Anda di halaman 1dari 62

Storage & Handling - REFINERY PEM-AKAMIGAS

I. P E N D A H U L U A N

1. U M U M
Pada industri Migas khususnya dan industri yang lain umumnya, tangki
merupakan salah satu peralatan pokok di luar rangkaian proses yang
mempunyai peranan yang sangat penting. Untuk menimbun produk jadi,
maupun yang belum jadi, baik yang berupa Bahan Bakar Minyak (BBM)
maupun Non Bahan Bakar Minyak ( NBBM ), hal tersebut dapat dilihat dari
besarnya biaya investasi.
Beberapa jenis tangki yang terdapat di Industri Migas, apakah berbentuk bola
(special), silinder horizontal, atau silinder vertikal mempunyai dasar rata.
Tekanan operasi dan volume tangki sangat berpengaruh terhadap jenis tersebut,
yang pada dasarnya untuk menyimpan minyak yang volumenya besar selalu
dikehendaki tekanan operasionalnya rendah (atmos-feris). Hal ini disebabkan
oleh keterbatasan bahan dan ketebalan pelat yang dibuat tangki. Tangki-
tangki bertekanan, selalu dirancang berdasarkan standard ASME, sedang
tangki-tangki bertekanan atmosfir atau sedikit di atas atmosfir, dirancang
berdasarkan standard API, BS maupun Shell & Royal Dutch Tank Standard.

2. KLASIFIKASI TANGKI
Tangki dapat diklasifikasikan menurut maksud-maksud tertentu. Sebagai
contoh, tangki dapat diklasifikasikan sesuai dengan jenis minyak yang ada di
dalamnya, misalnya curde oil, fuel oil, LPG, gasoline, dan sebagainya. Dapat
juga tangki diklasifikasikan menurut metoda sambungan platnya (baut, keling,
las). Sesuai dengan penggunaannya dapat diklasifikasikan sebagai tangki
produksi dan tangki timbun.
Tangki timbun telah disesuaikan oleh American Petroleum Institute ( API )
standardnya. Tangki produksi biasanya tidak didapatkan di pipe line station
yang besar. Sesuai dengan posisi pemasangannya dapat diklasifikasikan
sebagai tangki di atas tanah dan tangki di bawah tanah (pendam).

Ir. Djaswadi, MSi .1


Storage & Handling - REFINERY PEM-AKAMIGAS

Tangki diatas tanah biasanya berbentuk bulat (spherical), silinder vertikal dan
silinder horizontal. Sedangkan tangki yang dipasang di bawah tanah pada
umumnya berbentuk silinder horizontal.

2.1. Menurut penggunaannya


2.1.1. Tangki produksi
Tangki produksi digunakan di lapangan-lapangan produksi untuk menampung
crude oil yang datang dari sumur-sumur produksi.
Beberapa tangki besar dibangun dalam spesifikasi tangki timbun digunakan
dalam operasi produksi dan beberapa tangki yang lebih kecil dibangun dalam
spesifikasi tangki produksi digunakan dengan saluran pipa dan lainnya untuk
penimbunan.
Ada dua jenis konstruksi yang digunakan untuk tangki produksi, yaitu bolted dan
welded, masing-masing ditetapkan oleh API :

1. API Standard No. 12-B, yang disebut Dimensional Specifications for


Standard Bolted Tanks.
2. API Standard No. 12-D, yang disebut Specifications for Large Welded
Production Tanks.
3. API Standard No. 12-F, yang disebut Specifications for Small Welded
Productions Tanks.
4. API Standard No. 12-E, yang disebut Specifications for Wooden Tanks.

2.1.2. Tangki timbun


Tangki-tangki yang diklasifikasikan sebagai tangki timbun adalah seperti
nama yang diberikan, yaitu dirancang untuk menimbun dan menangani volume
minyak yang besar. Ketebalan minimum pelat yang digunakan lebih besar dari
yang digunakan pada tangki produksi. Ketebalan pelat yang lebih besar
diperlukan karena tangki timbun dipertimbangkan untuk lebih permanen, di

Ir. Djaswadi, MSi .2


Storage & Handling - REFINERY PEM-AKAMIGAS

samping itu juga diperlukan untuk tangki yang diameter dan tingginya lebih
besar.

Metoda sambungan pelat yang digunakan ialah keling dan las, masing-masing
ditetapkan oleh API :
1. API Standard No. 12-A, yang disebut Specification for Oil Storage Tanks
With Riveted Shells.
2. API Standard No. 12-C, yang disebut Specification for Welded Oil Storage
Tanks.

2.2. Menurut posisi pemasangannya


2.2.1. Tangki diatas tanah
Tangki yang dipasang diatas tanah yang berbentuk silinder vertikal ada
beberapa bentuk atapnya, fixed roof (cone roof), floating roof, dan dome. Jenis
tangki silinder vertikal yang direkomendasi untuk minyak bumi dan produk-
produknya adalah sebagai berikut :

 Untuk minyak kelas "A", yaitu minyak yang mempunyai flash point
dibawah 73o F (22,8o C) misalnya motor gasoline dan aviation gasoline.
Jenis tangki yang direkomendasi untuk dipakai adalah :

a. Floating roof.
b. Non pressure fixed roof with internal floating deck.
c. Pressure fixed roof.

 Untuk minyak kelas "B", yaitu minyak yang mempunyai flash point
antara 73o F dan 150o F (22,8o C dan 65,6o C) misalnya kerosine dan
special boiling liquid.
Jenis tangki yang direkomendasi untuk dipakai adalah :

Ir. Djaswadi, MSi .3


Storage & Handling - REFINERY PEM-AKAMIGAS

a. Floating roof.
b. Non pressure fixed roof with internal floating deck.
c. Non pressure fixed roof with atmospheric vent.

Gambar 1 : Floating roof tank single deck

Gambar 2 : Floating roof tank double deck

Ir. Djaswadi, MSi .4


Storage & Handling - REFINERY PEM-AKAMIGAS

Gambar 3 : Fixed roof tank with internal floating deck

 Untuk minyak kelas "C", yaitu minyak yang mempunyai flash point
diatas 150o F (65,6o C) misalnya diesel oil, medium and heavy oil, lubri
cating oil dan bitumen.

Jenis tangki yang direkomendasi untuk dipakai adalah :


Non pressure fixed roof with atmospheric vent. Tangki-tangki yang berisi heavy
fuel oil atau bitumen harus dipanasi dan diisolasi.
Gambar 3 menunjukkan salah satu jenis tangki di atas tanah (fixed roof tank
with internal floating deck).

Ir. Djaswadi, MSi .5


Storage & Handling - REFINERY PEM-AKAMIGAS

Beberapa cairan minyak seperti butan dan propan sangat mudah menguap
pada suhu dan tekanan normal berbentuk gas. Tekanan uap butan pada suhu
70 oF (21,1 oC) adalah sekitar 32 lbf / in2 absolut (2,25 kg/cm2 abs) dan propan
125 lb/in2 absolut (8,79 kg/cm2 abs). Untuk cairan yang mudah menguap
seperti butan dan propan ini harus disimpan didalam tangki yang tahan
terhadap tekanan. Jika harus disimpan didalam tangki atmos-ferik, maka
pada tangki tersebut harus dilengkapi dengan system refrigerasi untuk
mempertahankan suhunya hingga tekanannya tetap pada tekanan
atmosfir.
Tangki untuk menyimpan cairan yang mudah menguap seperti propan dan butan
umumnya atap tangki dibuat seperti kubah (dome)

Gambar 4 : Dome roof tank

Ir. Djaswadi, MSi .6


Storage & Handling - REFINERY PEM-AKAMIGAS

Tangki yang digunakan untuk menyimpan gas alam yang dicairkan (LNG)
bentuknya dibuat bulat (spherical) dan biasanya dilengkapi dengan sistem
refregerasi, lihat gambar 5.

Gambar 5 : Spherical tank

Ir. Djaswadi, MSi .7


Storage & Handling - REFINERY PEM-AKAMIGAS

2.2.2 Tangki dibawah tanah


Tangki di bawah tanah seperti yang terlihat dalam gambar 6, banyak digunakan
untuk menyimpan bahan bakar. Di tempat-tempat pengisian bahan bakar umum
terpendam tangki jenis ini dengan pertimbangan dapat menghemat tempat.
Sebagaimana diketahui bahwa pada umumnya didalam tanah banyak mineral-
mineral yang dapat menimbulkan korosi berat, maka harus diberikan proteksi
terhadap korosi yang baik. Pada permukaan luar yang bersinggungan
dengan tanah biasanya dilapisi dengan glas fiber atau synthetic fiber.

Gb. 6 : Tangki di bawah tanah

Ir. Djaswadi, MSi .8


Storage & Handling - REFINERY PEM-AKAMIGAS

Sebelum digunakan, pertama kali harus dilakukan pengujian untuk melihat


kemungkinan ada kebocoran.
Pengujian dilakukan dengan memberikan tekanan udara 10 lbf/in2 gauge (0,7
kg/cm2g) selama 24 jam. Untuk melihat kebocoran pada sambungan-
sambungan dapat dilakukan dengan pengujian air sabun.

3. KEHILANGAN/KERUGIAN KARENA PENGUAPAN


Pada saat operasi kehilangan/kerugian karena penguapan selalu terjadi,
berbagai cara untuk menghindari/mengurangi kerugian ini dapat dilakukan
misalnya dengan memasang katup pernapasan (breathing valve), menggunakan
atap mengapung (floating roof) dan lain sebagainya.
Kadang-kadang kehilangan/kerugian dapat juga terjadi karena kesalahan
perhitungan.

4. PERANCANGAN TANGKI
Perancangan tangki untuk penyimpanan minyak maupun gas bumi pada
dasarnya ditentukan oleh faktor keselamatan dan faktor ekonomis.
Pada umumnya pelepasan uap minyak dari tangki-tangki dengan atap tetap
praktis tidak dapat dihindarkan.

Uap tersebut tidak boleh dibiarkan mencapai daerah aman ( safe area ) di
dalam instalasi, dan untuk menghindarkan resiko demikian, maka tangki-
tangki harus ditempatkan pada jarak yang cukup jauh dari daerah aman
sehingga uap akan tersebar di udara sampai suatu konsentrasi yang jauh di
bawah batas dapat terbakar sebelum mencapai daerah tersebut.

Ir. Djaswadi, MSi .9


Storage & Handling - REFINERY PEM-AKAMIGAS

II. KONSTRUKSI TANGKI

1. TANGKI DIATAS TANAH


Tangki-tangki harus dibuat sesuai dengan peraturan/standard yang berlaku
dengan menggunakan faktor-faktor keselamatan yang cukup, dan
dikonstruksi menurut praktek keteknikan yang benar. Jika tangki dipasang
di daerah-daerah dimana keadaan cuaca agak berat maka harus diberikan
perhatian khusus terhadap pembebanan atap dan stabilitas tangki.

1.1. Fondasi
Pembuatan dasar/fondasi sebagian besar tergantung pada keadaan tanah
dimana tangki akan dibangun. Perencanaan yang digunakan hendaknya
memperhitungkan pengeringan (drainage) dan memberikan stabilitas pada
tangki dalam berbagai penggunaan dan keadaan. Bila ada kemungkinan
lokasi tangki akan mengalami bahaya banjir, maka perlindungan hendaknya
diberikan kepada fondasi-fondasi untuk mencegah terjadinya erosi dan tangki-
tangki harus diberi tembok penahan longsor.
Salah satu bentuk konstruksi fondasi tangki ditunjukkan dalam gambar 2-1.
Campuran bitumen dan pasir dipadatkan sedemikian rupa di atas permukaan
fondasi dimaksudkan untuk membuat kedap air.
Daerah-daerah yang mempunyai keadaan lapisan di bawah permukaan
tanah yang lemah memerlukan perhatian khusus. Untuk memperoleh
kedudukan tanah yang normal bagi tangki, selama dilakukan pengujian harus
diisi dengan air.

1.2. Pengujian
Untuk mencari kebocoran-kebocoran pada dasar tangki yang telah selesai
dipasang, maka harus dilakukan pengujian apakah dengan metoda kotak
vakum ataukah metoda yang lain yang sesuai.

Ir. Djaswadi, MSi .10


Storage & Handling - REFINERY PEM-AKAMIGAS

Setelah konstruksinya selesai seluruhnya, dinding tangki harus diuji


kerenggangannya (tightness) dan keamanannya (security) dengan cara diisi
air, dan gas tightness dari atas dan semua fitting-fittingnya, demikian pula
dinding-dindingnya harus diperiksa untuk mengetahui kemungkinan-kemung
kinan adanya kekurangan.

Gb. 7 : Fondasi untuk tangki vertikal

1.3 Kapasitas Tangki


Kapasitas yang dinyatakan (rate capacity), harus memungkinkan ullage yang
secukupnya di bawah sudut atap (top angle) agar tetap memungkinkan ekspansi
dari minyak yang disebabkan karena kenaikan suhu selama penimbunan.
Untuk tangki-tangki jenis floating roof ataupun internal deck harus diperhitungkan
batasan-batasan tingkat kapasitasnya.

Ir. Djaswadi, MSi .11


Storage & Handling - REFINERY PEM-AKAMIGAS

1.4 Ventilasi
Setiap tangki harus dipasang lubang-lubang udara yang terbuka (open vent)
atau kerangan-kerangan tekanan dan vakum dengan kapasitas aliran yang
cukup untuk mencegah terjadinya kenaikan perbedaan tekanan (differential
pressure) yang telah melebihi batas maksimum yang direncanakan.
Gambar 7 menunjukkan jenis vent yang digunakan untuk fixed roof tank yang
bertekanan normal (non pressure tank).

Gb. 7: Open/free-flow atmospheric vent

Gambar 8 menunjukkan jenis vent yang digunakan untuk tangki yang


bertekanan (pressure tank) yang tujuannya untuk memperkecil kerugian
karena penguapan dan umumnya digunakan untuk produk klas A.

Gb. 8 : Breather (pressure/vacuum) vent

Ir. Djaswadi, MSi .12


Storage & Handling - REFINERY PEM-AKAMIGAS

Disamping untuk tujuan tersebut, vent jenis ini juga berfungsi untuk menghindari
terjadinya tekanan vakum di dalam tangki.
Pemilihan ukuran vent yang benar adalah sangat diperlukan, dan untuk
pemilihannya didasarkan pada tekanan vakum maksimum yang diijinkan. Untuk
menghitung tekanan vakum yang terjadi didasarkan pada perubahan volume
yang terjadi pada saat pengosongan tangki, dengan turunnya permukaan
cairan di dalam tangki akan mengakibatkan tekanan diatas permukaan turun
(cenderung menjadi vakum).
Kapasitas aliran pembuangan udara harus sedemikian besar sehingga
mampu mengatasi semua kondisi pada saat pengisian ataupun pembong-
karan tangki dan perubahan-perubahan volume ullage yang disebabkan oleh
setiap perubahan suhu yang mungkin akan terjadi selama tangki tersebut
digunakan juga menjadi perhatian didalam menetap-kan ukuran vent.
Kevakuman yang terjadi didalam tangki dapat mengakibatkan bentuk tangki
berubah dan volumenya menyusut.

1.5 Pentanahan (earthing)


Tangki-tangki yang digunakan untuk menyimpan bahan bakar minyak klas
"A" harus disambung dengan tanah (earthed) secara efektif sesuai dengan
ketentuan -ketentuan atau rekomendasi-rekomendasi yang terinci, untuk
penyambungan dengan tanah (earthing) mengacu pada IP electrical safety
code 1963.

1.6 Sambungan-sambungan pipa


Sambungan-sambungan yang terdapat pada dinding dan dasar tangki yang
memungkinkan terjadinya kebocoran, kesemuanya harus dibuat dari konstruksi
baja dan tersambung secara rapat dan kuat.

Ir. Djaswadi, MSi .13


Storage & Handling - REFINERY PEM-AKAMIGAS

Untuk bahan bakar minyak klas "A", pipa-pipa masuk (inlet pipe) harus
ditempatkan berdasarkan/berdekatan dengan dasar tangki, sehingga pipa-
pipa tersebut akan terendam selama dalam keadaan operasi normal.

1.7 Manhole
Manhole harus dibuat untuk memungkinkan orang memasuki tangki dan untuk
memudahkan kegiatan-kegiatan pembebasan gas (gas freeing) dan
pembersihan tangki (tank cleaning). Dimensi manhole hendaknya sedemikian
besar sehingga akan memungkinkan seseorang masuk dengan
mempergunakan pakaian perlindungan yang lengkap. Sekurang-kurangnya
harus disediakan satu manhole di bagian dinding dan satu di bagian atap
tangki.

1.8 Stairway, Gangway dan Ladder


Peralatan untuk mencapai dan untuk meloloskan diri dari atap-atap tangki harus
disediakan dalam bentuk fixed stairway atau ladder yang langsung menuju ke
masing-masing atap tangki atau ke jembatan-jembatan (bridge) di antara tangki-
tangki. Semua jalan untuk dilaluinya harus dilapisi dengan permukaan-
permukaan yang tidak licin dan dibuat cukup lebar untuk memungkinkan
pergerakan yang bebas dan aman dari orang-orang.

1.8.1 Stairway ( jalan tangga )


Jalan di atas tangki harus berupa jalan tangga tanjakan, jalan tangga tidak
boleh melebihi 45o dari garis horizontal,dan diperlengkapi dengan overloop
pada jarak-jarak tertentu, yang tidak boleh melebihi 9 meter (30 ft) jika diukur
secara vertikal dari overloop di bawahnya, dan berakhir pada sebuah
panggung (platform) tempat bekerja.

Ir. Djaswadi, MSi .14


Storage & Handling - REFINERY PEM-AKAMIGAS

Dua buah tangki dapat memiliki satu stairway saja yang berakhir pada
overloop yang sama yang dihubungkan dengan panggung-panggung tempat
bekerja di atas kedua tangki tersebut.
Apabila lebih dari satu tangki berada dalam satu tembok penahan dan bagian-
bagian atasnya dihubungkan satu sama lain dengan jembatan, maka jalan
tangga harus dipasang pada setiap ujung deretan tangki.

1.8.2 Gangway ( bridge )


Ujung-ujung atas tangki yang berdekatan dapat disambung satu sama lain
dengan gangway atau bridge, dengan ketentuan bahwa dipasang sambungan-
sambungan yang cocok antara bridge dengan ujung-ujung tangki untuk
memungkinkan pergerakan-pergerakan differensial (different-tial movement) dari
tangki-tangki yang dihubungkan.

1.8.3 Ladder ( tangga )


Untuk tangki-tangki yang tingginya tidak melebihi 4,5 meter, maka ladder yang
berakhir pada landing atau platform dapat disediakan untuk dapat mencapai
atap.
Pada dasarnya tangga tidak dianjurkan sebagai alat untuk naik yang permanen
pada tangki yang tingginya tidak lebih dari 4,5 meter, tetapi tangga hanya
merupakan fasilitas tambahan untuk turun saja.

1.8.4 Handrail ( susuran penahan )


Stairway, gangway, bridge, ladder, landing dan tempat-tempat di atas atap
tangki yang perlu dicapai harus diperlengkapi dengan handrail, tinggi handrail
kurang lebih 0,9 meter.
Handrail harus terdiri dari satu top dan bottom rail yang dipasang pada
support (penyangga) vertikal yang cukup ketegangannya dan mampu untuk
menahan beban 90 kg yang ditekankan ke semua arah pada semua titik pada
top rail.

Ir. Djaswadi, MSi .15


Storage & Handling - REFINERY PEM-AKAMIGAS

1.9 Peralatan pengukuran


Untuk bahan bakar minyak klas "A" maka peralatan pengukuran otomatis yang
dipasang secara permanen pada tangki harus di-arde (dihubungkan dengan
tanah) pada struktur tangki utamanya.

1.10 Floating roof (atap terapung)


Total volume ponton dari floating roof harus dapat menjamin pengapungan
yang cukup untuk menghadapi semua keadaan operasional dengan suatu
faktor keselamatan yang cukup.
Lubang-lubang pelepasan tekanan (pressure relief vent) harus dipasang untuk
mencegah terjadinya tekanan yang disebabkan di bawah rim seal dan untuk
melepaskan uap dari bawah atap-atap selama pengisian pertama.
Harus disediakan fasilitas untuk pembuangan air hujan dari deck, dalam daerah-
daerah dimana diperkirakan akan terjadi badai, maka atap harus dibonding pada
dinding tangki untuk aliran petir. Supaya mencapai atap-atap maka harus
dipasang ladder hinged pada top curb angle platform dan diperlengkapi dengan
roller pada the lower extremity.
Tangga-tangga demikian hendaknya dilengkapi dengan anak tangga yang
merata (self levelling treds). Bila perlu maka atap hendaknya diperlengkapi
dengan support yang cukup tingginya untuk memungkin-kan pekerjaan
pemeliharaan dan pembersihan tangki.

1.11 Kerangan-kerangan ( valves )


Kerangan-kerangan yang dipasang pada sambungan badan dan dasar tangki
seluruhnya terbuat dari baja, dengan resistansi yang cukup dan dengan design
rating yang benar. Sebaiknya kerangan dibuat dari rising spindle type atau
jenis lainnya yang mempunyai suatu indikator untuk menunjukkan dengan jelas
kapan mereka berada dalam posisi terbuka atau tertutup.

Ir. Djaswadi, MSi .16


Storage & Handling - REFINERY PEM-AKAMIGAS

2. TANGKI PENDAM ATAU SEBAGIAN TERPENDAM


Permukaan tanah di atas tangki pendam jika perlu harus diperkuat
secukupnya untuk menahan berat kendaraan yang lewat. Tangki-tangki yang
dibangun di tanah yang berkualitas baik dan nonkorosif dapat dimasukkan ke
dalam lubang galian dan ditutup kembali dengan tanah yang sama. Dalam
tanah yang korosif, pencegahan khusus seperti "catodic protection" harus
dilaksanakan untuk tangki-tangki baja.

2.1. Pengujian
Setelah tangki dimasukkan ke dalam lubang galian (excavation) dan sebelumnya
ditutup kembali dengan tanah, bagian dalamnya harus diberi tekanan udara
sebesar dua kali tekanan kerjanya selama lebih dari 24 jam untuk menguji
kedap udaranya (air tightness).
Setiap pipa yang menuju ke dalam tangki harus diuji dengan cara serupa.

2.2. Kalibrasi
Tiap tangki atau kompartemen dari suatu tangki harus dikalibrasi dengan
seksama dan diberi suatu alat untuk mengukur jumlah isinya. Apabila
penggunaan tongkat pengukur (dip stick) maka harus dibuat dari bahan bukan
besi (non ferrous).
Tiap tongkat pengukur atau alat lainnya untuk penentuan jumlah isi dalam
tangki haruslah diberi tanda yang jelas sehingga dapat diketahui dengan
mudah untuk tangki atau kompartemen mana tongkat tersebut dimasukkan.

2.3. Perlindungan terhadap korosi


Tangki-tangki harus diberi perlindungan yang cukup terhadap korosi dengan
memperhatikan tanah, rata air, dan kondisi-kondisi lainnya dari daerah
tersebut dimana tangki-tangki tersebut dipendam.

Ir. Djaswadi, MSi .17


Storage & Handling - REFINERY PEM-AKAMIGAS

3. TANGKI ELPIJI
Tangki-tangki penimbun ELPIJI harus dikonstruksi dan diuji menurut hukum
pelaksanaan nasional dan atau standard seperti BS 1515 atau peraturan
ASME untuk bejana bertekanan tanpa api.
Tangki-tangki penyimpanan harus dibuat untuk tekanan kerja yang sesuai
dengan tekanan uap pada suhu tertinggi yang dapat dicapai oleh isi tangki.
Untuk daerah yang beriklim sedang, biasanya suhunya sekitar 35o C ( 95o F).
Tekanan kerja pada suhu ini ditetapkan sebagai tekanan maksimum yang
diijinkan untuk bekerja secara normal, tetapi dalam keadaan dimana tekanan
mungkin naik melebihi tekanan keseimbangan uap haruslah diambil toleransi
yang cukup, dan tangki dibuat untuk tekanan yang lebih tinggi. Baja yang
dipilih untuk kondisi suhu terendah mungkin yang dialami selama
pemakaian.

3.1. Penimbunan dengan pendinginan


Elpiji boleh disimpan pada suhu di bawah 35oF dalam tangki-tangki bertekanan
rendah seperti yang biasanya digunakan untuk penimbunan minyak secara
konvensional.
Tangki-tangki ini harus dibangun, dan diberi pendinginan, untuk menahan
tekanan uap di bawah tekanan yang direncanakan untuk keselamatan dan
fasilitas pembuangan gas harus memberikan kemungkinan pembuangan
kelebihan uap secara aman, yang timbul karena macetnya sistem
pendinginan, atau oleh panas dari api yang ada di dekatnya.
Pengedalian kerangan dari jauh, fasilitas penggunaan gas pemadam dalam
keadaan darurat, dan sistem pemom paan keluar dalam keadaan darurat,
harus diperhatikan sewaktu merencanakan fasilitas-fasilitas.
Alat pemadam kebakaran, baik yang tetap maupun yang mobili lepas, harus
disediakan untuk menjaga tangki-tangki dan peralatan sekitarnya pada suhu
yang aman apabila terjadi kebakaran.

Ir. Djaswadi, MSi .18


Storage & Handling - REFINERY PEM-AKAMIGAS

Bahan-bahan konstruksi harus dipilih agar sesuai dengan kondisi suhu yang
rendah, dalam beberapa hal bahan-bahan yang mempunyai titik cair yang
rendah mungkin memerlukan fasilitas pencegahan kebakaran yang khusus.
Konstruksi tangki harus memenuhi peraturan dalam API code 650. Tangki-
tangki bersuhu rendah harus ditempatkan dengan hati-hati untuk memung-
kinkan lingkungan pemagaran (bund) agar ada saluran pembuangan dari tangki.

3.2. Pengisian
Apabila tangki yang baru akan dipakai atau tangki-tangki yang sudah bebas gas
akan diisi, udaranya harus dibuang terlebih dahulu dengan elpiji, air, atau lebih
baik lagi dengan gas pemadam (inert gas). Apabila yang digunakan adalah
elpiji maka perlu diadakan persiapan untuk menyakinkan bahwa lingkungan
sekelilingnya tidak terdapat sumber pembakaran dan bahwa pipa gas ada
hubungannya dengan tempat pembakaran (flare) atau dengan sistem
penampungan uap. Dalam hal ini air tidak boleh dipakai untuk tempat penim
bunan yang diinginkan.

3.3. Katup pembebas tekanan


Tangki penimbun elpiji harus dilengkapi dengan satu atau lebih katup
pembebas tekanan yang berpegas (spring-looded) dan yang langsung
berhubungan dengan ruang uap dari tangki- tangki.
Kapasitas pembuangan total dari katup-katup pembebas tekanan pada tiap
tangki harus disesuaikan sehingga membatasi tekanan di dalam tangki sampai
120% dan tekanan kerja maksimum yang diijinkan pada setiap kondisi, termasuk
ketahanan di bagian luar.
Anjuran di dalam NFPA 58, BS 1515, API 2510 atau peraturan lainnya yang
sesuai harus diikuti dalam memilih, mengukur, dan menyusun katup-katup
keselamatan.

Ir. Djaswadi, MSi .19


Storage & Handling - REFINERY PEM-AKAMIGAS

Semua katup-katup keselamatan harus dilengkapi dengan pipa pembuangan


gas yang membuang tegak ke atas pada tinggi minimum 2 meter (6 ft) di atas
puncak tangki.Pipa pembuang gas tersebut harus dilengkapi dengan pelindung
hujan yang lepas dan harus dapat dikosongkan dari bawah
Lubang-lubang penyerapannya diletakkan sedemikian rupa sehingga tidak
memungkinkan penetesan uap cairan pada permukaan tangki penimbun.

3.4. Meteran dan sambungan-sambungan


Tiap tangki penimbun harus dilengkapi dengan alat pengukur tekanan dan
alat-alat untuk mengukur isi cairan dan suhunya.
Jumlah maksimum elpiji yang disimpan di dalam tangki penimbun tidak boleh
melebihi 98% dari kapasitas kotor pada suhu elpiji 35 oC di daerah iklim
sedang atau 45oC di daerah panas/tropis.
Katup-katup pembuangan dari instrumen, kerangan-kerangan contoh (sampling)
atau kerangan-kerangan penutup lainnya yang berhubungan langsung dengan
udara luar harus dilengkapi dengan caps atau flensa pada mana dibuat
lubang yang mempunyai diameter maksimum 0,055 inci (1,4 mm), dengan
demikian membatasi aliran dari kerangan-kerangan dan mengurangi bahaya
yang ditimbulkan oleh kelalaian pelaksanaan.

3.5. Hubungan-hubungan cairan dan uap dengan tangki


Semua hubungan cairan dan uap dengan tangki lain dari katup-katup
keselamat annya dan yang dimaksudkan dalam butir-butir di atas harus
dilengkapi dengan katup-katup aliran lebih.

3.6. Perlindungan bagian luar


Tangki penimbunan harus dicat warna terang supaya menambah pantulan
sinar/panas, dengan demikian dapat mencegah kenaikan suhu yang tidak perlu.

Ir. Djaswadi, MSi .20


Storage & Handling - REFINERY PEM-AKAMIGAS

3.7. Perlindungan bagian dalam


Karena elpiji tidak korosif terhadap baja dan karena diruang uap dari tangki yang
sedang dipakai tidak terdapat oksigen, maka perlindungan bagian dalam tangki
penimbun elpiji tidak diperlukan lagi.

Ir. Djaswadi, MSi .21


Storage & Handling - REFINERY PEM-AKAMIGAS

III. JARAK MINIMUM

1. UMUM
Yang dimaksud dengan jarak minimum adalah jarak minimum yang dianjurkan
antara tangki dan tembok penahan di sekeliling tangki yang menyimpan produk-
produk minyak bumi. Ketentuan ini berlaku bagi penyimpanan semua produk
minyak bumi di luar batas-batas komplek unit-unit proses dalam tangki-tangki
berkapasitas lebih dari 500 ton air.
Dalam menentukan jarak keselamatan, maka kemungkinan terjadinya
kebakaran dan pengaruh radiasi panas harus diperhatikan, dan jarak itu harus
diperhitungkan agar dapat mencegah transmisi panas yang memancar pada
suatu tingkatan yang berbahaya.
Syarat-syarat bagi minyak mentah dan produk-produk klas "A" dan klas "B" lebih
ketat dari pada syarat-syarat bagi produk-produk klas "C". Oleh karena itu
apabila merencanakan pengaturan penyimpanan dengan tangki-tangki bagi
produk klas "C" dan diperkirakan bahwa tangki-tangki tersebut mungkin
dipergunakan bagi produk-produk klas "A" dan klas "B", perlu diingat bahwa
jarak dan sebagainya antara tangki-tangki yang berisi produk-produk klas "C"
itu harus mengikuti anjuran-anjuran yang diberlakukan bagi produk-produk
klas "A" dan klas "B". Jarak minimum untuk memenuhi syarat-syarat tadi
dinyatakan sebagai berikut :

2. UNTUK PRODUK KLAS "A" DAN KLAS "B"


Faktor 1 :
Kapasitas maksimum kelompok tangki-tangki dan jarak yang diharuskan bagi
kelompok-kelompok tangki tersebut.

(a). Atap tetap :


Suatu kelompok tangki yang diberi jarak sesuai dengan faktor 2 (dalam satu
tembok penahan atau lebih) tidak boleh melampaui 60.000 m 3.

Ir. Djaswadi, MSi .22


Storage & Handling - REFINERY PEM-AKAMIGAS

Jarak antara tangki-tangki terdekat dalam dua kelompok tangki-tangki yang


mungkin mempunyai tembok penahan yang sama, harus sedemikian rupa
keadaannya sehingga tangki-tangki dalam satu kelompok berjarak minimal
15 m dari atas bagian dalam tembok penahan kelompok atau kelompok-
kelompok yang berdekatan.

(b). Atap terapung :


Seperti halnya pada atap tetap dengan ketentuan bahwa volume kelompok
itu tidak boleh lebih dari 120.000 m3.

Faktor 2 :
Jarak antara tangki-tangki dalam satu kelompok.
(a). Kedua tipe :
Tangki-tangki yang bergaris tengah sampai 9 meter dapat dikelom-pokkan
menjadi satu sampai jumlah kapasitas 8.000 m 3 dengan jarak yang sesuai
dengan syarat-syarat konstruksi dan pekerjaan. Suatu kelompok dapat
diperlakukan sebagai satu tangki dan dikelompokkan dengan tangki-tangki
lain, tetapi dengan jarak minimum 15 meter.

(b). Atap tetap :


Tangki-tangki yang bergaris tengah melebihi 9 meter, setengah dari garis
tengah tangki yang lebih besar, garis tengah tangki yang lebih kecil,
ataupun 15 meter, manapun yang lebih kecil.

(c). Atap terapung :


Tangki-tangki yang bergaris tengah lebih dari 9 meter, setengah dari garis
tengah tangki-tangki yang lebih besar atau 6 meter, manapun yang lebih
kecil.

Ir. Djaswadi, MSi .23


Storage & Handling - REFINERY PEM-AKAMIGAS

Faktor 3 :
Jarak antara tangki gedung yang berisi bahan yang mudah terbakar,
misalnya tempat pengisian minyak atau gudang penyimpanan.

(a). Atap tetap :


Minimum 15 meter.

(b). Atap terapung :


Minimum 15 meter.

Faktor 4 :
Jarak antara tangki dan pagar atau dari sumber nyala api, untuk kedua tipe
tangki, minimum 15 meter.
Sumber nyala api apapun, berapapun jaraknya, tidak boleh ada di dalam tembok
penahan.

Faktor 5 :
Kapasitas maksimum bagi tangki-tangki dalam satu tembok penahan, untuk
atap tetap 60.000 m3 dan untuk terapung 120.000 m3.

Faktor 6 :
Volume bersih tembok penahan untuk kedua tipe tangki harus tidak kurang
dari 100 % dari kapasitas tangki terbesar dalam tembok penahan, setelah
volume semua tangki lainnya di dalam tembok penahan dikurangi sampai
setinggi tembok itu.

Catatan :
(a). Apabila tangki beratap tetap atau terapung bagi produk klas "C"
berdekatan dengan tangki bagi klas "A" atau klas "B", maka
dipergunakan perhitungan untuk tangki klas "C".

Ir. Djaswadi, MSi .24


Storage & Handling - REFINERY PEM-AKAMIGAS

 Jika dalam kelompok yang sama seperti klas "A" atau klas "B" harus
diberi antara seperti klas "A" atau klas "B", tetapi dengan
memperlakukan tangki klas "C" sebagai tangki beratap terapung.

 Jika berdekatan dengan suatu kelompok klas "A" atau klas "B" tangki-
tangki harus diberi jarak seperti faktor 1.

(b). Apabila ada kombinasi tangki-tangki beratap tetap dan beratap terapung
maka :

 Kapasitas maksimum kelompok tersebut secara proposional harus


mempergunakan perhitungan tangki berkapasitas antara 60.000
dan 120.000 m3.

 Kapasitas maksimum dalam satu kelompok penahan (bund) secara


proposional harus mempergunakan perhitungan tangki berkapasitas
antara 60.000 dan 120.000 m3.

 Dimana terdapat tangki-tangki beratap tetap dan beratap terapung


bagi klas "A" atau klas "B" yang berdekatan, maka kedua-duanya
harus diperlakukan sebagai tangki- tangki beratap tetap.

(c). Apabila terdapat suatu kombinasi tangki klas "A", klas "C", dan klas "C",
maka harus diperlakukan faktor 1.
(d). Tembok penahan yang besarnya sudah ditentukan (faktor 6) biasanya
disediakan bagi tangki-tangki di atas tanah yang berisi produk-produk klas
"A" atau klas "B". Tembok penahan harus dibuat cukup kuat untuk
dapat menahan tekanan yang mungkin harus dialaminya jika volume
didalam tembok penahan itu terisi dengan air, dan sedapat mungkin harus
tahan terhadap perembesan.

Ir. Djaswadi, MSi .25


Storage & Handling - REFINERY PEM-AKAMIGAS

(e). Tangki-tangki harus sama sekali dikelilingi oleh tembok penahan kecuali
jika topografi daerah sekitarnya sedemikian rupa keadaannya sehingga
tumpahan-tumpahan yang disebabkan oleh meluapnya atau pecahnya
sebuah tangki dialirkan dengan cepat dan aman melalui drainage secara
gravitasi (gravity drainage) dan tembok-tembok pengaliran jika diperlu
kan, ketempat rendah atau ke kolam penampung yang terletak dalam
batas-batas daerah pengilangan. Dalam keadaan ini tempat rendah atau
kolam penampung itu harus mempunyai volume seperti yang diharus
kan oleh faktor 6.

(f). Sebagai alternatif, volume yang diharuskan dapat disediakan oleh


volume efektif dari kolam penampung yang dihubungkan dengan daerah
yang dikelilingi tembok penahan oleh penyalur luapan secara gravity
yang berukuran cukup. Selain tembok penahan utama, tembok-tembok
penahan antara yang kecil dapat diberikan untuk membagi ke seluruh
tangki-tangki dalam satu kelompok menjadi sejumlah sub-kelompok yang
diperlukan.

(g). Pengurangan pengisian tangki dari 100 % yang normal (ditunjukkan


dalam faktor 6) menjadi 75 % dari kapasitas tangki terbesar dalam
banyak hal akan memberikan perlindungan yang cukup dan dapat
dipakai jika keadaan mengijinkan.

3. UNTUK PRODUK KLAS "C"


(a). Jarak antara tangki-tangki yang hanya berisi produk-produk klas "C"
dan jarak antara tangki-tangki ini dengan pagar atau sumber nyala api
hanya tergantung pada bagaimana menurut konstruksi dan pada
kemungkinannya untuk dapat dicapai.

Ir. Djaswadi, MSi .26


Storage & Handling - REFINERY PEM-AKAMIGAS

(b). Bagi tangki-tangki produk klas "C", suatu tembok rendah yang ditempat
kan sedemikian rupa sehingga dapat menguasai tumpahan-tumpahan
yang mungkin terjadi, dalam keadaan tertentu dapat dianggap cukup.

(c). Tembok penahan yang berstandard seperti dinyatakan bagi produk-produk


klas "A" dan klas "B" di atas, harus dibuat bagi tangki-tangki produk-
produk klas "C" jika suhu minyak dapat mencapai lebih dari titik bakar
selama pekerjaan-pekerjaan rutin sedang dijalankan.

4. UNTUK ELPIJI (LPG)


(a). Antara dinding-dinding sesama tangki elpiji minimum 1/4 dari jumlah
diameter dua tangki yang berdekatan. Dalam hal sekelompok tangki
silinder yang mendatar maka jarak antara dindingnya tidak boleh kurang
dari 6 ft (1,8 meter).

(b). Antara dinding-dinding tangki elpiji dengan tangki penimbun produk lain
(minyak) minimum 15 meter (50 ft).

(c). Antara dinding elpiji dan batas dari suatu instalasi atau depot, ketel, api
terbuka, kantor dan halaman rumah minimum 15 meter (50 ft).

(d). Jarak-jarak yang diberikan diatas semuanya dinyatakan sebagai jarak


minimum dan harus ditambah jika dibenarkan oleh keadaan-keadaan yang
khusus seperti keadaan topografis, sifat lingkungan, atau bahaya
khusus lainnya.

Tangki-tangki elpiji tidak boleh ditempatkan dalam satu kumpulan (bund) dengan
produk bahan-bahan lainnya.

Ir. Djaswadi, MSi .27


Storage & Handling - REFINERY PEM-AKAMIGAS

Tidak ada kapasitas bunding untuk penimbunan yang bertekanan, tetapi


dianjurkan agar menyediakan dinding tumpahan setinggi 38 cm (15 inci) agar
dapat mengendalikan tumpahan permulaan sebelum menguap.
Dalam hal penimbunan dengan pendinginan, penguapan tidak akan berlaku
begitu cepat sehingga bunding tanah sangat berguna.
Apabila diperlukan pemasangan pagar sekeliling tangki-tangki untuk mencegah
yang tidak berwenang mencampuri kerangan-kerangan dan fitting-fitting,
maka pagar tersebut harus merupakan konstruksi terbuka agar menjamin
pembuangan yang cukup.

Ir. Djaswadi, MSi .28


Storage & Handling - REFINERY PEM-AKAMIGAS

IV. PEMBERSIHAN & INSPEKSI

1. PEMBERSIHAN TANGKI
Setiap periode tertentu atau jika setelah diketahui tangki terdapat kotoran
yang dapat menganggu atau merusak mutu produk-produk minyak, maka
harus segera dilakukan pembersihan. Di dalam melakukan pembersihan harus
mengikuti prosedur-prosedur yang telah ditetapkan agar keselamatan dan
kesehatan kerja tetap terjamin.

1.1. Pembebasan Gas


Istilah "bebas gas" berarti bahwa konsentrasi uap minyak di udara dalam
tangki tidak boleh lebih dari 4 % dari batas eksplosif yang lebih rendah
seperti yang diukur oleh eksplosimeter yang telah dikalibrasi dengan cermat.
Pembebasan gas dari suatu tangki penimbun minyak mengandung hidrokarbon
yang mudah menguap harus dilaksanakan bila tangki tersebut akan diperbaiki
untuk melindungi para pekerja dari pengaruh-pengaruh racun uap hidrokarbon.
Di samping itu juga membuat kegiatan perbaikan/ reparasi tangki menjadi aman
dari bahaya kebakaran.
Apabila keadaan bebas gas telah ditunjukkan oleh eksplosimeter maka
harus dijaga agar udara di dalam tangki tidak kekurangan oksigen dan tidak
berisi za-zat beracun.
Jika ada keragu-raguan, maka pengujian-pengujian secara kimia yang sesuai
harus dilakukan.

Orang-orang hanya diijinkan masuk bekerja dalam tangki tanpa memakai alat-
alat pernapasan, setelah dipastikan bahwa tangki itu "bebas gas" dan tidak ada
resiko dari bahaya keracunan atau kekurangan oksigen.
Cara-cara membebaskan gas dapat meliputi semua atau salah satu dari yang
disebutkan berikut :

Ir. Djaswadi, MSi .29


Storage & Handling - REFINERY PEM-AKAMIGAS

(a). Mencuci dengan air, cara ini berguna terutama untuk menghilangkan
minyak yang tertinggal dalam perlengkapan tangki setelah pemompaan
keluar dan dimana besi piroforik mungkin terdapat.

(b). Steaming out, pengusiran gas dengan menggunakan steam sering dilaku
kan karena efektifitasnya. Perhatian khusus harus diberikan untuk
melakukan pengosongan kondensat, hal ini dimaksudkan untuk menghin
dari terjadinya pukulan-pukulan air (water hamer).
Di samping hal itu juga harus dijaga jangan sampai terhadi kerusakan pada
pipa dan perlengkapan karena ekspansi yang disebabkan oleh pemanasan.

(c). Ventilasi dengan udara, kecuali dimana terdapat kemungkinan adanya


besi piroforik.

(d). Pembebasan dengan gas inert, yaitu gas-gas yang tidak bereaksi seperti
nitrogen.

Harus dijaga jangan sampai mengadakan tekanan lebih terhadap alat-alat


selama pekerjaan membebaskan gas dilakukan. Cara yang digunakan tergan
tung pada ukuran, letak, kons-truksi, dan jangka waktu pemakaian perlengkapan
tersebut.

Pengujian-pengujian untuk menentukan apakah perlengkapan itu bebas gas


atau tidak, harus dilakukan pada beberapa tempat untuk menjamin bahwa
semua bagian perlengkapan tersebut telah diperiksa dengan seksama.
Tempat-tempat rendah atau sambungan-sambungan dimana minyak atau bahan
yang mudah terbakar lainnya dapat berkumpul harus diperiksa secara seksama.
Jika dipandang perlu lobang-lobang dapat dibor terutama untuk mengadakan
test terhadap adanya gas.

Ir. Djaswadi, MSi .30


Storage & Handling - REFINERY PEM-AKAMIGAS

Perhatian khusus diperlukan pada waktu membebaskan bejana-bejana berlapis


dari gas, karena bahan yang mudah terbakar mungkin terkurung di belakang
lapisan tersebut. Jika setelah pemeriksaan terdapat kecurigaan bahwa ada
bahan yang mudah terbakar terkurung di belakang lapisan, maka pekerjaan
panas tidak boleh dilakukan pada atau di dekat tempat tersebut, sampai
bahan yang terkurung tadi dapat dihilangkan dan ruang di antara lapisan dan
dinding dibuat bebas gas.

Jika pekerjaan panas harus dilakukan, maka tindakan-tindakan pencegahan


harus diambil untuk menjamin bahwa minyak yang mempunyai titik nyala tinggi
atau endapan-endapan yang dapat menghasilkan uap yang mudah terbakar
apabila dipanaskan betul-betul telah hilang.
Harus pula diperhatikan adanya kotoran minyak atau endapan-endapan lainnya
yang tertinggal di dalam perlengkapan setelah diadakan pembebasan dari gas,
karena zat-zat itu dapat menimbulkan uap yang mudah terbakar atau uap
beracun jika disentuh atau waktu menjadi kering.

1.2. Pembersihan kotoran minyak


Selama berlangsungnya pekerjaan pembersihan residu dan kotoran minyak
dengan tangan, pada tangki-tangki yang bebas berisi produk-produk yang
mudah menguap, maka alat pernapasan dan tali penolong harus dipergunakan.
Hal tersebut bahkan juga dianjurkan walaupun udara dalam tangki pada
permulaan dusah dinyatakan bebas gas, karena konsentrasi-konsentrasi uap
yang berbahaya dapat timbul dengan cepat selama kotoran-kotoran minyak
dibersihkan, atau karena kenaikan suhu di waktu siang hari.

1.3. Bahan-bahan yang mengandung timah


Apabila tangki yang bebas diisi dengan produk-produk yang mengandung
timah dibersihkan, maka prosedur dan perlengkapan seperti yang ditentukan
oleh produsen-produsen cairan bertimah seperti TEL (Tetra Ethyl Lead)

Ir. Djaswadi, MSi .31


Storage & Handling - REFINERY PEM-AKAMIGAS

harus dipakai oleh pekerja-pekerja yang melakukan pembersihan dan oleh


setiap orang yang memasuki tangki.
Kotoran-kotoran minyak, serpih, karat, dan sebagainya yang dikeluarkan dari
tangki yang bekas diisi dengan produk-produk yang mengandung timah, harus
dibuang sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh pabrik yang membuat
cairan tersebut.

1.4. Pembersihan karat, serpihan dan sebagainya


Apabila sedang membersihkan karat tangki-tangki dan membersihkan
serpih di bagian dalam tangki-tangki yang sudah bebas gas, maka pekerja
harus memakai kaca mata pelindung yang sesuai. Masker penahan debu
(dust respirator) harus dipakai kecuali apabila bagian dalam tangki itu
tetap dibasahi dengan air selama pekerjaan dilakukan guna mengurangi
terjadinya debu.
Dimana mungkin terdapat besi piroforik, karat, serpih, dan sebagainya harus
tetap dibasahi dengan air dan sesudah itu ditimbun di dalam tanah atau
dibuang dengan aman.

2. INSPEKSI
2.1. Perlunya inspeksi dan frekuensinya
Karat dan kerusakan lain mengharuskan dilaksanakannya pekerjaan inspeksi
berkala yang baik. Sebelum tangki-tangki yang baru dipakai, catatan-catatan
inspeksi yang cukup harus dibuat dan catatan-catatan ini harus diteruskan
selama penggunaan perlengkapan tersebut.
Jangka waktu inspeksi bagi tangki-tangki pada umumnya ditentukan oleh
pengalaman-pengalaman sebelumnya. Inspeksi menurut peraturan sering
diharuskan selang jangka waktu yang sudah ditentukan seperti yang tercantum
pada ketentuan-ketentuan maupun peraturan-peraturan Pemerintah.
Tujuan inspeksi berkala adalah untuk mengetahui kondisi tangki yang
sebenarnya.

Ir. Djaswadi, MSi .32


Storage & Handling - REFINERY PEM-AKAMIGAS

Dari hasil inspeksi dapat dibuat uatu kesimpulan tentang kondisi tangki dan
kemudian disusun rekomendasi-rekomendasi untuk dilakukan tindakan lebih
lanjut terhadap tangki tersebut.

2.2. Laporan-laporan inspeksi


Setiap kali setelah mengadakan inspeksi, maka laporan tertulis yang
mencantumkan semua metal yang penting, kecepatan korosi dan anjuran-
anjuran mengenai pemeliharaan dan penggantian peralatan yang harus
dilakukan.
Laporan ini harus disampaikan ke bagian teknik (engineering) dan bagian
processing. Adalah tanggung jawab seorang inspektur untuk terlebih dahulu
menafsirkan penemuan-penemuan itu dan mengatur agar tindakan yang sesuai
dapat dilakukan.

Ir. Djaswadi, MSi .33


Storage & Handling - REFINERY PEM-AKAMIGAS

V. OPERASI TANGKI

1. UMUM
Pada kegiatan operasi tangki seperti kegiatan penimbunan, penerimaan
maupun pendistribusian produk cair seperti minyak dan bahan-bahan
petrokimia, diperlukan pengetahuan khusus tentang operasi tangki
terutama dalam hal tatacara mengukur produk-produk didalam tangki.
Dengan menerapkan tatacara pengukuran yang benar, akan dapat
menghindarkan kesalahan-kesalahan dalam memperhitungkan jumlah
produk yang tersimpan didalam tangki, jumlah penerimaan maupun
pengiriman.
Pengambilan contoh yang benarpun diperlukan didalam kegiatan operasi
sehari-hari. Kontrol kwalitas produk selalu dilakukan didalam kegiatan
industri, oleh karena itu didalam pengambilan contoh yang akan dianalisa
di laboratorium harus dapat mewakili kwalitas yang sebenarnya produk
yang ada didalam tangki tersebut.
Metoda untuk pengukuran tangki maupun pengambilan contoh akan
dibahas didalam bab ini, termasuk aturan yang telah dibakukan, diterapkan
untuk melakukan hal ini, dan sudah semestinya untuk diikuti.

2. PENGUKURAN ISI TANGKI


2.1 Persiapan sebelum pengukuran
1) Periksa kerangan-kerangan pipa/segel bila ada, pada tangki yang
akan diukur termasuk pipa cabang apakah sudah tertutup dengan
baik atau belum, hal untuk mencegah terjadinya kontaminasi atau
berpindahnya isi tangki ketempat lain, apabila belum tertutup dengan
rapat, lakukan tindakan untuk menutup kerangan tersebut. Untuk
yang menggunakan segel, apabila segelnya rusak maka segera
laporkan hal tersebut kepada pengawas, karena semua tangki produk
akhir harus disegel.

Ir. Djaswadi, MSi .34


Storage & Handling - REFINERY PEM-AKAMIGAS

2) Periksa apakah pipa yang akan digunakan untuk mentransfer produk


yang dimaksud dalam keadaan bersih atau tidak. Apabila keadaan
kosong, laporkan kepada pengawas.

3) Untuk tangki jenis floating roof, periksa kedudukan atap tangki, dan
apabila keadaan miring segera laporkan kepada pengawas. Apabila
ada genangan air harus didrain.

4) Periksa apakah cairan yang ada didalam tangki sudah cukup masa
diamnya atau belum (minimum 1 jam). Hal ini dimaksudkan untuk
memberi kesempatan agar air terpisah dan permukaan cairan menjadi
tenang.

5) Periksa kondisi alat–alat ukur yang akan digunakan untuk


pelaksanaan pengukuran. Pita ukur harus dalam keadaan bersih, baik
dan kering, karena pita yang basah tidak akan dapat menunjukkan
batas yang jelas dan pita yang rusak akan menyulitkan pembacaan.
Untuk pengukuran air bebas gunakan water stick bar dan bila alat
tersebut tidak tersedia maka gunakan alat ukur inage dengan
bandulan runcing beskala dan siapkan pasta minyak dan pasta air.

6) Catat reference depth pada tabel tangki yang akan dikur, untuk tangki
yang reference depthnya tidak tertera didekat lubang ukur. Setelah
semua persiapan dilakukan dengan baik, segera laksanakan
pengukuran.

Ir. Djaswadi, MSi .35


Storage & Handling - REFINERY PEM-AKAMIGAS

2.2. Pelaksanaan pengukuran dengan metoda innage

1) Siapkan blangko tank ticket.

2) Periksa keadaan alat-alat ukur sebelum naik keatas tangki, seperti pita
ukur, bandulan, thermometer, pasta air/minyak dan hydrometer
density. Peralatan ukur harus bersih, kering, sempurna dan dapat
digunakan sesuai dengan prosedur. Bandulan dari pita harur runcing
dan bila terdapat ketidak beresan pada alat ukur, segera laporkan
kepada pengawas.

3) Untuk tangki yang dilenkapi dengan level indicator yang bisa dibaca
dari bawah, catat dan gunakan sebagai angka pembanding. Hal ini
dilakukan untuk memudahkan pengukuran.

4) Bawalah peralatan ukur, kain lap, blangko tank ticket keatas tangki.
Dan bila pengukuran dimalam hari, lengkapi dengan lampu senter
yang kedap gas.

5) Pada waktu menaiki tangga tangki, satu tangan harus berpegangan


pada pegangan tangga, untuk mencegah kemungkinan adanya
pengaruh listrik statis dan untuk menimbulkan rasa aman bekerja.

6) Periksa apakah atap tangki miring, apabila ada kelainan pada atap
tangki, laporkan kepada pengawas dan apabila ada genangan air agar
didrain (khusus untuk tangki floating roof).

7) Pada waktu membuka penutup lubang ukur, berdirilah ditempat yang


aman dengan memperhatikan arah angin untuk menghindari uap/gas
yang keluar dari lubang ukur. Tunggulah beberapa saat sebelum
pengukuran dimulai agar uap/gas yang keluar berkurang.

Ir. Djaswadi, MSi .36


Storage & Handling - REFINERY PEM-AKAMIGAS

8) Ukur ketinggian lubang ukur sampai datum plate/meja ukur.

9) Letakkan pita ukur pada bibir titik ukur (reference point) dan turunkan
bandulan perlahan-lahan kedalam cairan. Apabila bandulan sudah
terasa menyentuh meja ukur/datum plate tetapi angka yang tertera
pada pita tidak sama dengan tinggi lubang ukur yang sudah
ditentukan, maka ulangi pengukuran.

10) Selama proses penurunan pita ukur, pita ukur harus tetap
bersinggungan pada bibir tangki, agar kemungkinan adanya pengaruh
listrik statis bisa dihindarkan.

11) Ukur ketinggian permukaan cairan dan oleskan pasta minyak


secukupnya (+10 Cm) pada pita ukur yang berskala sesuai perkiraan
tinggi cairan. Sesuaikan perkiraan tinggi cairan. Sesuai dengan
ketinggian minyak yang ditunjukkan di kamar kontrol atau level
indicator tangki. Apabila indicator tangjki tidak ada, maka perkiraan
ketinggian cairan dapat dihitung berdasarkan tinggi cairan pada
pengeluaran sebelumnya. Lapisan pasta tidak boleh terlalu tebal/tipis,
oleh karena bila terlalu tebal akan menimbulkan batas yang kabur,
sedangkan bila terlalu tipis batas tidak jelas dan sulit dibaca.

12) Letakkan pita ukur pada bibir titik ukur (reference point) dan turunkan
bandulan perlahan-lahan kedalam cairan dan selama proses
penurunan pita ukur, pita ukur harus tetap bersinggungan dengan bibir
lubang ukur tangki.

13) Turunkan terus pita ukur hingga ujung bandulan mengenai meja ukur/
datum plate, dan pita harus tetap tegang untuk mendapatkan ketelitian
pengukuran.

Ir. Djaswadi, MSi .37


Storage & Handling - REFINERY PEM-AKAMIGAS

14) Diamkan terendam beberapa saat sesuai dengan jenis minyak yang
diukur:
(a) Naphtha : 5 - 10 detik
(b) Minyak diesel : 10 - 30 detik
(c) Minyak bakar : 30 - 60 detik

15) Tarik pita ukur keatas, kemudian bacalah batas reaksi yang tertera
pada pita. Ini merupakan tinggi cairan dalam tangki. Batas reaksi (cut
point) harus lurus, tidak miring dan tidak bergelumbang. Untuk minyak
yang mudah menguap, penarikan pita harus lebih cepat dari pada
minyak yang lambat menguap.

16) Bersihkan alat ukur sampai kering dan ulangi pengukuran sekali lagi,
apabila perbedaan hasilnya lebih kecil dari 3 mm maka dinyatakan
sebagai hasil pengukuran identik, dan catat sebagai hasil pengukuran.
Dua hasil pengukuran yang identik adalah bila selisihnya lebih kecil
dari 3 mm.

17) Apabila hasil pengukuran ulang diatas hasilnya berbeda melebihi atau
sama dengan 3 mm, maka lakukan pengukuran ulang sampai
mendapatkan 2 angka yang identik. Dua hasil yang identik adalah bila
selisihnya kurang dari 3 mm.

18) Untuk jelasnya lihat pada contoh-contoh sebagai berikut:

Contoh : 1
Pengkuran pertama : 6831 mm
Pengukuran kedua : 6833 mm
Yang dicatat pada tank ticket : 6831 mm

Ir. Djaswadi, MSi .38


Storage & Handling - REFINERY PEM-AKAMIGAS

Contoh : 2
Pengukuran pertama : 6831 mm
Pengukuran kedua : 6834 mm
Pengkuran harus diulang

Contoh : 3
Pengukuran pertama : 6831 mm
Pengukuran kedua : 6834 mm
Pengkuran ketiga : 6836 mm
Yang dicatat pada tank ticket : 6834 mm

Apabila dalam 5 kali pengukuran bedanya masih sama atau lebih dari 3
mm, laporkan kepada atasan.

19) Apabila hasil pengukuran sudah benar, maka catat dalam tank ticket
pada kolom tinggi cairan.

20) Pengukuran tinggi cairan (minyak) secara innage selesai, lanjutkan


dengan pengukuran free water.

2.3. Pelaksanaan pengukuran dengan metode outage/ullage/ kosongan

Tatacara pengukuran tinggi cairan dengan menggunakan metoda outage


terutama digunakan untuk tangki fixed roof atau floating roof dimana pada dasar
tangki terdapat endapan yang keras (sludge) atau dasar tangki menunjukkan
adanya perubahan-perubahan atau untuk mengukur minyak yang pekat seperti
misalnya asphalt.

Setelah persiapan awal pengukuran telah selesai dilaksanakan, maka


pengukuran mulai dilaksanakan oleh 2 petugas juru ukur.

Ir. Djaswadi, MSi .39


Storage & Handling - REFINERY PEM-AKAMIGAS

Berikut ini adalah tatacara pengukuran tinggi cairan secara outage/ullage/


kosongan

1) Siapkan blangko tank ticket.

2) Periksa keadaan alat-alat ukur sebelum naik ketangki (pita ukur,


bandulan, thermometer, pasta air/ minyak dan tongkat air). Peralatan
ukur harus bersih, sempurna dapat digunakan sesuai prosedur.
Apabila terdapat ketidak beresan pada alat ukur, segera laporkan
pada pengawas.
3) Untuk tangki yang dilenkapi dengan alat ukur yang otomatis yang bisa
dibaca dari bawah tangki, catat ditempat tersebut dan gunakan
sebagai angka pembanding. Halini dilakukan untuk mempermudah
pengukuran.

4) Bawalah peralatan ukur, kain lap, blangko tank ticket keatas tangki.
Dan bila pengukuran dilakukan pada malam hari, maka lengkapi
dengan lampu senter yang kedap gas.

5) Pada waktu menaiki tangga, satu tangan harus selalu berpegangan


pada pegangan tangga, untuk mencegah listrik statis dan rasa aman.
Ikuti peraturan keselamatan (safety).

6) Periksa apakah atap tangki miring, apabila ada kelainan pada posisi
atap tangki laporkan kepada pengawas. Apabila ada genangan air
agar didrain dan laporkan kepada pengawas (khusus floating roof)

7) Pada waktu membuka penutup lubang ukur, berdirilah ditempat yang


aman dengan memperhatikan arah angin untuk menghindari uap/gas

Ir. Djaswadi, MSi .40


Storage & Handling - REFINERY PEM-AKAMIGAS

yang keluar dari lubang ukur. Tunggulah beberapa saat sebelum


pengukuran dimulai agar uap/gas yang keluar berkurang.

8) Ukur ketinggian lubang ukur sampai datum plate/dasar tangki


(serbagai ketinggian reference mark). Apabila bandulan sudah terasa
menyentuh dasar tangki tetapi angka yang tertera pada pita tidak
sama dengan tinggi lubang ukur, ulangi pengukuran. Apabila dari hasil
pengukuran ulangan tetap terjadi perbedaan, laporkan segera kepada
atasan, berapa ketebalan endapan. Lakukan dengan hati-hati agar
permukaan tidak menimbulkan riak.

9) Ukur ketinggian permukaan cairan dengan mengoleskan pasta minyak


untuk minyak putih, sedangkan untuk minyak hitam tidak perlu.
Lapisan pasta tidak boleh terlalu tebal/tipis, karena bila terlalu tebal
akan menyebabkan batas yang kabur, sedangkan bila terlalu tipis
batas tidak jelas dan sulit dibaca.

10) Letakkan pita ukur pada bibir lubang ukur (reference point) dan
turunkan pita perlahan-lahan kedalam minyak, dan tidak boleh
menimbulkan riak.

11) Selama proses penurunan pita ukur, pita ukur harus tetap
bersinggungan dengan bibir lubang, hal ini dilakukan untuk
menghindari listrik statis.

12) Turunkan pita/bandulan perlahan-lahan sampai bandulan terasa


menyentuh cairan dan terendam sebagian. Skala pembacaan pita
menempel tepat pada reference mark (titik batas ukur) dalam keadaan
tegang/diam. Apabila permukaan minyak terlalu rendah gunakan

Ir. Djaswadi, MSi .41


Storage & Handling - REFINERY PEM-AKAMIGAS

senter explotion proof. Pada pengukuran ini jangan menaik turunkan


pita, agar pengukuran akurat.

13) Catat batas pita yang menempel pada reference mark

14) Diamkan terendam beberapa saat sesuai dengan jenis minyak yang
diukur. Minyak ringan 5 – 10 detik (Avgas, Avtur, Premium, Minyak
tanah, Minyak Solar). Minyak Diesel 10 – 30 detik. Minyak berat dan
Crude oil 30 – 60 detik.

15) Tarik pita ukur keatas perlahan-lahan, dan pita ukur harus tetap
menempel pada reference mark. Baca dan catat batas reaksi pasta
pada bandulan. Batas reaksi (cat point) harus lurus, tidak miring dan
tidak gelumbang. Untuk minyak yang mudah menguap, penarikan pita
harus lebih cepat dari pada minyak yang lambat penguapannya.

16) Bersihkan alat ukur sampai kering dan ulangi pengukuran sekali lagi.
Apabila perbedaan hasilnya mendekati 3 mm catat sebagai hasil
pengukuran. Angka yang masuk dalam tang ticket adalah hasil
pengkuran yang pertama (terdahulu) yang identik.

17) Apabila hasil pengukuran ulangan hasilnya berbeda melebihi atau


sama dengan 3 mm, lakukan pengukuran ulang sampai mendapat 2
angka yang identik. Dua hasil ukuran identik adalah selisihnya kurang
dari 3 mm.

18) Apabila hasil pengukuran sudah benar, maka catat dalam tank ticket
pada kolom kosong.

Ir. Djaswadi, MSi .42


Storage & Handling - REFINERY PEM-AKAMIGAS

19) Pengukuran tinggi cairan (minyak) secara outage selesai, lanjutkan


dengan pengukuran air bebas (free water).

2.4. Tata cara pengukuran Air bebas (free water)


Tata cara pengukuran air bebas pada umumnya dilaksanakan setelah pengu
kuran tinggi cairan dalam tangki selesai.
Alat pengukur air bebas yang paling baik adalah tongkat pengukur air (water
stick bar), tetapi jika tongkat pengukur air tidak tersedia, dapat digunakan pita
ukur dengan bandulan runcing yang ada skalanya.

Berikut ini adalah tata cara pengukuran air bebas:

1) Sebelum pengukuran air bebas dimulai, bersihkan dan kemudian


keringkan pita ukur dan bandulannya atau tongkat pengukur air.

2) Oleskan pasta air secukupnya pada bandulan atau tongkat pengukur air
pada batas tinggi air yang diperkirakan. Lapisan pasta tidak boleh terlalu
tebal/tipis, oleh karena bila terlalu tebal menyebabkan batas yang kabur,
sedangkan bila terlalu tipis batas tidak jelas dan sulit dibaca. Untuk
minyak berat lapisan pasta dilapisi lagi dengan minyak pelumas.

3) Letakkan pita ukur pada bibir lubang ukur (reference point) dan turunkan
pita perlahan-lahan kedalam cairan.

4) Selama proses penurunan pita ukur, pita ukur harus tetap


bersinggungan dengan bibir lubang ukur untuk menghindari listrik statis.

5) Turunkan terus pita ukur hingga ujung bandulan atau tongkat pengukur
air mengenai dsar tangki/datum plate, dan pita ukur harus tetap tegang
untuk mendapatkan ketelitian pengukuran.

Ir. Djaswadi, MSi .43


Storage & Handling - REFINERY PEM-AKAMIGAS

6) Diamkan terendam beberapa saat sesuai dengan jenis minyak yang


diukur

Naphtha : 5 – 10 detik
Minyak diesel : 10 – 30 detik
Minyak bakar : 30 – 60 detik

7) Tarik pita ukur keatas dan kemudian bacalah batas reaksi yang timbul
karena adanya perpotongan permukaan air dengan tongkat/bandulan.
Ini merupakan tinggi air dalam tangki. Batas reaksi (cut point) harus
lurus, tidak miring ataupun bergelumbang. Untuk minyak yang mudah
menguap, penarikan pita ukur harus lebih cepat dari pada minyak yang
lambat menguap. Batas reaksi akan berubah warnanya.

8) Baca dan catat hasil pembacaan angka batas reaksi pada bandulan/
tongkat pengukur air dalam tank ticket pada kolom tinggi air.

9) Bilas dan bersihkan alat-alat ukur ini.

3. PENGUKURAN SUHU MINYAK DALAM TANGKI


Pengukuran kwalitas minyak mentah dan hasil-hasilnya di tangki Explorasi
Produksi, Kilang, Instalasi/Depot, Mobil tangki dan lain-lain dilakukan dengan
cara pengukuran ketinggian cairan yang terdapat dalam tangki tersebut dan
hasilnya dalam volume.
Oleh karena minyak adalah benda cair, volumenya akan berubah pada setiap
perubahan suhu yang cukup berarti, hasil pengukuran tersebut dinamakan
“Volume observed”.
Agar volume tersebut dapat dibandingkan antara satu dengan lainnya maka
volume observed harus dirubah menjadi Standard 15o C dan atau 60o F.

Ir. Djaswadi, MSi .44


Storage & Handling - REFINERY PEM-AKAMIGAS

Untuk membuat perhitungan volume standard tersebut maka diperlukan tata


cara pengukuran suhu yang seragam dan benar, dalam hal ini harus
menggunakan metoda ASTM D 1086 atau API 2543.
Pengukuran suhu dilakukan bersamaan dengan pengukuran tinggi cairan, dan
hasil pengukurannya dicatat dalam tank ticket.

Berikut ini adalah tata cara untuk pengukuran suhu isi tangki.
1). Periksa thermometer yang akan digunakan, dan yakinkan thermometer yang
akan dipakai dalam keadaan bersih, baik dan mudah dibaca skalanya
(perhatikan tabel 5-1).
Bandingkan thermometer yang akan digunakan dengan master
thermometer pada suhu ruangan dan dibandingkan dengan pembacaan
pada tiap-tiap thermometer.
Thermometer yang menunjukkan perbedaan 1 oF (0,5 oC) dari yang seha
rusnya tidak dapat digunakan.
 Perhatikan apakah kolom air raksanya terputus, jika kolom air
raksanya terputus maka thermometer tersebut tidak akan dapat
menunjukkan suhu yang tepat, dan jangan digunakan.
 Perhatikan bolaa air raksanya, jika bola air raksa pada dasar
thermometer pecah jangan digunakan.
 Jaga agar thermometer bebas dari lapisan bahan yang dapat
menahan panas.

2). Setelah thermometer diperiksa, bawalah thermometer bersama alat ukur


yang lain keatas tangki.

3). Lakukan pengukuran suhu sesudah pengukuran tinggi cairan.

4). Kaitkan Cup case flushing assembly pada pita ukur.

Ir. Djaswadi, MSi .45


Storage & Handling - REFINERY PEM-AKAMIGAS

5). Turunkan cup case flushing assembly perlahan-lahan melalui lubang ukur
(perhatikan tabel 5-2).

6). Apabila perbedaan suhu udara dan suhu minyak yang diukur lebih dari
20oF (11oC), cup case flushing assembly perlu dibilas beberapa kali dengan
minyak yang akan diukur suhunya untuk mempercepat proses adaptasi cup
tersebut terhadap suhu minyak.

7). Biarkan thermometer terendam dalam minyak beberapa waktu tertentu.

8). Naik turunkan cup case flushing assembly sejauh + 1,5 meter minimum 2
menit agar diperoleh pengukuran yang teliti dan didiamkan selama 3 menit
untuk mempercepat adaptasi.

9). Tarik cup case tersebut dalam waktu relatif singkat dan perhatikan bahwa
cup berisi penuh minyak.

Tabel 5-1 Thermometer

ASTM Length Gardu Accu-


Nama Range
Thermometer (in) ation racy

ASTM tank 58oF-63 -30 to + 120oF 12 1oF +0,5oF


ASTM tank 97oF-63 0 to + 120oF 12 1oF +0,5oF
ASTM tank 59oF-63 0 to + 180oF 12 1oF +0,5oF
ASTM tank 97oF-63 60 to + 180oF 12 1oF +0,5oF
ASTM tank 60oF-63 170 to + 500oF 12 1oF +1,0oF
Angle Steam - suitable range 12 1oF +1,0oF
Bimetal Actuated dial - suitable range - 1oF +1,0oF
Mercury Actuated dial - suitable range - 1oF +1,0oF

Ir. Djaswadi, MSi .46


Storage & Handling - REFINERY PEM-AKAMIGAS

Tabel 5-2 Jumlah Minimum Pengukuran Suhu Berbagai Kedalaman Cairan

Minimum Jml.
Tinggi Minyak Kedalaman Pengukuran
Pengukuran

Lebih dari 5 meter 3 1 meter dibawah permukaan, ditengah


dan 1 meter diatas dasar

Antara 3 – 5 meter 3 1 meter dibawah permukaan, dan 1


meter diatas dasar

Kurang dari 3 meter 1 Ditengah-tengah cairan tangki

10). Bacalah segera suhu pada lubang ukur dalam keadaan cup case flushing
assembly sebagian masih berada dalam lubang ukur.
 Pada waktu pembacaan usahakan thermometer terlindung dari
pengaruh udara luar.
 Pembacaan suhu harus dengan segera.

11). Waktu pembacaan perhatikan permukaan kolom air raksa dalam


thermometer.
Bila permukaan air raksa belum dalam keadaan mantap, pengukuran
diulangi kembali.
Belum dalam keadaan mantap artinya belum mencapai suhu yang
sebenarnya, dan hal ini ditunjukkan oleh adanya naik-turunnya suhu masih
diatas 1o F (0,5o C).

12). Catat suhu yang dibaca.

13). Ulangi prosedur diatas sesuai tabel 5-2.

Ir. Djaswadi, MSi .47


Storage & Handling - REFINERY PEM-AKAMIGAS

14). Setelah dilaksanakan prosedur pengukuran suhu sesuai dengan tabel 5-2,
catat suhu rata-rata dalam tank ticket dengan cara:

a. Untuk minyak yang tidak dipanaskan maka suhu rata-rata sama


dengan jumlah hasil pembacaan dibagi jumlah pengukuran

b. Untuk minyak yang memakai heating coil maka suhu rata-rata


adalah:

(1)atas  (2)tengah  (1)bawah


4

c. Jika muatan dilakukan dari 2 tangki dan apabila pemuatan ke tanker


tidak sebesar 1 – 1,5 kali isi pipa maka berlaku perhitungan
pengukuran suhu sebagai berikut :

V1T1  V 2 T2
= A weighted average
V1  V2

Perhatian:

 Apabila hasil pengukuran pada level yang berbeda lebih dari 5 o C


laporkan pada atasan untuk ditindak lanjuti.

 Lokasi lubang pengukuran suhu minimal berjarak 12” dari dinding


tangki.

Ir. Djaswadi, MSi .48


Storage & Handling - REFINERY PEM-AKAMIGAS

4. TATA CARA PENGAMBILAN CONTOH

Untuk mengetahui minyak atau produk benar-benar memenuhi persyaratan


tertentu, maka minyak dan atau produk tersebut harus diperiksa.
Untuk memeriksa kwalitas minyak atau produk secara keseluruhan tidak
mungkin, karena itu perlu diambil contoh/sample yang benar dapat mewakili
(ASTM D 270).

Pemeriksaan kwalitas minyak dilaksanakan dilaboratorium. Untuk pemeriksaan


density yang digunakan dalam perhitungan kwantitas minyak dapat dilakukan
bagi yang tidak mempunyai fasilitas laboratorium.
Secara umum contoh yang diambil dianalisa sebelum dilakukan transaksi.
Pengambilan contoh harus sempurna dan contoh yang diambil harus
representatif.
Contoh diambil sesuai ASTM D 270 – API 2546

Macam-macam contoh minyak dari tangki.

1). Average Sample


Contoh yang diambil dari semua bagian dalam sebuah tangki dicampur
dicampur secara proporsional

2). All Level Sample


Contoh yang diperoleh menenggelamkan botol contoh yang tertutup
kesuatu tempat sedekat mungkin pada ketinggian yang sama dengan pipa
keluar(drow off level outlet), kemudian membuka sumbat botol contoh
tersebut dengan cara menyentakkan talinya dan menarik keras dengan
kecepatan sedemikian rupa sehingga botol contoh terisi sebanyak ¾
bagian (max 85 %) pada saat muncul dipermukaan minyak/cairan.

Ir. Djaswadi, MSi .49


Storage & Handling - REFINERY PEM-AKAMIGAS

3). Running Sample


Contoh yang diperoleh dengan menenggelamkan botol contoh yang
terbuka mulai dari permukaan cairan sampai pada ketinggian yang sama
dengan bagian bawah dari lubang pipa keluar atau lubang pipa swing,
kemudian menariknya kembali dengan kecepatan sedemikian rupa
sehingga botol contoh terisi ¾ bagian pada saat muncul dipermukaan
cairan.

4). Spot Sample


Contoh yang diambil dari beberapa titik tertentu dalam tangki dengan
menggunakan thief atau botol contoh.

5). Top Sample


Spot sample yang diambil 6 inci (150 mm) dibawah permukaan cairan.

6). Upper Sample


Spot sample yang diambil pada pertengahan dari sepertiga isi minyak
bagian atas.

7). Middle Sample


Spot sample yang diambil dari pertengahan isi minyak.

8). Lower Sample


Spot samle yang diambil pada ketinggian yang sama dengan lubang pipa
keluar atau lubang pipa swing dari tangki beratap tetap (fixed roof tank).

9), Clearance Sample


Contoh yang diambil 4 inci (100 mm) dibawah ketinggian lubang pipa keluar
(outlet).

Ir. Djaswadi, MSi .50


Storage & Handling - REFINERY PEM-AKAMIGAS

10). Bottom Sample


Contoh yang diambil dari dasar tangki, tempat penyimpanan atau pada titik
terendah dari saluran pipa.

11). Drain Sample


Contoh yang diambil dari pipa keluar (drow-off) atau kerangan keluar
(discharge valve).

12). Composite Sample


Contoh yang diperoleh dengan cara mencampur dua atau lebih spot
sample yang diambil dari sebuah tangki dalam perbandingan yang sama.

13). Single Tank Composite Sample


Contoh yang diperoleh dengan mencampur upper, middle atau lower
sample. Untuk sebuah tangki yang berpenampung seragam seperti tangki
silinder vertical campurannya terdiri dari atas volume yang sama dari ketiga
bagian contoh tersebut diatas.
Untuk tangki silinder horizontal. Campuran terdiri dari 3 contoh dengan
perbandingan isi seperti pada tabel 5-2.

14). Multiple Tank Composite Sample

Contoh diperoleh dengan cara mencampur dari semua all level sample dari
kompartemen-kompartemen yang berisi minyak dari jenis yang sama secara
proporsional terhadap isi minyak dari masing-masing kompartemen.

Berikut ini adalah petunjuk tata cara pengambilan contoh didalam tangki untuk
analisa density dalam perhitungan.

Ir. Djaswadi, MSi .51


Storage & Handling - REFINERY PEM-AKAMIGAS

1. Periksa alat-alat yang digunakan untuk pengambilan contoh. Alat


harus bersih dan kering, untuk mencegah kontaminasi.
Sesuai dengan ketentuan ASTM D 270 API 2546

2. Gunakan tali atau rantai atau yang non spark diberi simpul/tanda
sebagai pengganti skala agar diperoleh sample yang diinginkan.

3. Tentukan titik kedalaman yang akan diambil contohnya sesuai tabel.


Sesuai ASTM D 270 – API 2546.

4. Turunkan sample beaker/thief dengan hati-hati.

 Beaker harus dijaga jangan sampai terbuka tidak pada


tempatnya.
 Thief sample jangan sampai tertutup tidak pada tempatnya.

5. Sentakkan tali sedemikian rupa sampai tutup terbuka dan biarkan


sampai terisi penuh.

6. Tarik keatas dengan hati-hati.

7. a. Tuangkan cairan kedalam gelas ukur pemeriksaan density


(100 cc) bagi yang tidak mempunyai fasilitas laboratorium.

Untuk pengisian kedalam gelas ukur dibagi atas:


 Untuk level > 5 m, 1/3 bagian : upper, middle, lower, sample.
 Untuk level 3 < x < 5 m, ½ bagian: upper, lower, sample
 Untuk level < 3 m, 1 bagian : middle sample.

Ir. Djaswadi, MSi .52


Storage & Handling - REFINERY PEM-AKAMIGAS

b. Tuangkan cairan pada tempat contoh, tutup rapat dan diberi label
yang jelas untuk tempat yang memilikifasilitas laborato-rium.

Pada label ditulis :


Tanggal :
Jam :
Tangki No. :
Jenis mihyak :
Nama dan paraf pengambil contoh :

7. Ulangi pekerjaan mulai dari langkah 4 sampai langkah 7 sesuai


dengan tabel.
Sisa sample yang tidak dimasukkan kedalam gelas ukur dikumpulkan
kedalam tempat yang telah disediakan.

8. Bersihkan ceceran minyak yang terdapat disekitar tempat lubang ukur.

9. Kirim sample ke laboratorium untuk dianalisa.

5. TATA CARA PENGUKURAN DENSITY

Tata cara ini merupakan metoda untuk melakukan pengukuran density


minyak yang mempunyai RVP kurang atau sama dengan 26 psi dengan
menggunakan hydro meter (metoda ASTM D 1298 atau IP 160).

Catatan :
Untuk semua produk, pengukuran density dapat dilakukan tidak dilaborato-
rium. Khusus untuk light produk yang mempunyai RVP lebih besar dari 26 psi
harus dilaboratorium.

Ir. Djaswadi, MSi .53


Storage & Handling - REFINERY PEM-AKAMIGAS

Berikut ini adalah tata cara pengukuran density dengan menggunakan


hydrometer.

1) Siapkan contoh yang akan diukur.


Lihat juklar tata cara pengambilan contoh.

2) Siapkan hydrometer dan thermometer yang sesuai dengan range


contoh yang akan diukur densitynya.

3) Tuangkan dengan hati-hati contoh kedalam gelas ukur.

4) Letakkan gelas ukur yang telah berisi contoh dengan posisi tegak lurus
dengan alas rata serta terlindung dari arah angin.

5) Masukkan thermometer kedalam gelas ukur dan gunakan untuk


mengaduk minyak.
Usahakan agar suhu merata dan mempercepat adaptasi thermometer.

6) Masukkan hydrometer dengan hati-hati setelah minyak dalam keadaan


diam.

2) Usahakan agar suhu contoh tidak berubah selama dilakukan


pengukuran, dan suhu sekitar tidak berubah lebih dari 3 o C dari suhu
minyak dalam tangki.

3) Biarkan hydrometer diam sebentar agar cairan tidak beriak lagi.

4) Baca dan catat suhu thermometer sampai ketelitian 0,25 o C.

Ir. Djaswadi, MSi .54


Storage & Handling - REFINERY PEM-AKAMIGAS

5) Baca dan catat pada saat yang sama skala hydrometer sampai dengan
ketelitian 0,0001.

Cara membaca skala hydrometer:


 Untuk minyak yang tembus pandang maka yang diambil adalah
angka pada garis datar permukaan minyak.
 Untuk minyak yang tidak tembus pandang, angka yang diambil
adalah angka pada puncak minicus yang menempel pada
hydrometer.
Angka ini harus dikoreksi dengan minicus correction factor (tabel1
– D 1298)

Ir. Djaswadi, MSi .55


Storage & Handling - REFINERY PEM-AKAMIGAS

Ir. Djaswadi, MSi .56


Storage & Handling - REFINERY PEM-AKAMIGAS

Ir. Djaswadi, MSi .57


Storage & Handling - REFINERY PEM-AKAMIGAS

Ir. Djaswadi, MSi .58


Storage & Handling - REFINERY PEM-AKAMIGAS

Ir. Djaswadi, MSi .59


Storage & Handling - REFINERY PEM-AKAMIGAS

Ir. Djaswadi, MSi .60


Storage & Handling - REFINERY PEM-AKAMIGAS

Ir. Djaswadi, MSi .61


Storage & Handling - REFINERY PEM-AKAMIGAS

Ir. Djaswadi, MSi .62

Anda mungkin juga menyukai