Anda di halaman 1dari 17

PEDOMAN TEKNIS

PEMERIKSAAN
BERKALA TABUNG
LPG
Bagian 3 dari 5 Pedoman

PEDOMAN TEKNIS INSTALASI


PENGISIAN, PENANGANAN DAN PENGGUNAAN SERTA PEMERIKSAAN
BERKALA TABUNG LPG

DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDRAL MINYAK DAN GAS BUMI
DAFTAR ISI

1. RUANG LINGKUP........................................................................................ 1
2. LANDASAN HUKUM ................................................................................... 1
3. ACUAN NORMATIF..................................................................................... 1
4. ISTILAH DAN DEFINISI .............................................................................. 2
5. PEMERIKSAAN BERKALA TABUNG LPG ............................................. 3
5.1. Objek Pemeriksaan ......................................................................................... 3
5.2. Periode Pemeriksaan Berkala ......................................................................... 3
5.3. Pemeriksaan Berkala Tabung LPG ................................................................... 3
5.4. Pemeriksaan visual eksternal .......................................................................... 3
5.4.1. Persiapan pemeriksaan .............................................................................. 4
5.4.2. Pedoman Pemeriksaan .............................................................................. 4
5.4.3. Cacat-cacat yang tampak ........................................................................... 4
5.5. Pedoman Pemeriksaan Tambahan ................................................................. 5
5.5.1. Persiapan Tabung ............................................................................................ 5
5.5.2. Hydraulic proof pressure test ......................................................................... 5
5.5.2.1. Persiapan......................................................................................................... 5
5.5.2.2. Pelaksanaan Uji ............................................................................................... 5
5.5.3. Pemeriksaan visual internal ............................................................................ 6
5.5.4. Uji Kebocoran dan Uji Proof Pneumatik (Pneumatic proof test and leak
test) ................................................................................................................. 6
5.5.5. Uji Kebocoran Pneumatic (Pneumatic Leak Test) ........................................... 7
5.5.6. Uji Ekspansi Volumetrik .................................................................................. 7
5.5.7. Pemeriksaan ulir tabung ................................................................................. 8
5.5.8. Kegiatan Tahap Akhir ...................................................................................... 9
5.5.9. Penandaan/Marking ....................................................................................... 9
5.5.10. Tabung Afkir .................................................................................................. 10
5.5.11. Rekaman dokumen ....................................................................................... 10
5.6. Kualifikasi Personil ........................................................................................ 11
5.7. Pengawasan .................................................................................................. 11
6. PEMERIKSAAN TABUNG BARU ............................................................ 11
LAMPIRAN

ii
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Kriteria penolakan tabung akibat kerusakan fisik pada dinding tabung 12
Tabel 2. Kriteria penolakan tabung akibat korosi pada dinding tabung 13
Tabel 3. Kriteria penolakan tabung akibat kerusakan lain 14

iii
PEDOMAN TEKNIS PEMERIKSAAN BERKALA TABUNG LPG

1. RUANG LINGKUP
Pedoman teknis pemeriksaan berkala tabung LPG ini menetapkan persyaratan teknis
pemeriksaan berkala tabung LPG ukuran isi kapasitas air antara 0,5 liter sampai
dengan 150 liter yang digunakan untuk sektor rumah tangga, komersial dan industri.
Pedoman ini ditetapkan untuk menjadi acuan dalam pemeriksaan tabung LPG yang
dilakukan oleh badan usaha yang melakukan kegiatan usaha pengisian dan distribusi
LPG. Pedoman ini tidak termasuk tabung LPG yang digunakan untuk bahan bakar
kendaraan bermotor. Pedoman teknis ini mencakup :
1.1 Objek dan Peralatan Pemeriksaan Berkala
1.2 Periode Pemeriksaan Berkala
1.3 Pemeriksaan Berkala Tabung LPG
1.4 Kualifikasi Personil

2. LANDASAN HUKUM
2.1 Undang-undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi
(Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 136, Tambahan Lembaran Negara Nomor
4152).
2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 1973 tentang Pengaturan dan
Pengawasan Keselamatan Kerja bidang Pertambangan.
2.3 Peraturan Pemerintah No. 36 tahun 2004 tentang Kegiatan Usaha Hilir Migas.
2.4 Keputusan Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi No. 84.K/38/DJM/1998
tentang Pedoman dan Tata Cara Pemeriksaan Keselamatan Kerja atas Instalasi,
Peralatan dan Teknik yang dipergunakan dalam Usaha Pertambangan Minyak
dan Gas Bumi dan Pengusahaan Sumberdaya Panas Bumi.

3. ACUAN NORMATIF

3.1 International Standard ISO 10460:2005 Gas Cylinders-Welded carbon steel gas
cylinders-Periodic inspection and testing.
3.2 International Standard ISO 24431:2006 Gas Cylinders-Cylinders for compressed
and liquefied gases Inspection at time of filling.
3.3 Standar Nasional Indonesia, SNI 1452:2007 Tabung Baja LPG.

-1-
3.4 Standar Nasional Indonesia, SNI 13-3619-1994 Penanganan Tabung
Bertekanan.
3.5 Standar Nasional Indonesia, SNI 15-1591-2008 Katup Tabung Baja LPG.

4. ISTILAH DAN DEFINISI

4.1. Katup Tabung Baja LPG


Sebuah katup yang dipasang pada tabung, berfungsi sebagai penyalur dan
pengaman gas LPG.

4.2. Liquefied Petroleum Gas (LPG)


Gas hidrokarbon yang dicairkan dengan tekanan untuk memudahkan
penyimpanan, pengangkutan dan penanganannya yang pada dasarnya terdiri
atas propana, butana atau campuran keduanya.

4.3. Pemeriksaan Berkala


Kegiatan yang dilakukan secara berkala, meliputi pemeriksaan, pengujian dan
pengukuran karakteristik dari tabung LPG. Lalu hasil pemeriksaan, pengujian dan
pengukuran dibandingkan dengan persyaratan standar dan peraturan yang
berlaku.

4.4. Tabung LPG


Tabung bertekanan yang terbuat dari pelat baja, digunakan untuk mengemas
atau menyimpan LPG dengan kapasitas pengisian 0,5 liter sampai 150 liter
kapasitas air.

4.5. Penandaan/Marking
Setiap keterangan mengenai LPG, tabung LPG dan Badan Usaha, baik
berbentuk gambar, tulisan atau kombinasi gambar dan tulisan atau bentuk lain
yang tertera pada tabung LPG.

-2-
5. PEMERIKSAAN BERKALA TABUNG LPG

5.1. Objek Pemeriksaan


Objek pemeriksaan yang diatur dalam pedoman ini adalah untuk tabung baja LPG
yang dibuat dengan pengelasan dengan ukuran isi kapasitas air 0,5 liter sampai
dengan 150 liter termasuk kelengkapannya, yang mencakup badan tabung, cincin
leher, cincin kaki, pegangan tangan dan katup.

5.2. Periode Pemeriksaan Berkala


Periode pemeriksaan berkala tabung LPG dilakukan berdasarkan pertimbangan design
dan standar yang digunakan dan atau berdasarkan rekomendasi dari pabrikan atau
skema tertulis yang disetujui oleh pihak yang berwenang.

Untuk menjamin keselamatan penggunaan tabung LPG oleh pengguna, maka


pemeriksaan berkala tabung LPG harus dilakukan minimal setiap 5 (lima) tahun sekali.

5.3. Pemeriksaan Berkala Tabung LPG


Pemeriksaan berkala tabung LPG ini terdiri dari :
1. Pemeriksaan visual eksternal dan,
2. Pemeriksaan tambahan, yang dapat dilaksanakan antara lain :
a. Uji tekan proof hidraulic (Hydraulic proof pressure test)
b. Pemeriksaan visual internal (Internal Visual Inspection)
c. Uji kebocoran dan uji proof pneumatic (Pneumatic proof test and leak test)
d. Uji kebocoran pneumatic (Pneumatic leak test)
e. Uji ekspansi volume (Volumetric expansion test)

5.4. Pemeriksaan visual eksternal


Pemeriksaan visual eksternal bertujuan untuk mengetahui kondisi fisik luar tabung LPG
dari adanya cacat-cacat di permukaan tabung seperti : kerusakan pada tabung,
kerusakan cat, penyok dan kotoran yang menempel pada tabung.

-3-
5.4.1. Persiapan pemeriksaan
Permukaan luar tabung LPG yang akan diperiksa harus bebas dari : cat yang
mengelupas, kotoran (a.l. aspal, oli atau benda asing lainnya). Apabila ditemukan cat
yang mengelupas atau kotoran, maka harus dilakukan proses pembersihan.
Pembersihan tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan metode : steel wire
brushing, shot blasting, water jet abrasive cleaning, chemical cleaning atau metode lain
yang sesuai.
Didalam melakukan proses pembersihan, sebaiknya dilakukan secara hati-hati untuk
menghindari terjadi kerusakan pada tabung.
Setiap perlakuan terhadap tabung LPG oleh sebuah proses yang mengakibatkan
pengurangan material harus di cek dengan alat yang memadai, misalnya cek ketebalan
material.

5.4.2. Pedoman Pemeriksaan


Seluruh permukaan tabung harus diperiksa oleh personil dari Badan usaha terhadap
adanya :
a. Kerusakan seperti penyok, goresan, cungkilan, tonjolan, retak, laminasi. Kriteria
tabung yang ditolak, dapat dilihat pada Tabel 1.
b. Korosi, yaitu di lokasi yang memungkinakan air dapat terperangkap pada bagian
tabung, seperti di bagian dasar tabung yaitu pada pertemuan antara badan tabung
dengan cincin kaki, antara badan tabung dengan selubung katup dan jenis-jenis
korosi lainnya. Kriteria tabung yang harus ditolak karena pengaruh korosi, dapat
dilihat pada Tabel 2.
c. Kerusakan lain, seperti terjadi perubahan tekanan dan atau karena terpapar api,
kriteria penolakannya, dapat dilihat pada Tabel 3.
d. Integritas dari seluruh asesoris (seperti pegangan tangan, cincin kaki dan katup)
permanen pada tabung
Setiap tabung yang ditolak, tabung harus dipisah untuk direkondisi. Dan selanjutnya
dilakukan pengujian atau dinyatakan afkir/scrap.

5.4.3. Cacat-cacat yang tampak


Kriteria penolakan untuk cacat-cacat material dan fisik pada tabung LPG diberikan
pada Tabel 1, 2 dan 3.

-4-
5.5. Pedoman Pemeriksaan Tambahan

5.5.1. Persiapan Tabung

Tabung-tabung LPG harus dikosongkan dari adanya cairan dan tekanannya


dihilangkan pada suatu kondisi yang terkontrol dan aman sebelum proses pengujian
dilakukan.

Tabung-tabung dengan katup yang tidak berfungsi, harus dipisahkan ke tempat yang
aman untuk penggantian.

5.5.2. Hydraulic proof pressure test

5.5.2.1. Persiapan
a. Media cair yang digunakan sebagai media uji adalah : air atau minyak tanah
b. Jika Tabung LPG telah dibersihkan dan metode pembersihan dilakukan dengan
cara membasahi bagian luar permukaan tabung, maka permukaan tabung harus
dalam kondisi kering sebelum dimulai pengujian.
c. Menyiapkan dan memastikan bahwa peralatan pengujian, seperti flexible tubing,
pressure gauge, katup, fitting dan komponen lainnya dalam kondisi baik dan aman.
d. Pressure gauge yang akan digunakan sudah terkalibrasi dan mampu membaca
tekanan pengujian tabung.
e. Seluruh sambungan yang ada pada proses uji tekan harus dalam keadaan rapat
dan tidak ada kebocoran.

5.5.2.2. Pelaksanaan Uji


a. Tekanan pengujian ditentukan berdasarkan tekanan yang tertulis pada tekanan uji
di bagian penandaan/marking pada tabung.
b. Sebelum dilakukan pengujian, pastikan kondisi permukaan luar tabung dapat
dideteksi bila terjadi kebocoran. Tabung dalam posisi sedemikian rupa sehingga
las lasan akan mudah terlihat selama proses pengujian.
c. Tekanan tabung dinaikkan secara bertahap sampai tekanan pengujian tercapai.
d. Tekanan pengujian tidak boleh lebih dari 10 % dari tekanan yang ditentukan atau 2
bar, dipilih mana yang terkecil.
e. Tekanan uji ditahan sekurang kurangnya 30 detik hingga pengujian selesai.
f. Jika terdapat kebocoran, harus diperbaiki dan dilakukan uji ulang pada tabung.
-5-
g. Tabung yang tidak bocor dan tidak nampak adanya distorsi/kerusakan permanen,
dinyatakan memenuhi persyaratan uji tekan.
h. Tabung-tabung yang tidak lulus pengujian harus ditolak.
i. Perubahan permanen dari hasil pengujian hydraulic tidak boleh lebi dari 10%
j. Tabung yang ditolak, dapat dilakukan perbaikan, misalnya perbaikan dengan
pengelasan. Setiap pengelasan atau perbaikan harus dilakukan sesuai prosedur
tertulis.
k. Seluruh tabung-tabung yang telah diperbaiki, harus dilakukan uji ulang sesuai
ketentuan diatas. Bila tabung sudah 2 (dua) kali diuji dan hasilnya tetap gagal,
maka tabung dinyatakan Afkir.

5.5.3. Pemeriksaan visual internal


Setelah seluruh sisa cairan residu dan gas dikeluarkan dari tabung, dilakukan
pemeriksaan internal dari berbagai korosi dan cacat-cacat fisik lainnya yang
berdampak kepada integritas tabung.

Pemeriksaan visual internal yang aman dapat menggunakan sistem penerangan yang
menggunakan cahaya dengan lampu voltase rendah dan gas proof.

Pembersihan bagian dalam tabung bisa dilakukan pembersihan secara mekanis dan
kotoran-kotoran atau benda-benda asing harus dihilangkan.

Bagian internal tabung yang menunjukkan adanya tanda-tanda korosi internal , harus
dihilangkan sesuai kriteria penerimaan atau penolakan pada Tabel-2.

5.5.4. Uji Kebocoran dan Uji Proof Pneumatik (Pneumatic proof test and leak
test)
a. Tabung harus diuji didalam ruang berdinding yang aman untuk melindungi dari
pecahan akibat tekanan pneumatik.
b. Pengecatan ulang sebelum dilakukan pengujian sebaiknya terbatas untuk lapisan
primer. Pelapisan akhir harus dilakukan setelah pengujian dengan tujuan tidak
untuk menutupi potensi kebocoran.
c. Tekanan uji pneumatik harus ditentukan sebelum pengujian dimulai. Besarnya
tekanan uji pneumatik harus sama dengan tekanan uji hidrostatik.
d. Tabung-tabung harus diisi dengan media untuk pengujian pneumatik dan tekanan
-6-
ditahan selama 5 s/d 7 detik sampai pengujian selesai.
e. Jika peralatan uji dilengkapi dengan katup pengaman (pressure relief katup), jarak
pengamanan harus dijaga antara tekanan uji pneumatik dan tekanan setting dari
pressure relief valve. Jika diperlukan pressure relief valve dilepas dan ujungnya
ditutup selama pengujian.
f. Tekanan dapat diturunkan selama pemeriksaan kebocoran. Penurunan tekanan
sebaiknya tidak kurang dari kenaikan tekanan pada temperatur acuan yang
diberikan dalam standar desain. Jika pressure relief valve dilepas, katup tersebut
sebaiknya dipasang kembali sebelum pengujian.
g. Pengecekan kebocoran harus dilakukan dengan cara direndam keseluruhan ke
dalam air atau metode lain yang setara.
h. Tabung yang tidak lulus tes harus direkondisi atau di scrap.

5.5.5. Uji Kebocoran Pneumatic (Pneumatic Leak Test)

a. Pengecatan ulang sebelum dilakukan pengujian sebaiknya terbatas untuk lapisan


primer. Pelapisan akhir harus dilakukan setelah pengujian dengan tujuan tidak
untuk menutupi potensi kebocoran.
b. Tabung harus diisi media uji pneumatik, misalnya : gas natural, udara, nitrogen
atau dengan sejumlah kecil LPG.
c. Pengecekan kekedapan gas dapat dilakukan terhadap adanya kebocoran dari
setiap bagian dari tabung atau dari peralatannya.
d. Pengecekan kebocoran harus dilakukan dengan cara direndam keseluruhan ke
dalam air atau metode lain yang setara.
e. Tabung yang tidak lulus tes harus direkondisi atau di scrap.
f. Tabung yang direkondisi dapat dilakukan uji ulang dengan tahapan pemeriksaan
seperti dijelaskan diatas.

5.5.6. Uji Ekspansi Volumetrik


a. Tabung ditempatkan pada tempat yang dilengkapi pelindung air untuk dilakukan
pengukuran ekspansi dan boleh diberi tekanan dengan air, minyak tanah atau
media cair lain yang memungkinkan.
b. Tabung dikosongkan dari adanya cairan dan tekanannya dihilangkan dengan
kondisi yang terkontrol dan aman sebelum proses pengujian.
c. Tabung-tabung dengan katup yang tidak berfungsi dipisahkan ke suatu tempat
-7-
yang aman untuk penggantian.
d. Katup harus dilepas dari tabung untuk kegiatan pemeriksaan internal.
e. Tabung harus ditempatkan dalam suatu kubangan air dilengkapi dengan alat
pengukur ekspansi dan diberi tekanan dengan menggunakan air, minyak tanah
atau cairan lain yang sesuai.
f. Seluruh peralatan uji, termasuk pipa flexible tubing, katup-katup, fitting dan
komponen pendukung pengujian didesain untuk mampu menahan tekanan 1,5 kali
dari tekanan maksimum uji tabung. Flexible tubing harus memiliki karakteristik
yang tidak dapat patah.
g. Alat pengukur tekanan harus terkalibrasi dan diperiksa keakuratannya dengan
menggunakan Master pengukur tekanan.
h. Master pengukur tekanan harus dikalibrasi sesuai dengan persyaratan yang
berlaku.
i. Seluruh sambungan dalam sistem dipastikan tidak bocor.
j. Alat pengukuran ekspansi harus memiliki akurasi 2 % atau lebih baik.
k. Tekanan pengujian harus ditetapkan dari tekanan uji yang tercantum pada tabung.
l. Tekanan tabung dinaikkan secara perlahan sampai tekanan uji tercapai.
Selanjutnya tabung diisolasi dari unit pompa.
m. Tekanan uji ditahan sekurang-kurangnya 30 detik hingga pengujian selesai.
n. Jika terdapat kebocoran dalam sistem tekanan, harus dilakukan koreksi dan
tabung diuji ulang.
o. Tabung tidak boleh menunjukkan ekspansi tetap yang lebih besar dari 10% dari
ekspansi maksimumnya.

5.5.7. Pemeriksaan ulir tabung

Bilamana katup dilepas selama pelaksanaan pemeriksaan berkala, ulir pada tabung
harus dilakukan pemeriksaan, berikut ini :
a. Ulir bagian dalam dari tabung harus dilakukan pemeriksaan secara visual untuk
memastikan ulir-ulir dalam bentuk yang sesuai dan bersih. Ulir harus dicek
terhadap cacat retak dan kerusakan ulir lainnya.
b. Ulir bagian luar dari cincin leher untuk kebutuhan operasi, harus dilakukan
pengujian terhadap integritas dan kemungkinan adanya kerusakan pada ulir.
c. Bila memungkinkan dan memenuhi persyaratan desain, kerusakan pada ulir boleh
diperbaiki oleh personil yang mampu.

-8-
d. Setiap 5 (lima) tahun sekali katup harus diganti dengan yang baru dan memenuhi
persyaratan pengujian katup.
e. Jika katup, sebelum 5 (lima) tahun beroperasi dan secara pemeriksaan visual
masih dalam keadaan baik, maka katup tetap dapat dipergunakan.
f. Apabila katup, sebelum 5 (lima) tahun beroperasi dan secara pemeriksaan visual
tidak memenuhi persyaratan pengujian, maka katup harus diganti dengan yang
baru.
g. Katup dinyatakan memenuhi persyaratan, bilamana telah lulus dari :
pemeriksaan visual
uji kebocoran (tekanan uji : 18,6 kg/cm2 )
uji tekanan katup mulai membuka pada tekanan 375 psi (2,59 Mpa)
dengan toleransi 10%.
uji tekanan katup menutup penuh pada tekanan tidak kurang dari 257 psi
(1,77 Mpa).
h. Katup yang tidak lulus uji dinyatakan Afkir.

5.5.8. Kegiatan Tahap Akhir


Adapun kegiatan yang dilakukan pada tahap akhir, adalah :
a. Setelah dilakukan uji hydraulic, dilakukan tindakan yang tepat untuk mencegah
terjadinya korosi internal.
b. Udara yang masih ada di tabung harus dikeluarkan, misalnya dengan cara
pemindahan. Tabung tidak boleh dalam keadaan terbuka tanpa katup atau
pelindung untuk setiap periode selain yang dipersyaratkan untuk hal-hal utama dari
kegiatan maintenance.
c. Penimbangan tabung harus dilakukan kembali jika ada kegiatan modifikasi atau
penggantian katup yang dilakukan kepada tabung.
d. Katup yang laik untuk digunakan harus dipasang ke tabung menggunakan material
seal dan dengan tenaga putaran/torsi yang sesuai untuk menjamin seal yang
dilekatkan diantara katup dan tabung. Tenaga putaran/torque yang digunakan
harus mempertimbangkan ukuran, bentuk dan tirus dari ulir, material katup dan
type/cara pemberian seal.

5.5.9. Penandaan/Marking
Setelah seluruh pemeriksaan berkala dilakukan dengan lengkap, setiap tabung diberi
penandaan (marking) yang mudah dibaca dan dan tahan lama, dengan informasi
minumum sebagai berikut :.
-9-
a. Tanggal pemeriksaan
b. Tanggal pemeriksaan berkala berikutnya.

5.5.10. Tabung Afkir

Tabung yang telah dinyatakan afkir tidak boleh diedarkan. Berikut ini, metode-metode
yang dapat dilakukan oleh personil dari badan usaha untuk melakukan penghancuran
tabung yang afkir :

a. Tabung dihancurkan dengan menggunakan peralatan mekanik yang ditentukan.


b. Dilakukan pemotongan pada leher tabung secara tidak teratur
c. Dilakukan pemotongan tabung menjadi dua atau lebih secara tidak teratur
d. Dilakukan pemecahan terhadap tabung, dengan cara yang terkontrol dan aman.

5.5.11. Rekaman dokumen


Badan Usaha harus menyimpan dan memelihara seluruh rekaman termasuk quality
system, laporan-laporan hasil pemeriksaan dan data pengujian, data kalibrasi dan
laporan-laporan terkait kualifikasi atau persetujuan personil.
Laporan-laporan hasil pemeriksaan dan data hasil pengujian harus disimpan dan
dipelihara oleh Badan Usaha sekurang-kurangnya sampai dengan tanggal pengujian
ulang berikutnya ditambah 5 (lima) tahun.
Laporan hasil pemeriksaan berkala dan data pengujian dapat mencakup untuk 1 (satu)
tabung atau lebih.
Bila laporan hasil pemeriksaan tabung akan diterbitkan secara individu, sekurang-
kurangnya informasi berikut harus tersedia :
a. Nomor seri tabung
b. Berat dan kapasitas tabung
c. Tekanan uji
d. Type dan hasil pengujian (lulus atau gagal)
e. Tanggal uji ulang
f. Detail dari setiap perbaikan yang dibuat pada tabung
g. Nama pabrikan pembuat tabung
h. Spesifikasi pembuatan tabung
i. Ukuran dan kapasitas air.

-10-
5.6. Kualifikasi Personil
Personil dari Badan Usaha yang bertugas melaksanakan pemeriksaan berkala tabung
LPG harus memiliki kompetensi yang mencakup pengetahuan, kemampuan mengenai
produk LPG, tabung LPG dan resiko bahayanya serta cara mengatasi keadaan darurat.

5.7. Pengawasan
Instansi teknis sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya dapat melakukan
pengawasan terhadap mutu Tabung LPG yang beredar. Bilamana diperlukan, Instansi
teknis dapat menunjuk perusahaan jasa inspeksi independen untuk melakukan
pengawasan tabung LPG yang beredar sesuai dengan lingkup pada pedoman ini.

6. PEMERIKSAAN TABUNG BARU


Untuk tabung LPG baru yang akan diserah terimakan dari Pabrikan kepada Badan
Usaha, maka minimum item pemeriksaan yang harus dilakukan oleh personil dari
Badan Usaha dapat dilakukan secara sampling atau penuh terhadap tabung LPG
sebelum dilakukan pengisian LPG, adalah:
a. Pemeriksaan dokumen serah terima barang, termasuk seluruh dokumen hasil
pembuatan dan pengujian yang dikerjakan oleh pabrik pembuat termasuk sertifikat
material dan kualifikasi personil dan sertifikat kalibrasi.
b. Pemeriksaan visual bagian luar tabung mencakup : kondisi cat dan pemeriksaan
tabung dari adanya kerusakan selama proses pengiriman.
c. Pemeriksaan dimensi tabung, termasuk berat tabung
d. Pemeriksaan Penandaan/Marking tabung.
e. Pemeriksaan kebocoran.

-11-
LAMPIRAN
Kumpulan Tabel

Tabel 1. Kriteria penolakan tabung akibat kerusakan fisik pada dinding tabung

Kerusakan Deskripsi Batasan Rijek/penolakan

Tonjolan/ Bulge Kelihatan adanya tonjolan pada Ditolak untuk semua kasus
tabung

Penyok/ dent Adanya tekanan pada tabung, Jika kedalaman penyok


menyebabkan terjadinya melebihi 25% dari
kerusakan lapisan metal, dan ketebalan dinding tabung,
besarnya melebihi 2 % dari harus ditolak
diameter luar tabung.

Terpotong atau Adanya bekas/ jejak congkelan Jika ketebalan dinding


tercongkel (cut or benda tajam dan metal/catnya awal diketahui, dan
gouge) terkelupas. kedalaman jejak masih
di atas ketebalan
minimum yang
ditentukan dalam
spesifikasi dari dinding
tersebut, maka kasus ini
dapat diterima.

Jika hitungan asli dari


ketebalan dinding tidak
diketahui maka harus
ditolak untuk semua
kasus

Pertemuan antara Adanya titik temu dari 2 atau lebih Ditolak untuk semua kasus
lubang dan atau lubang dan atau gouge
gouge (intersecting
cut or gouge)

Tonjolan yang Sebuah tekanan pada tabung Bila ukuran penyok, lubang
mengandung lubang yang mengakibatkan terjadinya atau gouge melebihi ukuran
dan gouge(dent lubang atau gouge. maka ditolak sebagai
containing cut of kerusakan individu
gouge)

Retak (crack) Ada celah atau robekan pada Ditolak untuk semua kasus
tabung

-12-
Laminasi (lamination) Material pelapis pada dinding Ditolak untuk semua kasus
tabung yang telihat seperti
sambungan, retak, cut dan bulge
pada permukaannya

Tabel 2. Kriteria penolakan tabung akibat korosi pada dinding tabung

Kerusakan Uraian Batasan Rijek/penolakan

Korosi pada lubang Lubang pada metal yang Bila kedalaman lubang
isolasi terjadi pada daerah isolasi melebihi 0.6 mm
konsentrasi-nya tidak
melebihi 1 pit per 500 mm2
dari luas area

Korosi permukaan Pengurangan ketebalan Ketika kedalaman penetrasi


dinding melebihi yang dari lubang melebihi 0.4
ditentukan. mm

Korosi Umum Pengurangan ketebalan Ketika kedalaman penetrasi


dinding melebihi 20 % dari dari lubang melebihi 0.2
permukaan dinding. mm

Korosi piting atau Sebuah rangkaian dari 1. Bila total panjang korosi
garis atau korosi lubang2 atau rongga pada beberapa tempat
channel melebihi 50 % dari
keliling tabung
2. Bila kedalaman
penetrasi melebihi 0.4
mm
3. Bila kedalaman korosi
tidak terukur

Korosi Celah Korosi celah umumnya terjadi Bila kedalaman penetrasi


pada daerah titik pertemuan melebihi 0.4 mm atau bila
cincin kaki dengan tabung kedalaman korosi tidak
dan atau tabung dengan dapat terukur.
pegangan tangan.

-13-
Tabel 3. Kriteria penolakan tabung akibat kerusakan lain

Kerusakan Uraian Batasan Rijek/penolakan

Tutup Tekanan Kerusakan tutup yang Ditolak untuk semua kasus,


berasal dari perubahan profil atau sebuah level batasan
tabung penyimpamgan harus
disetujui oleh petugas yang
berwenang

Percikan Api Terbakarnya logam dasar Ditolak untuk semua kasus


dari tabung, sebuah efek
panas yang kuat atau
melepaskan logam dengan
menggores

Kerusakan akibat Lokalisir panas dari tabung, Ditolak untuk semua kasus
api yang diakibatkan oleh:

Pemanasan cat

Kebakaran dari logam

Distorsi dari tabung

Mencairnya bagian dari


katup logam

Mencairnya komponen dari


plastik

-14-

Anda mungkin juga menyukai