Anda di halaman 1dari 9

BUPATIBOJONEGORO

PROVINSI JAWA TIMUR

Salinan

PERATURAII' BUPATI BOJONEGORO

NOMOR 45 TAHUN 2015

TENTANG

TATA KELOLA ABSENSI ONLINE

PEMERINTAHAlf KABUPATEN BOJONEGORO

DENGAN RAIIMAT TtJHAN YANG MAHA EBA

BUPATI BOJONEGORO,

Menunbang a. bahwa pemanfaatan Tekno\ogi lnformasi Komunikasi

(TIK) dalam tata kelola pemerintahan (e-Govemment),

dapat meningkatkan efisiensi, efektivitas, transparansi

dan akuntabihtas penyelenggaraan Pemenntahan

Daerah;

b. bahwa pemanfaatan TIK di lmgkungan Pemerintah

Daerah, salah satunya diwujudkan melalui absensi

online (absensi sidik jari) guna menjamin ketaatan

Pegawai Aparatur Sipil Negara untuk masuk kerja dan

mematuhi ketentuan jam kerja, sehingga

penyelenggaraan pelayanan kepada masyarakat dapat

dioptimalkan;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana

dimaksud dalam huruf a dan hurnf b, perlu menetapkan

Peraturan Bupati tentang Tata Kelola Absensi Online

Pemerintah Kabupaten Bojonegoro;

Mengingat 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang

Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten/Kota Dalam

Lmgkungan Provmsi Jawa Timur (Lembaran Negara

Repubhk Indonesia Tahun 1950 Nomor 19, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 9)

sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang

Nomor 2 Tahun 1965 (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 1965 Nomor 19, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 2730);

2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang

Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari

Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 78, Tambahan

Lembanm Negara Republik Indonesia Nomor 3851);

3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang

Keuangan Negara (Lembaran Negara. Republik Indonesia

Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4286);


2

4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang

Perbendahara.an Negara (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran

Negara Republik lndonesw. Nomor 4355);

5. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang

Pcmeriksaan Pengclolaan dan Tanggung Jawab

Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4400);

6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang

Perimbangan Keuangan Antara Pemcrintah Pusat dan

Pcmerintahan Daerah (Lcmbaran Negara Republtk

Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran

Negara Rcpublil< lndoneSJa Nomor 4438);

7. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tcntang

Informasi dan Transaksi Elektronik (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 58, Tambahan

Lembaran Negara Repubhk Indonesia Nomor 4843);

8. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang

Pembentukan Peraturan Perundang-undangan

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011

Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 5234);

9. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur

Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 5494);

10. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

Pcmerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 5587) scbagaimana

telah diubah yang kedua kalinya dengan Undang­

Undang Nomor 9 Tahun 2015 (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);

1 1 . Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang

Administrasi Pcmerintahan (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2014 Nomor 292, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 5601);

12. Pcraturan Pemerint.ah Nomor 58 Tahun 2005 tentang

Pcngelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

13. Pcraturan Pcmerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang

Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan

Pemerint.ahan Daerah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran

Negara Nomor 4593);


3

14. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang

Disiplin Pegawai Negeri Srpil (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2010 Nomor 74, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 5135);

15. Peraturan Menteri Dalam Ncgeri Nomor l Tahun 2014

tcntang Pembentukan Prociuk Hukum Dacrah;

16. Peraturan Daerah Kabupaten Bojonegoro Nomor 6

Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Sckretariat Daerah dan Sckretariat Dewan Pcrwakilan

Rakyat Oaerah Kabupaten Bojonegoro (Lembaran

Daerah Kabupaten Bojonegoro Tahun 2008 Nomor 4)

sebagaimana telah diubah yang kedua kalinya dengan

Peraturan Oaerah Kabupaten Bojonegoro Nomor 11

Tahun 2013 (Lembaran Daerah Kabupaten Bojom:goro

Tahun 2014 Nomor 6);

17. Peraturan Daerah Kabupaten Bojonegoro Nomor 7

Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas

Kabupaten Bojonegoro (Lembaran Daerah Kabupaten

Bojoncgoro Tahun 2008 Nomor 5) sebagaimana telah

diubah bcberapa kali terakhir dengan Peraturan Daerah

Kabupaten Bojonegoro Nomor 10 Tahun 2013 (Lembaran

Oaerah Kabupaten Bojonegoro Tahun 2014 Nomor 5);

18. Peraturan Daerah Kabupaten Bojonegoro Nomor 8

Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Inspektorat, Sadan Perencanaan Pembangunan Daerah

dan Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Bojonegoro

(Lembaran Oaerah Kabupatcn Bojonegoro Tahun 2008

Nomor 6) sebagaimana telah drubah yang kedua kalinya

dengan Peraturan Daerah Kabupaten Bojonegoro Nomor

9 Tahun 2 0 1 1 (Lembaran Daerah Kabupaten Bojonegoro

Tahun 2011 Nomor 12);

19. Peraturan Daerah Kabupaten Bojonegoro Nomor 9

Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Kecamatan dan Kelurahan Pemerintah Kabupaten

Bojonegoro (Lembaran Daerah Kabupaten Bojonegoro

Tahun 2008 Nomor 7) sebagaimana telah diubah dengan

Peraturan Daerah Kabupaten Bojonegoro Nomor 2

Tahun 2013 (Lembaran Daerah Kabupaten Bojonegoro

Tahun 2013 Nomor 13);

20. Peraturan Daerah Kabupaten Bojonegoro Nomor 10

Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Satuan

Polisi Pamong Praja Kabupatcn Bojonegoro (Lembaran

Daerah Kabupaten Bojonegoro Tahun 2008 Nomor 8);

21. Peraturan Daerah Kabupatcn Bojonegoro Nomor 11

Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga

Lain Kabupaten Bojonegoro (Lembaga Daerah Kabupaten

Bojonegoro Tahun 2008 Nomor 11);


4

MEMUTUSKAN :

Menetapkan PERATURAN BUPATI TENTANG TATA KELOLA ABSENSI

ONUNE PEMERINTAH KABUPATEN BOJONEGORO.

BAB!

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan :

1. Kabupaten adalah Kabupaten Bojonegoro.

2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Bojonegoro.

3. Bupati adalah Bupati Bojonegoro.

4. Oinas Komunikasi dan lnformatika adalah Dinas Komunikasi dan

lnformatika Kabupaten Bojonegoro.

5. Badan Kepegawaian Daerah adalah Badan Kepegawaian Daerah

Kabupaten Bojonegoro.

6. lnspektorat adalah Inspektorat Kabupaten Bojonegoro.

7. Abscnsi adalah suatu daftar yang diisi dan ditandatangani untuk

mengetahui kehadiran seseorang dilihat dari adanya tanda tangan yang

bersangkutan.

8. Pegawai Aparatur Sipil Negara, yang selanjutnya disebut Pegawai ASN

adalah Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai Pcmerintah dengan Perjanjian

Kerja, yang diangkat olch pejabat pembina kepegawaian dan discrahi

tugas dalam suatu jabatan pemerintahan atau diserahi tugas negara

lainnya dan digaji berdasarkan Peraturan Perundang-undangan.

9. Pegawai Negeri Sipil, yang selanjutnya disingkat PNS adalah Warga

Negara. Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai

Pegawai ASN secara tetap oleh pejabat pembma kepegawaian untuk

menduduki jabatan pemerintahan.

10. Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja, yang selanjutnya disingkat

PPPK adalah Warga Negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu,

yang drangkat berdasarkan perjanjian kerja untuk jangka waktu

tertentu dalam rangka melaksanakan tugas pemerintahan

1 L Absensi Sidik Jari adalah suatu sistem yang terdiri dari aplikasi

komputer, infrastruktur identifikasi sidik jari, sidik jari dan prosedur

yang digunakan untuk mengetahui Pegawai ASN masuk kerja dan

mematuhi jam kerja melalui identifikasi sidik jari.

12. Satuan Kerja Perangkat Daerah, yang selanjutnya disingkat SKPD

adalah merupakan unsur pembantu Bupati dalam menyelenggarakan

Pemerintahan Daerah yang terdiri dari Sekretariat Daerah, Sekretariat

DPRD, Lembaga Teknis Daerah, Badan Perencanaan dan Pembangunan

Daerah, Inspektorat, Satuan Polisi Pamong Praja, Kantor, dan

Kecarnatan di lingkungan Pemenntah Kabupaten Bojonegoro.

13. Pengelola adalah Pegawai ASN di lingkup Badan Kepegawaian Daerah

dan Dinas Komunikasi dan Infonnatika yang diberikan kewenangan

akses untuk masuk kedalam aplikasi absensi online.


5

14. Petugas Operator adalah PNS yang ditunjuk oleh Kepala SKPD untuk

bertanggungjawab terhadap sistem absensi sidik jari.

15. Perangkat Sidik Jari adalah perangkat keras dan perangkat lunak yang

dipergunakan untuk pelaksanaan absensi sidik jari yang terdiri dari

aplikasr komputer dan infrastruktur identifikasi sidik jari.

16. Komputer Aplikasi adalah komputer dengan aplikasi yang mendukung

pelaksanaan abscnsi onlme.

17. Pengguna/User adalah seluruh Pegawai ASN di lingkungan Pemcrintah

Daerah.

BAB JI

PERANGK.AT ABSENSI ONLINE

Pasal 2

Perangkat absensi online meliputi :

a. perangkat sidik jari; dan

b. komputer aplikasi.

Pasal 3

Perangkat absensi online sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dipasang di

sctiap SKPD, di tempat yang mudah dw.kses oleh pcngguna/uscr.

Pasal4

Oinas Komunikasi dan lnformatika bertanggung jawab melaksanakan

pengadaan sesuai ketentuan Peraturan Perundang-undangan dalam rangka

memfasilitasi: pemasangan, pemeliharaan, dan perbaikan perangkat

absensi on/me.

Pasal 5

(I) Kepala SKPD bertanggungjawab atas:

a. pemanfaatan perangkat absensi online; dan

b. pengawasan terhadap perangkat keras absensi online.

(2) Apabila terjadi kerusakan/gangguan pada perangkat absensi online

sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala SKPD berkewajsben segera

melaporkan kepada Dinas Komunikasi dan lnformatika paling lambat 7

(tujuh) hari kerja sejak terjadinya kerusakan.

(3) Atas laporan terjadinya kerusakan/gangguan pada perangkat absensi

online sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Dinas Komunikasi dan

lnformatika wajib melaksanakan perbaikan perangkat absensi sidik jari

beserta infrastruktur pendukung tersebut.

(4) Sclama proses perbaikan sebagaimana dimaksud pada ayat (3), petugas

operator SKPD berkewajiban untuk mengirimkan hasil absensi secara

manual kepada Badan Kepegawaian Daerah dengan tembusan Dinas

Komunikasi dan lnformatika dalam bentuk soft copy clan hard copy.
6

(5) Pengiriman absensi sebagrumana dimaksud pada ayat (4) secara manual

pada masa perbaikan digunakan untuk input data pada database

aplikasi absensi online.

BAB Ill

PENGELOLAAN

Bagian Kcsatu

Petugas Operator dan Pengelola

Pasal 6

(I) Kepala SKPD menetapkan paling sedikit 2 (dua) orang petugas operator

absensi online.

(2) Petugas operator sebagaimana dimaksud pada ayat (2) adalah PNS yang

mempunyai integritas serte. dapat mengoperasikan komputer dan

mcngerti sistem informasi.

(3) Petugas operator bertugas :

a. merekam dan menginput data sidik jari Pegawai ASN di masmg­

masing SKPDnya kedalam apukasi absensi online;

b. melakaanakan input data dukung dalam hal Pegawai ASN tidak

melakukan absensi dikarcnakan melakukan perjalanan dmas dengan

keharusan menginap, tugas bclajar, salat, mn, cuti, atau lain-lain

alasan yang sah aesuar ketentuan Peraturan Pernndang-undangan;

dan

c. melaporkan kerusakan/gangguan pada perangkat absensi online

kepada Kepala SKPD tidak mclakukan absensi online

(4) Dalam menjalankan tugasnya sebagaimana dimaksud pada ayat (3),

petugas operator bertanggung jawab kcpada Kcpala SKPD dan secara

tekrus tcrkait dcngan kcrusakan/gangguan scbagaimana dimaksud pada

ayat (2) bcrkoordinasi dcngan Dinas Komunikas1 dan Informatika.

Pasal 7

(I) Pengclola pada Badan Kcpcgawaian Dacrah dan Dinas Komunikasi dan

lnformatika ditctapkan olch Bupati.

(2) Pengclola pada Badan Kcpegawaian Dacrah mcmpunyai tugas :

a. mcnarik dan mcngclola laporan rekap dan/ atau <let.ail daftar absensi

online dari seluruh SKPD dalam rangka pcngawasan dan pcmbinaan

kincrja Pegawai ASN; dan

b. melaksanakan perbaikan dan pcmbaharuan data absensi online.

(3) Pcngclola pada Dinas Komunikasi dan Informatika mempunyai tugas

melakukan pcmcliharaan dan perbaikan pcrangkat absensi online

berdasarkan Japoran dari masing-masing SKPD.

Bagian Kedua

Sidik Jari dan Tata Cara Absensi Online

Pasal 8

(I) Sidik jari yang digunakan untuk abscnsi online adalah sidik jari dari

masing-masingjari tangan pengguna/user bcrsangkutan .

..
7

(2) Pengguna/uscr dibantu oleh petugas operator merckam sidik jarinya

pada perangkat absensi online.

Pasal 9

(l) Apabila stdik jari yang sudah direkam sebagaimana dimaksud dalarn

Pasal 8 ayat (I) mengalami perubahan ak:Jbat suatu hal seperti Iuka dan

sebagamya, sehingga berakibat tidak berfungsinya sid1k Jan dalam

absensi online, maka dilakukan perubahan rekam sidik jari dengan

menggunakan sidik jari tangan yang lain.

(2) Dalam hal terjadi kondisi scbagrumana dimaksud pada ayat (1), petugas

operator segera melaporkan kepada Kepala SKPD untuk dilanjutkan

kepada Kepala Sadan Kcpegawaian Daerah, guna dilakukan perekaman

ulang.

Pasal 10

. .

(1) Absensi online hari Senin sampai dengan hari Kamis maemg-maemg

dilakukan sebanyak 2 (dua) kali dengan ketentuan :

a. absensi online pertama dilakukan mulai pukul 06.30 W1B sampai

dengan pukul 07 .00 WIB; dan

b. absensi onltne kedua dilakukan mulru pukul 15.00 WIB sampru

dengan pukul 18.00 WIB.

(2) Absensi onlme khusus hari Jum'at masing-masing dilakukan sebanyak 2

[dua] kali dengan ketentuan :

a. absensr on/ine pertama dilakukan mulai pukul 06.30 WIB sampar

dengan pukul 07.00 WIS; dan

b. absensi onlme kedua dilakukan mulai pukul 14.00 WIS sampai

dengan pukul 18.00 WIB.

(3) Jumlah waktu ketcrlambatan dihitung secara kumulatif dan diberikan

sanksi berdasarkan kctentuan Peraturan Perundang-undangan yang

bcrlaku.

Pasal 11

(1) SKPD yang tugasnya beraifat pemberian pelayanan langsung secara

tcrus-mcnerus dan/atau mcmpunyai hari kerja dan jam kerja teraendiri,

maka pengaturan absensi diatur tcrsendiri secara manual oleh Kepala

SKPD berdasarkan ketcntuan Peraturan Perundang-undangan yang

berlaku.

(2) Pengaturan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus mcndapatkan

persetujuan dari Bupati.

Pasal 12

{l) Pengguna/user yang mclakukan perjalanan dinas dengan keharusan

menginap, tugas belajar, sakit, izin, cuti, atau lain-lain alasan yang sah

sesuai ketcntuan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku, tidak

mclakukan absensi on/ine pada saat peristiwa terscbut

berlangsung/ tcrjadi.
8

(2) Pcngguna/user yang sakit atau izm sebelum jam kerja berakhir,

melakukan absensi online kedua pada saat alcan meninggalkan tugas.

(3) Petugas operator mengisi keterangan dinas/tugas belajar, sakit, lZin,

cuti atau Jain-lain alasan yang sah sesuai ketentuan Peraturan

Pcrundang-undangan yang bedaku, pada rekapitulasi laporan

berdasarkan surat tugas, surat keterangan sakit, persctujuan izin dan

persctujuan cuti PNS bersangkutan, yang dilengka.pi dengan bukti scan

surat tersebut pada aplikasi abscnsi online.

(4) Petugas operator dan pengguna/user drlarang merekayasa,

mcmanipulasi dan mdakukan kecurangan terhadap database absensi

on line.

(5) Bagi penggelola, petugas operator, dan pengguna/user apabila

melakukan pelanggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (4),

dikenakan sanksi sesuai ketentuan Pcratw"an Perundang-undangan

yang bcrlaku.

BAB IV

PENGAWASAN DAN PELAPORAN

Pasal 13

(1) Petugas operator SKPD mencetak absensi oniine dalam bentuk absen

harian sesuai dengan kebutuhan, rckap mmgguan dan rckap bulanan

dan mdaporkan basil rekapitulasi absensi onluie kepada Kepala SKPO.

(2) Sadan Kepegawaian Daerah mencetak dan melaporkan basil rckap

bulanan absensr online kepada Bupati.

(3) Bentuk laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sesuai dengan

format yang tersedia pada sistem absensi online.

BABY

KETENTUAN LAIN-LAIN

Pasal 14

(l) Aplikasi absensi online mcnyediakan fungsi informasi dari pelanggaran

disiphn pegawai secara otomatis meliputi :

a. 5 hari tidak masuk kerja tanpa keterangan mendapatkan sank!Ji

ringan, berupa teguran lisan;

b. 6-10 hari tldak masuk kerja tanpa keterangan mendapatkan sanksi

ringan, berupa teguran tertulis;

c. 1 1 - 1 5 hari tidak masuk kerja tanpa keterangan, mendapatkan sanksi

ringan, berupa pemyataan tidak puas sccara tertulis;

d. 16-20 hari tidak masuk kerja tanpa keterangan, mendapatkan sanksi

sedang, berupa penundaan kenaikan gaji berkala, penundaan

kenaikan pangkat sampai dengan penurunan pangkat selama 1 {satu)

tahun;

e. 31-45 hari tidak masuk kerja tanpa keterangan, mendapatkan sanksi

bcrat yang berupa penwunan pangkat selama tiga tahun, penurunan

jabatan, sampai pembebasanjabatan; dan


9

f. lebih dari 46 hari tidak masuk kerja tanpa keterangan, mcndapatkan

sanksi pemberhentian dengan atau tidak dengan honnat.

(2) Pengguna/user yang tidak melakukan abscnsi online dikarenakan alasan

scbagaimana dimaksud dalam pasal 11 dan 12 ayat (1) dan (2), dihitung

sebagai penguranganjam kerja pengguna/uscr bersangkutan.

(3) Keterlambatan masuk kerja dan/atau pulang cepat dihitung eecara

kumulatif dan dikonversi 7'h (tujuh setengah) jam sama dengan I (satu)

hari tidak masuk kerja.

BABVI

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 15

Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar sctiap orang mengctahuinya, memerintahkan pengundangan

Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Serita Daerah

Kabupatcn Bojonegoro.

Ditetapkan di Bojonegoro

pada tanggal 1 Descmbcr 2015

BtJPATI BOJONEOORO,

ttd.

H. SUYOTO

Diundangkan di Bojonegoro

pada tanggal 1 Desember 2015

SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN BOJONEGORO

ttd.

SOEHADJ MOEWONO

DERITA DAERAH KABUPATEN BOJOKEGORO TAHUN :2015 NOIIOR 45.

-· · an sesuai dengan aslinya



RAH KABUPATEN BOJON'EGORO

NO Mii

bina Utama Madya

19600131 198603 1 008

Anda mungkin juga menyukai