Oleh:
Energy Equity Epic (Sengkang) Pty.Ltd adalah salah satu perusahaan yang
kerugian. Salah satu cara untuk meminimalkan potensi kerugian adalah dengan cara
menjaga pengukuran suatu sistem. Apabila pengukuran suatu sistem buruk, maka
kedua belah pihak. Ketika terjadi kerugian maka tidak ada lagi proses jual beli gas
sehingga produsen akan merugi akibat tidak adanya pemasukan dana dan konsumen
industri tidak bisa melakukan kegiatan produksi akibat tidak mempunyai sumber
energi.
Sistem pengukuran sangat berperan penting dalam pengukuran laju aliran gas.
dijaga keakuratannya. Oleh karena itu, disusun lah makalah metering system karena
1.2 Tujuan
Tujuan dari dibuatnya laporan adalah untuk mengetahui metering system yang
Metering System yang terletak di Patila biasa disebut Patila Meter Station (PMS).
Metering System adalah salah satu instrumen terintegrasi yang digunakan untuk
pengukuran fluida baik natural gas maupun liquid (oil) yang digunakan untuk
Di Patila Meter Station (PMS) terjadi transaski jual beli yang terbagi menjadi
dua Train yakni Train #1 dan Train #2. Train #1 melakukan penjualan gas dengan
PT. Energi Sengkang sedangkan Train #2 melakukan penjualan gas dengan PT.
Jenis flowmeter yang digunakan adalah Senior Orifice merek Daniel yang
akan dikalkulasikan menjadi flow sehingga dapat diketahui aliran yang melewati
metering.
Merek : Daniel
Model/Tipe : Senior
Nomor Seri : 95140251D061918
Line Bore Size : 202,720 mm
Beta Rasio (β) : 0,6424 (0.2 ~ 0.7)*
Kapasitas Aliran : 60 MMscfd
Kapasitas Pressure : 550 psi
Kapasitas Temperature : 150 °F
Posisi Tap Pressure : Upstream
Posisi Tap DP : Flange Tap
Posisi Tap Temperature : Downstream
2.3 Skema P&ID
Patila Meter Station (PMS) memiliki dua Train yang semuanya menggunakan
menampilkan P&ID Metering System Train #1 yang sekaligus mewakili Train #2.
Jika dilihat pada gambar diatas P&ID Metering System diatas dapat diketahui
bahwa metering system di EEES memiliki 2 stream, yaitu stream-a dan stream-b.
Untuk alat instrumentasi kedua stream sama identik dan hanya dibedakan menurut
tag number saja. Untuk penjelasan peralatan antara steam A dan steram B sama saja
yang membedakan hanya tag number sehingga hanya dijelaskan satu stream yaitu
stream A.
selanjutnya merubah satuan tekanan menjadi sinyal output berupa sinyal standar 4-
Terdapat zero dan span untuk adjust (menambah atau mengurangi) jika mengalami
perubahan besaran angka yang dibandingkan dengan hasil besaran listrik yang
yang terletak pada RTD yang dibaca dalam hambatan (Ω). Hambatan yang terbaca
akan dikonversi menjadi Temperature dan dikirim ke Flow Computer untuk
dirubah menjadi laju aliran. Perhitungan ini sesuai dengan AGA 3 (Standar Orifice)
komposisi gas dari GC. Flow comp akan melakukan perhitungan laju aliran dan
Flow Computer
Nomor Tag : FC-9071
Merek : Bristol Babcock
Model/Tipe : Control Wave Micro
Nomor Seri : 146731240001
Pressure Base : 14,73 psia
Temperature Base : 60 °F
Perhitungan Meter Orifice : AGA 3:1992
Perhitungan Gas Density : AGA 8:1994
Perhitungan Calorific Value : GPA 2172
Flowrate Unit : MMscfd
Energy Unit : MMBtud
Pada metering system produk sales gas terdapat sebuah Gas Chromatograph
komposisi gas yang mengalir dalam pipa yang digunakan pada metering system
Flow Chart Recorder digunakan pada metering system di sebagai back up jika
terjadi kegagalan pada meter yang terpasang. Flow Chart Recorder yang digunakan
berada di flow computer dan bisa diambil data recordnya untuk melihat hasil
jadi bacaan sensor diubah menjadi gerakan yang menghasilkan grafik pada chart.
Kalibrasi adalah proses membandingkan alat ukur dengan alat ukur lain yang
telah tersertifikasi atau alat ukur standar. Tiap-tiap alat ukur memiliki cara kalibrasi
yang berbeda.
DWT memiliki pemberat standar yang telah bertuliskan tekanan. Kemudian saat
DWT diberi pemberat maka bacaan dari pressure gauge harus sesuai dengan nilai
pemberat yang diberikan. Apabila tidak sama maka dilakukan zero trim ataupun set
span pada adjuster zero ataupun span dari pressure gauge. Tekanan yang diberikan
sama seperti pressure gauge hanya saja set span dan zero dilakukan dengan HART
Communicator yang dihubungkan dengan pressure gauge. Apabila kalibrasi
dilakukan di ruang kalibrasi (bukan di lapangan) maka harus diberi hambatan 250
ohm di seri dengan HART communicator. Tujuannya agar transmitter terbaca oleh
HART communicator.
pressure gauge hanyasaja set span dan zero dilakukan dengan HART
dilakukan di ruang kalibrasi (bukan di lapangan) maka harus diberi hambatan 250
ohm di seri dengan HART communicator. Tujuannya agar transmitter terbaca oleh
HART communicator.
Bacaan kalibrator suhu harus sesuai dengan transmitter. Bila berbeda maka set zero
dilakukan oleh orang bersertifikat dan juga menggunakan alat yang tersertifikasi.
2.4.7 Kalibrasi GC
berhubungan dengan pengukuran custody trasnfer yang data nya masuk kedalam
memilih menu “auto calibrate” kemudian gc akan mengalirkan gas standar bawaan
manufaktur kemudian diukur spesifikasi gas standar tersebut. Hasil pembacaan gas
standar tersebut dibandingkan dengan data dari manufaktur, apabila sesuai maka
AGA 3.
2.6 Operasi dan Perawatan
Operasi Metering system menggunakan orifice flowmeter sebagai alat ukur laju
alirannya dan memiliki 2 stream. Stream A disebut Main Meter dan Stream B
disebut Check Meter. Main Meter yang akan menjadi patokan dalam penentuan gas
yang dijual sedangkan Check Meter hanya berfungsi jika tejadi kegagalan pada
Main Meter. Penggunaan Orifice flowmeter digunakan untuk aliran yang tinggi dan
custody transfer. Dilakukan kalibrasi juga disaat sertifikasi setahun sekali tersebut
Metode ini dilakukan dengan jalan mengalirkan arus listrik searah melalui elektrolit
ke logam sehingga potensial antar muka logam - larutan elektrolit turun menuju
daerah immunnya atau sampai nilai tertentu sehingga laju korosi logam di
secara elektrokimia. Penelitian dilakukan pada baja AISI SAE 1018 dalam
lingkungan larutan NaCl 3,5% dengan waktu pencelupan 168 s/d 840 jam dengan
anoda tumbal Al dan Zn.Dari data analisa dengan metoda kehilangan herat,anoda
Sistem pengaman pada Metering System terbagi menjadi dua yaitu Sistem
Flowmeter.
yang terpasang adalah ESDV (Emergency Shut Down Valve) berupa SDV, ESD
under tekanan di Pig Receiver. Ketika terjadi kegagalan system maka ESDV akan
langsung menutup jika masih terjadi kegagalan dan PRV akan membuka untuk
pengaman yang terpasang. Fungsi dari sistem pengaman ini untuk mengamankan
apabila terjadi kegagalan pada proses sehingga tidak terjadi kecelakaan yang
BDV (Blow Down Valve), PSV (Pressure Safety Valve) dan PRV (Pressure Relief
Valve).
Ketika terjadi kegagalan system pada metering system maka yang akan BDV
dan PRV. Jika pada saat PRV membuka dan masih terjadi over pressure maka PSV
yakni :
Pressure safety valve (PSV) adalah safety device yang digunakan pada suatu
vessel untuk menjaga tekanan di dalam vessel tersebut. Tekanan pada suatu vessel
allowable working pressure (MAWP). Tekanan yang terlalu tinggi di dalam suatu
vessel dapat membuat rupture pada vessel. PSV adalah pengaman terakhir pada
suatu vessel dimana ketika tekanan masih tinggi meskipun telah dikontrol.
Pressure relief valve (PRV) adalah safety device yang sering digunakan pada
untuk menjaga tekanan di dalam vessel tersebut. PRV akan membuka jika tercapai
set point yang sudah di adjust sebelumnya. PRV akan membuang aliran ke flare
untuk menjaga system agar tidak terjadi kerusakan pada peralatan proses dan
pendukung.
Shut Down Valve Shutdown valve adalah alat instrumen yang berfungsi untuk
isolasi saat terjadi unit shutdown. Tidak berfungi untuk mengatur flow, bukan juga
berfungsi untuk membuka dan menutup dengan range bukaan tertentu ketika proses
berjalan. Shutdown Valve hanya memiliki 2 kondisi, yakni tertutup penuh atau
terbuka penuh. Actuator adalah bagian dari SDV yang bertugas untuk
menggerakkan ball SDV. Medium yang digunakan dapat berbagai macam antara
lain dengan signal pneumatic, electric, dan hydraulic. Cara kerja dari SDV (Shut
Down Valve) adalah apabila diberi sinyal untuk aktif, maka dia akan fully close
Blow Down Valve Shutdown valve adalah alat instrumen yang berfungsi untuk
merelease fluida saat terjadi unit shutdown. Tidak berfungi untuk mengatur flow,
bukan juga berfungsi untuk membuka dan menutup dengan range bukaan tertentu
ketika proses berjalan. Blowdown Valve hanya memiliki 2 kondisi, yakni tertutup
penuh atau terbuka penuh. Actuator adalah bagian dari BDV yang bertugas untuk
menggerakkan ball BDV. Medium yang digunakan dapat berbagai macam antara
lain dengan signal pneumatic, electric, dan hydraulic. Cara kerja dari BDV (Blow
Down Valve) adalah apabila diberi sinyal untuk aktif, maka dia akan fully open atau
membuka aliran sehingga fluida di dalam proses bisa dibuang untuk mengurangi
Sistem Kontrol yang terdapat pada metering system adalah system kontrol
single loop flow yang berfungsi sebagai pengatur aliran gas yang masuk ke
metering system.
Gambar 2.17 P & ID PCV
local controller dan variable yang dicontrol adalah Pressure dengan mode single
loop. Dengan mengatur Pressure maka flow yang masuk metering bisa dicontrol.
Pengaturan pressure terletak pada inlet separator dimana PCV yang terpasang
ada dua yaitu PCV-1221 dan PCV-1222. Penggunaan PCV dilakukan secara
diantaranya:
1) Pressure Controller
sinyal pneumatic dalam pengeporasiannya. Input dari Controller ini berasal dari
Time. Pengaturan ini bertujuan untuk menentukan kecepatan respon dan menjaga
atau menutup body valve sesuai sinya Manipulated Variable yang telah dikirimkan
oleh controller. Input dari control valve ini adalah signal pneumatik 3-15 psi. Hasil
Kesimpulan
Berikut beberapa kesimpulan dari makalah yang telah dibuat adalah sebagai
berikut:
stream B yang dipasang secara paralel dimana stream A disebut Main Meter
dan stream B disebut Check Meter. Main meter yang digunakan untuk
4) Sistem pengaman yang digunakan pada metering system terbagi menjadi dua
sebelum masuk metering yakni SDV dan PRV, dan setelah masuk metering
yakni BDV, PSV dan PRV. Tujuan dari sistem pengaman untuk menjaga
local controller dengan mode singel loop. Adapun komponen yaitu pressure