Anda di halaman 1dari 26

TUGAS

PRAKTIKUM METERING SYTEM

MAKALAH METERING SYSTEM


DI ENERGY EQUITY EPIC (SENGKANG) PTY. LTD.

Oleh:

Nama Mahasisiwa : Muh. Erdin


NIM : 161440028
Program Studi : Teknik Instrumentasi Kilang III B
Mata Kuliah : Praktik Metering System

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA


BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
POLITEKNIK ENERGI DAN MINERAL
PEM Akamigas
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Energy Equity Epic (Sengkang) Pty.Ltd adalah salah satu perusahaan yang

bergerak di bidang gas. Dalam menjalankan transaksi menggunkan metering

system sebelum gas dijual ke konsumen. Penjualan ke konsumen dilakukan dengan

mengikuti standar yang telah disepakati.

Konsumen dan EEES dalam melakukan transaksi sangat menghindari adanya

kerugian. Salah satu cara untuk meminimalkan potensi kerugian adalah dengan cara

menjaga pengukuran suatu sistem. Apabila pengukuran suatu sistem buruk, maka

akan terjadi potensi kesalahan pengukuran yang akan mengakibatkan kerugian di

kedua belah pihak. Ketika terjadi kerugian maka tidak ada lagi proses jual beli gas

sehingga produsen akan merugi akibat tidak adanya pemasukan dana dan konsumen

industri tidak bisa melakukan kegiatan produksi akibat tidak mempunyai sumber

energi.

Sistem pengukuran sangat berperan penting dalam pengukuran laju aliran gas.

Terdapat parameter parameter yang mendukung pengukuran flowmeter yang harus

dijaga keakuratannya. Oleh karena itu, disusun lah makalah metering system karena

adanya sifat urgent pada meterng system.

1.2 Tujuan

Tujuan dari dibuatnya laporan adalah untuk mengetahui metering system yang

terdapat di EEES. Dengan rincian sebagai berikut:

1) Untuk mengetahu prinsip kerja metering system

2) Untuk mengetahui komponene metering system dan kalibrasinya


3) Untuk mengetahui instalasi dan perawatan metering system

4) Untuk mengetahu proteksi katodik pada pipa

5) Untuk mengetahu sistem pengaman dan sistem control metering system


II. METERING SYSTEM

2.1 Metering System

Energy Equity Epic (Sengkang) Pty. Ltd dalam menjalankan bisnisnya

melakukan transaksi dengan konsumen yaitu PT. Energy Sengkang, PT PLN

(Persero) dan Pertagas. Semua transaksi dengan semua konsumen menggunakan

Metering System yang terletak di Patila biasa disebut Patila Meter Station (PMS).

Metering System adalah salah satu instrumen terintegrasi yang digunakan untuk

pengukuran fluida baik natural gas maupun liquid (oil) yang digunakan untuk

transaksi penjualan produk dari pihak penjual ke pihak pembeli.

Di Patila Meter Station (PMS) terjadi transaski jual beli yang terbagi menjadi

dua Train yakni Train #1 dan Train #2. Train #1 melakukan penjualan gas dengan

PT. Energi Sengkang sedangkan Train #2 melakukan penjualan gas dengan PT.

PLN (Persero) dan Pertagas yang dikelola pemda Kab. Wajo.

Gambar 2.1 Metering System Train #1


2.2 Jenis Flowmeter yang Digunakan

Jenis flowmeter yang digunakan adalah Senior Orifice merek Daniel yang

mengukur perbedaan tekanan antara upstream dan downstream. Perbedaan tekanan

akan dikalkulasikan menjadi flow sehingga dapat diketahui aliran yang melewati

metering.

Gambar 2.2 Senior Orifice Daniel 9071

Spesifikasi Jenis Flowmeter yang digunakan

Merek : Daniel
Model/Tipe : Senior
Nomor Seri : 95140251D061918
Line Bore Size : 202,720 mm
Beta Rasio (β) : 0,6424 (0.2 ~ 0.7)*
Kapasitas Aliran : 60 MMscfd
Kapasitas Pressure : 550 psi
Kapasitas Temperature : 150 °F
Posisi Tap Pressure : Upstream
Posisi Tap DP : Flange Tap
Posisi Tap Temperature : Downstream
2.3 Skema P&ID

Patila Meter Station (PMS) memiliki dua Train yang semuanya menggunakan

Orifice sebagai jenis flowmeter yang digunakan sehingga disini penulis

menampilkan P&ID Metering System Train #1 yang sekaligus mewakili Train #2.

Gambar 2.3 P&ID Skid Metering System Train #1

Jika dilihat pada gambar diatas P&ID Metering System diatas dapat diketahui

bahwa metering system di EEES memiliki 2 stream, yaitu stream-a dan stream-b.

Untuk alat instrumentasi kedua stream sama identik dan hanya dibedakan menurut

tag number saja. Untuk penjelasan peralatan antara steam A dan steram B sama saja

yang membedakan hanya tag number sehingga hanya dijelaskan satu stream yaitu

stream A.

Berikut peralatan yang terpasang di Metering System Steam A Train #1:


2.3.1 Differensial Transmitter (DPIT-9071)

Differensial Pressure digunakan untuk mengukur beda tekanan aliran gas

dengan system membrane dan dihubungkan dengan Amplifier Board yang

selanjutnya merubah satuan tekanan menjadi sinyal output berupa sinyal standar 4-

20 mA DC. Perbedaan tekanan yang diukur adalah bagian upstream dan

downstream pada orifice.

Gambar 2.4 Differensial Pressure Transmitter 9071

Spesfikasi Differensial Pressure Transmitter:

Differential Pressure Transmitter


Nomor Tag : DPIT-9071
Merek : Rosemount
Model/Tipe : 3051 CD3A02A1AM5B1DFE5H2Q4
Nomor Seri : 02444448
Daerah Ukur : 0 - 250 Satuan : inH₂O
Masukan : 0 - 250 Satuan : inH₂O
Keluaran : 4 - 20 mA
Kesalahan : 0,25
± % FS

2.3.2 Pressure Transmitter (PT-9071)

Pressure Transmitter digunakan untuk mengukur tekanan aliran gas dengan

system membrane dan dihubungkan dengan Amplifier Board yang selanjutnya


merubah satuan tekanan menjadi sinyal output berupa sinyal standar 4-20 mA DC.

Terdapat zero dan span untuk adjust (menambah atau mengurangi) jika mengalami

perubahan besaran angka yang dibandingkan dengan hasil besaran listrik yang

dikeluarkan oleh Multimeter pada saat kalibrasi.. Pressure Transmitter ini

mengirimkan hasil bacaannya menuju flow computer.

Gambar 2.5 Pressure Transmitter 9071

Spesifikasi Pressure Transmitter

Nomor Tag : PIT-9071


Merek : Rosemount
Model/Tipe : 3051 TG4A2B21AB4E5M5Q4
Nomor Seri : 02444449
Daerah Ukur : 0 - 550 Satuan : psi
Masukan : 0 - 550 Satuan : psi
Keluaran : 4 - 20 mA
Kesalahan : ± 0,25 % FS

2.3.3 Temperature Transmitter (TT-9071)

Temperature Transmitter menggunakan sensor RTD yang terpasang

dowstream. Prinsip dari Temperature Transmitter adalah dengan mendeteksi panas

yang terletak pada RTD yang dibaca dalam hambatan (Ω). Hambatan yang terbaca
akan dikonversi menjadi Temperature dan dikirim ke Flow Computer untuk

dikalkusi untuk menentukan flow dengan AGA 3.

Gambar 2.6 Temperature Transmitter 9071

Spesifikasi Temperature Transmitter 9071 adalah sebagai berikut:

Temperature Transmitter 9071


Nomor Tag : TIT-9071
Merek : Rosemount
Model/Tipe : 3144 PD1A1E5B4M5Q4
Nomor Seri : 02537623
Daerah Ukur : 0 - 120 Satuan : °F
Masukan : 0 - 120,0 Satuan : °F
m
Keluaran : 4 20
- A
Kesalahan : ± 0,25 % FS
Sensor
Daerah Ukur : 0 - 120 °F
Kesalahan : ± 1°C/1.8°F atau ± 0.33 Ω

2.3.4 Pressure Gauge PI-9074

Pressure gauge adalah indikator tekanan yang digunakan untuk

membandingkan hasil pegukuran dari pressure transmitter. Hanya digunakan untuk

memonitor local (hanya di lokasi) Apabila terjadi perbedaan pembacaan antara

pressure Transmitter dan pressure gauge maka instrument maintenance akan

melakukan pengecekan terhadap kedua alat tersebut.


Gambar 2.7 Pressure Gauge 9074

2.3.5 Flow Computer

Gambar 2.8 Flow Computer

Flow Computer berfungsi menghitung parameter-parameter yang kemudian

dirubah menjadi laju aliran. Perhitungan ini sesuai dengan AGA 3 (Standar Orifice)

Pengaruh temperature dan pressure masuk kedalam perhitungan flowrate. Flow


comp menerima data dari field transmitter yang berupa arus 4-20mA dan data

komposisi gas dari GC. Flow comp akan melakukan perhitungan laju aliran dan

energi dan menyediakan data bagi station computer.

Sesifikasi Flow Computer yang digunakan di EEES adalah sebagai berikut:

Flow Computer
Nomor Tag : FC-9071
Merek : Bristol Babcock
Model/Tipe : Control Wave Micro
Nomor Seri : 146731240001
Pressure Base : 14,73 psia
Temperature Base : 60 °F
Perhitungan Meter Orifice : AGA 3:1992
Perhitungan Gas Density : AGA 8:1994
Perhitungan Calorific Value : GPA 2172
Flowrate Unit : MMscfd
Energy Unit : MMBtud

2.3.6 Gas Chromatograph

Gambar 2.9 Gas Chromatograph

Pada metering system produk sales gas terdapat sebuah Gas Chromatograph

(GC) sebelum terpisah menjadi 2 stream. GC ini berfungsi untuk mengetahui

komposisi gas yang mengalir dalam pipa yang digunakan pada metering system

sebelum terbagi menjadi 2 stream.


Tujuan dilakukannya GC adalah untuk menentukan komposisi gas yang

menentukan dalam perhitungan pada flow yang mengalir.

2.3.7 Flow Chart Recorder

Flow Chart Recorder digunakan pada metering system di sebagai back up jika

terjadi kegagalan pada meter yang terpasang. Flow Chart Recorder yang digunakan

untuk flowmeter berjenis DP (Differential Pressure) yaitu orifice. Flow recorder

berada di flow computer dan bisa diambil data recordnya untuk melihat hasil

metering yag telah lalu dalam jangka waktu satu hari.

Flow Chart Recorder sendiri memiliki 3 buah sensor, yakni Differential

Pressure, Temperature, dan Static Pressure. Hasil pembacaannya berupa garis

dengan 3 warna berbeda. Barton recorder masih menggunakan gerakan mekanis,

jadi bacaan sensor diubah menjadi gerakan yang menghasilkan grafik pada chart.

Gambar 2.10 Flow Chart Recorder

Spesifikasi Flow Chart Recorder:

Flow Chart Recorder


Nomor Tag : FR-9071
Merek : Nuflo
Model/Tipe : 202E
Nomor Seri : 931275
Differential Pressure
Daerah Ukur : 0 - 250 Satuan : inH₂O
Masukan : 0 - 250 Satuan : inH₂O
Keluaran : 0 - 100 %
Kesalahan : ± 0,5 %
Static Pressure
Daerah Ukur : 0 - 600 Satuan : psi
Masukan : 0 - 600 Satuan : psi
Keluaran : 0 - 100 %
Kesalahan : ± 0,5 %
Tempature
Daerah Ukur : 0 - 150 Satuan : °F
Masukan : 0 - 150 Satuan : °F
Keluaran : 0 - 100 %
Kesalahan : ± 1 %

2.4 Cara Kalibrasi Alat Alat Ukur Pada Metering System

Kalibrasi adalah proses membandingkan alat ukur dengan alat ukur lain yang

telah tersertifikasi atau alat ukur standar. Tiap-tiap alat ukur memiliki cara kalibrasi

yang berbeda.

2.4.1 Kalibrasi Pressure Gauge

Pressure Gauge dikalibrasi dengan mengguakan DWT (Dead Weight Tester).

DWT memiliki pemberat standar yang telah bertuliskan tekanan. Kemudian saat

DWT diberi pemberat maka bacaan dari pressure gauge harus sesuai dengan nilai

pemberat yang diberikan. Apabila tidak sama maka dilakukan zero trim ataupun set

span pada adjuster zero ataupun span dari pressure gauge. Tekanan yang diberikan

harus 25%, 50%, 75%, 100%

2.4.2 Kalibrasi Differensial Transmitter

Kalibrasi pressure transmitter menggunakan digital manometer. Caranya

sama seperti pressure gauge hanya saja set span dan zero dilakukan dengan HART
Communicator yang dihubungkan dengan pressure gauge. Apabila kalibrasi

dilakukan di ruang kalibrasi (bukan di lapangan) maka harus diberi hambatan 250

ohm di seri dengan HART communicator. Tujuannya agar transmitter terbaca oleh

HART communicator.

Spesifikasi Kalibrator Defferensial Transmitter:

Nama Kalibrator : Digital Manometer


Merek : Meriam
Model/Tipe : M2 Series/ZM 200-D10030
Nomor Seri : 1818000018

Nama Kalibrator : Precision Calibrator


Merek : Fluke
Model/Tipe : 726
Nomor Seri : 2682100

2.4.3 Kalibrasi Pressure Transmitter

Kalibrasi pressure transmitter menggunakan DWT. Caranya sama seperti

pressure gauge hanyasaja set span dan zero dilakukan dengan HART

Communicator yang dihubungkan dengan pressure transmitter. Apabila kalibrasi

dilakukan di ruang kalibrasi (bukan di lapangan) maka harus diberi hambatan 250

ohm di seri dengan HART communicator. Tujuannya agar transmitter terbaca oleh

HART communicator.

Spesifikasi Kalibrator Pressure Transmitter:

Nama Kalibrator : Dead Weight Tester


Merek : DH BUDENBERG
Model/Tipe : 580 series
Nomor Seri : 28707

Nama Kalibrator : Precision Calibrator


Merek : Fluke
Model/Tipe : 726
Nomor Seri : 2682100

2.4.4 Kalibrasi Temperature Transmitter

Kalibrasi Temperature Transmitter menggunakan alat khusus dimana berfungsi

menaikkan dan menurunkan suhu. Alat yang digunakan untuk kalibrasi

termperature tresebut harus sudah tersertifikasi, kemudian suhu dinaik turunkan

sedangkan temperature transmitter di konesikan sensornya dengan kalibrator suhu.

Bacaan kalibrator suhu harus sesuai dengan transmitter. Bila berbeda maka set zero

ataupun span pada HART Communicator.

Spesifikasi Kalibrator Temperature Transmitter:

Nama Kalibrator : Thermometer Digital


Merek : Fluke
Model/Tipe : 52 II
Nomor Seri : 30500051 WS

2.4.5 Kalibrasi Orifice Flow Meter

Alat untuk kalibrasi orifice flowmeter yang standar berada di dinas

meteorologi. Di EEES kalibrasi orifice flowmeter dilakukan setiap tahun dan

dilakukan oleh orang bersertifikat dan juga menggunakan alat yang tersertifikasi.

Jadi kalibrasi tidak dilakukan di plant namun di dinas meteorologi (dimet)

2.4.6 Kalibrasi Flow Chart Recorder

Untuk kalibrasi masing masing sensor menggunakan alat kalibratornya

masing masing, untuk DP menggunakan digital manometer dan Pressure bisa

menggunakan DWT (Dead Weight Tester) sedangkan temperature bisa


menggunakan calibrator temperature. Untuk adjust span dan zero bisa dilihat pada

data sheet dari barton recorder.

Gambar 2.11 Adjust Zero dan Span

2.4.7 Kalibrasi GC

Gas chromatograph sendiri harus selalu di cek keakuratannya karena

berhubungan dengan pengukuran custody trasnfer yang data nya masuk kedalam

flow computer. GC memiliki gas standar dimana digunakan untuk kalibrasinya.

Untuk kalibrasi GC automatis menggunakan PC (personal Computer) kemudian

memilih menu “auto calibrate” kemudian gc akan mengalirkan gas standar bawaan

manufaktur kemudian diukur spesifikasi gas standar tersebut. Hasil pembacaan gas

standar tersebut dibandingkan dengan data dari manufaktur, apabila sesuai maka

GC dalam kondisi baik.

2.5 Persyaratan instalasi Metering

Persyaratan instalasi ultrasonic flowmeter telah diatur pada AGA(American

Gas Association) Report no.3 “Measurement of Gas by Orifice Meter”. Untuk

persyaratan persyaratan di EEES mendapatkan informasi dan hanya mengacu pada

AGA 3.
2.6 Operasi dan Perawatan

Operasi Metering system menggunakan orifice flowmeter sebagai alat ukur laju

alirannya dan memiliki 2 stream. Stream A disebut Main Meter dan Stream B

disebut Check Meter. Main Meter yang akan menjadi patokan dalam penentuan gas

yang dijual sedangkan Check Meter hanya berfungsi jika tejadi kegagalan pada

Main Meter. Penggunaan Orifice flowmeter digunakan untuk aliran yang tinggi dan

deras sehingga cocok digunakan di EEES.

Perawatan orifice flowmeter di EEES dilakukan setahun sekali pada bulan

Oktober dengan cara disertifikasikan agar hasil pengukuran terpercaya sebagai

custody transfer. Dilakukan kalibrasi juga disaat sertifikasi setahun sekali tersebut

dilakukan di dimet (dinas meteorologi)

2.7 Proteksi Katodik pada Pipa

Proteksi katodik merupakan salah satu metoda pengendalian laju korosi

secara termodinamika dengan cara memperlakukan struktur logam sebagai katoda.

Metode ini dilakukan dengan jalan mengalirkan arus listrik searah melalui elektrolit

ke logam sehingga potensial antar muka logam - larutan elektrolit turun menuju

daerah immunnya atau sampai nilai tertentu sehingga laju korosi logam di

perbolehkan/minimum. Proteksi katodik dengan metoda anoda tumbal diteliti

secara elektrokimia. Penelitian dilakukan pada baja AISI SAE 1018 dalam

lingkungan larutan NaCl 3,5% dengan waktu pencelupan 168 s/d 840 jam dengan

anoda tumbal Al dan Zn.Dari data analisa dengan metoda kehilangan herat,anoda

Al mampu menurunkan laju korosi baja sampai dengan 82 % dan Zn 50%.


2.8 Sistem Pengaman

Sistem pengaman pada Metering System terbagi menjadi dua yaitu Sistem

Pengaman Sebelum Masuk Orifice Flowmeter dan Setelah Masuk Orifice

Flowmeter.

Gambar 2.12 P&ID Pig Receiver

Gambar diatas adalah Sistem Pengaman pada Receiver yang berfungsi

untuk mengamankan aliran sebelum memasuki metering system. Sistem pengaman

yang terpasang adalah ESDV (Emergency Shut Down Valve) berupa SDV, ESD

(Emergency Shutwond) dan PRV (Pressure Relief Valve).

Semua pengaman yang terpasang berguna untuk mengamankan over atau

under tekanan di Pig Receiver. Ketika terjadi kegagalan system maka ESDV akan
langsung menutup jika masih terjadi kegagalan dan PRV akan membuka untuk

membuang aliran ke flare.

Gambar 2.12 P&ID Gas Metering

Setelah memasuki Gas memasuki Metering system, ada beberapa peralatan

pengaman yang terpasang. Fungsi dari sistem pengaman ini untuk mengamankan

apabila terjadi kegagalan pada proses sehingga tidak terjadi kecelakaan yang

berakibat fatal. System pengaman dikontrol oleh Emergency Shutdown System

dimana dikontrol menggunakan relay. Adapun pengaman yang digunakan adalah

BDV (Blow Down Valve), PSV (Pressure Safety Valve) dan PRV (Pressure Relief

Valve).
Ketika terjadi kegagalan system pada metering system maka yang akan BDV

dan PRV. Jika pada saat PRV membuka dan masih terjadi over pressure maka PSV

akan ikut membuka untuk membuat aliran ke flare.

Beberapa rincian peralatan instrumen yang digunakan sebagai pengaman

yakni :

1) Pressure Safety Valve

Pressure safety valve (PSV) adalah safety device yang digunakan pada suatu

vessel untuk menjaga tekanan di dalam vessel tersebut. Tekanan pada suatu vessel

dapat melebihi tekanan operasi normalnya bahkan dapat melebihi maximum

allowable working pressure (MAWP). Tekanan yang terlalu tinggi di dalam suatu

vessel dapat membuat rupture pada vessel. PSV adalah pengaman terakhir pada

suatu vessel dimana ketika tekanan masih tinggi meskipun telah dikontrol.

Gambar 2.13 Pressure Safety Valve

2) Pressure Reflief Valve

Pressure relief valve (PRV) adalah safety device yang sering digunakan pada

untuk menjaga tekanan di dalam vessel tersebut. PRV akan membuka jika tercapai

set point yang sudah di adjust sebelumnya. PRV akan membuang aliran ke flare
untuk menjaga system agar tidak terjadi kerusakan pada peralatan proses dan

pendukung.

Gambar 2.14 Pressure Relief Valve

3) Shut Down Valve

Shut Down Valve Shutdown valve adalah alat instrumen yang berfungsi untuk

isolasi saat terjadi unit shutdown. Tidak berfungi untuk mengatur flow, bukan juga

berfungsi untuk membuka dan menutup dengan range bukaan tertentu ketika proses

berjalan. Shutdown Valve hanya memiliki 2 kondisi, yakni tertutup penuh atau

terbuka penuh. Actuator adalah bagian dari SDV yang bertugas untuk

menggerakkan ball SDV. Medium yang digunakan dapat berbagai macam antara

lain dengan signal pneumatic, electric, dan hydraulic. Cara kerja dari SDV (Shut

Down Valve) adalah apabila diberi sinyal untuk aktif, maka dia akan fully close

atau menutup aliran.

Gambar 2.15 Shut Down Valve


4) Blow Down Valve

Blow Down Valve Shutdown valve adalah alat instrumen yang berfungsi untuk

merelease fluida saat terjadi unit shutdown. Tidak berfungi untuk mengatur flow,

bukan juga berfungsi untuk membuka dan menutup dengan range bukaan tertentu

ketika proses berjalan. Blowdown Valve hanya memiliki 2 kondisi, yakni tertutup

penuh atau terbuka penuh. Actuator adalah bagian dari BDV yang bertugas untuk

menggerakkan ball BDV. Medium yang digunakan dapat berbagai macam antara

lain dengan signal pneumatic, electric, dan hydraulic. Cara kerja dari BDV (Blow

Down Valve) adalah apabila diberi sinyal untuk aktif, maka dia akan fully open atau

membuka aliran sehingga fluida di dalam proses bisa dibuang untuk mengurangi

dampak buruk bila fluida terjebak pada proses tersebut

Gambar 2.16 Blow Down Valve

2.9 Sistem Kontrol

Sistem Kontrol yang terdapat pada metering system adalah system kontrol

single loop flow yang berfungsi sebagai pengatur aliran gas yang masuk ke

metering system.
Gambar 2.17 P & ID PCV

Sistem Control yang digunakan pada metering system Train #1 menggunakan

local controller dan variable yang dicontrol adalah Pressure dengan mode single

loop. Dengan mengatur Pressure maka flow yang masuk metering bisa dicontrol.

Pengaturan pressure terletak pada inlet separator dimana PCV yang terpasang

ada dua yaitu PCV-1221 dan PCV-1222. Penggunaan PCV dilakukan secara

bergantian jika terjadi kegagalan pada PCV.

Sistem kontrol ini menggunakan beberapa peralatan instrumentasi

diantaranya:

1) Pressure Controller

Pressure Controller yang digunakan adalah Controller yang berjenis Local

Controller atau lokasinya berada dilapangan. Controller jenis ini menggunakan

sinyal pneumatic dalam pengeporasiannya. Input dari Controller ini berasal dari

Separator yang langsung masuk ke Controller. Di Controller terdapat pengaturan

set point yang dibandingkan dengan kondisi lapangan.

Controller ini juga menyediakan fasilitas untuk mengatur PB dan Reset

Time. Pengaturan ini bertujuan untuk menentukan kecepatan respon dan menjaga

Control Valve tidak mengalami hunting.


Gambar 2.18 Pressure Controller

2) Pressure Control Valve (PCV-1221 & PCV-1222)

Pressure control valve, berfungsi untuk mengoreksi tekanan dengan membuka

atau menutup body valve sesuai sinya Manipulated Variable yang telah dikirimkan

oleh controller. Input dari control valve ini adalah signal pneumatik 3-15 psi. Hasil

signal pneumatic dikirimkan ke aktuator control valve untuk menggerakkan valve.

Gambar 2.19 Pressure Control Valve


III. PENUTUP

Kesimpulan

Berikut beberapa kesimpulan dari makalah yang telah dibuat adalah sebagai

berikut:

1) Metering sistem digunakan untuk melakukan custody transfer dengan

konsumen sehingga memerlukan keakuratan. Adapun jenis flowmeter yang

digunakan di EEES adalah Orifice.

2) Adapun komponen metering system yang terpasang di EEES di Train #1 yaitu

Pressure Transmitter, Differensial Transmitter, Temperature Transmitter, Gas

Chramatograph, Flow Chart Recorder, Flow Computer dan Pressure Gauge.

Setiap peralatan pada metering system harus dikalibrasi untuk memastikan

keakurasiannya dengan cek zero dan span.

3) Metering system yang terdapat di EEES terbagi menjadidu stream A dan

stream B yang dipasang secara paralel dimana stream A disebut Main Meter

dan stream B disebut Check Meter. Main meter yang digunakan untuk

menentukan kalkulasi dari flow gas yang dikirim. Instalasi pemasangan

metering system menggunakan standar AGA 3.

4) Sistem pengaman yang digunakan pada metering system terbagi menjadi dua

sebelum masuk metering yakni SDV dan PRV, dan setelah masuk metering

yakni BDV, PSV dan PRV. Tujuan dari sistem pengaman untuk menjaga

kegagalan sistem tidak merusak peralatan


5) Sistem control yang digunakan pada metering system di EEES menggunakan

local controller dengan mode singel loop. Adapun komponen yaitu pressure

controlle dan pressure control valve.

Anda mungkin juga menyukai