Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR

DIKLAT PROFESIONAL BIDANG MINYAK


PENGUKURAN MANUAL TEMPERATUR
DAN LEVEL MINYAK DI TANGKI TEGAK
Oleh :
ARLUKY NOVANDY
PT. PUTRA NOVANDY ENERGY
2012
i
KATA PENGANTAR
Assalamu’ alaikum Wr. Wb
Segala puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang
telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
sebuah tulisan dalam bentuk diktat PENGUKURAN MANUAL LEVEL DAN
TEMPERATUR MINYAK DI TANGKI TEGAK untuk Diklat Profesional Bidang
Minyak
Diktat ini kami susun dengan sumber dari beberapa literatur yang relevan
dan manual operasi dari salah satu merk produsen kompresor, dengan
harapan
agar para peserta diklat/kursus dapat lebih mudah untuk mengikuti pembelajaran
di kelas maupun di laboratorium.
Dengan selesainya diktat ini tak lupa kami mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu, yang
telah
banyak membantu kami baik material maupun spiritual sehingga diktat ini
dapat
terselesaikan.
Kami menyadari bahwa tiada gading yang tak retak, begitu juga dengan
diktat ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu kritik dan saran yang
bersifat
membangun sangat kami harapkan untuk merevisi diktat ini sehingga menjadi lebih
baik. Harapan kami semoga diktat ini dapat bermanfaat.
Wassalamu’ alaikum Wr. Wb
Cepu, Mei 2012
Penyusun,
Arluky Novandy
ii
DAFTAR ISI
Hal
Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
BAB I : Metode Pengukuran Manual Level Cairan di Tangki Tegak 1
I.1 Ruang Lingkup 1
I.2 Siknifikansi Kegunaan 1
I.3 Ringlasan Metode 2
I.4 Terminologi 3
I.5 Peralatan Pengukuran Level Cairan 5
I.6 Prosedur Pengukuran Statis level cairan 8
I.7 Keakurasian Hasil Pengukuran 14
BAB II : Metode Penentuan Temperatur Statis Minyak di Tangki Tegak 15
II.1 Ruang Lingkup Metode 15
II.2 Ringkasan Metode 15
II.3 Termometer 16
II.4 Prosedur Pengukuran Temperatur Dalam 19
II.5 Aplikasi di lapangan untuk Tangki Tak Bertekanan dan Cargo 23
II.6 Aplikasi di lapangan untuk Tangki Bertekanan dan Cargo 24
DAFTAR PUSTAKA
1
BAB I
METODE PENGUKURAN MANUAL LEVEL CAIRAN
DI TANGKI TEGAK
I.1 Ruang Lingkup
Metode ini menjelaskan :
1. prosedur secara manual pengukuran level cairan di tangki tak bertekanan beratap
tak bergerak (non pressurized fixed roof ), tangki dengan atap bergerak
(floating
roof tank), dan tangki kapal laut (marine tank vessel)
2. prosedur secara manual pengukuran level air bebas (free water)
3. metode-metode yang digunakan untuk memverifikasi panjang gauge tape (pita
ukur) dibawah kondisi lapangan dan pengaruh berat bandul dan temperatur
terhadap panjang pita ukur
4. pengaruh-pengaruh lain yang mempengaruhi posisi titik referensi/acuan
pengukuran (baik posisi datum plate atau reference gauge point/titik acuan
pengukuran)
pada point 3 diatas tidak dibahas di BAB I ini karena perubahan pada panjang tape
yang
dipengaruhi oleh berat bandul dan temperatur minyak bisa dilakukan dengan
cara
mengkalibrasikan tape di lembaga kalibrasi instrumentasi yang telah terakreditasi.
I.2 Siknifikansi dan Kegunaan
Pembacaan level cairan dan air bebas di tangki digunakan bersama-sama dengan
tabel kapasitas tangki untuk menentukan volume observasi total cairan yang
mengisi
tangki (Total Observed Volume = TOV). TOV ini nantinya digunakan bersama-
sama
dengan berbagai macam koreksi factor untuk menghitung Gross Standard Volume (GSV),
Net Standard Volume (NSV), dan berat dari cairan. Metode ini sesuai dengan cairan
yang
disimpan pada tekanan Reid Vapor Pressure (RVP) 103 kPa (15psi atmospheric)
2
I.3 Ringkasan Metode
Ada dua type prosedur dasar yang digunakan untuk menentukan pengukuran level
cairan di tangki, yaitu : innage dan outage (dip dan ullage). Untuk metode
innage,
pengukuran level cairan di tangki dilakukan dengan mengukur tinggi cairan dengan
lurus
vertikal mulai dari datum plate atau bottom tangki hingga ke permukaan cairan.
Dengan
kata lain, metode innage ini adalah pengukuran langsung tinggi cairan yang ada di
tangki.
Sedangkan metode outage adalah pengukuran level cairan dengan mnegukur ruang
kosong diatas cairan (ullage), yaitu pengukuran secara lurus vertikal mulai
dari
permukaan cairan sampai dengan titik referensi pengukuran (reference gauge point)
yang
ada di atap tangki. Untuk jelasnya perhatikan gambar I.1 berikut.
Yang lebih baik dilakukan adalah pengukuran innage, karena pengukuran ini
akan mengurangi efek perubahan terhadap titik referensi tangki. Tetapi meskipun
begitu
dalam mengukur level cairan disesuaikan dengan keadaan yang ada sehingga pengukuran
outage bisa dianggap lebih baik (seperti saat akan dilakukan sampling di
titik lubang
yang sama dengan lubang pengukuran level cairan). Jika pengukuran outage
selalu
dilakukan maka sebaiknya titik tinggi referensi tangki harus selalu di
verifikasi secara
periodik.
Gambar I.1
Reference
gauge height
Reference
gauge height
3
I.4 Terminologi
Ada beberapa istilah yang harus dikenal dalam metode ini, mengingat
istiah-
istilah ini akan digunakan untuk penentuan level cairan di tangki tegak.
a. Reference Gauge Point
titik di gauge hatch dari suatu tangki (lihat gambar I.1) yang menunjukkan
posisi
dimana pengukuran level cairan dilakukan. Pengukuran di titik reference gauge point
ini
sangatlah penting untuk mencapai repeatibility (keterulangan seseorang
melakukan
pengukuran cenderung menghasilkan angka yang konstan). Titik ini bisa
merupakan
tanda yang berupa cat, plat yang di mounting/dilekatkan di dalam gauge
hatch, sebuah
sayatan horizontal di sisi dalam dari gauge hatch, atau logam yang
dilekatkan di atas
gauge hatch tapi tidak menyentuh gauge hatch.
b. Reference Gauge Height
Jarak standard/jarak referensi dari datum plate (lihat gambar I.1) atau
bottom tangki
sampai ke titik reference gauge point. Jarak ini harus secara jelas tertanda di
bagian atas
tangki dekat gauge hatch.
c. Observed Gauge Height
Jarak yang ada dari datum plate atau bottom tangki sampai ke titik
reference gauge
point.
d. Datum Plate
(lihat gambar I.1) adalah plat datar yang terletak di bagian bawah tangki
yang
posisinya lurus tepat dibawah reference gauge point , untuk pengukuran innage
ujung
bandul harus menyentuh datum plate.
e. Cut
(lihat gambar I.1) adalah garis demarkasi (batas cairan yang nempel di pita ukur)
pada
skala alat ukur dengan cairan yang akan diukur
4
f. Innage Gauge (Dip Gauge)
Level cairan di tangki yang diukur dari datum plate/bottom tangki sampai
dengan
permukaan cairan (lihat gambar I.1)
g. Outage Gauge (ullage)
Jarak dari permukaan cairan di dalam tangki sampai dengan titik referensi
gauge
point. (lihat gambar I.1)
h. Opening Gauge
Pengukuran innage atau outage yang dilakukan sebelum adanya transfer cairan
baik
yang masuk ataupun yang keluar tangki.
i. Closing Gauge
Pengukuran innage atau outage yang dilakukan setelah adanya transfer cairan
baik
yang masuk ataupun yang keluar tangki.
j. Free Water (Air Bebas)
adalah air yang berada di tangki tidak dalam bentuk suspensi maupun dalam
bentuk
terlarut. Air bebas ini diukur dengan pengukuran innage yang prosedurnya
akan di
jelaskan kemudian. Air bebas bisa juga di ukur dengan pengukuran outage jika
reference
gauge height belum berubah dari saat kondisi opening sampai dengan
closing. Jika
refernce gauge height telah berubah maka harus digunakan pengukuran innage.
k. Critical Zone
perbedaan jarak antara titik dimana saat floating roof dalam keadaan diam
(atau
dalam keadaan normal) dengan titik dimana floating roof dalam keadaan
mengambang
bebas.
l. Suspended Sediment and Water
adalah endapan dan air yang tersuspensi di minyak. Untuk mengetahui
besarnya
sediment dan air yang tersuspensi digunakan metode uji ASTM D 4007.
5
m. Tank Capacity Table (Tank Gauge Table)
adalah tabel yang menunjukkan kapasitas atau volume cairan di dalam
tangki yang
diukur dari datum plate atau dari reference gauge point pada berbagai level
ketinggian
cairan di tangki.
n. Trim
kondisi dimana tangki kapal mengalami miring ke depan atau ke belakang
sehingga
tidak lurus di garis referensinya.
o. List
kondisi dimana tangki kapal mengalami miring ke kiri atau ke kanan
sehingga tidak
lurus di garis referensinya.
I.5 Peralatan Pengukuran Level Cairan (Gauging Equipment)
I.5.1. Pita Ukur (Gauge Tape)
Standar pita ukur (lihat gambar I.2) sesuai dengan spesifikasi dan
persyaratan
untuk dilakukan pengukuran innage dan outage adalah sebagai berikut :
a. material :
terbuat dari baja (tahan terhadap korosi). Harus memiliki thermal expansi yang sama
dengan material dinding tangki
b. Panjang :
sesuai dengan tinggi tangki yang akan di lakukan pengukuran
c. Ketebalan :
luas area dari pita harus sedemikian rupa sehingga ketika pita pada posisi
horizontal
di atas permukaan yang rata tidak meregang lebih dari 0,0075% ketika ditarik dengan
kekuatan 44 Newton (atau 10 lb-ft). Umumnya luas area dari pita tidak
lebih dari
2,5mm
2
(0,004 in
2
)
d. Housing (tempat gulungan pita) :
reel dan crank terlekatkan bersama-sama dengan casingnya
e. Free End :
memiliki kunci sehingga bandul dapat berhenti dan untuk mencegah pita rusak.
6
f. Skala :
untuk pengukuran innage : graduasinya dalam foot, inches, dan fraksi
pembagi
inch; feet dengan fraksi pembagi 1/100 foot, meter dengan fraksi
pembaginya
centimeter dan milimeter. Ujung bawah dari bandul adalah titik NOL nya.
(lihat
gambar I.2)
Untuk pengukuran outage : graduasinya dalam foot, inches, dan fraksi
pembagi
inch; feet dengan fraksi pembagi 1/100 foot, meter dengan fraksi
pembaginya
centimeter dan milimeter. Titik NOL nya adalah titik yang menghubungkan
antara
snap-catch dan mata bandul (atau lubang ujung atas bandul yg terhubung
dengan
pita) (lihat gambar I.2)
I.5.2 Bandul (bob) dan Bar (bandul pipih)
(Lihat gambar I.2) berbentuk silinder bergraduasi/berskala, persegi atau
water
gauge bar dengan spesifikasi berikut :
a. Material : mengkilat dan tahan korosi
b. Panjang : Bandul atau Bar memiliki panjang 15 cm (6 in), 30 cm (12 in), atau 45
cm (18 in)
c. Berat : minimum 20 ounce, maksimum 2 3/8 lb
d. Mata (lubang ujung atas bandul tempat terkaitnya bandul dengan pita) :
merupakan bagian yang menyatu dengan bandul dan diperkuat dengan lapisan
anti
aus
e. Tip (ujung bandul) : bandul untuk pengukuran innage dan bar memiliki ujung yang
meruncing dan diperkuat dengan bahan yang mencegah kerusakan ujung bandul.
f. Skala :
untuk bandul pengukuran innage dan Bar : Graduasinya di satu sisi adalah inches
dengan pembagi setidaknya 1/8 in, foot dengan pembaginya setidaknya 1/100
ft,
centimeter dengan pembaginya setidaknya 2 mm. Dengan titik NOL berada di ujung
runcing bandul.
untuk bandul pengukuran outage : Graduasinya di satu sisi adalah inches
dengan
pembagi setidaknya 1/8 in, foot dengan pembaginya setidaknya 1/100 ft,
centimeter
7
dengan pembaginya setidaknya 2 mm. Dengan titik NOL berada di lubang
bagian
atas bandul.
Gambar 1.2
8
I.5.3. Pasta Indikator
a. Pasta Indikator Air : digunakan untuk mendeteksi ketinggian air di
tangki.
Digunakan dengan mengoleskan di bandul, bar dan pita. Pasta indikator
tidak boleh
bereaksi dengan minyak, tetapi harus bisa menunjukkan perubahan warna jika kontak
dengan air.
b. Pasta Indikator Gasoline : digunakan untuk mendeteksi level minyak di
tangki.
Biasanya jika gasoline sudah menyentuh di pita dan ketika pita diangkat ke
permukaan maka gasoline akan segera menguap dari pita, sehingga diperlukan
indikator pasta gasoline untuk mengetahui batas level gasoline di pita.
Pasta yang
dioleskan di pita akan berubah warna jika kontak dengan gasoline sehingga
level
gasoline di pita (tangki) masih tampak. Istilah ini disebut dengan cut.
I.6. Prosedur Pengukuran Statis Level Cairan di Tangki Tegak
I.6.1 Pembacaan dan Pelaporan
Pembacaan dan pelaporan hasil pengukuran level cairan secara manual di
tangki
untuk 3 kali pengukuran adalah sebagai berikut :
a. pembacaan 2 hasil pengukuran dari 3 kali pengukuran (dimana 3 kali
pengukuran memiliki range hasil pengukuran 3 mm (1/8 in)) :
a.1. jika menggunakan pita bersatuan metric : jika dua dari 3 kali
pembacaan hasil pengukurannya sama, maka hasil pembacaannya harus di
laporkan sampai dengan 1 mm terdekat.
a.2 jika menggunakan pita bersatuan inch : jika dua dari 3 kali pembacaan
hasil pengukurannya sama, maka hasil pembacaannya harus di laporkan
sampai dengan 1/8 in terdekat.
b. pembacaan 3 hasil pengukuran dari 3 kali pengukuran (dimana 3 kali
pengukuran memiliki range hasil pengukuran 3 mm (1/8 in)) :
b.1 jika menggunakan pita bersatuan metric : ketiga hasil pengukuran
harus di rata-rata, dan hasil rata-rata ini harus dilaporkan sampai dengan 1
mm terdekat.
9
b.2 jika menggunakan pita bersatuan inch : ketiga hasil pengukuran harus
di rata-rata, dan hasil rata-rata ini harus dilaporkan sampai dengan 1/8
in
terdekat.
c. untuk tangki crude oil kapasitas nominal 1000 bls atau kurang harus
dilaporkan sampai dengan 5 mm (1/4 in) terdekat.
I.6.2 Prosedur Pengukuran Level Cairan
I.6.2.1 Prosedur Pengukuran Innage
a. lakukanlah grounding pada pita ukur dan bukalah gauge hatch (lubang diatas
tangki tempat untuk mengukur level cairan),
b. ulurkan sedikit pita dan dengan perlahan turunkan bandul ke dalam tangki.
c. Kemudian biarkan pita diam dan lurus (sama lurusnya dengan garis
reference
gauge height).
d. selanjutnya, dekatkan pita dengan reference gauge point, dan turunkan pita
secara
perlahan sampai dengan ujung bandul tepat menyentuh datum plate atau bottom
tangki. Pastikan posisi pita tetap tegang dan lurus ketika ujung bandul
tepat
menyentuh datum plate atau bottom tangki.
e. catatlah skala yang di tunjukkan oleh pita di titik reference gauge point
tersebut.
f. setelah itu angkatlah pita ukur tersebut dari cairan, dan perhatikan
cut pada pita
ukur (sisa cairan yang menempel di pita yang menunjukkan angka skala tertentu),
dan catatlah angkanya.
g. jika cairan yang diukur adalah gasoline, maka setelah langkah ( f )
olesilah titik
cut tadi dengan pasta minyak.
h. kemudian ulangi lagi prosedur ( b ) hingga ( f )
i. lakukan pengukuran sebanyak 3 kali dan laporkan hasil pengukuran
seperti pada
sub bab I.6.1
I.6.2.2 Prosedur Pengukuran outage
Penentuan volume cairan dengan prosedur ini sebaiknya dilakukan bila reference
gauge height sama dengan observed gauge height pada saat dilakukan pengukuran, pada
10
saat terjadi kondisi opening maupun closing. Adapun prosedur dari pengukuran
outage
ini adalah sebagai berikut :
a. lakukan grounding pada pita ukur dan bukalah gauge hatch.
b. kemudian turunkan secara perlahan bandul pita ukur ke dalam tangki sampai bandul
menyentuh permukaan cairan (lihat gambar I.1).
c. setelah bandul berhenti berayun di permukaan cairan, kemudian turunkan lagi
bandul
dengan perlahan sehingga sebagian kecil dari bandul tenggelam di cairan,
dan
graduasi centimeter dari pita berada di titik reference gauge point.
d. kemudian catatlah pembacaan skala pada pita yang berada di titik
reference gauge
point.
e. tariklah pita ukur dari dalam tangki dan bacalah skala pada bandul yang
terdapat cut
nya (sisa cairan yang nempel di skala bandul). Pada langkah ini berhati-
hatilah agar
saat menarik bandul jangan sampai bandul kembali masuk lagi di cairan.
f. jika digunakan bandul dengan tanda skala dengan goresan yang dalam, maka bacalah
skala yang terdapat sisa cairan yang tertinggal di goresan skala yang paling atas.
g. penjumlahan dari pembacaan skala pada pita yang berada di titik reference
gauge
point dan pembacaan skala yang ada di bandul yang tercelup di cairan
(cut) adalah
hasil pengukuran outage.
Contoh :
skala feet inch meter
Pembacaan pita saat di titik
reference gauge point ( a )
10 6 3,2
Pembacaan bandul yang terdapat
cut nya ( b )
0 2 15/16 0,075
Penjumlahan = ( a ) + ( b ) 10 8 15/16 3,275
h. jika cairan yang diukur adalah gasoline, maka setelah langkah ( f )
olesilah titik
cut tadi dengan pasta minyak.
i. kemudian ulangi lagi prosedur ( b ) hingga ( f )
j. lakukan pengukuran sebanyak 3 kali dan laporkan hasil pengukuran
seperti pada
sub bab I.6.1
k. setelah itu lakukan perhitungan seperti tabel pada langkah ( g ).
11
l. jika sudah dilakukan perhitungan, gunakan tabel kapasitas tangki untuk
menghitung volume observed cairan di tangki.
I.6.2.3 Perhitungan Mengkonversi Hasil Pengukuran Innage dan Outage
a. mengkonversi dari perhitungan outage menjadi innage
hasil perhitungan outage dapat di konversi menjadi hasil perhitungan
innage
dengan cara mengurangkan tank reference gauge height dengan hasil pembacaan
outage. Contoh :
skala feet inch meter
reference gauge height (a) 44 5 7/8 13,560
Hasil pembacaan pengukuran
outage (b)
10 8 15/16 3,275
Hasil pembacaan pengukuran
innage = (a) – (b)
33 8 15/16 10,285
b. mengkonversi dari perhitungan innage menjadi outage
pita pengukuran cara innage dan bandul bisa digunakan untuk pengukuran outage
juga. Prosedur yang digunakan sama dengan cara pengukuran outage hanya saja
pembacaan hasil pengukuran pita dikurangi hasil pembacaan bandul. Contoh :
skala feet inch meter
Hasil pembacaan innage pita di
titik reference gauge point (a)
10 6 3,200
Hasil pembacaan pengukuran
outage bandul (b)
0 2 15/16 0,075
Hasil pembacaan outage = (a) –
(b)
10 3 1/16 3,125
12
I.6.3 Prosedur Pengukuran Air Bebas dengan menggunakan Pasta Air
I.6.3.1 Prosedur Pengukuran
Prosedur ini secara prinsip adalah untuk menentukan tinggi air yang
terdapat di
minyak. Air bebas ini adalah air yang jelas sekali batas pemisahannya
dengan minyak.
Umumnya air bebas ini berada di bagian bottom tangki, tetapi ada kalanya dalam
bentuk
butiran yang menempel di dinding tangki. Tetapi dalam diktat ini adalah air bebas
seperti
pada gambar 1.3 berikut. Rekomendasi pengukuran adanya air bebas ini
adalah dengan
menggunakan metode pengukuran innage, tetapi pada water gauge bar diolesi
dengan
pasta air yang tidak terlalu tebal (skala graduasi masih terlihat). Bila
pasta air tidak
menempel dengan sempurna di water gauge bar, maka sebelum dioleskan
bersihkan
water gauge bar terlebih dahulu dengan solvent dan kemudian keringkan,
setelah itu
olesilah dengan pasta air. Lama water gauge bar saat posisi pengukuran air bebas
adalah
sebagai berikut :
1. untuk minyak gasoline, kerosine dan minyak ringan lainnya adalah 10 detik
2. untuk minyak berat dan kental lainnya adalah 1 – 5 menit.
Gambar 1.3
13
Untuk pengukuran tinggi air di tangki minyak berat dan kental lainnya,
setelah
pasta dioleskan ke water gauge bar, maka pasta yang sudah menempel di
water gauge
bar tersebut diolesi lagi dengan minyak pelumas ringan. Hal ini dimaksudkan
supaya
pasta yang telah menempel di water gauge bar tidak mudah ditempeli oleh minyak
berat
ketika melewati minyak berat di dalam tangki.
Ketika water gauge bar diangkat ke permukaan, janganlah meniup water gauge
bar atau melap minyak yang menempel di water gauge bar, hal ini akan
merusak
kejelasan perubahan warna dari pasta sehingga tanda cut nya kabur/tidak jelas.
Jika tanda cut nya tidak jelas karena tercampur dengan minyak gelap, maka
cucilah permukaan pasta dengan menggunakan solvent tertentu. Pencucian
dengan
solvent ini adalah dengan cara solvent di tuangkan ke permukan cut atau
dengan cara
menyemprot permukaan cut dengan solvent, tidak dengan cara merendam. Pencucian
dengan solvent sebaiknya menunggu beberapa menit setelah water gauge bar diangkat
ke
permukaan, sebab bila water gauge bar setelah diangkat kepermukaan langsung di
cuci,
maka dikhawatirkan tanda cut nya hilang.
I.6.3.2 Peralatan Pengukuran Air Bebas
a. Water Gauge Bar
Bandul yang digunakan untuk mengukur adanya air bebas di bagian bottom
tangki adalah berbentuk bar (pipih), yang umumnya disebut dengan water
gauge bar
(lihat gambar 1.2). Spesifikasi dari water gauge bar adalah panjang 30 cm
atau 45 cm.
Jika panjang 30 cm atau 45 cm tidak tersedia di pasaran, maka bisa
juga menggunakan
bandul yang panjangnya 15 cm. Penggunaan water gauge bar sangatlah
dianjurkan
karena :
1. mudah di olesi dengan pasta air
2. mengurangi gagalnya pengukuran akibat cut nya tidak menempel di bandul,
tetapi
menempel diantara pita ukur dan bandul (klem antara bandul dan pita ukur).
Jika tinggi air melebihi water gauge bar, maka tinggi air bisa ditentukan dengan
cara pita ukur diolesi dengan pasta air. Bar berbentuk persegi sangatlah tidak
dianjurkan
karena ujung dari bob persegi dapat menyebabkan bagian atas Bob persegi
dapat
ditempati air sehingga pengukuran tidak akurat.
14
b. Pasta Air
Ada beberapa persyaratan dari pasta air yang bisa digunakan sebagai
indikator,
yaitu :
1. dapat memberikan perubahan warna yang jelas
2. tingkat adhesinya terhadap minyak harus sangat kecil, sehingga hanya
air saja yang
dapat memberikan perubahan warna pasta.
3. memiliki life time yang cukup lama setelah dibuka sehingga tidak mudah mengeras
4. mudah di aplikasikan/dioleskan ke water gauge bar dan mudah pula dibersihkan.
5. tidak mudah terlarut di minyak dan tidak mudah lepas dari water gauge
bar selama
tercelup di minyak.
6. tahan terhadap senyawa-senyawa alkali, gaeam-garaman, atau senyawa asam-asaman.
Adakalanya pasta air ini bila disimpan di suhu yang cukup tinggi akan
mencair
sebagian, dan sebagiannya lagi mengental (seperti pasta). Umumnya pasta
seperti ini
adalah pasta yang dikemas di botol, tetapi tidak terjadi pada pasta yang dikemas di
tube.
Kondisi pasta yang memisah menjadi dua fasa akibat terpapar suhu tinggi ini
sebenarnya
tidak mempengaruhi performa pasta ketika digunakan sebagai indikator. Pasta
setelah
dibuka biasanya life time nya menjadi berkurang, seperti semakin mengeras.
I.7 Keakurasian Hasil Pengukuran
Keakurasian dari pengukuran level minyak/cairan di tangki bergantung pada :
a. pita ukur dan bandul
b. ketidakpastian pengukuran tangki, yang meliputi :
• keakurasian tabel kapasitas tangki
• expansi dari dinding tangki akibat dari liquid head
• pergerakan bagian bottom tangki
• Still Pipe Tanks
• Berubahnya refrence gauge point
• Berubahnya datum plate
• Inkrusi (incrustation)
• Expansi thermal dari dinding pipa dan still pipe
15
BAB II
METODE PENENTUAN TEMPERATUR STATIS MINYAK DI
TANGKI TEGAK DENGAN MENGGUNAKAN TERMOMETER
MERCURY GELAS
II.1 Ruang Lingkup
Metode ini menggambarkan cara penggunaan termometer merkuri gelas untuk
mengukur suhu minyak di dalam tangki pada kondisi statis. Temperatur hasil
pengukuran
ini, yang disebut sebagai pengukuran observed, digunakan untuk mengubah
volume
minyak ke kondisi standar yang dinginkan.
II.2 Ringkasan Metode
Penentuan temperatur observed rata-rata yang akurat diperlukan untuk
mengkoreksi volume minyak (hidrokarbon) menjadi volume pada kondisi standar,
yaitu
pada suhu 60 oC atau 15 oC. Oleh sebab itu, penentuan temperatur minyak
(hidrokarbon)
observed dalam menghitung volume harus diukur dengan menggunakan prosedur
sesuai
dengan lokasi pengambilannya, seperti tangki, kapal, mobil tangki dan
kapal tongkang.
Ringkasan susunan thermometer dan rekomendasi lokasi penggunaan thermometer untuk
emngukur temperatur minyak dalam dengan berbagai type tangki dan cargo di tampilkan
pada tabel 2.1 berikut ini.
Untuk tangki yang tidak bertekanan, temperatur minyak di dalam tangki
didpatkan
dengan cara menurunkan termometer standar ASTM dengan range tertentu
melalui
lubang gauge hatch (lubang untuk mengukur level minyak di dalam tangki),
kemudian
membiarkan termometer tenggelam beberapa waktu di dalam minyak, dan
kemudian
menarik termometer dengan cepat, dan membaca suhu minyak yang ditunjukkan
oleh
termometer tersebut. Prosedur ini juga berlaku untuk tangki bertekanan
rendah yang
dilengkapi dengan gauge hatch atau standpipe dan untuk tangki yang memiliki
pressure
lock.
Untuk tangki yang dilengkapi dengan thermowell, temperatur minyak di dalam
tangki
dapat diperoleh dengan membaca termometer yang diletakkan di level minyak
tertentu
dimana bulb dari termometer tersentuh minyak
16
Tabel 2.1
II.3 Termometer
Termometer tangki harus terendam semua (total immersions) ke dalam minyak
dan harus sesuai dengan spesifikasi ASTM E 1. Setiap termometer harus bertype
merkuri
dalam gelas dengan nitrogen (atau gas inert lainnya yang sesuai) yang
mengisi ruang
kosong diatas merkuri. Untuk termometer jenis Angle Stem juga harus
memenuhi
spesifikasi ASTM E 1 untuk jenis terendam sebagian (partial immersion
thermometer).
Termometer telah ditabelkan pada tabel 4.2 berikut :
17
Tabel 2.2
II.3.1 Macam-Macam Thermometer
Ada beberapa macam thermometer yang digunakan untukpengukuran temperatur
minyak di dalam tangki, yaitu :
a. Cup – Case Assembly
Gambar 2.1
18
Rangkaian termometer jenis cup-case ini terbuat dari bahan kayu keras (varnished
hardwood) atau tak berkilau (non sparking) dan bermaterial tahan korosi
(corrosion
resistant). Termometer ini memiliki mangkok dengan kapasitas sedikitnya 100 ml
dengan
ukuran sedemikian rupa sehingga bulb termometer akan berada sedikitnya
9,5 mm dari
dinding cup terdekat serta setidaknya berjarak 25,4 mm + 5 mm dari bagian
bottom
mangkok.
b. Armored – Case Assembly
Rangkaian Armored Case Thermometer
harus terbuat dari bahan yang tidak
berkilau, memiliki tube yang tahan korosi
dengan diameter luar tidak lebih dari 13
mm.
Gambar 2.2
19
c. Angle Stem Thermometer
Termometer ini terpasang di suatu socket di tangki atau dengan suatu
kopling. Untuk
tangki vertikal dengan kapasitas lebih dari 5000 bls, batang gelas dari
termometer harus
memiliki panjang minimal 3 ft, tetapi panjang 3 ft tersebut tidak
termasuk graduasi dari
termometer (graduasi secara keseluruhan bisa dilihat dari luar tangki.
Termometer ini
harus terlindungi dari sinar. Untuk tangki dengan kapasitas kurang dari 5000 bls,
panjang
batang termometer adalah 12 in (panjang 12 in tersebut tidak termasuk
graduasi
termometer), dan juga harus terlindungi dari sinar. Bagian yang sensitif dari
termometer
adalah tidak lebih dari 2,5 in. Batang memiliki sudut 90 derajad atau
lebih besar untuk
menyesuaikan dengan lekuk dinding tangki. Termometer ini bisa saja di
tempelkan di
pipa. Pada termometer ini, antara skala dan batang termometer bisa saja terpisah,
tetapi di
setiap interval 27 oC terdapat tanda goresan untuk memastikan antara
skala dan batang
termometer terletak pada posisi yang benar.
II.4 Prosedur Pengukuran Temperatur Dalam
Temperatur rata-rata minyak di tangki diperlukan untuk menghitung volume
minyak yang ada di dalam tangki pada kondisi standar, sehingga temperatur
minyak
dalam tangki harus ditentukan secara akurat. Selama pelaksanaan pengukuran
level
minyak di tangki, temperatur minyak di tangki harus diukur pada level yang benar
sesuai
tabel 2.3 berikut :
Gambar 2.3
20
Tabel 2.3
Tapi sebelum pembacaan temperatur di lakukan, termometer harus terendam di
minyak
dengan waktu perendaman tertentu pada level yang dimaksud. Adapun lama perendaman
termometer di minyak adalah sesuai tabel 2.4 dan 2.5 berikut :
21
Tabel 2.4
22
Tabel 2.5
Temperatur harus dibaca dan di catat sampai 0,5oC (1,0 oF) terdekat, tapi
boleh
dilaporkan kurang dari 0,5oC (1,0 oF).
II.4.1. Termometer Cup Case
Untuk mendapatkan hasil pembacaan termometer Cup Case, maka termometer ini
harus di turunkan di dalam tangki melalui lubang gauge hatch atau pressure
lock untuk
mencapai level minyak yang akan diukur suhunya, dan biarkan termometer
tersebut
terendam dengan lama waktu seperti pada tabel 2.4 dan 2.5.
Seperti yang disebutkan pada tabel 2.4, persyaratan lama perendaman termometer
cup case bisa diminimalkan dengan cara menaikkan-menurunkan termometer (in motion)
sejauh 1ft (0,3 m) dari titik pengukuran yang dimaksud secara terus-menerus.
Pada saat pembacaan temperatur, termometer diangkat/ditarik ke atas dan
dilakukan pembacaan dengan cara mangkok termometer harus terisi penuh dan
suhu
dibaca dengan posisi mangkok berada di bawah pinggirannya lubang
pengukuran.
Kemudian catatlah suhunya sesegera mungkin.
23
II.4.2. Armored Case Termometer
Termometer Armored Case digunakan untuk tangki yang bertekanan yang
dilengkapi dengan vertical thermowell yang diisi dengan media pentransfer
panas yang
sesuai. Untuk tangki kecil bertekanan, termometer harus diturunkan ke
dalam well
sampai di titik tengah cairan yang ada di dalam tangki. Sedangkan untuk
tangki besar
bertekanan, termometer di turunkan ke dalam well sampai di level sesuai dengan
tabel 2.3.
Biasanya hanya diperlukan waktu perendaman 5 menit bagi termometer Armored
Case
untuk mencapai suhu yang stabil.
Untuk membaca temperatur, rangkaian termometer diangkat, tapi lubang terakhir
dari termometer harus tetap di dalam well supaya meminimalkan kemungkinan
adanya
perubahan temperatur. Kemudian temperatur sesegera mungkin untuk baca dan di catat.
I2.4.3 Angle Stem Termometer
Angle Stem Termometer ini terpasang secara permanen di socket yang
terpisah
dan hanya diambil untuk keperluan kalibrasi atau kalau ada kerusakan pada
termometer
tersebut. Yang perlu diperhatikan dari termometer jenis ini adalah :
a. yakinkan bahwa termometer ini terpasang dengan benar sesuai dengan
hasil
kalibrasinya.
b. Jika digunakan skala graduasi yang terpisah dengan batang termometernya, maka
pastikan bahwa goresan garis referensi (garis penanda) di skala sudah
sesuai
dengan penanda di termometernya.
II.5. Aplikasi di Lapangan untuk Tangki Tak Bertekanan dan Cargo
II.5.1 Tangki Timbun dan Lease Tank
Jika atap dari tangki tegak memiliki lubang pengukur di tengah atap dan
lubang
lainnya yang dekat dengan dinding tangki, maka pengukuran suhu dalam harus
dilakukan
di dua lubang tersebut, dan hasil pengukurannya harus di rata-rata.
Saat pengukuran dilakukan di lubang yang dekat dengan dinding tangki, maka
rangkaian
termometer harus di celupkan dengan jarak setidaknya 12 in dari dinding
tangki.
Sedangkan persyaratan titik pengukuran temperatur dan lama perendaman mengacu pada
tabel 2.3, 2.4, dan 2.5.
24
II.5.2. Mobil Tangki
Saat pengukuran level minyak di mobil tangki, maka pengukuran suhu minyak di
mobil tangki dilakukan di bagian tengah cairan. Jika beberapa mobil tangki
di isi dari
satu sumber dan tanpa adanya pemanasan, maka pengukuran temperatur minyak di mobil
tangki ditentukan saat minimum mobil tangki telah terisi 10% nya, dan mobil
tangkinya
di pilih secara acak (tidak semua mobil tangki atau sesuai kesepakatan),
minimumnya 3
mobil tangki yang diukur suhu minyaknya. Tetapi dalam hal ini, semua
jenis mobil
tangkinya harus sama (sama kapasitasnya, sama bentuknya, sama tak
berisolasi/berisolasinya, sama-sama berada di udara terbuka/di dalam ruangan).
II.5.3. Tangki Kapal
Pada tangki kapal, pengukuran temperatur minyak harus di lakukan di semua
tangki atau kompartemen, dan temperatur-temperatur ini harus diukur dengan
menggunakan persyaratan seperti pada tabel 2.3, 2.4, dan 2.5.
Untuk OBQ (on board quantity) atau ROB (remaining board quantity) (tinggi minyak di
dalam kompartemen kurang dari 4 in), maka pengukuran suhu minyaknya
dilakukan di
level minyak yang tengah.
II.6. Aplikasi di Lapangan untuk Tangki Bertekanan dan Cargo
II.6.1 Umum
Jika temperatur cairan di tangki bertekanan dan cargo tidak bisa di
lakukan
dengan lubang terbuka, maka pengukuran harus dilakukan dengan menggunakan
termometer yang sesuai dengan tempat thermowell atau dengan menggunakan
socket
yang terpisah atau melalui pressure lock. Thermowell yang terpasang di
dinding dari
tangki tegak atau di dinding tangki yang melengkung harus diletakkan agak
miring
supaya terdapat media transfer panas yang mencukupi.
II.6.2. Tangki Simpan Bertekanan
Tangki silinder horizontal harus dilengkapi dengan vertical thermowell yang bisa
masuk ke dalam hingga 6 in dari bagian bottom vertical thermowell atau
dengan dua
25
lubang horizontal yang terpisah : satu di tengah-tengah tangki dan
satunya berada 12 in
diatas bottom tangki.
Untuk type tangki bola, harus dilengkapi dengan lubang horizontal terpisah
(horizontal separable well) atau pressure lock yang mana bisa digunakan
untuk
penentuan temperatur dalam tangki.
Jika tangki menggunakan lubang horizontal terpisah (horizontal separable
well) atau
socket, maka ada 3 thermowell yang sesuai untuk tangki yang tingginya kurang dari
30 ft,
yaitu : 1 thermowell berada di kira-kira 2 ft diatas tanda kapasitas
terendah tangki dan
masing-masing satu thermowell berada di 10 ft dari tinggi maksimum cairan.
Sedangkan,
untuk tangki yang tingginya lebih dari 30 ft, maka setidaknya ada 4 thermowell,
yaitu 1
berada di kira-kira 2 ft diatas tanda kapasitas terendah, 1 kira-kira berada di
kira-kira 4 ft
di bawah tanda kapasitas tertinggi, dan 2 (dengan jarak yang sama) berada di
antara top
dan bottom lubang.
II.6.3 Tangki Kapal Bertekanan
Setiap tangki kapal atau kompartemen yang bertekanan lebih dari 3 psig
harus
dilengkapi dengan individual vertical thermowell yang mana vertical thermowell
nya
menjorok keluar 6 in diatas deck dan berada di tengah-tengah tangki.
II.6.4 Pressure Lock
Pressure sampling atau gauge lock adalah penjerap uap (vapor tight assembly)
yang terpasang pada bagian atas tangki dan juga bisa sebagai tempat
pengukuran
temperatur dalam. Lock harus memiliki jendela penjerap uap (vapor tight
window) dan
harus tertutup dengan sebuah bandul (bob) yang dilengkapi dengan kabel
pita meter
(tape) sehingga bisa dioperasikan dengan tangan. Kran penutup (shut off
valve), untuk
mencegah uap keluar ketika lock di buka, berada di antara lock dan dan tangki.
Ketika mengukur suhu didalam melalui pressure lock, maka digunakan
rangkaian
termometer cup case dengan urutan prosedur sebagai berikut :
1. putarlah tape yang ada di katrol sampai bandul (bob) berada diatas shut off
valve,
kunci katrol, dan tutuplah valve untuk mencegah uap keluar dari tangki
26
2. bukalah jendela, lepaskan bandul dari tape, dan pasanglah termometer cup case di
tape
3. setelah itu, tutuplah jendela, buka valve dan turunkan termometer cup
case
dengan katrol sampai dengan titik pengukuran yang telah ditentukan
4. setelah persyaratan lama perendaman terpenuhi, maka tarik termometer cup
case
sampai ke pressure lock dan segeralah membaca termometer cup case di jendela.
Jika termometer tidak bisa di baca di jendela, maka tutuplah valve dan
buka
jemdela untuk membaca termometer.
5. setelah membaca dan mencatat temperaturnya, gantilah termometer dengan
bob
lagi di tape nya.

Anda mungkin juga menyukai