Anda di halaman 1dari 109

LAPORAN KEGIATAN

PROGRAM NON GELAR RISET–PRO TAHUN 2019

TAILOR MADE COURSE (TMC) KEMITRAAN

“LITHIUM-ION BATTERY RECYCLING R&D”

Koordinator : : Ade Utami Hapsari, S.T., M.T.


Peserta Pelatihan : Retna Deca Pravitasari, S.T., M.T.
Yuwana Pradana, S.T., M.T.
Muhammad Dikdik Gumelar, S.T.,M.Si.
Aghni Ulma Saudi, S.T.
Dr. Deni Shidqi Khaerudini, M.Sc
Wiwie Chaeruni, S.T.
Ferri Hermawan, A.md
Bayu Samodra, S.T.
Annisaa Taradini, S.T., M.T.
Tempat Penyelenggara : Western Michigan University
Pelatihan Haenicke Institute for Global Education and College of
Engineering and Applied Science, USA
Durasi Pelatihan : 25 Oktober – 10 November 2019
Nama Satker Peserta : Pusat Teknologi Material (PTM) – BPPT
Pelatihan Pusat Penelitian Fisika (P2F) – LIPI
Balai Besar Teknologi Konversi Energi (B2TKE) – BPPT

1
RINGKASAN EKSEKUTIF
RISET-PRO NON DEGREE PROGRAM 2019
“Lithium Ion Battery Recycling R&D”
Haenicke Institute for Global Education and
College of Engineering and Applied Science
Western Michigan University, USA
25 Oktober – 10 November 2019

Pemanfaatan listrik terus tumbuh mengingat inovasi teknologi berbasis listrik tumbuh pesat dan
digunakan di hampir semua sektor, terutama di sektor rumah tangga dan komersial. Perkiraan
konsumsi listrik meningkat rata-rata 6,0% per tahun pada 2050 atau 7,4 kali dibandingkan dengan
konsumsi pada 2016. Komponen utama yang tidak dapat dipisahkan dari peningkatan permintaan
listrik adalah penyimpanan energi. Penyimpanan energi umumnya dikenal sebagai akumulator
atau baterai. Baterai yang paling dominan adalah baterai isi ulang Li-ion (LIB). Konsumsi global
LIB dari tahun 2000 naik menjadi 500 juta sel Li-ion, dengan pertumbuhan dan ekspansi 800%
selama 10 tahun mulai dari tahun 2000.

Di Indonesia, penggunaan baterai ini paling sering ditemukan pada HP, tablet, dan laptop. Pada
tahun 2016, BPS (Biro Statistik Indonesia) mengidentifikasi penggunaan baterai, sebagai berikut:
dalam komponen bank daya sekitar 14 juta unit / tahun, lampu darurat 900 ribu unit / tahun, dan
peralatan rumah tangga lainnya 1,2 juta unit / tahun . Untuk pasar ponsel saja, pada 2018, 9,7 juta
unit ponsel cerdas yang disematkan dengan LIB dijual; data ini tidak termasuk untuk tablet dan
laptop. Isu nasional terkini adalah implementasi mobil listrik secara nasional untuk memenuhi
kendaraan ramah lingkungan. Karena itu, pemerintah sendiri sedang menyiapkan regulasi
mengenai mobil ramah lingkungan. Diharapkan dengan regulasi tersebut, pasar kendaraan listrik
di Indonesia dapat tumbuh dengan cepat. Pertumbuhan produksi kendaraan listrik harus mencakup
banyak bidang (luas). Diperkirakan pada tahun 2020 jumlah baterai yang harus dibuang atau
didaur ulang adalah sekitar 250.000 ton. Namun, baterai mengandung bahan yang berbahaya bagi
lingkungan. Oleh karena itu, mengembangkan proses daur ulang baterai adalah suatu keharusan.
Selain itu, jumlah bahan baku baterai terbatas. Di Indonesia, hingga saat ini belum ada teknologi
yang telah diadopsi untuk mengatasi masalah baterai limbah ini. Penelitian daur ulang LIB telah

2
dilakukan sejak 2019 di PTM-BPPT dengan tujuan merancang teknologi daur ulang LIB di
Indonesia. Oleh karena itu, lokakarya atau pelatihan daur ulang LIB sangat penting untuk
mendukung pemerintah dalam merancang konsep teknologi daur ulang yang akan diterapkan di
Indonesia.

Kegiatan pelatihan diadakan di Haenicke Institute for Global Education dan College of
Engineering and Applied Science, Western Michigan University (WMU), USA pada tanggal 25
Oktober - 10 November 2019. Kegiatan ini dihadiri oleh 5 peserta dari Pusat Teknologi Material
(PTM) - BPPT, 4 peserta dari Balai Besar Teknologi Konversi Energi (B2TKE) - BPPT, dan 1
peserta dari Pusat Penelitian Fisika (P2F) - LIPI. Melalui training ini, kami memperoleh
pengetahuan dan keterampilan dalam teknologi pengembangan baterai dan teknologi mendaur
ulang baterai lithium-ion, terutama yang terkait dengan proses sintesis, pembuatan, dan pengujian
untuk memanfaatkan bahan limbah yang ada, sehingga dapat dibedakan dengan jelas kualitas
baterai daur ulang dan prosedur yang tepat yang dapat dipertimbangkan untuk implementasi
dengan proses daur ulang yang ramah lingkungan. Selain itu, ada juga kegiatan kunjungan ke
beberapa fasilitas universitas, laboratorium dan pusat penelitian yang memiliki minat yang sama
pada pengembangan teknologi daur ulang, termasuk: Laboratorium Baterai Li, Pusat daur ulang
kertas, sistem bangunan Smart Building Technologic, sistem PV energi hijau dan Daur ulang
baterai lithium-ion. Kunjungan ini tentu saja memberikan wawasan dan tinjauan umum serta
gambaran kepada kami tentang sejauh mana penelitian dan pengembangan dari dasar ke aplikasi
daur ulang baterai di Amerika Serikat secara umum dan implementasi yang tepat dari teknologi
tersebut bila diterapkan dalam waktu dekat di Indonesia. Melalui kegiatan ini, kami juga
membangun jaringan penelitian kolaboratif dengan Pusat Penelitian Baterai Li-ion WMU, AS di
bidang teknologi Pengembangan dan Daur Ulang Baterai Lithium-ion serta menciptakan tim yang
solid antara unit penelitian di wilayah PUSPIPTEK (PTM-BPPT , B2TKE-BPPT, dan P2F-LIPI)
untuk mengumpulkan pengetahuan dan keterampilan yang memadai dalam penelitian dan
pengembangan teknologi Daur Ulang Baterai Lithium-ion.

3
EXECUTIVE SUMMARY
RISET-PRO NON DEGREE PROGRAM 2019
“Lithium Ion Battery Recycling R&D”
Haenicke Institute for Global Education and
College of Engineering and Applied Science
Western Michigan University, USA
25th October – 10th November 2019

Electricity utilization continues to grow considering that electricity-based technological


innovations are growing rapidly and used in almost all sectors, especially in the household and
commercial sectors. The forecast of electricity consumption increases by an average of 6.0% per
year in 2050 or 7.4 times comparing with the consumption in 2016. The main component that
cannot be separated from the increasing of electricity demand is energy storage. Energy storage is
commonly known as an accumulator or battery. The most dominant of a battery is Li-ion
rechargeable battery (LIB). LIB's global consumption from 2000 rose to 500 million Li-ion cells,
with 800% growth and expansion for 10 years starting from 2000.

In Indonesia, the use of these batteries is most often found on HP, tablets, and laptops. In 2016,
the BPS (Indonesian Statistical Bureau) was identified the battery usage, as follow: in power bank
components of about 14 million units/year, emergency lights of 900 thousand units/year, and other
home appliances of 1.2 million units/year. For the mobile phone market only, in 2018, 9.7 million
units of smartphones embedded with LIB were sold; this data is not including for the tablets and
laptops. The recent of national issue is the implementation of electric car nationally in order to
meet the environmentally friendly vehicle. Therefore, the government itself is preparing the
regulation regarding environmentally friendly car. It is expected that with those regulation, the
electric vehicle market in Indonesia can grow rapidly. The growth of the production of electric
vehicles should be covered many areas (vast). It is estimated that by 2020 the number of batteries
that must be discarded or recycled are around 250,000 tons. However, batteries contain the
materials that are harmful to the environment. Therefore, developing the battery recycling process
is a must. In addition, there are limited quantities of battery raw materials. In Indonesia, until
currently there is no any technology that has been adopted for overcoming this waste battery issues.

4
The research on recycling of LIB has been carried out since 2019 at PTM-BPPT with the aim of
designing LIB recycling technology in Indonesia. Therefore, workshop or training on LIB
recycling is a crucial in order to support the government in designing recycling technology concept
to be implemented in Indonesia.
The training activities were held at Haenicke Institute for Global Education and College of
Engineering and Applied Science, Western Michigan University (WMU), USA on 25th October
– 10th November 2019. This activity attended by 5 participants from the Centre of Material
Technology (PTM) – BPPT, 4 participants from the National Laboratory for Energy Conversion
Technology (B2TKE) – BPPT, and 1 participant from the Research Center for Physics (P2F) -
LIPI. Through this participation, we gain the knowledge and know-how into the core of technology
on battery development and recycling lithium-ion batteries, especially related with the synthesis,
manufacturing and testing processes to utilize the existing waste materials, so it can be clearly
distinguished the quality of recycled batteries and the proper procedure that can be considered for
the implementation with environmentally friendly recycling processes. In addition, there are also
scheduled of visiting into several university facilities, laboratories and research centres that have
similar interest on recycling technologies development, including: Li Battery laboratory, Centre
of Paper recycling plant, Smart Building Tech Environmental system, Green energy PV system
and Lithium-ion battery recycling. This visit certainly gains such insight and overview to us about
the extent of research and development from the fundamental into the application on battery
recycling in the United States of America in general and appropriate implementation of such
technology when applied in the near future in Indonesia. Through this activity, we also established
a collaborative research network with Li Battery Research Centre of WMU, USA in the field of
Lithium-ion technology Battery Development and Recycling as well as creating the solid team
between the research unit in PUSPIPTEK area (PTM-BPPT, B2TKE-BPPT, and P2F-LIPI) in
order to gather adequate knowledge and skills in research and development of Lithium-ion Battery
Recycling technology.

5
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................................... 6

DAFTAR TABEL ....................................................................................................................... 7

DAFTAR GAMBAR .................................................................................................................. 8

A. PENDAHULUAN ............................................................................................................. 11
1. Latar Belakang .................................................................................................................. 11
2. Tujuan ................................................................................................................................ 14
3. Waktu Pelaksanaan ........................................................................................................... 15
4. Tempat Pelaksanaan.......................................................................................................... 15

B. HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................................................... 16

C. RENCANA TINDAK LANJUT ( RE-ENTRY PROGRAM ) ......................................... 76

D. LESSON LEARNED ........................................................................................................ 78

E. LAMPIRAN ...................................................................................................................... 80

6
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Jadwal pelaksanaan kegiatan tailor made course di Western Michigan University ....... 16
Tabel 2. Properties dari beberapa jenis anode material LIB ......................................................... 23
Tabel 3. Spesifikasi Baterai NCM ................................................................................................ 36
Tabel 4. Hasil Uji Formation Coin Cell 1 .................................................................................... 38
Tabel 5. Hasil Uji Formation Coin Cell 3 ..................................................................................... 39
Tabel 6. Hasil Uji Formation Coin Cell 5 ..................................................................................... 40
Tabel 7. Karakteristik NCM 523 formasion 1404 cycle (James A. Gilbert et al.,2017) ............. 42
Tabel 8. Perbandingan nilai hambatan sebelum dan setelah formation ........................................ 47
Tabel 9. Perbandingan sifat katoda material LIB ......................................................................... 49
Tabel 10. Nilai Kapasitas spesifik saat pengisian dan pengosongan selama 3 siklus pada sel
baterai 1, 2, dan 3 .......................................................................................................................... 52
Tabel 11. Nilai efisiensi coulombic dan kapasitas retention pada baterai 1, 2, dan 3 pada 3 siklus
....................................................................................................................................................... 53
Tabel 12. Nilai resistansi sebelum dan sesudah pengujian pada sel baterai nomor 1 ................... 55
Tabel 13. Hasil tes formasi ........................................................................................................... 59
Tabel 14. Perbandingan nilai resistansi sebelum dan sesudah formation test .............................. 60
Tabel 15. Perbandingan Keuntungan dan Kerugian Technology Recycling ................................ 70
Tabel 16. Perbandingan Keuntungan dan Kerugian Technology Pre Treatment untuk Recycling
....................................................................................................................................................... 71

7
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Pentingnya penguasaan teknologi recycling .............................................................. 12


Gambar 2. Flagship Prioritas Riset Nasional (PRN) 2020-2024 Bidang Fokus Energi ............... 13
Gambar 3. Roadmap kegiatan ....................................................................................................... 13
Gambar 4. Sambutan Western Michigan University untuk Mahasiswa dan Tamu Internasional 19
Gambar 5. (a). Skema proses pengisian-pengosongan LIB; (b). Current collector pada elektroda
....................................................................................................................................................... 21
Gambar 6. Kurva hasil proses pengisian-pengosongan ................................................................ 21
Gambar 7. Anode Material LIB .................................................................................................... 23
Gambar 8. Komposisi Lithium- ion Battery ............................................................................. 25
Gambar 9. Proses Charged and Discharged Lithium - ion Battery............................................... 26
Gambar 10. Lithium – ion Battery Separator............................................................................... 26
Gambar 11. Grafik Lissajous ........................................................................................................ 27
Gambar 12. Model ekuivalen rangkaian impedansi .................................................................... 28
Gambar 13. Kombinasi rangkaian ................................................................................................ 28
Gambar 14. Rangkaian RC seri ................................................................................................... 29
Gambar 15. RC seri grafik Y ....................................................................................................... 29
Gambar 16. RC seri grafik Z......................................................................................................... 29
Gambar 17. Rangkaian RC parallel .............................................................................................. 29
Gambar 18. RC parallel grafik Z .................................................................................................. 30
Gambar 19. RC parallel respon Z terhadap Frekuensi .................................................................. 30
Gambar 20. RC parallel respon fasa terhadap Frekuensi ............................................................. 30
Gambar 21. Rangkaian simplified randles cell ............................................................................. 31
Gambar 22. Simplified randle cell respon Z terhadap frekuensi .................................................. 31
Gambar 23. Simplified randle cell respon fasa terhadap frekuensi .............................................. 31
Gambar 24. Rangkaian mixed kinetic & diffusion control ........................................................... 32
Gambar 25.. Mixed kinetic & diffusion control respon Z terhadap frekuensi .............................. 32
Gambar 26. Mixed kinetic & diffusion control respon Z terhadap frekuensi ............................... 32
Gambar 27. Beberapa tipe LIB ..................................................................................................... 35
Gambar 28. Proses Penimbangan bahan pembuatan material katoda........................................... 36
Gambar 29. Proses pemotongan lembaran NCM523 dalam Alumunium .................................... 37
Gambar 30. Proses Pembuatan Coin Cell Battery dalam Glove Box ........................................... 38
Gambar 31. Columbic efficiency coin cell No.1 .......................................................................... 39
Gambar 32. Specific capacity charge-discharge coin cell No.1 ................................................... 39
Gambar 33. Columbic efficiency coin cell No.3 .......................................................................... 40
Gambar 34. Specific capacity charge-discharge coin cell No.3 ................................................... 40
Gambar 35. Columbic efficiency coin cell No.5 .......................................................................... 41
Gambar 36. Specific capacity charge-discharge coin cell No.5 ................................................... 41
Gambar 37. Grafik Voltage vs Spec. Capacity saat charge-discharge coin cell 1. ....................... 42
8
Gambar 38. Grafik Voltage vs Spec. Capacity saat charge-discharge coin cell 3. ....................... 43
Gambar 39. Grafik Voltage vs Spec. Capacity saat charge-discharge coin cell 5. ....................... 43
Gambar 40. Grafik voltage vs capacity NCM 532 pada siklus ke-1 ............................................ 44
Gambar 41. Kurva Plot Nquist Coin cell 3 sebelum formation .................................................... 45
Gambar 42. Kurva Plot Nquist Coin cell 3 setelah formation ...................................................... 45
Gambar 43. Fitting kurva Nquist sebelum formation ................................................................... 46
Gambar 44. Circuit Model kurva Nquist sebelum formation ....................................................... 46
Gambar 45. Fitting kurva Nquist setelah formation ..................................................................... 46
Gambar 46. Circuit Model kurva Nquist sebelum formation ....................................................... 47
Gambar 47. (a). Skema proses pengisian-pengosongan LIB; (b). Current collector pada elektroda
....................................................................................................................................................... 49
Gambar 48. Struktur kristal LiCoO2 ............................................................................................. 49
Gambar 49. Proses pembuatan katoda baterai .............................................................................. 50
Gambar 50. Proses Perakitan Baterai............................................................................................ 51
Gambar 51. Grafik kapasitas spesifik saat pengisian dan pengosongan selama tiga siklus pada sel
baterai 1, 2, dan 3 .......................................................................................................................... 51
Gambar 52. Grafik nilai coulombic efficiency dan capacity of retention selama tiga siklus pada
sel baterai 1, 2, dan 3 .................................................................................................................... 52
Gambar 53. Siklus pengisian dan pengosongan sel baterai nomor 1,2, dan 3 selama 3 siklus .... 53
Gambar 54. Perkiraan rangkaian sel baterai nomor 1 yang terjadi sebelum dan sesudah pengujian
....................................................................................................................................................... 54
Gambar 55. Nilai impedansi secara aktual dan menggunakan software sebelum dan sesudah
pengujian pada sel baterai no.1 ..................................................................................................... 55
Gambar 56. Susunan baterai lithium-ion ...................................................................................... 57
Gambar 57. Grafik specific capacity of charge vs specific capacity of discharge ....................... 58
Gambar 58. Grafik coulombic efficiency vs capacity retention ................................................... 58
Gambar 59. Grafik hasil cycle test ................................................................................................ 59
Gambar 60. Hasil impedance test ................................................................................................. 60
Gambar 61. Equivalent circuit untuk baterai LiFePO4 ................................................................. 60
Gambar 62. Sharing session and site visit solar garden ................................................................ 63
Gambar 63. Skema Solar Garden Program untuk penduduk Michigan........................................ 64
Gambar 64. Voltammogram ......................................................................................................... 65
Gambar 65. Beberapa bentuk voltammogram .............................................................................. 65
Gambar 66. Proses reaksi kimia pada elektroda ........................................................................... 67
Gambar 67. Voltammogram dari 3 mekanisme ............................................................................ 68
Gambar 68. Proses Recycling Li-ion Secara umum ..................................................................... 70
Gambar 69. Tanda-tanda dan ruangan khusus untuk mengumpulkan barang dan baterai bekas . 73
Gambar 70. Tim Rispro menonton pertandingan Hockey sebagai bagian dari acara penutupan
training dengan ditemani oleh Edward Montgomery (President WMU)...................................... 74
Gambar 71. Kegiatan Re-Entry hasil Training RisetPro tentang “Recycling Battery Li-ion” ..... 77

9
Gambar 72. Unit Kerja yang terlibat dalam Training Rispro Tahun 2019 ................................... 77

10
A. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Pemanfaatan listrik terus berkembang mengingat inovasi teknologi berbasis listrik
tumbuh pesat dan digunakan hampir di semua sektor, terutama di sektor rumah tangga dan
komersial. Kebutuhan listrik meningkat rata-rata sebesar 6% per tahun hingga tahun 2050 atau
menjadi 7,4 kali lipat dari konsumsi tahun 2016. Komponen yang tidak dapat dilepaskan dari
adanya peningkatan kebutuhan energi listrik adalah perangkat penyimpanan energi itu sendiri
(energy storage). Penyimpan energi umumnya dikenal dengan akumulator atau baterai. Jenis
baterai yang paling dominan adalah baterai rechargeable jenis lithium-ion (Li-ion). Konsumsi
global baterai Li-ion dari 2000 naik menjadi 500 juta sel Li-ion dengan pertumbuhan dan
ekspansi 800% selama 10 tahun mulai dari tahun 2000. Di Indonesia, penggunaan baterai ini
paling sering dijumpai pada smartphone, tablet, dan laptop.
Pada tahun 2016, BPS mengidentifikasi penggunaan baterai pada komponen
powerbank sebesar 14 juta unit/tahun, lampu darurat sebesar 900 ribu unit/tahun, dan
peralatan rumah lain dengan baterai sebesar 1,2 juta unit/tahun. Untuk pasar smartphone saja,
pada tahun 2018, terjual 9.7 juta unit smartphone yang menggunakan baterai Li-ion. Data
tersebut belum termasuk penjualan tablet dan laptop.
Pengembangan teknologi membawa isu penggunaan mobil listrik sebagai kendaraan
ramah lingkungan marak belakangan ini. Pemerintah Indonesia sendiri sedang menyiapkan
peraturan penggunaan mobil ramah lingkungan, yang diharapkan dengan adanya regulasi
tersebut, pasar kendaraan listrik di Indonesia bisa berkembang pesat. Dengan pertumbuhan
produksi kendaraan listrik yang sangat besar, diperkirakan pada tahun 2020 sekitar 250.000ton
baterai akan diproduksi untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Namun, yang menjadi masalah, baterai Li-on mengandung bahan yang berbahaya
terhadap lingkungan, sehingga menjadikan proses daur ulang baterai sebuah urgensi. Selain
itu, alasan lain pengolahan material dari limbah baterai Li-ion perlu dilakukan adalah karena
adanya keterbatasan bahan baku material untuk baterai, sementara permintaan bahan baku
terus meningkat. Hingga saat ini, Indonesia belum mempunyai teknologi yang dapat mengolah
material dari limbah baterai Li-ion (Gambar 1). Riset tentang daur ulang baterai Li-ion baru
dilakukan pada tahun 2019 di Pusat Teknologi Material BPPT dengan target desain teknologi
daur ulang baterai Li-ion di Indonesia. Oleh karena itu, pelatihan tentang Li-ion Battery

11
Recycling menjadi sangat penting untuk membantu pemerintah dalam mendesain teknologi
recycling diterapkan di Indonesia.

Gambar 1. Pentingnya penguasaan teknologi recycling

Pengajuan kegiatan Tailor Made Course ini terkait dengan Flagship Prioritas Riset
Nasional (PRN) 2020-2024 pada Gambar 2 yaitu “Pengembangan dan Penguasaan
Penyimpanan Energi (Energy Storage)” terutama topik riset dan inovasi “Penguasaan
Teknologi Pengolahan Limbah Baterai Lithium”. Oleh karena itu, diperlukan sumber daya
manusia dengan kemampuan dan keahlian yang memadai di bidang ini.
Pengajuan kegiatan Tailor Made Course ini juga terkait dengan Flagship Renstra di
BPPT tentang Teknologi Daur Ulang Baterai (Battery Recycling), selaras dengan PRN tersebut
di atas. Adapun output yang diharapkan berupa pilot project teknologi pengolahan limbah
baterai berbasis lithium. Substansi dari kegiatan pelatihan ini yaitu untuk mempelajari tentang
teknologi daur ulang baterai Li-ion terutama dari segi pre-treatment, metode recycling process,
dan desain teknologi.

12
Gambar 2. Flagship Prioritas Riset Nasional (PRN) 2020-2024 Bidang Fokus Energi

Adapun roadmap dari kegiatan pengolahan material dari limbah baterai Li-ion yang
merupakan kegiatan dari DIPA Pusat Teknologi Material (PTM) pada tahun 2020 – 2024
ditampilkan pada Gambar 3 berikut.

Gambar 3. Roadmap kegiatan


13
Oleh sebab itu, kegiatan Tailor Made Course ini dapat menghasilkan output antara lain
sebagai berikut:
 Peningkatan kualitas SDM IPTEK di BPPT, khususnya di Pusat Teknologi Material,
dalam peningkatan kompetensi, skill, knowledge dan capacity building pada bidang riset
dan pengembangan teknologi pengolahan material dari limbah baterai Li-ion.
 Terbentuknya jaringan kerjasama dengan Western Michigan University, di bidang
teknologi R & D pengolahan material dari limbah baterai Li-ion.
 Terciptanya jejaring riset antara BPPT (Indonesia), LPNK (dengan LIPI), dan lembaga
riset/universitas di Amerika Serikat khususnya dengan Western Michigan University
(WMU).
 Penguasaan tentang teknologi pengolahan material dari limbah baterai Li-ion dari segi
pengembangan proses recycling yang lebih baik dan ramah lingkungan

2. Tujuan
Tujuan umum pelaksanaan kegiatan training ini adalah untuk mempelajari tentang teknologi
pengolahan limbah baterai Li-ion menggunakan proses pirometalurgi dan hidrometalurgi.
Tujuan pelaksanaan Tailor Made Course ini dapat dirinci sebagai berikut:
 Meningkatkan kualitas SDM IPTEK di BPPT, khususnya di Pusat Teknologi Material,
dalam peningkatan kompetensi, skill, knowledge dan capacity building pada bidang riset
dan pengembangan teknologi pengolahan material dari limbah baterai Li-ion.
 Membentuk jaringan kerjasama dengan Western Michigan University, di bidang
teknologi R & D pengolahan material dari limbah baterai Li-ion.
 Menciptakan jejaring riset antara BPPT (Indonesia), LPNK, dan perguruan tinggi di
Indonesia dengan lembaga riset/universitas di Amerika Serikat khususnya dengan
Western Michigan University.
 Menguasai tentang teknologi pengolahan material dari limbah baterai Li-ion dari segi
pengembangan proses recycling yang lebih baik dan ramah lingkungan

14
3. Waktu Pelaksanaan
Kegiatan Tailor Made Course dilaksanakan selama 17 hari (termasuk perjalanan), mulai
dari 25 Oktober – 10 November 2019 di Western Michigan University, Haenicke Institute for
Global Education and College of Engineering and Applied Science, USA.

4. Tempat Pelaksanaan
Haenicke Institute for Global Education didirikan pada tahun 1998 merupakan salah
satu fakultas di Western Michigan University (WMU) yang memiliki dua program daur ulang,
yaitu daur ulang baterai dan kantong plastik. WMU telah mendaur ulang semua jenis baterai
selama bertahun-tahun. Tujuan utama pemilihan Haenicke Institute for Global Education
sebagai tempat pelatihan adalah untuk mendapatkan pengetahuan terkait proses daur ulang
baterai yang bersifat efisien, ekonomis dan berkelanjutan. Bekerja sama dengan salah satu
industri yang berlokasi di Kalamazoo Michigan US, WMU telah mendaur ulang sebagian besar
baterai mobil listrik. Untuk itu, Haenicke Institute for Global Education WMU sebagai salah
satu institusi R&D unggulan di USA yang bergerak di bidang daur ulang baterai merupakan
tempat pelatihan yang tepat untuk kegiatan Tailor Made Course ini.

Nama Lembaga Western Michigan University

Haenicke Institute for Global Education and College of


Engineering and Applied Science, USA
Alamat Kalamazoo MI 49008-5245
United States of America
Website https://www.wmich.edu/international
Contact Person 1 Annette Cummins
Special Projects and Business Manager
Ellsworth Hall, Kalamazoo, MI 49008-5245
Phone (269) 387-5890
Fax (269) 387-0630
Website: http://international.wmich.edu

15
B. HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Hasil Pelaksanaan
Kegiatan training ini memberikan topik yang berkaitan dengan teknologi baterai dan
recyclingnya, meliputi jenis baterai, material bahan baku baterai, manufaktur, testing
performance, serta teknologi recycling baterai Li-ion untuk menghasilkan bahan baku material
baterai kembali. Adapun jadwal pelaksanaan kegiatan tailor made course yang diselenggarakan
selama total 17 hari (termasuk perjalanan) mulai tanggal 25 Oktober 2019 sampai dengan 10
November 2019 di Haenicke Institute for Global Education, Western Michigan University
(WMU) adalah seperti terlampir pada table 1
Tabel 1. Jadwal pelaksanaan kegiatan tailor made course di Western Michigan University

Day Day, Date Activity


1 Friday, 25 Oct 2019 Departure to Kalamazoo, Michigan
2 Saturday, 26 Oct 2019 Arrive in Kalamazoo, Michigan
3 Sunday, 27 Oct 2019 Training Preparation
Welcoming Reception
4 Monday, 28 Oct 2019 -Program Briefing.
-Introduction to Western Michigan University (WMU) and all
related facilities with the program
- Explore WMU and Kalamazoo
5 Tuesday, 29 Oct 2019 Topic 1: Introductions of Lithium-Ion Batteries
Topic 2 : Cathode Materials
6 Wednesday, 30 Oct 2019 Topic 3 : Anode Material
Topic 4 : Other Components in Li-ion Batteries
Topic 5 : Fundamentals of Li-Ion Batteries
7 Thursday, 31 Oct 2019 Topic 6 : Test on Li-Ion Batteries
Site Visit to laboratory Lithium-ion battery
Lab session: Making a Coin Cell
8 Friday, 01 Nov 2019 Lab session: Making a Coin Cell Con’t
Lab Session : EIS before Formation and Formation Testing

16
9 Saturday, 02 Nov 2019 Brainstorming Session on Develop Fast Charge Battery
Wrap-Up and Summary Week 1
10 Sunday, 03 Nov 2019 Internal Discussion
Preparation for Final Report and Next week Session training
11 Monday, 04 Nov 2019 Lab session: Testing of new battery recycle, EIS curves, etc
12 Tuesday, 05 Nov 2019 Explore Parkview Campus Battery for Solar Garden
13 Wednesday, 06 Nov 2019 Review and summarize tested results from lab session
Group Discussion for Final Report
14 Thursday, 07 Nov 2019 Introduction Lithium-ion battery recycling
Pyrometallurgy
Hydrometallurgy
Biometallurgy
15 Friday, 08 Nov 2019 Visit : Lithium - ion Recycling WMU Fasilities Management
16 Saturday, 09 Nov 2019 Wrap-up, Concluding and closing
17 Sunday, 10 Nov 2019 Depart from Kalamazoo, Michigan

Uraian kegiatan untuk tiap-tiap hari training dijabarkan sebagai berikut:


 Hari ke-1: Jumat, 25 Oktober 2019
Kegiatan : Keberangkatan ke Kalamazoo, USA
Hasil Pelaksanaan:
Tim berangkat dari Bandara Soekarno Hatta- Cengkareng dengan menggunakan maskapai
American Airlines operated by Japan Airlines dengan terlebih dahulu transit di Narita - Jepang
dan tujuan Chicago O’Hare International Airport, yang kemudian dilanjutkan dengan
penerbangan domestik menggunakan American Airlines menuju Battle Creek Kalamazoo
Airport. Penerbangan berjalan dengan lancar dan sesuai dengan yang telah dijadwalkan.

17
 Hari ke-2: Sabtu, 26 Oktober 2019
Kegiatan : Tiba di Kalamazoo, USA
Hasil Pelaksanaan:
Tim tiba di Kalamazoo, USA tepatnya melalui Battle Creek Kalamazoo Airport pada pukul 7
malam waktu setempat, setelah itu rombongan langsung menuju ke tempat training di wilayah
kampus Western Michigan University, kota Kalamazoo, USA.

 Hari ke-3: Minggu, 27 Oktober 2019


Kegiatan : Welcoming reception
Hasil Pelaksanaan:
Tim diterima oleh Haenicke Institute Associate Provost yaitu Dr. Zagalo – Melo, Bussiness
Manager Haenicke Institute yaitu Annete Cummins, dan Assistant Director of Center for
English Language and Culture for International Students (CELCIS) yaitu Cristie Bierlein.
Haenicke Institute for Global Education merupakan salah satu fakultas yang membawahi
program-program internasional di Western Michigan University. Dr. Zagalo – Melo selaku
kepala Haenicke Institute for Global Education menyambut dan menerima dengan baik. Beliau
berharap agar kegiatan training selama 2 minggu ke depan dapat berjalan dengan lancar dan
bermanfaat bagi para peserta.

 Hari ke-4: Senin, 28 Oktober 2019


Kegiatan : Program Orientation and Introduction to Western Michigan University
Hasil Pelaksanaan:
Sebelum masuk ke sesi materi training, tim dibekali dengan pengenalan terhadap lingkungan
kampus Western Michigan University. Rombongan dipandu oleh Ms. Cristie Bierlein dibawa
berkeliling ke berbagai tempat dan fasilitas di kampus Western Michigan University (WMU).

Western Michigan University merupakan top 100 public university dengan 265 program
sarjana, master, dan doctoral. Kampus ini berlokasi di kota Kalamazoo, yang merupakan
bagian dari wilayah Michigan. Jumlah mahasiswa mencapai 23.500 dengan populasi
mahasiswa internasional mencapai 1800. Lulusan dari universitas ini 92% berada pada tingkat
kesuksesan dan sekitar 247.000 alumninya tersebar di 140 negara dan seluruh Amerika.

18
Haenicke Institute for Global Education didirikan pada tahun 1998 merupakan salah satu
fakultas di Western Michigan University (WMU). Fakultas ini didirikan untuk mengakomodir
kegiatan mahasiswa internasional, proram internasional, pelatihan internasional. Bekerja sama
dengan Fakultas Teknik dengan program Engineering and Applied Sciences, beberapa
program internasionalnya yaitu program daur ulang, yaitu daur ulang baterai dan kantong
plastik. WMU telah mendaur ulang semua jenis baterai sejak tahuun 2009. Untuk mendukung
mahasiswa internasional terdapat program Center for English Language and Culture for
International Students (CELCIS) untuk membantu proses adaptasi mahasiswa dan tamu
internsional di lingkungan kampus.

Gambar 4. Sambutan Western Michigan University untuk Mahasiswa dan Tamu Internasional

Program Engineering and Applied Sciences Western Michigan University merupakan tenaga
penggerak untuk edukasi dan riset multidisiplin untuk energi alternative seperti solar panel
dan energy storage termasuk program daur ulang didalamnya. Tujuan dari Engineering and
Applied Sciences Western Michigan University melakukan riset dasar di energy storage
khususnya baterai Li-ion untuk meningkatkan kinerja dan durabilitas dengan novel materials,
arsitektur dan operating strategy, sementara untuk komersialisasi dengan transfer teknologi
ke industry, WMU juga melakukan pendekatan ke publik dengan edukasi tentang manfaat

19
dari solar panel dan menjualnya kepada masyarakat. Untuk masalah proses daur ulang battery
Li-ion, WMU meningkatkan fasilitas di lingkungan kampus dengan menerapkan program
daur ulang dimana nanti ada industry yang mengambil sampah baterai li-ion di lingkungan
kampus.

 Hari ke-5: Selasa, 29 Oktober 2019


Kegiatan:
Mengunjungi fasilitas-fasilitas di Western Michigan University yang berhubungan dengan
pelatihan, materi kelas tentang “Introduction of Lithium-ion Batteries” dan “Cathode Materials”.
Hasil Pelaksanaan:
“Introduction of Lithium-ion Batteries” oleh Dr. Qingliu Wu
Materi pengenalan teknologi baterai berisi tentang sejarah singkat, teori dasar, komponen LIB, dan
istilah-istilah yang harus dipahami pada sifat performa baterai. Tahun 2019, peraihan nobel bidang
kimia memberikan penghargaan pada pengembangan LIB. Baterai yang ringan dan dapat diisi
ulang. Baterai saat ini banyak digunakan pada semua aspek kehidupan, mulai dari ponsel hingga
kendaraan listrik. Baterai juga dapat menyimpan energi dalam jumlah yang besar dari sumber
energi terbarukan seperti tenaga surya dan angin sehingga dapat menggantikan penggunaan bahan
bakar fossil.
Komponen utama baterai terdiri dari katoda (elektroda oksidasi), anoda (elektroda reduksi),
elektrolit sebagai media perpindahan ion litium, dan separator sebagai pemisah elektroda dan jalur
perpindahan elektrolit. Pada elektroda diberikan current collector yang memiliki konduktivitas
tinggi untuk mengalirkan arus dari atau menuju elektroda selama proses pengisian dan
pengosongan (charge-discharge).
Pada proses pengosongan (discharging), ion litium bergerak dari anoda menuju katoda dan terjadi
perubahan energi kimia menjadi energi listrik. Untuk proses pengisian (charging), ion litium
bergerak dari katoda menuju anoda dan terjadi perubahan energi listrik menjadi kimia.

20
Gambar 5. (a). Skema proses pengisian-pengosongan LIB; (b). Current collector pada elektroda

Gambar 6. Kurva hasil proses pengisian-pengosongan


“Cathode Materials of Lithium-ion Batteries” oleh Dr. Qingliu Wu
Materi tentang material katoda pada baterai lithium-ion menjelaskan tentang jenis-jenis katoda
pada baterai lithium-ion. Katoda merupakan bagian terpenting pada baterai dan setengah harga
dari produksi baterai merupakan harga dari katoda. Katoda diklasifikasikan menjadi 3 berdasarkan
struktur kristalnya, yaitu: layered, spinel, dan olivine. LiCoO2 adalah contoh baterai dengan
layered structure, yang mana transfer ion lithium terjadi pada 2 dimensi. Untuk spinel structure,
transfer ion dilakukan pada 3 dimensi, contoh katoda komersial dengan struktur kristal spinel
adalah LiMn2O4. Sedangkan struktur kristal olivine, transfer ion terjadi pada 1 dimensi, contoh
katoda komersialnya adalah LiFePO4.

21
 Hari ke-6: Rabu, 30 Oktober 2019
Kegiatan:
Pemberian materi di kelas.

Hasil Pelaksanaan:
“Anode Materials of Lithium-ion Batteries” oleh Dr. Qingliu Wu
Materi anode material ini berisi tentang penjelasan dan penjabaran material yang sering
digunakan untuk bagian anode pada Lithium Ion Battery (LIB). Penjelasan tipe anode material
untuk LIB meliputi fungsi dari anode pada LIB, tipe material untuk LIB dan representative dari
material anode. Pada sesi ini dijelaskan secara umum mengenai persyaratan yang dibutuhkan untuk
material anode dengan mengambil perbandingan beberapa jenis material yang sering digunakan
sebagai anoda pada LIB.
Beberapa requirement /persyaratan ideal pada material untuk bahan anode LIB yaitu sebagai
berikut :
- High reversible capacity
- Low potential against cathode
- High rate capability
- Long cycle life
- Low cost
- Excellent abuse tolerance
- Environmental compatibility

22
Gambar 7. Anode Material LIB
Beberapa jenis material yang digunakan untuk anoda LIB memiliki keunggulan dan kelemahan
pada masing masing sifatnya. Beberapa material tersebut diantaranya Graphite, Lithium titanate
(LTO), Silikon (Si),Germanium (Ge) dan Stannum (Sn) yang memiliki material properties yang
berbeda.
Tabel 2. Properties dari beberapa jenis anode material LIB

23
Pada penggunaan material anode ke depan material anode berbasis silicon dan metal memiliki
peluang memberikan hasil yang optimal. Sifat pendukung lain untuk penggunaan anoda material
yaitu pada struktur nano yang akan berpengaruh pada energy density yang semakin besar Hasil
penelitian menunjukkan bahwa kedua material tersebut memiliki beberapa sifat sebagai berikut
Material berbasis silicon:
- Memiliki perubahan volume yang besar
- Memiliki kapasitas decay yang cepat
- Memiliki high irreversible capacity loss
- Memiliki operasi tegangan yang tinggi
Material berbasis metal
- Dendrite growth
- Side reaction

“Others Components in Lithium Batteries“ oleh Dr. Qingliu Wu


Komponen utama dalam lithium battery adalah anoda dan katoda. Untuk komponen lain dalam
lithium battery adalah elektolit, elektrolit additives, separator, currents colector, Binders, Tabs,
Pounch Material, Case, Battery Management Systems. Semua komponen ini di assembling
menjadi satu kesatuan menjadi battery Lithium. Pada masing –masing komponen mempunyai
funsi dan jenis yang berbeda – beda tergantung Lithium Battery yang akan dibentuk. Gambar
dibawah ini adalah kontruksi dari lithium Battery :

24
Gambar 8. Komposisi Lithium- ion Battery

a. Elektrolit
Persyaratan yang diperlukan untuk menjadi elektoli pada lithium battery, sebagai berikut :
1. Mempunya kemampuan electrochemical yang stabil
2. Konduktor yang baik
3. Electronic insulator
4. Stabil dalam keadaan panas
5. Harga murah
6. Ramah lingkungan.
Elektolit yang bisa digunakan merupakan jenis organic ester, yang dapat dicampur dari dua atau
lebih pelarut. Salah satunya adalah LiAsF6. Dengan adanya persyaratan seperti itu mekanisme
dalam lithium battery untuk proses charged dan discharged dapat berjalan secara baik digambarkan
pada gambar dibawah ini :

25
Gambar 9. Proses Charged and Discharged Lithium - ion Battery

b. Separators.
Bahan separator yang dapat digunakan adalah fiber glass, flexible plastic, dan nylon.
Battery lithium biasanya mengunakan separator jenis PP, PE dan low thermal resistance.

Gambar 10. Lithium – ion Battery Separator

Lithium battery banyak digunakan untuk kendaraan listrik. Untuk komponen yang ada pada
lithium battery dengan kemampuan fast charging sama seperti battery lithium pada umumnya
yaitu terdiri dari anoda, katoda, elektolit, elektrolit additives, separator, currents colector, Binders,
Tabs, Pounch Material, Case, dan perlu adanya Battery Management Systems. Yang membedakan
battery lithium dengan kemampuan fast charging terdapat dalam material anoda dan katodanya.
Performance lithium battery tergantung dari material yang digunakan sebagai anoda dan
katodanya. Adapun untuk mengetahui performance dari lithium battery diperlukan pengujian
battery tersebut.

26
 Hari ke-7: Kamis, 31 Oktober 2019
Kegiatan:
Pemberian materi di kelas.

Hasil Pelaksanaan:
“Test on Lithium-Ion Batteries, Elecrochemical Impedance Spectroscopy (EIS) ” oleh Dr.
Qingliu Wu
Merupakan salah satu metode/cara untuk mendapatkan nilai tahanan dalam baterai dengan cara
memberikan sedikit gangguan pada sistem, berupa gelombang sinus dan lain sebagainya, dan
kemudian diamati respon sistem untuk kemudian diketahui impedansi sistem.
Gangguan yang diberikan pada sistem dapat berupa:
- Gelombang sinus
- Gelombang multi sinus
- Step
- Random noise
Impedansi Elektrokimia secara normal dapat diukur dengan sinyal 3-10 mV dan menghasilkan
respon sel berbentuk pseudo-linear, yaitu arus membentuk sinusoid terhadap frekuensi namun
bergeser sebesar fasanya. Pergeseran fasa dapat pula dilihat pada grafik Lissajous yang terbentuk
oleh grafik arus dan tegagan seperti dibawah ini:

Gambar 11. Grafik Lissajous

27
Respon yang dihasilkan oleh impedansi sistem dapat diplot menggunakan Nyquist Plot dan Bode
Plot (menampilkan frekuensi)
Impedansi yang diukur harus valid, hal ini dapat diketahui dari:
- Prosedur umum matematika Kramer-Kronig (K-K) untuk memverifikasi data impedansi
- Harus memenuhi 4 kriteria:
o Linear
o Kausalitas
o Stabil
o Finit
Impedansi sistem ditulis dalam persamaan matematika sebagai berikut:

Gambar 12. Model ekuivalen rangkaian impedansi


Sel elektrokimia dapat dimodelkan menggunakan elemen sirkuit tunggal, namun kebanyakan
model EIS terdiri dari sejumlah elemen yang terhubung baik secara seri, paralel, maupun
kombinasi keduanya

Gambar 13. Kombinasi rangkaian

28
Beberapa contoh respon impedasi dan impedansi dari sel elektrokimia:
1. RC seri

Gambar 14. Rangkaian RC seri

Gambar 15. RC seri grafik Y

Gambar 16. RC seri grafik Z

2. RC paralel

Gambar 17. Rangkaian RC parallel

29
Gambar 18. RC parallel grafik Z

Gambar 19. RC parallel respon Z terhadap Frekuensi

Gambar 20. RC parallel respon fasa terhadap Frekuensi

30
3. Simplified randles cell

Gambar 21. Rangkaian simplified randles cell

Gambar 22. Simplified randle cell respon Z terhadap frekuensi

Gambar 23. Simplified randle cell respon fasa terhadap frekuensi

31
4. Mixed kinetic & Diffusion control

Gambar 24. Rangkaian mixed kinetic & diffusion control

Gambar 25.. Mixed kinetic & diffusion control respon Z terhadap frekuensi

Gambar 26. Mixed kinetic & diffusion control respon Z terhadap frekuensi

32
 Hari ke-8: Jumat, 1 November 2019
Kegiatan:
Lab Session, dibagi dalam 3 grup.

Hasil Pelaksanaan:
“Making Coin Cell” and “Formation Testing” oleh Tim Laboratorium Dr. Qingliu Wu
Terdapat 3 tim yang masing masing membuat baterai LiCoO2, LiPO4, dan NMC. Langkah langkah
pembuatan baterai sebagai berikut
1. Pembuatan Slurry (2gr)
 5% karbon hitam : 0.1 gr
 10% binder (13.5% larutan PVDF) : 1.5 gr
 85% active material (LiCoO2, atau LiPO4, atau NMC)
 2 ml solvent
2. Masukkan seluruh bahan-bahan dalam wadah bersih, aduk, tambahkan zirconium oxide
3. Masukkan slurry kedalam alat pengaduk ultrasonic, cek hingga didapat kekentalan yang diinginkan
4. Siapkan alumunium yang sudah diratakan pada lempengan kaca
5. Ambil sedikit slurry, bubuhkan pada lembaran alumunium, kemudian ratakan menggunakan Dr.Blade
6. Beri identitas pada alumunium
7. Masukkan di oven pada suhu 50-60 C selama 30 menit
8. Masukkan pada vakum

 Hari ke-9: Sabtu, 2 November 2019


Kegiatan:
Brainstorming Session on Develop Fast Charge Battery
Wrap-Up and Summary Week 1
Hasil Pelaksanaan:
Materi yang diberikan pada minggu ini adalah materi tentang material komponen baterai meliputi
material anoda baterai, material katode baterai, separator, elektrolit, dll. Untuk riset awal Fast
Charge Battery sebaiknya dimulai dari material anode karena jenis material untuk anode tidaklah
banyak. Material anode yang banyak dikembangkan untuk material fast charge baterai adalah
berbasis LTO. Sifat pendukung lain untuk penggunaan anoda material yaitu pada struktur nano
yang akan berpengaruh pada energy density yang semakin besar. LTO yang berpartikel nano akan

33
lebih baik pada 5C atau C-Rate yang lebih tinggi. Mampu beroperasi pada nilai C-rate diatas 4
menunjukan bahwa material anode tersebut dapat digunakan sebagai material fast charge battery.

 Hari ke-10: Minggu, 3 November 2019


Kegiatan:
Internal Discussion
Preparation for Final Report and Next week Session training

Hasil Pelaksanaan:
Kerja kelompok untuk membahas hasil testing battery Li-Ion. Kelompok yang sudah dibagi dalam
grup kemudian diminta untuk membuat laporan yang akan dipresentasikan untuk dibahas scara
bersama hasil dari masing-masing karakteristik battery.

 Hari ke-11: Senin, 4 November 2019


Kegiatan:
Lab Session, dibagi dalam 3 grup
Lab session: Testing of new battery recycle, EIS curves, etc Oleh Tim Laboratorium Dr. Qingliu
Wu

Hasil Pelaksanaan:
Grup 1.
Grup 1. terdiri dari Ade Utami Hapsari, Muhammad Dikdik Gumelar, Bayu Samodra.
Grup 1 mendapatkan studi kasus untuk melakukan pembuatan dan testing serta
karakterisasi baterai NCM.
Baterai ion litium atau LIB merupakan salah satu baterai yang bisa diisi ulang
(rechargeable battery). Penggunaan baterai ini semakin meningkat seiring dengan perkembangan
teknologi. Ada bermacam-macam tipe dari LIB seperti Lithium Cobalt Oxide(LiCoO2) - LCO,
Lithium Manganese Oxide (LiMn2O4) - LMO, Lithium Nickel Manganese Cobalt Oxide
(LiNiMnCoO2) - NMC, Lithium Iron Phosphate(LiFePO4) - LFP, dan Lithium Nickel Cobalt
Aluminum Oxide (LiNiCoAlO2) - NCA. Masing-masing mempunyai keunggulan dan
kekurangannya. Gambar 1 di bawah ini membandingkan tipe-tipe dari baterai ion lithium.

34
Dapat diketahui bahwa Baterai Lithium Nickel Manganese Cobalt Oxide (LiNiMnCoO2)
– NMC mempunyai karakteristik yang stabil dari sisi spesifik energi, specific daya, keamanan,
performa, maupun harga dibandingkan dengan tipe yang lain. Sehingga baterai Li-ion tipe NMC
ini sering digunakan untuk peralatan industri, peralatan medis, sepeda atau motor listrik bahkan
untuk mobil listrik. Karakteristik dari baterai Lithium Nickel Manganese Cobalt Oxide
(LiNiMnCoO2) – NMC ditunjukkan oleh table di bawah ini.
Tabel 1. Karakteristik Baterai Litium NMC

Gambar 27. Beberapa tipe LIB


[https://batteryuniversity.com/learn/article/types_of_lithium_ion, access at Nov 6, 2019]

35
Tabel 3. Spesifikasi Baterai NCM

PEMBUATAN BATERAI LITIUM


Langkah langkah dalam pembuatan baterai litium adalah sebagai berikut
9. Pembuatan Slurry (2gr) untuk material katoda pada baterai lithium
 5% karbon hitam : 0.1 gr
 10% binder (13.5% larutan PVDF) : 1.5 gr
 85% active material NMC : 4,8 mg – 5 mg
 2 ml solvent

Gambar 28. Proses Penimbangan bahan pembuatan material katoda

36
10. Masukkan seluruh bahan-bahan dalam wadah bersih, aduk, tambahkan zirconium oxide
11. Masukkan slurry kedalam alat pengaduk ultrasonic, cek hingga didapat kekentalan yang
diinginkan.
12. Siapkan alumunium yang sudah diratakan pada lempengan kaca
13. Ambil sedikit slurry, bubuhkan pada lembaran alumunium, kemudian ratakan menggunakan
Dr.Blade
14. Beri identitas pada alumunium
15. Masukkan di oven pada suhu 50-60 C selama 30 menit
16. Masukkan pada vakum selama 8 jam
17. Potong lembaran alumunium (katoda) menjadi beberapa potongan untuk di assembly sebagai
sebuah baterai lithium

Gambar 29. Proses pemotongan lembaran NCM523 dalam Alumunium


18. Assembly baterai lit ium di dalam glove box
19. Baterai lithium dengan material NMC sebagai katoda siap untuk di karakterisasi

37
Gambar 30. Proses Pembuatan Coin Cell Battery dalam Glove Box

PENGUJIAN BATERAI
Dalam pembuatan baterai litium tersebut, dibuat 3 buah coin cell baterai lithium yang
selanjutnya akan dilakukan tes impedansi sebelum pengujian formation, formation test, dan tes
impedansi setelah pengujian formation pada baterai litium. Di bawah ini merupakan perbandingan
hasil pengujian formation pada ketiga coin cell.

1) Formation Test
Tabel 4. Hasil Uji Formation Coin Cell 1

Columbic Eff
Total of Cycle Capacity Retention (%)
(%)
1 65,89 91,218
2 85,75 97,49
3 91,13 100

38
101 100
100 90
99 80

 Columbic Eff (%)


98

 Capacity Retention (%)


70
97
60
96
50
95
94 40
93 30
92 20
91 10
90 0
0 1 2 3 4
Cycle number

Gambar 31. Columbic efficiency coin cell No.1

250.0 154.0

 Specific Capacity of Discharge


 Specific Capacity of Charge

152.0
200.0
150.0
150.0 148.0
(mAh/g)

146.0

(mAh/g)
100.0 144.0
142.0
50.0
140.0
0.0 138.0
0 1 2 3 4
Cycle number

Gambar 32. Specific capacity charge-discharge coin cell No.1

Tabel 5. Hasil Uji Formation Coin Cell 3

Total of Cycle Columbic Eff (%) Capacity Retention (%)

1 69,48 87,18
2 92,18 97,33
3 97,17 100

39
101 100
100 90
99 80

 Columbic Eff (%)


98

 Capacity Retention (%)


70
97
60
96
50
95
40
94
93 30
92 20
91 10
90 0
0 1 2 3 4
Cycle number

Gambar 33. Columbic efficiency coin cell No.3

250.0 154.0

 Specific Capacity of Discharge


 Specific Capacity of Charge (mAh/g)

152.0
200.0
150.0

150.0 148.0

(mAh/g)
146.0
100.0 144.0
142.0
50.0
140.0
0.0 138.0
0 1 2 3 4
Cycle number

Gambar 34. Specific capacity charge-discharge coin cell No.3

Tabel 6. Hasil Uji Formation Coin Cell 5

Total of Cycle Columbic Eff (%) Capacity Retention (%)

1 76,21 93,92
2 93,31 98,35
3 96,66 100

40
101 100
100 90
99 80
98

 Columbic Eff (%)

 Capacity Retention (%)


70
97
60
96
50
95
40
94
93 30

92 20
91 10
90 0
0 1 2 3 4
Cycle number

Gambar 35. Columbic efficiency coin cell No.5

250.0 154.0

 Specific Capacity of Discharge


 Specific Capacity of Charge (mAh/g)

152.0
200.0
150.0

150.0 148.0

(mAh/g)
146.0
100.0 144.0
142.0
50.0
140.0
0.0 138.0
0 1 2 3 4
Cycle number

Gambar 36. Specific capacity charge-discharge coin cell No.5

Karakterisasi formation yang dilakukan memperoleh beberapa data electrical properties dari NCM
523 antara lain cycle charge-dischare, capacities, columbic efficiency dan lain-lain. Efisiensi
Faraday atau efisiensi coulombic menggambarkan efisiensi muatan elektron yang ditransfer dalam
suatu sistem reaksi elektrokimia. Electrical properties coin cell hasil manufacture dibandingkan
dengan literatur sejenis yang menghasilkan data seperti pada tabel 5. Dari hasil perbandingan dapat
dilihat bahwa terdapat kesamaan data electrical properties sehingga data ang dihasilkan dapat
dipertanggungjawabkan.

41
Tabel 7. Karakteristik NCM 523 formasion 1404 cycle (James A. Gilbert et al.,2017)

Selanjutnya ditinjau dari grafik charge – discharge untuk setiap koin cell di bawah ini,
didapatkan hasil bahwa koin cell nomor 3 adalah koin yang terbaik dalam hal pembuatan koin cell
baterai.
 Coin Cell 1

Gambar 37. Grafik Voltage vs Spec. Capacity saat charge-discharge coin cell 1.

42
 Coin Cell 3

Gambar 38. Grafik Voltage vs Spec. Capacity saat charge-discharge coin cell 3.

 Coin Cell 5

Gambar 39. Grafik Voltage vs Spec. Capacity saat charge-discharge coin cell 5.

43
Grafik hasil pengujian pada koin cell 3 selaras dengan teori grafik charging-discharging
pada gambar 2. Dengan tegangan open-circuit sebesar 2.85V, tegangan cut off sebesar 4.3 V, dan
spesifik kapasitas pada saat discharge berada pada nilai 150 mAh/g pada setiap siklus.

Pembuatan coin cell NCM 523 ini dengan 3 sampel pengulangan dapat dikatakan menghasilkan
karakteristik yang hampir sama, dalam artian proses pembuatan coin cell NCM 523 sudah sesuai
prosedur. Hasil karakterisasi specific capacity NCM 523 bila dibandingkan dengan literature yang
membuat baterai yang sama (Xiaodong Jiang., et al 2015), didapat karakteristik yang sama seperti
contoh gambar 40.

Gambar 40. Grafik voltage vs capacity NCM 532 pada siklus ke-1
Xiaodong Jiang., et al . Int. J. Electrochem. Sci., 13 (2018) 2341 – 2354

44
2) Impedance Test
 EIS Before Formation Testing

Gambar 41. Kurva Plot Nquist Coin cell 3 sebelum formation

 EIS After Formation Testing

Gambar 42. Kurva Plot Nquist Coin cell 3 setelah formation

45
 Fitting Model Before Formation
4500
4000
3500
Z img (Ω) 3000
2500
2000 Experiment
1500 Fitting
1000
500
0
0 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000

Z real (Ω)

Gambar 43. Fitting kurva Nquist sebelum formation

Gambar 44. Circuit Model kurva Nquist sebelum formation

 Fitting Model Setelah Formation


250
225
200
175
Z img (Ω)

150
125
Experiment
100
75 Fitting

50
25
0
0 60 120 180 240 300 360 420 480 540 600
Z real (Ω)

Gambar 45. Fitting kurva Nquist setelah formation

46
Gambar 46. Circuit Model kurva Nquist sebelum formation

KESIMPULAN
Dari hasil pengujian baterai di atas, dapat diketahui bahwa impedansi (Ω) pada baterai
koin cell 3 sebelum dan setelah pengujian formation, mengalami perubahan dan dirangkum
dalam tabel di bawah ini.
Tabel 8. Perbandingan nilai hambatan sebelum dan setelah formation

Sebelum () Setelah ()

Re 1.241 1.274

Rct 215 153.3

Rsei 203.8 308.7

Rct sebelum formation lebih tinggi dari Rct setelah formation. Hal ini dikarenakan
perubahan struktur di material katoda. Sedangkan Rsei sebelum formation lebih rendah dari Rsei
setelah formation. Hal ini dikarenakan reaksi antara elektrolit dan permukaan anoda menyebabkan
terbentuknya lebih banyak SEI di dalam anoda (Lithium Metal).

Referensi
 https://batteryuniversity.com/learn/article/types_of_lithium_ion, access at Nov 6, 2019
 James A. Gilbert et al.,Cycling Behavior of NCM523/Graphite Lithium-Ion Cells in the3–
4.4 V Range: Diagnostic Studies of Full Cells and HarvestedElectrodes. Journal of The
Electrochemical Society

47
 Xiaodong Jiang., et al.Effects of LaPO4 coating on the performance of
LiNi0.5Co0.2Mn0.3O2 cathode material for lithium ion batteries Int. J. Electrochem. Sci.,
13 (2018) 2341 – 2354, doi: 10.20964/2018.03.13

Grup 2.
Grup 2. terdiri dari Retna Deca, Yuwana Pradana, Annisaa Taradini.
Grup 2 mendapatkan studi kasus untuk melakukan pembuatan dan testing serta
karakterisasi baterai LiCo.
 Tujuan
Mengetahui performa baterai ion litium menggunakan material LiCoO2 sebagai katoda dan
Lithium Metal sebagai anoda.

 Batasan Masalah
- Baterai yang diuji bersifat half cell
- Siklus yang dilakukan sebanyak 3 kali
- Lithium Metal yang digunakan sebagai anoda dilakukan sebagai referensi (dari supplier)
- Dilakukan pembuatan katoda pada glove box
- Elektrolit yang digunakan berbasis garam LiPF6 dengan perbandingan pelarut EC (Ethylene
Carbonate) : EMC (Ethyl Methyl Carbonate) 1:1.

 Teori Dasar
Baterial ion litium merupakan susunan sel elektrokimia yang dapat merubah energi kimia menjadi
listrik. Komponen utama baterai terdiri dari katoda (elektroda oksidasi), anoda (elektroda reduksi),
elektrolit sebagai media perpindahan ion litium, dan separator sebagai pemisah elektroda dan jalur
perpindahan elektrolit. Pada elektroda diberikan current collector yang memiliki konduktivitas
tinggi untuk mengalirkan arus dari atau menuju elektroda selama proses pengisian dan
pengosongan (charge-discharge).
Pada proses pengosongan (discharging), ion lithium bergerak dari anoda menuju katoda dan terjadi
perubahan energi kimia menjadi energi listrik. Untuk proses pengisian (charging), ion lithium bergerak dari
katoda menuju anoda dan terjadi perubahan energi listrik menjadi kimia.

48
Gambar 47. (a). Skema proses pengisian-pengosongan LIB; (b). Current collector pada
elektroda
Material LiCoO2 (LICO) termasuk salah satu material yang banyak digunakan sebagai material
katoda baterai. Umumnya katoda LICO digunakan untuk aplikasi baterai low performance seperti
handphone, kamera digital, dan laptop. LICO ini memiliki sifat performance yang baik dan relative
aman tetapi memiliki harga yang relative mahal pada penggunaan bahan cobalt yang tinggi
sehingga jarang digunakan untuk aplikasi electric vehicle (EV).

Gambar 48. Struktur kristal LiCoO2


Tabel 9. Perbandingan sifat katoda material LIB

(Microporous and Mesoporous Materials 268 (2018) 69–76)

49
 Metodologi
Praktikum ini meliputi eksperimen dan karakterisasi. Eksperimen yang dilakukan terdiri dari
pembuatan elektroda positif (katoda) menggunakan material LiCoO2 dan perakitan sel baterai
pada glove box, dan karakterisasi meliputi uji impedansi awal, uji siklus sebanyak tiga siklus,
dan uji impedansi akhir.
Tahap pelaksaan praktikum digambarkan dalam bagan metodologi penelitian berikut:
1. Pembuatan katoda baterai
Katoda yang digunakan pada praktikum ini adalah material LiCoO2 yang ditambahkan
dengan carbon black, PVdF, dan pelarut berupa larutan C5H9NO. Setelah dilakukan
pembuatan lapisan katoda, sampel dimasukan pada furnace untuk menghilangkan pelarut
yang ada. Katoda yang dibuat sebanyak tiga 6 lapis untuk pengganti jika ada sel baterai
yang rusak.

Gambar 49. Proses pembuatan katoda baterai


2. Perakitan sel baterai
Pada praktikum ini, sel baterai dirakit dalam bentuk koin dengan ukuran diameter sekitar 2
cm. Tahap perakitan sel baterai sehingga menjadi bentuk koin terlihat pada gambar 4.
Pemberian elektrolit dilakukan ketika proses perakitan sel baterai di glove box. Pembuatan
sel baterai ini sebanyak 6 sel.

50
Gambar 50. Proses Perakitan Baterai
3. Karakterisasi
Karakterisasi impedansi atau EIS dilakukan untuk mengetahui rangkaian impedansi baterai
dan dilakukan pada awal dan akhir untuk mengetahui perbedaan resistansi yang mungkin
terjadi akibat terbentuknya SEI pada siklus pertama baterai.

 Hasil dan Pembahasan

Gambar 51. Grafik kapasitas spesifik saat pengisian dan pengosongan selama tiga siklus pada sel
baterai 1, 2, dan 3

51
Tabel 10. Nilai Kapasitas spesifik saat pengisian dan pengosongan selama 3 siklus pada sel
baterai 1, 2, dan 3

Specific capacity of charge Specific capacity of discharge


Cycle (mAh/g) (mAh/g)
1 2 3 1 2 3
1 158,9 153,1 173,8 128,3 113,3 118,9
2 151,6 129,5 146,5 133 114,3 122,6
3 140,6 126,1 130,9 136,6 116,2 126,1

Pada gambar 5, kapasitas spesifik saat pengisian pada semua baterai semakin menurun dari
siklus pertama hingga siklus ketiga. Namun, saat pengosongan terjadi peningkatan nilai spesifik
kapasiti dari siklus pertama hingga siklus ketiga. Ketika proses pengisian siklus, ion litium
bergerak dari katoda menuju anoda dan pergerakan ion litium sangat rendah karena struktur
elektroda yang masih stabil sehingga ion litium sulit masuk pada struktur anoda. Selain itu,
pada siklus pertama kemungkinan terjadinya SEI (Solid Electrolyte Interface) pada anoda yang
membuat litium ion sulit menjangkau anoda.

Gambar 52. Grafik nilai coulombic efficiency dan capacity of retention selama tiga siklus pada
sel baterai 1, 2, dan 3

52
Tabel 11. Nilai efisiensi coulombic dan kapasitas retention pada baterai 1, 2, dan 3 pada 3 siklus

Coulombic Efficiency Capacity of Retention


cycle
1 2 3 1 2 3
1 80,73 73,99 68,42 93,92 97,51 94,28
2 87,75 88,26 83,66 97,39 98,37 97,22
3 97,15 92,13 96,33 100 100 100

Coloumbic effiiency (CE) adalah efisiensi arus atau efisiensi charging yang berkaitan dengan
transfer elektron pada baterai, nilai CE yang baik adalah 99%. Pada hasil pengujian didapatkan
bahwa CE semakin meningkat, yang diakibatkan oleh Electric double layer (EDL) yang
terbentuk pada katoda saat terbentuknya SEI di anoda. EDL membuat poros poros kristal yang
mengakibatkan lithium mudah berpindah ke anoda. Nilai efisiensi coulombic pada penelitian
ini tidak ada yang mencapai 99%.

Gambar 53. Siklus pengisian dan pengosongan sel baterai nomor 1,2, dan 3 selama 3 siklus

53
Sel baterai nomor 1 dan 2 memiliki batas tegangan atas dan bawah yang sama yaitu 4,2V dan
2V. Sedangkan sel nomor 3 memiliki batas tegangan atas dan bawah 4,2 dan 1,5V. Nilai
kapasitas spesifik sel baterai nomor 1 saat pengisian pada siklus 1,2, dan 3 yaitu 158,7; 151,6;
dan 140,6 mAh/g. Nilai kapasitas spesifik sel baterai nomor 1 saat pengosongan pada siklus
1,2, dan 3 yaitu 128,3; 133; dan 136,6 mAh/g. Nilai kapasitas spesifik sel baterai nomor 2
saat pengisian pada siklus 1,2, dan 3 yaitu 151,9; 128,1; dan 126,1 mAh/g. Nilai kapasitas
spesifik sel baterai nomor 2 saat pengosongan pada siklus 1,2, dan 3 yaitu 113,2; 114,2; dan
116,1 mAh/g. Nilai kapasitas spesifik sel baterai nomor 3 saat pengisian pada siklus 1,2, dan
3 yaitu 173,4; 146,5; dan 130,9 mAh/g. Nilai kapasitas spesifik sel baterai nomor 3 saat
pengosongan pada siklus 1,2, dan 3 yaitu 118,8; 122,5; dan 126 mAh/g. Dari ketiga hasil nilai
kapasitas spesifik saat pengisian pada ketiga sel baterai semakin menurun, sedangkan nilai
kapasitas spesifik saat pengosongan nilainya bertambah.
Berdasarkan literatur (tabel 1), nilai teori kapasitas baterai dari katoda LiCoO2 sekitar 274
mAh/g, namun nilai kapasitas aktualnya sekitar 137 mAh/g. Jika dibandingkan antara nilai
teori, aktual, dan hasil praktikum nilai kapasitas saat pengosongan yang paling mendekati
dengan nilai aktual (secara teori) adalah sel baterai nomor 1. Nilai kapasitas yang menurun
saat proses pengisian dapat terjadi karena adanya pembentukan SEI di permukaan anoda dan
terjadinya reaksi yang dapat merubah struktur sehingga nilai aktual setengah dari nilai teori.

Karena nilai yang paling optimal adalah sel baterai nomor 1, maka pengujian EIS dilakukan
hanya pada sel baterai nomor 1. Rangkaian yang diperoleh dari hasil EIS sebelum dan sesudah
pengujian terlihat pada gambar 8.

Gambar 54. Perkiraan rangkaian sel baterai nomor 1 yang terjadi sebelum dan sesudah pengujian

54
Rangkaian ini merupakan rangkaian pemodelan yang dilakukan berdasar grafik pengujian yang
telah dilaksanakan. Berdasarkan bentuk grafik uji maka pemodelan rangkaian dilakukan untuk
mengetahui data dari properties baterai yaitu dengan membandingkan hasil resistansi sebelum dan
sesudah pengujian pada sel baterai.
Tabel 12. Nilai resistansi sebelum dan sesudah pengujian pada sel baterai nomor 1

Gambar 55. Nilai impedansi secara aktual dan menggunakan software sebelum dan sesudah
pengujian pada sel baterai no.1

Nilai impedansi yang berbeda ini berkaitan dengan pembentukan SEI pada permukaan anoda.
Dengan adanya SEI maka dapat terjadi reaksi sampingan antara elektroda dan elektrolit yang
menuju anoda sehingga terjadinya dekomposisi pada komponen elektroda.

55
Grup 3.
Grup 3. terdiri dari Dr. Deni Shidqi Khaerudini, Aghni Ulma Saudi, Wiwie Chaeruni, Ferri
Hermawan.
Grup 3 mendapatkan studi kasus untuk melakukan pembuatan dan testing serta karakterisasi
baterai LiFePO4.
Latar Belakang
Baterai yang saat ini paling banyak digunakan sebagai media penyimpanan energi adalah baterai
lithium-ion. Baterai lithium-ion memiliki daya serap yang tinggi, ringan, kepadatan energi yang
tinggi dan bisa diisi ulang. Komponen sel baterai lithium-ion terdiri dari elektroda, elektrolit dan
separator. Elektroda baterai litium terdiri dari katoda dan anoda.
Pada saat proses pemakaian dan pengisiulangan baterai (charging – discharging), terjadi proses
transfer ion lithium dari katoda ke anoda dan sebaliknya. Performa baterai diukur dari lancarnya
transfer ion lithium tersebut, yang mana hal tersebut dipengaruhi oleh besarnya impedansi pada
baterai.

Tujuan
Penelitian ini meliputi eksperimen dan karakterisasi. Eksperimen terdiri dari pembuatan coin cell
LiFePO4. Sementara karakterisasinya antara lain melakukan pengujian performa baterai berupa tes
formasi (formation test) dan tes impedansi (impedance test).
Batasan Masalah
 Katoda yang digunakan berupa campuran LiFePO4, karbon aktif dan binder PVDF
 Anoda yang digunakan adalah lithium metal, elektrolit yang digunakan adalah LiPF6, dan
separator yang digunakan adalah polyolefin.
Teori Dasar
LiFePO4 merupakan salah satu jenis baterai lithium-ion yang memiliki struktur kristal olivine.
Pada struktur kristal ini, transfer muatan terjadi pada satu dimensi. Hal ini mengakibatkan baterai
LiFePO4 mempunyai operating voltage yang lebih rendah dibandingkan baterai lithium-ion jenis
lain seperti LiCoO2 dan LiMnO2, yaitu hanya sekitar 3,2 – 3,4 V. Namun, dikarenakan transfer
muatan hanya dilakukan pada satu dimensi, stabilitas baterai ini sangat tinggi dan dikarenakan
LiFePO4 tidak mengandung logam berat di dalamnya, baterai lithium-ion jenis ini merupakan
baterai yang ramah lingkungan

56
Metodologi Penelitian
1. Membuat slurry dengan komposisi sebagai berikut:
 Katoda LiFePO4,(85 wt.%) = 1.7 g
 Karbon aktif (5 wt.%) = 0.1 g
 Binder PVDF 13.5 wt.%, (10 wt.%) = ~1.5 g (in liquid)
2. Melapisi slurry dengan aluminium foil. Meratakan permukaan dengan Dr. Blade
hingga ketebalan mencapai 125 µm, kemudian mengeringkan di dalam oven pada
temperatur 50o C selama 30 menit.
3. Memotong lembaran aluminium foil dan slurry yang telah dikeringkan membentuk
bentuk lingkaran. Ini adalah katoda.
4. Menggabungkan komponen-komponen baterai dengan susunan sebagaimana disajikan
pada Gambar 1 berikut.

Gambar 56. Susunan baterai lithium-ion


5. Melakukan uji performa berupa tes formasi (formation test) dan tes impedansi
(impedance test) sebanyak 2 kali (sebelum dan sesudah tes formasi).

57
Hasil dan Pembahasan
1. Tes Formasi (Formation Test)

Gambar 57. Grafik specific capacity of charge vs specific capacity of discharge

Gambar 58. Grafik coulombic efficiency vs capacity retention

58
Tabel 13. Hasil tes formasi

Total of Columbic Capacity


Cycle efficiency % Retention %
1 87.32972 98.00702
2 97.56209 99.10547
3 97.79031 100

Berdasarkan Gambar 2, Gambar 3 dan Tabel 1, dapat disimpulkan bahwa nilai


efisiensi berbanding lurus dengan bertambahnya siklus. Nilai efisiensi tertinggi
didapat pada siklus ketiga, yaitu sebesar 97,79%. Nilai efisiensi 99% dapat diperoleh
ketika siklus yang lebih besar dilakukan (siklus di atas 50).
Sementara hasil cycle test terlampir pada Gambar 4 berikut.

Gambar 59. Grafik hasil cycle test

Berdasarkan grafik yang disajikan pada Gambar 4, dapat disimpulkan bahwa


specific capacity of discharge cenderung meningkat seiring dengan bertambahnya
siklus. Dan dapat dilihat bahwa voltase charge dan discharge kembali lagi ke nilai 3,4
V setelah cut-off voltage. Hal ini dikarenakan setelah rest, ion yang ditransfer ketika
proses charge dan discharge akan memasuki bagian dalam elektroda, sehingga nilai
voltase akan meningkat.

59
2. Tes Impedansi (Impedance Test)

Gambar 60. Hasil impedance test

Gambar 61. Equivalent circuit untuk baterai LiFePO4

Tabel 14. Perbandingan nilai resistansi sebelum dan sesudah formation test

Before After

Re (ohm) 1.505 1.260


R-ct (ohm) 346.6 112.2
R-sei (mohm) 5.54 81.14

Nilai Re (hambatan awal) dan R-ct (hambatan transfer muatan) mengalami


penurunan setelah tes formasi dikarenakan transfer ion setelah 3 siklus yang terjadi
pada tes formasi semakin lancar sehingga nilai hambatan akan berkurang. Sementara
nilai R-sei (hambatan solid electrolyte interface) semakin meningkat setelah tes

60
formasi dikarenakan jumlah solid electrolyte interface yang terbentuk pada anoda
semakin besar sehingga nilai hambatannya pun semakin besar pula.

Kesimpulan
Berdasarkan data hasil eksperimen dan analisis data yang telah dipaparkan, maka
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Nilai coulumbic efficiency paling besar didapatkan pada siklus ke-tiga yaitu dengan
nilai 97,8%.
2. Nilai specific capacity of discharge mendekati nilai specific capacity of charge seiring
dengan bertambahnya siklus.
3. Nilai voltasi charge dan discharge kembali lagi ke nilai 3,4 V setelah cut-off voltage.
4. Nilai hambatan charge transfer (R-ct) dan hambatan solid electrolyte interface (R-sei)
menunjukkan konsistensi sebelum dan sesudah tes formasi.

Referensi
J. Umamaheswari, W. Logan, D. Mario. “Safe Lithium-ion Battery Development”.
Conference: 48th Power Sources Conference 2018.
L. Jingkun, M. Zi-Feng. “Past and Presnt of LiFePO4: From Fundamental Research to
Industrial Applications. Journal of Chemistry vol. 5 no. 1, pp 3 – 6, 2019.
B. Peter, D. Jonathan, C. Denis, B. Solomon. “Pursuing Safer Batteries: Thermal Abuse
of LiFePO4 Cells”. Journal of Power Sources. 2019.
K. Jan, B. Bernardo, P. Aki. “First Principles Study of the Impact of Grain Boundary
Formation in Cathode Material LiFePO4”. Condensed Matter vol. 4 no. 3, pp. 80.
2019.

61
 Hari ke-12: Selasa, 5 November 2019
Kegiatan:
Pemberian materi di kelas dan Explore Parkview Campus Battery for Solar Garden

Hasil Pelaksanaan:
“Explore Parkview Campus Battery for Solar Garden” oleh by Consumer Energy (Rhonda
Welcher)
Profil Singkat Consumer Energy :
Consumer Energy adalah perusahaan yang bergerak dibidang utilitas publik yang menyediakan
gas alam dan listrik untuk 6,7 juta dari 10 juta penduduk di Negara bagian Michigan. Consumer
Energy melayani pelanggan di semua 68 negara bagian Semenanjung Bawah. Perusahaan ini
didirikan pada tahun 1886 dan saat ini bermarkas di Jackson, Michigan.

Pelaksanaan :
Materi pengenalan kegiatan battery untuk Solar Garden di Campus Parkview yang dijadikan
sebagai situs untuk fasilitas baterai Consumer Energy. Perusahaan dan Western Michigan
University (WMU) akan mempelajari data yang dihasilkan di fasilitas solar garden untuk
meningkatkan potensi penggunaan penyimpanan baterai di seluruh negara bagian. Kegiatan ini
melibatkan mahasiswa teknik WMU dalam riset dan operasional Parkview Solar Garden.
Consumers Energy membangun pembangkit listrik tenaga surya dengan luas 8.5 ha di Parkview
campus WMU pada tanggal 16 September 2019 yang menghasilkan listrik yang cukup untuk 200
rumah dan kawasan bisnis Michigan. Solar garden ini menghasilkan daya 1-megawatt yang terdiri
dari sekitar 3900 panel surya yang merupakan proyek tenaga surya skala besar kedua penyedia
energi di Michigan,dan yang pertama yang dibangun di kampus perguruan tinggi.
Terletak di kampus Kalamazoo WMU di Business, Technology and Research Park.
Sebagai bagian dari kemitraan, Consumer Energy menyumbang dana kepada WMU untuk
membangun solar garden skala kecil sebanyak dua unit yang digunakan untuk keperlua riset
mahasiswa. Panel surya juga merupakan fitur utama dari Sangren Hall di Main Campus WMU .
Bangunan ini memiliki panel surya 975 atap dengan output tahunan 1/4-megawatt yang digunakan
sebagai kebutuhan listrik gedung selama beban puncak. WMU juga memanfaatkan solar garden

62
untuk menyalakan 15 stasiun pengisian kendaraan listriknya yang terletak di dekat Auditorium
Miller dengan kapasitas 50-kilowatt.
Kegiatan pemberian materi dan site visit solar garden di WMU seperti terlampir pada gambar. 1.

Gambar 62. Sharing session and site visit solar garden


Solar Garden Program :
Selain di area kampus, Consumer Energy telah memulai program solar garden untuk penduduk di
Michigan dengan memberikan insentif yang menarik, dan memberikan pilihan bagi warga
setempat untuk membangun lingkungan dan masa depan yang lebih bersih. Program Percontohan
solar garden dari Consumer Energy memungkinkan pelanggan untuk menempatkan panel surya
di atap rumah mereka, bekerja dengan industri penyedia panel surya. Program ini mendapat respon
yang bagus, sampai saat ini sudah lebih dari 2000 pemesanan yang dilayani. Mekanisme program
solar garden seperti yang terlampir pada gambar 2.

63
Gambar 63. Skema Solar Garden Program untuk penduduk Michigan.

 Hari ke-13: Rabu, 6 November 2019


Kegiatan:
Pemberian materi di kelas

Hasil Pelaksanaan:
“Cyclic Voltammetry (CV)” oleh Dr. Qingliu Wu

Tim diberikan materi mengenai pengujian cyclic voltammetry, namun praktik untuk pengujian ini tidak
dapat dilakukan karena keterbatasan waktu.

Cyclic Voltammetry (CV)


Merupakan teknik elektrokimia yang mengukur arus yang dihasilkan dalam sel elektrokimia dalam kondisi
di mana tegangan melebihi yang diprediksi oleh persamaan Nernst. CV dilakukan dengan memutar
potensial elektroda yang bekerja, dan mengukur arus yang dihasilkan. Tidak seperti voltammetry sapuan
linier, setelah potensial yang ditetapkan tercapai, potensial elektroda kerja meningkat di arah yang
berlawanan untuk kembali ke potensi awal.

64
Gambar 64. Voltammogram
Gambar di atas menunjukkan voltammogram. Sumbu x mewakili parameter yang dikenakan pada sistem,
dalam hal ini potensial (E), sedangkan sumbu y adalah respons, dalam hal ini arus (I) yang dilewatkan.
Panah menunjukkan arah awal dan sapuan segmen pertama (atau "pemindaian maju"), dan keterangan
menunjukkan kondisi percobaan.

Gambar 65. Beberapa bentuk voltammogram


Gambar 2 kotak I menunjukkan hubungan antara waktu dan potensial yang diterapkan, dengan sumbu
potensial sebagai sumbu x untuk melihat hubungan dengan voltammogram yang sesuai pada kotak H.
Dalam contoh ini, dalam pemindaian ke depan, potensi disapu secara negatif dari E1 potensial awal ke E2
potensial switching. Ini disebut sebagai jejak katodik. Arah pemindaian kemudian dibalik, dan potensi
disapu secara positif kembali ke E1, disebut sebagai jejak anodik.

Gambar 2 kotak A – G merupakan profil konsentrasi (mM) untuk Fc+ (biru) dan Fc (hijau) sebagai fungsi
jarak dari elektroda (d, dari permukaan elektroda ke larutan curah, misalnya 0,5 mm) pada berbagai titik
selama voltammogram.

65
Kemudian, mengapa ada puncak dalam cyclic voltammogram?

Pertimbangkan keseimbangan antara ferrocenium (Fc+) dan ferrocene (Fc). Keseimbangan ini dijelaskan
oleh persamaan Nernst (persamaan 1).

Persamaan Nernst menghubungkan potensi sel elektrokimia (E) dengan potensi standar suatu spesies (E0)
dan aktivitas relatif dari analit teroksidasi (Ox) dan tereduksi (Red) dalam sistem pada kesetimbangan.
Dalam persamaan, F adalah konstanta Faraday, R adalah konstanta gas universal, n adalah jumlah elektron,
dan T adalah suhu.

Dalam penerapan Persamaan Nernst terhadap reduksi satu elektron dari Fc+ menjadi Fc, aktivitas diganti
dengan konsentrasi mereka, yang lebih mudah diakses secara eksperimental, potensial standar E0 diganti
dengan potensial formal E0′, dan n diatur sama dengan 1:

Potensi formal khusus untuk kondisi eksperimental yang digunakan dan sering diperkirakan dengan nilai
E1/2 yang ditentukan secara eksperimental (Gambar 2, potensi rata-rata antara titik F dan C pada kotak H).
Persamaan Nernst memberikan cara yang kuat untuk memprediksi bagaimana suatu sistem akan
menanggapi perubahan konsentrasi spesies dalam larutan atau perubahan dalam potensi elektroda.

Irreversibilitas Elektrokimia

Ketika transfer elektron pada permukaan elektroda lambat dibandingkan dengan transportasi massa, proses
ini disebut "elektrokimia yang tidak dapat dibalik.". Kinetika elektroda lambat memerlukan potensi
signifikan lebih banyak diterapkan potensial untuk arus yang cukup besar untuk mengalir lancar. Akibatnya,
pemisahan puncak ke puncak lebih besar dari 57 mV yang diantisipasi untuk pasangan redoks satu-elektron
yang reversibel secara elektrokimia.

66
Reaksi Elektroda

Gambar 66. Proses reaksi kimia pada elektroda


Proses reaksi elektroda diatur oleh beberapa komponen berikut ini

 Transfer massal
 Transfer elektron di permukaan elektroda
 Proses reaksi kimia
 Reaksi permukaan lainnya: adsorpsi, desorpsi

Mekanisme Elektroda

Langkah-langkah kontrol:

 Kontrol difusi: Difusi lambat O dan atau R


Reaksi elektroda ireversibel:
- ~
-
 Kontrol kinetik: Reaksi lambat
Reaksi elektroda reversibel:
/
- ~
- , / , ≅
-∆ ≤ . /

67
CV - Mekanisme reaksi

Cyclic voltammetry dapat digunakan untuk mendiagnosis keberadaan reaksi yang mendahului atau
mengikuti transfer elektron. E merupakan transfer elektron pada permukaan elektroda. C merupakan reaksi
kimia homogen. Klasifikasi reaksi dibagi ke dalam 3 jenis yaitu reaksi EC, reaksi Catalytic (E’C), dan
reaksi ECE.

Gambar 67. Voltammogram dari 3 mekanisme


Gambar 3 merupakan contoh voltammogram dimodelkan menggunakan perangkat lunak simulasi DigiElch
untuk tiga mekanisme. Arus dinormalisasi. Mekanisme ErCi: meningkatkan laju pemindaian (dari υ = 0,1
(merah) menjadi 1 (hijau) menjadi 10 Vs–1 (biru)) mengembalikan reversibilitas (konstanta laju untuk Ci
langkah k = 5 s–1). Mekanisme CrEr: semakin cepat tetapan maju dari langkah Cr, semakin reversibel
voltammogram (Keq = 0,1, kf = 1 (biru), 10 (hijau tua), 100 (hijau limau), 1000 s-1 (merah) ). Mekanisme
ErEr: saat pemisahan antara dua potensi reduksi (ΔE1/2) berkurang, puncak bergabung menjadi puncak dua
elektron tunggal. ΔE1/2 = −0.05 (biru tua), 0 (biru muda), 0,05 (hijau tua), 0,1 (hijau limau), 0,15 (oranye),
dan 0,2 V (merah).

68
 Hari ke-14: Kamis, 7 November 2019
Kegiatan:
Pemberian materi di kelas

Hasil Pelaksanaan:
“Lithium-ion battery recycling : Pyrometallurgy, Hydrometallurgy, Biometallurgy” oleh
Dr. Qingliu Wu

Trend untuk melakukan proses recycling terhadap baterai Li-ion bekas semakin marak. Amerika
Serikat mulai perhatian pada lingkup ini karena bekermbangnya penggunaan kendaraan listrik.
Seperti diketahui hampir lebih dari 50% bobot kendaraan listrik adalah baterai. Dan baterai litium
ini dikategorikan sebagai limbah yang memerlukan perhatian dalam pengolahannya. DOE yang
merupakan bagian departemen energy di amerika serikat memberikan banyak modal untuk isu area
ini. Dan system yang diacu adalah konsorsium dengan beberapa perusahaan kecil seperti argon
lab. Tetapi, dalam perkembangannya, hanya beberapa perusahaan yang mampu bertahan.
Sekarang, baterai litium dikembangkan dari material “fresh” murni yang diolah dari tambang,
tetapi perkembangan 3 tahun ke depan, dimana penggunaan mobil listrik semakin meningkat,
maka kebutuhan material untuk menyusun baterai menjadi tinggi, dimana sebagian besar biaya
produksi baterai adalah dari materialnya. Selain itu, sumber dari tambang untuk bahan baku litium
dan Cobalt tidak banyak, sehingga perlu adanya proses recycling dari baterai Li-ion bekas. Secara
umum, proses pengolahan baterai Li-ion ditampilkan pada gambar

69
Gambar 68. Proses Recycling Li-ion Secara umum

Proses recycling secara umum, terdapat 3 proses yaitu Pyrometallurgy, Hydrometallurgy, ataupun
Biometallurgy. Masing-masing proses ini memiliki kelebihan dan kekurangan yang ditampilkan
dalam tabel berikut :
Tabel 15. Perbandingan Keuntungan dan Kerugian Technology Recycling

Hal yang tidak kalah pentingnya untuk proses daur ulang adalah proses pre treatment, dimana
teknologi yang dapat dikembangkan juga bermacam-macam. Tabel. Menunjukan kelebihan dan
kekurangan teknologi pre treatment untuk proses recycling.

70
Tabel 16. Perbandingan Keuntungan dan Kerugian Technology Pre Treatment untuk Recycling

Perkembangan riset baterai Li-ion ke depan adalah menggunakan material hasil recycling ini untuk
menjadi baterai litium lagi. Baterai litium tersebu diharapakn memiliki spesifikasi yang sama
dengan penggunaan material baterai li-ion menggunakan material “fresh”. Tetapi, pada
kenyataannya, masih terdapat perbedaan spesifikasi Antara baterai dengan material fresh dan
baterai dengan material dari hasil recycling. Sehingga diperlukan suatu teknologi untuk
meningkatkan kualitas dari material.

 Hari ke-15: Jumat, 8 November 2019


Kegiatan:
Visit : “Lithium - ion Recycling WMU Fasilities Management” oleh Annete Cummins

Hasil Pelaksanaan:
Mengikuti perubahan di seluruh Wilayah, Western Michigan University melakukan
pengembangan metode Daur Ulang Single Stream. Pengumpulan di bangunan akan tetap sama
untuk saat ini, meskipun tempat sampah kampus akan disederhanakan. Seluruh warga dan tamu
kampus diharapkan dapat membaca tanda-tanda di tempat sampah untuk memastikan daur ulang
dan tempat sampah berakhir di tempat sampah yang benar.

71
WMU menerima daur ulang yang dihasilkan di kampus. Daur ulang di luar kampus, bahkan jika
dihasilkan oleh mahasiswa dan karyawan WMU saat ini, harus dikelola oleh Kota Kalamazoo atau
daerah tempat tinggal sekitar.
Program ini sudah berjalan dari tahun 2009 dengan semangat “KURANGI DAN REUSE”. Daur
ulang adalah bagian penting dari upaya keberlanjutan Universitas, tetapi ingatlah bahwa
mengurangi dan menggunakan kembali bahkan lebih penting. Beberapa cara untuk mengurangi
limbah setiap hari, yaitu :
 Lewati sedotan saat memesan minuman
 Bawalah tas yang bisa digunakan kembali untuk berbelanja.
 Siapkan botol air minum atau cangkir kopi yang dapat digunakan kembali.
 Bawalah set sendok garpu yang dapat digunakan kembali untuk menghindari sendok dan garpu
plastik.
 Saat makan di luar, bawalah wadah yang dapat digunakan kembali alih-alih menggunakan
kotak dibawa pulang yang bisa dibuang.
 Hindari mencetak bila memungkinkan dengan menyimpan ke drive bersama atau salinan
email.
 Jika mencetak, cetak dua sisi dan gunakan penjepit kertas daripada staples.
 Berbelanja barang bekas sebelum membeli barang baru.
 Sebelum berbelanja untuk perlengkapan sekolah atau membuang yang lama, periksa ShareBox
(pusat penggunaan kembali dan sumbangan perlengkapan sekolah) di Wood Hall.
 Bangun dan kelola tempat pengomposan di rumah Anda sendiri.

Untuk baterai bekas sendiri, pihak WMU juga mengumpulkan dan mengklasifikasikan baterai-
baterai yang sudah tidak terpakai. Baterai yang sudah terkumpul penuh itu kemudian diambil
oleh perusahaan swasta untuk diolah lebih lanjut.

72
Gambar 69. Tanda-tanda dan ruangan khusus untuk mengumpulkan barang dan baterai bekas

 Hari ke-16: Sabtu, 9 November 2019


Kegiatan:
Wrap-up, Concluding and Cosing

Hasil Pelaksanaan:
Trend untuk melakukan proses recycling terhadap baterai Li-ion bekas semakin marak. Amerika
Serikat mulai perhatian pada lingkup ini karena bekermbangnya penggunaan kendaraan listrik.
Seperti diketahui hampir lebih dari 50% bobot kendaraan listrik adalah baterai. Baterai litium
tersebu diharapakn memiliki spesifikasi yang sama dengan penggunaan material baterai li-ion
menggunakan material “fresh”. Tetapi, pada kenyataannya, masih terdapat perbedaan spesifikasi
Antara baterai dengan material fresh dan baterai dengan material dari hasil recycling. Sehingga
diperlukan suatu teknologi untuk meningkatkan kualitas dari material.
Hal lain yang turut berkembang di era mobil listrik adalah tuntutan baterai litium dengan
spesifikasi fast charge. Berdasarkan hasil dari training selama 17 hari ini, Material anode yang
banyak dikembangkan untuk material fast charge baterai adalah berbasis LTO. Sifat pendukung
lain untuk penggunaan anoda material yaitu pada struktur nano yang akan berpengaruh pada

73
energy density yang semakin besar. LTO yang berpartikel nano akan lebih baik pada 5C atau C-
Rate yang lebih tinggi. Mampu beroperasi pada nilai C-rate diatas 4 menunjukan bahwa material
anode tersebut dapat digunakan sebagai material fast charge battery.
Secara umum, pengerjaan proses recycle dan menghasilkan material baterai untuk fast charge
termasuk program yang sangat sulit dan berhubungan dengan isu safety. Secara umum, untuk fully
charge biasanya membutuhkan waktu 3 jam. Dtetapi dengan design material fast charge,
diharapkan lama proses charging menjadi hanya 20 menit. Untuk itu, diperlukan suatu design
katode dan anode dengan sifat current density dan capacity yang tinggi.

Selain ilmu teknis tentang recycling, pengetahuan lain yang didapat oleh tim rispro adalah tentang
“culture” dari WMU. Dimana WMU juga membangun rasa “awareness” terhadap lingkungan
sekitar tidaklah mudah. Hal ini terlihat dari proyek mereka yang sudah dimulai sejak tahun 2009.
Kondisi saat ini adalah kondisi dimana tim WMU setelah giat dan sosialisasi melalui program-
program recycling dan penggunaan energi alternative. Setelah acara pembagian sertifikat, tim
rispro diajak untuk menonton pertandingan hockey antara tim WMU Amerika Serikat melawan
tim dari Minnesota Duluth, Negara Kanada. Pertandingan hockey ini sengaja diperkenalkan
kepada tim rispro karena Tim Hockey WMU merupakan salah satu tim hockey terbaik di wilayah
Amerika Serikat.

Gambar 70. Tim Rispro menonton pertandingan Hockey sebagai bagian dari acara penutupan
training dengan ditemani oleh Edward Montgomery (President WMU)

74
 Hari ke-17: Minggu, 10 November 2019
Kegiatan:
Depart from Kalamazoo, Michigan
Hasil Pelaksanaan:
Tim kembali pulang ke tanah air dengan penerbangan domestik menggunakan American Airlines
dari Battle Creek Kalamazoo Airport menuju Chicago O’Hare International Airport, yang
kemudian dilanjutkan dengan penerbangan Internasional menggunakan maskapai American
Airlines operated by Japan Airlines dengan terlebih dahulu transit di Narita - Jepang dan terbang
kembali menuju Bandara Soekarno Hatta- Cengkareng dengan menggunakan maskapai American
Airlines operated by Japan Airlines. Penerbangan berjalan dengan lancar dan sesuai dengan yang
telah dijadwalkan. Tiba di tanah air pada Selasa, 12 November 2019 pukul 3 pagi WIB.

2. Analisis

Secara umum materi pelatihan sudah sesuai dengan tujuan diadakannya pelatihan melalui program
non gelar overseas RISET-Pro, Tailor Made Course: “Lithium Ion Battery Recycling R&D”.
selama 17 hari. Pihak penyelenggara Haenicke Institute for Global Education bekerja sama dengan
Engineering and Applied Sciences Western Michigan University (WMU) telah memberikan
materi dengan sangat baik, sehingga pemahamannya dapat dilakukan dengan lebih mudah dan
memberi wawasan yang lebih luas dan rinci. Pihak penyelenggara pun telah menjembatani antara
peserta training dan industri recycling di wilayah kampus dan kota Kalamazoo agar dapat melihat
proses secara langsung dan berdiskusi terkait permasalahan yang dihadapi di Indonesia.

75
C. RENCANA TINDAK LANJUT ( RE-ENTRY PROGRAM )

Rancangan re-entry telah dipersiapkan juga untuk kelanjutan program ini. Apabila
pengajuan kegiatan Tailor Made Course dan kerjasama dengan The Diether H. Haenicke
Institute for Global Education Western Michigan University (WMU) kali ini dapat berjalan
dengan baik, maka akan dilanjutkan dengan training/course dengan topik Integration of
Recycling Technology in Battery Li-ion untuk tahun-tahun berikutnya. Diharapkan nantinya
akan diperoleh pengetahuan tentang sistem yang terintegrasi dari teknologi Recycling Battery
Li-ion yang meliputi “Single Stream Recycling”. Sistem ini melakukan penanganan setiap
aspek mulai pengumpulan sampah baterai hingga metode pemisahan material dan metode
recovery sampai dengan penggunaan kembali material hasil daur ulang tersebut menjadi
baterai yang baru. Tujuan utama adalah untuk mendapatkan pengetahuan terkait proses daur
ulang baterai yang bersifat efisien, ekonomis dan berkelanjutan. Teknologi “Single Stream
Recycling Battery Li-ion” sangat penting untuk dikuasai mengingat Indonesia belum
mempunyai teknologi yang dapat mengolah material dari limbah baterai Li-ion sedangkan isu
penggunaan mobil listrik sebagai kendaraan ramah lingkungan yang marak belakangan ini
mengakibatkan pertumbuhan produksi sekitar 250.000 ton baterai diperkirakan pada tahun
2020 akan diproduksi untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Namun, yang menjadi masalah,
baterai Li-on mengandung bahan yang berbahaya terhadap lingkungan, sehingga menjadikan
proses daur ulang baterai sebuah urgensi. Selain itu, alasan lain pengolahan material dari
limbah baterai Li-ion perlu dilakukan adalah karena adanya keterbatasan bahan baku material
untuk baterai, sementara permintaan bahan baku terus meningkat.
Di sisi lain, peningkatan penggunaan material bahan baku baterai mendorong tingginya
harga material bahan baku baterai seperti Nikel, Cobalt, Aluminium, Lithium, dan lain-lain.
Beberapa ide penelitian dan produksi mengarah kepada penggunaan bahan baku material hasil
recycling baterai untuk digunakan menjadi baterai kembali (baterai to baterai). Dengan asumsi,
penggunaan material hasil recycling belum tentu memiliki spesifikasi yang sama dengan
material fresh hasil tambang sehingga perlu adanya balancing untuk memproduksi baterai Li-
ion baru dari bahan baku material recycling.
Riset tentang daur ulang baterai Li-ion baru dilakukan pada tahun 2019 di Pusat
Teknologi Material BPPT dengan target desain teknologi daur ulang baterai Li-ion di

76
Indonesia seperti yang tergambar dalam Gambar 4. Oleh karena itu, dengan dikuasainya
teknologi Li-ion Battery Recycling menjadi sangat penting untuk membantu pemerintah dalam
mendesain teknologi recycling diterapkan di Indonesia.
Didukung dengan Sumber Daya Manusia dari beberapa Unit Kerja dan Instansi antar
LPNK dengan latar belakang berbagai disiplin ilmu (gambar 5), membuat re-entry program
dari training ini dapat mendukung program DIPA Pusat Teknologi Material – BPPT tahun
2020 - 2024, dimana output program adalah desain proses recycling Baterai Li-ion.

Gambar 71. Kegiatan Re-Entry hasil Training RisetPro tentang “Recycling Battery Li-ion”

Gambar 72. Unit Kerja yang terlibat dalam Training Rispro Tahun 2019

77
D. LESSON LEARNED

Kegiatan belajar dalam training yang diikuti selama 17 hari di Haenicke Institute for Global
Education, Western Michigan University (WMU), telah banyak memberikan manfaat dari
pelajaran-pelajaran yang diperoleh baik secara teoritis di kelas, praktek laboratorium dan lapangan
serta aplikasi di kehidupan sehari-hari. Pelajaran yang didapat sangat berharga bagi pengembangan
mobil listrik maupun pengolahan limbah baterai di Indonesia, mulai dari persiapan program,
implemantasi program dan evaluasi program, mengawal kegiatan dari hulu ke hilir, karena belum
ada rencana secara pasti untuk mengolah limbah baterai Li-ion yang baik di Indonesia. Peran dari
berbagai pihak yang sangat mendukung satu dengan yang lain adalah kunci dalam mensukseskan
suatu keberhasilan program, dimana unsur litbang atau universitas, pemerintah dan industri
(kalangan bisnis dan pasarnya) sangat berkaitan, saling mendukung dalam keberhasilan program.
Beberapa hal penting yang dapat disampaikan dalam proses pembelajaran dari kegiatan training
adalah sebagai berikut:
1. Baterai adalah teknologi yang dianggap penting oleh Pemerintah Amerika, adalah
teknologi yang harus dikuasai bila menerapkan teknologi konversi ramah lingkungan
(mobil listrik terutama baterai fast charging, smart grid, PV, dll) serta harus dan terus
dikembangkan mulai dari kegiatan hulu sampai ke hilir.
2. Recycling Baterai adalah teknologi yang sedang panas diperbincangkan di berbagai
negara termasuk Pemerintah Amerika dan pemerintah Indonesia. Melalui perkembangan
mobil listrik, diperkirakan di tahun yang akan dating, akan terdapat sekitar 250.0000 ton
bahkan lebih sampah baterai litium. Selain itu, mineral berharga untuk bahan baku baterai
semakin jarang dan harga meningkat. Dengan berkembangnya teknologi recycling,
diharapkan dapat mengurangi limbah baterai li-ion bekas dan mendapatkan mineral
berharga untuk bahan baku pembuatan baterai Li-ion kembali.
3. Beberapa lembaga (Litbang dan Universitas) dipilih untuk menjadi pioner dalam
pengembangan Teknlogi Recycling di Amerika, salah satunya Haenicke Institute for
Global Education, Western Michigan University (WMU), yang mengembangkan “Single
Stream Line” yaitu mengumpulkan dan mengkategorikan sampah dan limbah dari seluruh
kampus untuk dilakukan daur ulag.

78
4. Sumber daya manusia dibangun dengan fokus mengembangkan teknologi baterai dan
recycling-nya, sumber daya sarana prasarana dibangun dan dilengkapi, serta dukungun
finansial dari pemerintah dalam mengembangkan teknologi tersebut.
5. Peran serta industri dilibatkan, sehingga tumbuh sinergi antara researcher dan industri,
sehingga pada akhirnya industri utama dan supportingnya tumbuh.
6. Peran serta pemerintah sangat kuat dalam memberikan kebijakan, dan mensinergikan
program pengembangan teknologi baterai dan recycling-nya di Amerika sehingga
kegiatan dari hulu sampai kehilir dan muaranya ke konsumen/ pasar dapat terwujud.

Untuk mendorong kemampuan SDM dalam melakukan penelitian dan pengembangan teknologi
Recycling Battery Li-ion diperlukan:
- Fasilitas dan peralatan laboratorium yang memadai
- Dana yang kontinyu
- SDM yang kompeten
- Kerjasama dengan industri dan universitas ataupun lembaga riset lainnya.

Penelitian teknologi baterai dan recycling-nya di Western Michigan University sangat maju
dikarenakan Western Michigan University mempunyai fasilitas dan peralatan laboratorium yang
lengkap, support dari Pemerintah serta adanya kerjasama dengan industri pendukung. Bahkan
banyak teknologi baru yang dikembangkan (terutama Teknologi recycling Baterai Li-ion) sedikit
dirahasiakan karena berkaitan dengan teknologi baru dan hak paten. Di Amerika sendiri, penelitian
tentang Teknologi recycling Baterai Li-ion di bawah pengawasan Argonne National Laboratory
yaitu salah satu U.S. Department of Energy.

79
E. LAMPIRAN

Lampiran 1. Daftar Nama Peserta Pelatihan

No Nama Deskripsi Tugas

Ade Utami Hapsari Sebagai Leader pada Program Logam


Ketua tim –
1 NIP. Tanah Jarang (Project: Recycling
BPPT (PTM)
19860131.200912.2.001 material dari baterai Li-ion)
Retna Deca Pravitasari Sebagai Engineering Staff pada
Anggota tim –
2 NIP. Program Logam Tanah Jarang (Project:
BPPT (PTM)
19870808.201012.2.003 Recycling material dari baterai Li-ion)
Wiwie Chaeruni
Anggota tim – Sebagai Engineering Staff pada
3 NIP.
BPPT (B2TKE) Program Mobil Listrik Nasional
19880131.201503.2.002
Ferri Hermawan
Anggota tim– Sebagai Leader pada Program Mobil
4 NIP.
BPPT (B2TKE) Listrik Nasional
19860619.200912.1.004
Bayu Samodra
Anggota tim– Sebagai Engineering Staff pada
5 NIP.19911110.201801.1.0
BPPT (B2TKE) Program Mobil Listrik Nasional
01
Annisaa Taradini
Anggota tim– Sebagai Engineering Staff pada
6 NIP.
BPPT (B2TKE) Program Mobil Listrik Nasional
19931214.201801.2.001
Deni Shidqi Khaerudini
Anggota tim – Sebagai anggota tim dan peneliti pada
7 NIP.
LIPI (P2Fisika) bidang energi terbarukan
19800614.200502.1.002
Yuwana Pradana Sebagai Engineering Staff pada
Anggota tim–
8 NIP. Program Logam Tanah Jarang(Project:
BPPT (PTM)
19840719.200912.1.001 Recycling material dari baterai Li-ion)
M. Dikdik Gumilar Sebagai Engineering Staff pada
Anggota tim–
9 NIP. Program Logam Tanah Jarang(Project:
BPPT (PTM)
19810220.201402.1.001 Recycling material dari baterai Li-ion)
Aghni Ulma Saudi Sebagai Engineering Staf fpada
Anggota tim–
10 NIP. Program Logam Tanah Jarang(Project:
BPPT (PTM)
19950421.201801.2.002 Recycling material dari baterai Li-Ion)

80
Lampiran 2. Rekapitulasi Pertanggungjawaban Keuangan

Adapun dana yang telah kami gunakan dalam kegiatan Tailor Made Course adalah sebagai
Berikut :

Item Biaya/ Orang Satuan Jumlah Unit Biaya

Tuition Fee $ 6.300 USD/Orang 10 Orang 1 Paket $ 63.000

Living Rp. 31.400.000 Rupiah/Orang 10 Orang 1 Paket Rp. 314.000.000,-


Allowance

Asurasi Hidup (at cost) Rupiah/ Orang 10 Orang 1 Paket Rp. 7.500.000,-

Rp. 750.000

Tiket Pesawat (at cost) USD/ Orang 10 Orang 1 Paket $ 25.000


Jakarta - PP
$ 2.500

TOTAL BIAYA (Kisaran dalam Rupiah) 1.571.100.000

Total Biaya per Peserta 157.110.000

81
Lampiran 3. Sertifikat Mengikuti Kegiatan dari Western Michigan University

a. Ade Utami Hapsari

b. Retna Deca Pravitasari

82
c. Muhammad Dikdik Gumelar

d. Yuwana Pradana

83
e. Aghni Ulma Saudi

f. Annisaa Taradini

84
g. Wiwie Chaeruni

h. Deni Shidqi Khaerudini

85
i. Ferri Hermawan

j. Bayu Samodra

86
Lampiran 4. Dokumentasi Kegiatan

Welcoming Reception

Exploring WMU Campus and Kalamazoo city

87
Class Session : Li-Ion Battery and Recycling

Lab Session : making coin cell battery and characterization

88
Site Visit : Recycling Facilities at WMU

89
Site visit : Solar Garden Facilities at WMU

Class Session : WMU Sustainability

90
Class Session : Consumer Energy (Solar Garden Program)

Class Session : Work Presentation

91
Class Session : Training Certificate

Closing Training Session

92
Sharing Session TMC after back to Indonesia

93
Lampiran 5. Boarding Pass

1. Boarding Pass dari Jakarta ke Kalamazoo

a. Aghni Ulma Saudi

b. Anisa Taradini

94
c. Bayu Samodra

d. Retna Deca

95
e. Deni Shidqi

f. Muhammad Dikdik Gumelar

96
g. Ferri Hermawan

h. Ade Utami Hapsari

97
i. Wiwie Chaeruni

j. Yuwana Pradana

98
2. Boarding Pass dari Kalamazoo ke Jakarta

a. Aghni Ulma Saudi

99
b. Annisa Taradini

100
c. Bayu Samodra

101
d. Retnca Deca

102
e. Deni Shidqi

103
f. Muhammad Dikdik Gumelar

104
g. Ferri Hermawan

105
h. Ade Utami

106
i. Wiwie Chaeruni

107
j. Yuwana Padana

108
Lampiran 7. Berkas SPPD

109

Anda mungkin juga menyukai