Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN TUGAS

TEKNIK PENGUKURAN ANEMOMETER HANDHELD DAM100


DENGAN GRAFIK PENGUKURAN PADA MICROSOFT EXCEL

Oleh.

AHMAD RIYANTO
FAJAR ROSANDI
AGUS TIRNO

POLITEKNIK NEGERI INDRAMAYU


INDRAMAYU
2015

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT, karena dengan ridho-nya penyusun dapat
menyelesaikan laporan yang berjudul perhitungan anemometer handheld dam100 Dengan
grafik pengukuran pada microsoft excel . Tidak lupa kami ucapkan shalawat serta salam
kepada baginda Nabi besar Muhammad SAW.
Dalam penyusunan laporan ini, penyusun menyampaikan ucapan terimakasih kepada
pihak-pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan ini. Dalam penyusunan
laporan ini penyusun merasa masih banyak kekurangan, baik pada teknik penulisan maupun
materi. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi
penyempurnaan pembuatan laporan ini.
Semoga laporan ini bermanfaat bagi penulis maupun pembacanya.

Indramayu, 01 juni 2015

Penyusun

DAFTAR ISI
COVER ................................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .......................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................................... iii
BAB 1 PENDAHULUAN...................................................................................................... 4
1.1. Latar Belakang .................................................................................................................. 4
1.2. Tujuan ............................................................................................................................... 4
1.3. Rumusan Masalah ............................................................................................................. 4
BAB 2 LANDASAN TEORI ................................................................................................. 5
2.1. Energi Angin .................................................................................................................... 5
2.2. Asal Energi Angin ............................................................................................................ 5
2.3. Kandungan Energi Dalam Angin ..................................................................................... 6
2.4. Pengukuran Angin ............................................................................................................ 6
2.5. Letak Angin ...................................................................................................................... 6
2.6. Jenis Jenis Angin ........................................................................................................... 7
BAB 3 HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................................ 10
3.1. Hasil ................................................................................................................................ 10
3.2. Pembahasan ..................................................................................................................... 11
BAB 4 PENUTUP ................................................................................................................. 13
4.1. Kesimpulan ...................................................................................................................... 13
4.2. Saran ................................................................................................................................ 13
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Angin terjadi karena adanya perbedaan tekanan udara atau perbedaan suhu udara pada
daerah atau wilayah tertentu. Hal ini berkaitan dengan besarnya energi panas matahari yang
di terima oleh permukaan bumi. Pada suatu wilayah, daerah yang menerima energi panas
matahari lebih besar mempunyai suhu udara yang lebih panas dan tekanan udara yang
cenderung lebih rendah. Sehingga terjadi perbedaan suhu dan tekanan udara antara daerah
yang menerima energi panas lebih besar dengan daerah yang lebih sedikit menerima energi
panas, akibatnya akan terjadi aliran udara pada wilayah tersebut. Anemometer adalah alat
pengukur kecepatan angin yang banyak dipakai dalam bidang Meteorologi dan Geofisika
atau stasiun prakiraan cuaca. Alat ini berasal dari kata Yunani yakni anemos yang berarti
angin. Perancang pertama alat ini adalah Leon Battista Alberti pada tahun 1450. Selain
mengukur kecepatan angin juga dapat mengukur besarnya tekanan angin.
Hal ini dikarenakan untuk pengoptimalan fungsi dari anemometer. Alat ini dapat
berfungsi optimal pada tempat yang terbuka. Pada saat tertiup angin ataupun angin
berhembus, baling-baling yang terdapat pada anemometer akan bergerak sesuai arah angin.
Di dalam anemometer terdapat alat pencacah yang akan menghitung kecepatan angin. Hasil
yang diperoleh alat pencacah dicatat, dan kemudian hasil tersebut akan dicocokkan dengan
skala Beaufort. Prinsip kerja dari alat ini adalah mengukur jumlah angin yang mengenai
baling baling pada anemometer.. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas,
penulis tertarik untuk membahas PERINSIP KERJA TEKNINK PENGUKURAN
ANEMOMETER HANDHELD DAM100 DENGAN GRAFIK

PENGUKURAN PADA

MICROSOFT EXCEL dan menjadi judul pada laporan tugas ini.


1.2

Tujuan
Tujuan penulisan laporan ini adalah untuk mengetahiu cara penggunaan anemometer,

mengetahui bagaimana prinsip kerjanya dan mampu melakukan pengukuran kecepatan angin
dengan anemometer.
1.3

Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi permasalahan didalam makalah ini adalah bagaimana cara

mengetahui kecepatan angin selama 24 jam.

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1

Energi Angin
Energi angin merupakan suatu kekuatan yang dimiliki oleh sebuah zat sehingga zat

tersebut mempunyai pengaruh pada keadaan sekitarnya. Energi angin yang jumlahnya sangat
tak terbatas dan banyak dimanfaatkan untuk meringankan kerja manusia. Angin memberikan
tenaga gerak sehingga mampu menggerakan kincir angin, perahu layar, dan bahkan bisa
dimanfaatkan untuk pembangkit listrik yang berupa turbin angin. Keberadaan energi angin ini
berada di atmosfer atau berada di lapisan udara bumi yang banyak mengandung banyak
partikel udara dan gas.
Kondisi atmosfer atau lapisaan udara yang menyelimuti bumi mengandung berbagai
macam molekul gas dan terdiri dari beberapa lapisan. Lapisan atmosfer yang paling rendah
berupa troposfer.lapisan troposfer sangat tipis bila dibandingkan dengan diameter bumi, bumi
memiliki diameter sekitar 12.000 km lebih besaar dibandingkan troposfer yang memiliki
ketebalan sekitar 11 km, pada lapisan troposfer semua peristiwa cuaca termasuk angin terjadi.
Energi angin merupakan sumber daya alam yang terbarukan yang memiliki jumlah
yang tidak terbatas disekitar permukaan bumi. Energi angin adalah energi yang terkandung
pada masa udara yang bergerak. Energi angin berasal dari energi matahari. Pemanasan bumi
oleh sinar matahari menyebabkan perbedaan massa jenis pada udara. Perbedaan massa jenis
ini menyebabkan perbedaan tekanan pada udara sehingga akan terjadi aliran fluida dan akan
menghasilkan angin. Kondisi aliran angin dipengaruhi oleh medan atau permukaan bumi
yang dilalui oleh aliran angin dan perbedaan temperatur permujkaan bumi.
2.2

Asal energi Angin


Hampir semua energi terbuka, termasuk energi pasang surut, arus dan gelombang air,

17
bahkan energi fosil berasal dari matahari, matahari meradiasikan 1,74 X 10

joule

energi ke permukaan bumi pada setiap detiknya. Sekitar 1% hingga 2% dari energi yang
datang dari matahari diubah menjadi bentuk energi angin.

2.3

Kandungan Energi Dalam Angin


Angin adalah massa udara yang bergerak, besarnya energi yang terkandung dalam

angin tergantung pada besarnya kecepatan angin dan massa jenis angin atau udara yang
bergerak tersebut. Jika diformulasikan, besar energi kinetik yang terkandung pada angin atau
udara bergerak yang bermassa m dan berkecepatan v adalah :
1
E= mv 2
2

Dimana :

E = Energi kinetik (joule)

M = Massa Udara (Kg)


V = Kecepatan Angin (M/s)
Energi kinetik yang terdapat pada angin berbanding lurus dengan massa jenis udara dan
berbanding lurus dengan kuadrat dari kecepatannya.
2.4

Pengukuran Angin

Parameter yangt diukur dari angin umumnya adalah kecepatan dan arah angin,
sedangkan kelembaban dan tekanan udara tidak berpengaruh besar pada proses konversi
energi angin. Kecepatan angin diukur menggunakan anemometer. Jenis-jenis anemometer
cukup banyak dan anemometer jenis mangkok adalah adalah yang umum digunakan.
Anemometer mangkok terdiri dari tiga mangkok yang berputar ketika dilalui angin
berdasarkan perbedaan besar gaya drag yang dapat pada masing-masing mangkok terhadap
arah angin. Jumlah putaran setiap satuan waktu direkam dan dinyatakan dalam besaran
kecepatan angin. Bersamaan dengan anemometer jenis mangkok ini biasanya terdapat
komponen penunjuk arah yang bebas berotasi sesuai dengan arah angin karena terdapat ekor
pada bagian belakang alat tersebut. Pembacaan skala kecepatan angin terdapat dilakukan
dengan melihat skala pembaca yang terdapat pada anemometer.
2.5

Letak tempat
Kecepatan angin di dekat khatulistiwa lebih cepat dari yang jauh dari garis

khatulistiwa. Tinggi tempat. Semakin tinggi tempat, semakin kencang pula angin yang
bertiup, hal ini disebabkan oleh pengaruh gaya gesekan yang menghambat laju udara. Di
permukaan bumi, gunung, pohon, dan topografi yang tidak rata lainnya memberikan gaya
gesekan yang besar. Semakin tinggi suatu tempat, gaya gesekan ini semakin kecil.Waktu di
siang hari angin bergerak lebih cepat daripada di malam hari.

2.6

Jenis - Jenis Angin

a. Angin laut
Angin laut adalah angin yang bertiup dari arah laut ke arah darat yang umumnya terjadi
pada siang hari dari pukul 09.00 sampai dengan pukul 16.00. Angin ini biasa dimanfaatkan
para nelayan untuk pulang dari menangkap ikan di laut.
b. Angin darat
Angin darat adalah angin yang bertiup dari arah darat ke arah laut yang umumnya terjadi
pada saat malam hari dari jam 20.00 sampai dengan jam 06.00. Angin jenis ini bermanfaat
bagi para nelayan untuk berangkat mencari ikan dengan perahu bertenaga angin sederhana.
c. Angin lembah
Angin lembah adalah angin yang bertiup dari arah lembah ke arah puncak gunung yang
biasa terjadi pada siang hari.
d. Angin gunung
Angin gunung adalah angin yang bertiup dari puncak gunung ke lembah gunung yang
terjadi pada malam hari.
e. Angin Fohn
Angin Fohn/angin jatuh adalah angin yang terjadi seusai hujan Orografis. angin yang
bertiup pada suatu wilayah dengan temperatur dan kelengasan yang berbeda. Angin Fohn
terjadi karena ada gerakan massa udara yang naik pegunungan yang tingginya lebih dari 200
meter di satu sisi lalu turun di sisi lain. Angin Fohn yang jatuh dari puncak gunung bersifat
panas dan kering, karena uap air sudah dibuang pada saat hujan Orografis.
Biasanya angin ini bersifat panas merusak dan dapat menimbulkan korban. Tanaman
yang terkena angin ini bisa mati dan manusia yang terkena angin ini bisa turun daya tahan
tubuhnya terhada serangan penyakit.
f. Angin Munsoon
Angin Munsoon, Moonsun, muson adalah angin yang berhembus secara periodik
(minimal 3 bulan) dan antara periode yang satu dengan yang lain polanya akan berlawanan
yang berganti arah secara berlawanan setiap setengah tahun. Umumnya pada setengah tahun
pertama bertiup angin darat yang kering dan setengah tahun berikutnya bertiup angin laut
yang basah. Pada bulan Oktober April, matahari berada pada belahan langit Selatan,
sehingga benua Australia lebih banyak memperoleh pemanasan matahari dari benua Asia.

Akibatnya di Australia terdapat pusat tekanan udara rendah (depresi) sedangkan di Asia
terdapat pusat-pusat tekanan udara tinggi (kompresi).
Keadaan ini menyebabkan arus angin dari benua Asia ke benua Australia. Di Indonesia
angin ini merupakan angin musim Timur Laut di belahan bumi Utara dan angin musim Barat
di belahan bumi Selatan. Oleh karena angin ini melewati Samudra Pasifik dan Samudra
Hindia maka banyak membawa uap air, sehingga pada umumnya di Indonesia terjadi musim
penghujan.
Musim penghujan meliputi seluruh wilayah indonesia, hanya saja persebarannya tidak
merata. makin ke timur curah hujan makin berkurang karena kandungan uap airnya makin
sedikit.
Pada bulan April-Oktober, matahari berada di belahan langit utara, sehingga benua Asia
lebih panas daripada benua Australia. Akibatnya, di asia terdapat pusat-pusat tekanan udara
rendah, sedangkan di australia terdapat pusat-pusat tekanan udara tinggi yang menyebabkan
terjadinya angin dari australia menuju asia. Di indonesia terjadi angin musim timur di belahan
bumi selatan dan angin musim barat daya di belahan bumi utara. Oleh karena tidak melewati
lautan yang luas maka angin tidak banyak mengandung uap air oleh karena itu pada
umumnya di indonesia terjadi musim kemarau, kecuali pantai barat sumatera, sulawesi
tenggara, dan pantai selatan irian jaya.
Antara kedua musim tersebut ada musim yang disebut musim pancaroba (peralihan), yaitu :
Musim kemareng yang merupakan peralihan dari musim penghujan ke musim kemarau, dan
musim labuh yang merupakan peralihan musim kemarau ke musim penghujan. Adapun ciriciri musim pancaroba yaitu: Udara terasa panas, arah angin tidak teratur dan terjadi hujan
secara tiba-tiba dalam waktu singkat dan lebat. Angin Munson dibagi menjadi 2, yaitu
Munson Barat atau dikenal dengan Angin Musim Barat dan Munson Timur atau dikenal
dengan Angin Musim Timur
g. Angin Musim Barat
Angin Musim Barat/Angin Muson Barat adalah angin yang mengalir dari Benua Asia
(musim dingin) ke Benua Australia (musim panas) dan mengandung curah hujan yang
banyak di Indonesia bagian Barat, hal ini disebabkan karena angin melewati tempat yang
luas, seperti perairan dan samudra. Contoh perairan dan samudra yang dilewati adalah Laut
China Selatan dan Samudra Hindia. Angin Musim Barat menyebabkan Indonesia mengalami
musim hujan. Angin ini terjadi pada bulan Desember, januari dan Februari, dan maksimal
pada bulan Januari dengan kecepatan minimum 3 m/s.

h. Angin Musim Timur


Angin Musim Timur/Angin Muson Timur adalah angin yang mengalir dari Benua
Australia (musim dingin) ke Benua Asia (musim panas) sedikit curah hujan (kemarau) di
Indonesia bagian Timur karena angin melewati celah- celah sempit dan berbagai gurun
(Gibson, Australia Besar, dan Victoria). Ini yang menyebabkan Indonesia mengalami musim
kemarau. Terjadi pada bulan Juni, Juli dan Agustus, dan maksimal pada bulan Juli.
i. Alat-alat untuk mengukur angin antara lain :
1. Anemometer, adalah alat yang mengukur kecepatan angin.
2. Wind vane, adalah alat untuk mengetahui arah angin.
3. Windsock, adalah alat untuk mengetahui arah angin dan memperkirakan besar
kecepatan angin. Yang biasanya banyaditemukan di bandara bandara.

BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil

DATA
PENGUKURAN
NO.

(m/s)
1

0,9

2,3

1,4

1,4

1,5

0,8

1,3

2,4

1,3

1,3

0,6

2,3

1,2

1,9

0,8

1,8

0,9

0,8

1,2

0,8

1,7

0,7

2,1

0,7

1,4

0,7

1,9

1,4

0,8

1,9

0,9

2,2

1,5

0,5

1,2

1,1

1,6

1,8

0,9

2,1

1,6

1,3

1,6

1,5

1,2

10

1,3
1,3
1,7
1,9
1
1,8
Adapun hasil dari pengukuran mengenai kecepatan angin yang telah di ukur dengan

anemometer dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

RATA-RATA

1,37

MAX.

2,4

MIN.

0,5

RANGE

1,9

MEDIAN

1,3

MODUS
3.2 Pembahasan

Angin adalah udara yang bergerak yang diakibatkan oleh rotasi bumi dan juga karena
adanya perbedaan tekanan udara di sekitarnya. Angin bergerak dari tempat bertekanan udara
tinggi ke bertekanan udara rendah.

Apabila dipanaskan, udara memuai. Udara yang telah memuai menjadi lebih ringan sehingga
naik. Apabila hal ini terjadi, tekanan udara turun kerena udaranya berkurang. Udara dingin di
sekitarnya mengalir ke tempat yang bertekanan rendah tadi. Udara menyusut menjadi lebih
berat dan turun ke tanah. Di atas tanah udara menjadi panas lagi dan naik kembali. Aliran
naiknya udara panas dan turunnya udara dingin ini dinamanakan konveksi.
Angin terjadi karena adanya perbedaan tekanan udara atau perbedaan suhu udara pada
suatu daerah atau wilayah. Hal ini berkaitan dengan besarnya energi panas matahari yang di
terima oleh permukaan bumi. Pada suatu wilayah, daerah yang menerima energi panas
matahari lebih besar akan mempunyai suhu udara yang lebih panas dan tekanan udara yang
cenderung lebih rendah. Perbedaan suhu dan tekanan udara akan terjadi antara daerah yang
menerima energi panas lebih besar dengan daerah lain yang lebih sedikit menerima energi
panas, yang berakibat akan terjadi aliran udara pada wilayah tersebut.
Angin dalam proses terjadinya di muka bumi ini dipengaruhi oleh beberapa factor yang
mendorong tyerjadinya. Adapun faktor terjadinya angin, yaitu:
1. Letak tempat
Kecepatan angin di dekat khatulistiwa lebih cepat dari yang jauh dari garis khatulistiwa.
2. Tinggi tempat
Semakin tinggi tempat, semakin kencang pula angin yang bertiup, hal ini disebabkan
oleh pengaruh gaya gesekan yang menghambat laju udara.
3. Waktu
Pada siang hari angin bergerak lebih cepat bila dibandingkan pada malam hari. Dari
hasil pengamatan yang dilakukan, pada sore hari kecepatan angin pada daerah Agro Techno
Park tidak terdeteksi. Hal ini dikarenakan pergerakan angin disore hari relatif kecil. Sehingga
besaran atau nilai anging itu sendiri tidak terdeteksi ataupun terbaca. Namun hal ini
berbanding terbalik ketika pagi hari, kecepatan angin mulai terdeteksi atau terbaca. Bahkan
ketika menjelang siang hari yaitu pada pukul 10. 30 WIB, kecepatan angin sampai pada
angka atau nilai maksimum yaitu 3 m/s.
Kecepatn angin ini dipengaruhi oleh ketinggian tempat, letak tempat dan juga waktu.
Pada letak tempat A misalnya maka akan berbeda nilai kecepatan angin dengan tempat B.

Begitu pula pada ketinggian tertentu atau tidak sama, maka kecepatan anginpun akan
memiliki nilai yang berbeda.
Kecepatan angin juga dipengaruhgi oleh waktu, pada siang hari kecepatan angin
relatif lebih besar bila dibandingkan pada sore ataupun malam hari. Hal ini terjadi karena
pergerakan udara disiang hari lebih tinggi bila dibandingkan di malam hari. Pergerakan udara
ini dipengaruhin oleh radiasi matahari yang mana digunakan oleh tumbuhan untuk
melakukan proses fotosintesis.
Alat pengukur kecepatan angin yaitu anemometer. Selain itu juga ada alat yang
digunakan untuk mengukur arah angin yang disebut dengan windstock.
Anemometer adalah alat pengukur kecepatan angin yang banyak dipakai dalam bidang
Meteorologi dan Geofisika atau stasiun prakiraan cuaca. Nama alat ini berasal dari kata
Yunani anemos yang berarti angin. Perancang pertama dari alat ini adalah Leon Battista
Alberti pada tahun 1450. Selain mengukur kecepatan angin, alat ini juga dapat mengukur
besarnya tekanan angin itu.
Anemometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur arah dan kecepatan angin.
Satuan meteorologi dari kecepatan angin adalah Knots (Skala Beaufort. Sedangkan satuan
meteorologi dari arah angin adalah 00 3600 dan arah mata angin. Anemometer harus
ditempatkan pada tempat yang terbuka, terbebas dari naungan. Hal ini dikarenakan untuk
pengoptimalan fungsi dari anemometer. Alat ini dapat berfungsi optimal pada tempat yang
terbuka.
Pada saat tertiup anginn ataupun angin berhembus, baling-baling yang terdapat pada
anemometer akan bergerak sesuai arah angin. Di dalam anemometer terdapat alat pencacah
yang akan menghitung kecepatan angin. Hasil yang diperoleh alat pencacah dicatat, dan
kemudian hasil tersebut akan dicocokkan dengan skala Beaufort. Prinsip kerja dari alat ini
adalah mengukur jumlah angin yang mengenai baling baling pada anemometer. Selain
menggunakan anemometer, untuk mengetahui arah mata angin, kita dapat menggunakan
bendera angin. Anak panah pada baling-baling bendera angin akan menunjukkan ke arah
mana angin bertiup.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Dari praktikum yang telah dilaksanakan terkait dengan pengukuran kecepatan angin,
maka Kita dapat menyimpulkan bahwasannya:
1) Proses terjadinya angin dipengaruhi oleh letak tempat, tinggi tempat, dan juga waktu.
2) Kecepatan angin siang hari lebih besar bila dibandingkan sore ataupun malam hari.
3) Kecepatan angin yang terdeteksi maksimum terjadi pada pukul 10.30 yaitu 3 m/s
4) Alat yang digunakan untuk mengukur kecepatan angin yaitu anemometer
5) Dalam penggunaan alat harus pada tempat yang terbuka.
4.2 Saran
Dalam pengukuran kecepatan angin ada beberapa hal yang perlu untuk diperhatikan
yaitu cara penggunaan alat anemometer, waktu pengamatan haruslah sesuai dengan waktu
yang ditentukan, dan yang tidak kalah penting adalah pencatatan hasil yang diperoleh. Selain
itu juga, tempat pengamatan haruskah tempat yang terbuka yang bebas dari naungan.

DAFTAR PUSTAKA

Tjasyono, Bayong. 2004. Klimatologi. Cetakan Ke-2. IPB Press. Bandung


Guslim. 2009. Agroklimatologi. USU Press. Medan.
Anonim, 2008. Petunjuk Praktikum Agroklimatologi. IPB Press. Bogor
Http://www.scribd.com/doc/31837315/Agroklimatologi-Laporan-Acara-5 (diakses
tanggal 3 juni 2011, pada pukul 20.46 WIB)

Anda mungkin juga menyukai