu persetujuan anggaran karena dana yang
digunakan untuk melakukan proyek yang berasal dari SKKMIGAS. Itu sebabnya untuk
memenuhi persetujuan SKKMIGAS. PHE ONWJ perlu mempersiapkan dokumen untuk
mendaftar ke SKKMIGAS, termasuk anggaran yang diajukan. Diatara dokumen yang hus
disiapkan untuk mendapat persetujuan SKKMIGAS adalah AFE (Approved for Expenditure).
Dokumen AFE ini kemudian diajukan ke SKKMIGAS untuk disetujui.
Setelah mendapat persetujuan dari SKKMIGAS, PHE ONWJ barulah dapat melanjutkan ke
tahap berikutnya yaitu pemilihan. Selama tahap pemilihan, beberapa faktor harus diperhatikan:
18
Bab 3 : Inisiasi
Jumlah platform, tingkat integrasi dengan fasilitas pipa yang ada serta
efisiensi dan alternatif perbaikan kerja untuk teknologi yang digunakan.
Jenis dan jalur pipa optimal untuk mendapatkan hasil produktivitas maksimal
Hasil dari faktor-faktor tersebut akan dirangkum dan dimasukkan ke dalam dokumen yang akan
ditenderkan. Persiapan yang dilakukan diantaranya adalah membuat PRE-FEED, Estimate
Schedule dan Estimate Budget yang akan menjadi acuan PHE ONWJ saat melakukan evaluasi
teknis dan penawaran terhadap kontraktor pelaksana proyek. Dokumen yang harus diperisapkan
untuk diberikan dalam tender adalah :
Persyaratan
Kriteria Evaluasi
Form Kualifikasi
Surat Pernyataan
Pre-Feed
Spesifikasi Vessel
19
28/03/13
Bab 3 : Inisiasi
26/04/13
10/05/13
15/06/13
30/06/13
30/08/13
Jadwal Umum yang dibuat berdasarkan pembagian kerja ditampilkan sebagai berikut:
20
Bab 3 : Inisiasi
3.2 Tender
Untuk pemilihan kontraktor EPCI yang akan mengerjakan proyek MRA-MMJ Pipeline Project,
dilakukan proses tender. Publikasi pelelangan diterbitkan melalui media cetak serta pengiriman
surat penawaran PHE ONWJ kepada sejumlah kontraktor yang diprediksi memenuhi kualifikasi.
Kontraktor yang mengikuti pelelangan harus memenuhi 3 tahap, yaitu tahap administrasi, tahap
teknis dan tahap komersial sehingga terpilihlah Kontraktor yang melaksanakan proyek. Berikut
adalah rangkuman persyaratan untuk Kontraktor yang termuat dalam dokumen tender oleh PHE
ONWJ:
3.2.1 Persyaratan Kontraktor Tahap Administrasi
Calon Peserta Pengadaan harus menyertakan dokumen-dokumen sebagai berikut:
i.
Dokumen asli Surat Dukungan Keuangan khusus untuk proyek ini dari Bank atau
Institusi keuangan yang terdaftar dan diakui oleh Pemerintah Indonesia atau dari anggota
konsorsium yang tergabung dalam peserta Pengadaan tersebut. Bila Peserta Pengadaan
berpartisipasi dalam suatu konsorsium dengan PHE ONWJ lain, maka konsorsium tersebut harus
mengajukan 1 (satu) Surat Dukungan Financial, yang harus dibuat atas nama pimpinan
konsorsium tersebut atau atas nama konsorsium tersebut.
ii.
Pengadaan yang telah ditandatangani di atas materai Rp 6.000,00 oleh pejabat berwenang Peserta
Pengadaan .
iv.
diperlukan). Proposal perjanjian partnership, joint venture, konsorsium, atau perjanjian kerja
sama selain subkontrak (Perjanjian Kemitraan) harus dijelaskan secara rinci dan detail.
PHE ONWJ mensyaratkan peserta yang mengikuti tender ini adalah peserta yang
memiliki dan mengoperasikan pipelay barge sendiri. Apabila bentuk konsorsium yang akan
berpartisipasi dalam tender ini, salah satu anggota konsorsium harus merupakan pemilik pipelay
21
Bab 3 : Inisiasi
barge. Bukti kepemilikan pipelay barge seperti trading certificate atau sejenis harus diajukan
sebagai bagian dari persyaratan administrasi.
3.2.2 Persyaratan Kontraktor Tahap Teknis
Setelah persyaratan bagian administrasi dilengkapi kontraktor yang mendaftar wajib
menyertakan dokumen yang menyanggupi tahapan teknis. Bagian-bagian penting yang harus
diperhatikan saat melengkapi dokumen teknis adalah sebagi berikut:
i.
Bagian I
Peserta Pengadaan yang memenuhi persyaratan akan dievaluasi lebih lanjut pada
persyaratan teknis bagian ke 2, sedangkan perserta yang tidak, diberitahukan tidak memenuhi
kualifikasi. Pada bagian ini yang dilihat adalah dokumen-dokumen penawaran teknis.
ii.
Bagian II
Berikut ini adalah persyaratan Lulus/Gagal yang harus dipenuhi peserta pengadaan:
Marine spread (barges & support vessels) dan spesifikasi produksi pipeline di
pipelay barge sesuai dengan spesifikasi PHE ONWJ.
Peserta pengadaan harus mendapatkan nilai total minimal sebesar 75% dari
persentase maksimum, dengan bobot penilaian dari kriteria penilaian yang
dimuat dalam tabel berikut.
No
1.
22
Criteria
Pengalaman pihak
pengaju
Weight
10
Bab 3 : Inisiasi
untuk mengerjakan
cakupan pekerjaan pihak
10
pengaju
3.
Organisasi proyek
15
4.
Pengembangan kelautan
20
5.
20
6.
20
Asuransi dan
7.
pengontrolan kualitas
100
Kapal yang diusulkan oleh peserta pengadaan harus lulus proses assurance. Setelah lulus pada
bagian ini peserta pengadaan akan diproses untuk tahap selanjutnya yaitu evaluasi komersial.
3.2.3 Persyaratan Kontraktor Tahap Komersial
Setelah lolos tahapan administrasi dan tahapan teknis PHE ONWJ akan melanjutkan menuju
tahap komersial. Evaluasi dokumen penawaran komersial dilakukan dengan menggunakan
kriteria yang diatur berikut ini.
23
Bab 3 : Inisiasi
i.
Peserta Pengadaan harus menyerahkan Jaminan penawaran yang masih berlaku seperti pada
contoh yang diberikan pada Dokumen Pengadaan.
ii.
Peserta Pengadaan harus menyerahkan Surat Pernyataan Peserta Pengadaan seperti Contoh yang
diberikan pada Dokumen Pengadaan.
iii.
Peserta Pengadaan harus menyerahkan Perhitungan Tingkat Komponen Dalam Negeri seperti
Contoh yang diberikan pada Dokumen Pengadaan.
iv.
Harga Kontrak
Harga Kontrak harus sesuai seperti yang tertera pada perincian harga yang telah dilengkapi.
Penawaran yang mengandung harga yang sangat rendah dan atau tidak logis,
menurut
pertimbangan PHE ONWJ, sehingga dapat mengurangi kemampuan Peserta Pengadaan untuk
melaksanakan Pekerjaan sesuai dengan persyaratan Kontrak akan mengakibatkan penawaran
ditolak dan Peserta Pengadaan didiskualifikasi.
v.
Dalam perbandingan dokumen penawaran komersial, setiap dokumen penawaran Harga dari
Peserta Pengadaan harus sesuai dengan Pedoman Tata Kerja BPMIGAS untuk penggunaan
Tingkat Komponen Dalam Negeri dan Peserta Pengadaan akan diurutkan berdasarkan HEA
terendah.
24
Bab 3 : Inisiasi
sejauh
Kerja dapat diselesaikan untuk saldo yang belum dibayar dari Harga Lump
Sum; atau
25
Bab 3 : Inisiasi
Jika penyebab tersebut di atas diselesaikan, penahanan pembayaran harus segera dibayarkan
kepada kontraktor. Jika penyebab tidak segera diselesaikan dan setelah pemberitahuan tertulis
kepada Kontraktor sesuai dengan Pasal 32, "Pemberitahuan", PHE ONWJ dapat memperbaiki
kondisi sesuai resiko Kontraktor, dengan biaya apapun yang tidak diwajibkan kepada PHE
ONWJ. Jika ada hutang yang valid setelah pembayaran terakhir dilakukan, Kontraktor wajib
mengganti PHE ONWJ untuk setiap jumlah yang dibayar dalam melaksanakan hutang dan
mencakup setiap biaya hukum yang dikeluarkan oleh PHE ONWJ.
26
Bab 4: Perencanaan
BAB 4
PERENCANAAN
4.1 Scope Pekerjaan Kontraktor
4.1.1 Umum
Kontraktor bertanggung jawab dalam pemasangan pipa subsea dengan urutan pekerjaan besar
sebagai berikut:
-
Instalasi pipa Main Oil Line diantara platform MRA dan MMJ dengan diameter 6
inchi dan panjang 9 km
Instalasi riser dan riser clamp berdiameter 6 inchi pada platform MRA dan MMH
Melaksanakan pre dan post lay survey dan pemasangan support pada crossing pipa
yang teridentifikasi (kira-kira berjumlah 10), pada free-span, dan sebagainya.
Scope pekerjaan yang akan ditulis lebih lanjut merupakan dokumentasi langsung dari dokumen kontrak
MRA-MMJ Pipeline Project.
27
Bab 4: Perencanaan
a. Proses Engineering
Pada proses engineering, Kontraktor harus melakukan pekerjaan engineering pipa dengan
profesional, sesuai kebutuhan dan detail yang telah tertera pada keterangan scope
pekerjaan untuk dapat memfasilitasi keseluruhan eksekusi proyek dan waktu
penyelesaian proyek.
i.
ii.
28
Bab 4: Perencanaan
hanya dilakukan apabila data yang diberikan tidak cukup untuk membuat
engineering mendetail.
Kontraktor harus membuat spesifikasi mendetail, khususnya pada poin-poin
berikut:
Analisa free-span
Engineering Prefabrikasi
Kontraktor harus melakukan keseluruhan aktivitas pre-fabrikasi dan drawing proses
fabrikasi, termasuk drawing untuk pembelian material, prosedur teknis mendetail,
kalkulasi, list data, rencana tes dan inspeksi yang dibutuhkan dalam keberjalanan
proyek. Keseluruhan aktivitas ini termasuk pada pipa tie-in, pekerjaan sementara
milik Kontraktor dan instalasi pembantu.
29
Bab 4: Perencanaan
Engineering Instalasi
Kontraktor bertangggung jawab pada keseluruhan aktivitas engineering instalasi
pipa. Pekerjaan ini termasuk pada kalkulasi, spesifikasi mendetail, prosedur,
laporan, rencana pekerjaan, drawing pekerjaan, dan drawing untuk AFC yang
penting untuk eksekusi proyek yang akan dilakukan oleh Kontraktor dan
SubKontraktor.
Keseluruhan aktivitas engineering termasuk pada hal-hal berikut:
Desain dari crossing pipa, termasuk instalasi dan pipelay pada crossing
sebelum instalasi
Pengambilan sampel kondisi laut untuk proses transfer pipa, pipelay, dan
penanganan anchor
30
Prosedur pengelasan
Bab 4: Perencanaan
Mekanisme survey
31
Bab 4: Perencanaan
Inisiasi Pipa
Metode inisiasi pipa yang dipilih PHE ONWJ adalah Dead-Man Anchor, yang
dapat diganti oleh pihak Kontraktor sesuai review dan persetujuan PHE ONWJ.
Penggunaan struktur platform tersedia untuk inisasi bergantung pada analisa stress
dan keadaan struktur dengan persetujuan perusahaan
instalasi
Sistem anchor harus sesuai dengan kondisi tanah di lokasi. Untuk itu analisa
harus termasuk pada proses pelokasian anchor dan mooring di sekitar area
platform dan fasilitas lain
32
Bab 4: Perencanaan
besar
Menyatakan list peralatan, instrument, material dan kapal yang dibutuhkan untu
proyek
Mempersiapkan rencana tes tekan mendetail, diagram dan paket tes termasuk
rencana pengeringan, tes tekan dan durasi, pengolahan air dan rekomendasi
engineering untuk seluruh pipa.
b. Pengadaan
Kontraktor diharuskan menyediakan barang-barang yang dibutuhkan untuk pengerjaan
proyek, selain dari material-material yang telah disediakan oleh PHE ONWJ.
i.
33
Scope of Supply
Unit
Quantity
Bab 4: Perencanaan
122
MTR
122
MTR
36.6
MTR
8662
details
LINE PIPE, SMLS, 6.625" x 0.432" WT API 5L Gr.
3
X52
PSL
Offshore,
BE,
DRL,
12.2
M,
976
Scope of Supply
Unit
Quantity
34
Bab 4: Perencanaan
EA
ii.
35
Tipe Kapal
Bendera
Bab 4: Perencanaan
Pipelaying Barge
Indonesia
BG H.218
Barge
Indonesia
TG A. STAR
Tug Boat
Indonesia
CB. TBA
Crew Boat
Indonesia
36
Bab 4: Perencanaan
atau Canusa, atau merek yang setara dengan merek tersebut. Field Joint Coating
juga harus termasuk pada infill (untuk pipa berlapis concrete) yang berguna bagi
pengaturan level kelurusan pipa.
iii.
iv.
v.
berbasis
Keamanan dan
Kesehatan
Lingkungan/Health Safety
37
Bab 4: Perencanaan
Dokumentasi Vendor
Dokumentasi vendor merupakan bagian dari paket tawaran yang harus disertakan
untuk direview oleh PHE ONWJ.
viii.
Custom Clearance
Kontraktor bertanggung jawab pada Custom Clearance dan bertanggung jawab
pada seluruh biaya pada penyediaan material termasuk pajak, custom duties,
komisi dan gaji bagi agen, biaya pelabuhan, pengaturan, mooring, penyimpanan,
transportasi ke lokasi proyek dan lain sebagainya.
ix.
x.
Pencarian Material
Kontraktor harus mengembangkan sistem pencarian material yang dapat melokasi
bagian material apapun yang digunakan di dalam proyek . from the initial
requisitioning and purchase stages through the various handling, up to
incorporation into the permanent Work on the facilities, taking into account that
materials may be supplied from different source locations.
xi.
xii.
xiii.
38
Bab 4: Perencanaan
jawab pada mobilisasi seluruh kapal pada lokasi yang tepat dan menentukan
pelabuhan untuk prosedur mobilisasi.
Kontraktor harus memastikan bahwa seluruh alat yang dibutuhkan pada proses
mobilisasi berada pada kondisi baik, berdasarkan spesifikasi proyek, standar, dan
persyaratan, juga poin-poin berikut:
Prosedur Close Out untuk seluruh barang pada inspeksi dan audit kapal
instalasi proyek
Tes fungsi bagi seluruh alat pengelasan, Non Destructive Test dan lokasi
field jointing yang berbasis pada spesifikasi
xiv.
Pengaturan roller dan load cell support pada roller yang telah terkalibrasi
Pengecekan A&R
Mobilisasi
Proses mobilisasi kapal dapat dikatakan terselesaikan apabila telah tercapai halhal berikut:
39
Bab 4: Perencanaan
Keseluruhan kapal pendukung, alat dan personel telah siap untuk melakukan
operasi
Kontraktor
transportasi tepat pada waktunya bagi personel PHE ONWJ untuk dapat
memonitor kegiatan di kapal konstruksi
Tersedia rumah sakit yang diperlukan dalam keadaan emergency selama eksekusi
dilakukan
xv.
xvi.
xvii.
Demobilisasi
Proses demobilisasi pada construction spread harus dilakukan setelah
penyelesaian tahap offshore.
40
Bab 4: Perencanaan
dan telah
Tipe anchor harus sesuai dengan tipe dasar laut pada lokasi proyek
Apabila anchor harus diletakkan di atas fasilitas yang ada, Kontraktor harus
menggunakan pelampung parasut untuk menahan berat kabel dan memberikan
tegangan untuk mengatur jarak antara kabel anchor dan fasilitas subsea
41
Bab 4: Perencanaan
Seluruh anchor yang berada di sekitar instalasi yang telah ada, harus digerakkan
dengan tug tracking pada kapal anchor handling, yang dimonitor setiap saat dari
barge
Anchor apapun yang diletakkan di atas struktur subsea harus diberi dek dan
teramnkan di belakang Hydraulic Anchor Handling Vessel Shark Jaws dan Work
Pins.
xix.
Ketetapan bagi pilot, harbor tugs, assist tugs, pelayanan stevedoring, untuk
melepaskan kapal transport bersama dengan load-out wharf
Penentuan bagi jalur mooring dan alat lain untuk melabuhan kapal transport
42
Bab 4: Perencanaan
xx.
43
Prosedur komunikasi
Manajemen material
Prosedur QA/QC
Bab 4: Perencanaan
Rencana eksekusi pekerjaan harus terdiri dari jadwal detail dan deskripsi pekerjaan yang
berhubungan dengan aktivitas pipelay, instalasi riser dan riser clamp, tiein, perbaikan
free-span, crossing pipa, flooding, pigging dan hydro-test.
xxii.
Seluruh pekerjaan dalam PHE ONWJ harus berada dalam Standards Control of
Work (COW). Standar COW ini diimplementasikan melalui prosedur Safe
System of Work (SSOW) dan Permit to Work (PTW). Merupakkan sebuah
kewajiban untuk membasiskan seluruh kegiatan pada standar dan prosedur
tersebut.
PHE ONWJ akan melakukan audit PHSER untuk pekerjaan konstruksi dan
instalasi. Maka Kontraktor harus menyediakan dokumen PTW dalam 24 jam
untuk disetujui PHE ONWJ.
Kontraktor haru melakukan segala jenis usaha untuk menghindari aktivitas hot
work. Apabila terdapat kasus penggunaan prosedur hot work, Kontraktor harus
memberikan dokumen SSOW kepada PHE ONWJ untuk disetujui dalam kurun
waktu 24 jam.
Untuk mengantisipasi kejadian tersebut, Kontraktor harus memberikan
pengawasan api secara kontinu pada lokasi pekerjaan panas.
44
Bab 4: Perencanaan
Jadwal pipa
WPS
Rencana QA/QC
Rencana Lifting
Persyaratan Vendor
SSOW
List material
Kartu pekerjaan
SIMOPS
Logistik
Kontraktor harus bertanggung jawab pada perencanaan, koordinasi,
manajemen dan implementasi logistik lepas pantai yang diperlukan dalam
pengerjaan proyek. Garis besar pekerjaan Kontraktor termasuk pada hal-hal
berikut:
-
Transportasi untuk seluruh personel PHE ONWJ dan Kontraktor, alat dan
material menuju dan dari lokasi proyek lepas pantai
45
Bab 4: Perencanaan
Manajemen Sampah
Kontraktor bertanggung jawab pada pengelolaan sampah, penyimpanan dan
transportasi ke lokasi darat (Tempat Pembuangan Akhir). Seluruh sampah
harus diklasifikasikan dan ditransportasikan pada kelas-kelas tertentu.
46
Bab 4: Perencanaan
anchoring perlu dilakukan. Survey harus termasuk pada riser clamp dan
kondisi bracing jacket yang telah ada.
Hasil dari Pre-lay Survey digunakan oleh Kontraktor untuk menilai dan
mengoptimasi support fre-span sebelum penginstalan dibawah persetujuan
PHE ONWJ.
Kontraktor harus member penilaian dari rute yang telah disurvey dan
mengidentifikasi area yang memiliki kemungkinan untuk terjadinya free-span
dan perbaikan yang tepat untuk free-span tersebut. Selain itu, Kontraktor juga
bertanggung jawab pada pekerjaan untuk pemastian ketidakberlangsungan
free-span pada proses pipelay.
47
Bab 4: Perencanaan
Data Mooring
Kontraktor dapat memilih untuk melakukan instalasi bagi 1 atau lebih
mooring bagi kapal konstruksi pada lokasi dan dibawah persetujuan PHE
ONWJ. Aktivitas pemindahan mooring oleh Kontraktor di sekitar dasar laut
akan disurvei oleh ROV. Puing-puing akan dibersihkan oleh Kontraktor dan
dibuang mengikuti peraturan lingkungan. Kontraktor harus membuat desain,
menyuplai dan melakukan instalasi cyclone mooring untuk seluruh kapal
konstruksi
c.
Aktivitas Umum
Kontraktor bertanggung jawab pada pelaksanaan aktivitas pipelay yang terdiri
dari kegiatan berikut:
Pembersihan area dari puing kotoran yang dianggap sebagai ancaman bagi
operasi pipe laying. Pembuangan puing kotoran tersebut harus
berlandaskan pada persyaratan pemerintah atau daerah setempat
48
Bab 4: Perencanaan
dan pekerjaan yang berhubungan dengan proses lekuk basah atau kering
pada pipa, perbaikan di dalam atau di atas air dan jenis perbaikan lain
Pengecekan profil pipa dan touchdown point setiap 6 jam pada kedua sisi
pipa
ii.
iii.
Deteksi Tekuk
Kontraktor harus menyediakan sistem pendeteksian pada tekuk dan memastikan
operabilitasnya pada saat proses pipe layong berlangsung. Kontraktor harus
memfabrikasi dan melakukan instalasi sistem pendeteksian tekuk sesuai standar
yang berlaku, sehingga tidak akan merusak pipa ataupun tersangkut di dalam atau
di luar permukaan pipa. Apabila terdapat tekuk, Kontraktor harus membuat
laporan dalam kurun waktu 24 jam mengenai penemuan tekuk, penyebab dan
langkah pencegahan tekuk, dan laporan lengkap yang disertai dengan laporan
inspeksi, metode perbaikan dan list untuk sambungan pipa yang rusak dalam
kurun waktu 10 hari.
iv.
49
Perbaikan Tekuk
Bab 4: Perencanaan
Scope pekerjaan perbaikan tekuk terdiri dari perbaikan seluruh tekuk dan
pembukaan (leak) serta pernyataan kebutuhan alat dan personil.Pelaksanaan
operasi perbaikan harus sesuai persyaratan yang diberikan PHE ONWJ
v.
vi.
Survey as built
vii.
Rencana Kontingensi
Rencana kontingensi dibutuhkan pada saat terjadi kegagalan, kerusakan, kondisi
buruk, insiden dan kecelakaan, kesalahan dalam penjadwalan, kesalahan teknis
dan hal-hal lain yang mengganggu keberjalanan proyek.
Penyelesaian Mekanis
Sistem pengerjaan penyelesaian mekanis adalah pernyatan penyelesaian aktivitas
fabrikasi dan instalasi yang berbasis pada gambar dan spesifikasi kontrak, juga tes
dan inspeksi yang telah disupervisi oleh PHE ONWJ. Untuk memenuhi hal tersebut,
50
Bab 4: Perencanaan
Prosedur Pre-Commissioning
Kontraktor harus menyiapkan prosedur Pre-Commissioning yang termasuk pada halhal berikut:
-
Penjabaran list alat, instrument, material dan kapal yang dibutuhkan untuk
proyek
iv.
v.
Tes Hidrostatik
Operasi purging
Certificate
(SH1),
Mechanical
Completion
Certificate
(MC1),
persetujuan inspeksi dan tes keseluruhan, rangkuman garis besar pekerjaan dan
instruksi pekerjaan berdasarkan prosedur, laporan inspeksi dan tes.
vi.
Maintenance
Kontraktor harus memenuhi syarat perencanaan maintenance yang sesuai dengan
kebutuhan PHE ONWJ.
51
Bab 4: Perencanaan
Kontraktor harus mempekerjakan inspektor pihak ketiga yang akan membantu proses
eksekusi QA, QC, sertifikasi dan dokumentasi, juga memonitor perkembangan
proyek dan bekerja sebagai representatif dari PHE ONWJ.
ii.
iii.
iv.
PHE ONWJ memiliki hak untu mengaudit kapabilitas Kontraktor dalam sisi
keabsahan sistem. Prosedur pembenaran merupakan tanggung jawab Kontraktor
setelah dilakukannya pre atau post-award audit untuk menilai rencana dan prosedur
penjagaan kualitas.
52
Bab 4: Perencanaan
Uraian Pekerjaan
Durasi
Analisis Produktivitas
Kejelasan
Presisi
Kelengkapan
53
Bab 4: Perencanaan
Dalam melakukan uraian pekerjaan kita harus melakukan perencanaan dasar yang matang. Oleh
karena itu seorang Manajer Proyek biasanya perlu melakukan studi literatur terhadap proyekproyek yang sebelumnya pernah dilaksanakan dan juga meninjau hal-hal yang telah dilakukan
oleh tim pelaksana proyek terdahulu.
Setelah melakukan perencanaan dasar, harus ditetukan garis besar pekerjaan seperti apa.
Lengkap atau tidaknya garis besar pekerjaan tergantung pada kompleksitas suatu proyek.
Selama pengembangan lingkup pekerjaan berjalan, manajer proyek harus memastikan kecukupan
isi dengan mengkoordinasikan upaya anggota tim penulisan. Semua elemen yang bersangkutan
dari PHE ONWJ, termasuk spesialis staf fungsional, harus meninjau untuk memastikan bahwa
semua persyaratan yang diperoleh memenuhi tujuan sistem. Setelah semua komentar yang
dikumpulkan, tim penulisan akan meninjau dokumen. Manajer proyek harus memastikan bahwa
perubahan tertentu dikoordinasikan sebelum rancangan akhir dipersiapkan untuk ditinjau oleh
direktur program untuk konsistensi dengan persyaratan program.
Untuk lingkup pekerjaan yang kurang kompleks, seorang individu penulis mungkin menguraikan
persyaratan program dan mencari bantuan dari Departemen Pengadaan dan Persetujuan Bisnis
dalam memastikan bahwa lingkup pekerjaan yang cukup untuk mencapai pengadaan dan untuk
memberikan dasar yang kuat untuk kerja kontrak dan administrasi.
4.2.2 Work Breakdown Structure
WBS dapat direpresentasikan dalam diagram atau tabel. Struktur WBS mewakili hubungan
hirarkis. Peranan WBS sangat penting terutama dalam check-list pekerjaan yang sudah dan
belum dilakukan serta memudahkan pengorganisasian lingkup kerja.
Berikut dilampirkan struktur pekerjaan dari MRA-MMJ Pipeline Project sebagai berikut. WBS
dengan weight factor akan dilampiran pada Lampiran C: Work Breakdown Structure.
54
Bab 4: Perencanaan
Project
Management &
Engineering
Pipeline Detail
Design&Installation
Docmentation &As
Built
Procurement
Pipeline MRA-MMJ
Riser Clamps
Construction
Offshore Installation
Eng Support
Fabrication
Pipeline MRA-MMJ
Consumables
Mobilization/Dem
obilization
Pipeline Crossing
Material
MIGAS certification
FieldJoint Coating
55
Bab 4: Perencanaan
Perkiraan pada dasarnya tidak pernah tepat, tapi bisa meningkatkan akurasi dengan membagi
tugas estimasi menjadi tiga langkah yang berbeda: menentukan Struktur Kerja Breakdown
(WBS), memperkirakan jumlah pekerjaan dan durasi paket pekerjaan, serta menghitung jadwal
proyek.
4.2.5 Garis Besar Jadwal
Bila WBS selesai dan perkiraan durasi untuk semua paket pekerjaan selesai, maka dapat
menentukan durasi proyek secara keseluruhan. Dua metode yang paling umum untuk
memperkirakan ini dan juga dipakai dalam proyek ini adalah Critical Path Method (CPM) dan
Evaluasi Kerja Teknik Ulasan (PERT). Perbedaan antara CPM dan PERT adalah:
CPM menghitung durasi total proyek berdasarkan jangka waktu tugas individu dan saling
ketergantungan mereka. Urutan tugas menentukan waktu minimum yang dibutuhkan untuk
proyek ini adalah jalur kritis.
PERT adalah deskripsi bergambar tugas proyek sebagai jaringan dependensi. Meskipun
juga memfokuskan diri pada jalur kritis, bentuk PERT terlihat pada perkiraan waktu yang
paling mungkin untuk tugas-tugas dan waktu batas (jendela waktu) untuk tugas-tugas.
Selanjutnya, perlu perhitungan awal dan tanggal selesai, akhir mulai dan selesai tanggal.
Peritungan awal dan tanggal selesai dengan menggunakan jaringan yang baru saja dibuat.
Ketika telah mengidentifikasi awal dan tanggal selesai, akhir mulai dan tanggal selesai, dan
waktu ambang, maka dapat mengidentifikasi jalur kritis. Jalur kritis adalah jalur terpendek pada
proyek. Jika tugas pada jalur kritis yang tertunda, seluruh proyek tertunda.
Dengan semua informasi ini dirakit, maka didapat gambaran analisa ketergantungan proyek ini.
4.2.6 Schedule Basis Memorandum
Dasar Jadwal memorandum (MBS) adalah dokumen yang digunakan sebagai dasar untuk
pengembangan jadwal proyek dan membantu tim proyek dalam mengidentifikasi setiap elemen
kunci, masalah dan pertimbangan khusus (asumsi, pengecualian, dll). Nota dasar jadwal dan
tingkat kelengkapan jadwal proyek mendukung manajemen perubahan, rekonsiliasi, dan analisis.
Dokumen ini juga berfungsi sebagai alat untuk membantu setiap personil yang transisi ke
proyek, khususnya scheduler baru atau manajer proyek.
56
Bab 4: Perencanaan
Nota Jadwal dasar dapat digunakan di semua industri. PHE ONWJmenggunakan dokumen ini
sebagai kerangka kerja untuk mengembangkan proses yang sama dan set peralatan yang
berhubungan langsung dengan kebutuhan mereka.
Ruang lingkup bagian ini untuk memperkenalkan nota dasar jadwal. Dokumen ini
mendefinisikan:
strategi eksekusi
perencanaan
jalan konstruksi
jadwal kritis
asumsi
pengecualian
jadwal cadangan
57
Bab 4: Perencanaan
)
( )
x100%
58
Bab 4: Perencanaan
59
Bab 4: Perencanaan
Prioritas resiko akan menentukan mana yang layak untuk perencanaan dan yang tidak, dan harus
menjadi produk dari probabilitas dan perkiraan dampak. Jika Anda telah mampu menghitung
probabilitas dan dampak resiko dalam hal persentase dan biaya, maka Anda harus lebih tertarik
pada resiko dengan probabilitas 50 persen bahwa Anda akan berada dalam resiko dengan 10
persen kemungkinan karena mantan bernilai $ 25.000 dan yang kedua bernilai $ 10.000. Jika
Anda tidak dapat mengkuantifikasi probabilitas dan efek dalam istilah matematika, Anda harus
memberikan prioritas kurang resiko dengan kombinasi probabilitas tinggi dan rendah dan efek.
Oleh karena itu, Anda tidak perlu membuang-buang waktu perencanaan Anda untuk resiko yang
memiliki probabilitas rendah dan dampak yang rendah.
4.4.2 Perencanaan Manajemen Resiko
Rencana manajemen resiko merupakan bagian dari manajemen proyek yang berhubungan
dengan proses identifikasi dan kuantifikasi dalam menanggapi, dan mengendalikan resiko yang
melekat dalam suatu proyek. Dengan kata lain, ada perbedaan mendasar antara manajemen
resiko dan manajemen proyek. Proses manajemen proyek adalah untuk mendapat suatu tujuan,
manajemen resiko merupakan salah satu alat untuk memperlengkapi proses itu. Manajemen
resiko mempertimbangkan isu-isu yang mungkin dapat mempengaruhi proses sementara
manajemen proyek melihat proses itu sendiri. Manajemen resiko melihat bagaimana kita dapat
menghindari masalah, manajemen proyek melihat bagaimana kita bisa melampaui masalah. Ini
adalah perbedaan keduanya yang sangat sederhana dan mendasar. Dalam manajemen resiko, kita
melihat realitas sehari-hari kehidupan dan bagaimana bisa berdampak pada hal-hal yang
mungkin menghentikan kita dalam permberlaksanaan proyek.
Manajemen resiko mendefinisikan enam proses berikut:
a. Rencana manajemen resiko - proses mendefinisikan bagaimana melakukan aktivitas
manajemen resiko untuk proyek
b. Mengidentifikasi resiko - proses menentukan resiko dapat mempengaruhi proyek dan
mendokumentasikan karakteristik mereka
60
Bab 4: Perencanaan
c. Analisis resiko kualitatif - proses resiko memprioritaskan untuk analisa lebih lanjut
atau tindakan dengan menilai dan menggabungkan probabilitas mereka kejadian dan
dampak
d. Analisis kuantitatif proses numerik untuk menganalisis pengaruh resiko yang
teridentifikasi pada tujuan proyek secara keseluruhan
e. Rencana resiko tanggapan - proses pengembangan pilihan dan tindakan untuk
meningkatkan peluang dan mengurangi ancaman terhadap tujuan proyek
f. Monitor dan pengendalian resiko - proses pelaksanaan rencana resiko respon,
pelacakan resiko diidentifikasi, pemantauan resiko residu, mengidentifikasi resiko baru
dan mengevaluasi resiko proses seluruh proyek
4.4.3 Strategi Menghadapi Resiko
Setelah mengidentifikasi resiko yang layak untuk perencanaan, hal yang selanjutnya harus
dilakukan adalah memutuskan apa yang akan dilakukan tentang masing-masing istilah. Kedua
ancaman dan peluang membutuhkan strategi respon. Berikut ini berlaku untuk resiko negatif atau
ancaman:
Terima - setelah melalui analisis cara lain untuk menanggapi resiko dengan mencapai
kesimpulan bahwa tidak mengubah rencana proyek adalah pendekatan yang paling masuk
akal dari semua karena setiap respon lainnya memiliki biaya yang melebihi manfaatnya
atau karena biaya resiko tidak dapat dihindari. Penerimaan resiko harus mencakup
pertimbangan rencana back-up atau contingency plan, termasuk penggunaan manajemen
cadangan baik dalam anggaran dan / atau jadwal untuk mengakomodasi acara resiko jika
itu benar-benar terjadi.
Mengurangi - mitigasi resiko berarti mengurangi probabilitas atau konsekuensi dari
ancaman yang diterima. Misalnya, untuk menghindari resiko dalam menghasilkan produk
yang unaccpetable, mungkin harus diputuskan untuk membangun dalam pengujian lebih
dari satu kali.
61
Bab 4: Perencanaan
Transfer - transferensi berarti pergeseran ancaman kepada pihak ketiga. Ada banyak
contoh pendekatan semacam ini yang diterapkan melalui ketentuan kontrak dengan pihak
ketiga yang terlibat dalam proyek. Persyaratan asuransi bagus untuk pergeseran ancaman
bahaya fisik atau pribadi. Melikuidasi kerusakan untuk ancaman pengalihan penyelesaian
tertunda keterlambatan proyek. Bahkan istilah kompensasi melibatkan transfer ancaman
karena kontrak harga tetap membuat Kontraktor menderita akibat overrungs biaya dan
memungkinkan Kontraktor bertambah manfaat penghematan biaya, sedangkan kontrak
biaya-plus-persen-fee mengalokasikan ancaman-ancaman potensial dan manfaat kepada
pembeli.
Hindari - strategi ini membutuhkan perubahan rencana proyek untuk menghilangkan
ancaman atau kondisi atau tujuan proyek. Hal ini mungkin memerlukan penghilangan
aspek yang tidak penting dari ruang lingkup proyek yang menempatkan seluruh proyek
dalam bahaya. Sebagai contoh, jika beberapa vendor menawarkan komponen proyek
utama dan vendor pilihan tidak sehat secara finansial, Anda dapat memilih untuk
menggunakan bentuk produk yang kurang menarik sumber yang lebih handal untuk
menghindari ancaman kebangkrutan vendor dan kerja yang tidak.
Seperti resiko negatif atau ancaman, resiko positif atau peluang harus direncanakan. Berikut ini
adalah proses yang harus diperhatikan dalam menanggapi resiko positif:
Terima - adalah sama dengan resiko negatif. Penerimaan harus mencakup penggunaan
cadangan manajemen baik dalam anggaran dan / atau jadwal untuk merebut kesempatan
jika terjadi.
Meningkatkan - seperti mengurangi pada periode sebelumnya, meningkatkan
memodifikasi ukuran kesempatan. Artinya, dapat meningkatkan probabilitas dan / atau
dampak dengan mengidentifikasi dan memaksimalkan pendorong utama. Misalnya, untuk
meningkatkan opprotunity menghasilkan produk unggulan, mungkin memutuskan untuk
membangun dalam pengujian lebih dari oiece baru dari perangkat lunak. Dengan cara ini,
meningkatkan kemungkinan meningkatnya bisnis dan mengurangi rework.
62
Bab 4: Perencanaan
63
Bab 4: Perencanaan
64
Bab 4: Perencanaan
Selain itu, Perwakilan PHE ONWJ mungkin, setiap saat, mengeluarkan nota lapangan dengan
salah satu dari tujuan berikut:
Sebagai klarifikasi
Sebagai permintaan untuk perkiraan biaya dan efek pada jadwal kerja tambahan
4.5.5 Rapat
i. Rapat Mingguan
Pertemuan mingguan akan diadakan di kantor PHE ONWJ atau pada setiap tempat kerja,
tergantung pada kebijaksanaan PHE ONWJ.
Agenda:
-
General HSE
Teknis query
Identifikasi perubahan
Bahan tinjauan
Isu lain
65
Bab 4: Perencanaan
Personel lain yang dianggap perlu oleh Perwakilan Kontraktor atau PHE ONWJ
Pertemuan manajemen mungkin terjadi antara Manajemen PHE ONWJ dan Manajemen
Kontraktor seperti yang disepakati antar pihak.
Pertemuan-pertemuan lain dapat diadakan atas permintaan Kontraktor atau PHE ONWJ
tentang hal-hal tertentu seperti rapat harian yang singkat membahas kegiatan yang terkait.
Pertemuan harian singkat akan diadakan selama konstruksi lepas pantai dan operasi
instalasi, dan selama Pra-Commissioning dengan agenda yang khas sebagai berikut:
-
HSE
66
Bab 5: Monitoring
BAB 5
MONITORING
5.1 Pengawasan Biaya
5.1.1 Penjelasan
Terdapat banyak metode yang digunakan untuk cost monitoring suatu proyek. Berdasar kepada
Project Management Body of Knowledge (PMBOK), metode yang biasa digunakan dalam proses
pengawasan keuangan adalah sebagai berikut:
a. Sistem kontrol perubahan biaya: Mendefinisikan prosedur dimana baseline biaya dapat
berubah.
b. Pengukuran Kinerja: Digunakan untuk mengakses besarnya setiap variasi yang terjadi.
c. Manajemen perolehan nilai/Earn Value Management (EVM): Selalu mengukur kinerja
proyek dengan menghubungkan dan membandingkan tiga variabel independen:
-
d. Perencanaan Tambahan: perubahan yang memerlukan perkiraan biaya baru atau revisi
atau analisis pendekatan alternatif.
e. Perangkat lunak manajemen proyek dan spreadsheet. Beberapa jenis perangkat lunak
sering digunakan untuk melacak biaya yang direncanakan versus biaya aktual dan untuk
meramalkan pengaruh perubahan biaya.
f. Output dari pengendalian biaya: perkiraan biaya direvisi, update anggaran, tindakan
korektif, perkiraan selesai, penutupan proyek, dan pelajaran.
5.1.2 Laporan Biaya
Kontraktor wajib memperbaharui dan menyampaikan laporan biaya kepada perusahaan pada
tanggal 25 setiap bulannya, kecuali diperintahkan lain oleh PHE ONWJ. Item yang tercantum
67
Bab 5: Monitoring
pada laporan biaya tersebut harus sesuai dengan Kontrak dan terdiri dari, minimal, sebagai
berikut:
Paket Kerja, Fasilitas, Unit Kerja, dan Sub Unit Kerja sesuai kebutuhann
Deskripsi Item
Tren jumlah
Selain laporan biaya diatas, kontraktor juga harus mengembangkan, memperbaharui, dan
menyerahkan perubahan register kontrak dan menampilkan semua detail terkait untuk
pemberitahuan perubahan kontrak (CCNs).
5.1.3 Kurva-S Biaya
Kontraktor wajib menyampaikan kurva-s Level-0 dari biaya proyek yang menunjukkan angka
tambahan dan kumulatif (direncanakan vs aktual). Kurva-s biaya harus diperbarui dan
disampaikan kepada PHE ONWJ secara bulanan.
68
Bab 5: Monitoring
69
Bab 5: Monitoring
Ketika slip dengan besar 5% atau lebih dari rencana awal dialami, atau satu minggu pada jalur
kritis dari jadwal selama 90% pertama dari durasi proyek, setiap slip kegiatan pada jalur kritis
selama 10% terakhir dari durasi proyek, kontraktor harus mengajukan rencana semua upaya
pemulihan secara merinci dan sumber daya yang dibutuhkan untuk mempertahankan tanggal
Penyelesaian sesuai dengan waktu yang direncanakan. Rencana pemulihan harus disetujui oleh
PHE ONWJ dan harus mencakup Jadwal CPM Gantt Chart, kurva-s, Charts kapasitas tenaga
kerja, dan rencana aksi narasi. Sebuah rencana dengan tanggal Penyelesaian diperpanjang tidak
dianggap sebagai rencana pemulihan valid.
70
Bab 5: Monitoring
Pelacakan Dokumen
Semua dokumen yang akan dikeluarkan untuk diperiksa atau dikomentari PHE
ONWJ, diperoleh dari kontraktor termasuk dari sub-kontraktor dan vendor harus
dicatat dalam Master Document Register (MDR). MDR kontraktor itu harus minimal
mengandung :
Nomor dokumen
Judul dokumen
Kode revisi
71
Kemajuan progres
Status persetujuan
Bab 5: Monitoring
ii.
Dokumen Pengajuan
Sebelum diserahkan kepada PHE ONWJ, dokumen harus cukup lengkap. PHE ONWJ
berhak untuk menolak dokumen yang memiliki keslahan besar, atau secara
substansial tidak lengkap.
Lembar Dokumen pengiriman harus menunjukkan nomor dokumen, kode revisi,
status masalah, judul dokumen, dan jumlah salinan disampaikan. Setiap informasi
lain yang relevan dengan review harus dijelaskan pada pengiriman Dokumen
Semua dokumen harus dikeluarkan dengan status jelas dan ditunjukkan dalam kolom
deskripsi blok judul sebagai berikut:
iii.
Dokumen Akhir
Semua dokumen yang akan disediakan oleh kontraktor dalam dokumentasi akhir
harus tesedia dalam bentuk original. Kontraktor wajib menyampaikan indeks untuk
persetujuan untuk setiap pengguna dokumentasi akhir atau berkas sebelum kompilasi.
iv.
Data Elektronik
Kontraktor harus menyediakan semua dokumentasi dan dokumentasi akhir dalam
format elektronik. Format dan isi untuk diserahkan pada PHE ONWJ dalam format
CD-ROM dengan indeks elektronik yang lengkap atau terdaftar. Dokumen yang
diterbitkan untuk informasi harus dinilai berdasarkan kasus per kasus.
Kemajuan Aktual
Dalam rangka untuk menyajikan kemajuan aktual penyelesainan kerja, kontraktor wajib
mengembangkan dan menyelesaikan lembar perhitungan aktual. Lembar perhitungan
harus mencerminkan detail terendah item / kiriman yang akan diukur (Level-5) dan
konsisten akan mengikat kembali ke aktivitas individu didefinisikan dalam Jadwal tingkat
4. Item tersebut termasuk, namun tidak terbatas pada, sebagai berikut:
72
Bab 5: Monitoring
ii.
A. DOCUMENTS
Incremental % Complete
1. Commence Work
10%
15%
20%
30%
25%
Total
100%
B. PROCUREMENT
Incremental % Complete
1.
5%
2.
15%
3.
30%
50%
73
100%
Manajemen Proyek PT PHE ONWJ
Studi Kasus : MRA MMJ Pipeline Project
Bab 5: Monitoring
Incremental % Complete
1. Complete Mobilisation
50%
2. Complete Demobilisation
50%
Total
100%
Berdasar kontrak perjanjian Exhibit E antara kontraktor dengan PHE ONWJ, kriteria
pengukuran kemajuan mengenai manajemen, fabrikasi, load-out, sea-fastening,
transportasi, mobilisasi, instalasi, pra-komisioning, dan lain-lain diajukan oleh kontraktor
lalu disetujui PHE ONWJ sebelum eksekusi atau pelaksanaan.
iii.
Bobot Pekerjaan
Demi mencapai target kemajuan, kontraktor harus mengembangkan faktor bobot
pekerjaan yang diterapkan untuk semua elemen / item yang membangun total pekerjaan.
Faktor bobot pekerjaan tersebut diajukan oleh kontraktor untuk diperiksa dan disetujui
bersama dengan lembar perhitungan kemajuan. Dalam rangka untuk mempertahankan
konsistensi pada laporan kemajuan, faktor bobot pekerjaan yang ditugaskan tidak akan
diubah selama eksekusi tanpa Persetujuan Kontrak.
iv.
Konten Indonesia
Sesuai dengan peraturan Pemerintah Indonesia, kontraktor wajib melakukan Kerja
dengan memaksimalkan konten Indonesia. Presentas konten Indonesia yang telah ada
harus dipenuhi atau dilampaui kontraktor.
Kemajuan pada laporan bulanan harus dilaporkan secara rinci yang cukup seperti yang
dipersyaratkan oleh PHE ONWJ dan termasuk rincian dari rencana semula, aktual, dan
penjelasan naratif pada bagian dimana tujuan rencana belum terpenuhi.
Setelah pekerjaan selesainya, Jika tujuan tidak terpenuhi karena kesalahan pada bagian
dari kontraktor, maka sanksi non-keuangan atau keuangan akan dikenakan pada
kontraktor sesuai dengan semua peraturan pemerintah dan peraturan yang berlaku.
74
Bab 5: Monitoring
Pencegahan (menjaga kesalahan dari proses) dan pemeriksaan (menjaga kesalahan dari
tangan pelanggan)
75
Bab 5: Monitoring
Sample atribut (hasilnya baik sesuai atau tidak sesuai) dan sample variabel (hasilnya
berperingkat pada skala kontinu yang mengukur tingkat kesesuaian).
Toleransi (kisaran tertentu hasil yang dapat diterima) dan batas kontrol (tresholds, yang
dapat mengindikasikan apakah proses tersebut berada di luar kendali).
76
Bab 5: Monitoring
o Ulasan (R)
Kegiatan untuk meninjau dokumen sebelum eksekusi.
o Verifikasi (V)
Sebuah kegiatan yang ditunjuk di bidang manufaktur / fabrikasi dimana PHE
ONWJ atau badan otoritas sertifikasi yang ditunjuk, melalui verifikasi, harus
mengkonfirmasi dengan bukti pemeriksaan dan penyediaan, bahwa langkahlangkah pemeriksaan yang ditentukan, pengujian atau dokumen telah dipenuhi.
o Persetujuan (A)
Suatu kegiatan untuk menyetujui dokumen sebelum eksekusi.
77
Bab 5: Monitoring
Deskripsi item
Daftar penawar
Penawar terpilih
Data tanggal pengiriman bagi pemasok / vendor, bahan, peralatan, suku cadang utama
(terjadwal / perkiraan / aktual)
Tanggal permintaan pengiriman menuju lokasi meliputi bahan, peralatan, suku cadang
utama (direncanakan / perkiraan / aktual)
Rekaman kontak terbaru untuk vendor / supplier untuk mempercepat / inspeksi tujuan
Kontraktor wajib memasukkan perkiraan inspeksi jangka pendek dalam Laporan mingguan
kepada PHE ONWJ serta perkiraan inspeksi program untuk tiga (3) minggu berikutnya.
ii.
Pemeriksaan Laporan
78
Bab 5: Monitoring
79
Bab 5: Monitoring
5.5 Laporan
Kontraktor wajib menyampaikan laporan harian, mingguan, dan bulanan berkala yang diperlukan
untuk PHE ONWJ termasuk semua lampiran yang diperlukan dalam hard copy dan format
elektronik.
5.5.1 Laporan Harian
Kontraktor wajib menyusun dan menyampaikan Laporan Kemajuan Harian (DPR) untuk semua
kegiatan lepas pantai.
5.5.2 Laporan Mingguan
Kontraktor wajib menyusun dan menyampaikan laporan mingguan yang mencakup semua
kegiatan yang relevan dengan pekerjaan minggu sebelumnya. Laporan harus diperbarui setiap
minggu dan disampaikan kepada PHE ONWJ dalam satu (1) hari sebelum Rapat Mingguan yang
akan diselenggarakan pada hard copy dan format elektronik. Sebelum hari penutupan bisnis
mingguan (Jumat). Isi Laporan Mingguan, minimal, meliputi item berikut:
Ringkasan perkembangan
Presentasi aktual vs baseline Lengkap dengan tanggal diantisipasi dan aktual untuk
pekerjaan yang relevan
Kekhawatiran / isu
Lampiran:
80
Bab 5: Monitoring
Selain itu, PHE ONWJ dan kontraktor mungkin memerlukan informasi tambahan lainnya yang
dianggap perlu terkait dengan laporan mingguan.
5.5.3 Laporan Bulanan
Kontraktor wajib menyusun dan menyampaikan laporan bulanan yang mencakup semua kegiatan
yang relevan dengan Kerja bulan sebelumnya dan laporan tersebut harus diperbarui secara
bulanan. Kontraktor wajib menyerahkan draft laporan bulanan untuk ditinjau Perusaaan dalam
waktu tujuh (7) hari kalender dari bulanan sebelum penerbitan laporan bulanan akhir. Tanggal
laporan penutupan bulanan harus berada di dekat Jumat terakhir dari setiap bulan.
Isi dari laporan bulanan, minimal, meliputi item berikut:
-
Manajemen Ringkasan:
Ringkasan Eksekutif
Kekhawatiran / isu
Biaya kinerja
Kemajuan ringkasan bulanan berdasar paket pekerjaan, fasilitas sesuai dengan perintah
kerja yang relevan
Lampiran:
o Kurva-s keseluruhan
o Jadwal ringkasan proyek
o Jadwal master proyek
81
Bab 5: Monitoring
Kontraktor juga wajib melampirkan lembar pernyataan dalam laporan bulanan dan menunjukkan
tanda tangan vendor / pemasok / sub-kontraktor yang menyatakan bahwa faktur mereka dalam
beberapa bulan sebelumnya telah dibayarkan kontraktor. Lembar pernyataan tersebut adalah
wajib dan harus menjadi dasar untuk pemotongan pembayaran. PHE ONWJ akan memutuskan
mana vendor / pemasok / sub-kontraktor harus tercantum dalam lembar pernyataan.
Selain itu, PHE ONWJ dan kontraktor mungkin memerlukan informasi tambahan lainnya yang
dianggap perlu terkait dengan laporan mingguan, contohnya seperti dalam lampiran C Konten
tabel laporan bulanan.
5.5.4 Laporan penutupan
Kontraktor wajib menyusun dan menyampaikan laporan untuk ditinjau dan disetujui PHE ONWJ
sebagai bagian dari Dokumentasi Akhir. Laporan penutupan harus merupakan ringkasan yang
komprehensif dari kemajuan pencapaian pekerjaan penyelesaian kontrak beserta tanggalnya.
Kontraktor harus mengembangkan laporan untuk menutupi, minimal, semua bagian rinci dalam
penutupan tabel laporan dari konten yang disediakan dalam Lampiran E.
Kontraktor harus menyerahkan minimal satu laporan asli dan salinan lengkap serta soft copy
dalam CD-Rom.
82
Bab 6 : Penutup
BAB 6
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari pengerjaan laporan kerja praktek mengenai Manajemen
Proyek PHE ONWJ dengan subjek MRA-MMJ Pipeline Project adalah poin-poin sebagai
berikut:
1. Keseluruhan pengerjaan proyek pada PHE ONWJ menggunakan pedoman basis Capital
Value Process milik BP. Metode ini merupakan cara pengambilan keputusan bisnis
terbaik dengan tahap-tahap yang mencakup awal hingga akhir.
2. Pengerjaan proyek pada PHE ONWJ dilakukan oleh kontraktor EPCI dengan ruang
lingkup pekerjaan sebagai berikut:
a. Engineering
b. Procurement/Pengadaan
c. Construction/Konstruksi
d. Installation/Instalasi
3. Pada pengukuran progress proyek, PHE ONWJ menggunakan sistem Earn Value
Management.
6.2 Saran
Pemfokusan manajemen proyek pada kinerja kontraktor EPCI, khususnya pada Time Control
dan Procurement Control akan memberikan keefektifan kinerja proyek secara keseluruhan.
Dibutuhkan komunikasi yang baik antara PHE ONWJ dengan kontraktor EPCI terpilih,
sehingga tercapai kesesuaian antara persyaratan servis dan material yang diberikan perusahaan
dengan yang telah disediakan kontraktor EPCI.
83