PERGURUAN TINGGI KEDINASAN: AKADEMI MINYAK DAN GAS BUMI

SEKOLAH TINGGI ENERGI DAN MINERAL

PTK AKAMIGAS - STEM

DASAR-DASAR INDUSTRI HILIR MIGAS

5. Niaga Migas

Oleh
DR IR AHMAD ZUHDAN FATHONI

LINGKUP PELAJARAN 3/68 K + 34 P

semester 1 & 2

1. INTRODUKSI, PENGENALAN MIGAS

2. PENGOLAHAN MIGAS
1. MINYAK BUMI, PRIMARY - SECONDARY
2. GAS BUMI

3. PENGANGKUTAN MIGAS
1. JALUR PIPA
2. TANGKER
3. MOBIL/TRUCK

4. PENIMBUNAN MIGAS
PENIMBUNAN BBM, PELUMAS, LPG & LNG

5. NIAGA MIGAS
NIAGA LNG, BBG, LPG, BBM, NON BBM

OBYEK PERNIAGAAN
IMPORT
KKKS

CRUDE

IMPORT
KILANG

PRODUK
BBM

PERTAMINA
JOB/TAC

NBBM

LNG

GAS

BBG

BENSIN 88

BENSIN 92

KEROSENE

BENSIN 95

PELUMAS

PERTA DEX

ASPHALT

SOLAR
OWN

BBK

AVTUR
AVGAS
DIESEL
FUEL OIL

LPG

PETROKIMIA

PRODUK MIGAS: LNG

LIQUIFIED NATURAL GAS
GAS ALAM CAIR (LIQUEFIED NATURAL GAS = LNG)
ADALAH GAS ALAM YANG TELAH DIPROSES UNTUK
MENGHILANGKAN KETIDAKMURNIAN DAN HIDROKARBON
BERATNYA, DAN KEMUDIAN DICAIRKAN MENJADI CAIRAN
PADA TEKANAN ATMOSFER DENGAN MENDINGINKANNYA
PADA SUHU CRYOGENIC SEKITAR -160 C.
VOLUME LNG MENJADI SEKITAR 1/600 DARI GAS ALAM
ASLINYA PADA SUHU DAN TEKANAN STANDAR,
MEMBUATNYA LEBIH HEMAT UNTUK DIANGKUT JARAK
JAUH KE LOKASI PEMAKAI/PENGGUNANYA.

PROSES PEMBUATAN LNG

LNG DIDAPAT DARI SUMUR GAS. DARI SUMUR
TERSEBUT GAS ALAM MENGANDUNG KOMPONEN DARI
C1, C2, C3, C4, C5, C6, DAN RANTAI YANG LEBIH TINGGI
LAGI SERTA (BIASANYA ) CO2, H2O, DAN H2S. UNTUK
MENDAPATKAN LNG KITA HARUS SEPARASI C1 DAN C2
DARI C YANG LAIN.
PROSES UTAMA PEMBUATAN LNG ADALAH PENCAIRAN
GAS ALAM C1 DAN C2 MENJADI CAIRAN LNG
PROSES PENCAIRAN GAS ALAM MENGGUNAKAN MCR
( MULTI COMPONENT REFRIGERATION) DI MAIN HEAT
EXCHANGER. MCR ADALAH REFRIGERANT YANG
KOMPONENNYA
TERDIRI
DARI
BERMACAM2
REFRIGERANT,
SEPERTI
:
METHANE,
ETHANE,
PROPANE, BUTANE, DAN NITROGEN YANG DICAMPUR.
5

TAHAPAN PROSES

TAHAP1: GAS ALAM DARI SUMUR GAS DI LEWATKAN KEDALAM

KNOCK OUT DRUM UNTUK MEMISAHKAN CAIRAN KONDENSAT
SEBELUM GAS DIPROSES DI PLANT.
TAHAP 2: KARBON DIOKSIDA (CO2) DAN H2S DIHILANGKAN DENGAN
MENGGUNAKAN ABSORBSI KIMIA MENGGUNAKAN PROSES AMINE.
TAHAP 3: AIR DIHILANGKAN DENGAN MENGGUNAKAN MOLEKULAR
SIEVE
TAHAP 4: PROPAN, BUTAN DAN KONDENSAT DIPISAHKAN DENGAN
MENGGUNAKAN KOLOM FRAKSINASI. ALIAS PEMBUATAN LPG.
TAHAP 5: LNG FEED DI PRECOOLING DENGAN PENDINGIN PROPAN.
TAHAP 6: PENDINGINAN TAHAP AKHIR DAN PENCAIRAN LNG
BERLANGSUNG DI MAIN CRYOGENIC HEAT EXCHANGER DENGAN
MENGGUNAKAN MULTI KOMPONEN REFRIGERANT SEBAGAI MEDIA
PENDINGIN

SPESIFIKASI LNG
URAIAN

SATUAN

BATASAN

METODA
TEST

MIN.

MAX

ASTM

%MOL
%MOL
%MOL
GRAM/100 SCF
%VOL
GRAM/100 SCF

85,0
-

2,0
0,10
0,25
1,0
1,3

D 1945
D 1945
D 1945
D 2385
D 1945

RELATIVE
DENSITY

KG/M3 FOB

453

0,89

NILAI KALORI

BTU/SCF

1105

1165

KOMPONEN
C1
C4
C5+
H2S
N2
TOTAL S

PRODUK MIGAS: BBG (CNG)

BAHAN BAKAR GAS (COMPRESSED NATURAL GAS)
BAHAN BAKAR GAS = BBG (COMPRESSED NATURAL
GAS = CNG) ADALAH GAS ALAM YANG TELAH SEDIKIT
DIPROSES UNTUK MENGHILANGKAN CONDENSAT, AIR
DAN CO2NYA DI LAPANGAN, DAN KEMUDIAN DICAIRKAN
MENJADI CAIRAN PADA TEKANAN TINGGI SEKITAR 200
BAR (200 Kg/cm2) ATAU 2900 Psig.
VOLUME BBG MENYUSUT MENJADI SEKITAR 1/260 1/230
DARI GAS ALAM ASLINYA PADA SUHU ATMOSFER
SEKELILING, SEHINGGA MEMBUATNYA LEBIH HEMAT
UNTUK DISIMPAN UNTUK DIANGKUT DALAM TANGKI
MOBIL PEMAKAI/PENGGUNANYA.
PEMAKAIAN BBG ADLAH SEBAGAI BAHAN BAKAR
ALTERNATIF KENDARAAN BERMOTOR BENSIN MAUPUN
DIESEL,

KEUNGGULAN BBG:
DIBANDINGKAN DG GASOLINE ATAU ADO :LEBIH 'BERSIH'
KARENA EMISI GAS BUANGNYA YG RAMAH LINGKUNGAN.
LEBIH RINGAN DPD UDARA DENGAN BJSEKITAR 0,6036
MEMPUNYAI NILAI OKTAN SEKITAR 130.
EQUIVALEN BENSIN SECARA PRAKTIS PADA 15 OC 16,5
MPa 1 LITER BBG CAIR = 0,3 LITER BENSIN = 1 LSP
BBG TAK BERWARNA, TAK BERBAU DAN TAK BERRACUN
TANGKI KENDARAAN: 40 L AIR SETARA 12 L BENSIN, 50 L
AIR SETARA 15 L BENSIN, & 60 L AIR SETARA 18 L BENSIN
SATU LSP BBG MENGANDUNG ENERGI YANG KURANG
LEBIH SETARA DENGAN ENERGI SATU LITER BENSIN
PREMIUM SEBESAR KURANG LEBIH 700 BRITISH
THERMAL UNIT (BTU).

PERBANDINGAN TANGKI BAJA UNTUK

BAHAN BAKAR KENDARAAN
BENSIN

BBG

LPG

VOLUME (L)

60

60

60

KAPASITAS

60 L

18 LSP

48 L

BERAT KOSONG (Kg)

10

70

24

DAYA JELAJAH (km)

600

180

350

SPESIFIKASI BBG U KENDARAAN BERMOTOR

POLA SUPLAI BBG

PIPE LINE
LAPANGAN GAS
4 7 Kg/cm2
Komponen utama
SPBG:
Kompressor
Storage
Piping
Dispensing pump

SPBG
MOTHER
STATION
SPBG DAUGHTER
STATION

BOTOL CASCADE

KONSUMEN
200 Kg/cm2
12

PRODUK MIGAS: LPG (LIQUIFIED

PETROLEUM GAS) = ELPIJI
GAS HASIL PRODUKSI DARI KILANG MIGAS, ATAU HASIL
PEMISAHAN GAS ALAM YANG DICAIRKAN = GAS MINYAK
BUMI YANG DICAIRKAN.
KOMPONEN UTAMANYA TERDIRI ATAS: GAS PROPANA
(C3H8) & BUTANA (C4H10).
DIPASARKAN DI INDONESIA OLEH PERTAMINA DENGAN
NAMA DAGANG (BRAND) ELPIJI.
DARI SEGI KANDUNGAN HIDROKARBONNYA ADA TIGA
MACAM LPG:
LPG PROPANE, YANG SEBAGIAN BESAR TERDIRI DARI C3
LPG BUTANE, YANG SEBAGIAN BESAR TERDIRI DARI C4
LPG MIXED, YANG MERUPAKAN CAMPURAN DARI PROPANE DAN BUTANE
MERUPAKAN JENIS LPG YANG BEREDAR DI INDONESIA

LPG = LIQUIFIED PETROLEUM GAS =

ELPIJI
LPG BUTANE DAN LPG MIX DIGUNAKAN MASYARAKAT
UMUM UNTUK BAHAN BAKAR RUMAH TANGGA, UNTUK
MEMASAK DAN PENERANGAN, TERUTAMA DIDAERAH
YANG BERIKLIM TROPIS (PANAS)
LPG PROPANE DIGUNAKAN SBG PENDINGIN, BAHAN
BAKAR PEMOTONG LOGAM, UNTUK MENYEMPROT CAT.
DARI SEGI PENYIMPANANNYA ADA 2 JENIS LPG:
DISIMPAN DALAM KEADAAN BERTEKANAN
(PRESSURISED)
& DISIMPAN PADA SUHU RENDAH (DINGIN =
REFRIGERATED)

LPG = LIQUIFIED
PETROLEUM GAS = ELPIJI
KOMPONEN UTAMA ELPIJI PROPANA (C3H8) DAN BUTANA
(C4H10), JUGA MENGANDUNG HIDROKARBON LAIN DALAM
JUMLAH KECIL, MISALNYA METANA (CH4), ETANA (C2H6)
DAN PENTANA (C5H12).
NILAI KALORI: + 21.000 BTU/LB
ETIL ATAU BUTIL MERKAPTAN DITAMBAHKAN SEBAGAI
ODORANT UNTUK MEMBERIKAN BAU YG KHAS SEHINGGA
KEBOCORAN GAS DPT DIDETEKSI DG MUDAH & CEPAT.
ELPIJI PERTAMINA DIPASARKAN DLM KEMASAN TABUNG
(3 KG, 6 KG, 9 KG, 12 KG, 14 KG, 50 KG) DAN CURAH/BULK.
SUMBER ELPIJI DAPAT DIKELOMPOKKAN MENJADI DUA
JENIS, YAKNI: NATURAL GAS (GAS ALAM) DAN REFINERY
GAS (GAS HASIL KILANG).

PROSES PEMBUATAN LPG DARI GAS ALAM.

GAS BUMI TERDIRI DARI CAMPURAN GAS-GAS
HIDROKARBON YAKNI METANA, ETANA,
PROPANA, BUTANA, PENTANA DAN SENYAWA
LAIN YANG BERSIFAT SEBAGAI PENGOTOR
(IMPURITIES). LPG YANG BERASAL DARI GAS
BUMI INI PADA UMUMNYA MERUPAKAN
PRODUK SAMPING DARI LNG PLANT NAMUN
ADA JUGA YANG BERASAL DARI GAS
DILAPANGAN EXPLORASI MINYAK .

TAHAPAN PROSES LPG DARI GAS ALAM:

TAHAP 1: PEMBERSIHAN GAS HIDROKARBON
TERHADAP ZAT-ZAT PENGGANGGU, MISALNYA : CO2
DAN H2S (REMOVAL); PENGHILANGAN MERKURI
(REMOVAL) DAN DEHIDRASI GAS (GAS DEHYDRATION)
UNTUK MENURUNKAN KANDUNGAN UAP AIR.
TAHAP2: KOMPRESSI DAN PENCAIRAN GAS. GAS YANG
TELAH BERSIH DITEKAN DAN DIDINGINKAN SEHINGGA
MENCAIR.
TAHAP3: PENGAMBILAN KOMPONEN LPG (PROPANA
DAN BUTANA) DIPEROLEH DARI PEMISAHAN
KOMPONEN GAS SETELAH DICAIRKAN, YAKNI DENGAN
KOLOM DISTILASI (DEBUTANIZER DAN DEPROPANIZER).
TAHAP 4: PRODUK LPG MASUK KE TANGKI TIMBUN
KILANG BERBENTUK BOLA

LPG DR OIL REFINERY

(DR KILANG MINYAK).

GAS YANG DIHASILKAN DARI PROSES

PENGOLAHAN MINYAK BUMI DI
REFINERY/ KILANG BBM TERDIRI DARI
GAS METANA, ETANA, PROPANA,
PROPENA, BUTANA, BUTENA, DAN
SEDIKIT PENTANA. GAS REFINERY INI
TIDAK MENGANDUNG IMPURITIES,
SEHINGGA TIDAK DIPERLUKAN
PEMBERSIHAN GAS DIDALAM
PROSESNYA.

TAHAPAN PROSES LPG DR KILANG MINYAK

TAHAP 1 : KOMPRESI DAN PENCAIRAN GAS.
GAS YANG DICAIRKAN HANYA PROPANA DAN
BUTANA SAJA, SEDANGKAN GAS-GAS YANG
LAIN (METANA, ETANA) DIBIARKAN TETAP
BERUPA GAS, GAS METANA DAN ETANA
SELANJUTNYA DIPAKAI SEBAGAI FUEL GAS
DIDALAM
REFINERY ITU
SENDIRI ATAU
DIPRODUKSI SEBAGAI LPG DI TAHAP 2.
TAHAP 2 : PENGAMBILAN KOMPONEN LPG. GAS
PROPANA DAN BUTANA YANG SUDAH MENCAIR
DIKIRIM KE TANGKI PENYIMPANAN LPG.

SUMBER LPG PERTAMINA DI INDONESIA

I. KILANG PENGOLAHAN
a.
b.
c.
d.
e.

RU II DUMAI (PRESSURIZED)
RU III PLAJU (PRESSURIZED)
RU IV CILACAP (PRESSURIZED)
RU V BALIKPAPAN (PRESSURIZED)
RU VI BALONGAN (PRESSURIZED)

II. HULU (PRESSURIZED)

III. KKKS (KONTRAKTOR KONTRAK KERJA SAMA)
a.
b.
c.
d.
e.

CHEVRON TG. SANTAN (PRESSURIZED)

PETROCHINA ARAR (PRESSURIZED)
PETROCHINA JABUNG (REFRIGERATED)
MEDCO E&P KAJI (PRESSURIZED)
CONOCO PHILLIPS BELANAK (REFRIGERATED)

IV. KILANG SWASTA

a. ODIRA (PRESSURIZED)
b. SEP (PRESSURIZED)

V. IMPOR (REFRIGERATED/PRESSURIZED)

PRODUK GAS LAIN TURUNAN LPG

Vehicle Gas (Vi-Gas) / LVG /LGV
Musicool

Hydrocarbon Aerosol Propellant (HAP)

LOKASI KILANG MINYAK INDONESIA

PACIFIC OCEAN
SOUTH CHINA SEA

P. BRANDAN
MEDAN

IRIAN JAYA

SULAWESI
SINGAPORE
B. PAPAN

M
SU

DUMAI

PLAJU

A
ER
AT

KALIMANTAN

KAPASITAS : 120 MBSD

PALEMBANG

PANGKALAN BRANDAN
KAPASITAS : 5 MBSD

CEPU

KASIM/SORONG
KAPASITAS : 10 MBSD
BALIKPAPAN
KAPASITAS : 266 MBSD

KAPASITAS : 3,8 MBSD

BALI
TWU
CLANGAP- BJN

JAVA SEA
MUNDU
JAKARTA
BALONGAN
JAWA

DUMAI
KAPASITAS : 6 MBSD
CILACAP
KAPASITAS : 126 MBSD
BALONGAN
CILACAP
KAPASITAS : 125 MBSD
SUNGAI PAKNING
KAPASITAS 348 MBSD
KAPASITAS : 50 MBSD

PENGGUNAAN LPG

SECARA GARIS BESAR SASARAN PEMAKAIAN ELPIJI

DI INDONESIA ADALAH SBB:
RUMAH TANGGA, MISAL: SEBAGAI BAHAN BAKAR DOMESTIK UNTUK
KOMPOR GAS (GAS STOVE), MEMASAK, PEMANAS RUANGAN, HOT
PLATE, DAN PEMANAS AIR (WATER HEATER)
INDUSTRI, MISAL: SEBAGAI BAHAN BAKAR PADA INDUSTRI
(INDUSTRI MAKANAN, TEKSTIL, KERTAS DAN CETAK, KERAMIK DAN
GELAS, LOGAM, PERTANIAN, PERIKANAN, PETERNAKAN,
PENGELASAN, KOREK API DAN LAINNYA) DAN SEBAGAI BAHAN
BAKU INDUSTRI PADA INDUSTRI KIMIA, PUPUK, PETROKIMIA
(PROPYLENE, POLYPROPYLENE, PLASTIK, PVC DLL).
SEBAGAI BAHAN BAKAR OTOMOTIVE: LVG, OTOGAS DLL
SEBAGAI MEDIA PENDINGIN (REFRIGERANT PENGGANTI FREON):
MUSICOOL
SEBAGAI BAHAN PENEKAN/PENYEMPROT AEROSOL
(HAP=HYDROCARBON AEROSOL PROPELLANT) UNTUK PRODUK
KECANTIKAN / PEMBUNUH SERANGGA

PENGGUNAAN ELPIJI DI INDONESIA

Berdasarkan peninjauan di lapangan (survei Andersen Consulting 2001), porsi terbesar pemakaian ELPIJI di
Indonesia lebih kpd sebagai bahan bakar untuk memasak. Akan tetapi LPG di Indonesia juga digunakan sbagai:
RUMAH
TANGGA

Pemanas

Pendingin

PEMANAS

MEMASAK
MEMASAK
PEMANAS
PEMANAS AIR
AIR
SETRIKA
SETRIKA

Bahan Bakar

PENDINGIN
Bahan Baku

BAHAN
BAKAR
Pengeringan

Pengeringan
Penerangan

ISI
ISI FREON
FREON
UNTUK
UNTUK AC
AC
RUMAH
RUMAH DAN
DAN
AC
AC MOBIL
MOBIL
KENDARAAN
KENDARAAN
PRIBADI:
PRIBADI:
SEDAN,
SEDAN,
MINIBUS,
MINIBUS, JEEP
JEEP

KOMERSIL
SALON,
SALON, KATERING
KATERING
RUMAH
RUMAH MAKAN,
MAKAN,
BINATU,
BINATU, HOTEL,
RUMAH
RUMAH SAKIT,
SAKIT,
PENGOLAHAN
PENGOLAHAN ROTI,
ROTI,
BENGKEL
BENGKEL
LABOROTORIUM,
LABOROTORIUM,
TEMPAT
TEMPAT
PEMBAKARAN
PEMBAKARAN
JENAZAH
JENAZAH
PENGGANTI
PENGGANTI FREON
FREON
UNTUK
UNTUK AC
AC MOBIL,
MOBIL,
GUDANG
GUDANG PENDINGIN
PENDINGIN

INDUSTRI
PABRIK
PABRIK KERAMIK,
KERAMIK, PABRIK
PABRIK KACA/BARANG
KACA/BARANG PECAH
PECAH BELAH,
BELAH,
PENYULINGAN,
PENYULINGAN, DOK
DOK PERKAPALAN,
PERKAPALAN, PABRIK
PABRIK OTOMOTIF
OTOMOTIF
PENGOLAH
PENGOLAH METAL/LOGAM,
METAL/LOGAM, PEMBUATAN
PEMBUATAN ALUMUNIUM,
ALUMUNIUM,
PENGERINGAN
PENGERINGAN CAT,
CAT, PEMBUATAN
PEMBUATAN FILM,
FILM, PEMBUATAN
PEMBUATAN
BAHAN
BAHAN KIMIA,
KIMIA, PENJERNIHAN
PENJERNIHAN AIR,
AIR, PENGOLAHAN
PENGOLAHAN KARET
KARET
DAN
DAN PLASTIK,
PLASTIK, PENCAIRAN,
PENCAIRAN, PENGHILANGAN
PENGHILANGAN KABUT
KABUT PADA
PADA
LAPANGAN
LAPANGAN TERBANG,
TERBANG, PENGELASAN,
PENGELASAN, PENGOLAHAN
PENGOLAHAN
MAKANAN,
MAKANAN, PROSES
PROSES BAHAN
BAHAN KIMIA,
KIMIA, PEKERJAAN
PEKERJAAN SIPIL
SIPIL
(PEMBUATAN
(PEMBUATAN DAN
DAN PERBAIKAN
PERBAIKAN JALAN),
JALAN), DLL
DLL

PENDINGIN
PENDINGIN RUANGAN
RUANGAN -- TEMPAT
TEMPAT PENYIMPANAN
PENYIMPANAN
DAGING,
DAGING, FILM,
FILM, BAHAN KIMIA,
KIMIA, DLL
DLL

TAKSI,
TAKSI, BIS
BIS
MINIBUS
MINIBUS

TRUK
TRUK RINGAN,
RINGAN, TRUK
TRUK BERAT,
BERAT, FORKLIFT
FORKLIFT

BAHAN
BAKU

--

PABRIK
PABRIK CAT
CAT PILOX,
PILOX, MINYAK
MINYAK WANGI
WANGI SPRAY,
SPRAY RAMBUT, ISI PEMANTIK API

PENGERINGAN

--

--

PERKEBUNAN
PERKEBUNAN TEMBAKAU,
TEMBAKAU, PETERNAKAN
PETERNAKAN
(AYAM,
(AYAM, BURUNG,
BURUNG, BABI)
BABI)

PENERANGAN

LAMPU
LAMPU DI
DI
TAMAN
TAMAN

LAMPU
LAMPU DI
DI DEPAN
DEPAN
TEMPAT
TEMPAT USAHA
USAHA

LAMPU
LAMPU DI
DI INDUSTRI,
INDUSTRI, LAMPU
LAMPU JALAN
JALAN

CATATAN: TULISAN DENGAN WARNA HITAM MENANDAKAN KEGUNAAN PRODUK YANG ADA SAAT INI,
SEDANG WARNA BIRU MENANDAKAN KEGUNAAN PRODUK YANG LAIN YANG BISA DITINGKATKAN

SPESIFIKASI LPG PROPANA

Sesuai Keputusan Dirjen Migas No.22394 K/10/DJM.T/2009 tgl 11 November

2009 ttg Spesifikasi Bahan Bakar Gas Elpiji untuk Keperluan Dalam Negeri
TEST

MIN

MAX

METHODE

Spesilic Gravity at 60/60 F

to be reported

ASTM D-1657

Vapour Pressure 100 F, psig

210

ASTM D-1267

95

ASTM D-1837

Copper Corrosion 1 hr, 100 F

No. 1

ASTM D 1838

Total Sulfur. grains/100 cuft

151)

ASTM D-2784

Weathering Test 36 F,%vol

Composition:

C3 total % vol

ASTM D-2163

95

C4 and heavier % vol

Ethyl or Buthyl mercaptan
added, ml/100 AG

2.5
50

1) Sebelum ditambahkan Ethyl atau Buthyl mercaptan

SPESIFIKASI LPG BUTANA

Sesuai Keputusan Dirjen Migas No.22394 K/10/DJM.T/2009 tgl 11 November

2009 ttg Spesifikasi Bahan Bakar Gas Elpiji untuk Keperluan Dalam Negeri
TEST

MIN

MAX

METHODE

Spesilic Gravity at 60/60 F

to be reported

ASTM D-1657

Vapour Pressure 100 F, psig

70

ASTM D-1267

95

ASTM D-1837

Copper Corrosion 1 hr, 100 F

No. 1

ASTM D 1838

Total Sulfur. grains/100 cuft

151)

ASTM D-2784

Weathering Test 34 F,%vol

Composition:

C4 % volume

ASTM D-2163

97.5

C5 % volume

2.5

C6 and heavier

NIL

Ethyl or Buthyl mercaptan

added, ml/100 AG

50

1) Sebelum ditambahkan Ethyl atau Buthyl mercaptan

SPESIFIKASI LPG MIXED

Sesuai Keputusan Dirjen Migas No.22394 K/10/DJM.T/2009 tgl 11 November

2009 ttg Spesifikasi Bahan Bakar Gas Elpiji untuk Keperluan Dalam Negeri
TEST

MIN

MAX

METHODE

Spesilic Gravity at 60/60 F

to be reported

ASTM D-1657

Vapour Pressure 100 F, psig

145

ASTM D-1267

95

ASTM D-1837

Weathering Test 36 F,%vol

Copper Corrosion 1 hr, 100 F

ASTM No. 1 ASTM D 1838

Total Sulfur. grains/100 cuft

Water Content

No Free Water

15

Composition:
C2

0.8
97,0

C5 & heavier % vol

Ethyl or Buthyl mercaptan added,
ml/1000 AG

Visual
ASTM D-2163

% vol

C3 & C4 % vol

ASTM D-2784

2.0
50

PROSES BISNIS ELPIJI

PEMASARAN

Gas Source

Kapal
Fully /Semi
Refrigerated
Pipa
Skid Tank

Pembelian
LPG
Refrigerated/
Pressurized
Dari KKKS

Mengangkut
LPG
Refrigerated/
Pressurized

Storage
Refrigerated
REFINERY
Pemrosesan
ke LPG
Pressurized

Kapal
Pressurized
Skid tank
Pipa
Mengangkut
LPG Press

BPMIGAS

Terminalling

Skid tank

Filling Plant
PERTAMINA /
SPPBE / SPPEK

Mengangkut
LPG Bulk

Mengisi ke
dalam tabung

Impor LPG butane

refrigerated CFR Basis
Kilang
PERTAMINA/
Swasta
LPG Pressurized

Kendali :

Storage /
Depot
Pressurized

Retester
Pemeliharaan Tabung
dan Penggantian Tabung Afkir

Impor LPG pressurized

CFR Basis

PERTAMINA dan Badan Usaha lain

OPERASI

Truk

Agen

Mendistribusikan
dan
memasarkan
ELPIJI dalam
bentuk curah
dan Tabung
hingga ke end
user

SUPPLY & DISTRIBUTION CHAIN LPG INDONESIA

KILANG BADAN USAHA

DN/IMPOR

INDUSTRI
AGEN LPG

TANKER / STS

PIPA

RUMAH
TANGGA
AGEN LPG

SUB AGEN /PANGKALAN / TOKO

KENDARAAN
BERMOTOR

DEPOT LPG
AGEN LGV

TRANSPORTIR

SPPBE

SPBE / SPPBE
STASIUN PENGISIAN BULK ELPIJI / STASIUN PENGISIAN & PENGANGKUTAN BULK ELPIJI

MERUPAKAN FILLING PLANT MILIK PIHAK KETIGA

(SWASTA), YANG BERTUGAS UNTUK MENGANGKUT,
MENGISIKAN DAN MENYERAHKAN LPG BAIK DALAM
BENTUK TABUNG ATAUPUN CURAH KEPADA AGEN YANG
DITUNJUK OLEH PERTAMINA. LPG DIAMBIL DARI LPG FP
PERTAMINA, KILANG, DAN LAPANGAN GAS. TRANSAKSI
JUAL BELI DILAKUKAN ANTARA AGEN DAN PERTAMINA.
STOK LPG DI SPPBE MERUPAKAN MILIK PERTAMINA
(SISTEM KONSINYASI). SETIAP BULAN DI SPPBE
DILAKUKAN STOK OPNAME. BESAR LOSSES YANG
DIIZINKAN DI SETIAP SPPBE ADALAH 0% DARI TRUPUT
BULANAN (ZERO LOSSES)
ATAS PENGUSAHAAN SPPBE, SPPBE MENERIMA FILLING
FEE DAN TRANSPORTATION FEE

SPPBE

PRODUK MIGAS:
BENSIN OEDARA (AVGAS)

BAHAN BAKAR PESAWAT UDARA BALING-BALING

BERMESIN PISTON DINYALAKAN DENGAN BUSI

NAMA LAIN: BENSIN OEDARA (BO)

PESAWAT UDARA BERMESIN PISTON ADALAH PESAWAT UDARA
BER BALING BALING YANG DIGERAKKAN DENGAN MESIN
PEMBAKARAN DALAM (INTERNAL COMBUSTION ENGINE) JENIS
PISTON ATAU TORAK, DENGAN MEMAKAI BUSI (SPARK PLUG)
SEBAGAI SISTIM PENYALAANNYA (SPARK IGNITION ENGINE)
SPEC AVGAS DI INDONESIA: SK DIRJEN MIGAS NO. 18665.K/72/
DJM.0/2011 TENTANG SPESIFIKASI AVGAS TERTANGGAL JAKARTA
30 JUNI 2011, ASLINYA DARI DEF STAN 91-90 ISSUE 3 TGL 20
NOVEMBER 2009 ATAU ASTM D 910
DI INDONESIA SEKARANG TERSEDIA AVGAS 100 LL BERWARNA
BIRU EX IMPORT.

CONTOH PESAWAT PISTON

YG TERBANG DI INDONESIA

PESAWAT LATIH TNI AU AS 202 BRAVO

BEBERAPA PESAWAT BOMBER B25, B26, B29
BEBERAPA PESAWAT BEECH SUPER 65 QUEEN, BEECH 95
BARON, DAN 100 KING AIR
BEBERAPA PES CESSNA 150, 152, 172, 180 DLL
DOUGLAS DC-3, DC-6 A/B/C
FLETCHER FU-2490
GELATIK
GRUMAN GOOSE G-21A
PIPER PA-18-150 SUPER PUB, PA 23-160 GERONIMO, PA-32300 CHEROKE DLL
PELICAN, PULSAR, PITTS S-1-E
SPEED CANARD SCO 1B 160
TRANSAVIA PL-12-U AIRTRUCK

AVIATION GASOLINES = AVGAS =AVIGAS

BENSIN OEDARA = BO

AVGAS ADALAH BAHAN BAKAR DENGAN NILAI OKTAN SANGAT TINGGI

YANG SPESIFIK DIGUNAKAN UNTUK MESIN PESAWAT TERBANG YANG
MEMILIKI TINGKAT PERBANDINGAN KOMPRESI YANG SANGAT TINGGI
FUNGSI AVGAS: UNTUK MENGHASILKAN TENAGA MEKANIK DARI TENAGA
KIMIA HASIL PROSES PEMBAKARAN YANG DIHASILKAN DARI/OLEH
ADANYA SUATU TEKANAN YANG DIHUBUNGKAN DENGAN SUATU POROS
UNTUK MENGGERAKKAN BALING-BALING UNTUK MENGHASILKAN GAYA
DORONG (THRUST) ATAU MENGGERAKKAN RODA.
TERBUAT DARI HASIL MINYAK BUMI FRAKSI BENSIN (GASOLINE).
AVGAS JUGA MERUPAKAN SUATU CAMPURAN KOMPONEN-KOMPONEN
YANG BERASAL DARI HASIL PENGOLAHAN MINYAK MENTAH YANG DI
BLENDING DENGAN ADDITIVE TERTENTU SEPERTI TETRAETHYL LEAD,
INHIBITORS DAN PEWARNA DALAM JUMLAH KECIL.
ANTARA BENSIN MOTOR DARAT (MOTOR GASOLINE = MOGAS) DENGAN
AVGAS ADA BEBERAPA PERSAMAAN & PERBEDAANNYA. PERSAMAANYA
ADALAH KEDUANYA TERMASUK JENIS BENSIN. PERBEDAANNYA
TERLETAK PADA MUTUNYA.
AVGAS MEMPUNYAI BEBERAPA PERSYARATAN MUTU UNTUK PEMAKAIAN
DI PESAWAT UDARA YANG TIDAK DIPUNYAI OLEH MOGAS, MUTU AVGAS
LEBIH BAIK DARI MOGAS.
INGAT !! KALAU MOGOK DIUDARA TIDAK BISA PARKIR

PENGARUH ANGKA OKTAN

SEMAKIN TINGGI ANGKA OKTAN:
1. SEMAKIN ANTI KNOCK
2. POWER OUTPUT DARI MESIN AKAN BERTAMBAH BESAR
3. PEMAKAIAN BAHAN BAKAR AKAN LEBIH HEMAT
4. MESIN YANG LEBIH KOMPAK ATAU LEBIH KECIL
5. MEMBUTUHKAN PERBANDINGAN KOMPRESSI MESIN
LEBIH TINGGI
6. EFISIENSI THERMIS AKAN LEBIH TINGGI
7. KECEPATAN MESIN LEBIH TINGGI

PROSES PEMBUATAN AVGAS

AVGAS DIBUAT DARI HASIL BLENDING KOMPONEN:
1. ALKYLAT (BENSIN HASIL PROSES ALKILASI)
2. ISOPENTANE, BENSIN HASIL PROSES DI LIGHT END
3. TOLUENE, BENSIN HASIL PROSES DI LIGHT END
4. ADDITIVE TEL & ETHYLENE DIBROMIDE
5. ZAT PEWARNA
FUNGSI ADDITIVE TEL (TETRA ETHYL LEAD)
MENAIKKAN ANGKA OKTAN (ANTI KETUKAN)
MELUMASI DUDUKAN VALVE (VALVE SEAT)
BAHAYA TEL
BERRACUN, MERUSAK SISTIM SYARAF, MENURUNKAN
IQ, MEMBUAT ORANG MENJADI AGRESIF
FUNGSI ETHYLENE DIBROMIDE: LEAD SCAVENGER

PRINSIP KERJA MESIN BENSIN - KARBURATOR

DAN BEBERAPA PROBLEM TERKAIT MUTU BBM BENSINNYA

PRINSIP KERJA MESIN BENSIN - INJEKTOR

DAN BEBERAPA PROBLEM TERKAIT MUTU BBM BENSINNYA

PRINSIP KERJA MESIN BENSIN

ANIMASI SISTIM PENYALAAN BUSI

5 SIFAT PENTING AVGAS:

1.

2.

3.
4.
5.

KWALITAS PENYALAAN, INI MELIPUTI :

ANGKA OKTAN,
NILAI KALORI,
BERAT JENIS
SIFAT KEMUDAHAN MENGUAP, INI MELIPUTI :
DISTILASI ASTM
TEKANAN UAP REID
SIFAT KEMUDAHAN BERKARAT
SIFAT KESTABILAN
SIFAT-SIFAT LAIN MISALNYA :
KEMUDAHAN MEMBEKU
KEMUDAHAN MELARUTKAN AIR
KANDUNGAN TEL ATAU Pb

SPESIFIKASI AVGAS (1)

SPESIFIKASI AVGAS (2) LANJUTAN 1

SPESIFIKASI AVGAS (3) LANJUTAN 2

POLA SUPLAI & DISTRIBUSI AVGAS

PADA ZAMAN DOELOE, AVGAS DIBUAT DI
INDONESIA OLEH KILANG PLAJU. KARANA
THRUPUTNYA YANG SANGAT KECIL 3500
LITER/HARI, AVGAS SEKARANG
DIPEROLEH DARI IMPORT
Import
REFINERY
FOREIGN

CARGO
SHIP
ISOTANK

TBBM
SURABAYA
GROUP

DPPU

Drum

Not Into
Plane
TBBM

PRODUK MIGAS:
BENSIN MOTOR

MOTOR GASOLINES (ENGLISH)

BENZINE (HOLLAND SPRECHEN)
BENSIN (INDONESIA)
BENGSIN (JAWA)
PETROL (USA)
BAHAN BAKAR MESIN TENAGA PEMBAKARAN DALAM
(INTERNAL COMBUSTION ENGINES) JENIS TORAK
(PISTON) YANG DINYALAKAN DENGAN BUSI (SPARK
PLUG = BOUGIE)
BAHAN BAKAR MINYAK HASIL KILANG MODERN FRAKSI
GASOLINES
HASIL BLENDING BEBERAPA KOMPONEN FRAKSI
GASOLINES + ADDITIVES

MOTOR GASOLINES (MOGAS)

HASIL PROSES PENGILANGAN MINYAK BUMI MODERN,
MENDIDIH PADA SUHU ANTARA 30 - 200 oC
CAMPURAN SENYAWA HYDROCARBON:
PONA+IMPURITIES+ADDITIVE
KOMPONEN UTAMA: STRAIGHT RUN/VIRGIN NAPHTHA,
MENDIDIH PADA SUHU ANTARA 30 - 150 OC, ANGKA
OKTAN ANTARA 65 - 80 RON
KOMPONEN LAIN UNTUK MENAIKKAN AO: BENSIN
ALKYLAT, ISOMER, LIGHT END, CRACKED GASOLINE,
REFORMAT ATAU PLATFORMAT, DLL = HOMC.
IMPURITIES: SENYAWA BELERANG
ADDITIVE: UNTUK MENAIKKAN ANGKA OKTAN: TEL,
MTBE, DLL, UNTUK MENAIKKAN EFISIENSI PEMBAKARAN
P 903

JENIS MOGAS

DI USA, MENURUT KOMPOSISINYA ADA 3 JENIS MOGAS

CONVENTIONAL MOGAS, TERDIRI DARI CAMPURAN
HYDROCARBON YANG BERASAL DARI PETROLEUM
CRUDE
CONVENTIONAL MOGAS DITAMBAH DENGAN BEBERAPA
JENIS ADDITIVE, MIS UNTUK MEMPERBAIKI MUTU
KESTABILAN, PENCEGAHAN PEMBENTUKAN DEPOSIT.
OXYGENATED GASOLINE, TERDIRI DARI CONVENTIONAL
GASOLINE PLUS OXYGENATES UNTUK MENAIKKAN
ANGKA OKTAN DAN MENURUNKAN KADAR GAS BUANG
BERBAHAYA.
REFORMULATED GASOLINE ADALAH GASOLINE YANG
DIBLENDING KHUSUS UNTUK
MENGURANGI/MEMINIMUMKAN PENCEMARAN YANG
DITIMBULKAN OLEH VOLATILE ORGANIC CARBON
SERTA EMISI GAS BUANG YANG BERBAHAYA

JENIS MOGAS
MENURUT WORLD WIDE FUEL CHARTER,
GABUNGAN DARI AAMA, ACEA, EMA DAN JAMA),
ADA 3 JENIS MUTU GASOLINE
CATEGORY 1. UNTUK PASAR YANG TIDAK
MEMBUTUHKAN PENGENDALIAN GAS BUANG,
HANYA MENGANDALKAN PADA KINERJA MESIN /
MOBIL / KEND.
CATEGORY 2. UNTUK PASAR YANG MEMBUTUHKAN
PENGENDALIAN EMISI GAS BUANG YG TIDAK
MENCEMARI LINGKUNGAN (US TIER 0 & 1, EU STAGE
1 & 2)
CATEGORY 3. UNTUK PASAR YANG AMAT SANGAT
MEMPEDULIKAN PENGENDALIAN PENCEMARAN
EMISI GAS BUANG (US CALIFORNIA LEV & ULEV, EU
STAGE 3 & 4)

JENIS MOGAS DI INDONESIA

ADA 2 (DUA) JENIS BENSIN YAITU BENSIN
PSO DAN NON PSO.
BENSIN PSO (PUBLIC SERVICE OBLIGATION
(HARGA BERSUBSIDI) ADA DUA JENIS: YG
BERTIMBAL DAN TANPA TIMBAL
BENSIN NON PSO, HARGA KEEKONOMIAN,
TAK BERSUBSIDI, ADA EMPAT JENIS: SUPER,
PREMIUM, REGULAR A DAN B
NAMA MASING-MASING BENSIN TERSEBUT
DITENTUKAN OLEH BADAN USAHA
PENYEDIA/PENJUAL BENSIN

JENIS BENSIN PSO - INDONESIA

Properties

Satuan

Bilangan Oktana,
RON

Bensin

Bertimbal Bensin

Tanpa
Timbal

Min.

Max

Min.

Max.

88,0

88,0

Kandungan
Timbal

g/l

0,3

0,013

Kandungan
Sulfur

% m/m

0,05

0,05

Titik Didih Akhir

205

215

RVP

kPa

62

62

BENSIN NON PSO - INDONESIA

Properties

Satuan

Bilangan Oktana,
RON

SUPER

MEDIUM

REG. A

REG. B

> 98,0

> 95

> 91

> 88

Kandungan Timbal

g/l

ND

< 0,013

< 0,013

< 0,013

Kandungan Sulfur

% m/m

< 0,05

< 0,05

< 0,05

< 0,05

Aromatic

% v/v

< 40,0

< 50,0

< 50,0

< 50,0

Benzene

% v/v

< 5,0

< 5,0

< 5,0

< 5,0

Olefin

% v/v

< 20,0

< 25,0

< 30,0

< 30,0

Titik Didih Akhir

< 205

< 205

< 205

< 215

RVP

kPa

45 - 60

45 - 60

45 - 60

< 62

KETERANGAN:

MAKSIMUM
MINIMUM

TUNTUTAN PEMILIK MESIN/MOBIL

KENDARAAN/MOBIL SETIAP SAAT SIAP DIGUNAKAN, MUDAH

DISTART DALAM KEADAAN DINGIN, WAKTU PEMANASAN
PENDAHULUANNYA SINGKAT. BEGITU DISTART LANGSUNG
SEGERA DIJALANKAN
DIMANA SAJA, KAPAN SAJA, DALAM KEADAAN APAPUN
MESIN/MOBIL JALANNYA HALUS, MULUS, NIKMAT, AMAN TANPA
BANYAK GANGGUAN, KEREWELAN MAUPUN KESULITAN
PEMAKAIAN BAHAN BAKAR BENSINNYA IRIT (EKONOMIS), UMUR
MESIN LAMA (AWET) & BIAYA PERAWATAN SEMINIMUM MUNGKIN
MENGHASILKAN TENAGA YANG CUKUP BESAR TANPA KETUKAN
(DETONASI). TENAGA, KECEPATAN, PERBANDINGAN KOMPRESI,
ANGKA OKTAN SEMAKIN TINGGI / BESAR.
BENTUK SEMAKIN KECIL, KOMPAK, EFEKTIF, EFISIEN DAN
MENARIK
TIDAK MENCEMARI LINGKUNGAN SEKITARNYA DENGAN EMISI
GAS BUANG YANG RENDAH. SEMAKIN MEMENUHI
PERSYARATAN BAKU MUTU LINGKUNGAN EMISI GAS BUANG
YANG SEMAKIN BAIK / TINGGI DAN KETAT.

CONVENTIONAL GASOLINES

CAMPURAN SENYAWA HYDROCARBON BERASAL DARI CRUDE

PETROLEUM YANG DIPROSES DI REFINERY YANG MODERN.
MENDIDIH PADA SUHU ANTARA 30 200 oC. KOMPOSISI KIMIANYA
TERSUSUN ATAS PONA + IMPURITIES + ADDITIVES.
KOMPONEN UTAMA: STRAIGHT RUN / VIRGIN NAPHTHA: MENDIDIH
PADA SUHU ANTARA 30 150 oC, ANGKA OKTAN RISET (RON)
ANTARA 65 80 RON.
KOMPONEN LAIN UTK MENAIKKAN AO: ALKYLATE GASOLINES,
ISOMER GASOLINES, POLYMERIZED GASOLINES, LIGHT END
GASOLINES, CRACKED GASOLINES, REFORMATE / PLATFORMATE
GASOLINES, HIGH OCTANE MOGAS COMPONENT (HOMC)
IMPURITIES: SENYAWA BELERANG
ADDITIVES:
OXIDATION INHIBITORS / ANTI OXIDANTS
CORROSION INHIBITORS
METAL DEACTIVATORS
DEMULSIFIERS
ANTI KNOCK COMPOUNDS
DEPOSIT CONTROLS
ANTI ICING
DYES (ZAT PEWARNA) & MARKER (PENANDA)
DRAG REDUCERS

PROSES PEMBUATAN MOGAS DI

REFINERY MODERN

BAHAN BAKU: CRUDE OIL

PROSES DI KILANG:
DISTILASI: MENGHSLKAN STRAIGHTRUN GASOLINE
CRACKING: MENGHSLKAN CRACKED GASOLINE
REFORMING: MENGHSLKAN REFORMAT
ALKYLASI: MENGHSLKAN ALKYLAT
POLYMERISASI: MENGHSLKAN BENSIN POLYMER
ISOMERISASI: MENGHSLKAN BENSIN ISOMER
HYDROTREATING: MENJENUHKAN OLEFIN
DESULFURISASI: MENGHILANGKAN BELERANG
PROSES BLENDING: PENCAMPURAN BERBAGAI
JENIS KOMPONEN GASOLINES + ADDITIVES

SPESIFIKASI MOGAS
CONTOH:
DI INDONESIA: SK DIR JEN MIGAS No. 3674
K/24/DJM/2006 ttgl Jakarta 17 Maret 2006
DI USA: ASTM D 4814 96a
DI TINGKAT DUNIA YANG DIREKOMENDASI
OLEH OEM (WORLD WIDE FUEL CHARTER).
TERDIRI ATAS:
AAMA: AMERICAN AUTOMOBILE
MANUFACTURERS ASSOCIATION
ACEA: EUROPEAN AUTOMOBILE
MANUFACTURERS ASSOCIATION
EMA: ENGINE MANUFACTURERS ASSOCIATION
JAMA: JAPAN AUTOMOBILE MANUFACTURERS
ASSOCIATION

SPESIFIKASI MOGAS INDONESIA

SURAT KEPUTUSAN DIR JEN MIGAS

PERTIMBANGAN YANG DIAMBIL

DALAM MENETAPKAN SPESIFIKASI MOGAS:
PERKEMBANGAN IPTEK.
PERKEMBANGAN SPEC BBM
INTERNASIONAL
PERKEMBANGAN LK3.
KEMAMPUAN PRODUSEN BBM DN.
KEMAMPUAN / DAYA BELI MASYARAKAT

SIFAT-SIFAT PENTING
MOTOR GASOLINE (MOGAS)
1. SIFAT ANTI KETUKAN (ANTIKNOCK)
2. SIFAT PENGUAPAN ATAU KEMUDAHAN
MENGUAP (VOLATILITY)
3. KANDUNGAN TEL ( TEL CONTENT)
ATAU KANDUNGAN Pb (TIMAH HITAM)
4. SIFAT PENGKARATAN (CORROSIVITY)
5. SIFAT KESTABILAN
6. WARNA
7. BAU
SEMUA SIFAT TSB DIBATASI OLEH SPEC

SPESIFIKASI BENSIN 88
Batasan
No Karakteristik
1

2
3
4
5

6
7
8
9
10

Bilangan Oktana
-Angka Oktan Riset
-Angka Oktan Motor
Stabilitas Oksidasi
Kandungan Sulfur (S)
Kandungan Timbal (Pb)
Distilasi
10% vol penguapan
50% vol penguapan
90% vol penguapan
Titik didih akhir
Residu
Kandungan Oksigen
Washed Gum
Tekanan Uap
Berat Jenis pd 15 oC
Korosi bilah Tembaga

Satuan

Metode Uji

Tanpa Timbal

Bertimbal

Min

Maks

Min

Maks

ASTM

RON
MON
Menit
%m/m
g/l

88,0
Report
360
-

0,05 1)
0,013

88,0
Report
360
-

0,05 1)
0,3

D2699-86
D2700-86
D525 99
D2622-96
D3237-97
D 86 99a

C
o
C
o
C
o
C
% vol
%m/m
mg/100ml
kPa
Kg/m3
merit

88
715
Kelas 1

74
125
180
215
2,0
2,7 2)
5
62
780
-

88
715
Kelas 1

74
125
180
205
2,0
2,7 2)
5
62
780
-

D4815-94a
D381 99
D-323 3)
D-1298 4)
D-130 - 94

SPESIFIKASI BENSIN 88 (lanjutan)

Batasan
No Karakteristik
11
12
13
14
15
16

Uji Doctor
Sulfur Mercaptan
Penampilan Visual
Warna
Kandungan Pewarna
Bau

Satuan

% massa

Metode
Uji

Tanpa Timbal

Bertimbal

Min

Maks

Min

Maks

ASTM

Negatif
Jernih
Merah

0,002
& terang

Negatif
Jernih
Merah

0,002
& terang

IP 30

g/100 liter
Dapat di-

0,13
pasarkan

Dapat di

0,13
pasarkan

CATATAN UMUM:
1.

Aditif harus kompatibel dengan minyak mesin (tidak menambah kotoran mesin/kerak). Aditif yang
membentuk komponen pembentuk abu (ash forming) tidak diperbolehkan.

2.

Pemeliharaan secara baik untuk mengurangi kontaminasi (debu, air, bahan bakar lain, dll)

CATATAN KAKI:
1)

Batasan 0,05% m/m setara dengan 500 ppm

2)

Bila digunakan oksigenat, jenis ether lebih disukai. Penggunaan etanol diperbolehkan sampai dengan
maksimum 10% volume (sesuai ASTM D 4086 dan pH 7-9. Alkohol berkarbon lebih tinggi (C>2) dibatasi
maksimal 0,1% volume. Penggunaan Metanol tidak diperbolehkan
Metode ASTM D 5191-99 atau D 323
Metode ASTM D 4052 96 atau D 1298

3)
4)

SPESIFIKASI BENSIN 91DAN 95

Batasan
No Karakteristik

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

Angka Oktan Riset

Stabilitas Oksidasi
Kandungan Sulfur (S)
Kandungan Timbal (Pb)
Kandungan Phosphor
Kandungan Logam (Mn,
Fe dll)
Kandungan Silikon
Kandungan Oksigen
Kandungan Olefin
Kandungan Aromatik
Kandungan Benzena
Distilasi
10% vol penguapan
50% vol penguapan
90% vol penguapan
Titik didih akhir
Residu

Satuan

91

Metode Uji
95

Min

Maks

Min

Maks

ASTM

RON
Menit
%m/m
g/l
mg/l
mg/l

91,0
480
-

0,05 1)
0,013 2)
-

95,0
480
Tak ter
Tak ter

0,05 1)
0,013 2)
-deteksi
-deteksi

D2699-86
D525 99
D2622-96
D3237-97
D3231-99
D3831-94

mg/kg
%m/m
%v/v
%v/v
%v/v

2,7 3)
*)
50,0
5,0

Tak ter
-

-deteksi
2,7 3)
*)
40,0
5,0

4)
D4815-94a
D1319-99
D1319-99
D4420-94
D 86 99a

C
o
C
o
C
o
C
% vol

77
130
-

70
110
180
215
2,0

77
130
-

70
110
180
205
2,0

SPESIFIKASI BENSIN 91DAN 95 (lanjutan)

No Karakteristik

Satuan

91

95
Batasan

mg/l
mg/100ml
mg/100ml
kPa
Kg/m3
merit

Metode Uji

Min

Maks

Min

Maks

ASTM

45
715
Kelas 1
Negatif
Jernih
Biru
-

1
70
5
60
770
0,002
& terang
0,13

715
45
715
Kelas 1
Negatif
Jernih
Kuning
-

1
70
5
60
770
0,002
& terang

D5452-97
D381 - 99
D381 99
D-323 5)
D-1298 6)
D-130 94
IP 30

13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23

Sedimen
Unwashed Gum
Washed Gum
Tekanan Uap
Berat Jenis pd 15 oC
Korosi bilah Tembaga
Uji Doctor
Sulfur Mercaptan
Penampilan Visual
Warna
Kandungan Pewarna

*)

Apabila Kandungan Olefin diatas 20 %, hasil pengujian angka stabilitas oksidasi minimum
100 menit

% massa

g/100 liter

0,13

SPESIFIKASI BENSIN 91 DAN 95 (lanjutan)

CATATAN UMUM:
1.

Aditif harus kompatibel dengan minyak mesin (tidak menambah kotoran mesin/kerak). Aditif yang
membentuk komponen pembentuk abu (ash forming) tidak diperbolehkan.

2.

Pemeliharaan secara baik untuk mengurangi kontaminasi (debu, air, bahan bakar lain, dll)

3.

Metode ASTM D 5191-99 atau D 323

4.

Metode ASTM D 4052 96 atau D 1298

CATATAN KAKI:
CATATAN 1): Batasan 0,05% m/m setara dengan 500 ppm
CATATAN 2): Pada atau di bawah batasan deteksi dari metode uji yang digunakan. Tidak ada penambahan yang
disengaja
CATATAN 3): Bila digunakan oksigenat, jenis ether lebih disukai. Penggunaan etanol diperbolehkan sampai
dengan maksimum 10% volume (sesuai ASTM D 4086 dan pH 7-9. Alkohol berkarbon lebih tinggi
(C>2) dibatasi maksimal 0,1% volume. Penggunaan Metanol tidak diperbolehkan
CATATAN 4): ICP - AES (Merujuk pada metode in-house dengan batasan deteksi = 1 mg/kg
CATATAN 5): Metode ASTM D 5191-99 atau D 323
CATATAN 6): Metode ASTM D 4052 96 atau D 1298

SIFAT ANTIKETUKAN
SIFAT ANTIKETUKAN BBM BENSIN DIJAMIN DENGAN

ANGKA OKTAN

SETIAP MOTOR BENSIN APABILA KEBUTUHAN ANGKA

OKTANNYA TIDAK TERPENUHI BISA MENGAKIBATKAN
KNOCKING / PINGING / DETONATION (KETUKAN =
DETONASI = NGIKLIK = NGLITHIK), TIMBUL BUNYI KLITHIK KLITHIK - KLITHIK SEPERTI BUNYI HAMMER YANG MEMUKUL
- MUKUL DINDING BESI.
KNOCKING TERJADI KARENA ADA SEBAGIAN BAHAN BAKAR
YANG MENYALA SEBELUM BUSI DINYALAKAN (PREIGNITION).
HAL INI DISEBABKAN OLEH KOMPOSISI KIMIA BENSIN YANG
KURANG TEPAT, DIMANA ADA SEBAGIAN KOMPONEN
BENSIN YANG SIFAT KIMIANYA MUDAH MENYALA TANPA
ADANYA SUMBER API.
AKIBAT TERJADINYA KNOCKING ADALAH, TENAGA /PANAS
YANG TIMBUL AKIBAT PENYALAAN AKAN TERBUANG
PERCUMA, PEMBAKARAN TIDAK SEMPURNA
MENGHASILKAN CARBON DEPOSIT, SEHINGGA BISA
MENGAKIBATKAN RING STICKING, BAHKAN PISTON
CROWN/CYLINDER HEAD BISA TERBAKAR. AKHIRNYA UMUR
MESIN MENJADI PENDEK, MESIN BISA RUSAK

PEMBAKARAN MOTOR BENSIN

ANGKA OKTAN

o
o
o
o
o
o
o
o
o

ANGKA OKTAN BENSIN MENUNJUKKAN SIFAT ANTI KETUKAN (ANTI KNOCK)

BAHAN BAKAR MINYAK BENSIN (MOTOR GASOLINES). MAKIN TINGGI
ANGKANYA MAKIN BAGUS, MAKIN SEDIKIT MENIMBULKAN KETUKAN.
BESARNYA ANGKA OKTAN BENSIN TERGANTUNG PADA KOMPOSISI KIMIA ATAU
KOMPOSISI HYDROCARBON KOMPONEN PENYUSUN BENSIN
KEBUTUHAN ANGKA OKTAN SUATU MESIN/MOTOR BENSIN TERGANTUNG PADA
DESIGN ATAU SETELAN MESIN SEPERTI:
PERBANDINGAN KOMPRESI
WAKTU PENYALAAN
PERBANDINGAN UDARA : BAHAN BAKAR
WAKTU BUKA-TUTUP KATUB
EFISIENSI VOLUMETRIK
SISTIM INDUKSI PANAS
SUHU JACKET PENDINGIN
DESIGN RUANG BAKAR
SERTA KONDISI OPERASI MESIN/MOTOR BENSIN TSB SEPERTI:
KONDISI KECEPATAN MESIN, TENAGA YANG DIHASILKAN
KONDISI LINGKUNGAN/KEBERSIHAN MESIN
BANYAKNYA DEPOSIT PD RUANG BAKAR

MESIN PEMERIKSA ANGKA OKTAN

ANGKA OKTAN MOGAS DIPERIKSA DENGAN MESIN
BENSIN CRC (CFR) BERSILINDER TUNGGAL.
DINEGARA MAJU DIPAKAI 2 METHODE YAITU
METHODE ASTM D 2699 YAITU METHODE RISET
SEHINGGA DIPEROLEH ANGKA OKTAN RISET
(RESEARCH OCTANE NUMBER = RON).
METHODE ASTM D 2700 YAITU METHODE MOTOR
SEHINGGA DIPEROLEH ANGKA OKTAN MOTOR
(MOTOR OCTANE NUMBER = MON)
MESIN CRC ADALAH SUATU MESIN / MOTOR BENSIN
STANDAR BERSILINDER TUNGGAL, PERBANDINGAN
KOMPRESINYA BISA DIATUR DAN KNOCKING YANG
TERJADI BISA DIUKUR DENGAN KNOCK LEVEL
METER. PERBEDAAN ANTARA METHODE RISET DAN
MOTOR TERLETAK PADA PERBEDAAN KONDISI
PEMERIKSAAN SEPERTI, KECEPATAN, SUHU
CAMPURAN, DAN SPARK ADVANCE YANG DICAPAI.

PEMERIKSAAN ANGKA OKTAN

MEMAKAI BAHAN BAKAR PEMBANDING
CAMPURAN ISOOKTAN DENGAN NORMAL HEPTAN
CAMPURAN ISOOKTAN + NORMAL HEPTAN
100 % ISOOKTAN + 0 % NORMAL HEPTAN
98 % ISOOKTAN + 2 % NORMAL HEPTAN
95 % ISOOKTAN + 5 % NORMAL HEPTAN
94 % ISOOKTAN + 6 % NORMAL HEPTAN
88% ISOOKTAN + 12 % NORMAL HEPTAN
72 % ISOOKTAN + 28 % NORMAL HEPTAN
0 % ISOOKTAN +100 % NORMAL HEPTAN

AO (ON)
100
98
95
94
88
72
0

ANGKA OKTAN
BILANGAN YANG MENUNJUKKAN MUDAH TIDAKNYA BAHAN BAKAR
BENSIN (MOGAS) MEMBERIKAN KNOCKING (KETUKAN) PADA
PEMBAKARAN YANG TERJADI DI RUANG BAKAR MOTOR / MESIN BENSIN.
PEMERIKSAAN RON MEWAKILI PEMAKAIAN PADA KECEPATAN RENDAH
(MILD KNOCKING CONDITIONS), SEDANGKAN PEMERIKSAAN MON
SANGAT BERKAITAN DENGAN (MEWAKILI) PEMAKAIAN KECEPATAN DAN
SUHU TINGGI.
HARGA RON AKAN SELALU LEBIH BESAR DARI MON, PERBEDAAN ANTARA
KEDUANYA DISEBUT DENGAN SENSITIVITAS MOGAS
KARENA PEMERIKSAAN RON DAN MON DILAKUKAN PADA MOTOR/MESIN
BENSIN BERSILINDER TUNGGAL, MAKA SEBETULNYA KURANG MEWAKILI
PEMAKAIAN PADA MESIN AKTUAL YANG BIASANYA BERSILINDER BANYAK
(MULTICYLINDER).
PROSEDUR PEMERIKSAAN AO UNTUK MESIN MULTI SILINDER DILAKUKAN
DIDALAM SATU SERI KENDARAAN SESUNGGUHNYA YANG DILARIKAN DI
JALANAN (MEMBERIKAN ROAD OCTANE NUMBER = RdON)

ANTI KNOCK INDEX = AKI

PEMERIKSAAN RdON DITENTUKAN MENURUT STANDAR MODIFIED
UNIONTOWN PROCEDURE YANG DIKELUARKAN OLEH CRC F-28.
DALAM PROSEDUR INI SATU SERI KENDARAN DIISI DENGAN
BERBAGAI JENIS MOGAS (MULA-MULA REFERENCE FUEL
KEMUDIAN DENGAN BENSIN YANG SESUNGGUHNYA), DENGAN
ANGKA OKTAN BERVARIASI, KEMUDIAN DILARIKAN DALAM
KEADAAN MAXIMUM THROTTLE ACCELERATION. CARA
MENDETEKSI RdON DILAKUKAN DENGAN CARA MENDENGARKAN
OLEH SI OPERATOR. SATU SERI PEMERIKSAAN TERDIRI ATAS 10
15 KENDARAAN BERBAGAI JENIS MODEL, DAN MERK.
HUBUNGAN ANTARA KETIGA JENIS ON TSB DINYATAKAN DALAM
PERSAMAAN: RdON = a(RON) + b(MON) + c PENDEKATAN YG
SERING DIAMBIL ADALAH: a = b = 0,5 DAN c = 0 SEHINGGA RdON =
(RON + MON)/2 SERING DISEBUT DENGAN AKI (ANTI KNOCK INDEX)
DI USA SETIAP POMPA DISPENSER DIBERI LABEL AKI
REGULAR GRADE: AKI 87, MIDGRADE AKI 89
PREMIUM GRADENYA BERVARIASI DARI AKI 91 94

ANGKA OKTAN
BENSIN PREMIUM MEMPUNYAI ANGKA OKTAN MINIMUM 88,0 ARTINYA APABILA
DIPERIKSA DENGAN MESIN PEMERIKSA ANGKA OKTAN DENGAN
METHODE RISET (ASTM D-2699), BENSIN TERSEBUT AKAN MEMBERIKAN
SIFAT ANTI KETUKAN YANG SAMA DENGAN BAHAN BAKAR PEMBANDING
YANG TERDIRI ATAS CAMPURAN 88,0 % ISOOKTAN DAN 12,0 % NORMAL
HEPTAN.
HAL INI TIDAK BERARTI BAHWA BENSIN TERSEBUT MENGANDUNG 88,0 %
ISOOKTAN DAN 12,0 % NORMAL HEPTAN.
UNTUK MENAIKKAN ANGKA OKTAN BENSIN BISA DILAKUKAN PENAMBAHAN
KOMPONEN BENSIN LAIN YG BEROKTAN TINGGI ATAU DITAMBAH
ADDITIVE PD SAAT PROSES BLENDING
ADDITIVE YANG BISA MENAIKKAN ANGKA OKTAN:

TETRA ETHYL LEAD (TEL)

TETRA METHYL LEAD (TML)

METHYLCYCLOPENTADIENYL MANGANESE TRICARBONYL (MMT)

OXYGENATE: ALKOHOL : METHANOL, ETHANOL, ISOPROPYL ALKOHOL &

ETHER: MTBE, ETBE, DIPE.

SIFAT PENGUAPAN / KEMUDAHAN

MENGUAP (VOLATILITY)
BENSIN YANG BAIK, MEMPUNYAI
SIFAT PENGUAPAN YANG CUKUP
BAGUS,
TIDAK BOLEH TERLALU MUDAH
MENGUAP DAN TIDAK BOLEH
TERLALU SUKAR MENGUAP

PENGUAPAN
(VOLATILITY)

TERLALU MUDAH MENGUAP

VAPOR LOCK (TIMBUL GELEMBUNG UDARA
PADA SALURAN BAHAN BAKAR)
VAPOR EVOLUTION (TERJADI PENGUAPAN
SECARA LAMBAT DAN MENERUS).
VAPOR LOSSES (TERJADI KERUGIAN
PENGUAPAN YANG BESAR)
ICING CARBURATOR (PEMBEKUAN ES PADA
KARBURATOR KARENA PANAS
SEKELILING DISERAP UTK
DISTRIBUSI CAMPURAN TIDAK RATA
KEMUDAHAN MENGUAP CUKUP
AKSELERASI MESIN BAGUS
START ABILITY (KEMUDAHAN DISTART PADA
SUHU RENDAH/DINGIN).
WARMING UP PERIOD (WAKTU PEMANASAN
PENDAHULUAN PENDEK)
MIXTURE DISTRIBUTION) DISTRIBUSI
CAMPURAN RATA & SEIMBANG
TERLALU SUKAR MENGUAP
INCOMPLETE COMBUSTION (PEMBAKARAN
TIDAK SEMPURNA)
OIL DILUTION (PENGENCERAN PELUMAS
KARTER MESIN)

VOLATILITY
FRONT END VOLATILITY DIATUR UTK
KEMUDAHAN START DINGIN
KEMUDAHAN START PANAS
MENCEGAH VAPOR LOCK
PENGUAPAN LAMBAT LOSSES KECIL
MID RANGE VOLATILITY DIATUR UTK
PEMANASAN PENDAHULUAN SINGKAT DAN
SMOOTH RUNNING
PEMAKAIAN FUEL EKONOMIS
TENAGA DAN PERCEPATAN YG BAIK
PENCEGAHAN CARBURETOR ICING
TAIL END VOLATILITY DIATUR UNTUK
PENGHEMATAN PEMAKAIAN FUEL
PENCEGAHAN PEMBENTUKAN DEPOSIT
PENCEGAHAN OIL DILUTION
MEMPERKECIL VOC DLM GAS BUANG

SIFAT PENGUAPAN / KEMUDAHAN

MENGUAP (VOLATILITY)
DIPERIKSA DAN DINYATAKAN DENGAN
PEMERIKSAAN :
DISTILASI ASTM D-86
DAN
TEKANAN UAP REID
ASTM D-323 PADA 37,8 oC
(REID VAPOR PRESSURE = RVP AT 100 oF).

SUPPLY & DISTRIBUTION CHAIN BENSIN

KILANG

KENDARAAN
BERMOTOR
TRANSPORTIR
ANGKUTAN

SPBU/SPBA/SPBI

KENDARAAN
BERMOTOR
TRANSPORTIR
ANGKUTAN
INSTALASI /
TERM TR
BADAN USAHA

INLAND /
DEPOT
BADAN USAHA

KONTRAKTOR
ANGKUTAN
LAUT

IMPOR

POOL
KONSUMEN

APMS

KENDARAAN
BERMOTOR

PRODUK MIGAS:

KEROSENE = KEROSINE = KERO

ADALAH FRAKSI DISTILAT MINYAK BUMI YG LEBIH BERAT, DAN
LEBIH SUKAR MENGUAP DARIPADA GASOLINE, AKAN TETAPI
MASIH LEBIH RINGAN DP GASOIL
SG 60/60
:
ANTARA 0,77 S/D 0,83
FLASH POINT :
73 oF (22.5 oC) BBM KLAS B
TRAYEK DIDIH :
350 - 550 oF (177 - 288) oC
JUMLAH ATOM C:
ANTARA C10 - C14
BJ/SG BERADA DIANTARA BENSIN DAN SOLAR (GASOIL)
ADA BERMACAM-MACAM PENGGUNAAN KEROSENE (KEROSINE)
1.
KERO UTK
BBRumah Tangga, M.Lampu,Kompor: MITAN
2.
KERO UTK
BB. Industri, Tractor, Alat Berat
3.
KERO UTK
BB. Peswt Turbin/jet: AVTUR / JET A - 1
4
KERO UTK
BB Rocket
5.
KERO UTK
SOLVENT - PELARUT

MUTU MINYAK TANAH

SEBAGAI BBM RUMAH TANGGA MITAN HARUS:
AMAN DIPAKAI, TIDAK MUDAH MENYALA / TERBAKAR /
MELEDAK
BERSIH DIPAKAI, SEDIKIT CARBON DEPOSIT /
LANGES /CHARNYA. KALAU BANYAK LANGES
ALAT RUMAH TANGGA CEPAT JADI HITAM
SEMPRONG LAMPU CEPAT DIGANTI, OK CEPAT PECAH
KOMPOR CEPAT KOTOR DAN RUSAK

MEMBERI NYALA API YANG TERANG DENGAN ASAP

SESEDIKIT MUNGKIN
TIDAK MERUSAK PERALATAN, PERALATAN RT AWET,
EFEKTIF DAN EFISIEN
HARGANYA MURAH
UNTUK MEMENUHI SYARAT MUTU TSB, DIBUAT SPEC:

SPESIFIKASI MINYAK TANAH

Keputusan Dir Jend MiGas Bumi No: 17.K/72/DDJM/Migas/1999 Tgl 16 April 1999
Sifat

Satuan

Batasan
Min

1
2
3
4
5
6

7
8
9
10
11

Specific Gravity at 60/60 oF

Colour Lovibond 18 cell or
Colour Saybolt
Smoke Point
Char Value
Distillation:
Recovery at 200 C
End Point
Flash Point Abel, or
Alternatively Flash Point Tag
Sulphur Content
Copper Strip Corrosion (3hrs/50 oC)
Odour

Mm
Mg/Kg

Metode Uji

Maks

ASTM

0,835
2,50

D-1298

9
16 1)

LAIN
IP-17

D-156
D-1322
40

IP-57
IP-10

D-86
% vol
o
C
o
F
o
F
%
wt

18
310
100
105

IP-170
0,20
No. 1

D-56
D-1266
D-130

1) Jika Smoke Point ditentukan dengan ASTM D-1322 maka batasan minimum
diturunkan dari 16 menjadi 15 mm

Proses Pembuatan
FRAKSI GAS: UTK GAS KILANG,
BAHAN BAKU LPG, IND PETROKIMIA
FRAKSI NAFTA, STRAIGHT RUN
GASOLIN. BAHAN BAKU MOTOR
BENSIN DAN SOLVENT
FRAKSI KERO: BAHAN BAKU MITAN
DAN AVTUR
FRAKSI GASOIL: BAHANN BAKU
MINYAK SOLAR DAN MINYAK DIESEL

FRAKSI BOTTOM/RESIDU BAHAN

BAKU MINYAK BAKAR (FO), PELUMAS,
ASPHALT, WAX

SUPPLY & DISTRIBUTION CHAIN MINYAK TANAH

KILANG

Warung
Motor tempel
Sektor Informal

Tk Dorong

Konsumen
Akhir
Warung

AGEN MINYAK TANAH

Konsumen
Akhir
Warung
INSTALASI / TT

PANGKALAN
INLAND DEPOT

Konsumen
Akhir
Tk Dorong
Konsumen
Akhir

IMPOR
TRANSPORTIR

industri

PRODUK BBM: AVTUR / JET A-1

BAHAN BAKAR MINYAK UNTUK PESAWAT
UDARA BERMESIN TURBINE (TURBO JET,
TURBO PROP ATAU TURBOFAN
TERBUAT DARI FRAKSI KERO
BERKWALITAS BAGUS

PESAWAT TURBINE/JET
MENURUT DESIGN MESINNYA, PESAWAT TURBIN/JET DAPAT
DIGOLONG-GOLONGKAN KEDALAM:
1.
2.
3.

TURBINE JET ATAU TURBO JET ATAU JET

TURBO FAN
TURBO PROPELLER ATAU TURBO PROP

PESAWAT TURBINE/JET
MENURUT POSISI SAYAPNYA DAPAT DIGOLONG-GOLONGKAN
KEDALAM:
PESAWAT SAYAP TETAP (FIXED WING)
PESAWAT SAYAP BERPUTAR (ROTARY WING)

PESAWAT TURBINE/JET
MENURUT POSISI SAYAPNYA DAPAT DIGOLONG-GOLONGKAN
KEDALAM:
PESAWAT SAYAP TETAP (FIXED WING)
PESAWAT SAYAP BERPUTAR (ROTARY WING)

PESAWAT TURBINE/JET
MENURUT DESIGN BODINYA DAPAT DIGOLONG-GOLONGKAN
KEDALAM:
PESAWAT BADAN SEMPIT (NARROW BODY)
PESAWAT BADAN LEBAR (WIDE BODY)

PESAWAT TURBINE/JET
MENURUT METHODA PENGISIAN BBMNYA DAPAT DIGOLONGGOLONGKAN KEDALAM:
PESAWAT DG PENGISIAN TERTUTUP (UNDERWING)
PESAWAT DG PENGISIAN TERBUKA (OVERWING)

CONTOH BEBERAPA JENIS PESAWAT TURBIN /

JET BERBAHAN BAKAR AVTUR / JET A-1
FIXED WING

BEBERAPA JENIS PESAWAT AIRBUS: A-300, A-310, A- 320, A-330, A-340, A-350, A-360, A-380 DST.
BEBERAPA JENIS PESAWAT BAE: BAE 146-200, BAE 125-800, ATP DLL
BEBERAPA JENIS PESAWAT BEECH: A-100 KING AIR, A-200 SUPER KING AIR DLL.
BEBERAPA JENIS PESAWAT BOEING: 707, 727, 737, 747, 757, 767, 777, 787 DST
BEBERAPA JENIS PESAWAT CASA N/C-212 SERIES
BEBERAPA JENIS PESAWAT BUATAN IPTN LAINNYA, CN 235, N 250 DST
PESAWAT CARIBOU
BEBERAPA JENIS PESAWAT CESSNA: CESSNA-404, TITANIC-II, CESSNA-441 CONQUEST, 550
CITATION DLL
PESAWAT NOMAD
BEBERAPA PESAWAT DHC-3 OTTER AMPHIBIAN, DHC-6 SERIES, TWIN OTTER DHC7-103
BEBERAPA JENIS PESAWATMC DONELL DOUGLASS: DC-9, DC-8, DC 10, MD 11, MD 82
BEBERAPA JENIS PSWT FOKKER F-27, F-28, F-70, F-100 DLL
BEBERAPA JENIS PESAWAT FALCON, F-2, F-20F DLL
BEBERAPA JENIS PESAWAT GRUMAN GII, GI DLL
BEBERAPA JENIS PESAWAT HS-H125, HS748 DLL
L-188 A/C HERCULES, KC-130/H TANKER
SHORT SKYLINER, SHORT SKYVAN
STINSO 108-3, SOKOGALEB
TRANSAL

CONTOH BEBERAPA JENIS PESAWAT TURBIN / JET

BERBAHAN BAKAR AVTUR / JET A-1 & JP - 8
ROTARY WING

BELL
BOLKOW, NBO-105 C/CB
HUGHES
MI-25, MI-26 (BAHAN BAKAR JP-8/NATO F-34)
SA-316B ALOUETTE III, 330 SERIES PUMA, 332-SUPER PUMA
SIKORSKY, DLL

PESAWAT JET TEMPUR

A-4 SKYHAWK
F-5E TIGER (BAHAN BAKAR JP-8/NATO F-34)
F-16 FALCON (BAHAN BAKAR JP-8/NATO F-34)
SUKHOI (BAHAN BAKAR JP-8/NATO F-34)
MIG 17, 21, 23, 25 DST
OV-10
HAWK 100, HAWK 200
HS HAWK MK-53/33, DLL

PADA UMUMNYA DIDUNIA INI DIJUMPAI 3 JENIS

BAHAN BAKAR PESAWAT TURBIN / JET
1. JENIS KEROSENE
CONTOH :
AVTUR: NAMA EROPA/INGGRIS/AFQRJS
JET A 1: NAMA AVTUR DI USA (ASTM)
NATO F-35: NAMA AVTUR DI NEG NATO
JET A: BBM PSWT JET DOMESTIK DI USA
JP 8: BBM PSWT JET MILITER KHUSUS
NATO F-34: TERMINOLOGI NATO U JP-8
2. WIDE CUT GASOLINE
CONTOH :
AVTAG (JP-4).
3. HIGH FLASH POINT KERO
CONTOH :
AVCAT (JP-5), JET B

BBM PESWT TURBINE JET

YANG ADA DI INDONESIA SEKARANG INI
UNTUK PESAWAT SIPIL KOMERSIAL
DAN MILITER:

BBM P JENIS AVTUR / JET A-1

SESUAI DENGAN DEF STAN 91 - 91 / ISSUE 7
PUBLICATION DATE 18 FEBRUARY 2011 IMPLEMENTATION DATE 18 MAY 2011
ATAU KEPUTUSAN DIR JEN MIGAS NO. 33633.K/10/DJM.T/2011
TERTANGGAL: JAKARTA 26 OKTOBER 2011

UNTUK PESAWT TEMPUR TNI AU

BBM P JENIS JP 8
SPEC. US-MIL : MIL - T - 83133

FUNGSI AVTUR
1. SEBAGAI BAHAN BAKAR UNTUK DIBAKAR
MENGHASILKAN TENAGA, MENGHASILKAN
THRUST (DAYA DORONG) SEHINGGA PESAWAT
BISA TERBANG.
2. SEBAGAI PENYERAP PANAS (HEAT SINK),
PENDINGIN SAYAP BODY DARI GESEKAN DENGAN
UDARA, PENDINGIN KOMPONEN MESIN DAN
PELUMAS
3. SEBAGAI PELUMAS UNTUK MELUMASI FUEL
PUMP DAN BAGIAN BAGIAN MESIN LAINNYA
KOMPOSISI KIMIA, THERMAL STABILITY,
LUBRICITY DLL PENTING U MEMENUHI 3 TUGAS
POKOK & FUNGSI AVTUR TERSEBUT

AVTUR HARUS DIJAGA MUTUNYA,

MEMENUHI SPESIFIKASI PADA SAAT
DIBUAT DI REFINERY
DILAKUKAN CUSTODY TRANSFER
DISERAHKAN KE PESAWAT UDARA

SEMUA SIFAT AVTUR HARUS

BAGUS = ON SPECIFICATION
PADA SAAT DIUJI / DITEST

SPESIFIKASI DAN APLIKASI AVTUR

BATASAN (MAKSIMUM / MINIMUM) SIFAT SIFAT /
KARAKTERISTIK AVTUR JET A-1 YANG DIUKUR DENGAN
METHODE & PERALATAN STANDAR AGAR COCOK
UNTUK PENGGUNAAN DAN AMAN DIPAKAI.
ALAT UKUR BMP & METHODENYA HARUS STANDARD
SETIAP MESIN TELAH DIRANCANG SEDEMIKIAN RUPA
SEHINGGA MENUNTUT PERSARATAN KWALITAS BMP
TERTENTU YG DINYATAKAN DALAM SPESIFIKASI BMP.
SETIAP PERSARATAN MAX / MIN DLM SETIAP SIFAT BMP
ADA KAITAN MAKNANYA DG KINERJA / APLIKASI MESIN.
SETIAP PERSARATAN SIFAT/ KARAKTERISTIK BMP YG
ADA DI SPEC BMP APABILA TIDAK DIPENUHI, AKAN
MEMBERI PENGARUH TERHADAP KINERJA MESIN. BISA
MENGAKIBATKAN STALL,
PESAWAT TIDAK BISA PARKIR DIUDARA

SIFAT-SIFAT PENTING AVTUR

SIFAT SIFAT INI DIATUR DLM SPESIFIKASI TERKAIT KINERJA AVTUR

1. KENAMPAKAN (APPEARANCE)
2. KOMPOSISI ATAU SUSUNAN KIMIA
(COMPOSITION)
3. KEMUDAHAN MENGUAP (VOLATILITY)
4. KEMUDAHAN MENGALIR (FLUIDITY)
5. PEMBAKARAN ( COMBUSTION )
6. KEMUDAHAN BERKARAT (CORROSION)
7. KESTABILAN PD SUHU TINGGI (THERMAL
STABILITY)
8. ADANYA KONTAMINAN GUM (EXISTENT GUM)
9. SIFAT PEMISAHAN AIR (WATER SEPARATION)
10. DAYA HANTAR LISTRIK (CONDUCTIVITY)
11. PELUMASAN (LUBRICITY)

KEGIATAN OPERASI AVIASI

MENERIMA, MENIMBUN, MENYALURKAN SERTA
MENJUAL BBM PENERBANGAN SESUAI
SPESIFIKASI /STANDARD MUTU
NASIONAL/INTERNATIONAL:
AVTUR (DEF STAN 91-91/ ISSUE TERAKHIR)
AVGAS (DEF STAN 91-90/ ISSUE TERAKHIR)
METHMIX (DEF STAN 68-253/ ISSUE TERAKHIR)

MENYALURKAN/MENYERAHKAN/MENJUAL BBM
PENERBANGAN KEPADA KONSUMEN/PELANGGAN
SECARA TEPAT / BERMUTU TINGGI DAN AMAN.
TURUT MENJAGA KESELAMATAN PENERBANGAN
ATAS MUTU PRODUK YANG DISERAHKAN.

Supply & Distribution Chain BBM Avtur

di lndonesia

Instalasi/ Depo

Kilang

Dispenser

DPPU
Hydrant

Road Transport/Bridger

Rail Transport: RTW

Water Transport

Into Plane

Into Plane: Refueller

Airlines

POLA SUPLAI & DISTRIBUSI AVTUR

DPPU
COD I

Fueler
/Dispenser

Not Into
Plane
Refinery /
Import

Ship

1st
TERMINAL

Ship/Bridger/R
TW

Fueler
/Dispenser

DPPU

Fueler
/Dispenser

COD II

2nd
COD III

DPPU

TERMINAL

Ship/Bridger/R
TW

Into
Plane

MODEL PASOKAN & HARGA AVTUR

I

REFINERY

DPPU
d7
d2

d1
Harga Avtur DPPU = MOPS + d1+d2+d7

II

TT/INSTALASI/DEPOT
d7

d2

DPPU

d1
d3

III

REFINERY
Term. Transit

d4
Harga Avtur DPPU = MOPS + d1+d2+d3 + d4 + d7
d7

d2

DPPU

d1
d3
2ND DEPOT
d4
10/17/16

d6
d5

Harga Avtur DPPU

= MOPS + d1+d2+d3 +d4 +d5 + d6 + d7

DISTRIBUSI BBM PENERBANGAN

TYPICAL

CONTOH POLA S&D DI BANDARA SKH

OPERASI PENGENDALIAN MUTU

Transport

Transport/Delivery

Refinery
JET
A1

Intermediate
Depot

PERTAMINA J
E
T
Semi Refueller
A
1

Airfield Depot
JET
A1

Refueller
Pipe Line

Pipe Line
PERTAMINA
NGR 05

Hydrant System

Dispenser
NGR
05

Fuel Distribution Scheme

Import

Recertification

Field Test

Field Test

Certtificate of Quality

Field Test

Periodik lab test

Maintenance of facilities

Test Report

Periodik lab test

Maintenance of facilities

Handling Product

Visual Test

Maintenance of facilities

Handling Product

Handling Product

PRODUK BBM:

BBM MESIN DIESEL

ADALAH BAHAN BAKAR MINYAK (BBM) YG DIPAKAI UNTUK

MESIN DIESEL, MESIN TENAGA PEMBAKARAN DALAM JENIS
TORAK YG DINYALAKAN DENGAN SISTIM KOMPRESI: MENURUT
SPESIFIKASI DIT JEN MIGAS DI INDONESIA ADA 3 JENIS BBMD:
MINYAK SOLAR ATAU HIGH SPEED DIESEL (HSD), ATAU
AUTOMOTIVE DIESEL OIL (ADO), ATAU MARINE GASOIL (MGO).
MINYAK DIESEL ATAU INDUSTRIAL DIESEL OIL (IDO), ATAU
INDUSTRIAL DIESL FUEL (IDF), ATAU MARINE DIESEL OIL (MDO).
MINYAK BAKAR / RESIDU (ADA 2 SPEC), FUEL OIL (FO) ATAU
INDUSTRIAL FUEL OIL (IFO) ATAU BUNKER C, ATAU BUNKER
FUEL OIL.
MENURUT SPESIFIKASI ASTM D 975 GRADE NO. 2D ADALAH
GRADE UNTUK HSD ATAU ADO. GRADE NO 1-D ADALAH
KEROSENE, DAN GRADE 4D ADALAH YANG LEBIH BERAT LAGI
MENURUT WORLD WIDE FUEL CHARTER ADA 3 JENIS YAITU YG
DIPAKAI UTK PASAR DG MINIMUM REQUIREMENT OF EMISION
CONTROL, STRINGENT REQUIREMENT, DAN ADVANCED
REQUIREMENT.

8 TUNTUTAN MASYARAKAT AKAN MUTU

PENGGUNAAN BBM DIESEL:
1.
2.
3.
4.
5.

KEMUDAHAN START PADA SUHU PEMAKAIAN

MEMBERIKAN TENAGA YANG CUKUP BESAR
KEBISINGAN MESIN SEMINIMAL MUNGKIN
PEMAKAIANNYA HEMAT DAN EKONOMIS
MEMBERIKAN SIFAT PELUMASAN, SESEDIKIT
MUNGKIN MENIMBULKAN KEAUSAN
6. DAPAT BEROPERASI PADA SUHU YANG
BERVARIASI, TERUTAMA MUDAH MENGALIR
PADA SUHU RENDAH
7. STABIL DALAM PENYIMPANAN DAN PEMAKAIAN
8. SESEDIKIT MUNGKIN MENIMBULKAN EMISI GAS
BUANG YANG BISA MENCEMARI LINGKUNGAN

PERAN MUTU BBM

PEMENUHAN KE 8 TUNTUTAN KEBUTUHAN
TERSEBUT DAPAT DIPENUHI DARI SEGI
DESIGN ATAU SETELAN MESIN, OPERATOR
YANG MENJALANKAN DAN MEMELIHARA,
SERTA KUALITAS BAHAN BAKAR MINYAK
MESIN DIESELNYA.
FAKTOR DESIGN MESIN ADALAH FAKTOR YG
PALING BERPERAN. NAMUN DEMIKIAN
KARENA DISINI DIBAHAS MASALAH BBMNYA
MAKA AKAN DITINJAU PERANAN BBM
DALAM MEMENUHI TUNTUTAN TSB

PEMENUHAN HUBUNGAN ANTARA 8 TUNTUTAN

MASYARAKAT DENGAN KUALITAS BBM DIESEL:

KEMUDAHAN START DIATUR DENGAN ANGKA

CETANE YANG CUKUP. MAKIN TINGGI ANGKA
CETANE AKAN SEMAKIN MEMPERMUDAH START
PADA SUHU RENDAH.
MEMBERIKAN TENAGA YANG CUKUP BESAR
DIPENUHI DENGAN VISKOSITAS YANG CUKUP
AGAR PEMBAKARAN BERJALAN SEMPURNA
KEBISINGAN MESIN SEMINIMAL MUNGKIN
DIATUR DENGAN MEMPERTINGGI ANGKA
CETANE
PEMAKAIANNYA HEMAT DAN EKONOMIS DIATUR
DENGAN NILAI PANASNYA

PEMENUHAN HUBUNGAN ANTARA 8 TUNTUTAN

MASYARAKAT DENGAN KUALITAS BBM DIESEL:

MEMBERIKAN SIFAT PELUMASAN, SESEDIKIT

MUNGKIN MENIMBULKAN KEAUSAN, DIATUR DENGAN
VISKOSITAS YANG TEPAT ATAU PENAMBAHAN
ADDITIVES
DAPAT BEROPERASI PADA SUHU YANG BERVARIASI,
SUPAYA MUDAH MENGALIR PADA SUHU RENDAH
DIATUR DENGAN POUR POINT
SUPAYA STABIL DALAM PENYIMPANAN DAN
PEMAKAIAN, DIPERIKSA SIFAT KESTABILANNYA,
KALAU PERLU DITAMBAH ADDITIVES
SUPAYA SESEDIKIT MUNGKIN MENIMBULKAN EMISI
GAS BUANG YANG BISA MENCEMARI LINGKUNGAN,
KOMPOSISI KIMIA HARUS DIATUR SEHINGGA
AROMAT DAN POMNYA SESEDIKIT MUNGKIN

MESIN DIESEL
DITEMUKAN PERTAMAKALI
OLEH RUDOLF DIESEL PD TH
1892, DENGAN BAHAN BAKAR
SERBUK BATUBARA
CRUDE OIL DITEMUKAN DI
AMERIKA PERTAMA KALI DI
PENSYLVANIA 30 TH
SEBELUMNYA (1859) DG
PRODUK PERTAMA KALI
KEROSENE SEBAGAI MINYAK
LAMPU. PETROLEUM DIESEL
FUEL BERHASIL DIGUNAKAN
PERTAMA KALI SEBAGAI BBM
MESIN DIESEL PD 1895.

MESIN DIESEL

MESIN DIESEL KOMERSIAL YANG

PERTAMA KALI DICIPTAKAN MANUSIA
ADALAH MESIN DIESEL BESAR
PUTARAN LAMBAT UNTUK
MENGGERAKKAN KAPAL LAUT,
LOKOMOTIF & GENERATOR INDUSTRI.
PEMAKAIAN UNTUK TRUCK DAN BUS
DIMULAI PD TH 1930. SETELAH
PERANG DUNIA II PEMAKAIAN MESIN
DIESEL UNTUK KENDARAAN
PENUMPANG SANGAT POPULAIR DI
EROPA, TAPI TIDAK DI AMERIKA.
SAAT INI PENGGUNAAN MESIN
DIESEL SANGAT LUAS SEKALI, BAIK
UNTUK KEPERLUAN PERTANIAN,
TRANSPORTASI, INDUSTRI &
PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK.
MULAI DARI YANG BERBENTUK KECIL
RPM TINGGI SAMPAI BESAR DENGAN
RPM RENDAH / KECIL

MESIN DIESEL

ADALAH MESIN
PEMBAKARAN
TENAGA DALAM
JENIS TORAK YANG
BERFUNGSI UNTUK
MENGUBAH ENERSI
PANAS HASIL
PEMBAKARAN BBM
MESIN DIESEL
MENJADI ENERSI
MEKANIK DALAM
BENTUK PUTARAN
POROS YANG
DITERUSKAN
UNTUK PUTARAN
RODA, KIPAS, DAN
RODA GILA UNTUK
PUTARAN POMPA,
PEMBANGKITAN
LISTRIK DLL.

MESIN DIESEL

PENYALAAN / PEMBAKARAN
BBM MESIN DIESEL PADA
RUANG BAKAR MESIN DIESEL
DILAKUKAN SECARA
OTOMATIS OLEH PANAS YANG
DITIMBULKAN DARI HASIL
KOMPRESI (PENEKANAN)
UDARA YANG
MENGAKIBATKAN TEKANAN
DAN SUHU TINGGI, SEHINGGA
MENGAKIBATKAN
TERJADINYA PENYALAAN
ATAU PEMBAKARAN
SPONTAN TANPA ADANYA
PENYALAAN OLEH SUMBER
NYALA SEPERTI BUSI (SPARK
PLUG), DAN DIATUR OLEH
MEKANISME SISTIM
PEMBAKARAN BAHAN
BAKAR.

KLASIFIKASI BBMD VS RPM

BBM MESIN DIESEL PUTARAN TINGGI,
HIGH SPEED: RPM DIATAS 1000 (1200) ATAU 1500,
UKURAN KECIL, INJEKSI TIDAK LANGSUNG, 4 LANGKAH,
BBM: MINYAK SOLAR / HSD / ADO
BBM MESIN DIESEL PUTARAN SEDANG,
MEDIUM SPEED: RPM DIANTARA 200 SAMPAI 1200,
UKURAN MEDIUM, TRUNK PISTON ENGINE, 4 LANGKAH,
BBM: MINYAK DIESEL / 1DO / IDF / MDO
BBM MESIN DIESEL PUTARAN LAMBAT,
LOW SPEED: RPM DIANTARA 60 SAMPAI 200,
UKURAN BESAR (DIAMETER SILINDER BISA SAMPAI 1
METER, PANJANG 3 METER), CROSSHEAD ENGINE,
INJEKSI LANGSUNG, 2 LANGKAH,
BBM: MINYAK BAKAR / RESIDUE / BUNKER C / FO / MFO

PROSES PEMBAKARAN MESIN DISEL

BERLANGSUNG PADA SUHU TINGGI (400 500 oC),

DIHASILKAN DARI PENEKANAN (KOMPRESI)
UDARA.
INJEKSI PENGABUTAN BBMD DILAKUKAN OLEH
INJEKTOR DENGAN POMPA TORAK BERTEKANAN
TINGGI DENGAN CLEARANCE YANG SANGAT
KECIL, DILUMASI OLEH BBM MESIN DIESEL NYA.
KABUT YANG TERBENTUK BERUKURAN MIKRON
DENGAN KECEPATAN INJEKSI ANTARA 150 200
M/DETIK
INJEKSI BBM MESIN DIESEL BERLANGSUNG PADA
POSISI TORAK 15 32 DERAJAT SEBELUM TMA,
PADA TEKANAN 25 35 BAR.
WAKTU PENYALAAN AMAT SINGKAT (WAKTU
ANTARA INJEKSI BBMD DENGAN TERJADINYA
PENYALAAN SENDIRI SEBELUM PISTON
MENCAPAI TITIK MATI ATAS).
KETERLAMBATAN MENYALA (IGNITION DELAY)
AKAN MENGAKIBATKAN KNOCKING, DETONATION
ATAU PINGING, NGLITHIK YANG MENIMBULKAN
GETARAN DAN KEBISINGAN.

KOMPONEN DAN PROSES

PEMBUATAN BBM MESIN
DIESEL
FRAKSI GASOIL + FRAKSI BOTTOM
(RESIDU) + ADDITIVE
KETIGA KOMPONEN DIATAS
DIBLENDING SEHINGGA MEMENUHI
SPESIFIKASI

FRAKSI GASOIL
VIRGIN ATAU STRAIGHT RUN GASOIL, BISA
LGO ATAU HGO DARI CDU / DISTILASI
ATMOSFERIS
VACUM GASOIL, BISA LVGO DAN HVGO DARI
PROSES DISTILASI VAKUM (HVU)
GASOIL DARI PROSES CRACKING SEPERTI
THERMAL, CATALYTIC MAUPUN
HYDROCRACKING, BISA BERNAMA LCO =
LIGHT CYCLE OIL, ATAU HEAVY CYCLE OIL =
HCO, DECAN OIL DARI RCC
GASOIL DARI PROSES COKING

FRAKSI BOTTOM (RESIDU)

HASIL DASAR / BOTTOM PRODUCT/
RESIDU DARI:
PROSES DISTILASI ATMOSFERIS /CDU:
LONG RESIDU.
PROSES DISTILASI VAKUM / HVU:
SHORT RESIDU
RESIDU PROSES SECONDARY DAN
TERTIARY

ADDITIVE
ENGINE PERFORMANCE ADDITIVE SEPERTI
CETANE NUMBER IMPROVER
INJECTOR CLEANLINES & LUBRICITY ADDITIVES
SMOKE SUPPRESSANTS ADDITIVES
FUEL HANDLING ADDITIVES
ANTIFOAM ADDITIVES
DE ICING & LOW OPERABILITY ADDITIVES
DRAG REDUCING ADDITIVES (UTK PIPELINES)
FUEL STABILITY ADDITIVES
ANTIOXIDANTS, STABILIZERS,
METAL DEACTIVATORS
DISPERSANTS, CONTAMINANT CONTROLS
BIOCIDES, DEMULSIFIERS, & CORROSION INHIBITORS
PENAMBAHAN ADDITIVES (DOPING) BAIK JENIS MAUPUN JUMLAH
KONSENTRASI YG DITAMBAHKAN TERGANTUNG KEBUTUHAN &
BESARNYA TAMBAHAN KUALITAS YANG DIPERLUKAN

CONTOH DI INDONESIA
MINYAK SOLAR / HSD / ADO: DIBUAT DARI
HASIL BLENDING BEBERAPA KOMPONEN
FRAKSI GASOIL, APABILA PERLU DITAMBAH
ADDITIVE DPI 500
MINYAK DIESEL: DIBUAT DARI HASIL
BLENDING 85 % FRAKSI GASOIL DAN 15 %
FRAKSI RESIDU.
MINYAK BAKAR DIBUAT DARI HASIL
BLENDING BEBERAPA KOMPONEN FRAKSI
RESIDU, KALAU PERLU DITAMBAH SEDIKIT
FRAKSI GASOIL UNTUK MEMPERBAIKI /
MENGATUR POUR POINT

SPESIFIKASI BBM MESIN DIESEL

DI INDONESIA BERLAKU PERATURAN ATAU SURAT KEPUTUSAN

DIRJEN MIGAS: UTK M SOLAR:Keputusan Direktur Jenderal
Minyak dan Gas Bumi Nomor : 3675 K/24/DJM/2006 Tanggal: 17
Maret 2006
ADA 3 KELOMPOK SPESIFIKASI BBM DIESEL INDONESIA
MENURUT DIRJEN MIGAS

HIGH SPEED DIESEL / AUTOMOTIVE DIESEL OIL / MINYAK SOLAR /

MARINE GASOIL: SK DJM No. 3675K/24/DJM 2006 TGL 17 MAET 2006
MEDIUM SPEED DIESEL OIL / MINYAK DIESEL / MDO SK DJM No.
14499 K/14/DJM/2008 TGL 21 AGUSTUS 2008
LOW SPEED DIESEL / MINYAK BAKAR / FUEL OIL / RESIDU SK DJM
No. 14496 K/14/DJM/2008 TGL 21 AGUSTUS 2008

BEBERAPA SIFAT-SIFAT BBM YANG ADA DALAM SPESIFIKASI

MEMPUNYAI MAKNA DAN TUJUAN TERSENDIRI, SESUAI APA
YANG DIHARAPKAN OLEH KINERJA MESIN MAUPUN STORAGE
DAN HANDLINGNYA
SIFAT SIFAT BBM DIPERIKSA DENGAN ALAT DAN METODE
STANDARD

SPESIFIKASI BBM DIESEL GLOBAL

DI AMERIKA ADA SPESIFIKASI ASTM D 975 DAN

US MIL, SERTA BEBERAPA TAMBAHAN
PERSYARATAN YANG DIBUAT OLEH EPA, CARB,
PIPE LINE TRANSPORTATION COMPANY, JUGA
PEMBELI KADANG PUNYA SPEC SENDIRI
DI INGGRIS ADA SPESIFIKASI MENURUT BRITISH
STANDARD (BS) DAN DEF STAN
DI DUNIA ADA SPESIFIKASI MENURUT ISO
ADA JUGA SPESIFIKASI OLEH PERUSAHAAN /
PABRIK PEMBUAT MESIN: CIMAC
BEBERAPA ASOSIASI OEM DI BEBERAPA
NEGARA MEBUAT HARMONISASI SPESIFIKASI
DALAM BENTUK WORLD WIDE FUEL CHARTER

SPEC MINYAK SOLAR 48 (PSO)

Properties

Satuan

Min.

Cetane Number

48

Cetane Index

45

Max.

Density @ 15 C

kg/m3

815

870

Viskositas Kinematik pada

37,8 C

mm2/s

2,0

5,0

Kandungan Sulfur

% m/m

0,35

T95

Titik Didih Akhir

Flash Point

60

Pour Point

18

SPEC MINYAK SOLAR NON PSO

Properties

Unit

SUPER

MEDIUM

REGULER

Cetane Number

> 53,0

> 51,0

> 48,0

Cetane Index

> 50,0

> 48,0

> 45,0

Density @ 15 C

kg/m3

820 - 850

820 - 860

815 - 860

Viscosity @ 40C

mm2/s

2,0 - 4,0

2,0 - 4,5

2,0 - 4,5

Kandungan Sulfur

% m/m

< 0,05

< 0,05

< 0,05

T95

< 360 C

< 360 C

< 360 C

Titik Didih Akhir

< 370

< 370

< 370

Flash Point

> 55,0

> 55,0

> 55,0

Pour Point

< 15

< 18

< 18

% m/m

< 25

Total Aromatik
< = MAKSIMUM
> = MINIMUM

SPESIFIKASI MINYAK SOLAR 48 & 51

Batasan
No Karakteristik
1

2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15

Bilangan Cettana
-Angka Cetana atau
-Indeks Cetana
Berat Jenis pd 15 oC
Viskositas pd 40 oC
Kandungan Sulfur (S)
Titik Nyala
Titik Tuang
Residu Karbon
Kandungan Air
Biological growth *)
Kandungan FAME *)
Kand Metanol+Etanol *)
Korosi bilah Tembaga
Kandungan Abu
Kandungan Sedimen
Bilangan Asam Kuat

Satuan

Kg/m3
Mm2/s
%m/m
o
C
o
C
%m/m
mg/kg
%v/v
%v/v
Merit
%m/m
%m/m
mgKOH/g

48

Metode Uji
51

Min

Maks

Min

Maks

48
45
815
2,0
60
Nihil
Tak ter-

870
5,0
0,35 1)
18
0,1
500
10
deteksi
Kelas 1
0,01
0,01
0

51
48
820 2)
2,0
55
Nihil
Tak ter-

860
4,5
0,05 3)
18
0,30
500
10
deteksi
Kelas 1
0,01
0,01
0

ASTM
D 613-95
D4737-96a
D1298 4)
D 445-97
D2622-98
D 93-99c
D 97
D4530-93
D1744-92

D4815
D 130-94
D482-95
D 473
D 664

SPESIFIKASI MINYAK SOLAR 48 & 51 (lanjutan)

Batasan
No Karakteristik

Satuan

48
Min

16

17
18
19
20
21
22

*)

Distilasi
T90 6)
T95 6)
Titik Didih Akhir
Stabilitas Oksidasi
Bilangan Asam Total
Partikulat
Penampilan Visual
Warna
Lubrisitas (HFRR wear
scar dia @60 oC) 5)

Metode
Uji

51
Maks

Min

Maks

ASTM
D86-99a

C
o
C
o
C
g/m3
mgKOH/g
mg/l
No. ASTM
mikron
o

Jernih
-

370
0,6
& Terang
-

Jernih
-

340
360
370
25
0,3
10
& Terang
1,0
460

D2274-94
D664
D2276-99
D1500
D6079-99

Khusus untuk Minyak Solar yang mengandung Bio Diesel, jenis dan spesifikasi Bio
Dieselnya mengacu ketetapan Pemerintah

Lihat CATATAN UMUM dan CATATAN KAKI pada halaman berikut

CATATAN UMUM:
1. Aditif harus kompatibel dengan minyak mesin (tidak menambah kekotoran
mesin/kerak). Aditif yang membentuk komponen pembentuk abu (ash forming)
tidak
diperbolehkan.
2. Pemeliharaan secara baik untuk mengurangi kontaminasi (debu, air, bahan bakar
lain, dll)
3. Pelabelan pada pompa harus memadai dan terdefinisi.
CATATAN KAKI:
1) Batasan 0,35% m/m setara dengan 3500 ppm
2) Untuk kepentingan Lindungan lingkungan, berat jenis minimum 815 kg/m3
dapat digunakan
3) Batasan 0,05% m/m setara dengan 500 ppm
4) Sebagai alternatif pemeriksaan Berat Jenis bisa digunakan ASTM D 4052
96
5) Sebagai alternatif pemeriksaan Lubrisitas bisa digunakan CEC F-06-A-96
6) Khusus untuk Solar 51: Diperlukan kesesuaian dengan T90 atau T95,
bukan
keduanya
Dikutip dari lampiran I dan II Keputusan Direktur Jenderal Minyak dan Gas
Bumi
Nomor : 3675 K/24/DJM/2006 Tanggal: 17 Maret 2006

SPESIFIKASI MINYAK DIESEL

SPESIFIKASI MINYAK BAKAR

SPESIFIKASI MINYAK BAKAR

(LANJUTAN)

SUPPLY & DISTRIBUTION CHAIN BBM DIESEL:SOLAR

KILANG

KENDARAAN
BERMOTOR
TRANSPORTIR

SPBU

ANGKUTAN

TRANSPORTIOR
ANGKUTAN LAUT

INSTALASI /

KENDARAAN
BERMOTOR
APMS

INLAND DEPOT

TERM TRANSIT
BADAN USAHA

BADAN USAHA

TRANSPORTIRANGKUTAN

IMPOR
KERETA KETEL/RTW

industri

SUPPLY & DISTRIBUTION CHAIN SOLAR BUNKER

Dermaga
Bunker PIT
KILANG DN

IMPOR

Transportasi laut

Kapal Domestik/Asing

Bunker Service

INSTALASI/TT

Kapal Domestik
&
Kapal TNI / POLRI

Agen Bunker
( Valas )

Transportasi laut

Kapal Domestik tujuan LN

Kapal Berbendera Asing

SPBB

Kapal Domestik <500 DWT

SPDN/SPBN

SEAFED DEPOT
BADAN USAHA

Transportasi laut

Kapal Nelayan 30 GT/ < 90 PK

SUPPLY & DISTRIBUTION CHAIN MINYAK DIESEL &

MINYAK BAKAR INDUSTRI.

KILANG

industri

INSTALASI /TERMINAL TRANSIT

BADAN USAHA

IMPOR

INSTALASI /
DEPOT
BADAN USAHA

TRANSPORTIR

ANGKUTAN

JENIS/BENTUK USAHA MIGAS

EXPLORASI PRODUKSI
PENGOLAHAN / KILANG
TRANSPORTASI
DISTRIBUSI
RETAIL
AGEN

TAKSONOMI INDUSTRI MIGAS

USAHA PENUNJANG MIGAS

USAHA INTI

(PASAL 38 & 39 AYAT 1 UU NO.22/2001)

USAHA JASA PENUNJANG

USAHA HULU

USAHA HILIR

(PASAL 1 ANGKA 7,
UU NO. 22/2001)

(PASAL 1 ANGKA 10,

UU NO.22/2001)

EKSPLORASI
EKSPLOITASI

PENGOLAHAN
PENGANGKUTAN
PENYIMPANAN
NIAGA

JASA
KONSTRUKSI

PERENCANAAN
PELAKSANAAN
PENGAWASAN

INGAT
PELAJARAN DI
SEMESTER I

JASA NON KONSTRUKSI

SURVEI
PEMBORAN
OPERASI SUMUR PEMBORAN
PENGOPERASIAN DAN PEMELIHARAAN
PENYIMPANAN
SUPPLIER BARANG DAN TENAGA KERJA
TRANSPORTASI DAN LOGISTIK
PENGAMANAN
KE-AGENAN
PEKERJAAN BAWAH AIR
PENGELOLAAN LIMBAH
PENGELOLAAN LINGKUNGAN
PENGELOLAAN BAHAN PELEDAK,
RADIOAKTIF, DAN BAHAN BERBAHAYA
JASA JENIS LAINNYA
RANCANG BANGUN DAN REKAYASA
INSPEKSI TEKNIS
LITBANG
DIKLAT
EFISIENSI ENERGI
DUE DILLIGENT
APPRAISAL
LISENSI PROSES DAN TEKNOLOGI
GEOLOGI DAN GEOFISIKA
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
SERTA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
DATA DAN MANAJEMEN INFORMASI

INDUSTRI
PENUNJANG
INDUSTRI MATERIAL
DAN PABRIKASI
PERALATAN MIGAS

INDUSTRI MATERIAL
INDUSTRI PERALATAN
INDUSTRI
PEMANFAAT MIGAS

JENIS BADAN USAHA HILIR MIGAS

PENGOLAHAN (KILANG)

KILANG MINYAK: MENGOLAH MINYAK

MENTAH MENJADI PRODUK MIGAS
KILANG GAS ALAM: MENGOLAH GAS ALAM
MENJADI LNG DAN LPG
KILANG GAS ALAM : MENGOLAH GAS
PROPAN DAN BUTAN MENJADI LPG

JENIS BADAN USAHA HILIR MIGAS

PENGANGKUTAN MIGAS

WATER TRANSPORT: TONGKANG / BARGE,

KAPAL TANKER
ROAD TRANSPORT: MOBIL TANGKI,
BRIDGER, SKID TANK, ISOTANK
RAIL TRANSPORT: RTW (RAIL TANK
WAGON)
PIPELINE TRANSPORTATION
AIR TRANSPORT

JENIS BADAN USAHA HILIR MIGAS

USAHA PENYIMPANAN MIGAS
TANGKI PENIMBUNAN BERBENTUK BOLA
TANGKI PENIMBUNAN BERBENTUK SILINDER
VERTIKAL BERATAP TETAP (BENTUK KERUCUT
DAN KUBAH) DAN ATAP TERAPUNG
TANGKI TIMBUN BERBENTUK SILINDER
HORIZONTAL DIATAS TANAH (ABOVE GROUND),
SETENGAH PENDAM (SEMI BURRIED), DAN
DIDALAM TANAH (FULLY BURRIED)
DRUM, PAIL ATAU CAN, IBC
BADAN USAHA PENYIMPANAN: TERMINAL BBM,
INSTALASI, DEPOT, DPPU, JOBBER DLL

JENIS BADAN USAHA HILIR MIGAS

USAHA NIAGA MIGAS

RETAIL BBM: SPBU, SPBI, SPBT, SPBP,

SPBB, SPBN, APMS, PSPD, POOL
KONSUMEN, PT PMT
RETAIL GAS: SPBE, SPPBE, SPPEK
AGEN LPG
AGEN PELUMAS
AGEN BUNKER
BUNKER PIT
BUNKER SERVICE

JENIS BADAN USAHA HILIR MIGAS

KILANG MINYAK ( OIL REFINERY):
ADALAH TEMPAT PENERIMAAN,
PENIMBUNAN/PENYIMPANAN DAN
PENGOLAHAN MINYAK MENTAH
MENJADI PRODUK BBM DAN NON
BBM. MINYAK MENTAH NYA BISA
BERASAL DARI LAPANGAN MINYAK
DOMESTIK /IMPORT. PRODUKNYA
BISA DIPAKAI UNTUK MEMENUHI
KEBUTUHAN DOMESTIK / EXPORT
CONTOH KILANG MINYAK :
1.KILANG PERTAMINA RU II DUMAI
2.KILANG PERTAMINA RU III MUSI
3.KILANG PERTAMINA RU IV CILACAP
4.KILANG PERTAMINA RU V BALIKPAPAN
5.KILANG PERTAMINA RU VI BALONGAN
6.KILANG PUSDIKLAT MIGAS CEPU
7.KILANG TWU CLANGAP BOJONEGORO
8.KILANG USED OIL: AGIP GEMPOL

LOKASI KILANG MINYAK INDONESIA

PACIFIC OCEAN
SOUTH CHINA SEA

P. BRANDAN
MEDAN

IRIAN JAYA

SULAWESI
SINGAPORE

M
SU

PLAJU

A
ER
AT

KALIMANTAN

KAPASITAS : 120 MBSD

PALEMBANG

PANGKALAN BRANDAN
KAPASITAS : 5 MBSD

KASIM/SORONG
KAPASITAS : 10 MBSD

B. PAPAN

DUMAI

CEPU

BALIKPAPAN
KAPASITAS : 266 MBSD

KAPASITAS : 3,8 MBSD

BALI
TUBAN

JAVA SEA
MUNDU
JAKARTA
BALONGAN
JAWA

DUMAI
KAPASITAS : 100 MBSD
CILACAP
KAPASITAS : 126 MBSD
BALONGAN
CILACAP
KAPASITAS : 125 MBSD
SUNGAI PAKNING
KAPASITAS 348 MBSD
TWU CLANGAP BJN
KAPASITAS : 50 MBSD
KAPASITAS 6 MBSD

POLA PENYEDIAAN MINYAK MENTAH UNTUK KILANG DAN

BBM DALAM NEGERI TAHUN 2006 (NERACA MASSA)
Ekspor
300.8

Bagian KPS
344.2

Produksi
MM Indonesia

Tipikal Pengolahan

Exchange,
Pembelian
43.4
Ekspor oleh
BP Migas

999.0

Produksi Pertamina +
Bagian Pemerintah

Impor
HOMC
12.9

28.2

LPG

Exchange

Premium 207.4

61.9

654.8

564.7

Ex Stok

614.0

59.9%

5.9
411.3

MM Impor

Term Kontrak
Aramco, Petronas
PPT, Sonatrach
291.9

Spot Tender
Pemasok

Impor
BBM

40.1%

M Tanah 182.4
Solar

330.5

103.9
30.3
179.0

Diesel

22.7

M Bakar

57.4

25.8

800.4

78.1 % on MM
Produk Lainnya

119.4
Satuan : ribu Barel per hari
HOMC : high octane mogas comp

POLA ALIR BAHAN BAKAR MINYAK

2

PIPA (K/S)
KILANG

PERTAMINA

MT (PKS)

DEPOT

PERTAMINA

INSTALASI

TONGKANG/BUNKER

PERTAMINA

PIPA (S/MFO)

MT (MFO)

RTW (P/K/S)

RTW (AVTUR)

PERTAMINA

M/T (PKS)

KABUPATEN/KOTA / KECAMATAN

DEPOT
PERTAMINA

MT (PKS)

RTW (P/K/S)

KABUPATEN/KOTA / KECAMATAN

PIPA (PKS)

PIPA (S)

AVTUR

PIPA (MDF/MFO)
PIPA (PKS)

KONSUMEM

DEPOT

BUNKER
PERTAMINA

MT (MDF, MFO)

INDUSTRI /PLN

PIPA (S/MDF/MFO)

KILANG

KABUPATEN/KOTA / KECAMATAN

MT (PKSPX)
PIPA (S)

PIPA (P/K/S/PX)

LOADING
PORT

KABUPATEN/KOTA / KECAMATAN

DEPOT
RTW (P)

PERTAMINA

MT (P)
KABUPATEN/KOTA / KECAMATAN

DEPOT

6
PERTAMINA

TERMINAL TRANSIT

MT (PKS)

PIPA (PKS)

KABUPATEN/KOTA / KECAMATAN

DEPOT
UNIT BADAN USAHA LAIN

RTW (P/K/S)

UNIT BADAN USAHA LAIN

INDUSTRI / PLN

PIPA (S)

KONDISI GEOGRAFI, POLA SUPLAI & DISTRIBUSI BBM DI INDONESIA

PERAN TRANSPORTASI LAUT SANGAT DOMINAN
IMPOR

SABANG
KRUENG RAYA
LHOK SEUMAWE

MEULABOH

UP. I - PKL. BRANDAN

P. NATUNA
TARAKAN

TAHUNA

LAB. DELI
SIBOLGA
BITUNG
P. BATAM

UP. II - DUMAI

G. SITOLI
SIAK

BONTANG

TT. TLK.
KABUNG

GORONTALO

SAMARINDA

PONTIANAK
JAMBI

DONGGALA

PABUHA

SUBUNG
POSO

MANOKWARI

PARIGI

CILIK RIWUT
SAMPIT

LUWUK

SANANA

KOLONDALE

BANGGAI

NAMLEA

NABIRE

KENDARI

PARE - PARE

BANJARMASIN

SERUI

TT.
WAY AME
BULA

PALOPO
P. PISANG

PKL.BUN

BIAK

SORONG

BALIKPAPAN

UP. III - PLAJU

TERNATE

MOUTONG

SINTANG

P. SAMBU

BENGKULU

TOBELO

TOLI - TOLI

JAYAPURA

MASOHI
FAK - FAK

KOLEKA
KOTA BARU

RAHA

PANJANG

BAU -BAU

UJ. PANDANG
PLUMPANG

UP.VI

TUAL

DOBO

BALONGAN

TT.
TG. GEREM/MERAK

SEMARANG
SURABAYA

CAMPLONG

KALBUT
MENENG

BADUNG

UP. IV
CILACAP

MERAUKE

MAUMERE

KALABAHI

REO
TT. TLK
MANGGIS

AMPENAN

SAUMLAKI

L. TUKA
BIMA

DILI

ENDE
WAINGAPU

ATAPUPU

KUPANG

KETERANGAN
: KILANG
: JALUR DISTRIBUSI

: TRANSIT TERMINAL
: DEPOT-DEPOT BBM

BBM
: FLOATING STORAGE

: TERMINAL BACK LOADING

: DISCHARGE PORT IMPOR

PROSES BISNIS PEMASARAN BBM

PENGEMBANGAN
PASAR BBM, RITEL,
INDUSTRI, DAN
KAPAL

KEBUTUHAN
PASAR
BBM, RITEL,
INDUSTRI,
DAN KAPAL

PRIMARY
PENGADAAN
DISTRIBUTION
BBM EX KILANG
STORAGE
AND
DALAM NEGERI
TRANSPORTATION
DAN IMPOR
(INBOUND)
Berdasar rencana Pengiriman BBM
Penyimpan
ex-kilang/exkebutuhan dan
an stock
impor ke lokasi
rencana produksi
untuk
instalasi/
kilang, S&D BBM
mengantisi
depot/TT, baik
merencanakan
pasi
secara
langsung
volume impor dan
pemenuhmaupun
melalui
jadwal suplai.
an
supply point
Penyusunan jadkebutuh-an
lainnya.
wal adalah sedekonsumikian rupa shg
men.
Pengiriman
ini
untuk menghindari
demurage, reduce menggunakan
Berpotensi
moda
intake, dan
terjadi
transportasi: pipa, loss/ gain
bunching
kapal, mobil
tangki, RTW.

*) Customers meliputi konsumen langsung, lembaga penyalur, DPPU, dan konsumen akhir

SECONDARY
DISTRIBUTION
AND
TRANSPORTATION
(OUTBOUND)
Pengiriman BBM
ke
agen/konsumen
ataupun unit
bisnis lain
(Aviasi), dengan
menggunakan
kapal, mobil
tangki, pesawat
udara.

C
U
S
T
O
M
E
R
S
*)

JENIS BADAN USAHA HILIR MIGAS

TERMINAL BBM:
ADALAH TEMPAT PENERIMAAN,
PENIMBUNAN/PENYIMPANAN DAN
PENYALURAN BBM. BBM NYA BISA
BERASAL DARI KILANG /IMPORT
/FLOATING STORAGE, ATAU DARI
TERMINAL BBM YANG LAIN DAN
MELAKUKAN PENYERAHAN KEPADA
KONSUMEN ATAU MENYALURKANNYA
KELOKASI KERJA (DEPOT) YANG LAIN
SEBAGAI KONSINYASI.
CONTOH TBBM :
1.SEAFED DEPOT
2.INLAND DEPOT
3.INSTALASI
4.TERMINAL TRANSIT
5.FLOATING STORAGE
6.DPPU

JENIS BADAN USAHA HILIR MIGAS

SEAFED DEPOT :
ADALAH TEMPAT PENERIMAAN, PENIMBUNAN/PENYIMPANAN DAN
PENYALURAN BBM BERLOKASI DI PANTAI/PELABUHAN YANG
PEMBEKALANNYA DILAKSANAKAN DENGAN MENGGUNAKAN SARANA
ANGKUTAN LAUT/SUNGAI, YANG BERASAL DARI KILANG/IMPORT/FLOATING
STORAGE/SEAFED DEPOT YANG LAIN DAN MELAKUKAN PENYERAHAN
KEPADA KONSUMEN ATAU MENYALURKANNYA KELOKASI KERJA (DEPOT)
YANG LAIN.
CONTOH :
1.T BBM G. SITOLI
2.T BBM KENDARI
3.T BBM
BANYUWANGI
4.T BBM
PANGKALANBUN
5.T BBM WAYAME
6.T BBM BAU BAU
7.DLL
TERMINAL BBM BANYUWANGI

SEAFED DEPOT

JENIS BADAN USAHA HILIR MIGAS

INLAND DEPOT :
Adalah tempat penerimaan, penimbunan/penyimpanan dan penyaluran BBM
berlokasi di pedalaman yang pembekalannya dilaksanakan dengan sarana angkutan
darat seperti: mobil tangki/isotank, RTW dan atau pipa yang berasal dari
Kilang/Seafed Depot dan atau Transit Terminal, serta melakukan penyerahan
kepada konsumen.
Terminal BBM

RU IV
CILACAP

TBBM Cilacap

Contoh Lain :
1.T BBM Maos
2.T BBM Cilacap
3.T BBM Rewulu
4.T BBM Tegal
5.T BBM Madiun
6.T BBM Cikampek

INLAND DEPOT

JENIS BADAN USAHA HILIR MIGAS

INSTALASI :
ADALAH TEMPAT PENERIMAAN, PENIMBUNAN/PENYIMPANAN DAN
PENYALURAN BBM BERLOKASI DI PANTAI/PELABUHAN YANG
PEMBEKALANNYA DILAKSANAKAN DENGAN MENGGUNAKAN SARANA
ANGKUTAN LAUT/SUNGAI, YANG BERASAL DARI KILANG/IMPORT/FLOATING
STORAGE DAN MELAKUKAN PENYERAHAN KEPADA KONSUMEN ATAU
MENYALURKANNYA KELOKASI KERJA (DEPOT) YANG LAIN SERTA MEMILIKI
KAPASITAS TANGKI TIMBUN LEBIH BESAR DARI SEAFED DEPOT.

CONTOH :
INSTALASI PENGAPON
INSTALASI SURABAYA GROUP
INSTALASI TANJUNG PRIOK
INSTALASI MEDAN GROUP

JENIS BADAN USAHA HILIR MIGAS

TERMINAL TRANSIT :
ADALAH TEMPAT PENERIMAAN, PENIMBUNAN/PENYIMPANAN DAN
PENYALURAN BBM BERLOKASI DI PANTAI/PELABUHAN YANG
PEMBEKALANNYA DILAKSANAKAN DENGAN MENGGUNAKAN SARANA
ANGKUTAN TANKER DAN ATAU PIPA YANG BERASAL DARI
KILANG/IMPORT/FLOATING STORAGE DAN MELAKUKAN PENYERAHAN
KEPADA KONSUMEN ATAU MENYALURKANNYA KELOKASI KERJA (DEPOT)
YANG LAIN SERTA MEMILIKI KAPASITAS TANGKI TIMBUN LEBIH BESAR DARI
INSTALASI.
CONTOH:
TT MANGGIS
TT TELUK KABUNG
TT WAYAME
Terminal BBM Lomanis

TT TUBAN
DLL

JENIS BADAN USAHA HILIR MIGAS

BOOSTER STATION :
ADALAH SARANA DAN FASILITAS YANG TERDAPAT DI JALUR PIPA YANG
BERFUNGSI UNTUK MENINGKATKAN TEKANAN PEMOMPAAN BBM. CONTOH:
BOOSTER KUTOWINANGUN YANG ADA DI C-Y LINE DAN BOOSTER STATION
TASIKMALAYA YANG ADA DI C-B LINE

BOOSTER STN KUTOWINANGUN

JENIS BADAN USAHA HILIR MIGAS

SUPLLY POINT :
ADALAH LOKASI YANG DITETAPKAN SEBAGAI TITIK AWAL SUPLAI UNTUK
PENDISTRIBUSIAN BBM KE LOKASI PEMASARAN LAIN.
Sanana
Labuha

Tobelo

Ternate

TBBM WAYAME

Bula
Masohi

Sorong

Manokwari

Jayapura
Fakfak
T
Tual
u

Namlea

Biak
Serui

Maluku : 10 Depot
Papua : 9 Depot
: 1
Jobber

Nabire
Kaimana

Job Timika

Dobo

Saumlaki
Merauke

JENIS BADAN USAHA HILIR MIGAS

FLOATING STORAGE :
ADALAH TANKER YANG BERFUNGSI SEBAGAI TEMPAT PENERIMAAN,
PENIMBUNAN/ PENYIMPANAN DAN PENYALURAN BBM YANG BERSIFAT
SEMENTARA UNTUK DISALURKAN KE LOKASI LAINNYA DENGAN POLA SHIP
TO SHIP TRANSFER (STS).

PROSES STS TRANSFER DI FLOATING STORAGE

EX. Import

Flow rate 2 line @ 2000 KL/jam

lay time 36 jam
Flow rate 2 line @ 1000 KL/jam
lay time 36 jam

Type LR
100.000 DWT
Floting Storage
Type VLCC 260.000 DWT

Shuttle ship
Type MR 35.000 DWT

STS (Ship to Ship)

Discharge rate
600 700 KL/jam
INSTALASI/TERMINAL

JENIS BADAN USAHA HILIR MIGAS

DEPOT PENGISIAN PESAWAT UDARA (DPPU)
ADALAH SARANA TEMPAT PENERIMAAN, PENIMBUNAN DAN PENYALURAN
BBM PENERBANGAN YANG DISUPLAI DARI TERMINAL TRANSIT/
INSTALASI/SEAFED DEPOT/KILANG DALAM NEGERI/IMPORT/DPPU LAIN
DENGAN MENGGUNAKAN SARANA ANGKUTAN DARAT DAN ATAU SARANA
ANGKUTAN LAUT.

JENIS BADAN USAHA HILIR MIGAS

DPPU PERINTIS :
ADALAH DPPU YANG DISUPLAI DENGAN MENGGUNAKAN SARANA ANGKUTAN
BRIDGER YANG SEKALIGUS BERFUNGSI SEBAGAI SARANA PENGISI PESAWAT
UDARA DENGAN MENGGUNAKAN DISPENSER (SEMIREFUELLER)., BIASANYA
TERDAPAT DIDAERAH TERPENCIL (THRUPUT & FREKW PENERBANGAN KECIL)

JENIS BADAN USAHA HILIR MIGAS

JOBBER :
ADALAH LOKASI KERJA MILIK SWASTA YANG BERFUNGSI SEBAGAI PENERIMAAN
PENIMBUNAN DAN PENYALURAN BBM MILIK PT PERTAMINA (PERSERO).

JOBBER SANGAU, KALIMANTAN

JENIS BADAN USAHA HILIR MIGAS

SPBU (STASIUN PENGISIAN BBM UNTUK UMUM) :
ADALAH SARANA KHUSUS UNTUK PENYALURAN DAN PELAYANAN BAHAN
BAKAR MINYAK (BBM) BAGI MASYARAKAT UMUM PEMAKAI KENDARAAN
BERMOTOR DI DARAT.

JENIS BADAN USAHA HILIR MIGAS

SPBI (STASIUN PENGISIAN BBM UNTUK INDUSTRI):
ADALAH SARANA KHUSUS UNTUK
PENYALURAN DAN PELAYANAN BBM
UNTUK INDUSTRI, BAIK UNTUK
KENDARAAN BERMOTOR MAUPUN
UNTUK MESIN INDUSTRI

SPBT (STASIUN PENGISIAN BBM UNTUK TNI)

ADALAH SARANA PELAYANAN DAN
PENYALURAN BBM UNTUK KEPERLUAN
KENDARAAN BERMOTOR TNI (ORGANIK /
ANORGANIK TNI).

JENIS BADAN USAHA HILIR MIGAS

SPBP (STASIUN PENGISIAN BBM UNTUK POLRI):
ADALAH SARANA PELAYANAN DAN PENYALURAN BBM UNTUK KEPERLUAN
KENDARAAN BERMOTOR POLRI.

PSPD (PREMIUM
SOLAR PACKED
DEALER) :

ADALAH AGEN YANG DITUNJUK

SEPERTI SPBU DENGAN CARA
PENJUALAN MEMPERGUNAKAN
TAKARAN YANG TELAH DITERA
OLEH DINAS METROLOGI.

APMS (AGEN PREMIUM DAN MINYAK SOLAR) :

ADALAH AGEN YANG DITUNJUK UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN
PREMIUM DAN MINYAK SOLAR UNTUK UMUM YANG LOKASINYA TIDAK
DAPAT DILALUI MOBIL TANGKI SECARA LAYAK ATAU BERADA DI
SEBERANG SUNGAI/LAUT.

JENIS BADAN USAHA HILIR MIGAS

SPBN (STASIUN PENGISIAN BBM UNTUK NELAYAN ):
ADALAH LEMBAGA KEAGENAN YANG DIBENTUK UNTUK MELAYANI
KEBUTUHAN BBM BAGI NELAYAN KECIL /NELAYAN TRADISIONAL,
KEBERADAAN SPBN INI DIPERUNTUKKAN BAGI NELAYAN RAKYAT / NELAYAN
TRADISIONAL DENGAN TONASE MAKSIMAL 30 GROSS TON ATAU DENGAN
TENAGA MESIN MAKSIMAL 90 PK.

SPDN (SOLAR PACKED DEALER NELAYAN):

ADALAH EMBRIO DARI SPBN UNTUK MELAYANI BBM BAGI KAPAL NELAYAN
DALAM JUMLAH KECIL (NELAYAN TRADISIONAL).

SPBB (STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UNTUK BUNKER) :

ADALAH LEMBAGA KEAGENAN YANG DIBENTUK UNTUK MELAYANI
KEBUTUHAN BBM BAGI KAPAL-KAPAL PELANGGAN (BERBOBOT MAKSIMAL 500
DWT) YANG BEROPERASI DI SUNGAI, DANAU DAN PANTAI DI WILAYAH
INDONESIA, FASILITAS YANG DIGUNAKAN SPBB UNTUK PELAYANAN BUNKER
TERDIRI DARI TONGKANG YANG BEROPERASI STATIONER PADA POSISI TETAP
DI TITIK KOORDINAT TERTENTU YANG TELAH DIREKOMENDASI OLEH
ADMINISTRATUR PELABUHAN SETEMPAT.

JENIS BADAN USAHA HILIR MIGAS

AMT (AGEN MINYAK TANAH):
ADALAH MATA RANTAI PERTAMA DALAM
JARINGAN PENYALURAN MINYAK TANAH
SETELAH PERTAMINA.

AGEN BUNKER:
ADALAH MERUPAKAN LEMBAGA KEAGENAN YANG DIBENTUK UNTUK
MELAYANI KEBUTUHAN BBM BAGI KAPAL IKAN YANG BEROPERASI DI
PERAIRAN ZONE EKSKLUSIF EKONOMI INDONESIA (ZEEI) DAN KAPAL IKAN
ASING SERTA KAPAL PELAYARAN LAIN YANG TIDAK TERJANGKAU OLEH
FASILITAS PELAYANAN SECARA LANGSUNG.

POOL KONSUMEN:
ADALAH LEMBAGA YANG DIADAKAN UNTUK MELAYANI KEBUTUHAN BBM
BAGI KONSUMEN- KONSUMEN KECIL YANG TIDAK TERJANGKAU OLEH
PELAYANAN SPBU DAN APMS MAUPUN OLEH PROSEDUR PELAYANAN
INDUSTRI DAN PELAYANAN BUNKER.

JENIS BADAN USAHA HILIR MIGAS

BUNKER PIT:
ADALAH MERUPAKAN FASILITAS PELAYANAN BUNKER
MELALUI JARINGAN PERPIPAAN YANG DIKELOLA
SEPENUHNYA OLEH PERTAMINA, BAIK YANG BERADA DI
KILANG, TERMINAL TRANSIT, INTALASI, DEPOT, ATAUPUN
YANG BERADA DI WILAYAH PELABUHAN NON PERTAMINA
(PELABUHAN UMUM, PELABUHAN PETI KEMAS, PELABUHAN
KAWASAN INDUSTRI, PELABUHAN SWASTA DAN
PELABUHAN PEMERINTAH LAINNYA).

BUNKER SERVICE :
ADALAH FASILITAS PELAYANAN BUNKER MELALUI
TONGKANG UNTUK MELAYANI KAPAL YANG BERADA DI
PERAIRAN (DIDALAM/LUAR KOLAM PELABUHAN)
SAMPAI RADIUS 10 MIL LAUT DAN ATAU MELALUI MOBIL
TANGKI UNTUK MELAYANI KAPAL YANG SANDAR DI
DERMAGA DENGAN JARAK DARI FILLING POINT
SAMPAI 5 KM, ATAU KAPAL YANG TIDAK DAPAT
DILAYANI DENGAN BUNKER PIT.