Anda di halaman 1dari 17

METODA GEOMETRIK DENGAN MENGGUNAKAN

THEODOLITE/TOTAL STATION DARI LUAR


TAHAP PENGUJIAN
1. Pengukuran Keliling
2. Pengukuran Jari-Jari
3. Pengukuran Tinggi Tangki
4. Pengukuran Tinggi dan Tebal Cincin
5. Pengukuran Benda-Benda Koreksi
6. Pengukuran Isi Rawa
Menentukan level keliling referensi (ISO 7507-1)

Sambungan Las
Sambungan Keling (Riveted) (Lap welded and Butt Welded)

100 mm – 150 mm 270 mm - 270 mm -


330 mm 330 mm
100 mm – 150 mm

Tengah-tengah
Tengah-tengah

100 mm – 150 mm

Catatan : Menurut SSTK adalah > 30 cm dari sambungan las-lasan horizontal cincin I dan II
Persiapan sebelum pengukuran keliling
 Usahakan pandangan mata kita tegak lurus terhadap level keliling referensi,
 Ukurlah jarak rintangan yang terendah dan tertinggi dari sambungan horizontal
antara cincin I dan II yang ada di sekeliling tangki,
 Tentukan level untuk merentangkan ban ukur yang tingginya sesuai dengan
ketentuan yang berlaku dan bebas dari rintangan atau melewati jumlah
rintangan yang paling sedikit,
 Pada level tersebut beri tanda garis datar putus-putus yang jaraknya 2 m – 3 m
dengan memakai kapur tulis atau spidol yang tidak permanen di sekeliling
tangki,
 Setelah penandaan garis level selesai, buatlah tanda seperti gambar ilustrasi di
bawah ini dengan jarak a dan b yang relatif sama (± 2 cm), tebal garis yang
kecil dan terletak di atas tanda garis datar tadi.
a b
garis datar

1 2 3
Skala : 0 m
Pengukuran keliling utama (3 kali)

 Untuk pengukuran pertama skala 0 ban ukur harus dipertahankan


berimpit dengan tanda garis 1 pada waktu ban ukur ditarik dengan
kekuatan 5 kg/ 10 m atau 10 kg/ 20 m, ukur lebar, tinggi dan jumlah
rintangan, lalu beri tanda seperti gambar ilustrasi untuk titik ke-1.
 Geser skala 0 ban ukur pada posisi ke 2 dan lakukan tarikan,
pertahankan skala 0 ban ukur agar tetap berimpit dengan tanda garis
2, beri tanda seperti gambar ilustrasi untuk titik ke-2.
 Geser skala 0 ban ukur pada posisi ke 3 dan lakukan tarikan,
pertahankan skala 0 ban ukur harus tetap berimpit dengan tanda garis
3, beri tanda seperti gambar ilustrasi untuk titik ke-3.
 Beri tanda besarnya penjumlahan jarak yang sudah terukur pada setiap
gambar ilustrasi tersebut.
 Lanjutkan pengukuran sampai diperoleh 3 data keliling tangki,
 Hitung berapa selisih terbesar antara pengukuran keliling pertama,
kedua dan ketiga.
Toleransi untuk selisih pengukuran keliling
(ISO 7507-1)

Reff.keliling TUTSIT diukur 2 kali yaitu sebelum dan sesudah


pengukuran sudut j (dengan theodolite):

Pengukuran Keliling (m) Toleransi


(mm)
Sampai dengan 25 2

Di atas 25 sampai dengan 50 3

Di atas 50 sampai dengan 100 5

Di atas 100 sampai dengan 6


200
Di atas 200 8
Pencatatan data hasil pengukuran keliling utama

 Perhatikan apakah selisih terbesar dari 3 kali pengukuran keliling tersebut


memenuhi toleransi yang diijinkan.
 Apabila telah memenuhi toleransi yang diijinkan, hitunglah rata-ratanya.
 Catat nomor tangki, data hasil pengukuran keliling utama pada cerapan.
 Catat pula data hasil pengukuran berbagai bentuk rintangan baik ukuran
lebar bidang singgung, tinggi maupun jumlah rintangan,
 Catat pula tinggi level pada saat pengukuran keliling, posisi level apakah
pada cincin I atau II, bagian atas, tengah atau bawah.
 Jika tangki ukur yang diuji ditentukan untuk suhu operasi t °C, maka
diameter utama harus dikoreksi dengan faktor :
F = 1 + α (t – 28)
α : koefisien muai panjang bahan tangki ukur
Jumlah minimum kedudukan theodolite (dengan
ketentuan jumlah seksi dibagi 2) :

Keliling Minimum 7
(m) Kedudukan
s/d 50 4
8
50 ~ 100 6
100 ~ 150 8
1
3
150 ~ 200 10
2
200 ~ 300 15
Persiapan Sebelum dan Selama Melakukan
Pengukuran Sudut Singgung di Kedua Sisi Tangki

 Atur Kedudukan Theodolite / Total Station sehingga


penunjukan level (alat kedataran) dalam posisi datar
(gelembung di dalam alat kedataran pada posisi di
tengah-tengah lingkaran)
 Pada saat melakukan pengukuran sudut di kedua sisi
tangki (kanan & kiri), kondisikan agar penunjukan level
(alat kedataran) Theodolite/ Total Station yang
dipergunakan tetap selalu dalam keadaan posisi datar;
Pengukuran jari-jari (R) dengan theodolite

C
sinj = r / TO r  j ari - j ariluar pd. level reff.

Reff r C = Ref. Keliling Tutsit

T o C C
TO  sin j  D
2φ 2π 2π

T TO = TO1
2 j = Sudut horizontal di dua
titik singgung r1
T 2φ1 o1 sinj1 = r1 / TO1

C 1 1 Du sin j1
.  r1.  r1  .
2π sin j sin j1 2 sin j
2φ1

T
sin(…o*pi()/180)
Pengukuran Tinggi

 Mengukur tinggi lubang ukur terhadap dasar tangki,


 Mengukur tinggi lubang ukur terhadap meja ukur,

 Peletakan Meja Ukur disesuaikan dengan SK Dirjen

Perdagangan Dalam Negeri nomor: 25/PDN/KEP/3/2010


tentang syarat Teknis Tangki Ukur Tetap Silinder Tegak:
- meja ukur dipasang pada dinding bagian dalam cincin I
atau pada ujung pipa pengarah;
- ukuran meja ukur 300 mm x 300 mm x 10 mm;
CONTOH POSISI MEJA UKUR
Lubang Ukur
Lubang Ukur

Meja Ukur
Meja Ukur

10 10

100 300 100


300
300
Dasar tangki Dasar tangki
Pengukuran Tebal Pelat Cincin

 Pengukuran menggunakan alat Ultrasonic Thicknes


Meter (UTM),
 Pengukuran dapat dilakukan melalui tangga dari
bawah ke atas,
 Jika UTM tidak ada, tebal pelat cincin dapat diambil
dari gambar konstruksi tangki,
 Untuk kegiatan tera ulang, tebal pelat cincin dapat
diambil dari data pengukuran yang lalu,
 Data tebal pelat cincin dicatat dalam cerapan hal 4.
Pengukuran Benda-benda Koreksi

 Benda koreksi positip : bersifat menambah volume


tangki, contoh : lubang masuk (man hole), pintu
kuras dll.
 Benda koreksi negatif : bersifat mengurangi volume
tangki, contoh : pipa pemanas, pengaduk (mixer)
dll.
 Volume benda koreksi dihitung secara matematis,
 Pada kegiatan tera ulang, benda-benda koreksi
dapat diambil dari data pengukuran yang lalu.
Pengukuran Isi Rawa dengan metoda volumetrik
(actual)

 Media uji : air atau cairan yang tidak mudah menguap.


 Dengan meter arus yang telah ditera.
 Dengan tangki ukur yang sudah ditera/ dikalibrasi.
Meja Ukur
C
b
a B
A
Dasar tangki ukur

x B - A  liter
a
 Isi Rawa : C 
a - b
 Jika menggunakan meter air, maka penunjukan A sebaiknya kelipatan
1000 liter,
 Penunjukan B diambil 2 kali atau 1,5 kali A.
Pengukuran Isi Rawa dengan metoda geometrik
(hasilnya estimasi)
 Menggunakan alat ukur Theodolit/Autolevel/Total Station.
 Menggunakan slang plastik yang berisi air, pada salah satu ujungnya
dipasang alat ukur tinggi (dip stick) dan ujung lainnya dihubungkan
dengan ember berisi air (sistim bejana berhubungan).
 Jarak antara titik-titik uji harus sama maksimum 1 m.
 Pembulatan isi rawa harus dalam puluhan liter.
 Pemilihan tinggi rawa :
 Sama dengan tinggi meja ukur

(bila ada meja ukur)


 Sama dengan tinggi pipa outlet

( bila tidak ada meja ukur)


Max : 1 m
Pengukuran Isi Rawa dengan Menggunakan
Theodolit/Autolevel/Total Station

 Kondisikan agar penunjukan level (alat kedataran) Theodolite/


Autolevel/Total Station yang dipergunakan tetap selalu dalam
keadaan posisi datar;
 Bila menggunakan Theodolite/Autolevel/Total Station dengan
tongkat berskala sebagai tolok ukurnya, maka saat melakukan
pengukuran, kondisikan agar sudut vertikalnya tetap selalu
menunjuk sudut 900;

TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai